You are on page 1of 6

JURNAL PENELITIAN VOL. 1 NO.

1 EDITION: MEI-OKTOBER 2018


KEPERAWATAN MEDIK
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKM
RECEIVED: 05 AGUSTUS 2018 REVISED: 8 SEPTEMBER ACCEPTED: 09 OKTOBER 2018

PENGARUH PENAMBAHAN TRAKSI OSCILASI PADA TRANSCUTANEUS


ELECTRICAL NERVE STIMULATION TERHADAP INTENSITAS NYERI
PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS GENU

Isidorus Jehaman1, Redi Tantangan2

Program Studi Fisioterapi Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi


Institut Kesehatan Medistra, Lubuk Pakam
email: dorusman1976@gmail.com

ABSTRACT
Degenerative diseases are chronic chronic diseases that affect a person's quality of life
and productivity. One of the most common degenerative diseases and which has a high
mortality rate is osteoarthritis in the knee. The purpose of this study was to determine the
differences in the administration of TENS with Oscillation Traction on pain intensity in
patients with genital osteoarthritis in Grandmed Lubuk Pakam Hospital. Research Method:
this is research is quasi-experimental while the research design uses pre-test and post-
test. The sample of this study used 2 treatment groups, namely treatment group 1 using
TENS and treatment group 2 using oscillation traction. Both sample groups measured pain
scales using the verbal description scale. The results of the analysis of the influence test
with Independent t-test in treatment group 1 and treatment group 2. Test paired sample
t-test obtained p value = 0.001 (p 5 0.05), which means that there is a difference in pain
intensity before and after being given TENS. Whereas in the treatment group 2 oscillation
traction obtained results of p = 0.001 (.050.05) which means that there is a difference in
pain intensity before and after being given oxyylation traction. From the results of the
independent t-test in getting results with p = 0.000 (α<0.05) it can be concluded that
there is a difference in the administration of TENS with oscillation traction against pain
intensity in Genu Osteoarthtritis sufferers. Conclusion There is a Difference in Giving TENS
with Oscillation Traction Against Pain Intensity in Genu Osteoarthtritis Patients.
Suggestion: minimize activity overload the knee joint, squat up and down stairs or lift
excessive weight.

Keywords: Tens, Traction oscillation, Intensity of pain


Diperkirakan diseluruh duniah bawa 9,6% pria
1. PENDAHULUAN dan wanita 18%, wanita berusia diatas 60
Penyakit degeneratif merupakan penyakit tahun memiliki gejala osteoarthtritis. 80% dari
kronik menahun yang banyak mempengaruhi mereka yang terkena osteoarthtritis biasanya
kualitas hidup serta produktivitas seseorang. mengalami keterbatasan gerak yang disertai
Penyakit penyakit degeneratif tersebut antara nyeri, dan 25% dari merka yang terkena
lain penyakit kardiovaskuler (jantung dan osteoarthtritis biasanya tidak dapat
pembuluh darah) termasuk hipertensi, melakukan kegiatan sehari hari.
diabetes mellitus dan kanker, osteoarthritis. Di Indonesia, pada tahun 2012, penderita
Salah satu penyakit degeneratif yang banyak osteoartritis mencapai 5% pada usia< 40
terjadi dan yang mempunyai tingkat mortilitas tahun, 30% pada usia 40 – 60 tahun, dan
yang cukup tinggi serta mempengaruhi 65% pada usia > 60 tahun. Untuk
kuatitas hidup dan produktivitas seseorang osteoarthritis knee prevalensinya di Indonesia
salah satunya adalah Osteoarthritis. (Stanly & juga cukup tinggi yaitu mencapai 15,5% pada
Beare, 2010). Menurut WHO pada tahun 2014 laki – laki dan 12,7% pada perempuan dari
osteoarthtritis merupakan kasus terbanyak seluruh penderita osteoarthritis. (Soeroso,
yang melumpuhkan dinegara-negara maju. 2012). Data Riset Kesehatan Dasar

20
JURNAL PENELITIAN VOL. 1 NO. 1 EDITION: MEI-OKTOBER 2018
KEPERAWATAN MEDIK
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKM
RECEIVED: 05 AGUSTUS 2018 REVISED: 8 SEPTEMBER ACCEPTED: 09 OKTOBER 2018

