You are on page 1of 10

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU


KESELAMATAN PADA PEKERJA SUBKONTRAKTOR PT.
WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

Dianda Qasthari
R.0213022

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
1

LEMBAR PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI

Naskah Publikasi Dengan Judul :

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Keselamatan pada Pekerja


Subkontraktor PT. Wijaya Karya Beton Boyolali

Dianda Qasthari
R.0213022

Telah dikoreksi dan disetujui untuk dipublikasikan

Surakarta,.………………….

Pembimbing I Pembimbing II

Haris Setyawan, S.KM., M.Kes Tutug Bolet Atmojo, S.KM., M.Si.


NIP. 19840715 201404 1 001 NIP. 19810804 201504 1 002
2

Relations With The Level of Knowledge of Safety Behavior on Subcontractor


Workers At PT. Wijaya Karya Beton Boyolali.

Dianda Qasthari1, Haris Setyawan2, Tutug Bolet Atmojo3


Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT

Background: Human behavior at work place can create the appearance of risk
associated with occupational safety. Unsafe behavior is the basic cause in most
instances almost calamity and accidents in the work place. This can be caused by other
factors affecting accidents such as the level of knowledge. This study aims to determine
the relationship of the level of knowledge of the safety behavior..

Methods: The study was observational analytic using cross sectional method. The
population in this study amounted to 83 people. Samples were taken using technique
simple random sampling and obtained 68 samples. The instrument used in this study
questionnaire level of knowledge and behavior of safety, as well as spreadsheet of the
data to record the age and tenure. The bivariate analysis using test Gamma and
Somers'd.

Results: The results of the bivariate analysis demonstrated an association with the
level of knowledge of safe behavior (p value = 0.001). There are 25 (36.8%) of
respondents have a good level of knowledge consisting of one respondent have unsafe
behavior and 24 respondents have safe behavior, 34 (50%) of respondents who have
knowledge consists of two respondents have unsafe behavior and 32 respondents have
safe behavior, and 9 (13.2%) of respondents have less knowledge level consists of 8
respondents with unsafe behavior.

Conclusion: There is a significant relationship between the level of knowledge of the


safety behavior.

Keywords: Level of Knowledge, Safety Behavior


1
Student Diploma 4 Occupational Safety and Health, Faculty of Medicine, Sebelas
Maret University.
2
Lecturer Diploma 4 Occupational Safety and Health, Faculty of Medicine, Sebelas
Maret University.
3

PENDAHULUAN sendiri dalam melakukan pekerjaannya

Kecelakaan kerja yang terjadi (Harianto dkk, 2014).

pada proyek konstruksi akan menjadi Di Indonesia sektor konstruksi

salah satu penyebab terganggunya atau menjadi penyumbang terbesar bersama

terhentinya aktivitas pekerjaan proyek. dengan industri manufaktur sebesar

Resiko kegagalan (risk of failures) 32%, berbeda dengan sektor

selalu ada pada setiap aktifitas transportasi 9%, kehutanan 4% dan

pekerjaan dan saat kecelakaan kerja pertambangan 2% (Kementerian

(work accident) terjadi, seberapapun Pekerjaan Umum, 2014).

kecilnya, dapat mengakibatkan efek PT. Wijaya Karya Beton

kerugian (loss) (ILO, 2004). Boyolali merupakan perusahaan yang

Perilaku manusia dalam bergerak di bidang konstruksi.

bekerja dapat menciptakan munculnya Perusahaan tersebut memiliki dua jenis

risiko yang berkaitan dengan pekerja konstruksi, yaitu pekerja tetap

keselamatan kerja. Perilaku yang tidak dan pekerja subkontraktor.

aman dianggap sebagai hasil dari Berdasarkan hasil pengamatan dari 10

kesalahan yang dilakukan baik oleh pekerja didapati 7 pekerja bekerja

pekerja yang terlibat secara langsung dengan perilaku yang tidak aman, 2

(Wibisono, 2013). Menurut Geller pekerja bekerja diketinggian tanpa

(2001), faktor perilaku merupakan menggunakan body harness, 1 pekerja

aspek manusia dan faktor tersebut didapati bekerja tidak menggunakan

lebih sedikit diperhatikan dari faktor alat pelindung telinga di bagian

lingkungan. spinning, 2 pekerja menarik kerangka

Hal ini dapat disebabkan oleh besi tanpa menggunakan alat angkat-

adanya faktor lain yang mempengaruhi angkut, 2 pekerja didapati menjalakan

terjadinya kecelakaan kerja seperti mesin spinning tidak sesuai dengan

tingkat pengetahuan dan keterampilan prosedur kerja yang berlaku.

