You are on page 1of 9

Volume 13, Nomor 2, Agustus 2022

Hal. 190 - 198

GAMBARAN PERILAKU TENAGA LABORATORIUM DALAM


PENGGUNAAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI) DI PT. XZ KOTA
SURABAYA DESCRIPTION OF THE BEHAVIOR OF LABORATORY
POWER IN THE USE OF PPE (PERSONAL PROTECTION
EQUIPMENT) AT PT. XZ CITY SURABAYA
Arivia Surya Aldini 1, Merry Sunaryo 2, Muslikha Nourma Rhomadhoni 3, Ratna Ayu
Ratriwardhani4
1,2,3,4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Email: ariviasurya029.k318@student.unusa.ac.id

ABSTRACT

The laboratory is a workplace with a high level of risk because it involves hazardous
chemicals. Working in the laboratory can allow for the risk of occupational accidents from
various types of laboratory equipment and chemicals. So it is necessary to control occupational
safety and health hazards based on the control hierarchy. This study aims to describe the behavior
of laboratory personnel in the use of personal protective equipment. This study uses a qualitative
research type. There were 9 informants in this study, consisting of 7 main informants, 1 key
informant and 1 supporting informant. Data collection techniques in this research are
observation, interview guide and documentation. The results showed that the knowledge and
attitudes of the informants towards the use of PPE (Personal Protective Equipment) at PT. Most
of XZ already knows about the tools and materials as well as the hazards that are harmful to
Occupational Safety and Health. The behavior of informants in the use of PPE is still low, the
results of observations show that most of the informants do not use PPE completely. The
description of knowledge and attitudes in the use of personal protective equipment for workers
is actually sufficient, but the behavior of workers in the use of PPE is still lacking. Therefore, it
is suggested that the company can increase the socialization of K3 promotion that includes
training. As well as the need for companies to implement a punishment system for workers who
do not comply with regulations, one of which is not using PPE completely.

Keywords: PPE, Knowledge, Behavior of Using PPE, Laboratory Worker

ABSTRAK

Laboratorium merupakan tempat kerja dengan tingkat resiko bahaya tinggi karena
melibatkan bahan-bahan kimia yang berbahaya. Bekerja di laboratorium dapat memungkinkan
terjadinya resiko bahaya kecelakaan kerja dari berbagai jenis alat laboratorium dan bahan kimia.
Sehingga perlu dilakukan suatu pengendalian bahaya keselamatan dan kesehatan kerja
didasarkan pada hierarki pengendalian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
perilaku tenaga laboratorium dalam penggunaan alat pelindung diri. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang, yang terdiri dari 7
informan utama, 1 informan kunci dan 1 informan pendukung. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah observasi, panduan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian

190
menunjukkan bahwa, pengetahuan dan sikap informan terhadap penggunaan APD di PT. XZ
sebagian besar telah mengetahui mengenai alat dan bahan serta bahaya-bahaya yang berbahaya
bagi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Perilaku informan dalam penggunaan APD tergolong
masih rendah, hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar informan tidak menggunakan
APD dengan lengkap. Gambaran pengetahuan dan sikap dalam penggunaan APD pada pekerja
sebenarnya sudah cukup baik, tetapi untuk perilaku pekerja dalam penggunaan APD masih
kurang. Oleh karena itu disarankan perusahaan dapat meningkatkan sosialisasi promosi K3 yang
terdapat pelatihan. Serta perlunya perusahaan melakukan penerapan sistem punishment pada
pekerja yang tidak mentaati peraturan, salah satunya tidak menggunakan APD dengan lengkap.

