Professional Documents
Culture Documents
The Acute Photokeratitis Symptoms Due Ultraviolet (UV) Radiation on Welder atPT.
PAL IndonesiaSurabaya
Abstract
Welding is a job has a high physical risk so that in the process requires considerable skill and
specialized equipment. This research was conducted to analyze the UV radiation, workers
factors and factors of personal protective equipment that may affect the acute photokeratitis
symptoms on welders at the welding workshop Division Kapal Niaga of PT. PAL Indonesia
(Persero) Surabaya. This research used a cross-sectional observational analytic method by
using a quantitative approach. Observations and interviews were conducted on a sample of
32 workers. The data analysis consisted of univariable and bivariable analysis that used
Spearman's test with α = 0.05. The research results show that a significant correlation exists
between workers factors ( the age , length of employment , old workings , the distance
welding ) with symptoms photokeratitis acute, there were a significant correlation between
the use of personal protective equipment (PPE) with symptoms photokeratitis acute, there
were a significant correlation between ultraviolet (UV) radiation with acute photokeratitis
symptoms and there were no significant correlation between duration of exposure to the
acute photokeratitis symptoms.
Keywords : the acute photokeratitis symptoms, welder, workers factors, personal protective
equipment, ultraviolet radiation
Abstrak
Pengelasan adalah pekerjaan yang memiliki risiko fisik tinggi sehingga dalam
pengerjaannya memerlukan keahlian serta peralatan khusus. Penelitian ini dilakukan
untuk menganalisis radiasi sinar UV, faktor pekerja dan faktor alat pelindung diri yang
dapat mempengaruhi gejala fotokeratitis akut pada pekerja las di bengkel Divisi Kapal
Niaga PT. PAL Indonesia (persero) Surabaya. Jenis penelitian ini menggunakan metode
analitik observasional cross sectional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Observasi dan wawancara dilakukan pada sampel penelitian 32 pekerja. Analisis data
terdiri dari analisis univariabel dan analisis bivariabel yang menggunakan uji Spearman
dengan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
faktor pekerja (umur, masa kerja, lama kerja, jarak pengelasan) dengan gejala fotokeratitis
akut, ada hubungan yang signifikan antara penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan
gejala fotokeratitis akut, ada hubungan yang signifikan antara radiasi sinar ultraviolet
1 Ananda Fandi Kurniawan, Isa Ma'rufi, dan Anita Dewi Prahastuti Sujoso adalah Bagian Kesehatan
Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
22
23 Jurnal IKESMA Volume 13 Nomor 1 Maret 2017
(UV) dengan gejala fotokeratitis akut dan tidak ada hubungan yang signifikan antara lama
pajanan dengan gejala fotokeratitis akut.
Kata kunci : gejala fotokeratitis akut, pekerja las, faktor pekerja, alat pelindung diri,
radiasi sinar UV
PENDAHULUAN
HASIL PENELITIAN
Tabel 4. Distribusi Radiasi Sinar UV di Bengkel Las Divisi Kapal Niaga PT. PAL Indonesia
Persero
Radiasi Frekuensi (n) Persentase (%)
>0,0001 mW/cm2 23 71.88
<0,0001 mW/cm2 9 28.12
Total 32 100
Berdasarkan hasil uji Spearman o,131 (p-value > α). Dari beberapa faktor
dengan α = 0,05 didapatkan hasil p-value pekerja dengan nilai p-value < α dapat
untuk faktor umur dengan nilai 0,0001 disimpulkan bahwa terdapat hubungan
(p-value < α), faktor masa kerja antara faktor umur, masa kerja, lama
didapatkan nilai p-value = 0,0001 kerja dan jarak pengelasan dengan gejala
(p-value < α), faktor lama kerja fotokeratitis akut. Fakor lama pemajanan
didapatkan nilai p-value = 0,016 (p-value didapatkan nilai p-value >α dapat
< α), faktor jarak pengelasan didapatkan disimpulkan tidak ada hubungan antara
nilai p-value = 0,009 (p-value < α), faktor lama pajanan dengan gejala fotokeratitis
lama pajanan didapatkan nilai p-value = akut.
