You are on page 1of 7

PENGARUH SENAM REMATIK TERHADAP SKALA

NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA

Feggi Nurzarti1), Ratna Dewi2), Nurhayati3)


Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Email : fegginurzarti5@gmail.com

Abstract

The incidence of rheumatoid arthritis in the world is increasing in the elderly, especially many occur
in women. Rheumatoid Arthritis is a progressive autoimmune disease with chronic inflammation that
attacks the musculoscusal system, a disease that occurs a lot in late adulthood towards old age. Which
is characterized by swelling, joint pain and synovial tissue destruction accompanied by movement
disorders. Based on the initial survey conducted by researchers to 8 elderly people in lempur village
there are 5 elderly people who complain of rheumatoid arthritis pain and when their pain goes to the
center for treatment. This study aims to find out the effect of rheumatic gymnastics on rheumatoid
arthritis pain in the elderly. The type of this study was quantitative, namely quasi-experimental with
One Group Pre and Posttest design. By using purposive sampling, 15 respondents were chosen as the
samples.The data were collected through an observation sheet and analyzed with the Paired T-test.
The results showed that the average pretest score was 3,75 and the posttest average was 2,60. Based
on the statistical test, the p-Value <0.001 (p<0.05) it means that there was an effect of rheumatic
gymnastics on the scale of rheumatoid arthritis pain in the elderly. Based on the results of research it
can be concluded that rheumatoid arthritis pain in the elderly will have an effect after the application
of rheumatic gymnastics. Researchers hope that health services can add rheumatic gymnastics
programs in the activities of elderly posyandu in puskesmas as non-pharmacological therapy or
complementary therapies to reduce the scale of rheumatoid arthritis pain.

Keywords : Rheumatic Gymnastics, Pain, Rheumatoid Arthritis

Abstrak

Angka kejadian Rheumatoid Arthritis di dunia semakin meningkat pada lansia terutama banyak terjadi
pada perempuan. Rheumatoid Arthritis adalah penyakit autoimun progresif dengan inflamasi kronik
yang menyerang sistem muskuloskuletal, Penyakit ini banyak terjadi pada dewasa akhir menuju lanjut
usia. Yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi jaringan sinovial yang disertai
gangguan pergerakan. Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti kepada 8 orang lansia
yang ada di desa lempur terdapat 5 orang lansia yang mengeluh nyeri rheumatoid arthritis dan saat
nyeri mereka pergi kepuskesmas untuk berobat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
senam rematik terhadap nyeri rheumatoid arthritis pada lansia. Metode penelitian ini adalah
Kuantitatif yaitu Quasi eksperimen dengan menggunakan Rancangan One Group Pre and Postest
design. Data diambil menggunakan lembar observasi dan dianalisis menggunakan uji Paired T-test.
Pengambilan Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel 15
responden. Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata nilai pretest adalah 3,75 dan rata-rata nilai posttest
adalah 2,60. Berdasarkan uji statistic didapatkan nilai p-Value <0,001 (p<0,05) yang berarti bahwa
terdapat pengaruh senam rematik terhadap skala nyeri rheumatoid arthritis pada lansia. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nyeri rheumatoid arthritis pada lansia akan berpengaruh
setelah penerapan senam rematik. Peneliti berharap bagi pelayanan kesehatan dapat menambahkan
program senam rematik dalam kegiatan posyandu lansia di Puskesmas sebagai terapi non
farmakologis atau terapi komplementer untuk mengurangi skala nyeri rheumatoid arthritis.

