You are on page 1of 12

ISSN : 1693-9883

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VII, No. 3, Desember 2010, 46-57

ANALISIS KANDUNGAN ION FLUORIDA


PADA SAMPEL AIR TANAH DAN AIR PAM
SECARA SPEKTROFOTOMETRI
Yodifta Astriningrum, Herman Suryadi, Azizahwati
Universitas Indonesia FMIPA, Departemen Farmasi

ABSTRACT
Fluoride ion is one of the compounds that are known to have benefits in the pre-
vention of dental caries when used in certain concentrations, but also hasnegative
effects that may cause the occurrence of dental and bone fluorosis when the intake
was in excessive concentration. One of the fluoride intakes comes fromwater that is
consumed. The aim of this research was to identify and measurefluoride ion levels in
groundwater and piped water that used as drinking water consumption in the
community. Measurement of fluoride ion concentration isdone by using visible spec-
trophotometry at the maximum wavelength of 586 nmusing the sodium 2-para-
sulfophenylazo 1,8-dihydroxy-naphthalene-3,6disulfonate (SPADNS)-zirconil acid
reagent. This method was optimized by thesearch of range of absorption which stable
for 10 minutes after reagent addition.The limit of detection, limit of quantitation,
and coefficient of variation forfluoride ion were 0.0452 mg/L, 0.1506 mg/L, and
0,63%, respectively. While therecovery of fluoride ion in sample were in the range of
90,50-102,04%. The measurement results of the samples showed levels of fluoride
ions in groundwaterand piped water varied between 0.05 to 0.78 mg/L. This range
was still within allowed levels according the rules of Indonesian health ministers
No.492/MENKES/PER/IV/2010 where the maximum allowable fluoride concentra-
tion is 1.5 mg/L.
Keyword : acid zirconyl-SPADNS, ground water, fluoride ion, pipedwater, spec-
trophotometry.

ABSTRAK
Fluorida merupakan salah satu ion yang diketahui bermanfaat dalam pencegahan
karies gigi jika digunakan pada konsentrasi tertentu, namun juga memiliki efek negatif
yaitu menimbulkan terjadinya fluorosis pada gigi maupun tulang apabila konsentrasi
asupannya berlebihan.Salah satu sumber asupan fluorida yaitu berasal dari air yang
dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengukur kadar
ion fluorida pada air tanah dan air PAM yang digunakan sebagai sumber air minum
di masyarakat. Pengukuran kadar ion fluorida dilakukan dengan menggunakan spek-

Corresponding author : E-mail : aya_2803@yahoo.com

46 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Corresponding author : hermans01@yahoo.com
trofotometri visible pada panjang gelombangmaksimum 586 nm menggunakan
pereaksi sodium 2-parasulfofenilazo 1,8-dihidroksi-3,6-naftalen disulfonat (SPADNS)-
asam zirkonil. Metode inidioptimasi dengan cara mencari rentang serapan yang
paling stabil yaitu hingga menit ke-10 setelah penambahan pereaksi. Hasil validasi
metode diperoleh batasdeteksi sebesar 0,0452 mg/L, batas kuantitasi 0,1506 mg/L,
koefisien variasi sebesar 0,63%, dan uji perolehan kembali ion fluorida berada dalam
rentang 90,50-102,04%. Hasil pengukuran terhadap sampel menunjukkan kadar
ionfluorida pada air tanah dan air PAM bervariasi antara 0,0459 hingga 0,7800 mg/
L.Rentang konsentrasi ini masih dalam batas kadar yang diperbolehkan
berdasarkanperaturan menteri kesehatan nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu
sebesar 1,5mg/L.
Kata kunci : air tanah, air PAM, ion fluorida, SPADNS-asam zirkonil,
Spektrofotometri.

