You are on page 1of 16

ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

STRATEGI PERENCANAAN JUMLAH MATERIAL


TAMBAHAN DALAM MEMPRODUKSI SEMEN DENGAN
PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK MEMINIMALKAN
BIAYA PRODUKSI
(STUDI KASUS PT SEMEN PADANG)
Nelvi Irawati1,2, Nilda Tri Putri2, Alexie Herryandie BA2
1
PT Semen Padang, Padang
2
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang

Email: nelvi.yosfikar@gmail.com(korespondensi)

Abstract
Cement is a construction material with a specific quality that must be meet standard
requirements and customer requirements. Through a good and continuous quality control, it
will produce cement with consistent quality as its Quality Planning. Cement quality is
calculated after adding water by measuring its setting time, compressive strength
developing, heat of hydration, expantion/ shrinkage, and its durability to environment effect.
In cement application, primary parameter to determine cement quality is its compressive
strength. Some factors that affect compressive strength of cement are reactivity and amount
of Tricalcium Silicate (C3S) of Clinker, Clinker freelime (free CaO), amount of SO3 in Cement,
amount of additional materials (insoluble residue/IR and loss on ignition/ LOI), and sieve on
45 µm residue of cement. This research is intended to find how insoluble residue/ IR, loss on
ignition/ LOI, and amount of SO3 will affect compressive strength of cement. Various
percentages of IR, LOI, and SO3 in cement will result different compressive strength.
Taguchi Method is applied to determine material proportion. With Orthogonal Array
calculation for 3 factors and 4 levels, it will result 16 calculation running times (L16 4**3). In
laboratory scale, cement for this research has been being manufactured and then its
compressive strength for 3 days, 7 days, and 28 days will be measured. Determination of
optimal proportion will be calculated by statistic method for higher compressive strength and
lower manufacturing cost.
Keywords: Compressive strenght, cement, taguchi method, proportion

Abstrak
Semen merupakan bahan konstruksi yang memerlukan kualitas yang sesuai dengan
permintaan konsumen dan memenuhi persyaratan standar. Melalui pengendalian kualitas
yang baik dan dilakukan secara terus menerus akan diperoleh kualitas semen yang stabil
dan sesuai dengan perencanaan kualitas (Quality Planning). Kualitas semen diukur,
berdasarkan performansinya saat penambahan air, yaitu bagaimana proses pengikatan
semen, perkembangan kuat tekan, panas hidrasi, pemuaian/ penyusutan volume dan
ketahanan semen terhadap pengaruh lingkungan (durability). Dalam praktek pemakaian
semen di lapangan, parameter utama untuk menentukan kualitas semen adalah parameter
kuat tekan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kuat tekan semen adalah reaktivitas dan
jumlah trikalsium silikat (C3S) klinker, freelime klinker (CaO bebas), jumlah SO3 dalam
semen, jumlah material tambahan (BTL dan LOI) dan kehalusan semen dalam sieve on
45µm. Pada paper iniakan meneliti faktor yang mempengaruhi kuat tekan semen yaitu
parameter BTL, LOI dan SO3. Variasi prosentase parameter BTL, LOI dan SO3 dalam semen
akan mempengaruhi pencapaian kuat tekan. Penentuan proporsi material yang akan diteliti
menggunakan metode Taguchi. Dengan perhitungan OrthogonalArray untuk 3 faktor dan 4
tingkatan level diperoleh jumlah penelitian yang dilakukan adalah 16 kali (L16 4**3). Pada
saat ini sedang dilakukan pembuatan semen skala Laboratorium dan dilanjutkan dengan
pengujian kuat tekan semen pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari. Penentuan proporsi

176 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol.14 No. 1, April 2015:176-191


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

optimal dihitung secara metoda statistikauntuk kuat tekan tinggi dan biaya produksi yang
rendah.
Kata kunci: Kuat tekan, semen, metoda taguchi, proporsi

Selanjutnya jumlah Bagian Tak Larut (BTL)


1. PENDAHULUAN
pada semen dipengaruhi oleh seberapa
Semen adalah bahan konstruksi yang banyak pozzolan yang ditambahkan,
merupakan hydraulic binder (perekat sedangkan jumlah SO3 dipengaruhi oleh
hidraulis) yang berarti bahwa senyawa- seberapa banyak gypsum ditambahkan, dan
senyawa yang terkandung didalam semen jumlah Hilang Pijar Semen (LOI) dipengaruhi
tersebut dapat bereaksi dengan air dan oleh seberapa banyak batu kapur yang
membentuk zat baru yang bersifat sebagai ditambahkan.
perekat terhadap batuan. PT Semen Padang memproduksi dua jenis
Kualitas Semen berdasarkan kebutuhan semen non OPC yaitu Portland Pozzoland
pelanggan: bagaimana proses pengikatan Cement (PPC) dan Portland Composite
semen, perkembangan kuat tekan, panas Cement (PCC). Perbedaan dalam
hidrasi, pemuaian/ penyusutan volume dan memproduksi semen PPC atau PCC hanyalah
ketahanan semen terhadap pengaruh pengaturan jumlah material tambahan di
lingkungan (durability) [1]. Dalam praktek Cement Mill, sedangkan pada proses
pemakaian semen di lapangan, parameter produksi klinker yang merupakan produk
utama adalah parameter kuat tekan. Kuat setengah jadi untuk masing-masing jenis
tekan semen dipengaruhi oleh lima faktor semen tidak ada perbedaan. Berdasarkan
utama, yaitu [1]: spesifikasi standar internal PT Semen
1. Kualitas klinker berupa reaktivitas dan Padang, semen yang diproduksi adalah
jumlah trikalsium silikat (C3S) klinker, semen PPC apabila dalam pembuatan semen
serta freelime klinker (CaO bebas). jumlah pozzolan lebih dari 10 pct dan batu
2. Jumlah SO3 dalam semen. kapur kurang dari 8% memenuhi
3. Jumlah dan reaktivitas pozzoland yang persyaratan standar nasional SNI 15-0302-
ditambahkan dalam Cement Mill berupa 2004 dengan nilai hilang pijar (LOI) 5%
persentase (%) bagian tak larut di maks. Selanjutnya apabila batu kapur yang
semen. ditambahkan lebih besar dari 8% dari
4. Jumlah dan kualitas batu kapur yang proporsi semen, maka produk yang
ditambahkan dalam Cement Mill yang dihasilkan disebut semen PCC sesuai dengan
diukur sebagai persentase (%) hilang SNI 15-7064-2004.
pijar di semen. Semen PPC yang diproduksi PT Semen
5. Kehalusan semen, sieve on 45 µm dan Padang adalah Type IP-U yaitu semen
blaine semen, serta sebaran partikel 3 – dengan kuat tekan awal tinggi. Semen
30 µm. portland pozolan (PPC) berdasarkan SNI 15-
0302-2004 dapat dipergunakan untuk
Dalam penelitian sebelum ini telah dikaji semua tujuan pembuatan adukan beton,
faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi sehingga semen PPC dapat digunakan untuk
kuat tekan semen pada umur 3 hari, 7 hari, konstruksi umum [7]. Salah satu
dan 28 hari dan seberapa besar keunggulan semen PPC adalah, karena
pengaruhnya terhadap kualitas. Hasil mengandung bahan pozzolan maka
penelitian tersebut, didapatkan bahwa faktor konstruksi yang dihasilkan tahan terhadap
yang paling berpengaruh terhadap kuat serangan sulfat. Tidak berbeda dengan PPC,
tekan semen adalah kualitas klinker yaitu Semen Portland Komposit (semen PCC) juga
C3S klinker, Hilang Pijar Semen/ loss on dapat digunakan untuk konstruksi umum
ignition (LOI) dan SO3 pada semen [6]. seperti: pekerjaan beton, pasangan bata,
Penelitian tersebut akan dilanjutkan selokan, jalan, pagar dinding dan
dengan analisa yang mempengaruhi kuat pembuatan elemen bangunan khusus seperti
tekan semen khusus untuk jumlah Bagian beton pracetak, beton pratekan, panel
Tak Larut Semen (BTL), jumlah SO3 dan beton, bata beton (paving block) dan
Hilang Pijar Semen (LOI). Jumlah BTL, SO3 sebagainya [8]. Meskipun demikian,
dan LOI dalam semen sangat berpengaruh sebagian besar produsen semen di Indonesia
terhadap kuat tekan, jenis semen yang lebih suka memproduksi semen PCC
dihasilkan,biaya produksi yang optimal. dibandingkan semen PPC karena lebih

