Professional Documents
Culture Documents
Abstract :
KWh-meter is an instrument that is used to measure and record consumption of electricity consumed by the customer.
Currently, most of the kWh-meter in a residential area in particular is still a conventional kWh-meter. KWh-meter measuring
instruments has been improved in recent years. This is supported by the developments in the world of digital technology.
Due to conventional kWh-meter limitation and digital information technology progress, as well as to better utilize
exist conventional kWh-meter, we propose an idea to design a development of the conventional kWh-meter by adding some unit
systems, which consist of ATmega8535 microcontroller as system control center, optocoupler sensors to detect disc rotation
kWh-meter, and an LCD as digital display. KWh-meter digital display will make it easy to read and the possibility of errors in
reading/recording of value display in kWh-meter can be minimized.
System testing was done by taking a load on the kWh-meter so that the disc spins and which then reduce the number of
kWh-meter token. Reducing the number of kWh-meter token continues until it requires top-up. The prototype has been able to
run well and is quite stable. Measurement error of 5.14%, occurred possibly error in manual time recording and uncorrected
of kWh-meter setting.
1
1.3 Batasan Masalah menggerakkan counter penghitung pemakaian energi
Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, listrik.
penulis memberikan beberapa batasan dalam
pembahasannya, yaitu : 2.2 KWH Meter Digital PLN
1. Alat dirancang menggunakan kWh-meter KWh-meter digital PLN menggunakan
analog 1 fasa 2 kawat. system prabayar. Ketika pelanggan resmi menjadi
2. Alat yang dibuat hanya menampilkan data pengguna kWh-meter digital maka pelanggan akan
mengenai informasi sisa jumlah pulsa (unit) mendapat sebuah kartu prabayar (ID Card). Kartu
kWh dan informasi jumlah putaran piringan prabayar selain sebagai nomor identitas pelanggan
kWh-meter. prabayar, juga berfungsi sebagai alat transaksi
3. Beban yang digunakan dalam pengujian alat pembelian energi listrik (token stroom). Pembelian
menggunakan beban resistif (bohlam). token stroom dapat dilakukan di kantor pelayanan
4. Tidak membahas TDL (Tarif Dasar Listrik) PLN terdekat dan di bank yang telah bekerjasama
dan perhitungan (harga) token listrik dengan pihak PLN.
prabayar. Pengisian ulang pulsa dilakukan dengan cara
5. Suplai daya untuk rangkaian plant kWh- memasukkan 20 digit angka yang terdapat pada struk
meter digital ini menggunakan tegangan jala- token stroom. Apabila proses pengisian berhasil maka
jala PLN 220V AC (sinusoidal murni) sisa pulsa kWh-meter yang masih ada sebelumnya
dengan frekuensi 50 Hz. akan segera ditambahkan dengan jumlah pulsa kWh
yang baru saja diisikan.
II. Dasar Teori
2.1 KWH Meter Analog
KWh-meter adalah alat yang digunakan
untuk mengukur energi listrik. Bagian-bagian utama
dari sebuah kWh-meter adalah kumparan tegangan,
kumparan arus, sebuah piringan aluminium,
sebuah magnet tetap, dan sebuah gir
mekanik yang menggerakkan counter untuk
menghitung jumlah energi listrik yang dikonsumsi.
Gambar 2 KWh-meter digital PLN
Gambar 1 Medan magnet pada kWh-meter Gambar 3 Diagram blok kWh-meter digital PLN
Arus listrik yang melalui kumparan arus Keluaran dari sensor tegangan dan sensor
menimbulkan adanya medan di permukaan kawat arus akan diintegrasikan oleh komponen pengali
tembaga pada koil kumparan arus. Sebuah piringan (multiplier). Sebelum masuk ADC, keluaran dari
aluminium yang berada pada medan kumparan arus rangkaian pengali akan disearahkan oleh rangkaian
menyebabkan adanya arus pusar (eddy current) pada penyearah. Sebuah Analog to Digital Converter
piringan tersebut. Reaksi arus pusar dan medan (ADC) berfungsi untuk mengubah sinyal kontinu
kumparan tegangan membangkitkan torsi terhadap (analog) menjadi keluaran diskrit/digital. Komponen
piringan dan menyebabkannya berputar. Kecepatan memori berfungsi untuk menyimpan informasi digital
putar piringan dipengaruhi oleh besar kecilnya arus berupa bilangan-bilangan biner, sedangkan indikator
listrik yang melalui kumparan arus. operasi akan memberikan sinyal kasat mata, yang
Poros yang menopang piringan aluminium menunjukan bahwa alat ukur sedang beroperasi.