(Riskesdas) tahun 2012 hasil dari wawancara membawa zat-zat gizi pada bagian yang
pada usia ≥ 15 tahun rata-rata prevalensi bersifat avaskular dan juga intra artikular
penyakit sendi/rematik sebesar 24,7%. pada bagian yang fibro kartilago. Tehnik
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mobilisasi ini membantu menjaga pertukaran
merupakan provinsi dengan prevalensi OA zat-zat gizi serta mencegah nyeri dan efek
tertinggi yaitu sekitar 33,1% dan provinsi degenerasi static saat sendi mengalami
dangan prevalensi terendah adalah Riau yaitu pembengkakan atau nyeri dan keterbatasan.
sekitar 9% sedangkan di Jawa Timur angka (Junaidi, 2013).
prevalensinya cukup tinggi yaitu sekitar 27% Hasil Penelitian (Yusri, 2013) “Intervensi
(Riskesdas, 2013). 56, 7% pasien di poliklinik TENS dengan Traksi OSilasi mempunyai efek
Reumatologi RSUPN Dr. Cipto terhadap intensitas nyeri pada osteoarthritis
Mangunkusumo, Jakarta didiagnosis sendi lutut, Intervensi Interferensial therapy
menderita osteoartritis. Dampak nyeri pada dan Traksi osilasi mempunyai efek terdahap
osteoarthritis adalah penurunan kualitas intensitas nyeri pada osteoarthritis sendi lutu.
harapan hidup seperti kelelahan yang hebat, Interferensial Therapy dan Traksi Osilasi
menurunkan rentang gerak tubuh dan nyeri memiliki efek yang lebih bermakna terhadap
pada gerakan. Kekakuan bertambah berat penurunan nyeri pada osteoarthritis sendi
pada pagi hari saat bangun tidur, nyeri yang lutut. Pada kondisi osteoarthritis sendi lutut,
hebat pada awal gerakan akan tetapi Dampak nyeri sebagai salah satugejala utama
kekakuan tidak berlangsung lama yaitu dalam osteoarthritis lutu selain gejala dan
kurang dari seperempat jam. Kekakuan di tanda klinik antara lain: kaku sendi lutu di
pagi hari menyebabkan berkurangnya pagi hari kurang dari 30 menit, nyeri tekan
kemampuan gerak dalam melakukan gerak pada tulang, pembesaran tulang serta
ekstensi, keterbatasan mobilitas fisik, dan perabaan sendi tidak panas, bunyi krepitasi
efek sistemik yang ditimbulkan adalah juga ditemukan saat melakukan gerakan lutut,
kegagalan organ dan kematian. (Price, 2014). terbentuknya abnormal croos link pada
Penatalaksanaan terapeutik osteoartritis jaringa kontraktur, kelemehan otot dan atrofi
dapat dilakukan secara farmakologi dan otot serta deformitas. Tujuan peneltian ini
nonfarmakologi. Kebanyakan penatalaksanaan adalah untuk mengetahui Perbedaan
saat ini diarahkan pada pengurangan rasa pemeberian TENS dengan Traksi Osilasi
sakit atau nyeri, pengurangan peradangan terhadap intesitas nyeri pada penderita
dan pengurangan ketidakmampuan atau osteoarthritis genu di RS Grandmed Lubuk
kecacatan fisik (Roach & Tilley, 2014). Salah Pakam.
satu intervensi nonfarmakolgi yaitu
Transcutaneous Electric Nerve Stimulation 2. METODE PENELITIAN
(TENS) dan Traksi Osilasi (manual terapi) Penelilitian ini merupakan penelitian
telah menunjukkan efek yang mendekati atau quasi eksperimen dengan pendekatan group
melebihi analgesik. pre-test dan post test. Penelitian dilakukan di
TENS merupakan salah satu cara RS Grandmed Lubuk Pakam Juni-September
penggunaan energi listrik yang digunakan 2015. Populasi pada penelitian ini adalah
untuk merangsang system saraf dan seluruh penderita osteoarthritis yang datang
peripheral motor yang berhubunggan dengan ke poli fisioterapi RS Grandmed Lubuk Pakam.
perasaan melalui permukaan kulit dengan Sampel pada penelitian ini sebanyak 12 orang
penggunaan energi listrik. (Irfan & Gahara, dengan menggunakan teknik purposive
2012). sampling untuk pengambilan sampelnya.
Traksi Osilasi memiliki efek trapeutik Pengumpulan data primer dengan
tehnik mobilisasi yang menyebabkan menggunakan lembar observasi sedangkan
terjadinya pergerakan cairan synovial serta pengumpulan terhadap data sekunder