pajanan dari radiasi sinar UV. Keparahan mendampingi lebih besar dari pada
efek pajanan terhadap mata pekerja pekerja yang mengelas. Pekerja akan
terjadi apabila pekerja menerima lebih terpapar langsung bahaya tersebut
pajanan sinar UV selama 8 jam setiap sehingga tindakan personal berdasarkan
hari [14]. kesadaran sangat penting dalam
Hasil analisis dengan uji mengurangi paparan terhadap pekerja
Spearman menunjukkan jenis APD tidak [17].
dapat dilakukan uji hubungan. Tabel 14 Hasil analisis dengan uji
hasil analisis tidak dapat mengeluarkan Spearman menunjukkan adanya
nilai p-value. Hal ini dapat terjadi karena hubungan antara radiasi sinar UV dengan
untuk jenis APD yang dgunakan hanya gejala fotokeratitis akut. Tabel 16 hasil
APD jenis tameng muka. Tameng muka analisis memberikan nilai data p-value =
merupakan jenis yang paling tepat untuk 0,016 (p-value < 0,05). Hal ini didukung
mengurangi radiasi sinar UV. dengan penelitian sebelumnya bahwa
Penggunaan APD tameng muka lebih fotokeratitis merupakan inflamasi pada
aman untuk mengurangi radiasi sinar kornea akibat adanya pajanan akut
UV. Jumlah paparan radiasi sinar UV radiasi sinar UV. Mata merupakan organ
yang diserap dan ditularkan oleh lensa yang paling sensitif terhadap radiasi
bervariasi antara merek, bahan dan sinar UV. Radiasi dengan panjang
variabilitas yang besar antara gelombang 320-280 nm bisa menembus
produsen-produsen APD, untuk jenis daerah erythermal. Pajanan radiasi sinar
APD yang lain dapat melindungi mata UV terhadap mata berhubungan dengan
dari radiasi sinar UV tetapi hanya berbagai macam gangguan pada mata.
memberikan perlindungan yang terbatas Radiasi dengan panjang gelombang
[15]. 320-280 nm bisa menembus daerah
Hasil analisis dengan uji erythermal [17]. Radiasi UV pada
Spearman menunjukkan adaya gelombang di daerah ini akan diserap
hubungan antara penggunaan APD oleh kornea mata, tempat bereaksinya
dengan gejala fotokeratitis akut. Tabel 15 UV pertama kali dengan jaringan keras
hasil analisis memberikan nilai data mata dan secara langsung tidak
p-value = 0,039 (p-value < 0,05). menimbulkan efek. Selanjutnya, setelah
Penggunaan APD yang buruk adalah beberapa jam, ketidaknyamanan timbul
salah satu faktor yang dapat dan mengakibatkan mata terasa
mempengaruhi timbulnya gejala berpasir. Inflamasi kornea dengan lesi
fotokeratitis [16]. Potensi bahaya yang yang kecil biasa disebut keratitis.
dialami pekerja dapat berasal dari Beberapa eksperimen menunjukkan efek
kobinasi antara paparan lingkungan pototoksik ditunjukkan pada kornea,
kerja dan perilaku kerja saat berada di termasuk stroma dan endothelium [4].
are pengelasan meskipun tidak dalam
proses mengelas [16]. Dalam proses
mengelas sendiri pekerja sudah taat SIMPULAN DAN SARAN
dalam menggunakan APD tetapi pada
saat mendampingi seseorang pada saat Berdasarkan hasil penelitian
proses pengelasan mereka tidak didapatkan bahwa terdapat responden
menggunakan APD secara langsung. Hal yang mengalami gejala fotokeratitis akut.
ini menyebabkan paparan radiasi yang Sebagian responden didominasi dengan
diterima mata perkerja yang pekerja yang berumur 32-44 tahun,
Ananda Fandi Kurniawan : Gejala Fotokeratitis Akut ..... 30
pekerja dengan masa kerja selama 0-3 [4] Cullen AP. Photokeratitis and other
tahun, pekerja dengan lama kerja selama phototoxic effects on the cornea
>8jam sehari, jarak pengelasan >80cm and conjunctiva. Int J Toxicol;
dan lama pajanan selama 5 jam sehari. 2002. 21(6):455.