Kata Kunci : Senam Rematik, Nyeri, Rheumatoid arthritis


PENDAHULUAN dalam lagi mengenai penyakit rheumatoid
Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit arthritis.
autoimun progresif dengan inflamasi
kronik yang menyerang sistem Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
muskuloskuletal namun dapat melibatkan Jambi (2018) terdapat 232.994 orang
organ dan sistem tubuh secara lansia dimana jumlah paling banyak
keseluruhan, yang ditandai dengan terdapat pada umur 60-64 tahun 94.012
pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi orang. Jumlah lansia di Panti Sosial Tresna
jaringan sinovial yang disertai gangguan Werdha Budi Luhur Jambi terdapat 69
pergerakan diikuti dengan kematian orang lansia dimana jumlah paling banyak
prematur (Arini & Eltrikanawati, 2020). berumur 65-69 berjumlah 28 orang lansia.
Dengan Penyakit rematik dengan jumlah
Penyakit ini banyak terjadi pada dewasa 36 lansia (Fithriyani & Putri, 2020).
akhir menuju lanjut usia. Penderita rematik
tertinggi berada pada rentang usia 75 tahun Dan Berdasarkan data yang diperoleh dari
keatas (33%) pada rentang usia 65-74 Puskesmas Lempur pada bulan Juli -
tahun sebanyak 25,2% lansia yang berusia September 2021 tedapat sebanyak 143
55-64 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang menderita Rheumatoid
penderita rematik bertambah seiring Arthritis dan 115 diantaranya adalah
dengan bertambahnya usia (Riskesdas, lansia. (Puskesmas Lempur, 2021).
2018).
Nyeri pada sendi membuat penderita
Di dunia semakin meningkat penyakit Rhuematoid Arthritis mengalami gangguan
Rheumatoid Arthritis pada lansia terutama aktivitas sehari-hari sehingga dapat
banyak terjadi pada perempuan. Penelitian menurunkan produktivitas. Proses
dari Mayo Clinic yang dilakukan di penyakit rheumatoid arthritis mengancam
Amerika Serikat menunjukkan antara kemandirian dan klualitas hidup dan
1995-2005, wanita penderita Rheumatoid membebani kemampuan melakukan
Arthritis mencapai 54.000 - 100.000 perawatan personal dan aktivtas sehari-hari
orang, sedangkan pria hanya 29.000 dari (Afnuhazi, 2018).
100.000 orang (Andri et al., 2020).
Menurut American Collage Rheumatologi,
Angka kejadian Rheumatoid Arthritis pada penanganan rematik dibagi menjadi terapi
tahun 2016 yang disampaikan oleh WHO farmakologi, non farmakologi dan
adalah mencapai 20% dari penduduk tindakan operasi. Untuk terapi farmakologi
dunia, 5-10% adalah mereka yang berusia biasanya dikaitkan dengan kepatuhan
5-20 tahun dan 20% adalah mereka yang dalam mengkonsumsi obat-obatan
berusia 55 tahun (Andri et al., 2020) analgetik, opoid, dan anti inflamasi non
steroid (NSAIDs) sedangkan untuk terapi
Menurut Riskesdas (2018) jumlah nonfarmakologi merupakan merupakan
penderita Rheumatoid Arthritis di suatu terapi yang mengesampingkan
Indonesia mencapai 7,30%. Seiring pemberian obat dan biasanya
bertambahnya jumlah penderita menggunakan herbal ataupun latihan fisik.
rheumatoid arthritis di Indonesia justru Terdapat banyak terapi nonfarmakologi
tingkat kesadaran dan salah pengertian yang dapat dilakukan dirumah dan
tentang penyakit ini cukup tinggi. Keadaan merupakan salah satu usaha dalam
inilah menjelaskan bahwa kurangnya pencegahan preventif dirumah. Beberapa
pengetahuan masyarakat Indonesia diantaranya yaitu menggunakan teknik
khususnya penderita untuk mengenal lebih relaksasi, senam rematik, kompres
panas/dingin, pijat, dan yang biasa
dilakukan oleh lansia adalah dengan design. Metode penelitian One Group
istirahat saja. Pretest and Posttest Design ini dilakukan
terhadap satu kelompok tanpa adanya
Untuk mempertahakan dan meningkatan kelompok kontrol. Penelitian ini