21
JURNAL PENELITIAN VOL. 1 NO. 1 EDITION: MEI-OKTOBER 2018
KEPERAWATAN MEDIK
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKM
RECEIVED: 05 AGUSTUS 2018 REVISED: 8 SEPTEMBER ACCEPTED: 09 OKTOBER 2018

diperoleh dari rekam medis RS Grandmed (88,3%) dan pada kelompok Traksi Osilasi
Lubuk Pakam yaitu data terkait pasien yang adalah sebanyak 5 orang (88,3%).
menderita nyeri punggung bawah beserta Tabel 2.
literature pendukung lainnya. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Analisis data univariat dilakukan untuk Kelamin
mendeskripsikan dan menjelaskan Kelompok Kelompok Traksi
Jenis
karakteristik masing-masing variabel dan Tens Oksilasi
Kelamin
disajikan dalam bentuk tabel distribusi n % n %
frekuensi sedangkan analisis data bivariat Laki-laki 1 16,7 2 33,3
Perempuan 5 83,3 4 66,7
dilakukan dengan menggunkan uji paired
Total 6 100,0 6 100,0
sample t-test untuk mengetahui perbedaan
intensitas nyeri sebelum dan sesudah
Berdasarkan tabel 2 di atas jumlah
diberikan intervensi TENS dan Traksi Osilasi
responden berdasarkan jenis kelamin
serta uji independen t-test untuk
perempuan pada kelompok TENS adalah
membandingkan intervensi TENS dengan
sebanyak 4 orang (66,7%) dan pada
Traksi Osilasi. Dengan derajat kepercayaan
kelompok Traksi Osilasi sebanyak 4 orang
sebesar 95%. Suatu variable dikatakan
(66,7%) sedangkan jumlah responden laki-
berhubungan atau berpengaruh ketika nilai p
laki pada kelompok TENS adalah sebanyak 2
≤ α (0,05). Dari hasil perhitungan statistilk
orang (33,3%) dan pada kelompok Traksi
dengan nilai probabolitas (p) dengan tingkat
Osilasi adalah sebanyak 2 orang (33,3%).
kesalahan α= 0,05, Jika nilai p ≥ 0,05 maka
B. Intensitas Nyeri Sebelum Tens dan
hipotesis penelitian ditolak dan jika p ≤0,05
Traksi Oksilasi
maka hipotesis penelitian diterima.
Berdasarkan pengumpulan data yang
telah dilakukan di RS Grandmed Lubuk
3. HASIL
Pakam, tentang Osteoarthtritis kneee, maka
A. Karakteristik Responden
hasil pengolahan data sebelum pemeberian
Responden dalam penelitian ini berjumlah
intervensi kelompok TENS dengan kelompok
12 orang yang menderita Osteoarthtritis Knee
Traksi Osilasi pada penelitian ini dapat di lihat
yang telah memenuhi syarat menjadi
pada tabel 3 di bawah ini:
responden dengan ketentuan yang telah di
buat. Karakteristik responden dalam penelitian
ini berdasarkan umur dan jenis kelamin .
Karakteristik responden dapat dilihat dalam
bentuk table di bawah ini.
Tabel 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Kelompok Kelompok Traksi
Umur Tens Oksilasi
n % n %
35-47 1 16,7 1 16,7 Tabel 3.
48-60 5 88,3 5 88,3 Distribusi Intensitas Nyeri Responden
Total 6 100,0 6 100,0 Sebelum Dilakukan TENS dan Traksi Oksilasi
Berdasarkan tabel 1 di atas jumlah Kelompok
Kelompok
responden berdasarkan umur 35-47 pada Traksi
Skala Nyeri Tens
kelompok TENS adalah sebanyak 1 orang Oksilasi
(16,7%) dan pada kelompok Traksi Osilasi n % n %
1. Tidak ada - - - -
sebanyak 1 orang (16,7%) sedangkan jumlah nyeri
responden berdasarkan umur 48-60 pada 2. Nyeri ringan - - - -
kelompok TENS adalah sebanyak 5 orang 3. Nyeri sedang - - 1 16,7

22
JURNAL PENELITIAN VOL. 1 NO. 1 EDITION: MEI-OKTOBER 2018
KEPERAWATAN MEDIK
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKM
RECEIVED: 05 AGUSTUS 2018 REVISED: 8 SEPTEMBER ACCEPTED: 09 OKTOBER 2018

