You are on page 1of 6

SP-003-005

Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 145-150
Perkembangan Moral Siswa SMP terhadap Permasalahan Lingkungan
Pendulangan Intan melalui Penyelesaian Masalah

Moral Development of Junior High School Students toward


Environmental Issues of the Diamond Mining through Problem Solving

Rosyda Fitria
Universitas Lambung Mangkurat,
Jl.Brigjen H.Hasan Basri Kayu Tangi, Banjarmasin, Indonesia
Corresponding Email: rosydafitria@gmail.com

Abstract: Someone’s competence in the moral reasoning has been affected by his/her cognitive development. When
someone’s cognition developes his/her understanding on morality becomes more sophisticated. Cognitive
competence can tested through problem solving. Environemental isssues of diamond mining at Pumpung
Cempaka village can be adopted to be the moral dilemma issues, so that characteristics of the student’s moral
development can be determined for the sake of problem solving. This research is aimed at describing (1)
moral development stage of junior high school students toward the environmental issues of diamond mining
through problem solving and (2) caharacteristics of moral development stage of junior high school students
toward the environmental issues of diamond mining through problem solving. This research uses the
qualitative approach and descriptive method. The result of this research shows that moral development stage
of junior high school students toward the environmental issues of diamond mining through problem solving
are in 2, 3, and 4 stages according to Kohlberg’s theory. The result of characteristics of the moral
development stage of junior high school students toward the environmental issues of diamond mining through
problem solving, that students of the same stage can have different competence in their problem solving.
Therefore, it can be obtained a finding in the form of analysis on assumption of junior high school student’s
moral toward the environmental issues through problem solving and indicators of their moral development
stage based on problem solving.

Key words : moral, moral development, problem solving

1. PENDAHULUAN dengan ini Slavin (2011) juga menyatakan ketika


orang berkembang kemampuan kognisinya maka
Moral menurut Hock (1999) didefinisikan sebagai pemahaman mereka tentang masalah moral juga
sikap dan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang semakin canggih. Perkembangan moral balita
yang membantu orang tersebut untuk memutuskan tentunya berbeda dengan anak SD dan anak SMP.
apa yang benar dan apa yang salah. Manusia dalam Menurut Kohlberg dalam Budiningsih (2013)
kehidupan sehari-hari mempunyai standar dalam hal walaupun perkembangan moral tidak ditentukan oleh
kebenaran dan kebaikan. Standar tersebut dikenal usia, namun tingkat kemajuan perkembangan moral
dengan moral atau moralitas. moralitas didefinisikan manusia pada masing-masing tahapan dapat berbeda
oleh Eysenck (2004) dan juga Cohen & Lily (2014) secara kualitatif.
sebagai prinsip yang digunakan untuk membedakan Kemampuan berpikir yang mempengaruhi
benar dan salah. perkembangan moral seseorang tentunya diperoleh
Perkembangan moral terdiri atas tahapan- melalui pengalaman belajar. Dinyatakan dalam teori
tahapan kualitatif yang menjelaskan bagaimana Gestalt (Slameto, 2010) bahwa belajar yang penting
seseorang bernalar tentang aturan yang mengatur adalah adanya penyesuaian pertama yaitu
perilaku mereka. Perkembangan moral seperti halnya memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan
kemampuan kognisi dalam teori perkembangan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu seperti yang
kognisi Piaget, juga melalui tahapan-tahapan, seperti telah dilakukan oleh Piaget untuk mengetahui
yang telah dinyatakan oleh Kohlberg yaitu pra- kemampuan berpikir yaitu dengan dilakukan
konvensional, konvensional, dan pasca-konvensional pengujian kemampuan pemecahan masalah.
(Kohlberg, 1995). Adanya keselarasan antara Pemecahan masalah (problem solving) yang
perkembangan kognisi dan perkembangan moral selanjutnya dinyatakan sebagai penyelesaian
telah diakui oleh Piaget dan Kohlberg, mereka juga masalah, merupakan penerapan pengetahuan dan
berpendapat bahwa para remaja menerapkan struktur kemampuan untuk mencapai sasaran tertentu, dan ini
kognitif-moral mereka pada dilema moral. Sejalan merupakan kemampuan yang dapat diajarkan dan
Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 145
Fitria. Perkembangan Moral Siswa SMP terhadap Permasalahan Lingkungan, Banjarmasin

