You are on page 1of 6

PTK BHS INGGRIS: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA

DALAM KOMPETENSI PERCAKAPAN TRANSAKSIONAL DAN


INTERPERSONAL BAHASA INGGRIS DENGAN METODE SOSIODRAMA
PADA SISWA KELAS VII

Diberdayakan Oleh Segar dan Sehat on Rabu, 03 Juli 2013 |


23.40

Abstrak :
English is a kind of difficult subject for some student. This condition was also found out at seventh
grade students’ of SMP N 2 Selogiri in the first semester. This research is aimed to get 65 % of student will
be able to get the score 65. Up in the end of the second sycle.
In the early condition, the mean score in the first cycle and scond cycle have improvement. The
mean score before the research held is 6,64, after the classroom action research held, in the first cycle the
mean score increased up to 7,42. This it can be concluided that the use of sosiodrama Media can
improvement the transaksional/ interpersonal conversation skild at the seventh grade student of SMP N 2
Selogiri, Wonogiri, in the academic year 2012/2013.
The students’ judge about the use of sosiodrama media of scoring that is done by the students about
that media in conversation, the scoring in the first cycle and scond cycle have improvement, from 78,58 (1
st cycle) TO 82,82 in the second cycle. From the data above, It can be concluded the students scoring about
the use sosiodrama Media in the second cycle have improvement about 4,24%. It in the good category
because the mean score is up to 80,20. The scoring by the collaboration teacher also get improvement that
is 80 in yhe fo tirst cycle and go in the second cycle, so the mean score is 85 in a percentage to improvement
is about 10 %. Fron the explanation above, It can be concluded that the use of sosiodrama method can
improve students transaksional and interpersonal conversation skill in the seventh grade students of SMPN
2 Seklogiri.
Key note: improving ability, conversation of transaksional, sosiodrama
PENDAHULUAN
Pelajaran Bahasa Inggris bagi Siswa Kelas VII, merupakan suatu pelajaran yang baru, karena ada
sebagian besar siswa ketika di sekolah dasar belum mendapatkan mata pelajaran Bahasa Inggris. Kondisi
semacam ini dialami oleh siswa Kelas VII SMP Negeri II Selogiri semester 1 ( Gasal ), tahun ajaran
2012/2013, walaupun mereka sudah memauski bulan ke-7(tujuh), tetapi siswa sulit rasanya untuk berbicara
(mengucapkan) kalimat dalam bahasa Inggris walaupun sekedar kalimat pendek, misalnya “Hello, my name
is Budi. I am a student”. Kondisi yang demikian mengakibatkan hasil belajar pada semester I jauh dari
harapan, lebih 70 % anak tidak mencapai ketuntasan belajar yaitu 65 ke atas.
1. Melalui penelitian tindakan kelas ini akan memberi manfaat pada perbaikan kualitas pembelajaran
bahasa Inggris pada siswa kelas VII, terutama kemampuan percakapan Intraksional di SMP
Negeri II Selogiri secara nyata.
Perumusan Masalah
Apakah melalui Metode Sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
percakapan/transaksional dan interpersonal dalam pelajaran bahasa Inggris siswa kelas VII
Semester gasal SMPN 2 Selogiri tahun pelajaran 2012/2013 ?.
Tujuan Penelitian
Pada akhir siklus II dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan 65 % siswa mendapatkan nilai 65
ke atas (batas tuntas).
Manfaat Penelitia Bagi Siswa Pengajaran dengan metode sosiodrama dapat menumbuhkan
motivasi / minat belajar siswa untuk belajar bahasa Inggris.