Strategi Perencanaan Jumlah ....(N.Irawati et al.) 177


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

fleksibel dan tidak ada batasan dalam besar parameter BTL, SO3 dan LOI di
penambahan material. Cement Mill akan berpengaruh harga bahan
produksi dan kuat tekan yang dihasilkan.
Tabel 1. Perbedaan Spesifikasi Semen Dalam penentuan ini yang menjadi
Jenis Semen pembatas adalah spesifikasi standar internal
No Parameter
OPC PPC PCC terhadap kualitas semen, kualitas klinker
1 MgO % (maks) 6 6 - yang bervariasi, kualitas pozzolan maupun
2 SO3 % (maks) 3.5 4 4 batu kapur, keterbatasan feeder, jenis
3 Hilang Pijar % (maks) 5 5 - Cement Mill serta tingkat kesulitan material
Bagian tak saat digiling.
4 % (maks) 3 - -
Larut PT Semen Padang melakukan
5 Kuat Tekan (min) penambahan batu kapur, pozzolan dan
- 3 hari kg/cm2 125 125 125 gypsum berdasarkan standar internal yang
- 7 hari kg/cm2 200 200 200
telah ada.Penelitian selama ini dilakukan
- 28 hari kg/cm2 280 250 250
berdasarkan hystorical data, penelitian
(Sumber BSN 2004)
pengaruh untuk satu atau dua parameter,
dan melakukan trial dan error di
Dari sisi pelanggan baik pelanggan rumah
laboratorium. Berdasarkan study literatur
tangga, industri beton maupun proyek,
yang telah dilakukan penggunaan metoda
mereka menghendaki semen berkualitas
Taguchi akan meminimalkan jumlah
baik dengan harga yang murah. Perusahaan
penelitian yang dilakukan dan dapat
perlu mengusahakan produk semen yang
digunakan untuk beberapa faktor dan level
dihasilkan dengan harga murah dengan cara
penelitian. Dari penelitian yang dilakukan
mengusahakan harga pokok yang rendah
ditentukan proporsi optimal dari masing-
dalam memproduksi setiap ton semen, serta
masing material didalam produksi semen.
kapasitas produksi yang sesuai dengan
Dengan adanya kondisi optimal tersebut,
target/standar peralatan. Harga bahan
dapat diputuskan jenis semen apakah yang
produksi semen, dipengaruhi oleh seberapa
diproduksi oleh PT Semen Padang yang
banyak klinker digunakan, pozzolan dan
secara ekonomis memberikan harga pokok
batu kapur yang ditambahkan serta jumlah
yang rendah, dengan kuat tekan yang masih
gypsum yang ditambahkan sebagai retarder
memenuhi persyaratan standar internal.
di dalam Cement Mill. Dalam perhitungan
Pada penelitian ini akan dilakukan
harga bahan di Cement Mill, maka klinker
penentuan proporsi optimal dengan
merupakan komponen biaya yang paling
menggunakan penggilingan semen di
dominan yaitu sekitar 94% dari total harga
Laboratorium. Setelah diperoleh kondisi
bahan. Unit Produksi melakukan Cost
optimal akan dilanjutkan dengan analisa
Reduction Program yaitu program
biaya produksi.
penggunaan klinker lebih sedikit dengan
kualitas semen tetap memenuhi standar.
Upaya penghematan klinker juga sejalam
dengan program perusahaan menuju Green 2. TINJAUAN PUSTAKA
Proper dan Industri Hijau, karena dengan
2.1. Proses Produksi dan Kualitas Semen
menghemat klinker maka perusahaan telah
mengurangi pelepasan karbon dioksida Semen (dalam bahasa Inggris Cement)
untuk setiap ton semen. Karbon dioksida berasal dari Bahasa Latin Caementun
(CO2) merupakan salah satu gas rumah kaca merupakan nama batu kapur di Italia lebih
yang turut berperan dalam pemanasan dari 2000 tahun, yangtelah dipergunakan
global. Pabrik semen merupakan salah satu sebagai bahan adukan (mortar). Semen
industri penghasil CO2 terbesar sebagai merupakan perekat hidraulis (hydraulic
dampak dari aktivitas produksi yang binder), yang berarti bahwa senyawa-
menggunakan bahan bakar fosil. Sebagai senyawa mineral yang terkandung didalam
wujud kesadaran atas isu lingkungan semen dapat bereaksi dengan air dan
tersebut diciptakan produk yang dikenal membentuk zat baru yang bersifat sebagai
dengan green product seperti semen PPC perekat terhadap batuan. Oleh karena sifat
dan PCC sebagai pengganti semen Type I hydraulis tersebut, maka semen bersifat
yang umum digunakan masyarakat sejak dapat mengeras bila dicampur dengan air,
dahulu. tidak larut dalam air [2].
Pada penelitian Rahmayanti [6] hanya
membahas faktor-faktor dominan yang
mempengaruhi kuat tekan. Penelitian ini 2.1.1. Sejarah Perkembangan Semen
akan dilanjutkan untuk melihat seberapa Semen pada awalnya dikenal pada

178 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol.14 No. 1, April 2015:176-191