dipelajari (Johnson, 2000; Slavin, 2011). perkembangan penalaran moral pada remaja
Penyelesaian masalah tentunya melibatkan rangkaian dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal. Selain
proses berpikir yang sistematis agar diperoleh cara itu Ibda (2011) dalam artikelnya tentang
dan solusi yang paling efektif. Keputusan untuk perkembangan moral pada anak dan relevansinya
menyelesaikan masalah tersebut haruslah berupa dengan pendidikan, menyatakan bahwa latihan dan
pemikiran dan tindakan yang juga tepat secara moral. pengalaman akan menentukan apakah anak akan
Banyak masalah yang diakibatkan oleh aktivitas menjadi baik atau buruk. Tuntutan masyarakat
manusia dan berakibat pada manusia pula, seperti modern terletak pada pelajar (Zadanbeh dan
pada permasalahan lingkungan di daerah Zakerian, 2011). Pelajar diharapkan tidak hanya
pendulangan intan Desa Pumpung Cempaka. mempunyai kemampuan intelektual yang baik,
Permasalahan lingkungan yang terjadi adalah namun juga mempunyai karakter dan kematangan
pencemaran air dan pencemaran udara. Masalah moral yang baik.
tersebut merupakan salah satu contoh masalah yang
menuntut penyelesaian. 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kannan (2006) dalam presentasinya yang
berjudul moral and spiritual intelligence students in 2.1 Hasil Penelitian
New Zealand mengatakan bahwa studi mengenai
moralitas dan nilai moral sangatlah penting dalam
Melalui tugas tertulis dan wawancara yang telah
pendidikan. Studi mengenai perkembangan moral dilakukan maka dapat diketahui bahwa karakteristik
telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Tarigan dan
tahapan perkembangan moral siswa berbasis
Ade (2013) yang meneliti tentang gambaran
penyelesaian masalah adalah berikut:
penalaran moral pada remaja yang tinggal di daerah
konflik. Ia menyatakan bahwa keterhambatan

Tabel 1. Karakteristik tahapan perkembangan moral siswa berbasis penyelesaian masalah

Kesimpulan Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4

Kesimpulan kemampuan melakukan Kurang mampu mampu Sangat mampu Mampu


penyelesaian masalah
Kesimpulan Tahapan perkembangan 2 4 4 3
moral
Kesimpulan Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7
Kesimpulan kemampuan melakukan Kurang mampu Sangat mampu Kurang mampu
penyelesaian masalah
Kesimpulan Tahapan perkembangan 3 3 2
moral
Berdasarkan paparan data di atas, maka yaitu pada tahapan perkembangan moral 2, 3, dan 4
diperoleh temuan penelitian yang membenarkan menurut Kohlberg. Temuan tersebut adalah sebagai
analisis dugaan perkembangan moral siswa terhadap berikut.
permasalahan lingkungan melalui penyelesaian
masalah. temuan tersebut sesuai dengan paparan data

Tabel 2. Analisis dugaan perkembangan moral siswa SMP terhadap permasalahan lingkungan melalui penyelesaian masalah

No.
1. Deskripsi Indikator
Mengidentifikasi Mengidentifikasi Mempertahankan
masalah solusi solusi
1. Tahap 2 perkembangan moral. 3 3 4
pertimbangan penyelesaian masalah yang
berorientasi pada keuntungan yang didapat.
2. Tahap 3 perkembangan moral. 2 3 3
pertimbangan penyelesaian masalah yang
berorientasi kepada keinginan untuk
menyenangkan orang lain dan memenuhi
harapan lingkungan.
3. Tahap 4 perkembangan moral. 2 2 3
pertimbangan penyelesaian masalah yang
berorientasi pada kewajiban diri atas tata
tertib sosial. dilakukan.
Keterangan: 3. Sulit
1. Mudah 4. Sangat sulit
2. Agak sulit

