You are on page 1of 8

PERJANJIAN PINJAM NAMA PERUSAHAAN DALAM

PELAKSANAAN LELANG PENGADAAN JASA KONSTRUKSI PEMERINTAH


PROVINSI ACEH
Muhammad Isra
Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Email : muhammad_isra@gmail.com
Ilyas
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
ilyas.ismail@unsyiah.ac.id

Adwani
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
adwani@unsyiah.ac.id

Abstract
Article 87 paragraph (3) of Presidential Regulation No. 54/2010 concerning Procurement of
Goods / Services, “providers of goods / services are prohibited from dealing with side jobs with
subcontracts to other parties, except for part of the main work to the provider of specialist goods
/ services” the name of the company is still done. This research shall explain the responsibility
of the company of individual construction service provider / business entity borrower name
of the company can not perform the work according to Presidential Regulation 54 Year 2010,
rights and obligations of individual / business entity joining independent business, due to law
of service provider company and individual / the borrower’s name if the work is not carried out
accordingly, and the factors that cause the individual / business entity. The results indicate the
responsibility of the company that is designated as a provider of construction services based on
the work contract, the occupation of occupation in accordance with the employment contract
by the borrower of the name of the company is the responsibility of the company that is run.
Rights and obligations of Individuals / Business Entities that lease the name of the company
providing construction services on the power of attorney. The legal consequences of a service
provider company that is unable to carry out contracted work, termination letter, blacklist for
2 (two) years, due to law experienced by an individual / business entity in accordance with
the employment agreement and power of attorney is to replace any losses that arise. Causes -
factors causing it. There is no complete administrative requirements and penalties.

Keyword: Borrow Company Name, provider of Construction Services

Abstrak
Pasal 87 ayat (3) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa,
“penyedia barang/jasa dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama berdasarkan kontrak
dengan melakukan subkontrak kepada pihak lain, kecuali sebagian pekerjaan utama kepada
penyedia barang/jasa spesialis”, namun kenyataannya ada praktik pinjam nama perusahaan
masih dilakukan. Penelitian ini bertujuan menjelaskan tanggung jawab perusahaan penyedia
jasa konstruksi bila perorangan/badan usaha peminjam nama perusahaan tidak melaksanakan
pekerjaan sesuai Perpres 54 Tahun 2010, hak dan kewajiban perorangan/badan usaha yang
meminjam nama badan usaha lain, akibat hukum terhadap perusahaan penyedia jasa dan
Perorangan/Badan Usaha peminjam nama perusahaan bila pekerjaan tidak dilaksanakan

1
sesuai kontrak, dan Faktor yang menyebabkan perseorangan/badan usaha meminjam nama
badan usaha lain. Hasil penelitian menunjukan tanggung jawab perusahaan yang ditetapkan
sebagai penyedia jasa konstruksi berdasarkan kontrak perjanjian, ketidasesuaian pekerjaan
sesuai kontrak perjanjian yang dilakukan peminjam nama perusahaan menjadi tanggung jawab
perusahaan yang menandatangani kontrak perjanjian. Hak dan kewajiban Perorangan/Badan
Usaha yang meminjam nama perusahaan penyedia jasa konstruksi didasarkan pada surat
kuasa. Akibat hukum yang terjadi terhadap perusahaan penyedia jasa yang tidak melaksanakan
pekerjaan sesuai kontrak, berupa pemutusan kontrak, blacklist selama 2 (dua) tahun, Akibat
hukum yang dialami oleh Perorangan/Badan Usaha sesuai dengan perjanjian kerja dan surat
kuasa adalah menganti setiap kerugian yang timbul. Faktor-faktor penyebab terjadinya praktik
pinjam nama perusahaan dikarenakan adanya tidak lengkapnya persyaratan administrasi dan
adanya pinalti.