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Zaman Mesir Kuno tahun 500 SM pada pembuatan batu buatan dengan cara
pembuatan piramida, yaitu sebagai pengisi kalsinasi campuran batu kapur dan tanah liat
ruang kosong diantara celah-celah yang telah dihaluskan dan dibakar menjadi
tumpukan batu. Semen yang digunakan lelehan dalam tungku. Pada proses ini
bangsa Mesir merupakan kalsinasi gypsum terjadi penguraian batu kapur (CaCO3)
yang tidak murni, sedang kansinasi batu menjadi kapur tohor (CaO) dan
kapur mulai digunakan pada zaman Romawi. karbondioksida (CO2). Kapur tohor (CaO)
Kemudian bangsa Yunani membuat semen bereaksi dengan senyawa-senyawa lain
dengan cara mengambil tanah vulkanik membentuk klinker, kemudian digiling
(volcanic tuff) yang berasal dari pulau menjadi tepung yang dikenal sebagai
Santoris yang dikenal sebagai santoris Portland Cement. Dalam produksi semen
cement. Bangsa Romawi menggunakan Portland, ada beberapa persenyawaan yang
semen yang diambil dari material vulkanik harus terdapat didalam bahan dasar, yaitu
yang ada dipegunungan Vesuvius di lembah Oksida Kalsium (CaO), Oksida Silika (SiO2),
Napples yang dikenal sebagai pozzulona Oksida Aluminium (Al2O3) dan Oksida Besi
cement, yang diambil dari sebuah nama di (Fe2O3) [3].
Italia yaitu pozzoula. Penggunaan bahan Dalam memproduksi semen PT Semen
perekat dalam konstruksi telah Padang menggunakan dry process dengan
dipergunakan sejak zaman Mesir, Yunani menggunakan 4 macam bahan dasar (raw
dan Romawi kuno. Bahan perekat berupa material) [4] yaitu:
batu-batuan inorganik seperti, kapur, 1. Batu Kapur
gamping (quick lime), gypsum dan pozzolan Batu kapur ditambang sendiri dari Bukit
akhirnya dikenal sebagai semen [3]. Karang Putih merupakan sumber Oksida
Setelah Revolusi Industri di Eropa pada Kalsium dengan kualitas berkisar antara
pertengahan abad 18, dikembangkan 49 – 54 %. Penggunaan batu kapur ini
penelitian-penelitian penting. Pada tahun didalam pengolahan bahan dasar
1756, John Smeaton seorang penemu sebanyak 80 % berat.
Inggris menemukan batu kapur lunak yang
2. Batu Silika
tidak murni dan mengandung tanah liat
Bahan ini ditambang sendiri di Bukit
merupakan bahan pembuat semen hydrolis
Ngalau merupakan sumber sumber
yang bagus. Campuran itu dikenal sebagai
oksida-oksida Silisium, Aluminium dan
hydraulic lime yang dipakai untuk
besi. Didalam pengolahan bahan dasar,
membangun gedung Eddystore Lighthouse.
batu silika ini diperlukan sebanyak 10%
Kemudian oleh Vicat ditemukan sifat hidrolis
berat.
akan bertambah lebih baik jika ditambahkan
alumina dan silika. Sehingga Vicat membuat 3. Tanah Liat/ clay
kapur hidrolis dengan cara mencampur Tanah liat (clay) dibeli dari masyarakat
tanah liat dengan batu kapur dengan disekitar lokasi pabrik. Bahan ini
perbandingan tertentu [3]. digunakan sebagai sumber oksida
Pada tahun 1797, James Parker seorang aluminium dan oksida besi. Pemakaian
penemu Inggris menemukan suatu tanah liat didalam pengolahan bahan
pembaharuan dengan membuat semen dasar sebanyak 9% berat.
hidraulik dengan cara membakar batu kapur
dan batuan silika. Semen inilah yang 4. Pasir besi/ copper slag
akhirnya dikenal dengan nama Roman Sumber besi yang digunakan adalah pasir
Cement yang banyak dipakai pada periode besi. Selain itu untuk sustainability
tersebut. Tahun 1811, James Frost process dan menuju Industri Hijau PT
melanjutkan penelitian Vicat mulai membuat Semen Padang juga memanfaatkan
semen dengan mencampur dua bagian batu limbah sebagai pengganti pasir besi yang
kapur dengan satu bagian tanah liat. ketersediaan sudah terbatas. Limbah
Penelitian ini dilanjutkan dengan yang digunakan copper slag dari Smelting
penambahan tanah argillaceus (mengandung Co. Gresik dan sampah kongkrit yang
9-40% silika). Semen yang dihasilkan didatangkan dari Batam. Pemakaian
disebut British cement [3]. bahan tambahan ini didalam pengolahan
Tahun 1824 John Aspadin (Inggris) bahan dasar sebanyak 1 %.
membuat paten tentang perbaikan cara

Strategi Perencanaan Jumlah ....(N.Irawati et al.) 179


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Proses Produksi Semen seperti terlampir [4]:

Gambar 1. Proses Produksi

Dalam memproduksi semen diperlukan menghasilkan senyawa-senyawa


beberapa tahap yaitu [3]: potensial didalam klinker, yaitu C4AF,
1. Proses Penggilingan Bahan Mentah di C3A, C2S dan C3S.
Raw Mill. d. Cooling: proses pendinginan dilakukan
Keempat bahan-bahan mentah, dilakukan secepatnya agar diperoleh klinker
proses penggilingan didalam Raw Mill. yang reaktif.
Pada Raw Mill terjadi proses mixing dan
proses grinding. Di dalam Raw Mill 3. Proses Penggilingan Klinker di Cement
dilengkapi dengan grinding media yaitu Mill.
penghancur sehingga didapatkan bubuk Klinker yang dihasilkan dari proses
yang halus (Rawmix/ Rawmeal). pembakaran selanjutnya mengalami
proses penggilingan. Penambahan
2. Proses pembakaran di Kiln. material ke 3 dan ke 4 di cement mill,
Bahan bakar yang dipergunakan adalah bertujuan untuk menghemat pemakaian
batubara. Tujuan utama proses klinker dan meningkatkan sifat-sifat
pembakaran adalah agar terjadi reaksi- semen tersebut. Pada penggilingan
reaksi kimia diantara oksida-oksida yang klinker ini ditambahkan gypsum yang
terdapat didalam Raw mix, yang akan berfungsi sebagai Retarder.
berubah menjadi produk baru yang diberi
nama Klinker. Untuk melaksanakan
2.1.2. Kualitas Semen
reaksi-reaksi tersebut secara sempurna
dibutuhkan sejumlah panas/ heat yang Dalam pemakaian semen beberapa hal
banyak dan pada suhu yang tinggi. parameter yang menjadi perhatian pada
Tahapan proses yang terjadi pada saat semen dipakai di lapangan [1] yaitu:
pembakaran: 1. Setting Time (waktu pengikatan)
a. Preheating: terjadi proses C3A akan bereaksi paling cepat
pengeringan rawmix dan penguraian menghasilkan 3CaO.Al2O3.3H2O senyawa
Al2O3. ini membentuk gel yang bersifat cepat
b. Calsinasi: terjadi pada suhu 600°C, set (kaku) sehingga akan mengontrol
dimana pada proses ini terjadi sifat setting time. Untuk mengontrolan
pelepasan CO2 dari Carbonat yang waktu pengikatan ditambahkan gypsum
ada. sebagai Retarder yang memperlambat
c. Pemijaran/ Sintering: terjadi pada proses pengikatan. Dalam prakteknya
suhu lebih kurang 1440 - 1460°C sifat set ini ditunjukkan dengan waktu
reaksi-reaksi antara oksida-oksida pengikatan (setting time) yaitu waktu
yang terdapat didalam bahan baku. mulai dari adonan terjadi sampai mulai
Reaksi-reaksi tersebut akan terjadi kekakuan.