tenaga kerja serta sikap tenaga kerja itu Sementara hasil nilai skor kuesioner
tingkat pengetahuan keselamatan dari
4

8 pekerja terdapat 3 pekerja yang Beton Boyolali. Populasi pada


memiliki nilai skor baik, 1 pekerja penelitian ini adalah pekeja
yang memiliki nilai skor yang sedang subkontraktor sebanyak 283 orang
dan 4 pekerja memiliki nilai skor yang yang kemudian dilakukan inklusi &
kurang. ekslusi menghasilkan 83 orang dan
Berdasarkan penelitian yang bekerja pada shift 1. Sampel pada
dilakukan oleh Nor Wijayanti (2014) penelitian ini berjumlah 68 orang.
menunjukan ada pengaruh Dalam penelitian ini variabel
pengetahuan terhadap perilaku bebas adalah tingkat pengetahuan,
keselamatan petugas labolatorium sedangkan variabel terikat adalah
dengan hasil yang signifikan (p value perilaku keselamatan.
0,001 < 0,5) dan nilai koefesien regresi Pengetahuan merupakan hasil
variabel pengetahuan petugas dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
laboratorium adalah 0,611. mendeteksi dan mempelajari terhadap
Tujuan penelitian ini adalah suatu objek tertentu. Terjadi melalui
Untuk menganalisis Hubungan pancaindra, rasa, dan raba. Sebagian
Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku besar pengetahuan manusia diperoleh
Keselamatan pada Pekerja melalui mata dan telinga
Subkontraktor PT. Wijaya Karya (Notoatmodjo, 2012).Alat ukur tingkat
Beton Boyolali pengetahuan keselamatan adalah
kuesioner. Perilaku keselamatan
MATERI DAN METODE adalah penerapan yang teratur tentang
Jenis penelitian ini perilaku manusia pada masalah
menggunakan observational analitik keselamatan di tempat kerja. Perilaku
dengan menggunakan pendekatan keselamatan ini lebih menekankan
Cross Sectional menggunakan teknik aspek perilaku manusia terhadap
simple random sampling. Penelitian ini terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
dilaksanakan di PT. Wijaya Karya (Sinambela, 2016). Alat ukur perilaku
aman bekerja adalah kuesioner.
5

Data yang sudah terkumpul Berdasarkan tabel 2


kemudian dianalisis menggunakan menunjukkan bahwa dari 68 responden
SPSS versi 17.0 dengan uji bivariat sebagian besar masa kerja pada
gamma and somers’d. dengan responden adalah ≤ 8 tahun dengan
interpertasi jika p (value) ≤ 0,05 maka frekuensi 50 orang.
hasil uji signifikan dan p (value) > 0,05 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat
Pengetahuan
maka hasil uji tidak signifikan. Frekuensi Persentase Rata-
Tingkat
Pengetahuan (Orang) (%) rata
HASIL Kurang 9 13,2
Cukup 34 50,0
Karakteristik responden yang 52,6
Baik 25 36,8
dianalisis pada penelitian ini adalah
Total 68 100,0
pelaksanaan pengawasan keselamatan Sumber : Data Primer, 2017

dan perilaku aman bekerja data Berdasarkan tabel 3, dapat


karakteristik responden dapat dilihat diketahui 25 (36.8%) responden
berikut ini : memiliki tingkat pengetahuan baik dan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur nilai rata – rata tingkat pengetahuan
Frekuensi Persentase
Umur pekerja adalah 52,6.
(Tahun) (Orang) (%)
≤ 35 33 51,5 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perilaku
Keselamatan
> 35 35 48,5
Frekuensi Persentase Rata-
Total 68 100,0 Perilaku
Keselamatan (Orang) (%) rata
Sumber : Data Primer, 2017
Tidak Aman 11 16,2
Berdasarkan tabel 1 diketahui Aman 57 83,8 94
bahwa sebagian besar umur responden Total 68 100,0
Sumber : Data Primer, 2017
adalah > 35 tahun.
Berdasarkan tabel 4 hasil dapat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Masa Kerja
Masa Frekuensi Persentase diketahui perilaku keselamatan yang
Kerja
(Orang) (%)
(Tahun) aman 57 pekerja (83,8%). Dengan nilai
≤8 50 73,5
>8 18 26,5
rata – rata kuesioner adalah 94.
Total 68 100,0
Sumber : Data Primer, 2017
6