Kata kunci : Pinjam Nama Perusahaan, penyedia Jasa Konstruksi

PENDAHULUAN barang/jasa pemerintah beserta perubahan,


Sejak era reformasi telah terjadi menyatakan bahwa penyedia barang/jasa
pergeseran paradigma yang menuntut dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan
terjadinya perubahan dalam penyelenggaraan utama berdasarkan kontrak dengan melakukan
pemerintahan dan pembangunan, antara subkontrak kepada pihak lain, kecuali
lain tuntutan diwujudkannya transparansi sebagian pekerjaan utama kepada penyedia
dan akuntabilitas serta pelibatan seluruh barang/jasa spesialis. Pasal 87 ayat (3) jelas
stakeholders di dalam jalannya pemerintahan menegaskan bahwa perusahan penyedia
dan pembangunan. Kesemuanya itu adalah pengadaan barang/jasa dilarang mengalihkan
dalam rangka mencapai kesejahteraan dengan mengsubkotrakkan pekerjaan ke pihak
masyarakat. Untuk itu maka pembangunan lain kecuali sebagian pekerjaan utama kepada
dalam pelaksanaannya perlu dilandasi penyedia barang/jasa spesialis
dengan prinsip–prinsip dasar manajemen Pelaksanaan lelang yang dilakukan oleh
pembangunan, antara lain: etikaluhur, Pokja ULP Pemerintah Aceh sudah sesuai
kemanusiaan, keadilan, kemandiriaan, dengan apa yang diatur dalam Peraturan
partisipatif, penegakan hukum dan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
keterbukaan. Pelaksanaan pembangunan pengadaan barang/jasa pemerintah beserta
pemerintah membutuhkan mitra dari pihak perubahan-perubahannya dan Keputusan
swasta maupun masyarakat, termasuk juga Presiden No 80 Tahun 2003 tentang
dalam hal pengadaan barang dan jasa. Untuk Pedoman pelaksanaan pengadaan barang/
itu pemerintah telah menerbitkan Peraturan jasa pemerintah, dimulai dari pembukaan
Presiden Nomor 4 tahun 2015 Tentang penawaran sampai dengan pengumuman
perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden pemenang.
No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Perusahaan yang telah diumumkan
Jasa Pemerintah. dan ditetapkan sebagai pemenang lelang oleh
Pasal 87 ayat (3) Peraturan Presiden Pokja ULP Pemerintah Aceh, selanjutnya
Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan

2 | AT-TASYRI’: Vol. X. No. 1, Januari - Juni 2018


melakukan suatu perjanjian yang dituangkan nama. Akta tersebut menguraikan hak bagi
dalam suatu kontrak. Kontrak tersebut peminjam nama perusahaan, bahwa peminjam
mengikat kedua belah pihak dimana pihak nama perusahaan dapat bertindak atas nama
yang mengikatkan diri harus sama-sama perusahaan yang dipinjam yang dalam hal ini
mematuhi dan melaksanakan Kontrak tersebut, yang meminjam dapat menentukan ukuran,
namun lazimnya dalam pelaksanaan pekerjaan biaya serta bahan yang dipakai serta dapat
diketahui dimana pelaksanaan pengadaan bertindak menandatangani perjanjian dengan
jasa konstruksi tersebut dilakukan oleh pihak instansi Pemerintah yang dalam hal ini Dinas
lain yang bukan merupakan perusahaan yang cipta karya apabila perusahaan tersebut
terikat secara sah dalam kontrak. Secara ditetapkan sebagai penyedia jasa konstruksi,
yuridis Pasal 87 ayat (3) Peraturan Presiden akta tersebut juga menguraikan kewajiban dari
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan perusahaan peminjam untuk mengambil bahan
Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan- perusahaan pemilik nama serta apabila terjadi
perubahannya secara tegas melarang keuntungan maka keuntungan tersebut harus
perusahaan yang telah ditetapkan sebagai dibagi sesuai dengan kesepakatan. Namun yang
penyedia jasa yang secara sah berdasarkan menjadi ukuran dalam akta tersebut bahwa si
kontrak mengalihkan sebahagian pekerjaan pemilik perusahaan tidak bertanggung jawab
utama dengan mengsubkontrakan suatu atas kerugian dan kesalahan yang dilakukan
pekerjaan yang bukan merupakan pengadaan oleh perusahaan peminjam nama. Segala
barang/jasa spesialis kepada pihak lain. kerugian harus ditanggung oleh pihak yang
Praktik pinjam nama tersebut telah meminjam nama perusahaan
banyak dilakukan dalam pengadaan barang Berdasarkan pemaparan di atas maka
dan Jasa konstruksi di Provinsi Aceh. Pinjam yang menjadi 4 (empat) permasalahannya
nama tersebut dilakukan antara pihak lain adalah: Bagaimanakah tanggung jawab
baik itu orang perorangan maupun perusahaan perusahaan penyedia jasa konstruksi bila
lain selaku peminjam nama dengan perusahan perorangan/badan usaha peminjam nama
pemilik nama. Kesepakatan kedua perusahaan perusahaan tidak melaksanakan pekerjaan
tersebut mengikatkan diri dengan suatu bentuk sesuai Peraturan Presiden 54 Tahun 2010
perjanjian yang dilakukan dengan melibatkan tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah?,
Notaris. Kesepakatan yang timbul antar Bagaimanakah hak dan kewajiban perorangan/
kedua belah pihak di tuangkan dalam bentuk badan usaha yang meminjam nama badan
perjanjian yang melibatkan Notaris. Perjanjian usaha lain?, Apakah akibat hukum terhadap
tersebut bersifat teknis dimana memperjelas perusahaan penyedia jasa dan perorangan/
hak dan kewajiban kedua belah pihak. badan usaha peminjam nama perusahaan bila
Akta notaris No.9-xvii PPAT-2008 pekerjaan tidak dilaksanakan sesuai kontrak?,
tanggal 01 September 2008 sebagai contoh Faktor apa yang menyebabkan perseorangan/
dimana Akta tersebut merupakan salah badan usaha meminjam nama badan usaha
satu bentuk perjanjian antara perusahaan lain untuk mengikuti lelang pengadaan jasa
peminjam nama dengan perusahaan pemilik konstruksi?