status fungssional lansia dapat dilakukan disesuaikan dengan tujuan yang hendak
tindakan prefentif dan promotif kebugaran dicapai, yaitu untuk melihat akibat dari
Pada lansia yang menderita nyeri akibat suatu perlakuan. Didalam rancangan ini
rematik, maka dengan mengurangi dilakukan tes sebanyak dua kali sehari,
nyerinya diharapkan dapat membantu yaitu sebelum diberi perlakuan dan setelah
lansia mudah untuk melakukann actiity of perlakuan yang dilakukan selama 7 hari
daily living (adl). Dalam mengurangi rasa setiap hari nya di pagi hari dengan
nyeri sendi serta mencegah penyakit menggunakan lembar observasi.
rematik menjadi lebih parah, dapat
digunakan metode gerak tubuh yang Lokasi penelitian ini adalah di Desa
dikenal dengan senam rematik (Transyah lempur, Kecamatan Gunung Raya,
& Rahma, 2020). Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi yang
dilakukan sejak bulan Oktober s/d
Senam rematik merupakan latihan gerak Desember 2021.
untuk mencegah dan memberikan efek Populasi pada penelitian ini adalah lansia
terapi terhadap gejala penyakit rematik. dengan rheumatoid arthritis di desa lempur
Latihan ini di tunjukan bagi orang yang pada bulan Juli – September 2021 yaitu
sehat maupun penderita rematik dalam dengan jumlah 115 orang. Jumlah
kondisi kesehatan normal atau fase tenang responden dalam penelitian ini adalah
(Siregar, 2016). sebanyak 15 orang dengan Pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah dengan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh cara Purposive Sampling dengan kriteria
(Afnuhazi, 2018) didapatkan bahwa rata- inklusi di Desa Lempur Kabupaten
rata nyeri rematik sebelum dilakukan Kerinci, dan bersedia menjadi responden.
senam rematik adalah sebesar 3,19 dengan
standar deviasi 0,403. Sedangkan rata-rata Tahap persiapan pada penelitian ini adalah
sesudah dilakukan senam rematik adalah Responden dikumpulkan di satu tempat
2,75 dengan standar deviasi 0,447. Hasil lalu Informed Consent dan Menanyakan
uji T didapatkan nilai p 0,004 maka dapat riwayat penyakit responden (Skrining)
disimpulkan ada perbedaan yang Lalu mengukur tekanan darah responden
signifikan antara nyeri sebelum dilakukan Dan melakukan pengukuran skala nyeri
senam rematik dengan nyeri sesudah dengan Numeric pain Rating Scale
senam rematik. (pretest). Kemudaian kelompok ini di
berikan intervensi dengan penerapan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui senam rematik. Kemudian dilakukan
Pengaruh Senam Rematik Terhadap Skala posttest untuk mengetahui skala nyeri
Nyeri Rheumatoid Arthritis Pada Lansia setelah intervensi. Setelah penelitian
Di Wilayah Kerja Puskesmas Lempur selesai dilakukan, peneliti dapat mengolah
Kabupaten Kerinci Tahun 2021. data yang diperoleh dari lembar observasi
selama 7 hari kemudian melakukan analisa
Univariat dan bivariat terhadapdata
METODE PENELITIAN tersebut dengan menggunakan sampel t-
Penelitian ini menggunakan metode test (paired t test).
penelitian Kuantitatif yaitu Quasi
eksperimen dengan menggunakan
Rancangan One Group Pretest and Postest
HASIL DAN PEMBAHASAN rematik adalah 3,85 dengan standar deviasi
Karakteristik Responden 0,884. Dimana rerata skala nyeri
responden terendah adalah 2,43 dan yang
Tabel 1. Distribusi Frekuensi tertinggi 5,43.
Karakteristik Responden
Umur Frekuensi % Nyeri pada sendi membuat penderita
Rhuematoid Arthritis mengalami gangguan
45 1 6,7 aktivitas sehari-hari sehingga dapat
46 1 6,7 menurunkan produktivitas. Proses
penyakit rheumatoid arthritis mengancam
47 1 6,7 kemandirian dan klualitas hidup dan
membebani kemampuan melakukan
48 1 6,7 perawatan personal dan aktivtas sehari-hari
49 1 6,7 (Afnuhazi, 2018).