146 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya


Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 145-150

permasalahan lingkungan melalui penyelesaian


Berdasarkan hasil tahapan perkembangan moral masalah, diperoleh temuan berupa indikator
siswa berbasis penyelesaian masalah yang dilihat dari perkembangan moral siswa SMP berbasis
tugas tertulis 1 dan 2, wawancara, serta analisis penyelesaian masalah.
dugaan perkembangan moral siswa SMP terhadap

Tabel 2. Analisis dugaan perkembangan moral siswa SMP terhadap permasalahan lingkungan melalui penyelesaian masalah

Indikator
Tahap Siswa dapat memahami masalah dengan berorientasi pada keuntungan yang didapat, dapat memikirkan solusi
1 yang mungkin, dapat menyusun rencana, tidak dapat melaksanakan rencana, dan tidak dapat mengevaluasi hasil.

Tahap Siswa dapat memahami masalah dengan berorientasi pada keinginan untuk diakui sebagai orang yang baik,
2 dapat memikirkan solusi yang mungkin, tidak dapat menyusun rencana, tidak dapat melaksanakan rencana, dan
tidak dapat mengevaluasi hasil.

Tahap Siswa dapat memahami masalah dengan berorientasi pada keinginan untuk diakui sebagai orang yang baik,
3 dapat memikirkan solusi yang mungkin, dapat menyusun rencana, tidak dapat melaksanakan rencana, dan tidak
dapat mengevaluasi hasil.

Tahap Siswa dapat memahami masalah dengan berorientasi pada keinginan untuk diakui sebagai orang yang baik,
4 dapat memikirkan solusi yang mungkin, dapat menyusun rencana, dapat melaksanakan rencana, dan dapat
mengevaluasi hasil.

Tahap Siswa dapat memahami masalah dengan berorientasi pada tertib sosial, dapat memikirkan solusi yang mungkin,
5 dapat menyusun rencana, dapat melaksanakan rencana, dan tidak dapat mengevaluasi hasil.

Tahap Siswa dapat memahami masalah dengan berorientasi pada tertib sosial, dapat memikirkan solusi yang mungkin,
6 dapat menyusun rencana, dapat melaksanakan rencana, dan dapat mengevaluasi hasil.
(Adaptasi dari Greenstein, 2012 dan Kohlberg 1995)

konvensional. Sebagian besar remaja dan orang


3.1 Pembahasan dewasa berada di tahap konvensional. Kategori
remaja (Haditono,2002; Suciati, 2012) berlangsung
Kemampuan menyelesaikan masalah sangatlah antara usia 12-21 tahun.
penting dalam berbagai hal (Mourtos, 2004). Budiningsih (2013) menyatakan moral selain
Menurut teori belajar Gestalt yang dikemukakan oleh dapat didekati dari aspek kognitif (penalaran moral),
Kofffka dan Kohler, belajar yang penting adalah dapat juga dikaji dari aspek afektif (perasaan moral).
adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh Kedua aspek tersebut secara terintegrasi akan
respon yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang mendorong terjadinya tindakan (perilaku moral).
dihadapi (Slameto, 2010). Sama halnya seperti yang Dari pernyataan tersebut mempertegas bahwa
telah dikatakan oleh Slavin (2011) bahwa seseorang karakteristik individu secara pribadi dapat
telah berhasil mempelajari sesuatu yang bermanfaat mempengaruhi pemahamannya mengenai moral.
apabila mereka telah sanggup menggunakan Karakteristik tahapan perkembangan moral
informasi dan kemampuan untuk menyelesaikan siswa terhadap permasalahan lingkungan
masalah. pendulangan intan melalui penyelesaian masalah
Orientasi keputusan siswa dalam penyelesaian dilihat dari tugas tertulis yang dikerjakan dan
masalah pada tugas tertulis 1 dan tugas tertulis 2 diperdalam melalui wawancara. Dari dua hal tersebut
dapat dilihat bahwa siswa 1 dan 7 lebih memilih didapatkan bahwa dalam tahapan perkembangan
untuk memenuhi kebutuhan diri, atau yang disebut moral yang sama kemampuan siswa dalam
dengan orientasi relativis-instrumental. Siswa 4,5 dan menyelesaikan masalah dapat berbeda.
6 mempunyai orientasi berpikir ke arah memenuhi Pendulangan intan merupakan salah satu sarana
harapan lingkungan. Sedangkan siswa 2 dan siswa 3 permasalahan sains yang dapat membantu siswa
orientasi berpikirnya lebih ke arah tertib sosial, 7 untuk mengasah keterampilan berpikir. Menurut
siswa ini berada pada tahapan perkembangan moral McLelland (2012) sains atau yang dikenal sebagai
2, 3, dan 4 yaitu pada tahap pra-konvensional sampai ilmu alam adalah ilmu yang mempelajari tentang
dengan konvensional. bagaimana dunia dapat bekerja melalui pendekatan
Siswa kelas VIII pada umur 14-15 tahun banyak metodis yang disebut metode saintifik (scientific
berada pada tahap pra-konvensional sampai dengan method). Keterampilan berpikir khususnya dalam
konvensional. Hal ini pula sejalan dengan pernyataan bidang sains membantu manusia untuk merangkai
Sarwono (2001) bahwa usia kurang dari 9 tahun, konsep-konsep sains menjadi lebih sistematis. Sains
serta sebagian remaja dan dewasa yang terlambat tidak dapat dilepaskan dari keterampilan berpikir
penalaran moralnya berada di tahap pra- mengingat langkah-langkah metode saintifik
menuntut seseorang dapat melakukan analisis,
Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 147
Fitria. Perkembangan Moral Siswa SMP terhadap Permasalahan Lingkungan, Banjarmasin