180 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol.14 No. 1, April 2015:176-191


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Dikenal ada dua macam setting time, abrasi.


yaitu:
a. Initial setting time (waktu pengikatan
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Kuat
awal) ialah waktu mulai adonan
Tekan semen
terjadi sampai mulai terjadi kekakuan
tertentu dimana adonan sudah mulai Dari beberapa hal kualitas semen yang
tidak workable. mandatory dan akan dibahas dalam
b. Final setting time (waktu pengikatan penelitian ini adalah Kuat Tekan Semen.
akhir) ialah waktu mulai adonan Beberapa hal yang mempengaruhi kuat
terjadi sampai terjadi kekakuan tekan semen adalah sebagai berikut [1]:
penuh. 1. Kehalusan semen.
Makin halus semen/ partikel-partikel
2. Kekuatan Tekan.
semen, akan menghasilkan kekuatan
Kekuatan tekan adalah sifat kemampuan
tekan yang tinggi. Hal ini karena makin
menahan/ memikul suatu beban tekan.
luasnya permukaan yang bereaksi
Kekuatan tekan adalah sifat paling
dengan air dan kontak dengan agregat.
penting yang harus dipunyai, disamping
sifat-sifat yang lain yaitu kekuatan tarik 2. Komposisi Kimia.
dan kekuatan lentur. Kuat tekan C3S memberikan konstribusi yang besar
merupakan parameter utama yang pada perkembangan kekuatan awal,
digunakan dalam pemasaran semen. sedangkan C2S memberikan konstribusi
Dalam industri beton sebagai salah satu kekuatan tekan pada umur yang lebih
parameter yang jadi acuan dalam panjang. C3A mempengaruhi kekuatan
memilih semen yang dipakai adalah tekan sampai pada tingkat tertentu,
seberapa nilai kuat tekan dan harga yang pada umur 28 hari dan pengaruh ini
ditawarkan. Hal ini mendasari mengapa makin kecil sampai pada nol pada umur
dalam penelitian difokuskan pengaruhnya setelah satu atau dua tahun.
terhadap kuat tekan. C4AF tidak mempengaruhi kekuatan
3. Shrinkage tekan terlalu banyak. MgO tidak
memberikan konstribusi yang berarti
Pada proses pengeringan beton terjadi
pada pengembangan kekuatan tekan.
penguapan dari Capillary water yang
Bahkan akan mengakibatkan ekspansi
menyebabkan terjadinya penyusutan dari
yang halus, berupa retak-retak rambut,
volume beton atau shrinkage. Shrinkage
apabila kandungan MgO dalam semen
ini dipengaruhi oleh: Komposisi semen,
cukup tinggi.
jumlah mixing water, Concrete mix dan
Curing condition. 3. Loss On Ignition
Jumlah loss on Ignition (LOI) atau hilang
4. Panas Hydrasi.
pijar ditambahkan akan mempengaruhi
Reaksi hydrasi komponen-komponen
kuat tekan semen. Selain itu nilai LOI
semen dengan air adalah eksothermis
yang bertambah pada penyimpanan akan
dan panas yang dilepaskan persatuan
mengindikasi penurunan kuat tekan
berat di disebut "panas hydrasi".
disebabkan terjadi prehydrasi pada
Beberapa jenis semen mensyaratkan
semen.
panas hydrasi semen yang dibatasi
terutama pada semen yang dibuat untuk 4. Jumlah Gypsum yang ditambahkan (SO3
struktur massa sehingga diperlukan dalam semen)
semen dengan panas hydrasi rendah Gypsum yang ditambahkan selain
untuk menghindari retak rambut pada mempengaruhi setting time akan
beton yang akan menyebabkan cacat berpengaruh pada kuat tekan.
dalam beton.
Banyak penelitian yang telah dilakukan
5. Durability (Ketahanan Beton).
sehubungan faktor-faktor yang
Ketahanan beton atau durability Beton
mempengaruhi kuat tekan semen dapat
yang merusak oleh kondisi sekitarnya.
dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
Umumnya kerusakan pada beton di
daerah-daerah tropis disebabkan oleh
pengaruh asam, pengaruh sulfat dan

Strategi Perencanaan Jumlah ....(N.Irawati et al.) 181


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 2. Penelitian Sebelum Untuk Faktor yang Mempengaruhi Kuat Tekan

Faktor yang mempengaruhi kuat tekan


No. Author
Komposisi
C3S BTL LOI SO3 Blaine Sieving
Kimia
1 Rahmayanti(2013) X X X
2 Tsamasoulis (2012) X X
3 Thongsanitgarn (2011) X
4 Goyal (2013) X
5 Guemmadi (2009) X
6 Said (2008) X
7 Yasin (2012) X
8 Yilmaz (2003) X X X X X
9 Kusdiyono (2012) X
10 Maryoto (2008) X
11 Nikmatus Solikha (2012) X X X
12 Yulia Cahya Reni X
13 Widojoko (2010) X X
14 Nelvi (2014) X X X

Dari tabel diatas telah dilakukan berbagai biasanya dilalukan secara partial untuk
penelitian untuk parameter yang masing-masing parameter. Sekarang ini
mempengaruhi kuat tekan semen. Akan akan dilakukan kombinasi 3 parameter
tetapi pengaruh untuk 3 parameter LOI, SO3 untuk menghasilkan kuat tekan optimal.
dan BTL belum ada yang melakukan. Rincian penelitian dapat dilihat pada Tabel 3
Pengaruh bermacam-macam parameter berikut ini:

182 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol.14 No. 1, April 2015:176-191


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 3. State of the Art Penelitian


Peneliti Tahun Metoda Hasil
Rahmayanti, et al 2013 Regresi linear Penentuan faktor penting dalam kuat tekan yaitu
kualitas klinker C3S, LOI dan SO3
Tsamatsoulis, et al 2012 Control Chart Kuat tekan diprediksi dengan model matematika
berdasarkan jumlah klinker, kehalusan semen
(blaine dan sieve on)
Thongsanitgarn, et al 2011 Regresi linear Variasi kehalusan dan jumlah batu kapur (LOI) dan
pengaruhnya pada pencapaian kuat tekan
Goyal, et al 2013 Experimental research Jumlah pozzolan berpengaruh pada kuat tekan
beton dalam berbagai kondisi curing
Guemmadi, et al 2009 Modeling, Experimental Penambahan batu kapur berpengaruh pada kuat
research tekan dan biaya, penambahan batu kapur sd 42 %

Kenai, e al 2008 Experimental research Penambahan batu kapur berpengaruh pada kuat
tekan dan biaya.
Yasin, et al 2012 Experimental research Penentuan penambahan tanah vulkanik optimal
terhadap kuat tekan beton. Penambahan optimal
adalah 20 %
Yilmaz, et al 2003 Experimental research Menentukan hubungan antara kuat tekan dengan
komposisi kimia semen OPC dan PPC (semen
dengan penambahan kuat tekan)
Kusdiyono, et al 2012 Experimental research, Penambahan fly ash akan mempengaruhi kuat
regresi linear tekan beton (penambahan sampai dengan 20%)