Perjanjian Pinjam Nama Perusahaan dalam …, | 3


Penelitian dari tesis ini dapat menambahkan kutipan-kutipan langsung,
dibandingkan dengan tesis ataupun skripsi peraturan Perundang-undangan, buletin,
sebagai karya tulis ilmiah lainnya. Penelitian jurnal, artikel dan hasil penelitian ilmiah.
ini merujuk kepada penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa pasca sarjana Magister HASIL DAN PEMBAHASAN
Kenotariatan Universitas Diponegoro Proses pengadaan Perorangan/Badan
Semarang, Eko Sri Darminto, S.H, CN. Usaha pemerintah yang dilaksanakan oleh
(2006) yang menjadi objek pada penelitian beberapa instansi pemerintah daerah atau
tersebut faktor-faktor yang menjadi kendala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) melalui
bagi badan usaha untuk mengikuti lelang beberapa tahapan dari persiapan sampai
pengadaan barang dan jasa dan Akibat hukum dengan pelaksanaan pengadaan Perorangan/
terhadap Badan Usaha pemenang lelang yang Badan Usaha. Prosedur dan mekanisme
wan prestasi dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut telah diatur secara tegas dalam
menurut Keputusan Presiden 80 Tahun 2003 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
dan Kontrak Pengadaan barang dan jasa tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta perubahan-perubahannya.
METODE PENELITIAN Pelaksanaan pengadaan barang/
Penelitian ini adalah penelitian hukum jasa khususnya jasa kontruksi diatur secara
empiris, sehingga metode pendekatan yang jelas dengan ketentuan dan syarat-syarat
dipergunakan adalah pendekatan lapangan tertentu untuk bisa ikut dalam proses lelang
(field research) dilakukan dengan terlebih pengadaan jasa Konstruksi. Proses pemilihan
dahulu meneliti peraturan perundang- penyedia pekerjaan konstruksi menurut Pasal
undangan yang relevan dengan permasalahan 35 ayat (3) Peraturan Presiden 54 Tahun 2010
yang diteliti dan menentukan keberlakuan tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
hukum itu pada kenyataannya. dapat dibedakan menjadi5 (lima), yaitu:
Teknik pengumpulan data di peroleh pelelangan umum, pelelangan terbatas,
melalui penelitian langsung di lapangan pemilihan langsung, penunjukan langsung dan
dengan teknik pengambilan data melalui pengadaan langsung.
wawancara terhadap responden dan Penulisan ini titik fokusnya hanya pada
informan yang telah ditentukan sebelumnya pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi
dengan terlebih dahulu menyusun pedoman dengan metode Pelelangan Umum, pengertian
wawancara dengan pertanyaan yang diajukan dari metode ini adalah pemilihan penyedia
untuk mendapat jawaban dari permasalahan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya
yang ada. Wawancara adalah proses tanya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh
jawab dalam penelitian yang berlangsung semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/
secara lisan bertatap muka mendengarkan jasa lainnya yang memenuhi syarat.
secara langsung informasi-informasi atau Proses pinjam nama perusahaan
keterangan-keterangan. Untuk data pendukung biasanya dilakukan dengan atau tanpa notaris,
(sekunder) melalui studi kepustakaan, penulis biasanya pinjam nama perusahaan dilakukan