PENDAHULUAN hari. Adanya asupan fluorida dari


berbagai sumber pangan diantaranya
Fluorida adalah salah satu se- seperti air, daging, dan ikan menye-
nyawa kimia yang terbukti dapat babkan asupan fluorida meningkat
menyebabkan efek terhadap keseha- (Fawell, Bailey,Chilton, Dahi,
tan melalui air minum. Fluorida Fewtrell, & Magara, 2006).
memiliki efekyang bermanfaat ter- Air merupakan salah satu kom-
hadap pencegahan karies gigi pada ponen lingkungan yang memiliki
konsentrasi tertentu,namun pada peranan penting dalam kehidupan.
keterpaparan yang berlebihan dapat Air yang digunakan sebagai sumber
meningkatkan terjadinya efek yang air minum harus memiliki kualitas
tidak diinginkan. Efek buruk ter- yang baik, sesuai dengan Peraturan
sebut dapat bervariasi dari fluorosis Menteri Kesehatan Republik Indo-
gigiringan (keadaan dimana gigi nesia No. 492/MENKES/PER/IV/
menjadi kekuningan atau kecoklatan 2010 tentang persyaratan kualitas air
dan terdapat bintik-bintik pada minum dimana air minum tersebut
enamel gigi) hingga fluorosis skeletal dikatakan aman apabila memenuhi
seiring dengan meningkatnya kadar persyaratan fisika, mikrobiologis,
dan lamanya paparan. Oleh karena kimiawi, dan radioaktif.
itu, asupan fluoride haruslah dibatasi Berdasarkan data dari Badan
agar dapat mencegah karies namun Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta 2007
tidak menimbulkan terjadinya fluo- sekitar 34,26% rumah tangga meng-
rosis. Fluorida terdapat luas di alam, gunakan air PAM atau air ledeng,
baik di udara maupun diberbagai 32,16% air tanah dengan menggu-
sumber lainnya seperti makanan dan nakan pompa, 1,35% sumur gali,
minuman yang dikonsumsi sehari- 31,26% air kemasan, dan 0,95% sum-

Vol. VII, No.3, Desember 2010 47


ber lainnya. Terlihat bahwa sumber jadinya pencemaran pada air tanah
air minum yang banyak digunakan di daerah industri dapat mem-
di masyarakat diantaranya adalah air pengaruhi kualitas air tersebut untuk
tanah dan air PAM. Air baku sebagai penggunaan sehari-hari terutama
sumberair yang digunakan PAM sebagai sumber air minum. Hal ini
dapat berasal dari air tanah dalam, berdasarkan penelitian bahwa Fluo-
mata air, dan sungai. Air tanah dalam rida juga dilepaskan sebagai limbah
dan mata air biasanya berkualitas dari berbagai proses industri seperti
baik dan hanya memerlukan pengo- pabrik yang memproduksi baja, alu-
lahan sederhana untuk dapat di- minium, tembaga, dan nikel, serta
gunakan sebagai air minum yang pabrik lainnya seperti pengolahan
memenuhi syarat (Raini, 2004). fosfat, pupuk, gelas/kaca, pembuat-
Hampir semua sumber atau per- an keramik dan bata, serta produksi
sediaan air dalam tanah mengandung lem (WHO,2002).
ion fluorida, meskipun dengan kadar Penetapan kadar fluorida dapat
yang berbeda-beda. Ionfluorida dilakukan dengan berbagai metode,
merupakan elemen yang sangat antara lain dengan kromatografi-ion,
elektronegatif dan aktif sehingga ion-selective electrode, dan kolorimetri
terdistribusi di alam secara meluas (Fawell,Bailey, Chilton, Dahi,
dan ditemukan dalam mineral-min- Fewtrell, & Magara, 2006). Diantara
eral di tanah, udara, air, tumbuhan, metode yang disarankan untuk
dan juga binatang. penentuan ion fluorida dalam air,
Air merupakan salah satu sumber metode elektroda dan kolorimetri
asupan fluorida yang cukup tinggi. merupakan metode yang paling
Dengan demikian, kadar fluorida memuaskan pada saat ini (Pudji-
dalam air yang digunakan untuk anto,1984). Pada penelitian ini di-
dikonsumsi haruslah diperhatikan gunakan metode kolorimetri dengan
agar tidak berlebihan. Air minum spektrofotometer setelah penam-
dengan kadar fluorida +0,4 ppm bahan pereaksi SPADNS-asam
pada daerah tropis sudah dapat me- zirkonil untuk mengetahui kadar
nimbulkan fluorosis, terkait dengan fluorida dalam air tanah dan air PAM.
konsumsi air yang lebih tinggi di- Tujuan penelitian ini untuk
bandingkan dengan daerah beriklim mendapatkan kondisi yang optimum
dingin (Munadziroh, 1997). dan valid untuk analisis ion fluoride
Adanya penelitian terhadap secara spektrofotometri dengan
kualitas air minum dari sumber air pereaksi SPADNS serta mengetahui
tanah danair PAM penting untuk kandungan ion fluorida yang ter-
dilakukan terutama di daerah Jakarta dapat dalam sampel air tanah dan
dan sekitarnya yang merupakan air PAM di masyarakat secara
daerah industri serta padat pendu- spektrofotometri dengan pereaksi
duk. Tingginya kemungkinan ter- SPADNS.