Kata Kunci: APD, Pengetahuan, Perilaku Penggunaan APD, Tenaga Laboratorium

PENDAHULUAN kelalaian mahasiswa yang terlalu asyik pada


Salah satu perusahaan yang memiliki bermain gadget ketika mengikuti praktikum
potensi bahaya yang tinggi adalah perusahaan (Cahyaningrum, 2020)
yang bergerak pada penyedia layanan Pada penelitian yang telah dilakukan oleh
laboratorium lingkungan. Laboratorium lailatus saadah, 2017 menyebutkan penggunaan
merupakan tempat dengan segala kelengkapan APD dapat berhubungan dengan kejadian
peralatannya berpotensi menimbulkan bahaya kecelakaan kerja yaitu sebanyak 55.1% pekerja
seperti Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan yang tidak memakai APD pernah mengalami
kecelakaan kerja kepada pekerja yang melakukan kecelakaan kerja (Sa’adah, 2017). Selain itu,
pengujian (Rizkiani, 2011). Kegiatan di faktor pemungkin dengan penggunaan APD
laboratorium memiliki berbagai risiko yang menyatakan bahwa 72% yang tergolong kategori
berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan APD tidak tersedia ditempat kerja, dalam
psikososial yang harus dikendalikan dengan baik. kategori tersebut ada 14 orang (56%) yang tidak
Padahal menurut data International Labour menggunakan APD (Agnes,2017).
Organization (ILO) menyatakan bahwa 2,78 juta PT. XZ merupakan salah satu laboratorium
pekerja meninggal karena kecelakaan kerja penguji di Indonesia yang berlokasi di Kota
ataupun sakit yang berhubungan dengan Surabaya dibangun sejak tahun 2019 dengan
pekerjaan dan bahkan lebih dari 380.000 (13,7 tingkat resiko bahaya tinggi di lingkungan
persen) orang telah meninggal setiap tahunnya kerjanya, yang dimana dalam proses bisnisnya
yang diakibatkan kecelakaan kerja. Data BPJS telah dijalankan sehari-hari yang dapat
Ketenagakerjaan, terdapat 114.000 kasus melibatkan bahan-bahan kimia yang berbahaya.
kecelakaan kerja pada tahun 2019, kemudian Pada perusahaan ini memiliki 3 divisi yaitu
telah terjadi peningkatan pada tahun 2020 antara bagian adminitrasi, bagian analis laboratorium
Januari hingga Oktober 2020 BPJS dan bagian petugas sampling. Pada pekerja
Ketenagakerjaan mencatat 177.000 kasus yang petugas sampling memiliki risiko tinggi yaitu
terjadi kecelakaan kerja (Gagat Rakasiwi et al., bahaya ergonomi mengangkat kotak peralatan
2021). Sedangkan, di Indonesia telah banyak yang dapat cidera kaki atau tangan pekerja.
terjadi masalah kecelakaan pada laboratorium Sedangkan pada pekerjaan analis laboratorium
yang mengakibatkan luka ringan, luka berat memiliki resiko bahan kimia H2SO4 yang dapat
sampai yang mengakibatkan kematian dalam menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.
pekerjaannya, contohnya pada masalah Pengendalian bahaya K3 berdasarkan
kecelakaan di Laboratorium Farmasi Universitas hirearki pengendalian bahaya yang telah
Indonesia dalam 16 maret 2015, seorang ditetapkan, yaitu elimination, substitution,
mahasiswa yang berjumlah 14 orang mengalami engineering, administrative control dan APD.
kecelakaan kerja yaitu terkena pecahan dari APD masih memegang peran penting dalam
ledakan labu destilasi ketika melakukan upaya mengurangi paparan pekerja bahan kimia
praktikum di laboratorium tersebut. Penyebabnya (Rizkiani, 2011). Oleh karena itu, peneliti
melakukan dengan tujuan untuk menggambarkan

191
perilaku tenaga laboratorium dalam penggunaan Triangulasi dilakukan dengan
APD (Alat Pelindung Diri) di PT. XZ Kota menggunakan berbagai sumber dan pengamatan
Surabaya. pekerja yang menganut pada Permenkertrans
Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat
METODE PENELITIAN Pelindung Diri.
Jenis penelitian ini termasuk jenis
penelitian deskriptif dengan desain penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
kualitatif yaitu berupa deskriptif observasional.
Informan pada penelitian ini berjumlah 9 orang A. Hasil Identifikasi Pengetahuan Tenaga
dengan keterangan 7 informan utama sebagai Laboratorium terkait Penggunaan
petugas analis dan petugas sampling, 1 informan
kunci sebagai manager teknis, dan 1 informan APD di PT. XZ Kota Surabaya
pendukung sebagai kepala divisi K3. Teknik 1. Karakteristik Informan
penentuan informan yang dilakukan oleh peneliti Data yang diperoleh berdasarkan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. karakteristik informan akan menunjukkan
Data dikumpulkan berupa observasi, panduan ciri-ciri yang terdapat pada diri tenaga
wawancara dan dokumentasi. Hasil selanjutnya laboratorium. Data yang ada dapat dilihat
diolah menggunakan teknik triangulasi data. sebagai berikut ini:

Tabel 1. Karakteristik Informan di PT. XZ Tahun 2022


Pendidikan
Informan Umur Jenis Kelamin Bagian Keterangan
Terakhir
Informan 1 18 Tahun Laki-laki SMK Laboratorium Kimia Informan Utama
Informan 2 20 Tahun Perempuan SMK Laboratorium Kimia Informan Utama
Informan 3 20 Tahun Laki-laki SMK Laboratorium Kimia Informan Utama
Informan 4 20 Tahun Perempuan SMK Laboratorium Kimia Informan Utama
Informan 5 25 Tahun Perempuan S1 Kimia Laboratorium Kimia Informan Utama
Informan 6 25 Tahun Perempuan S1 Kimia Laboratorium Kimia Informan Utama
Informan 7 20 Tahun Laki-laki SMK Petugas Sampling Informan Utama
S1 Kesehatan Kepala Divisi K3
Informan 8 26 Tahun Laki-laki Informan Pendukung
Masyarakat Bagian Sampling
S2 Teknik
Informan 9 27 Tahun Laki-laki Manager Teknis Informan Kunci
Kimia
Sumber: Data Primer, 2022

Karakteristik umur informan dalam mereka bekerja. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
penelitian ini berada pada rentang umur 18-20 berikut ini: “Untuk alatnya seperti erlenmeyer,
tahun. Karakteristik jenis kelamin sebagian besar gelas beaker, buret, spectro dan bahan-bahannya
adalah jenis kelamin laki-laki. Adapun H2SO4, amilum, dan lain-lain. Untuk bahayanya
karakteristik yang didapatkan pada tingkat lebih ke seperti hotplate, jika terkena tangan akan
pendidikan terakhir tenaga laboratorium yaitu terasa panas, dan bahan-bahan kimia yang
SMK (Sekolah Menengah Keatas). lumayan pekat, jika terkena kulit akan melepuh
atau merasa terbakar” (Informan 1).
Bahan dan Alat Berbahaya “Menganalisa sampel dari customer yang datang,
Melalui wawancara mendalam dengan alat dan bahan yang saya gunakan yaitu alat ukur
informan utama, peneliti mendapatkan informasi glassware sama bahan kimia padat dan kimia cair
terkait alat dan bahan yang digunakan pada saat mbak. Menurut saya ini bahaya soalnya bisa

192
menyebabkan penyakit akibat kerja” (Informan “Dari beberapa APD menurut saya
3). Pengetahuan informan mengenai bahan dan yang sesuai itu hanya masker saja karena
alat yang berbahaya ditempat kerja mereka sudah
cukup baik. Sebagian informan sudah ukurannya yang pas apabila saya
mengetahui alat dan bahan yang digunakan menggunakannya. Untuk yang tidak
ditempat mereka bekerja. sesuai itu seperti: jas lab, dan sepatu
karena ukurannya sangat besar bagi
Definisi APD dan Manfaat APD
Hasil wawancara mengenai pengetahuan saya” (Informan 4).
mengenai APD oleh informan utama. Hal ini Sebagian besar sikap terhadap
dapat dilihat dari kutipan: “APD sendiri Alat kesesuaian dalam penggunaan APD,
Pelindung Diri ya untuk melindungi diri kita seluruh informan menyatakan APD nya
ketika kita melakukan proses analisa supaya tidak
terkena percikan bahan kimia untuk melindungi sesuai dengan jenis pekerjaan mereka.
tubuh kita dari bahan kimia” (Informan 4). C. Hasil Identifikasi Ketersediaan APD di
Sebagian informan dapat menjelaskan definisi PT. XZ Kota Surabaya
APD serta dapat mengetahui manfaat APD sudah 1. Ketersediaan APD
baik.
Ketersediaan APD di PT. XZ
B. Hasil Identifikasi Sikap Tenaga berdasarkan hasil wawancara dengan
Laboratorium terkait Penggunaan informan utama. Hal ini dapat dilihat dari
APD di PT. XZ Kota Surabaya kutipan:
1. Respon Rekan Kerja “APD ditempat saya bekerja yaitu
Hasil wawancara mengenai respon meliputi sepatu safety kemudian ada jas
pekerja apabila tidak menggunakan APD laboratorium kemudian ada kacamata
dapat dilihat dari kutipan: googles, respirator, kemudian ada gloves
“Sikap saya yang biasa saya lakukan atau sarung tangan. APD yang sering
yaitu dengan cara menegur dan saya pakai yaitu sepatu safety kemudian
menasehatinya baik-baik untuk jas laboratorium, gloves, untuk
mengingatkan betapa pentingnya APD respirator dan googles itu saya jarang
digunakan saat memasuki laboratorium” gunakan” (Informan 6).
(Informan 6). Hasil wawancara didapatkan
Dari hasil wawancara didapatkan sebagian besar informan menyatakan
hasil sebagian informan menyatakan akan ketersediaan APD di PT. XZ ini masih
mengingatkan rekan kerjanya jika tidak sangat kurang, karena jumlah pekerja dan
menggunakan APD. jumlah ketersediaan APD pun masih
2. Kesesuaian APD kurang lengkap.
Hasil wawancara mendalam 2. Observasi Kelengkapan APD
mengenai kesesuaian dalam Observasi kelengkapan dalam penggunaan
menggunakan APD dapat dilihat dari APD di PT. XZ ini, dapat dilihat dari hasil
observasi berikut ini:
kutipan berikut ini:

193
Tabel 2. Observasi Kelengkapan APD (Alat Pelindung Diri)
Informan Kegiatan APD Tersedia APD Tidak Tersedia
Informan 1 Analisa BOD Jas Laboratorium, Masker, Kacamata Googles
(Biological Sepatu Safety, Sarung
Oxygen Demand) Tangan
Sampel Air
Informan 2 Analisa Fenol Sampel Masker, Jas Laboratorium, Kacamata Googles, Masker
Air Sepatu Safety, Kacamata Respirator
Googles, Respirator, Sarung
Tangan
Informan 3 Analisa Kadar NitritJas Laboratorium, Sepatu Safety,Kacamata Googles, Masker
Masker respirator, Sarung Respirator
Tangan
Informan 4 Analisa TSS (Total Jas Laboratorium, Sepatu Safety,Kacamata Googles, Masker
Suspended Solid) Masker respirator, Sarung Respirator
Tangan
Informan 5 Analisa DO Jas Laboratorium, Sepatu Safety, Kacamata Googles
(Dissolved Masker respirator, Sarung
Oxygen) Tangan
Informan 6 Analisa COD Masker, Jas Laboratorium, Kacamata Googles,
(Chemical Oxygen Safety Shoes, Respirator, Respirator
Demand) Sampel Kacamata Googles, Sarung
Air Tangan
Inforan 7 Pengambilan Sampel Safety Helmet, Safety Gloves,Ear Plug, Safety Glasses
Udara Safety Glasses, Safety Shoes,
Ear Plug,

Sumber : Data Primer, 2022

Perilaku pekerja dikatakan patuh apabila ditegur eee untuk selanjutnya mungkin ee bisa
sudah lengkap dalam menggunakan APD yang dibentuk badan pengawas khusus untuk
diwajibkan saat bekerja. Hasil observasi yang laboratorium” (Informan 6). Sebagian besar
dilakukan didapatkan hasil bahwa semua informan menyatakan bahwa pengawasan terkait
informan belum lengkap dalam menggunakan dengan penggunaan APD belum adanya
APD. pengawasan yang secara khusus. Hal ini belum
D. Hasil Indentifikasi Pengawasan sesuai dengan PER.08/MEN/VII/2010 tentang
Tenaga Laboratorium Dalam APD bahwa Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
atau Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Penggunaan APD di PT. XZ Kota dapat mewajibkan penggunaan APD di tempat
Surabaya kerja.
Hasil wawancara terkait dengan frekuensi
pengawasan kepada pekerja, berikut kutipan Pembahasan
pernyataan informan sebagai berikut: “Sejauh ini
menurut saya tidak ada pengawasan ya di tempat A. Identifikasi Pengetahuan Tenaga
saya bekerja mengenai APD sehingga terkadang Laboratorium terkait Penggunaan
terdapat beberapa personil itu yang lupa memakai APD di PT. XZ Kota Surabaya
APD itu eee dibiarkan saja dan cenderung tidak