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kemampuan. Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam
tugas dalam suatu pekerjaan.Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat
dilakukan seseorang.Kemampuan fisik adalah kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina,
keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.Penelitian terhadap berbagai persyaratan yang
dibutuhkan dalam ratusan pekerjaan telah mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar yang
tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik. Setiap individu memiliki kemampuan dasar tersebut
berbeda-beda.
2. Kemampuan Percakapan (Berbicara) Transaksional dan Interpersonal
Percakapan merupakan ketrampilan berbicara, merupakan kegiatan untuk saling memberikan
suatu pesan dari pembicara maupun pendengar. Ketrampilan berbahasa (language Skills)
mencakup empat segi yaitu ketrampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis.
Keterampilan berkomunikasi (Bahasa Lisan) dapat berlangsung secara efektif dengan
menggunakan bahasa. Hakekat bahasa adalah ucapan. Proses pengucapan bunyi – bunyi bahasa
itu tidak lain adalah berbicara.
Untuk dapat berbicara dengan baik diperlukan ketrampilan berbicara. Kemampuan
percakapan (berbicara) transaksional dan interpersonal yang dimaksud adalah kemampuan untuk
menggunakan ragam bahasa lisan secara sederhana, untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat
dapat berupa ucapan meminta dan memberi informasi, mengucapkan terima kasih meminta maaf
dalam mengungkapkan kesatuan. Dengan ketrampilan berbicara, orang dapat menyampaikan
berbagai macam informasi, orang dapat mengemukakan kemampuan dan keinginan, serta
mengungkapkan berbagai macam perasaan seperti heran, senang, takut, marah, tidak puas dan
sebagainya yang biasanya digunakan diantara manusia sosial yang bergaul dan berkominikasi.
Disamping itu unsur-unsur paralinguistik juga perlu dikuasai siswa, seperti menggerakkan anggota
badan, khususnya tangan dan jari raut muka dan tatapan mata (Nababan, 1993 : 173). Pembelajaran
ketrampilan berbicara harus dilaksanakan dengan menciptakan situasi belajar yang
memungkinkan siswa dapat mengembangkan potensi ketrampilan berbicaranya semaksimal
mungkin, ketrampilan berbicaranya hanya dapat dikuasai dengan baik apabila siswa diberi
kesempatan berlatih sebanyak-banyaknya (Syafi’I, 1993 : 36).