48 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


METODE ukur 100,0 mL kemudian dilarutkan
dengan aquadest hingga volume
Bahan 100,0 mL dan kocok sampai ho-
Bahan kimia mogen.
Standard Natrium Fluorida
(Merck diperoleh dari Departemen Larutan standar fluorida
Kimia Universitas Indonesia), So- Larutan induk ion fluorida
dium 2-parasulfofenilazo 1,8-dihi- dipipet 10,0 mL, dimasukkan ke
droksi-3,6-naftalen disulfonat dalam labu ukur 100,0 mL kemudian
(SPADNS) (Merck), Zirkonil klorida dilarutkan dengan aquadest hingga
oktahidrat (Merck), Asamklorida volume 100,0 mLdan kocok sampai
Pekat (Mallinckrodt), dan Aquadest. homogen.

Sampel air tanah dan air PAM Pembuatan larutan pereaksi


Sampel air tanah diperoleh dari SPADNS
berbagai kawasan industri yaitu SPADNS (sodium 2-(parasulfo-
daerah kawasan industri Cikarang phenylazo)-1,8- dihydroxy-3,6-
(sampel T1, T2, dan T3), Jalan Raya naphthalenedisulfonate) ditimbang
Bogor (sampel T4, T5, dan T6), seksama sebanyak 958 mg, lalu
kawasan industri Pulo Gadung dimasukkan ke dalam labu ukur
(sampel T7, T8, dan T9) dan kawasan 500,0 mL dan dilarutkan dengan
Tanjung Priuk (sampel T10, T11, dan aquadest hingga batas labu ukur.
T12). Sampel air PAM diperoleh dari Larutan ini disimpan pada tempat
3 lokasi perusahaan air minum di yang terlindungi dari cahaya mata-
kawasan Jakarta (P1, P2, dan P3). hari langsung.

Alat Pembuatan larutan asam zirkonil


Spektrofotometer UV-Vis (Jasco Zirkonil klorida oktahidrat
V-630), Timbangan analitik (Accu- (ZrOCl2.8H2O) ditimbang sebanyak
lab), mikro pipet (Socorex), lemari 133 mg,lalu dimasukkan ke dalam
pendingin, alat-alat gelas. labu ukur 500,0 mL dan dilarutkan
dengan 25 mL aquadest. Kemudian
Cara kerja ditambahkan 350 mL asam klorida
pekat ke dalam labu ukurtersebut
Pembuatan larutan induk dan lalu dicukupkan volumenya hingga
larutan standar fluorida batas labu dengan aquadest.
Larutan induk fluorida
Larutan induk ion fluorida Pembuatan pereaksi SPADNS-
dibuat dengan cara menimbang asam zirkonil
secara seksama natrium fluorida Sejumlah volume yang sama
221,0 mg, dimasukkan ke dalam labu antara larutan SPADNS dicampurkan