194
Pengetahuan adalah suatu hal yang penting B. Identifikasi Sikap Tenaga
dalam pembentukan perilaku pada tenaga kerja. Laboratorium terkait Penggunaan
Tingkat pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia pada objek yang melalui indera APD di PT. XZ Kota Surabaya
penglihatan maupun pendengaran. Dari hasil Sikap adalah reaksi atau respon yang masih
wawancara yang dilakukan pada informan tertutup dari seseorang terhadap stimulus. Sikap
mengenai pengetahuan tentang APD segala jenis belum bearti merupakan suatu tindakan atau
informasi yang diketahui oleh pekerja tentang aktivitas, tetapi sikap itu predisposisi tindakan
bahan dan alat yang berbahaya bagi pekerja, perilaku. Sikap merupakan reaksi yang tertutup,
definisi APD dan manfaat APD didapatkan hasil bukan tingkah laku yang terbuka (Retnaningsih,
bahwa sebagian besar pekerja memiliki 2016).
pengetahuan yang baik mengenai APD, Hasil penelitian sebagian besar sikap
meskipun hanya ada 1 informan yang tidak dapat pekerja saling mengingatkan kepada rekan kerja
menjelaskan definisi APD secara detail, seperti untuk menggunakan APD. Sikap seperti ini sudah
halnya pada kutipan berikut “Definisi dari APD masuk dalam tingkatan sikap yang paling tinggi
ya Alat Pelindung Diri”. Namun pengetahuan yaitu pekerja bertanggung jawab atas segala
yang baik ini masih belum cukup untuk membuat sesuatu yang dipilihnya dengan segala risiko.
pekerja berperilaku aman dan selamat dalam Sikap adalah suatu kesediaan untuk melakukan
penggunaan APD. suatu tindakan, bukan suatu aktivitas. Suatu sikap
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada belum tentu dapat mewujudkan dalam suatu
informan mengenai pengetahuan tentang APD tindakan, apabila dalam mewujudkan sikap untuk
dari bahan, alat yang berbahaya, definisi hingga menjadi suatu tindakan yang nyata maka,
manfaat APD didapatkan hasil bahwa sebagian diperlukan adanya faktor pendukung (Wulandini
besar pekerja memiliki pengetahuan yang baik s & Roza, 2016).
mengenai APD. Pengetahuan tentang cara Penelitian di laboratorium patologi klinik
menggunakan alat pelindung diri APD itu penting rumah sakit umum banda aceh menyatakan
untuk dimiliki sebelum melakukan tindakan bahwa ada hubungan sikap pekerja dengan
penggunaan alat pelindung diri, namun perilaku terjadinya kecelakaan kerja akibat tidak
kepatuhan penggunaan alat pelindung diri tidak menggunakan APD ini terbukti. Masih adanya
terjadi begitu saja. Kecuali ketika seseorang pekerja yang menunjukkan sikap yang salah saat
mendapatkan dorongan motivasi yang lebih kuat, bekerja lebih tinggi daripada melakukan sikap
seseorang juga dapat bertindak sesuai dengan yang benar maka dari itu masih banyaknya
pengetahuan yang dimiliki (Rambe, 2021). pekerja yang bekerja tidak sesuai dengan
Hal ini terdapat juga pada penelitian prosedur yang ditetapkan seperti: tidak
(Abdullah Dahlan, 2020) menyatakan bahwa menggunakan jas lab, tidak menggunakan
hubungan pengetahuan dalam penggunaan APD handscoon yang benar (Salawati, 2010). Hal ini
pada mahasiswa yang melakukan praktikum juga dapat diperkuat dari kutipan informan yang
anatomi di fakultas kedokteran didapatkan hasil menyatakan bahwa sikap pada kesesuaian dalam
bahwa tidak terdapat hubungan pengetahuan penggunaan APD di laboratorium PT. XZ “Dari
dengan penggunaan APD, dapat disimpulkan dari beberapa APD menurut saya yang sesuai itu
pengetahuan yang baik tidak akan menjamin hanya masker saja karena ukurannya yang pas
tenaga kerja akan patuh dalam penggunaan APD. apabila saya menggunakannya. Untuk yang tidak
Hal ini tidak adanya jaminan bahwa tenaga kerja sesuai itu seperti: jas lab, dan sepatu karena
yang memiliki pengetahuan yang tinggi akan ukurannya sangat besar bagi saya”.
patuh dalam penggunaan APD karena
pengetahuan yang dimiliki tenaga kerja hanya C. Identifikasi Ketersediaan APD di PT.
sampai pada pengetahuan tingkat pertama. Secara XZ Kota Surabaya
garis besar pengetahuan itu ada 6 tingkatan, yaitu:
Pada PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat
tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan
Pelindung Diri menyatakan bahwa pengusaha
evaluasi (Masturoh, Imas dan T., 2018).
wajib menyediakan APD bagi pekerja di tempat