50 2 13,3 Hasil penelitian ini sejalan dengan


penelitian yang dilakukan oleh
51 1 6,7
Simanjuntak (2018) tentang pengaruh
52 1 6,7 rutinitas senam rematik terhadap
penurunan tingkat nyeri pada lansia yang
53 1 6,7 menderita rematik, yang dilakukan pada 20
54 1 6,7 orang responden yang menderita rematik,
diketahui rata-rata sebelum dilakukan
55 2 13,3 rutinitas senam rematik (pre test) adalah 5
dengan standar deviasi 1,55597 dan rata-
58 1 6,7 rata sesudah dilakukan rutinitas senam
59 1 6,7 rematik (post test) adalah 3,5 dengan
standar deviasi 1,63836. Sehingga terlihat
Total 15 100 adanya penurunan rata-rata tingkat nyeri.

Menurut asumsi peneliti sebelum


Berdasarkan dari Tabel 1 diatas dapat
dilakukan intervensi pada lansia, mereka
dilihat bahwa umur responden terdiri dari
mengatakan sering mengalami kekakuan
umur 45-59 tahun dimana yang terbanyak
sendi pada pagi hari dan rata-rata lansia
terdapat pada umur 50 tahun sebanyak 2
dengan rheumatoid arthritis kurang
(13,3%) orang dan di umur tahun 55
mengetahui tentang tindak non-
sebanyak 2 (13,3%) orang.
farmakologis yang bisa mereka lakukan
Rata-Rata Skala Nyeri Sebelum Senam dirumah untuk mengurangi nyeri yang
Rematik Pada Lansia dirasakan oleh lansia, karena hal tersebut
lansia lebih sering mengkonsumsi obat
Tabel 2. Rata-Rata Skala Nyeri warung dan obat dari puskesmas.
Sebelum Senam Rematik
Senam N Mean SD Min – Rata-Rata Skala Nyeri Setelah Senam
Rematik Max Rematik Pada Lansia