Vol. VII, No.3, Desember 2010 49


dengan larutan asam zirkonil (1:1). Larutan standar ion fluorida
Pereaksi kombinasi tersebut stabil dipipet 10,0 mL kemudian diencer
selama + 2 tahun (Badan Standardi- denganaquadest hingga volume 100,0
sasi Nasional, 2005). mL. Dari larutan ini dipipet 4,0 mL,
dandiencerkan dengan aquadest
Pembuatan larutan pembanding hingga 50,0 mL. Setelah itu, diambil
(reference solution) larutan tersebut sebanyak 10,0 mL
10 mL larutan SPADNS (sodium kemudian tambahkan larutan pere-
2-parasulfofenylazo 1,8-dihidroksi- aksi SPADNS-asam zirkonilsebanyak
3,6-naftalen disulfonat) ditambahkan 2,0 mL kemudian kocok sampai
ke dalam 100 mL aquadest dan homogen. Diukur serapannya pada
dicampurkan dengan 10 mL aquadest panjang gelombang maksimum
yang mengandung 7 mL asam klo- setiap 5 menit selama 30 menit
rida pekat. denganmenggunakan blanko larutan
pembanding SPADNS.
Optimasi kondisi analisis ion
fluorida dengan pereaksi Validasi metode analisis fluorida
SPADNS-asamzirkonil secara secara spektrofotometri UV-Vis
spektrofotometri
Pembuatan kurva kalibrasi
Penentuan panjang gelombang Larutan standar ion fluorida
maksimum dipipet 10,0 mL kemudian diencer-
Larutan standar ion fluorida kan denganaquadest hingga volume
dipipet 10,0 mL kemudian diencer- 100,0 mL. Larutan tersebut dipipet
kan dengan aquadest hingga volume 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; dan 7,0 mL,
100,0 mL. Dari larutan ini dipipet 4,0 kemudian diencerkan kembali de-
mL, dan diencerkan dengan aquadest ngan aquadest hingga volume
hingga 50,0 mL. Setelah itu, diambil 50,0 mL (kadar 0,1 – 1,4 ppm). Setelah
larutan tersebutsebanyak 10,0 mL itu, diambil larutan tersebut ma-
kemudian tambahkan larutan pere- sing-masing sebanyak 10,0 mL
aksi SPADNS-asam zirkonil sebanyak kemudian tambahkan larutan pere-
2,0 mL kemudian kocok sampai ho- aksi SPADNS-asamzirkonil sebanyak
mogen. Diukur serapan pada panjang 2,0 mL dan dikocok sampai homogen.
gelombang 500-600 nm dengan Serapannya diukur pada panjang
menggunakan blanko larutan pem- gelombang maksimum dengan meng-
banding SPADNS. gunakan blanko larutan pembanding
SPADNS.
Penentuan kestabilan serapan
warna kompleks hasil reaksi ion Penentuan batas deteksi (LOD) dan
fluoride dengan pereaksi SPADNS- batas kuantitasi (LOQ)
asam zirkonil Dari kurva kalibrasi yang diper-

50 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


oleh, dihitung konsentrasi terkecil Penetapan kadar fluorida pada
yangmasih dapat dideteksi (LOD) sampel air tanah dan air PAM
dan terdeteksi secara kuantitatif Larutan sampel dipipet sebanyak
(LOQ) menggunakan perhitungan 10,0 mL. Kemudian ditambahkan 2,0
statistik. mLpereaksi SPADNS-asam zirkonil
dan dikocok sampai homogen. Lalu
Uji keterulangan pembentukan diukur serapannya pada panjang
warna hasil reaksi antara ion gelombang maksimum dengan meng-
fluoride dengan pereaksi gunakan blanko larutan pembanding
SPADNS-asam zirkonil SPADNS.
Dibuat 6 buah larutan ion fluo-
rida dengan konsentrasi 0,8 mg/L
kemudian diukur serapannya pada HASIL DAN PEMBAHASAN
panjang gelombang maksimum
dengan menggunakan blanko larutan Pembuatan larutan induk dan
pembanding SPADNS. larutan standar ion fluorida
NaF sebanyak 221 mg yang
Uji perolehan kembali pada dilarutkan dengan akuades meng-
sampel air tanah dan air PAM hasilkan larutan induk ion fluorida
Pada uji perolehan kembali ion dengan konsentrasi sebesar 1000 mg/
fluorida, larutan yang akan diuji L. Kemudian pengenceran terhadap
dibagimenjadi tiga kelompok. Sampel larutan induk tersebut menghasilkan
dipipet sebanyak 10,0 mL. Kelompok larutan standar ionfluorida dengan
pertama ditambahkan 10 ul larutan konsentrasi 100 mg/L. Larutan
standar ion fluorida dengan kon- standar tersebut selanjutnya diguna-
sentrasi 100 mg/L.Kelompok kedua kan untuk membuat larutan dengan
ditambahkan 60 ul larutan standar konsentrasi yang diinginkan pada
ion fluorida dengankonsentrasi tahap-tahap berikutnya.
100 mg/L. Kelompok ketiga ditam-
bahkan 120 ul larutan standar ion- Pembuatan larutan pembanding
fluorida dengan konsentrasi 100 (reference solution)
mg/L. Setelah itu masing-masing Larutan pembanding yang di-
larutanditambahkan 2,0 mL pereaksi buat dengan mencampurkan larutan
SPADNS-asam zirkonil dan kemu- pereaksiSPADNS dengan asam
dian kocoksampai homogen. Dibuat klorida pekat menghasilkan larutan
tiga kali ulangan untuk masing- yang berwarna merah.Warna larutan
masing kelompok. Masing-masing ini lebih pudar jika dibandingkan
larutan diukur dengan menggunakan dengan warna dari larutanpereaksi
spektrofotometer kemudian serapan- SPADNS- asam zirkonil.
nya dicatat.