195
kerja yang harus sesuai dengan standar yang dapat memperhambat proses kegiatan. Sehingga
berlaku. APD wajib diberikan oleh pengusaha beberapa informan kurang memperhatikan dalam
secara cuma-cuma, alat pelindung diri meliputi: penggunaan alat pelindung diri (APD) yang
pelindung kepala, pelindung mata dan muka, secara lengkap.
pelindung telinga, pelindung pernafasan beserta Pada hasil observasi dalam penggunaan
perlengkapannya, pelindung tangan, dan APD di PT. XZ yang sesuai dengan kegiatan yang
pelindung kaki. Ketersediaan APD di dilakukan alat pelindung diri yang wajib yaitu jas
laboratorium berdasarkan hasil wawancara laboratorium, masker, sarung tangan, sepatu
dengan informan diketahui bahwa sudah ada safety, kacamata pengaman, dan ear plug
semua yang pekerja butuhkan, akan tetapi jumlah (Redjeki, 2016). Sedangkan alat pelindung diri
ketersediaan yang terbatas sehingga dapat yang tidak digunakan yaitu kebanyakan pekerja
memperhambat proses dalam melakukan tidak memakai kacamata pengaman, masker
kegiatan pada saat bekerja. respirator serta ear plug. Hal ini mungkin
Dalam UU No 1 Tahun 1970 tentang dikarenakan jumlah alat pelindung diri yang
keselamatan kerja dan PermenakerTrans No 8 minim, sehingga alat pelindung diri di PT. XZ
tahun 2010 tentang alat pelindung diri saling bergantian dengan para pekerja lainnya.
menyatakan bahwa salah satu kewajiban Hasil dari penelitian menurut (Lagata,
perusahaan adalah menyediakan APD dan 2015) tentang perilaku penggunaan APD
diberikan kepada semua pekerja. APD yang menyatakan sebagian besar responden 98,8%
diberikan juga harus disesuaikan dengan jenis dapat berperilaku baik dalam penggunaan alat
pekerjaan. Ketersediaan APD saat ini sudah pelindung diri. Akan tetapi masih ada beberapa
cukup untuk semua pekerja namun, masih ada responden yang masih berperilaku kurang baik
beberapa jumlah APD yang masih kurang dan dalam penggunaan alat pelindung diri dalam
perlu untuk penambahan APD sesuai dengan pelaksanaan tugas sehari-hari. Oleh karena itu,
jumlah pekerja. Ketersediaan APD juga dapat untuk meningkatkan penggunaan alat pelindung
memunculkan perilaku seseorang. diri sebaiknya perusahaan dapat memperbaiki
Perilaku yang baik dapat menunjang dan meningkatkan sistem pengawasan terkait
dengan kenyamanan dan kesesuaian ketersediaan penggunaan alat pelindung diri pada saat bekerja.
APD. Menggunakan APD tidak hanya baik, D. Identifikasi Pengawasan Tenaga
tetapi juga harus nyaman saat dipakai, tidak Laboratorium dalam Penggunaan
mengganggu aktivitas pekerja serta
pemeliharaannya yang mudah. Kondisi APD APD di PT. XZ Kota Surabaya
yang sudah tidak layak pakai harus segera diganti Pengawasan yang ada di laboratorium PT.
agar tidak dapat membahayakan pekerja. Dalam XZ sebagian informan mengatakan bahwa belum
penelitian (Nurdiani & Krianto, 2019) Hasil adanya pengawasan secara khusus terkait dalam
penelitian responden yang menyatakan rekan penggunaan APD. Hal ini belum sesuai dengan
mahasiswa menggunakan APD secara lengkap PER.08/MEN/VII/2010 tentang APD bahwa
(masker, jas laboratorium, sarung tangan) Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli
sebanyak (96,0%), yang menyatakan rekan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat
mahasiswa mengingatkan untuk menggunakan mewajibkan penggunaan APD di tempat kerja.
APD sebanyak (97,0%) dan yang menyatakan Hasil wawancara diketahui bahwa tidak ada
rekan mahasiswa memotivasi untuk selalu pengawasan, juga tidak adanya sanksi yang
menggunakan APD secara lengkap sebanyak memberatkan bagi pekerja yang tidak
(93,9%). menggunakan APD. Hal ini akan dapat membuat
Hasil observasi yang dilakukan di PT. XZ pekerja semakin leluasa atau semakin
Surabaya didapatkan hasil bahwa sebagian besar menyepelehkan dalam penggunaan APD.
informan tidak menggunakan alat pelindung diri Hasil wawancara diketahui bahwa tidak
(APD) secara lengkap. Pada jumlah ketersediaan ada pengawasan, juga tidak adanya sanksi yang
alat pelindung diri yang kurang memadai dan ada memberatkan bagi pekerja yang tidak
beberapa informan yang mengatakan bahwa menggunakan APD. Hal ini akan dapat membuat
apabila menggunakan alat pelindung diri akan pekerja semakin leluasa atau semakin