evaluasi dan kreasi terhadap persoalan yang terjadi siswa yang mampu berpikir kritis juga mampu
(Addy.,dkk, 2014). menyelesaikan masalah secara efektif.
Menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasikan Kemampuan menyelesaikan masalah dapat
merupakan kegiatan operasional yang menuntut menjadi indikasi perkembangan moral seseorang.
keterampilan berpikir tingkat tinggi, hal ini sesuai Siswa yang mampu berpikir kritis juga mampu
dengan ranah kognitif yang telah dipopulerkan oleh menyelesaikan masalah secara efektif (Snyder,
Bloom dalam Taksonomi Bloom. Keterampilan 2008). Temuan tersebut dirumuskan dalam analisis
berpikir akan mengasah kemampuan berpikir siswa, dugaan perkembangan moral siswa terhadap
sehingga siswa lebih mudah mempelajari segala jenis permasalahan lingkungan melalui penyelesaian
informasi baru (Slavin, 2011). Menurut Lisa masalah. Berikut gambaran dari analisis dugaan
Gueldenzoph Snyder dan Mark J. Snyder (2008), tersebut.

Dilema moral permasalahan lingkungan


pendulangan intan

Penyelesaian
masalah oleh
siswa

analisis dugaan perkembangan moral siswa terhadap


permasalahan lingkungan melalui penyelesaian masalah

Gambar 1. Skema kerja (Scheme of work) analisis dugaan perkembangan moral siswa terhadap permasalahan lingkungan
melalui penyelesaian masalah

Ditemukan bahwa kemampuan penyelesaian keputusan (decision making). Pengambilan keputusan