Vol. VII, No.3, Desember 2010 51


Optimasi kondisi analisis ion ditambahkan, dengan demikian
fluorida dengan pereaksi nilaiserapannya pada pengamatan di
SPADNS-asamzirkonil secara daerah cahaya tampak juga menurun.
spektrofotometri Panjang gelombang maksimum
pereaksi SPADNS-asam zirkonil
Penentuan panjang gelombang berdasarkan literatur adalah 580 nm
maksimum (Ghaderpoori, Khaniki, Jahed,
Spektrum serapan untuk mem- Dehghani,Shams, dan Zarei, 2009).
peroleh panjang gelombang maksi- Namun, pada penelitian ini diamati
mum dibuat dari larutan ion fluorida terjadinya pergeseran panjang
dengan konsentrasi 0,8 mg/L yang gelombang maksimum ke arah yang
dicampurkan dengan pereaksi lebih besar. Peristiwa bertambah
SPADNS-asam zirkonil. Panjang besarnya panjang gelombang dari
gelombang maksimum yang diper- yang seharusnya disebut batho-
oleh dalam percobaan ini yaitu pada kromik (Gandjar dan Rohman, 2007).
586 nm. Pada penelitian ini pengu- Bathokromik dapat disebabkan oleh
kuran dilakukan dengan mengguna- perubahan pelarut dan pH larutan
kan alat spektrofotometer pada (Harmita, 2006).
daerah visible, pada percobaan ini
yaitu pada 500 nm hingga 600 nm. Penentuan kestabilan serapan
Panjang gelombang maksimum harus warna kompleks hasil reaksi ion
ditentukan untuk digunakan pada fluoride dengan pereaksi SPADNS-
penetapan kadar sampel karena pada asam zirkonil
panjang gelombang maksimum Penentuan kestabilan serapan
tersebut diperoleh nilai serapan yang dilakukan untuk mengetahui waktu
maksimum, dimana perubahan se- optimum dimana analisis pada selang
rapan karena konsentrasi juga mak- waktu tersebut masih diperoleh
simum(Gandjar & Rohman, 2007). serapan yang cenderung stabil dan
Dari hasil penelitian diperoleh nilai tidak terdapat perbedaan yang
serapan yang menurun sebanding signifikan pada nilai serapan. Ber-
dengan peningkatan konsentrasi ion dasarkan percobaan, diperoleh
fluorida, hal ini sesuaidengan prinsip serapan warna kompleks hasil reaksi
pengamatan dimana semakin tinggi antara ionfluorida dengan pereaksi
konsentrasi ion fluorida dalam SPADNS-asam zirkonil yang cukup
larutan maka terjadi pengurangan stabil hingga menit ke-10 setelah
serapan kompleks pereaksi SPADNS- penambahan pereaksi.
asamzirkonil. Pereaksi SPADNS-
asam zirkonil yang semula berwarna Validasi metode analisis ion
merah menjadi pudar dan cenderung fluorida dengan pereaksi SPADNS-
menjadi jingga seiring dengan pe- asam zirkonil secara
ningkatan jumlah ion fluorida yang spektrofotometri