3. Metode Sosiodrama dalam Pembelajaran Bahasa Inggris


Metode adalah cara yang digunakan untuk mengiplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang disusun tercapai secara optimal. Metode
sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah
yang berkaitann dengan fenomena sosial (Wina-Sanjaya, 2006 : 158). Menurut pendapat Syaiful
Bahri, Djmarah, dkk (1995 : 88) Metode Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku
dan hubungannya dengan masalah-masalah sosial.
Metode sosiodrama diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk melatih
kemampuan percakapan (berbicara) transaksional dan interpersonal pada dasarnya adalah
mendramatisiasi suatu interaksi sosial dalam situasi sederhana dengan tujuan menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan dan juga untuk melatih siswa berani berbicara. Siswa dalam
penerapan metode sosiodrama dimungkinkan semua siswa terlibat untuk memainkan peran,
sehingga diharapkan semua siswa aktif dalam masalah-masalah sosial yang didramakan
mempunyai tema yang berbeda-beda.
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara
manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain
sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan
masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya
(Depdiknas: 23).
Sociodrama is a learning method that creates deep understanding of the social systems that shape
us individually and collectively (Brown, 2005) artinya Sosiodrama adalah metode belajar yang
menciptakan pemahaman yang mendalam mengenai sistem sosial yang membentuk kita secara
individu dan kolektif. “sociodrama” is a dramatic enactment of real life situations or conflicts that
often go unresolved. Sosiodrama adalah diberlakukannya dramatis situasi kehidupan nyata atau
konflik yang belum terselesaikan. Trefingger (dalam Waluyo: 2001) membatasi sosiodrama a
group problem solving enactment that focuses on a problems involving human relation dalam
sosiodrama ini masalah hubungan antar manusia merupakan yang ditonjolkan. Berdasarkan
beberapa defenisi tersebut dapat ditarik benang merah bahwa metode pembelajaran sosiodrama
adalah model pembelajaran bermain peran dengan mendramatisasi kehidupan nyata atau konflik
yang belum terselesaikan dan sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif.
Tujuan Sosiodrama
Dapat dikatakan bahwa teknik sosiodrama lebih tepat digunakan untuk mencapai tujuan yang
mengarah pada :
a) Aspek afektif motorik dibandingkan pada aspek kognitif, terkait dengan kehidupan hubungan
sosial. Sehubungan dengan itu maka materi yang disampaikan melalui teknik sosiodrama bukan
materi yang bersifat konsep- konsep yang harus dimengerti dan dipahami, tetapi berupa fakta,
nilai, mungkin juga konflik-konflik yang terjadi di lingkungan kehidupannya.
b) Melalui permainan sosiodrama, konseli diajak untuk mengenali, merasakan suatu situasi
tertentu sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat seandainya menghadapi
situasi yang sama. Diharapkan akhirnya mereka memiliki sikap dan keterampilan yang diperlukan
dalam mengadakan penyesuaian sosial.
B. Kerangka Berpikir
Kondisi awal siawa SMP Negeri II pada semester 2 tahun pelajaran 2009/2010 menunjukkan
kemampuan dan keberanian siswa untuk melakukan percakapan bahasa Inggris rendah, hal ini juga
mengakibatkan hasil belajar juga tidak memuaskan. Dengan rendahnya kemampuan siswa
tersebut, guru berupaya untuk mengoptiomalkan kemampuan dan keberanian percakapan siswa
dengan metode sosiodrama.
Hipotesis Tindakan
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama diduga akan
meningkatkan kemampuan percakapan transaksional dan interpersonal bahasa Inggris pada siswa
kelas VII semester 1 ( gasal ) SMP Negeri 2 Selogiri, Wonogiri tahun pelajaran 2012/2013.
METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Selogiri Wonogiri Tahun pelajaran 2012/2013,
Sedangkan kelas tersebut dipilih karena kompetensi siswa di kelas VII perlu peningkatan
kompetensi secara klasikal.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli 2012 minggu ke ketiga sampai bulan Desember
2012 pada semester Gasal tahun pelajaran 2012/2013.
Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Selogiri, Wonogiri.
Tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 32 siswa terdiri dai 15 siswa putra dan 17 siswa putri.
Variabel Penelitian
1. Variabel tindakan (X), proses pembelajaran penggunaan metode sosiodrama.
2. Variabel masalah (Y), kemampuan percakapan transaksional dan interpersonal bahasa Inggris
yang bersifat kuantitatif berupa nilai hasil kompetensi siswa.
Prosedur Penelitian
Kegiatan Penelitian ini direncanakan menjadi dua siklus penelitian. Setiap siklusnya terdiri
dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi serta tahap analisis atau
refleksi. Adapaun setiap siklusnya waktu digunakan adalah 3X pertemuan, oleh karena setiap
minggunya waktu yang digunakan hanya 1 X pertemuan yang terdiri dari 2 jam pelajaran ( 2 X 35
) maka setiap siklusnya membutuhkan 3 minggu.
a. Siklus I
1) Perencanaan (Planning) ; a) Mesnyusun Perencanaan Pembelajaran (RPP). b) Menyusun Media
pembelajaran yaitu alat peraga yang digunakan dalam KBM.c) Menyusun lember observasi d)
Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui tingkat pencapaian nilai hasil belajarnya.
2) Tindakan (Acting)
Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode sosiodrama di bawah bimbingan guru.

A. Instrumen Penelitian
a. Instrumen Tes : Instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis untuk mengumpulkan data
tentang penguasaan kosakata dalam bahasa Inggris instrumen yang digunakan untuk mengambil
data pada tes awal (pretest) dan (post test) di siklus I dan II.
b. Instrumen Non Tes
Instrumen non tes disusun secara kolaborasi untuki mendapatkan data terhadap kemampuan data
terhadap kemampuan dan keberanian siswa dalam percakapan dengan bahasa Inggris.
B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer berupa data hasil tes
dan data skunder yang merupakan hasil dari angket, observasi. Perangkat tes berupa tes perbuatan hampir
serupa akan tetapi dilaksanakan pada waktu yang berbeda dengan mengambil subyek penelitian seluruhnya
untuk siklus I dan siklus II.
C. Validasi Data : Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain
dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, dengan teman sejawat, analisis kasus negative dan member
chek

D. Analisa Data
Data yang terkumpul setelah ditabulasi kemudian dianlisis dengan menggunakan teknik deskriptif
analitik, dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Data kwantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif persentase.

2. Data kualitatif yang berasal dari observasi guru dan siswa diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang
dijadikan focus analisis, untuk kemudian dikaitkan dengan data kwantatatif sebagai dasar untuk
mendiskripsikan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan ditandai semakin meningkatnya
kompetensi siswa.

E. Indikator Kinerja : Ukuran keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya nilai
hasil belajar siswa kemampuan percakapan (berbicara) transaksional dan interpersonal sederhana dengan
tujuan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan juga untuk melatih siswa berani berbicara.

You might also like