Maryoto, et al 2008 Experimental research Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat
tekan semen dan biaya produksi
Nikmatus Solikha, et al 2012 Artificial neural network, Hubungan kehalusan, SAI, berat jenis fly ash
model komputasi dengan terhadap kekuatan tekan semen menggunakan 3
back propogation kelompok data.
Yulia Cahya Reni 2008 Experimental research Hubungan penambahan kalsium oksida terhadap
kuat tekan dan panas hydrasi semen. Kuat tekan
semen akan menurun dengan penambahan CaO
Widojoko, et al 2010 Experimental research Pengaruh komposisi senyawa mineral (komposisi
kimia) terhadap kekuatan tekan semen
Haumahu, et al 2011 Metoda Taguchi : perancangan toleransi dengan fungsi kerugian
orthogonal array kualitas Taguchi antara kualitas dan biaya. Uji
ANOVA untuk menentukan faktor signifikan serta
untuk mengetahui besar kontribusi setiap faktor
pada variabilitas total.
Mehat, et al 2011 Metoda Taguchi : Optimasi terhadap multirespon parameter untuk
orthogonal array penentuan stenght dan flexural terhadap proses
moulding
Dabholkar, et al 2012 Metoda Taguchi : Penggunaan metoda taguchi pada penentuan
orthogonal array faktor abrasif pada proses plating
Jahanshahi, et al 2008 Metoda Taguchi : Optimasi parameter dalam pembuatan gelatin,
orthogonal array menggunakan ANOVA, mean S/N ratio
Turkmen, et al 2002 Metoda Taguchi : Penggunaan metoda Taguchi dalam penetapan
orthogonal array kondisi optimum mekanik pada beton mutu tinggi
beton dg penambahan silika fume dan BFS,
menggunakan ANOVA.
Sidi, et al 2013 Metoda Taguchi : Aplikasi metoda Taguchi pada mesin bubut,
orthogonal array menggunakan ANOVA.

Strategi Perencanaan Jumlah ....(N.Irawati et al.) 183


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

6. Meningkatkan kekuatan tekan semen


2.2. Pozzolan dan Batu kapur di dalam
jangka panjang
semen
7. Meningkatkan workability beton segar
Pozzolan adalah bahan material yang 8. Memberikan manfaat secara ekonomi
mengandung silika dan alumina yang yaitu penurunan biaya produk dan
berbentuk halus dan lembab. Pozzolan konsumsi energi.
bereaksi dengan kapur pada temperatur
biasa untuk menghasilkan senyawa semen Selain penambahan pozzolan, saat ini
seperti kalsium silikat hidrat, kalsium batu kapur telah banyak digunakan untuk
alumina hidrat dan sulfoaluminate hidrat. sebagai material tambahan atau
Pozzolan telah digunakan selama berabad- menggantikan komponen semen. Semen
abad sejak zaman Yunani dan Romawi Kuno. dengan tambahan batu kapur adalah semen
Struktur yang dibangun menggunakan portland kapur dan semen portland komposit
pozzolan berumur lebih dari 2500 tahun semen.
yang lalu masih tetap dalam kondisi sangat Batu kapur adalah batuan sedimen
baik, misalnya, saluran air Romawi dan berkapur yang mengandung kalsium
tangki penyimpanan air di Yunani. Semen karbonat (CaCO3) atau dikenal dengan
Portland yang dicampur dengan pozzolan kalsit. Kapur digunakan dalam semen dan
alami atau buatan telah digunakan secara beton untuk berbagai keperluan, yaitu
luas di seluruh dunia [20]. sebagai baku bahan untuk produksi klinker
Pozzolan dibagi menjadi lima menurut dan sebagai agregat kasar atau halus. Kapur
sumbernya, yaitu [9]: halus dari penggilingan batu kapur alam
1. Pozzolan alam, produk abu dari aktivitas telah banyak digunakan sebagai bahan
vulkanik. tambahan dalam produksi semen portland.
2. Pozzolan dari pembakaran dan Penambahan batu kapur akan meningkatkan
penghancuran tanah liat, seperti laju hydrasi senyawa mineral dalam semen,
batubata. Material ini lebih tahan lama akan meningkatkan kuat tekan awal semen,
dibandingkan pozzolan vulkanik. durability (daya tahan) dan workability
3. Furnace slag dari proses industri seperti semen [19].
pabrik baja. Material ini digunakan
sebagai concrete admixture.
2.3. Perhitungan Biaya Produksi Semen
4. Organic ash yang diproduksi dari
pembakaran batubara dan batu kapur. Dalam memperhitungkan biaya produksi
Material ini mempunyai kualitas lebih dalam penelitian ini lebih difokuskan pada
rendah daripada jenis yang lain dan tidak harga bahan yang digunakan dalam
cocok digunakan untuk brick dan mortar. memproduksi semen. Bahan-bahan yang
5. Pozzolan yang diproduksi dari pemecahan digunakan di Cement Mill adalah:
batu dan pasir, namun sudah tidak 1. Klinker
digunakan untuk saat sekarang ini. 2. Gypsum
3. Batu kapur
Penambahan pozzolan pada produksi 4. Pozzolan
semen dibuat dengan dua cara yaitu klinker
dan pozzolan digiling secara terpisah Dengan penelitian ini akan diperoleh
kemudian dilakukan pencampuran. Cara proporsi masing-masing bahan yang
berikutnya adalah semen dan klinker digiling digunakan. Dengan menggunakan data
secara bersamaan [20]. biaya produksi yang diperoleh dari sistem
Campuran semen dan pozzolan SAP maka diperoleh biaya produksi untuk
menunjukkan proses reaksi yang berbeda masing- masing kombinasi penelitian.
dan bereaksi pada usia yang berbeda.
Reaksi pozzolan menjadi jelas setelah 7-15
2.4. Metoda Taguchi
hari sejak pencampuran terjadi [20].
Perubahan sifat semen karena penambahan Taguchi (1986) menyatakan kualitas
pozzolan adalah sebagai berikut: merupakan kerugian yang diterima
1. Menurunkan sifat permeabilitas semen masyarakat setelah produk dikirimkan.
2. Mengurangi perubahan volume akibat Sejak tahun 1960 metoda Taguchi telah
perubahan temperatur berhasil digunakan untuk meningkatkan
3. Mengurangi panas hydrasi semen kualitas produk Jepang. Selama tahun
4. Mengurangi segregasi dan bleeding 1980an banyak perusahaan telah beralih
beton. dari metoda lama untuk pemastian kualitas.
5. Meningkatkan ketahanan terhadap Metoda lama memastikan kualitas dengan
pembekuan dan serangan kimia. inspeksi dan membuang produk yang tidak

184 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol.14 No. 1, April 2015:176-191