52 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Validasi metode analisis perlu kan parameter pada analisis renik dan
dilakukan untuk membuktikan diartikan sebagai kuantitas terkecil
bahwametode yang digunakan me- analit dalam sampel yang masih
menuhi persyaratan sehingga dapat dapat memenuhi kriteria cermat dan
dinyatakan bahwadata yang diper- seksama. Batas deteksi dan batas
oleh selama penelitian merupakan kuantitasi dapat dihitung secara
hasil yang baik. statistik menggunakan persamaan
garis regresi linier dari kurva
Pembuatan kurva kalibrasi kalibrasi yang telah diperoleh.
Kurva kalibrasi dibuat dengan Berdasarkan perhitungan secara
menghubungkan nilai serapan statistik menggunakan persamaan
yangdihasilkan oleh sedikitnya lima regresi linier dari kurva kalibrasi,
konsentrasi analit berbeda. Pada diperoleh batas deteksi ion fluorida
penelitian ini, pembuatan kurva sebesar 0,0452mg/L dan batas
kalibrasi ion fluorida dilakukan kuantitasi ion fluorida sebesar
dengan menghubungkan delapan 0,1506 mg/L.
titik pada berbagai konsentrasi
fluorida yaitu 0,1; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; Uji keterulangan pembentukan
1,0;dan 1,4 mg/L. Persamaan regresi warna kompleks hasil reaksi
linier dari kurva kalibrasi yang antara ionfluorida dengan pereaksi
diperoleh adalah y = -0,03787x + SPADNS-asam zirkonil
0,06361 dengan koefisien korelasi r Uji presisi dilakukan dengan cara
= -0,9996. Pereaksi SPADNS-asam mengukur keterulangan pemben-
zirkonil yang semula berwarna merah tukan warna kompleks hasil reaksi
menjadi pudar dan cenderung men- antara ion fluorida dengan pereaksi
jadi jingga seiring dengan pening- SPADNS-asamzirkonil. Kriteria
katan jumlah ion fluorida yang seksama atau presisi diberikan jika
ditambahkan, dengan demikian nilai metode memberikan simpangan
serapannya pada pengamatan di baku relatif (koefisien variasi atau
daerah cahaya tampak juga menurun. KV) sebesar 2% atau kurang. Nilai
koefisien variasi yang diperoleh
Penentuan batas deteksi (LOD) dan dalam penelitian ini yaitu 0,62%. Dari
batas kuantitasi (LOQ) hasiltersebut dapat disimpulkan
Batas deteksi (limit of detection/ bahwa metode analisis yang diguna-
LOD) adalah jumlah terkecil analit kan memenuhi kriteria seksama.
dalam sampel yang dapat dideteksi
dan masih memberikan respon yang Uji perolehan kembali ion fluorida
signifikan dibandingkan dengan pada sampel air minum dalam
blanko.Batas deteksi merupakan pa- kemasandengan pereaksi SPADNS-
rameter uji batas. Batas kuantitasi asam zirkonil
(limit of quantitation/LOQ) merupa- Uji perolehan kembali digunakan

Vol. VII, No.3, Desember 2010 53


untuk penentuan kecermatan atau standar yang ditambahkan ke dalam
akurasi dari suatu metode. Uji sampel (Harmita, 2004).
perolehan kembali (UPK) dilakukan
pada sampelT1 dengan penambahan Penetapan kadar ion fluorida pada
larutan standar ion fluorida dengan sampel air air tanah dan air PAM
konsentrasi 0,1; 0,6;dan 1,2 mg/L Sampel air tanah dan air PAM
yang memberikan hasil yang berada yang telah dikumpulkan dapat
pada rentang 90,50-102,04%. langsung dihitung kadar ion fluo-
Hal ini dikarenakan konsentrasi ridanya dengan menambahkan
standar sangat rendah, sehingga pereaksi SPADNS-asamzirkonil.
perbedaan serapan sedikit mem- Dalam penetapan kadar ion fluorida,
berikan perbedaan hasil konsentrasi sampel dipipet sebanyak 10,0 mL
yang signifikan.Tetapi hasil UPK kemudian ditambahkan 2,0 mL
tersebut masih dapat diterima karena larutan SPADNS-asam zirkonil.
semakin kecil jumlah analit dalam Penambahan pereaksi SPADNS-asam
matriks, semakin besar rentang zirkonil ini akan menghasilkan
kesalahan yang diijinkan. Akurasi pembentukan kompleks baru yang
atau kecermatan adalah ukuran yang berwarna merah sehingga bisa diukur
menunjukkan derajatkedekatan kadarnya dengan menggunakan alat
hasil analis dengan kadar analit spektrofotometer visible.
yang sebenarnya. Kecermatan di-
nyatakan sebagai persen perolehan Analisis kuantitatif ion fluorida
kembali (recovery) analit yang menggunakan pereaksi SPADNS-
ditambahkan. Uji perolehan kembali asamzirkonil
dalam penelitian ini menggunakan Pemeriksaan kuantitatif sampel
metode penambahan baku (standard air tanah dan air PAM dilakukan
addition method). Metode adisi dengan spektrofotometer visible
merupakan metode penambahan menggunakan pereaksi SPADNS-
standar dengan jumlah tertentu ke asam zirkonil pada panjang gelom-
dalam sampel kemudian campuran bang 586 nm. Kadar ion fluorida pada
tersebutdianalisis seperti perlakuan air tanah bervariasi antara 0,0459
pada sampel. Serapan yang diperoleh mg/L sampai 0,7800 mg/L sementara
kemudian dimasukkan ke dalam untuk air PAM 0,1139 mg/L sampai
persamaan garis kurva kalibrasi dan 0,2220 mg/L. Secara keseluruhan,
didapatkan konsentrasi sampel yang kadar ion fluorida pada sampel air
ditambahkan dengan standar.Hasil tanah dan air PAM tersebut masih
tersebut dikurangi dengan konsen- memenuhi syarat yang telah dite-
trasi sampel yang tidak ditambahkan tapkan oleh Kementrian Kesehatan
dengan standar. Selisih yang didapat Republik Indonesia. Perbedaan yang
dibandingkan dengan konsentrasi terdapat antara masing-masing

