Professional Documents
Culture Documents
Kata kunci: lembar kerja siswa bilingual, terintegrasi dengan kurikulum Cambridge, system res-
pirasi.
A. PENDAHULUAN
Salah satu bentuk transmisi pesan pembelajaran ganda, sehingga tidak mampu memicu siswa un-
adalah lembar kegiatan siswa (Sumarni 2004:15). tuk aktif dan berfikir tingkat tinggi (menganali-
Sayangnya selama ini lembar kegiatan siswa sis, mengevaluasi, dan mengkreasi). Padahal
(LKS) yang “terima jadi” lebih banyak diguna- LKS bukan sekedar alat bantu guru dalam pem-
kan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa yang belajaran atau hanya pelengkap penjelasan suatu
diberikan diakhir pembelajaran atau sebagai ba- konsep, tetapi LKS harus menjadi pemicu pene-
han pekerjaan rumah. Selain itu lembar kegiatan muan konsep itu sendiri.
siswa yang telah ada memiliki tipe soal yang ku- Keberadaan LKS memberi pengaruh
rang variatif, siswa lebih sering diminta untuk yang cukup besar dalam proses belajar mengajar,
mengisi “titik-titik” atau menjawab soal pilihan sehingga menyusun LKS harus memenuhi ber-
23
24 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm. 23-28
bagai persyaratan tertentu agar menjadi LKS sebut adalah sebagai berikut.
yang berkualitas baik. Syarat-syarat dalam pe-
1. Fase Investigasi Awal.
nyusunan LKS yang harus dipenuhi adalah sya-
rat-syarat didaktif, konstruksi, dan teknis. Tujuan dari fase ini adalah menganalisis
Bahan ajar adalah alat pembelajaran masalah dan kebutuhan yang ada dalam pengem-
yang perlu untuk terus dikembangkan, dimodifi- bangan LKS. Untuk pengembangan LKS, dalam
kasi, dan dirancang sesuai dengan kebutuhan dan tahap ini dilakukan identifikasi dan kajian terha-
perkembangan zaman. Melihat kondisi sekarang dap kurikulum yang berlaku di sekolah, analisis
ini, kemajuan ilmu pengetahuan, sains, dan tek- siswa, analisis materi dan analisis tuntutan kuri-
nologi terus berkembang, sehingga perlu dipikir- kulum yang akan dicapai melalui pembelajaran.
kan bahwa LKS yang juga termasuk bahan ajar 2. Fase Desain
yang sangat dibutuhkan, harus dirancang sede- Pada tahap ini, disusun garis besar LKS
mikian rupa untuk disesuaikan dengan perkem- yang ditujukan untuk menghasilkan prototipe
bangan zaman, untuk mencegah permasalahan LKS Biologi yang berintegrasi kurikulum Cam-
belajar yang timbul karena rendahnya pengeta- bridge. Bersamaan dengan itu dirancang pula
huan dan keterampilan siswa akibat tidak ber- instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian me-
kembangnya bahan ajar yang digunakan. liputi instrumen validitas, kepraktisan (pernya-
Lake (2000) berpendapat bahwa sebuah taan ahli di lembar validasi dan lembar kterlak-
pembelajaran yang terintegrasi merupakan salah sanaan pembelajaran) dan keefektifan (lembar
satu cara yang memberikan keleluasaan kepada soal-soal LKS dan respons siswa) yang akan di-
siswa untuk menggali pengetahuan dalam berba- gunakan.
gai variasi materi yang terkait dengan aspek-
3. Fase Realisasi
aspek yang nyata di lingkungan mereka. Dalam
Pada fase ini dibuat secara utuh LKS Bi-
hal ini, integrasi kurikulum Internasional diang-
ologi yang berintegrasi kurikulum Cambridge
gap mampu memotivasi siswa untuk lebih inova-
serta instrumen-instrumen yang dibutuhkan da-
tif, percaya diri (Mole, 2004), dapat menggiatkan
lam kegiatan penelitian. LKS hasil dari fase ini
kedalaman dan keluasan belajar, serta mening-
selanjutnya disebut prototipe I.