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

memenuhi peryaratan keberterimaan 1. Desain Sistem


[10,11]. Untuk itu Taguchi menyatakan Desain sistem melibatkan pengembangan
bahwa kualitas produk harus didesain dari sistem untuk fungsi tahap awal. Desain
awal. sistem membutuhkan pengetahuan teknis
Filosofi Metode Taguchi terhadap kualitas dari ilmu pengetahuan dan engineering.
terdiri dari tiga buah konsep yaitu [10,12]: 2. Desain parameter
1. Kualitas produk harus didesain dan bukan Tujuan desain parameter adalah untuk
sekedar memeriksanya. memilih tingkat optimal untuk parameter
2. Kualitas terbaik dapat dicapai dengan sistem terkontrol sehingga dihasilkan
meminimkan deviasi dari target, produk produk yang fungsional, dengan tingkat
harus didesain secara Robust terhadap kinerja yang tinggi dalam berbagai
faktor lingkungan yang tidak dapat kondisi, dan tahan terhadap faktor noise
dikontrol. yang menyebabkan variabilitas.
3. Biaya kualitas harus diukur sebagai 3. Desain toleransi
fungsi deviasi dari standart tertentu dan
kerugian harus diukur pada seluruh Kontribusi Taguchi pada kualitas adalah:
tahapan hidup produk. 1. Loss function merupakan fungsi kerugian
yang ditanggung oleh masyarakat baik
Metode Taguchi adalah usaha oleh produsen maupun konsumen
peningkatan kualitas yang dikenal sebagai sebagai akibat kualitas yang dihasilkan.
metode off-line quality control yang berfokus Bagi produsen dengan timbulnya biaya
pada peningkatan rancangan produk dan kualitas sedangkan bagi konsumen
proses [13]. Metode ini bertujuan untuk adalah adanya ketidakpuasan terhadap
menghasilkan produk yang lebih tangguh produk yang dibeli karena kualitas yang
(robust) sehingga sering disebut sebagai jelek [17].
metode Robust Design. 2. Orthogonal Array (OA) merupakan salah
Metode Taguchi berupaya satu bagian kelompok dari percobaan
mengoptimalkan desain produk dan proses yang hanya menggunakan bagian dari
sehingga performansi akhir akan sesuai kondisi total, di mana bagian ini
dengan target dan mempunyai nilai barangkali hanya separuh, seperempat
variabilitas yang minimum. Metode ini juga atau seperdelapan dari percobaan
digunakan dalam perekayasaan dan faktorial penuh. OA digunakan untuk
peningkatan kualitas dengan cara membuat mendesain percobaan, menganalisis data
rancangan percobaan untuk menemukan percobaan, menentukan jumlah minimal
penyebab utama yang mempengaruhi eksperimen yang dapat memberi
karakteristik kualitas dalam proses. Dengan informasi sebanyak mungkin terhadap
mengetahui penyebab ini maka variabilitas faktor yang mempengaruhi parameter.
karakteristik kualitas dapat dikendalikan. Keuntungan OA adalah kemampuannya
Dengan metode ini, diperoleh kombinasi untuk mengevaluasi berapa faktor
terbaik antara unit produk dan unit proses dengan jumlah tes yang minimum
pada tingkat keseragaman data yang tinggi sehingga menghemat waktu dan ongkos
untuk mencapai karakteristik kualitas terbaik percobaan. [13]. Bagian terpenting dari
dengan biaya yang rendah. [13,17]. orthogonal array terletak pada pemilihan
Metode Taguchi sangat efektif dalam kombinasi level dari variabel-variabel
meminimalkan pengaruh variasi dalam input untuk masing-masing eksperimen
respon disebabkan pengaruh multivariables. [17].
Penggunaan metode Taguchi menurunkan 3. Robustness bertujuan untuk meminimasi
secara signifikan jumlah percobaan, sensitivitas sistem terhadap sumber-
dibandingkan dengan desain faktorial pada sumber variasi [17].
percobaan tradisional [15,18]. Untuk 4. Faktor Noise adalah faktor yang tidak
merancang penelitian optimasi umumnya dapat dikendalikan atau terlalu mahal
dilakukan dengan cara mempelajari desain untuk mengontrol. Faktor Control/ faktor
parameter satu per satu atau dengan trial yang dikendalikan adalah faktor
and error sampai desain layak ditemukan parameter yang dapat diatur dan
[11]. Bila mutu suatu produk semakin dekat dipelihara/ fitur desain [17].
dengan nilai target maka mutu yang
dihasilkan semakin baik [18]. Fungsi kerugian mutu dapat digambarkan
Taguchi (1986) dalam Unal (1991) dengan fungsi kuadratik yang terdiri atas 3
menyatakan 3 tahapan dalam mendesain macam yaitu [18]:
kualitas yaitu desain sistem, desain 1. Nominal terbaik (nominal the best)
parameter dan desain toleransi [12]: Digunakan bila karakteristik mutu

Strategi Perencanaan Jumlah ....(N.Irawati et al.) 185


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

mempunyai nilai target tertentu, 2. Menentukan jenis semen yang paling


biasanya bukan nol. Kerugian mutu menguntungkan diproduksi dari segi
dihitung simetris pada kedua sisi target. kualitas dan biaya produksi sehingga
menjadi dasar dalam perencanaan jenis
2. Semakin kecil semakin baik (smaller the
semen yang akan diproduksi.
better)
Digunakan bilamana karakteristik
mutunya tidak negatif, idealnya nol. 3.5. Perancangan Experimental
3. Semakin besar semakin baik (larger the 3.5.1. Identifikasi Variabel
better)
Berdasarkan permasalahan yang ada
Digunakan bilamana karakteristik mutu
serta tujuan dari penelitian, maka dilakukan
yang dikehendaki semakin besar nilainya
identifikasi variabel kualitas yang diinginkan
semakin baik.
pelanggan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian kualitas tersebut.

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.5.2. Penetapan Variabel Respon
Penelitian ini merupakan penelitian
Dari bermacam-macam variabel yang
kuantitatif yang termasuk dalam penelitian
suadh diidentifikasi, ditetapkan variabel
Eksperimental dimana dalam mengetahui
respon yang akan menjadi variabel dalam
hubungan sebab akibat antara variabel-
penelitian. Variabel yang diukur dalam
variabel penelitian dilakukan suatu proses
penelitian adalah kuat tekan semen pada
percobaan untuk mendapatkan hasil yang
umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari
presisi. Metodologi yang digunakan dalam
menggunakan standar SNI 15-2049-2004.
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2
berikut ini:
3.5.3. Penetapan Karakteritik Kualitas
3.1. Studi Pendahuluan Karakteristik kualitas ditentukan
berdasarkan variabel respon yang telah
Sebelum menyusun usulan penelitian,
ditetapkan.Karakteristik kualitas adalah
dilakukan untuk memahami sistem yang
berdasarkan Taguchi adalah Larger The
dilakukan dengan cara mempelajari hal-hal
Better (LTB).
penting dalam sistem seperti proses bisnis
dan proses produksi.
3.5.4. Penentuan Faktor dan Level
3.2. Studi Literatur Dalam penentuan faktor berdasarkan
parameter-parameter yang paling signifikan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
berdasarkan penelitian sebelum ini serta
bahan literatur dan informasi berkaitan
hasil studi literatur. Terdapat 3 faktor dalam
dengan judul penelitian.
penelitian ini yang mempengaruhi kuat
tekan umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari yaitu:
3.3. Penetapan Masalah 1. Kadar bagian tak larut semen (BTL) yang
akan menunjukkan jumlah material
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini
Pozzolan yang ditambahkan pada
adalah bagaimana menentukan proporsi
produksi semen.
optimal material tambahan di dalam
2. Kadar hilang pijar/ loss on ignition (LOI)
memproduksi semen dengan pendekatan
yang akan menunjukkan jumlah material
Taguchi dan seberapa besar pengaruh
batu kapuryang ditambahkan pada
parameter kualitas BTL, LOI dan SO3 di
produksi semen.
Cement Mill terhadap kualitas semen yang
3. Kadar sulfur trioxide (SO3) yang akan
dihasilkan dan biaya produksi.
menunjukkan jumlah material gypsum
yang ditambahkan pada produksi semen.
3.4. Penetapan Tujuan Penelitian
Untuk tingkatan level ditentukan
Adapun tujuan penelitian ini adalah berdasarkan hystorical data dan persyaratan
sebagai berikut: kimia sesuai persyaratan standar SNI.
1. Menentukan proporsi campuran semen
yang menghasilkan kuat tekan yang
optimal dan biaya produksi dengan
menggunakan pendekatan Taguchi.