54 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


sampel tidak terlalu signifikan, Hasil analisis ion fluorida
kecuali pada sampel T10, T11, dan terhadap 12 sampel air tanah dan 3
T12 yang diperoleh dari lokasi sampel air PAMmenunjukkan hasil
Tanjung Priuk dimana kadar ion yang positif secara keseluruhan,
fluorida yang terdeteksi cukup tinggi, dengan kadar antara0,0459 mg/L
hal ini kemungkinan terjadi karena sampai 0,7800 mg/L.
lokasi tersebut yang dekat dengan
laut sehingga dapat terjadi percam- DAFTAR ACUAN
puran antara air tanah dengan air
laut. Andajani L. 1995. Metabolisme Fluor
Kadar ion fluorida dalam air laut dan Hubungannya dengan
lebih tinggi dibanding air permukaan Kesehatan Umum. Majalah Ilmiah
sehingga dapat mempengaruhi Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
konsentrasi ion fluorida pada air 28: 35-43.
tanah (Weinstein &Davison, 2004). Badan Pusat Statistik. 2008. Profil
Berdasarkan perhitungan batas Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta:
deteksi (LOD) dan batas kuantitasi Departemen Kesehatan RI.
(LOQ) yang diperoleh, nilai konsen- Badan Standardisasi Nasional. 1987.
trasi ion fluorida sampel yang SNI 01-0220-1987.Air Minum.
dibawah LOQ hasilnya dianggap Jakarta:BSN.
kurang kuantitatif tetapi masih bisa
Badan Standardisasi Nasional. 2005.
ditentukan dengan menggunakan
SNI 06-6989.29-2005.Air dan air
metode ini.
limbah -Bagian 29: Cara uji fluorida
(F-) secara spektrofotometri dengan
KESIMPULAN
SPADNS. Jakarta: BSN.
Kondisi analisis optimum pada Battaleb-Looie S, Moore F. 2010. A
pengukuran ion fluorida diperoleh Study of Fluoride Groundwater
padapanjang gelombang 586 nm Occurence in Posht-e-Kooh-e-
dengan waktu pengukuran antara Dashtestan, South of Iran. World
menit ke-0 hingga menit ke-10 setelah AppliedSciences Journal, 8(11):
penambahan pereaksi SPADNS. 1317-1321.
Hasil optimasidan validasi dari Clesceri LS, Greenberg A., Trussell
metode untuk analisis ion fluorida RR.(Ed). 1989. StandardMethods
menggunakan pereaksiSPADNS- For The Examination of Water and
asam zirkonil secara spektrofoto- Wastewater (17th ed.).Washington
metri menunjukkan bahwa kriteria DC: American Publid Health
validasi yaitu kurva kalibrasi, Association.
liniearitas, uji presisi, dan uji per- Denney, Ronald C, Sinclair, Roy.
olehan kembalimemenuhi syarat 1987. Analytical Chemistry By
yang ditetapkan. OpenLearning : Visible and Ultra-