dihubungkan melalui susunan roda gigi untuk Output dari rangkaian ADC akan diproses oleh
2
mikroprosesor dan hasil akhir dari seluruh proses dengan rangkaian output yang menggunakan media
kWh-meter elektronik yaitu berupa energi listrik cahaya (opto) sebagai penghubung. Optocoupler
yang sedang dipakai dan informasi sisa pulsa kWh terdiri dari dua bagian yaitu transmitter dan receiver.
akan ditampilkan pada display.
3
kolom tersebut. Sebagai konsekuensi, selama tidak pembatas arus sekaligus pengaman bila
ada tombol yang ditekan, maka mikrokontroler akan terjadi short circuit.
melihat sebagai logika high “1” pada setiap pin yang 2. Fuse berfungsi sebagai pengaman apabila
terhubung ke baris. pada rangkaian kontrol terjadi short circuit.
3. Rele berfungsi sebagai penghubung atau
pemutus aliran listrik dari PLN ke kWh-
meter dan beban.
4. KWh-meter digunakan untuk mengukur dan
menghitung energi listrik yang dikonsumsi
sesuai dengan beban yang dipakai.
5. Rangkaian power supply berfungsi sebagai
(a) (b) catu daya untuk rangkaian mikrokontroler
Gambar 9 (a) Bentuk fisik keypad 4x4 dan unit sistem.
(b) Skema rangkaian keypad 4x4 6. Mikrokontroller ATMega8535 berfungsi
sebagai pusat kendali sistem dan diprogram
2.8 Bahasa Pemrograman C dengan menggunakan bahasa C embedded.
Bahasa C dikatakan sebagai bahasa 7. Sensor optocoupler dipasang sedemikian
pemrograman yang terstruktur, hal ini karena rupa pada kWh-meter untuk mendeteksi
strukturnya menggunakan fungsi-fungsi sebagai putaran piringan kWh-meter.
program-program bagiannya (subrutine). Struktur 8. Keypad digunakan untuk proses isi ulang
penulisan bahasa C secara umum terdiri atas empat pulsa kWh.
blok yaitu header, program utama, deklarasi 9. LCD berfungsi untuk menampilkan hasil dari
konstanta global atau variabel, dan fungsi atau seluruh proses.
prosedur.
3.1.1 Rangkaian Suplai Daya
2.9 CodeVisionAVR
CodeVisionAVR merupakan salah satu
software compiler yang khusus digunakan untuk
mikrokontroller keluarga AVR. Dari bebarapa
software compiler C, CodeVisionAVR merupakan
yang terbaik jika dibandingkan dengan compiler
yang lain.
4
Gambar 15 Rangkaian LCD M1632
Start
Tidak
rangkaian keypad ini akan mendeteksi perubahan Tentukan Jenis
logika dari high ke low (aktif rendah). Rangkaian ini Putaran
putaran piringan dan jumlah sisa pulsa (unit) kWh Pulsa KWH – 1
Jumlah Putaran = 0
yang masih bisa digunakan. Tampilkan ke LCD
5
Pada saat rangkaian diberi daya listrik maka 4.4 Pengujian Rangkaian LCD
sistem akan langsung beroperasi dan membaca Rangkaian LCD ini terhubung dengan
jumlah pulsa kWh-meter. Apabila sistem membaca mikrokontroler ATMega8535 melalui PB.0...PB.2
jumlah pulsa kWh sama dengan nol, rele akan tetap dan PB.4…PB.7. Didalam modul LCD M1632 sudah
off dan sistem berada pada kondisi stand by. tersedia mikrokontroler HD44780 sehingga AVR
Apabila telah dilakukan pengisian pulsa, ATMega8535 tidak perlu lagi mengatur scanning
mikro memberikan logika high mengaktifkan pada layar LCD. Mikrokontroler hanya mengirim
transistor (saturation) sehingga rele on dan daya dari data-data ASCII yang merupakan karakter yang akan
PLN akan mengalir ke kWh-meter dan beban. ditampilkan pada LCD atau perintah yang mengatur
Kemudian sistem akan melanjutkan menghitung proses tampilan pada LCD saja.
