Professional Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN KOMUNITAS I
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Using The Teach-Back and Orem’s Self-Care Deficit Nursing Theory to Increase
Childhood Immunization Communication among Low-Income Mothers
(Menggunakan Metode Pengajaran Kembali dan Teori Keperawatan Defisit
Perawatan Diri Orem untuk Meningkatkan Komunikasi tentang Imunisasi Anak
pada Ibu Berpenghasilan Rendah)
1. Identitas Artikel
a. Judul Artikel
Using The Teach-Back and Orem’s Self-Care Deficit Nursing Theory to
Increase Childhood Immunization Communication among Low-Income
Mothers
(Menggunakan Metode Pengajaran Kembali dan Teori Defisit Perawatan
Diri Orem untuk Meningkatkan Komunikasi tentang Imunisasi Anak pada
Ibu Berpenghasilan Rendah)
b. Pengarang
1. Feleta L. Wilson, PhD, RN
2. Lynda M. Baker, PhD
3. Cheryl K. Nordstrom, PhD, MPH, CHES
4. Carol Legwand, BSN
c. Tanggal Publikasi
22 Juli 2008 (Disetujui 1 November 2007)
d. Sumber
Informa Healthcare USA, Inc.
e. Kata Kunci
Childhood Immunization, Health Communication, Health Literacy, Teach-
Back
f. Abstrak
Guided by Orem’s Self-care Deficit Nursing theory, the purpose of the
pilot study was to assess the relationship between maternal health literacy
and the mother’s ability to comprehend and communicate information
about childhood immunizations. Communication is the key to positive
health results, particularly for patients with low literacy skills, yet few
studies have examined patients’ ability to converse about health
information taught to them by providers. The study was conducted in an
urban walk-in immunization clinic. A quantitative–qualitative research
design was used. Convenience sampling was applied to obtain 15 mothers
with one child (M1) and 15 mothers with more than one child (M > 1). The
Rapid Estimate of Adult Literacy (REALM) was used to assess literacy
level. Vaccine information statements on inactive poliovirus (IPV) and
pneumococcal conjugate vaccine (PCV) were instructional materials used
in the teachback procedure. Although the results of the study were mixed,
patterns and trends were noted. Mothers with higher literacy levels
provided more correct responses for the benefits of the polio vaccine than
did those mothers with lower literacy levels (F2,25 = 4.70, p = .02). For
both IPV and PCV vaccines, more mothers gave correct answers for risks
and benefits, but more mothers gave incorrect answers for safety. There
also was some relationship between mother’s age and correctness of
responses regarding risk of pneumonia vaccination (F2,24 = 3.79, p =
.04). The inconsistency of the mothers’ responses to communicate critical
immunization information about vaccines indicates the need to further
assess how best to increase parents’ vaccine knowledge and
communication skills.
2. Tujuan Artikel
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menentukan efektivitas metode
pengajaran kembali tentang imunisasi anak. Tujuan khusus penelitian ini
untuk menentukan:
a. Perbedaan dalam kemampuan untuk mengomunikasikan manfaat, risiko,
dan masalah keselamatan vaksin pada anak (Dependent Care Agency)
antara ibu dengan satu anak (M1) dan ibu dengan banyak anak (M > 1);
b. Hubungan antara tingkat melek huruf (Foundational Capability) dan
kemampuan ibu untuk mengomunikasikan manfaat, risiko, dan masalah
keselamatan vaksin pada anak (Dependent Care Agency);
c. Hubungan antara usia dan pendapatan (Basic Conditioning Factors)
dengan kemampuan ibu untuk mengomunikasikan manfaat, risiko, dan
masalah keselamatan vaksin pada anak (Dependent Care Agency).
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif-kualitatif.
Pengambilan sampling menggunakan convience sampling dan didapatkan 15
ibu dengan satu anak (M1) dan 15 ibu dengan lebih dari satu anak (M > 1).
Semua ibu tersebut membawa anaknya ke klinik imunisasi di Midwest.
Instrumen yang digunakan penelitian ini ada dua, yaitu:
a. Data demografis yang dikembangkan peneliti untuk mendapatkan data
umur, tingkat pendidikan, jenis asuransi, struktur keluarga, dan
transportasi ke klinik;
b. REALM yang telah disesuaikan dengan tes standar lain yaitu Wide Range
Achievment (r = 0,87) dan Peabody Individual Achievment (r = 0,97).
Dalam penelitian ini kisi-kisi yang digunakan yaitu Pernyataan Informasi
Vaksin CDC pada vaksin virus polio yang inaktif dan vaksin konjugasi
pneumokokus. Prosedur penelitian yang digunakan telah disetujui oleh
Dewan Peninjau Konstitusional dan sample yang telah setuju untuk diteliti
masing-masing diwawancara untuk mengkaji data demografis dan wawancara
tersebut direkam.
Dalam proses pengajaran kembali digunakan formulir VIS dan peneliti
memberikan informasi mengenai IPV dan PCV yang terdiri atas:
a. Nama vaksin termasuk akronimnya;
b. Manfaat menerima vaksin
c. Risiko menerima vaksin (seperti demam tinggi, pegal, bengkak di tempat
suntikan, suara serak, mengi, gatal-gatal);
d. Masalah keamanan tentang vaksin (seperti apa yang harus dilakukan jika
terjadi risiko, bagaimana alur pelaporannya, pemantauan vaksin oleh
pemerintah, dan hubungan vaksin serta autisme).
Setelah itu, masing-masing ibu diminta mengulangi lagi mengenai keempat
materi diatas dari kedua vaksin yang sudah dijelaskan sesuai dengan
pemahamannya dan kata-katanya sendiri. Setiap penjelasan oleh sample
dihitung, seperti manfaat (benar 2 dari 3), faktor risiko (benar 3 dari sekitar 7-
8 faktor), dan isu-isu keselamatan (benar 3 dari sekitar 6-7 faktor). Jawaban
yang hampir benar menerima skor 0,5, sedangkan jawaban yang salah
menerima skor 0. Jumlah total penjelasan yang benar, hampir benar, dan tidak
benar dihitung oleh 2 penilai (reliabilitas antar keduanya = 85%) untuk
mendapatkan nilai rata-rata.
Wilson, F.L. et al. 2008. Using The Teach-Back and Orem’s Self-Care Deficit
Nursing Theory to Increase Childhood Immunization
Communication among Low-Income Mothers. Informa
Healthcare USA, Inc. 31: 7 – 22.