186 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol.14 No. 1, April 2015:176-191


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

MULAI

Study Pendahuluan Study Pustaka

PERUMUSAN MASALAH &


TUJUAN PENELITIAN

IDENTIFIKASI VARIABEL

VARIABEL RESPON

Perancangan KARAKTERISTIK KUALITAS


Eksperimen

FAKTOR & LEVEL FAKTOR

ORTHOGONAL ARRAY

EKSPERIMENTAL

OPTIMASI

ANALISIS BIAYA

KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI

Gambar 2. Skema Metodologi Penelitian

jumlah faktor dan jumlah level yang ada


3.5.5. Pemilihan Matrik Orthogonal Array
serta interaksi masing-masing faktor dengan
Pemilihan matrik Orthogonal Array bantuan Software MiniTab.
berdasarkan pada jumlah faktor dan jumlah
level yang akan menjadi dasar dalam
3.6. Eksperimental
pelaksanaan eksperimen di Laboratorium.
Penetapan Orthogonal Array berdasarkan Penelitian dan pengujian dilakukan di

Strategi Perencanaan Jumlah ....(N.Irawati et al.) 187


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Laboratorium Jaminan Kualitas & Pelayanan menunjukkan jumlah material


Teknis PT Semen Padang. Dengan proporsi gypsumyang ditambahkan pada produksi
penelitian yang telah ditentukan dilakukan semen.
pembuatan semen di mini mill Laboratorium
dan pengujian kuat tekan 3 hari, 7 hari dan Untuk tingkatan levelnya dapat dilihat
28 hari untuk setiap variasi. Data-data pada Tabel berikut ini:
tersebut yang akan dilakukan evaluasi lebih
lanjut. Tabel 4. Faktor dan Level Penelitian
Level Level Level Level
Faktor 1 2 3 4
3.7. Optimasi
Bagian Tak
Pengolahan data dilakukan dengan cara 4,00 6,00 8,00 10,00
Larut (%)
melakukan perhitungan dan formulasi model Hilang
statistik seperti Analisis of Variance 2,00 4,00 6,00 8,00
Pijar (%)
(ANOVA), S/N ratio dan perhitungan faktor SO3 (%) 1,25 1,50 1,75 2,00
optimal. Semua data dianalisa menggunakan
software MiniTab.
Dari jumlah faktor dan level sesuai Tabel
3 diatas, dilakukan penghitungan matrik
3.8. Analisis Biaya Orthogonal Array yang dilakukan dengan
bantuan Software MiniTab 14 dan diperoleh
Pada tahap ini dilakukan analisis Orthogonal Array penelitian adalah L16
terhadap biaya produksi untuk semua (4**3). Detil Eksperimen yang dilakukan
kombinasi penelitian. Dari pengolahan data sesuai dengan Tabel 5 berikut ini:
dilakukan analisa dan interpretasi terhadap
hasil, guna menjawab tujuan dilaksanakan Tabel 5. Matrik Orthogonal Array Penelitian
penelitian. Pada keputusan akhir yang Bagian Tak Hilang
menjadi salah satu bobot relatif dalam Run SO3
Larut Pijar
penelitian adalah biaya produksi yang
1 1 1 1
terendah dan kualitas kuat tekan yang
dihasilkan tetap optimum. 2 1 2 2
3 1 3 3
3.9. Kesimpulan dan Saran 4 1 4 4
Tahap akhir penelitian adalah kesimpulan 5 2 1 2
dan saran hal ini menjadi dasar bagi 6 2 2 1
Manajemen PT Semen Padang dalam
menentukan target penambahan material 7 2 3 4
yang memperhatikan kuat tekan dan biaya 8 2 4 3
produksi. Serta saran untuk penentuan jenis 9 3 1 3
semen yang diproduksi serta perbaikan
terhadap standar internal bahan dan produk 10 3 2 4
PT Semen Padang. 11 3 3 1
12 3 4 2
13 4 1 4
4. HASIL DAN PEMBAHASAN (USULAN
14 4 2 3
PENELITIAN)
15 4 3 2
4.1. Rancangan Penelitian
16 4 4 1
Berdasarkan Metodologi Penelitian
diperoleh 3 faktor dalam penelitian ini yang
Dari Tabel 5 diatas akan dilakukan
mempengaruhi variabel respon kuat tekan
percobaan pembuatan semen dengan 16
yaitu: variasi dengan rencana semen yang akan
1. Kadar bagian tak larut semen (BTL) diproduksi adalah sebagai berikut:
yang akan menunjukkan jumlah material
Pozzolan yang ditambahkan pada
produksi semen.
2. Kadar hilang pijar/ loss on ignition (LOI)
yang akan menunjukkan jumlah material
batu kapuryang ditambahkan pada
produksi semen.
3. Kadar sulfur trioxide (SO3) yang akan

188 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol.14 No. 1, April 2015:176-191


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 6. Rencana Kualitas Semen yang Diteliti Tabel 8. Proporsi Masing-Masing Material
Bagian Tak Hilang SO3 % % % Batu %
Run Run Klinker Pozolan Kapur Gypsum
Larut (%) Pijar (%) (%)