Tabel 5. Hasil Uji Korelasi Gamma and yang mempengaruhi perilaku


Somers’d Tingkat Pengetahuan dengan
Perilaku Keselamatan seseorang.
r p Berdasarkan hasil penelitian
pada 68 responden diketahui bahwa
Tingkat Pengetahuan dengan
0,868 0,001 masa kerja respoden pekerja
Perilaku Keselamatan

subkontraktor PT Wijaya Karya Beton


Sumber : Data Primer, 2017 Boyolali diketahui paling rendah 4
Dalam hal ini terdapat nilai tahun, tertinggi 23 tahun dan rata-rata
signifikansinya adalah 0,001 yang masa kerjanya 8 tahun.
berarti p-value < 0,05. Sedangkan Berdasarkan WHO dalam
kekuatan korelasinya r = 0,868 Reese dkk (2006) menyatakan bahwa
sehingga dapat diketahui bahwa seseorang menerima objek tertentu dan
kekuatan korelasinya kuat dan arah diperoleh dari pengalaman sendiri
korelasinya positif (+). maupun pengalaman orang lain.
Pengalaman bekerja juga

PEMBAHASAN mempengaruhi tingkat pengetahuan

Hasil penelitian dari 68 dan perilaku seseorang. Semakin lama

responden diketahui bahwa perilaku seseorang bekerja, semakin baik

keselamatan aman terbanyak pada pengetahuan dan pengalaman yang dia

umur ≤ 35 tahun. Adapun umur dapat dari bekerja

terendah adalah 23 tahun, umur Berdasarkan hasil pengukuran

tertinggi adalah 54 tahun dan rata-rata tingkat pengetahuan dengan perilaku

umur responden adalah 30,93 tahun. keselamatan pada pekerja

Menurut Notoatmodjo (2003) subkonstruksi PT Wijaya Karya Beton

bahwa semakin cukup usia tingkat Boyolali menggunakan kuesioner

kemampuan, kematangan seseorang diperoleh hasil frekuensi 25 (36,8%)

dalam berfikir dan menerima informasi responden memiliki tingkat


pengetahuan yang baik yang terdiri
dari 1 responden yang tidak aman
7

dalam perilaku keselamatan dan 24 kali dalam 8 jam bekerja oleh ahli K3
responden dengan perilaku di perusahaan. Menurut Henrick
keselamatan yang aman. Adapun 34 (2011) safety talk merupakan cara
(50%) responden yang memiliki mengingatkan karyawan keselamatan
pengetahuan terdiri dari 2 responden dan kesehatan kerja bagian yang sangat
yang memiliki perilaku keselamatan penting dalam pekerjaan. Dengan
tidak aman dan 32 responden perilaku demikian safety talk memiliki
keselamatan yang aman. Sedangkan 9 pengaruh penting terhadap
(13.2%) responden memiliki tingkat pengetahuan, karena safety talk dapat
pengetahuan yang kurang terdiri dari 8 mengingatkan pekerja mengenai
responden yang tidak aman dalam perilaku keselamatan yang aman.
perilaku keselamatan dan 1 responden Menurut Institute for Healthcare
dengan perilaku keselamatan yang Improvement (2011) bahwa safety
aman. briefing adalah alat yang digunakan
Pekerja subkontraktor di PT untuk meningkatkan kesadaran
Wijaya Karya Beton Boyolali telah keselamatan di antara pekerja dalam
diberikan sekali pelatihan tentang mengembangkan budaya keselamatan.
keselamatan dan kesehatan kerja oleh Kurangnya pengetahuan
perusahaan. Pelatihan kerja merupakan responden dan perilaku keselamatan
sebuah proses mengajarkan dikarenakan masih banyak responden
pengetahuan dan keahlian tertentu, yang berlum mengaplikasikan
serta sikap pekerja lebih terampil dan keselamatan dan kesehatan kerja yang
mampu melaksanakan telah diberikan melalui pelatihan oleh
tangungjawabnya dengan semakin perusahaan dan tingkat pengetahuan
baik sesuai dengan peraturan atau masih pada tahap memahami belum
standar yang berlaku (Mangkuprawira, pada tahap aplikasi, analisis, sintesis
2011). dan evaluasi (Notoatmodjo, 2007).
Pemberian safety talk dan Hasil analisis korelasi antara
safety breafing kepada pekerja satu tingkat pengetahuan dengan perilaku
8