4 | AT-TASYRI’: Vol. X. No. 1, Januari - Juni 2018


secara kesepahaman antara pemilik perusahaan Karya Aceh berpedoman pada Peraturan
dengan orang Perorangan/Badan Usaha, Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
dengan kata lain pinjam nama perusahaan pengadaan barang/jasa pemerintah dan
dibawah tangan. Perjanjian tersebut biasanya Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003
subjek hukum antara kedua belah pihak sudah Tentang pedoman pelaksanaan pengadaan
lama kenal atau sub-kerja dari perusahaan barang/jasa pemerintah. Kedua aturan tersebut
tersebut, hal ini memberikan dampak positif menjadi pedoman dalam penyelenggaraan
bagi pemilik perusahaan untuk meningkatkan pengadaaan barang/jasa pemerintah.
pengalaman, meningkatkan pendapatan dan Praktik pinjam nama perusahaan dalam
mengembangkan sub-sub kerja perusahaan pengadaan barang atau jasa di Provinsi Aceh,
tersebut. khususnya jasa kontruksi sudah lama dan lazim
Terkait pemenuhan hak dan kewajiban dilakukan. Praktik pinjam nama perusahaan
dalam suatu perjanjian atau kontrak, disini ini dilakukan karena orang Perorangan/
terjadi 2 (dua) bentuk perjanjian yakni bentuk Badan Usaha tidak memenuhi kualifikasi
perjanjian antara Kuasa Pengguna Anggaran/ guna mengikuti suatu lelang pengadaan dan
Kuasa Pengguna Barangyang mewakili Dinas berbagai persyaratan yang ditetapkan oleh
Cipta Karya Aceh yang mengadakan pengadaan panitia pengadaan Perorangan/Badan Usaha
jasa konstruksi dengan perusahaan pemenang untuk paket pekerjaan tersebut. Fenomena
lelang selaku peyedia jasa kontruksi, yang ini memberikan gambaran akan banyaknya
melahirkan suatu perjanjian kerja. Selanjutnya minat masyarakat dalam menggeluti bidang
adanya perjanjian antara orang-Perorangan/ pengadaan Perorangan/Badan Usaha
Badan Usaha lain dengan perusahaan selaku khususnya jasa konstruksi. Namun minat ini
pemenang lelang pengadaan jasa konstruksi tidak dibarengi dengan kesiapan secara materil
yang melahirkan suatu perjanjian pinjam seperti alat, dan kualifikasi perusahaan, maka
nama perusahaan. dari itu agar dapat mengikuti lelang pengadaan
Dengan lahirnya suatu perjanjian, barang/jasa ini masyarakat melakukan praktik
maka telah terikatnya kedua belahpihak pinjam nama perusahaan seperti dijabarkan
yang melakukan perjanjian, bila unsur dari diatas.
Pasal 1320 KUH Perdata telah terpenuhi Hasil penelitian menunjukkan segala
secara sempurna maka perjanjian tersebut bentuk wanprestasi yang dilakukan badan
menjadi undang-undang bagi mereka yang usaha peminjam nama perusahaan menjadi
mengikatkan diri dengan suatu perjanjian dan tanggung jawab perusahaan pemenang
ini menjadi keharusan atau undang-undang lelang jasa konstrusi yang ditetapkan sebagai
bagi kedubelah pihak untuk menjalankan penyedia jasa konstruksi berdasarkan kontrak
hak dan kewajiban yang muncul berdasarkan kerja antara penyedia jasa konstruksi yang
perjanjian untuk dilaksanakan secara timbal dalam hal ini adalah perusahaan dengan Dinas
balik. Cipta Karya.
Pengadaan Perorangan/Badan Usaha Adapun Hak dan kewajiban
khususnya jasa kontruksi pada Dinas Cipta Perorangan/Badan Usaha yang meminjam