counter (putaran piringan) dan melakukan Dari hasil pengujian terbukti bahwa modul
pengurangan jumlah pulsa kWh. LCD M1632 telah mampu menampilkan setiap
Pengurangan jumlah pulsa akan berlangsung karakter dari penekanan tombol keypad.
terus menerus sampai jumlah pulsa sama dengan nol
(habis), untuk melakukan penambahan (isi ulang) 4.5 Pengujian Rangkaian Rele
pulsa kWh dilakukan dengan menekan tombol isi Rele 12V DC dikontrol oleh mikrokontroler
ulang (keypad 4x4). dan aktif apabila mikro memberikan logika high,
yaitu pada saat sisa pulsa kWh tidak sama dengan
IV. PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA nol. Aktifnya rele 12V DC akan mengaktifkan rele
4.1 Pengujian Rangkaian Suplai Daya 220V AC yang akan menghubungkan daya dari PLN
Pengujian dilakukan dengan mengukur ke kWh-meter dan beban, dimana hubungan yang
tegangan keluaran menggunakan multimeter pada digunakan adalah normally open (NO).
masing-masing port keluaran rangkaian. Dari hasil Pengujian rangkaian rele dilakukan dengan
pengukuran diperoleh tegangan sebesar 4,97V DC memberikan program pada mikro. Rangkaian rele ini
pada port keluaran 5V dan diperoleh tegangan terhubung dengan PD.3 mikrokontroler. Dari hasil
sebesar 11,96V DC pada port keluaran 12V. Hal ini pengujian terbukti bahwa rangkaian ini telah berjalan
menunjukkan bahwa rangkaian power supply ini dengan baik.
telah bekerja dengan baik.
4.6 Pengujian Sistem
4.2 Pengujian Rangkaian Sensor Optocoupler Pengujian dilakukan dengan memberi beban
Pengujian dilakukan dengan melakukan berupa bohlam dengan variasi beban mulai dari
mengukur tegangan keluaran pada port keluaran 100W sampai 1000W. Data hasil pengujian berupa
sensor. waktu yang diperlukan oleh sistem untuk mengurangi
Tabel 1 Tegangan output sensor optocoupler jumlah pulsa kWh-meter sebesar 1 unit dan 2 unit
Kondisi Vout untuk setiap variasi beban dan jenis putaran yang
Sensor terhalang 4,8 Volt dipilih.
Sensor tidak terhalang 0,3 Volt Hasil pengujian ini dibandingkan dengan
Hasil pengujian membuktikan bahwa hasil perhitungan menurut rumus :
rangkaian sensor telah berjalan dengan baik. Output W = P x t ……………………………….… (pers 4.1)
dari rangkaian ini yaitu berupa perubahan logika dari Dimana :
high ke low atau sebaliknya akan menjadi input pada W : Watthour (Wh)
rangkaian mikrokontroler. Setiap perubahan logika P : Daya beban (Watt)
yaitu dari high ke low atau sebaliknya akan dikenali t : Waktu (Jam)
oleh mikrokontroler sebagai satu putaran piringan.
Karena kWh-meter yang digunakan
4.3 Pengujian Rangkaian Keypad mempunyai spesifikasi 900 putaran per kWh, maka
Pengujian rangkaian keypad dilakukan perhitungan yang dilakukan disesuaikan dengan
dengan penekanan saklar push button pada keypad spesifikasi tersebut.
dan hasilnya akan ditampilkan pada display LCD
M1632. Rangkaian keypad ini telah berjalan dengan
baik dan sesuai dengan kebutuhan perancangan alat.