196
menyepelehkan dalam penggunaan APD. Cahyaningrum, D. (2020). Program Keselamatan
Sebagian besar informan juga mangatakan bahwa dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium
perlu adanya pengawasan untuk melakukan Pendidikan. Jurnal Pengelolaan
kontrol dalam penggunaan APD sebaiknya Laboratorium Pendidikan, 2(1), 35–40.
diberikan sanksi agar pekerja dapat mematuhi https://doi.org/10.14710/jplp.2.1.35-40
peraturan yang diberikan oleh perusahaan. Gagat Rakasiwi, A., Ginanjar, R., & Listyandini,
Hasil penelitian (Tho et al., 2019) R. (2021). Audit Sistem Manajemen
menunjukkan bahwa dengan adanya pengawasan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Pt
dengan jawaban patuh sebanyak 27 responden Buana Centra Swakarsa Di Kabupaten
(69,2%) Sedangkan responden dengan Bogor. Promotor, 5(1), 51.
pengawasan yang tidak ada tetapi patuh sebanyak https://doi.org/10.32832/pro.v5i1.6128
13 responden dengan jumlah persentase sebesar Heryawan, H., & Heryana, A. (2018). Analisis
(40,6%). Salah satu tujuan dilakukan pengawasan Penyebab Ketidakpatuhan Penggunaan
yaitu untuk meningkatkan kedisiplinan pekerja APD pada pekerja Manual handling PT X
untuk menggunakan alat pelindung diri selama Tahun 2018. Program Studi Kesehatan
melakukan pekerjaan, selain itu juga bisa Masyarakat Universitas Esa Unggul, 1–11.
memberi hukuman atau teguran yang keras https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU
kepada pekerja yang tidak menggunakan alat -Undergraduate-12653-
pelindung diri saat bekerja. Sehingga perilaku MANUSKRIP.Image.Marked.pdf
pekerja akan menjadi lebih baik dengan adanya Lagata, F. S. (2015). Gambaran Perilaku
pengawasan dari perusahaan atau pihak-pihak Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
yang terkait (Setiyowati, 2010). pada Pekerjaan di Departemen Produksi
PT. Maruki Internasional Indonesia
KESIMPULAN Makassar.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah Masturoh, Imas dan T., N. A. (2018). Metodologi
Pengetahuan informan terhadap penggunaan Penelitian Kesehatan. 307.
APD berdasarkan hasil wawancara yaitu Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.
informan mengetahui alat, bahan berbahaya (2010). Permenkertrans Nomor
hingga definisi dan manfaat APD sudah cukup PER.08/MEN/VII/2010. Peraturan
baik. Sikap pekerja sudah cukup baik. Perilaku Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi,
penggunaan APD didukung oleh dengan adanya VII(8), 1–69.
ketersediaan APD. Perusahaan telah https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/perat
menyediakan APD, namun jumlah APD belum uran_file_PER08.pdf
sesuai dengan jumlah pekerja, dan jenis APD Nurdiani, C. U., & Krianto, T. (2019). Kepatuhan
belum sesuai dengan jenis risiko bahaya yang Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Di
dihasilkan. Pengawasan dalam penggunaan APD Laboratorium Pada Mahasiswa Prodi
belum ada. Diploma Analis Kesehatan Universitas Mh
Thamrin. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 11(2),
88–93.
Bibliography https://doi.org/10.37012/jik.v11i2.72
Abdullah Dahlan, A. S. (2020). Universitas
Permenaker. (2018). Peraturan Menteri
Malikussaleh. Industrial Engineering, 9(2),
Ketenagakerjaan Republik Indonesia
211–220.
Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Agnes, B. P. (2017). Faktor-Faktor Yang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Mempengaruhi Penggunaan Alat
Lingkungan Kerja. Peraturan Menteri
Pelindung Diri (APD) Pada Perajin
Ketenagakerjaan Republik Indonesia No 5
Keranjang Bambu Desa Sigodang Barat
Tahun 2018, 5, 11.
Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun.
https://jdih.kemnaker.go.id/keselamatan-
Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
kerja.html
Skripsi, Universitas Sumatera Utara, 7–37.
Rambe, M. A. I. (2021). Analisis Kepatuhan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