Perjanjian Pinjam Nama Perusahaan dalam …, | 5


nama badan usaha lain sebagai penyedia jasa Faktor-faktor terjadinya prakterk
konstruksi diuraikan dalam perjanjian yang pinjam nama perusahaan dikarenakan
dilakukan antara perusahaan pemilik nama persyaratan-persyaratan yang diamanatkan
perusahaan dengan orang-Perorangan/Badan oleh Keputusan Presiden 80 Tahun 2003
Usaha lainnya. perjanjian Pinjam nama tentang Pedoman Pelaksanaan Barang/jasa
perusahaan ini dilakukan dengan dua tahapan pemerintah, bagi penyedia jasa kontrusksi
yakni tahap pertama perjanjian di bawah untuk mengikuti lelang pengadaan jasa
tangan dan tahap kedua adalah perjanjian konstruksi amat ketat dan tidak memungkinkan
yang dilakukan di hadapan notaris yang bagi penyedia jasa kontrusksi untuk
mana disebut dengan perjanjian berdasarkan melakukan praktik tersebut. Faktor-faktor
suatu akta ontentik, untuk selanjutnya yang yang menjadi kendala bagi Perorangan/Badan
menjadi kekuatan legalitas dari kedua tahap Usaha penyedia barang/jasa untuk mengikuti
tersebut adalah lahirnya surat kuasa yang di lelang pengadaan barang/jasa khususnya jasa
buat oleh maupun dihadapan Notaris dimana konstruksi, antara lain;
surat tersebut memuat kesepakatan terkait
pekerjaan dimana orang perorangan ataupun 1) Tidak mempunyai Perusahaan
badan usaha lain dapat bertindak untuk dan Orang/perorangan yang tidak
atas nama perusahaan yang dipinjam terkait
mempunyai perusahaan namun memiliki
dengan suatu pekerjaan tertentu.
Berdasarkan surat kuasa tersebut modal peralatan dan sumber daya manusia
peminjam nama perusahaan memikul beban dan berminat ikut dalam lelang pengadaan
tanggung jawab perusahaan dalam hal
barang/jasa pemerintah. Salah satu syarat
pengerjaan suatu paket pekerjaan konsruksi.
Segala pengerjaan jasa kosntruksi yang untuk mengikuti lelang pengadaan barang/
dibebankan pada perusahaan menjadi beban jasa adalah Badan Usaha yang memiliki
peminjam nama perusahaan dan ini sesuai
surat izin usaha pada bidang usahanya yang
dengan surat kuasa yang dikeluarkan dimana
peminjam dapat melakukan segala sesuatu dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang
dengan atas nama perusahaan yang dipinjam. berwenang dan masih berlaku, seperti Surat
Segala bentuk pengerjaan jasa kontruksi harus
Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk jasa
di jalankan oleh peminjam nama perusahaan.
Berdasarkan surat kuasa tersebut, tidak perdagangan, Ijin Usaha Jasa Konstruksi
dikerjakannya jasa konstruksi atau tidak (IUJK) untuk jasa konstruksi yang
selesainya pengerjaan jasa konstruksi menjadi
dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten
tanggungan pihak peminjam nama perusahaan,
dan kerugian yang timbul dari tidak dikerjakan Kota tempat domisili penyedia jasa.
atau tidak selesaianya pengerjaan menjadi 2) Kualifikasi Sertifikat Badan Usaha (SBU)
tanggung jawab peminjam nama perusahaan. Jasa Konstruksi Tidak Sesuai.
Setiap penyedia barang/jasa