masalah dari dua individu yang berbeda tidak serta dalam pertimbangan moral merupakan pertimbangan
merta merujuk individu tersebut pada tahapan atas dasar tanggung jawab, sejalan dengan pilihan
perkembangan moral yang sama, ataupun sebaliknya. deontis. Deontis merupakan salah satu dari tiga
Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi proses dalam filosofi moral dalam pengambilan keputusan, yaitu
penyelesaian masalah yaitu motivasi, kepercayaan memecahkan masalah moral dengan
dan sikap yang salah, kebiasaan dan emosi (Rahmat mempertimbangkan prinsip-prinsip yang relevan
,2001;Pimta,2009). Terlihat ada korelasi yang lebih dengan tindakan keputusan sendiri terlepas dari
spesifik antara moral dan penyelesaian masalah, yang konsekuensi potensial. Dengan kata lain, tindakan
kemudian korelasi tersebut dirumuskan dalam bentuk moral yang dihasil dari deontis ini selaras dengan
indikator perkembangan moral siswa SMP berbasis pertimbangan moral yang telah dilakukan (Kurtines
penyelesaian masalah. Indikator ini mengacu kepada dan Gerwitz, 1993;Sadler dan Zeidler, 2003). Teori
definisi tahapan perkembangan moral serta lain yang memperkuat temuan ini adalah pernyataan
kemampuan siswa melakukan setiap tahapan Piaget dalam Kurtines dan Gerwitz (1993), ia
penyelesaian masalah yang meliputi memahami mengatakan bahwa:
masalah, memikirkan solusi yang mungkin, ‘Suatu permasalahan moral yang teoritis
menyusun rencana, melaksanakan rencana, dan yang dihadapi seorang anak berbeda dengan
mengevaluasi hasil. Didapatkan orientasi tahapan praktik moralnya seperti halnya suatu
perkembangan moral yaitu pada tahap 2, 3, dan 4. permasalahan intelektual berbeda dengan
Dimana siswa dalam keputusannya secara moral praktik logisnya’.
beorientasi pada hal yang menguntungkan dan Mengenai hasil penelitian ini Andrew Johnson
keinginan untuk memenuhi harapan lingkungan. (press.com), pengajar bidang pendidikan Universitas
Adanya perbedaan kemampuan penyelesaian Minnesota, melalui via Google hangout juga
masalah pada dua individu yang berada pada tahapan mengemukakan pendapatnya,
moral yang sama ataupun sebaliknya, menurut Sadler
dan Zeidler (2002) dilatari oleh pengambilan
148 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya
Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 145-150