197
pada Pekerja Pemanen Kelapa Sawit di Salawati, L. (2010). Hubungan Manajemen
PTPN III Kebun Ambalatu. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan
Redjeki, S. (2016). Modul Bahan Cetak Farmasi Terjadinya Kecelakaan Kerja Di
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Pusdik Laboratorium Patologi Klinik Rumah
SDM Kesehatan. Sak.It Umum Dr.Zainoel Abidin Banda
Retnaningsih, R. (2016). Hubungan Pengetahuan Aceh Tahun 2009. Jurnal Kedokteran
dan Sikap tentang Alat Pelindung Telinga Syiah Kuala, 10(1), 19–26.
dengan Penggunaannya pada Pekerja di Setiyowati, S. D. (2010). Terhadap Tenaga Kerja
PT. X. Journal of Industrial Hygiene and Di Pt Bayer Indonesia-. Penerapan
Occupational Health, 1(1). Penggunaan Alat Pelindung Diri Sebagai
Rizkiani, D. O. (2011). Analisis Kepatuhan Upaya Perlindungan Terhadap Tenaga
Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Kerja Di Pt Bayer Indonesiabayer
Pekerja Laboratorium PPPTMGB Lemigas Cropsceince, 8 (2), 13.
Jakarta. Skripsi, 1–66. http://eprints.uns.ac.id/4036/1/153642008
file:///C:/Users/Hp/AppData/Local/Temp/ 201002141.pdf
digital_2016-11_20440077-S-Pdf-Dwi Tho, ita la, Indah, fernita purnama sari, & Puji,
Okta Rizkiani.pdf lela kania. (2019). Analisis Pengawasan
Sa’adah, L. (2017). Hubungan Pemakaian Alat Petugas Safety Dengan Kepatuhan
Pelindung Diri (APD) Dengan Kejadian Penggunaan Alat Pelindung Diri ( Apd ) Di
Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Penderes Proyek Pembangunan. Jurnal Ilmiah
Di Ptpn Iii Kebun Sei Silau Tahun 2017. Teknik Dan Manajemen Industri, 2(2).
Universitas Sumatera Utara Medan, 7–37. UU RI Nomor 1. (1970). Undang-Undang
http://repository.usu.ac.id/handle/1234567 Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970
89/65867%0Ahttps://docplayer.info/8393 Tentang Keselamatan Kerja. Presiden
5451-Hubungan-pemakaian-alat- Republik Indonesia, 14, 1–20.
pelindung-diri-apd-dengan-kejadian- Wulandini s, P., & Roza, A. (2016). Perilaku
kecelakaan-kerja-pada-pekerja-penderes- Perawat dalam penggunaan Alat Pelindung
di-ptpn-iii-kebun-sei-silau-tahun-2017- diri (APD) di IRNA Medikal RSUD
skripsi.html Pekanbaru 2016. Analis Kesehatan,
2(September), 1–9.

198

You might also like