keselamatan pada pekerja SIMPULAN


subkontraktor PT Wijaya Karya Beton Terdapat hubungan bermakna
Boyolali dengan uji Gamma dan antara tingkat pengetahuan dengan
Somers’d diperoleh hasil nilai perilaku keselamatan pada pekerja
signifikansi p-value = 0.001 atau p < subkontraktor PT Wijaya Karya Beton
0,05 dan r = 0.868 yang berarti Boyolali dengan kekuatan korelasi
terdapat hubungan bermakna antara kuat.
tingkat pengetahuan dengan perilaku
keselamatan dengan kekuatan korelasi SARAN
kuat. Sehingga penelitian ini sejalan Bagi perusahaan untuk meningkatkan
dengan kajian teori Notoatmodjo perilaku keselamatan yang aman bagi
(2012) menyatakan bahwa pekerja sebaiknya pihak PT Wijaya
pengetahuan memberi informasi Karya Beton Boyolali membuat
kepada seseorang yang pelatihan mengenai K3 secara berkala
mempelajarinya sehingga jika dan safety talk secara rutin
diterapkan dalam kehidupannya akan
bisa mendatangkan perubahan perilaku UCAPAN TERIMA KASIH
atau tingkah laku. Pada Penelitian ini penulis
Penelitian ini sejalan dengan mengucapkan terima kasih kepada
penelitian yang dilakukan oleh Haris Setyawan, S.KM., M.Kes dan
Wijayanti (2014) bahwa terdapat Tutug Bolet Atmojo, S.KM, M.Si.
hubungan yang signifikan antara selaku pebimbing utama dan
variabel bebas yaitu tingkat pendamping serta Istar Yuliadi, dr.,
pengetahuan dengan perilaku M.Si., FIAS selaku penguji dan seluruh
keselamatan pada petugas pekerja di PT Wijaya Karya Beton
laboratorium dengan kemaknaan Boyolali.
interpretasi p-value = 0,001< 0,05.
9

DAFTAR PUSTAKA Kesehatan dan Perilaku


Geller, E. S. (2001). Behavior-based safety Kesehatan. 1st penyunt. Jakarta:
in industry: Realizing the large- Rineka Cipta.
scale potential of psychology to Notoatmodjo, S., 2012. Promosi
promote human welfare. Applied Kesehatan dan Perilaku
& Preventive Psychology, 10th, Kesehatan. 1st penyunt. Jakarta:
87 - 105. Rineka Cipta.
Gibson, et al. 2009. Organisasi. Edisi ke Sinambela, L. P., 2016. Manajemen
lima. Jakarta : Erlangga. Sumber Daya Manusia. 1st
Harianto, Feri., Wardani, K.M., penyunt. Jakarta: PT Bumi
Wulandari, D.C. 2014. Pengaruh Aksara.
Perilaku Tenaga Kerja Dan Wijayanti, N., 2014. Pengaruh
Lingkungan Kerja Yang Pengetahuan, Sikap, dan
Dimoderasi Faktor Pengalaman Ketersediaan Alat Pelindung DIri
Kerja Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Keselamatan
Terhadap Kecelakaan Kerja dan Kesehatan Kerja Pekerja
Konstruksi Di Surabaya. Seminar Laboratorium, Surakarta:
Nasional X 2014. Surabaya. Universitas Sebelas Maret
Teknik Sipil ITS. Surakarta.
Hendrik. 2011. Etika & Hukum Wibisono, Bayu. 2013. Faktor-Faktor
Kesehatan. Jakarta : EGC. yang Berhubungan Dengan
International Labour Oranization (ILO), Kejadian Kecelakaan Kerja Pada
2004. Keselamatan dan Kesehatan Pekerja Tambang Pasir Gali di
Kerja di Indonesia. Manila Desa Pengiringan Kabupaten
Mangkuprawira, S.Tb., 2011, Manajemen Pemalang Tahun 2013.
Sumber Daya Manusia Strategik, Universitas Dian Nuswantoro.
Ghalia Indonesia, Bogor. Semarang. Artikel.
Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. 11st penyunt.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S., 2007. Promosi

You might also like