“Tidak ada seseorang yang konsisten Hock, Roger. R. 1999. Forty Studies That Changed
pada satu tahapan perkembangan moral. Psychology. New Jersey: Prentice Hall.
Sebaliknya, keputusan individu mewakili Ibda, Fatimah. 2011. Perkembangan Moral pada
berbagai tingkat penalaran moral. kamu Anak dan Relevansinya dengan Pendidikan.
dapat melihat tahapan dari banyaknya Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. XI, No.2, hal.
keputusan dan mengatakan ada 380-391.
kecenderungan untuk jenis keputusan Johnson. E.B. (2000). Contextual Teaching and
tertentu.” Learning . California: Corwin Rini
Hal ini sangat sesuai dari hasil penelitian yang Kannan, K. V. C. (2006). Moral and spiritual
didapatkan. Pada hasil observasi untuk tes intelligence in young gifted and talented
perkembangan moral, kemudian tugas tertulis dan students in New Zealand: A teacher perspective.
wawancara, didapati keputusan siswa dalam Paper presented at the National Gifted &
penyelesaian masalah dapat mewakili berbagai Talented Conference, Wellington, New Zealand.
tingkat perkembangan moral, namun dapat Kohlberg, Lawrence. 1995. Tahap-tahap
ditentukan pada tahapan mana siswa tersebut berada Perkembangan Moral. Diterjemahkan oleh John
melalui karakteristik keputusan siswa yang sering de Santo dan Agus Cremers. Yogyakarta:
muncul dalam penyelesaian masalah yang ia Kanisius.
kerjakan. Kurtines, William M dan Jacob L. Gerwitz. 1993.
Moralitas, Perilaku Moral, dan Perkembangan
Moral. Diterjemahkan oleh M. I. Soelaeman.
3. KESIMPULAN Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
McLelland, Christine V. 2012. The nature of science
Tahapan perkembangan moral siswa SMP terhadap and sciencetific method. Geological Society of
permasalahan lingkungan pendulangan intan melalui America journal.
penyelesaian masalah berada pada tahap 2 (orientasi Mourtos, N. J, N. DeJong Okamoto dan J. Rhee.
relativis-instrumental), tahap 3 (orientasi kesepakatan 2004. Defining, Teaching, and Assesing
antara pribadi atau orientasi “anak manis”), dan tahap Problem Solving Skills. India: UICEE annual
4 (orientasi hukum dan ketertiban). conference on engineering educations.
Karakteristik tahapan perkembangan moral Pimta, Sakorn., dkk. 2009. Factors Influencing
siswa SMP terhadap permasalahan lingkungan Mathematic Problem-Solving Ability of Sixth
pendulangan intan melalui penyelesaian masalah, Grade Students. Journal of Social Sciences 5
yaitu dua individu yang menempati tahapan (4): 381-385, ISSN 1549-3652
perkembangan moral yang sama dapat memiliki Sadler, Troy.D dan Dana L. Zeidler. 2003. The
kemampuan penyelesaian masalah yang berbeda, Morality of Socioscientific Issues; Construal
sehingga didapatkan temuan berupa analisis dugaan and Resolution of Genetic Engineering
perkembangan moral siswa terhadap permasalahan Dilemmas. USA: Wiley Periodical, University
lingkungan melalui penyelesaian masalah dan of South Florida, Tampa.
indikator perkembangan moral siswa SMP berbasis Sarwono, Sarlito Wirawan. 2001. Psikologi Remaja.
penyelesaian masalah Jakarta: Raja Grafindo
Sigelman, C. K. (1999). Life – span human
4. DAFTAR PUSTAKA development. USA: Book/Cole Publishing
Company.
Addy,Tracie Marcella., Catherine LePrevost., dan Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang
Maura Stevenson. 2014. Thinking Critically in Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Undergraduate Biology: Fliping the Classroom Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan Teori
and Problem-Based Learnng. Double Helix, dan Praktik Edisi kesembilan Jilid 1
Volume 2.Press, Inc. diterjemahkan oleh Marianto Samosir. Jakarta:
Budiningsih, Asri. 2013. Pembelajaran Moral Indeks.
Berpijak pada Karakteristik Siswa dan Slavin, Robert E. 2011. Psikologi Pendidikan Teori
Budayanya. Jakarta: Rineka Cipta. dan Praktik Edisi kesembilan Jilid 2
Cohen, Taya R dan Lily Morse. 2014. Moral diterjemahkan oleh Marianto Samosir. Jakarta:
Character: What It Is and What It Does. Indeks.
Research in Organizational Behavior 34 (2014) Snyder, Lisa Gueldenzoph dan Mark J. Snyder. 2008.
43-61. “Teaching Critical Thinking and Problem
Eysenck, M. W. (2004). Psychology: An Solving Skills”. The Delta Pi Epsilon Journal.
international perspective. Canada: Psychology Vol. L No.2 Spring/Summer page 90-99.
Press. Suciati, Riri. 2012. Perkembangan Moral Anak
Greenstein, Laura. 2012. Assesing 21st Century Tunggal pada Usia 15-18 Tahun. Universitas
Skills: A Guide to Evaluating Mastery and Gunadarma
Authentic Learning. USA: Corwin. Tarigan, Solvia Karina dan Ade Rahmawati Siregar.
Haditono, dkk.2002. Misteri Perilaku Anak Sulung, 2013. Gambaran Penalaran Moral pada
Tengah, Bungsu, dan tunggal. Jakarta: Remaja yang Tinggal di Daerah Konflik.
Gramedia Pustaka Utama Psikologia, Vol.8, No.2, hal 79-88.

Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 149


Fitria. Perkembangan Moral Siswa SMP terhadap Permasalahan Lingkungan, Banjarmasin

Zadanbeh dan Zakerian. 2011. A Comparison of Penanya:


Moral Competence between Iranian Male and Puspa Sari Dewi
Female Elementary Students. Procedia-Social
and Behavioral Sciences 30 (2011) 48-52. Pertanyaan:
Contoh kasus dilema moral seperti apa yang
digunakan untuk mengukur tahaan perkembangan
moral siswa?

Jawaban:
Kasus dilema moral yang digunakan berupa
permasalahan lingkungan pendulangan intan dengan
mengadaptsi model instrumen alat ukur tahapan
perkembangan moral. Dalam hal ini disajikan dalam
entuk soal cerita yag didalamnya terdapat dilema,
kemudian diberikan 6 opsi yang mewakili masing-
masing tahapan perkembangan moral siswa. Siswa
memilih salah satu opsi sehingga menunjukan siswa
tersebut berada ditahap mana.

150 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya

You might also like