1 4,00 2,00 1,25 1 90 4 4 2


2 4,00 4,00 1,50 2 85 4 9 3

3 4,00 6,00 1,75 3 80 3 13 4

4 4,00 8,00 2,00 4 75 3 18 4

5 6,00 2,00 1,50 5 87 7 3 3

6 6,00 4,00 1,25 6 83 6 9 2

7 6,00 6,00 2,00 7 77 6 13 4

8 6,00 8,00 1,75 8 73 5 18 4

9 8,00 2,00 1,75 9 84 9 3 4

10 8,00 4,00 2,00 10 79 9 8 4

11 8,00 6,00 1,25 11 76 8 14 2

12 8,00 8,00 1,50 12 71 8 18 3

13 10,00 2,00 2,00 13 82 12 3 4

14 10,00 4,00 1,75 14 77 11 8 4

15 10,00 6,00 1,50 15 73 11 13 3


16 69 10 18 2
16 10,00 8,00 1,25

Untuk itu dilakukan penyiapan dan a. Tahapan Eksperimental


pengujian material yang akan digunakan Dengan proporsi yang ada dilakukan
dalam penelitian. Material yang digunakan pembuatan semen di mini mill yang dimiliki
adalah klinker, gypsum, pozzolan dan batu Laboratorium Jaminan Kualitas & Pelayanan
kapur. Data kualitas material yang akan Teknis PT Semen Padang. Sekarang sedang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 7 berikut dalam tahapan pengujian kuat tekan 3 hari,
ini: 7 hari dan 28 hari untuk setiap variasi.
Setelah dilakukan pengujian kuat tekan
Tabel 7. Data Kualitas Material semen yang merupakan variabel respon
Batu dilanjutkan optimasimelakukan perhitungan
Parameter Klinker Gypsum Pozzolan
kapur dan formulasi model statistik seperti Analisis
SiO2 % 23,22 3,67 77,55 5,65
of Variance (ANOVA), S/N ratio dan
perhitungan faktor optimal. Semua data
Al2O3 % 6,56 0,22 12,43 0,78 dianalisa menggunakan Software MiniTab.
Fe2O3 % 4,97 0,22 3,32 0,37
Akan dilakukan pemilihan metoda analisa
statistik yang sesuai. Pada analisa ini
CaO % 71,43 29,56 3,18 51,26 terdapat berbagai pembatas dalam analisa
MgO % 1,74 0,02 0,43 0,3 data yaitu minimum target kuat tekan yang
dapat diterima yang mengacu pada
H2O % 0,00 8,00 12,00 4,00 spesifikasi standar internal perusahaan,
SO3 % 0,35 43,99 0,00 0,00 jumlah material (komposisi kimia gabungan
pada semen) yang digunakan mengacu pada
BTL % 0,2 4,2 90,0 8,2 persyaratan standar dan kapasitas feeder
LOI % 0,00 19,00 2,50 40,61 diperalatan yang membatasi jumlah
maksimum/ minimum material dipakai.
Dari Tabel 7 data kualitas material yang Setelah diperoleh beberapa proporsi yang
dipakai maka dihitung proporsi masing- memenuhi persyaratan, dilakukan analisa
masing material agar diperoleh semen yang biaya produksi. Analisa biaya produksi
direncanakan sesuai dengan Tabel 6. Data adalah biaya material yang digunakan dalam
proporsi material adalah sebagai berikut: memproduksi semen. Karena biaya masing-
masing material yang jauh berbeda, maka
yang menjadikan keputusan proporsi
material tambahan yang dipakai adalah kuat
tekan optimal dan biaya produksi rendah.

Strategi Perencanaan Jumlah ....(N.Irawati et al.) 189


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

5. KESIMPULAN DAN SARAN [9] S. H. Kosmatka, B. Kerkhoff, W. C.


Panarese, Design and Control of
Dalam penelitian ini diharapkan akan
Concrete Mixtures, fourteenth edition,
akan diperoleh kesimpulan bahwa
chapter 3, Portland Cement Association,
parameterbagian tak larut (BTL), hilang pijar
2003.
(LOI) dan SO3 semen mempengaruhi kuat
[10] T. W. Simpson, R. A. Wysk, B. W.
tekan semen. Masing-masing parameter
Niebel, P. H Cohen, Manufacturing
dengan berbagai level dengan menggunakan
Processes: Integrated Product and
metoda Taguchi diperoleh jumlah penelitian
Process Design, McGraw Hill, New
yang dilakukan dan proporsi masing-masing
York,2000.
parameter. Dari proporsi parameter
[11] G. Taguchi, S. Chowdhury, S. Taguchi,
berdasarkan kualitas material diperoleh
Robust Engineering, Mc.Graw-Hill,
proporsi klinker, pozzolan, batu kapur dan
1996.
gypsum untuk masing-masing running
[12] R. Unal, E. B. Dean, “Taguchi approach
penelitian. Dengan pembuatan semen skala
to design optimization for quality and
laboratorium dilakukan pengujian kuat tekan
cost: An overview”, Annual Conference
umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari. Dari hasil
of the International Society of
kuat tekan dan biaya masing-masing
Parametric Analysts, 1991.
material dilakukan perhitungan statistika
[13] P. W. Haumahu, T. Wuryandari,
untuk menentukan kuat tekan optimal dan
“Optimalisasi produk dengan
biaya produksi rendah.
menggunakan metode perancangan
Dari hasil penelitian dapat disarankan ke
Toleransi Taguchi”, Prosiding Seminar
perusahaan, proporsi material yang optimal
Nasional Statistika, Universitas
untuk perubahan spesifikasi standar internal
Diponegoro, ISBN: 978-979-097-142-4,
dan menjadi dasar memutuskan jenis
304, 2011.
produk yang sebaiknya diproduksi.
[14] N. M. Mehat, S. Kamaruddin,“Multi-
Response Optimization of Injection
DAFTAR PUSTAKA Moulding Processing Parameters Using
the Taguchi Method”, Polymer-Plastics
[1] F. L. Smidth, “Quality of Cement”, Technology and Engineering, vol. 50,
International Cement Production pp. 1519–1526, 2011.
Seminar, lecturer 6.4, 1996 [15] A. Dabholkar, M. M. Sundaram, “Study
[2] Lea., Peter C Hewlett (ed), Chemistry of of Micro-Abrasive Tool-Making by Pulse
Cement and Concrete, four edition, Plating Using Taguchi Method and
London: Butterworth-Heinemann, 2001. School of Dynamic Systems”, Materials
[3] W. H. Duda, “Cement Data Book”, and Manufacturing Processes, vol.
International Process Engineering in the 27,pp. 1233–1238, 2012.
Cement Industry, 2nd edition, London: [16] I. Turkmena, R. Gul, Rustem, C. Celik,
Macdonald & Evans, 1976. R. Demirboga, “Determination By The
[4] PT Semen Padang, Pengenalan Produk Taguchi Method Of Optimum Conditions
dan Pelayanan Teknis [brosur], PT For Mechanical Properties Of High
Semen Padang, Padang, 2013. Strength Concrete With Admixtures Of
[5] British Standard, “BS EN 197-2000, Silica Fume And Blast Furnace Slag”,
Cement-Part 1: Composition, Civil Engineering and Environmental
specification and conformity criteria for Systems, vol. 20, no. 2, pp. 105–
common cement", BSI publishing, 2000. 118,2003.
[6] D. Rahmayanti, Dina., N.T. Putri, P. [17] P. Sidi, Pranowo, M. T. Wahyudi,
Fitri, “Determinating significant factors “Aplikasi Metoda Taguchi Untuk
influencing cement compressive Mengetahui Optimasi Kebulatan Pada
strength at Padang Cement company”, Proses Bubut CNC”, Jurnal Rekayasa
Proceeding of the 13th International Mesin, Vol.4, No.2, pp. 101-108, 2003.
Conference on QIR (Quality in [18] D. Wahjudi, G. S. San, Y. Pramono,
Research), 25-28 June, Yogyakarta, “Optimasi Proses Injeksi dengan Metode
Indonesia, pp. 1399-1405, 2013. Taguchi”, Jurnal Teknik Mesin, Vol. 3,
[7] BSN, “Portland Pozzoland Cement SNI No. 1, pp. 24–28, 2001.
15-0302-2004”, National [19] P. Thongsanitgarn, W. Wongkeo, S.
Standardization Bodies, 2004. Sinthupinyo, A. Chaipanich, “Effect of
[8] BSN, “ Portland Composite Cement SNI Limestone Powders on Compressive
15-7064-2004”, National Strength and Setting Time of Portland-
Standardization Bodies, 2004. Limestone Cement Pastes”, TIChE
International Conference, November

190 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol.14 No. 1, April 2015:176-191


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

10–11, 2011 at Hatyai, Songkhla


Thailand, 2011.
[20] A. Yilmaz, “Relationship Between
Compressive And Chemical
Compositions Of Portland And
Pozzolanic Cements”, Sains dan
Teknologi BAU. Instrument Magazine,
Balıkesir University, 5.2, 2003.

Strategi Perencanaan Jumlah ....(N.Irawati et al.) 191

You might also like