Vol. VII, No.3, Desember 2010 55


violet Spectroscopy. London: John Messaitfa A. 2008. Fluoride Content
Wiley & Sons. in Groundwaters and the
Fawell J, Bailey K, Chilton J, Dahi E, MainConsummed Food (Dates
Fewtrell L, Magara Y. 2006. Fluo- and Tea) in Southern Algeria
ride in Drinking Water. London: Region. Environment Geology 55:
Iwa Publishing. (Published on 377-383.
behalfof the WHO). Munadziroh E. 1997. Pengaruh Kadar
Ghaderpoori M, Khaniki GR, Jahed, Fluorida Dalam Air Minum
Dehghani MH, Shams., Zarei A. TerhadapTerjadinya Fluorosis
2009. Determination of Fluoride Gigi Pada Anak Usia 12-15 Tahun
in Bottled Water Sold in Tehran (Studi Kasus Kelola di Desa
Market, Iran. American-Eurasian Kuala Tanjung, Kabupaten
Journal of AgricUltural & Environ- Asahan dan Desa-desa Sekitar-
memtScience 6 (3): 324-327. nya, Sumatera Utara, 1996).
Harmayani KD, Konsukharta IGM. Jurnal kedokteran Gigi Universitas
2007. Pencemaran Air Tanah Indonesia (4) Edisi Khusus KPPIKG
Akibat Pembuangan Limbah XI, 381-386.
Domestik di Lingkungan Ku- Nisa M. 2010. Analisis Kandungan ion
muh, Studi Kasus Banjar Ubung Fluorida Pada Sampel AirMinum
Sari, Kelurahan Ubung. Jurnal Dalam Kemasan Secara Spektrofoto-
Pemukiman Natah 5(2): 62-108. metri. Skripsi Sarjana Ekstensi
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Farmasi Universitas Indonesia.
Validasi Metode dan Cara Pudjianto EW. 1984. Analisa Kwalitas
Perhitungannya. Majalah Ilmu Air: Pengendalian dan Pemeriksaan
Kefarmasian I (3): 117 – 135. Sampel Air. Surabaya: Bina Indra
Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis Karya.
Fisikokimia. Depok: Departemen Raini M, Isnawati A, Kusniati. 2004.
FarmasiFMIPA UI. Kualitas Fisik dan KimiaAir PAM
Kodoatie RJ, Sjarief R. 2005. Penge- di Jakarta, Bogor, Tangerang,
lolaan Sumber Daya Air Terpadu. Bekasi Tahun 1999-2001. Media
Yogyakarta: Penerbit Andi. Litbang Kesehatan XIV 3: 14-19.
Kusnaedi. 1997. Mengolah Air Gambut Rakshit, Pranab K. 2004. Studies on
dan Air Kotor Untuk Air Minum. Estimation of Fluoride and Defluo-
Jakarta: Penebar Swadaya. ridation of Drinking Water. India:
Mangkoesoebroto G, Prasetyantono Department of Chemical Engi-
T. 1987. Analisa Statistik Air neering Indian Institute of Sci-
Minum. Jakarta: kerjasama Biro ence.
Pusat Statistik dengan Penelitian Sastrohamidjojo H. 1991. Spektroskopi.
dan Pengembangan Ekonomi Yogyakarta: Liberty.
Fakultas Ekonomi Universitas Soegijono KR. 1985. Pengaruh Kadar
Gadjah Mada. Fluor Pada Karies Gigi Anak-

56 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


Anak 10-14 Tahun, Yang Meng- WHO. 1997. Quality assurance of phar-
gunakan Air Sumur Sebagai maceuticals : a compendium of guide-
Persediaan Air MinumDi Dukuh lines and related materials : volume
Belahan Kecamatan Mojosari 1. Geneva: WHO.
Kabupaten Mojokerto. Forum WHO. 2002. Environmental Health Cri-
Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan teria 227 : Fluorides. Geneva:
Masyarakat Universitas Airlangga WHO.
1(1): 1-11.
Weinstein LH, Davison A. 2004. Fluo-
rides in the Environment. Cam-
bridge: CABI Publishing.

Vol. VII, No.3, Desember 2010 57

You might also like