6
Tabel 2 Perbandingan waktu hasil pengujian dan
perhitungan untuk W = Wh
7
V. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan alat hingga pengujian [1] Nishino. O, Pengukuran dan Alat-alat Ukur
dan pembahasan maka penulis dapat menarik Listrik, Cetakan Pertama, Jakarta : PT Pradnya
kesimpulan sebagai berikut : Paramita, 1974.
1. KWh-meter konvensional dapat diubah [2] Amirrudin. A, Sistem Hardware KWH Meter
menjadi kWh-meter digital dengan Prabayar PT. PLN UPJ Jatiwangi, Laporan
menambahkan beberapa rangkaian kontrol Kerja Praktek, Universitas Komputer Indonesia,
dan unit sistem berupa mikrokontroler 2009.
ATMega8535 sebagai pusat kendali sistem, [3] Wardhana. L, Belajar Sendiri Mikrokontroler
sensor optocoupler untuk mendeteksi putaran AVR Seri ATmega8535, Yogyakarta : Penerbit
piringan kWh-meter, LCD sebagai display Andi, 2006.
dan keypad 4x4 untuk proses isi pulsa kWh. [4] Heryanto. M. Ary, Adi. Wisnu. P,
2. Sensor optocoupler mampu mendeteksi Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroler
putaran piringan kWh-meter analog dengan ATmega8535, Yogyakarta : Penerbit Andi,
baik. 2008.
3. Logika yang dihasilkan oleh output dari [5] Kilian. Cristopher. T, Modern Control
optocoupler akan dikirimkan ke Technology, West Publishing Co, 1996.
mikrokontroler dimana setiap perubahan [6] Malvino, Prinsip-prinsip Elektronika, Edisi III,
logika high (1) menjadi low (0) dihitung oleh Jilid 1, Jakarta : Gramedia Pustaka Umum,
mikrokontroler sebagai 1 putaran piringan. 1985.
4. Pada mikrokontroler ATMega8535 terdapat [7] Datasheet LCD LM1632.
EEPROM yang dapat mempertahankan data [8] Solichin. A, Pemrograman Bahasa C dengan
meskipun terjadi pemutusan catu daya. Turbo C, Artikel IlmuKomputer.com, 2003.
5. Dari hasil pengujian terlihat bahwa prototype [9] ---, CodeVisionAVR User Manual, Version
sistem cukup stabil, namun dari seluruh hasil 2.05.3, HP Info Tech. 2008.
pengujian apabila dibandingkan dengan hasil
perhitungan terdapat error sebesar 5,14 %, BIOGRAFI PENULIS
hal ini karena kalibrasi kWh-meter yang
kurang baik (penempatan piringan kWh- Pasurono (L2F006069)
meter) dan respon penekanan stop-watch Dilahirkan di Kebumen, 25
yang kurang tepat untuk pengukuran waktu Agustus 1988, menempuh
setiap pengurangan jumlah token kWh-meter. pendidikan di SD 1 Pagedangan,
SMP 1 Kutowinangun, SMA 1
5.2 Saran Kutowinangun, dan saat ini
Setelah melakukan penelitian, diperoleh sedang melanjutkan studi S1 di
beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk jurusan Teknik Elektro Fakultas
dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu : Teknik Universitas Diponegoro
1. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan Semarang angkatan 2006 dengan
dengan membandingkan hasil perancangan konsentrasi Teknik Energi Listrik.
alat pada tugas akhir ini dengan salah satu
jenis kWh-meter prabayar PLN. Mengetahui dan mengesahkan,
2. Penambahan timer untuk pengukuran waktu
setiap pengurangan jumlah pulsa kWh akan Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
mendapat data yang lebih akurat.
3. Penelitian dapat dilakukan dengan berbagai
macam jenis beban yaitu beban induktif,
kapasitif, dan kombinasi dari kedua jenis
beban tersebut. Susatyo Handoko,ST, MT Iwan Setyawan, ST, MT
NIP. NIP.
197305262000121001 197309262000121001
Tanggal: Februari 2013 Tanggal: Februari 2013