katkan sikap positif siswa (Lake, 2000).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti 4. Fase Tes, Evaluasi, dan Revisi
melakukan penelitian yang bertujuan untuk men- Fase ini ditujukan untuk mendapatkan
gembangkan LKS Biologi yang berintegrasi den- prototipe final LKS. Pada fase ini dilakukan ke-
gan kurikulum Cambridge sebagai kurikulum giatan validasi oleh validator dan uji coba terha-
yang memiliki reputasi mutu yang diakui secara dap prototipe I yang dihasilkan pada fase realisa-
internasional, dengan harapan agar siswa lebih si. Prototipe I yang dihasilkan pada fase realisasi
termotivikasi untuk belajar untuk dapat lebih kemudian dikonsultasikan dengan dosen pem-
memahami materi yang diajarkan. bimbing untuk selanjutnya divalidasi oleh valida-
tor. Berdasarkan hasil validasi tersebut dilakukan
B. METODE revisi terhadap prototipe I sesuai dengan saran
dari para validator dan dihasilkan prototipe II
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
pengembangan (Research and Development) ka- kemudian dilakukan uji coba.
rena peneliti mengembangkan LKS Biologi yang 5. Fase Implementasi
berintegrasi dengan kurikulum Cambridge untuk Kegiatan implementasi atau uji coba da-
SMA kelas XI semester II pada materi pokok lam hal ini dilaksanakan untuk mengetahui ke-
Sistem Pernapasan. Subjek pada penelitian ini praktisan (keterlaksanaan pembelajaran) dan kee-
adalah tiga puluh delapan orang siswa kelas XI fektifan LKS Biologi yang berintegrasi kuriku-
SMA Negeri 1 Pinrang dan guru yang mengajar lum Cambridge. Keefektifan ini terdiri dari
kelas tersebut menggunakan LKS yang dikem- pengambilan nilai hasil belajar siswa setelah
bangkan. Penelitian ini menggunakan model menggunakan LKS dan respons positif siswa. Uji
pengembangan Plomp (1997). Model ini terdiri coba dilaksanakan di kelas XI IPA IV SMA Ne-
dari lima fase pengembangan yaitu (1) fase in- geri 1 Pinrang tahun ajaran 2012/2013 selama
vestigasi awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi, tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 45
(4) fase tes, evaluasi, dan revisi, dan (5) fase im- menit di setiap pertemuan. Hasil dari uji coba ini
plementasi. Selanjutnya penjelasan fase-fase ter- berupa data hasil penelitian yang selanjutnya
Taiyeb, Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Biologi yang Terintegrasi Kurikulum Cambridge 25
3. Kelayakan Bahasa
Taiyeb, Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Biologi yang Terintegrasi Kurikulum Cambridge 27
LKS yang dikembangkan sudah dapat LKS yang dikembangkan telah valid dengan isi
dikatakan praktis atau memenuhi aspek yang mampu mengukur kelayakan isi, kelayakan
kepraktisan berdasarkan penilaian umum yang penyajian dan kelayakan bahasa.
dilakukan oleh para validator yang menyatakan Setelah dilakukan validasi, LKS telah
bahwa LKS ini dapat digunakan dengan sedikit dinyatakan valid oleh para validator dan dapat
revisi dan rata-rata keterlaksanaan pembelajaran digunakan dalam pembelajaran dengan revisi
yaitu 4,4 dalam kategori sangat baik. kecil. Selanjutnya dilakukan implementasi LKS
dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu
b. Keefektifan LKS 3x45 menit disetiap pertemuan, sehingga
Tabel 3. Nilai Hasil Uji Coba LKS diperoleh hasil keterlaksanaan LKS sebesar 4,4
yang berarti “baik”. Hasil ini diperoleh
berdasarkan pengamatan observer terhadap
kegiatan pembelajaran di kelas.
Setelah dilakukan implementasi LKS,
diperoleh data bahwa ketuntasan hasil belajar
siswa sebesar 92,11%. Jumlah ini lebih besar
dibandingkan dengan standar ketuntasan secara
Tabel 4. Respon Siswa terhadap LKS klasikal ≥85%, dengan nilai siswa tuntas sesuai
KKM yang ditetapkan oleh Sekolah untuk
pelajaran Biologi, yakni ≥75. Dari 38 siswa,
terdapat 3 orang siswa yang tidak tuntas dalam
belajar. Hal ini bukan dikarenakan rendahnya
pemahaman siswa terhadap materi, melainkan
kurangnya nilai siswa yang terkumpul, karena
siswa yang bersangkutan telah diberi izin oleh
guru untuk tidak mengikuti pembelajaran dengan
alasan organisasi siswa.