4. Nyeri berat D. Rerata nyeri sebelum dan sesudah


tertahankan 6 100,0 5 88,3
pemberian Kelompok TENS dan
5. Nyeri berat
tidak - - - - Kelompok Traksi Osilasi.
tertahankan Berdasarkan pengumpulan data yang
Total 6 100,0 6 100,0 telah dilakukan di RS Grandmed Lubuk Pakam
Tabel 3 di atas menjelaskan bahwa skala tentang Osteoarthtritis genu, maka hasil
nyeri yang dirasakan responden sebelum pengolahan data rerata nyeri sebelum dan
intervensi TENS adalah sebanyak 6 orang sesudah pemeberian intervensi kelompok
(100%) nyeri hebat tertahankan, Sedangkan TENS dengan kelompok Traksi Osilasi pada
pada skala nyeri yang di rasakan responden penelitian ini dapat di lihat pada tabel berikut
sebelum intervensi Traksi Osilasi adalah ini:
sebanyak 1 orang (16,7%) nyeri sedang, 5 Tabel 5
orang (88,3%) nyeri hebat tertahankan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah
Diberikan TENS
C. Intensitas Nyeri Sesudah Tens dan Intensitas Mean SD p-
Traksi Oksilasi Nyeri value
Berdasarkan pengumpulan data yang Sebelum 8,00 0,894 0,001
telah dilakukan di RS Grandmed Lubuk Pakam Sesudah 6,50 1,049
tentang Osteoarthtritis kneee, maka hasil
pengolahan data sesudah pemeberian Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
intervensi kelompok TENS dengan kelompok bahwa rata-rata intensitas nyeri sebelum
Traksi Osilasi pada penelitian ini dapat di lihat diberi TENS sebesar 8 dan setelah diberi TENS
pada tabel 4 di bawah ini: sebesar 6,5.
Tabel 4 Berdasarkan hasil analisis menggunakan
Distribusi Intensitas Nyeri Responden uji paired sample t-test diperoleh nilai
Sebelum Dilakukan TENS dan Traksi Oksilasi p=0,001 yang berarti trdapat perbedaan
Kelompok Kelompok intensitas nyeri sebelum dan sesudah
Tens Traksi diberikan TENS
Skala Nyeri
Oksilasi Tabel 6.
n % n % Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah
1. Tidak ada - - - - Diberikan Traksi Oksilasi
nyeri Intensitas Mean SD p-value
2. Nyeri ringan - - - - Nyeri
3. Nyeri sedang Sebelum 7,50 1,049 0,001
4. Nyeri berat 3 50 1 16,7 Sesudah 4,67 1,033
tertahankan
5. Nyeri berat 3 50 5 88,3
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui
tidak
tertahankan bahwa rata-rata intensitas nyeri sebelum
- - diberi Trakasi oksilasi sebesar 7,5 dan setelah
Total 6 100,0 6 100,0 diberi traksi oksilasi sebesar 4,67.
Tabel 4 menjelaskan bahwa skala nyeri Berdasarkan hasil analisis menggunakan
yang dirasakan responden sesudah intervensi uji paired sample t-test diperoleh nilai
TENS adalah sebanyak 3 (50%) nyeri ringan, p=0,001 yang berarti trdapat perbedaan
dan 3 orang (50%) nyeri berat tertahankan, intensitas nyeri sebelum dan sesudah
Sedangkan skala nyeri yang di rasakan diberikan traksi oksilasi.
responden sesudah pemberian intervensi Tabel 7.
Traksi Osilasi adalah sebanyak 1 orang Selisih rerata nyeri pada kelompok Intervensi
(16,7%) nyeri sedang, dan 5 orang (88,3%) TENS dengan Kelompok Intervensi Traksi
nyeri hebat tertahankan Osilasi

23
JURNAL PENELITIAN VOL. 1 NO. 1 EDITION: MEI-OKTOBER 2018
KEPERAWATAN MEDIK
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKM
RECEIVED: 05 AGUSTUS 2018 REVISED: 8 SEPTEMBER ACCEPTED: 09 OKTOBER 2018

Intensitas Mean p.value yang paling banyak menopang berat badan.