Jenis APD yang selamu digunakan adalah [5] Notoatmodjo. Metode Penelitian
tameng muka. Hasil pengukuran radiasi kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta;
didominasi radiasi sinar UV dengan 2012.
pajanan > 0,0001 mW/cm2. Hasil analisis [6] Sugiyono. Metode Penelitian
data didapatkan adanya hubungan Kuantitatif, kualitatif dan R & D.
antara umur, masa kerja, lama kerja dan Bandung: Alfabeta; 2012.
jarak pengelasan, penggunaan APD dan [7] Bungin, Burhan, Metodologi
radiasi sinar UV terhadap gejala Penelitian Kuantitatif Komunikasi,
fotokeratitis akut, dan tidak adanya Ekonomi, dan Kebijakan Publik
hubungan antara lama pajanan dengan serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya,
gejala fotokeratitis akut. Edisi Pertama, Cetakan Pertama,
Berdasarkan hasil kesimpulan di Prenada Media, Jakarta; 2005.
atas maka saran yang dapat diberikan [8] Maryam, R. Siti. Mengenal Usia
adalah diharapkan petugas K3 untuk Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
lebih meningkatkan dalam penjelasan Salemba Medika; 2008.
tentang bahaya-bahaya lingkungan [9] Lenikov, A. Perbaikan dari
tempat kerja terutama pada bahaya dari photokeratitis ultraviolet-induced
radiasi sinar UV dan pengawasan pekerja pada tikus yang diobati. Molecular
dalam menggunakan APD.; pekerja Vision;2012. 455-464.
diharapkan lebih sadar akan bahaya dari [10] Undang-Undang Republik
radiasi sinar UV; dapat digunakan untuk Indonesia No.13 Tahun 2003
penelitian selanjutnya mengenai gejala Tentang Ketenagakerjaan
fotokeratitis akut dengan melengkapi [11] Siswanto, A. Bahaya Las, Surabaya :
dan menambah variabel internal maupun Balai Hiperkes dan Keselamatan
eksternal dan besarnya radiasi yang Kerja Jawa Timur Departemen
dikeluarkan setiap alat las dengan jenis Tenaga Kerja; 1994.
berbeda. [12] Yuan-Lung Yen, MD; Hsing-L Lin,
Hung-Jung Lin, MD; Po-Ching Chen,
MD; Chien-Ren Chen, MD;
DAFTAR RUJUKAN Guo-Huei Chang, MD; How-Ran
Guo, MD, ScD.
[1] Sonawan, Hery dan Rochim Photokeratoconjunctivitis Caused
Suratman, Pengantar untuk by Different Light Sources.
Memahami Proses Pengelasan American Journal of Emergency
Logam, Alfabeta, Bandung; 2003 Medicine; 2004. Vol 22 No.7;
[2] Ilyas Sidarta. Mailangkay. Dkk. Ilmu 511-515.
Penyakit Mata. Sagung Seto. [13] Wahyuni, S. Keluhan Subjektif
Jakarta, Indonesia; 2002. Photokeratitis Pada Tukang Las di
[3] Canadian Centre for Occupational Jalan Bogor, Bandung; 2012 [cited
Health & Safety (CCOHS). Radiation 2016 Februari]. Available
and the Effects On Eyes and Skin. from:http://lib.ui.ac.id/file?file=pd
Canada : Canadian Government; f/abstrak-20308255.pdf .
2008. [14] Canadian Centre for Occupational
31 Jurnal IKESMA Volume 13 Nomor 1 Maret 2017