Pre Test 15 3,75 0,88 2,43- Tabel 3. Rata-Rata Skala Nyeri


4 5,43 Sebelum Senam Rematik
Senam N Mean SD Min –
Rematik Max
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata
nilai skala nyeri sebelum penerapan senam Post Test 15 2,60 0,87 1,43-
9 4,43 menimbulkan rasa nyaman sehingga nyeri
tekan atau berkurang.
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata
nilai skala nyeri setelah penerapan senam
rematik adalah 2,60 dengan standar deviasi
0,879. Dimana rerata skala nyeri
responden terendah adalah 1,43 dan yang
tertinggi 4,43. Perbedaan Rata-Rata Skala Nyeri
Sebelum dan Setelah Senam Rematik
Senam rematik merupakan latihan gerak
untuk mencegah dan memberikan efek Tabel 4 Perbedaan Rata-Rata Skala
terapi terhadap gejala penyakit rematik. Nyeri Sebelum dan Setelah Senam
Latihan ini di tunjukan bagi orang yang Rematik
sehat maupun penderita rematik dalam Sen Mea Mea N SD P value
kondisi kesehatan normal atau fase tenang am n n
(Siregar, 2016). Re Diff
mati eren
Menurut Pujiati & Mayasari (2017) Senam k t
dapat menurunkan nyeri dikarenakan
mampu memperlancar peredaran darah Pre 3,75 0,88
pada kaki sehingga dapat mengurangi Test 4
nyeri. Gerakan aktif dan ringan tanpa 1,15 2 < 0,001
menggunakan beban yang terdapat dalam Post 0 0,87
2,60 9
senam rematik juga menjadi pemicu tubuh Test
untuk mengeluarkan betaendorfin
(senyawa kimia neuropeptida opioid lokal
Dari tabel 4 menunjukkan bahwa
yang membuat seseorang merasa senang
perbedaan rata-rata nilai skala nyeri
dan sebagai kekebalan tubuh).
anatara sebelum dan setelah senam rematik
adalah 1,15 dan p-value <0,001 (<0,05)
Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan
yang artinya Hₒ ditolak dan Ha diterima.
yang dilakukan Afnuhazi (2018) tentang
Maka dapat disimpulkan bahwa adanya
pengaruh senam rematik terhadap
perbedaan yang signifikan antara sebelum
penurunan nyeri rematik pada lansia,
dan setelah intervensi, dimana terjadi
diperoleh rata-rata nyeri rematik sebelum
penurunan skala nyeri. Berarti ada
dilakukan senam rematik adalah sebesar
pengaruh senam rematik terhadap nyeri
3,19 dengan standar deviasi 0,403.
Rheumatoid Arthritis pada lansia.
Sedangkan rata-rata sesudah dilakukan
senam rematik adalah 2,75 dengan standar Upaya untuk mengurangi skala nyeri
deviasi 0,447. selain menggunakan obat-obatan
farmakologis dapat pula menggunakan
Menurut asumsi peneliti skala nyeri dapat tindakan non farmakologis salah satu
berkurang setelah dilakukan senam usaha dalam pencegahan preventif
rematik selama 7 hari dengan frekuensi 1 dirumah. Beberapa diantaranya yaitu
kali sehari setiap paginya. Dengan senam menggunakan teknik relaksasi, senam
tersebut dapat memperlancar peredaran rematik, kompres panas/dingin, pijat, dan
darah dan memberikan rasa nyaman. yang biasa dilakukan oleh lansia adalah
Karena Gerakan aktif dan ringan tanpa dengan istirahat saja (Transyah & Rahma,
menggunakan beban yang terdapat dalam 2020).
senam rematik juga menjadi pemicu tubuh
untuk mengeluarkan betaendorfin yang
Senam rematik membantu penyembuhan. 2. Rata-rata skala nyeri setelah senam
Metode gerak tubuh dalam senam rematik rematik adalah 2,60 dengan standar
ini dapat membantu mengurangi resiko deviasi adalah 0,879
timbulnya rematik. Selain itu, sekaligus 3. Berdasarkan uji statistik didapatkan
sebagai terapi untuk menghilangkan gejala skala nyeri sebelum dan setelah senam
rematik yang berupa kekakuan dan nyeri rematik dengan rata-rata perbedaan 1,15
sendi yang dirasakan pasien rematik. dan p-value <0,001 (<0,05) yang
artinya Hₒ ditolak dan Ha diterima.
Maka terdapat perbedaan yang
Penelitian ini didukung oleh penelitian signifikan antara sebelum dan setelah
yang dilakukan Siregar (2016) yang intervensi, dimana terjadi penurunan
menyatakan bahwa terdapat perbedaan skala nyeri. Berarti ada pengaruh senam