Nyeri difference Sedangkan untuk jenis kelamin yang paling
Kelompok Tens -1,333 0,000 banyak menderita osteoarthtritis adalah
– Kelompok perempuan, hal tersebut dikarnakan proses
Traksi Osilasi
monopouse yang menyebabkan perubahan
Hasil uji statistic diperoleh p-value=0,000 <
pada hormone.
alpha=0,05 maka dapat disimpulkan hipotesa
pada penelitian di terima yaitu Ada Perbedaan
B. Perbedaan Selisih Sebelum dan
Pemberian TENS dengan Traksi Osilasi
Sesudah Kelompok TENS dengan
Terhadap Intensitas Nyeri Pada Penderita
Selisih Sebelum dan Sesudah
Osteoarthtritis Genu.
Kelompok Traksi Osilasi Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Penderita
4. PEMBAHASAN
Osteoarthtritis Genu.
A. Karakteristik Responden
Hasil selisih kelompok TENS didapat mean
Pada kelompok TENS berdasarkan umur
1,50 dan SD 0,584. Untuk kelompok Traksi
pasien Osteoarthtritis Knee paling banyak
Osilasi didapat nilai man 2,83 dan SD 0,408
berusia 48-60 tahun (88,3%) dan paling
Dengan menggunakan Uji statistic t-test
sedikit pada umur 35-47 (16,7%). Sedangkan
independent didapat t hitung -4,781 dengan
pada kelompok Traksi Osilasi paling banyak
p-value 𝛼 < (0,001< 0,05), mean selisih Pre-
berusia 48-60 tahun (88,3%) dan paling
Post kelompok TENS dengan mean selisih Pre-
sedikit pada umur 35-47 (16,7%). Hal
Post kelompok Traksi Osilasi, Sehingga
tersebut sesuai dengan teori yang ada bahwa
hipotesa pada penelitian ini di terima yaitu :
proses penuaan sangat berperan pada proses
‘‘ada perbedaan pemberian TENS dengan
terjadinya osteoarthtritis knee (Elisabet,
traksi osilasi Terhadap Intensitas nyeri pada
2011).
penderita osteoarthtritis Knee’’.
Sedangkan pada jenis kelamin mayoritas
Asumsi peneliti bahwa ada perbedaan
pasien osteoarthtritis adalah pada jenis
yang mendasar pada perlakuan pertama dan
kelamin perempuan pada kelompok (88,3%),
perlakuan kedua, pada perlakuan pertama
sedangkan pada kelompok Traksi Osilasi
hanya merangsang nosiceptor nyeri yang
(77,7%). Hal ini diduga berhubunggan
dirasakan dapat berkurang tetapi tidak
dengan hormone estrogen, dimana wanita
menciptakan joint space. Sementara pada
dewasa lebih memiliki kalsium pada tulang
perlakuan ke dua pemberian traksi osilasi
yang lebih sedikit dari pada pria dewasa dan
yang dapat mengintervensi joint space
setelah menopause hormone estrogen
sehingga benturan pada persendian dapat
menghilang dengan cepat sehingga
berkurang dan sendi tidak terlalu kendur.
menyebabkan wanita lebih cepat kehilangan
kalsium pada tulang dari pada pria dengan
5. KESIMPULAN
usia yang setara. Menghilangnya hormone
Adapun kesimpulan pada penelitian ini
estrogen dengan cepat menyebabkan
adalah adanya perbedaan pemberian TENS
terjadinya peningkatan aktifitas osteoklas,
dengan traksi osilasi Terhadap Intensitas nyeri
berkurangnya aktifitas osteoblastik pada
pada penderita Osteoarthtritis Knee dengan p-
tulang, berkurangnya matriks tulang dan
value = 0,001< 0,05.
berkurangnya asupan kalsium dan fosfat
tulang (Kumar, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Asumsi peneliti bahwa dengan
pertambahan usia seseorang makin beresiko
Ahsanallaela, A. S. (2017). Hubungan
untuk terkena peradangan atau pun
Obesitas Sentral Terhadap Tingkat
pengapuran pada sendi, khususnya pada
Keparahan Osteoartritis.
sendi lutut karena sendi lutut adalah sendi

24
JURNAL PENELITIAN VOL. 1 NO. 1 EDITION: MEI-OKTOBER 2018
KEPERAWATAN MEDIK
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKM
RECEIVED: 05 AGUSTUS 2018 REVISED: 8 SEPTEMBER ACCEPTED: 09 OKTOBER 2018

Dalley, A. F., Moore, K. L., & Agur, A. (2014).


Clinically Oriented Anatomy. Amaerika
Serikat: Lippincott William And Wilis.
Elisabet, J. C. (2011). Buku Saku Patofisiologi.
Jakarta: EGC.
Helmi, Z. N. (2012). Buku Ajaran Gangguan
Musculoscletal. Jakarta: Selemba Medika.
Notoatmodjo, P. D. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam. (2011). Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Riskesda. (2013). Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasa (Riskeda) Nasional.
Jakarta.
Sobotta. (2007). Atlas Anatomi Manusia.
Jakarta: EGC
Tamsuri, A. (2012). Konsep &
Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC
Yusri, D. (2013). Intevensi Tens Dan Traksi
Osilasi Mempunyai Efek Terhadap
Penirunan Nyeri Pada Osteoarthtritis.

25

You might also like