LKS yang dikembangkan ini sudah dapat Hasil diatas menunjukkan bahwa siswa
dikatakan efektif, terdapat pada Tabel 3 sudah bisa menguasai konsep yang telah
menunjukkan 92,11% ketuntasan siswa dalam diajarkan dengan menggunakan LKS berintegrasi
belajar, dan respons siswa terhadap LKS yang ini. Sesuai dengan fungsi LKS itu sendiri yaitu
dikembangkan sangatlah positif. Dari uraian di sebagai sarana berlatih untuk mengoptimalkan
atas maka LKS Biologi yang berintegrasi tercapainya hasil belajar dan meningkatkan
kurikulum Cambridge yang telah dikembangkan keterlibatan atau aktivitas siswa dalam proses
dapat dikatakan baik karena telah memenuhi belajar mengajar. Hal ini didukung oleh pendapat
kriteria valid, praktis dan efektif. (Hamalik, 2007) yang menyatakan bahwa belajar
Melalui penelitian ini, peneliti memerlukan banyak kegiatan, agar anak
merancang LKS Biologi yang terintegrasi memperoleh pengalaman guna mengembangkan
Kurikulum Cambridge. Berdasarkan hasil pengetahuan dan pemahaman, sikap dan nilai
implementasi LKS dalam pembelajaran, telah serta pengembangan keterampilan.
terbukti bahwa peserta didik dapat lebih Sementara respon siswa terhadap LKS
termotivasi untuk belajar sehingga siswa dapat sangatlah positif. Hal ini dikarenakan, desain dari
lebih memahami materi yang diajarkan. Hal ini LKS yang sangat menarik dan berbeda dari LKS
ditunjukkan dengan data ketuntasan siswa dalam yang telah ada sebelumnya. Dengan tampilan
belajar sebesar 92,11%. Hasil tersebut dikarena yang full color dan dilengkapi dengan berbagai
siswa telah melalui pembelajaran multi disiplin tipe soal menarik, membuat mereka termotivasi
dari pengintegrasian kurikulum antara standar isi dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan data
KTSP dan kurikulum Cambridge yang membantu yang menyatakan bahwa 38 siswa merespon
siswa dalam mencapai indikator, Disamping itu, “sangat baik” untuk aspek isi keseluruhan LKS,
Integrasi kurikulm yang dapat menggiatkan Tampilan LKS, dan komposisi warna
kedalaman dan keluasan belajar siswa (Lake, keseluruhan LKS. Sedangkan untuk aspek
2000). penyajian materi terdapat 36 siswa merespon
Berdasarkan data yang diperoleh dari “sangat baik” sementara 2 siswa lainnya
hasil pengembangan LKS, menyatakan bahwa merespon “Cukup baik”.
28 Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 1, April 2014, hlm. 23-28
D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan digunakan, dan telah terbukti dapat
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa meningkatkan minat dan menambah wawasan
LKS Biologi yang dikembangkan dinyatakan siswa dalam belajar Biologi.
valid, praktis, dan efektif, sehingga layak untuk
E. DAFTAR PUSTAKA
Widjajanti, Endang. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. tidak diterbitkan. Surabaya: Magister Pendidikan
Makalah mengenai “Pelatihan Penyusunan LKS Ma- UNESA.
ta Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Nieveen, Nienke. 1999. Prototyping to Reach Product Qual-
Satuan Pendidikan, tanggal 22 Agustus 2008. ity. P.125-135 from Design Approaches and Tools in
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Education Training. Van den Akker, Jan.et. al. Dor-
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. drecht: The Netherland Kluwer Academic Publisher.
Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kuri- Plomp, Tjeerd. 1997. Educational and Training Systems
kulum. Bandung: ROSDA. Design. Enschede, The Netherlands: University of
Hendro, Darmodjo, dkk. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Twente.
Depdikbud. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori
Lake, Kathy. 2000. Integrated Curriculum.http://www. dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.
nwrel.org/scpd/sirs/8/c016.html. Available on Fe- Warnod, Helen. 2002. Integrated Curriculum: Designing
brury 22 nd 2012. Curriculum In The Immersion Classroom. Victoria:
Ladyawati, Erlin. 2008. Penerapan Pembelajaran Berda- ACIE Newsletter.
sarkan Masalah (Problem Based Instruction). Tesis