6 | AT-TASYRI’: Vol. X. No. 1, Januari - Juni 2018


konstruksi yang akan mengikuti lelang oleh peminjam nama perusahaan dalam
pengadaan barang/jasa konstruksi harus pelaksanaan pekerjaan tetap menjadi tanggung
memiliki Sertifikat Badan Usaha. Hal ini jawab perusahaan yang ditetapkan sebagai
terkait dengan Undang-Undang Nomor 18 penyedia jasa konstruksi berdasarkan kontrak.
tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan Hak dan kewajiban Perorangan/
peraturan pelaksanaannya bahwa penyedia Badan Usaha yang meminjam nama badan
jasa konstruksi dalam pelaksanaan usaha lain sebagai penyedia jasa konstruksi
pengadaan harus memiliki : didasarkan pada surat kuasa yang dibuat oleh
a) Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) maupun dihadapan Notaris adalah dengan
yang diterbitkan oleh Pemerintah izin pemilik perusahaan, surat kuasa tersebut
Kabupaten/Kota tempat domisili. memberikan kewenangan kepada peminjam
b) Sertifikat Badan Usaha (SBU) nama perusahaan untuk bertindak atas nama
yang diterbitkan oleh Lembaga perusahaan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
Pengembangan Jasa Konstruksi. pengadaan jasa kosntruksi.
c) Sertifikat Tenaga Ahli/Terampil Akibat hukum terhadap perusahaan
yang diterbitkan oleh Lembaga penyedia jasa dan Perorangan/Badan Usaha
Pengembangan Jasa Konstruksi. peminjam nama perusahaan bila pekerjaan
d) Untuk pekerjaan khusus/spesifik/ tidak dilaksanakan sesuai kontrak adalah
teknologi tinggi/kompleks Pejabat berupa pemutusan kontrak sehingga di
Esselon I dapat menambahkan blacklist perusahaan tersebut selama 2
persyaratan memiliki sertifikat (dua) tahun, tidak dapat mengikuti lelang
manajemen mutu ISO. Persyaratan pengadaan jasa konstruksi dikarenakan tidak
ini harus ditetapkan pada awal proses sesuai maupun tidak selesainya pekerjaan
pengadaan. tersebut oleh Perorangan/Badan Usaha
yang meminjam perusahaan penyedia jasa
KESIMPULAN berdasarkan surat kuasa. Akibat hukum yang
Tanggung jawab perusahaan penyedia dialami oleh Perorangan/Badan Usaha yang
jasa konstruksi bila perorangan/badan tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
usaha peminjam nama perusahaan tidak perjanjian kerja dan surat kuasa adalah
melaksanakan pekerjaan sesuai Perpres 54 menganti setiap kerugian yang timbul dalam
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ pelaksanaan pekerjaan jasa kontruksi.
Jasa Pemerintah adalah tanggung jawab Faktor penyebab perseorangan/badan
Pelaksanaan pekerjaan jasa kontruksi usaha meminjam nama badan usaha lain untuk
berdasarkan kontrak memberikan legalitas mengikuti lelang pengadaan jasa konstruksi :
kepada perusahaan berupa kewajiban untuk faktor Tidak mempunyai Badan Usaha, faktor
melaksanakan seluruh kegiatan pekerjaan Kualifikasi Sertifikat Badan Usaha (SBU)
tersebut sesuai dengan kontrak yang Jasa Konstruksi tidak sesuai, faktor Klasifikasi
diperjanjikan. Keterlambatan, tidak sesuai Sertifikat Badan Usaha jasa konstruksi tidak
dan tidak selesainya pekerjaan yang dilakukan sesuai, faktor Tidak Memenuhi Kemampuan

Perjanjian Pinjam Nama Perusahaan dalam …, | 7


Dasar Bidang/Sub Bidang Pekerjaan, dan Indonesia”. Alumni Jakarta. Jakarta,
faktor Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) 2001
dan Sisa Kemampuan Paket (SKP). Zuardi, Edu Vitra. Penerapan asas
proporsionalitas dalam jasa kontruksi,
DAFTAR PUSTAKA skripsi, Universitas Indonesia, Fakultas
hukum, Jakarta, 2011,
A. Buku
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar 1945
: Asas Proporsional dalam kontrak
Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999
komersial, Kencana, Jakarta, 2010. tentang Jasa Konstruksi
Ahmadi, Miru. Hukum Kontrak (Perancangan Undang-Undang No. 5 Tahun 2000 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan
Kontrak), Raja Grafindo Persada,
Persaingan Usaha yang Tidak Sehat.
Jakarta,2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nadapdap, Binoto. Hukum Acara Persaingan Tahun 1999 Nomor 33 Dan Tambahan
Usaha, Jala Permata Aksara, Jakarta, Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3817)
2009. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
Mardani, Hukum Perikatan Syariah di tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Indonesia,, Sinar Grafika, Jakarta, Pemerintah.
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
2013 tentang Pedoman Pelaksanaan
Rusli, Hardijan. Hukum Perjanjian Indonesia Pengadaan Barang/Jasa Instansi
dan Common Law, Pustaka Sinar Pemerintan.(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003
Harapan, Jakarta,1993
Nomor 120 Dan Tambahan Lembaran
Silalahi, D.“Hukum Lingkungan Dalam Negara Republik Indonesia Nomor
Penegakan Hukum Lingkungan 4330)

8 | AT-TASYRI’: Vol. X. No. 1, Januari - Juni 2018

You might also like