skala nyeri yang signifikan antara sebelum rematik terhadap nyeri Rheumatoid
dan setelah penerapan senam rematik Arthritis pada lansia.
dengan hasil sebelum dilakukan latihan
rutinitas senam rematik mean = 5 dan UCAPAN TERIMAKASIH
setelah dilakukan latihan rutinitas senam Terimakasih kehadirat Allah SWT yang
rematik berubah menjadi 3,5 dengan P- telah mempermudah segala upaya peneliti
Value 0,00 artinya secara statistic ada selama melakukan penelitian sehingga
pengaruh yang signifikan antara sebelum terselesaikan penelitian ini, ucapan
dan sesudah dilakukan latihan rutinitas terimakasih juga disampaikan kepada
senam rematik karena taraf signitif dari uji seluruh pihak yang terlibat dalam
dua mean adalah 0,05 jika P-Value < alpha penelitian ini. Semoga bantuan dan
(0,05). bimbingan yang telah diberikan mendapat
imbalan dari Yang Maha Kuasa.
Menurut asumsi peneliti penerapan senam
rematik sebagai terapi komplementer atau
REFERENSI
non farmakologis pada lansia yang
Afnuhazi, R. (2018). Pengaruh Senam
mengalami nyeri rheumatoid arthritis
Rematik Terhadap Penurunan Nyeri
sangat membantu untuk mengurangi nyeri.
Rematik Pada Lansia. MENARA Ilmu
Dimana Senam dapat menurunkan nyeri
Vol. XII Jilid I No.79 Januari 2018,
dikarenakan mampu memperlancar
XII(79), 117–124.
peredaran darah pada kaki sehingga dapat
mengurangi nyeri. Dan gerakan aktif dan Andri. (2020). Tingkat Pengetahuan
ringan tanpa menggunakan beban yang Terhadap Penanganan Penyakit
terdapat dalam senam rematik juga Rheumatoid Arthritis Pada Lansia.
menjadi pemicu tubuh untuk Jurnal Kesmas Asclepius Volume 2,
mengeluarkan betaendorfin yang Nomor 1, Juni 2020, 2, 12–21.
menibulkan rasa nyaman sehinggga nyeri https://doi.org/https://doi.org/10.3153
tekan atau berkurang (senyawa kimia 9/jka.v2i1.1139 TINGKAT
neuropeptida opioid lokal yang membuat
seseorang merasa senang dan sebagai Arini, L., & Eltrikanawati, T. (2020). Buku
kekebalan tubuh). Ajar Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Rheumatoid Arthritis.
KESIMPULAN
1. Rata-rata skala nyeri sebelum senam Arniyanti, A. (2017). Pengaruh Senam
rematik adalah 3,75 dengan standar Lansia Terhadap Reduksi Nyeri
deviasi adalah 0,884 Arthritis Di Puskesmas Padongko
Kecamatan Barru Kabupaten Barru.
Jurnal Mitrasehat, Volume VII
Nomor 2, November 2017,
VII(November), 297–303. Dengan Rheumatoid Arthritis. Jurnal
Amanah Kesehatan Volume 2 No 2
Fithriyani, & Putri, M. E. (2020). Faktor ( 2020), 2(2), 64–74.
Determinan yang Berhubungan
dengan Upaya Pengendalian
Hipertensi di PSTW Budi Luhur Kota
Jambi. Jurnal Akademika
Baiturrahim Jambi, Vol. 9, No. 2
September 2020, 9(2).
https://doi.org/10.36565/jab.v9i2.222
Kurnia, R. (2019). Pengaruh Senam
Terhadap Keluhan Muskuloskeletal
Pada Lansia. Interest : Jurnal Ilmu
Kesehatan, 8(2), 137–140.
https://doi.org/10.37341/interest.v8i2.
158
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan.
Pujiati, E., & Mayasari, W. H. A. (2017).
Senam Rematik Terhadap
Peningkatan Kualitas Hidup Lansia
Ny . S Pendem Kulon Desa Jepang
Kecamatan Mejobo Kabupaten
Kudus. Jurnal Profesi Keperawatan
(JPK), 4(2), 66–74.
http://jurnal.akperkridahusada.ac.id/in
dex.php/jpk/article/view/36
Simanjuntak, E. E. (2018). Pengaruh
Rutinitas Senam Rematik Terhadap
Penurunan Tingkat Nyeri Pada Lansia
Yang Menderita Rematik di Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Luhur
Kota Jambi Tahun 2018. Scientia
Journal Vol. 7 No. 2 Desember 20,
7(2), 54–60.
Siregar, E. (2016). Pengaruh Rutinitas
Senam Rematik Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Pada Lansia Yang
Menderita Rematik di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Luhur Kota
Jambi Tahun 2015. SCIENTIA
JOURNAL STIKES PRIMA JAMBI
Vol. 5 No. 01 Mei 2016, 5(01), 20–24.
Transyah, C. H., & Rahma, D. (2020).
Systematic Review : Pengaruh Senam
Rematik Terhadap Skala Nyeri Lansia

You might also like