You are on page 1of 10

Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (38-47)

KOMBINASI TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN


GENGGAM JARI MENURUNKAN NYERI SENDI PADA LANSIA

Fajarina Lathu Asmarani*, Adi Sucipto, Indrianingsih


Dosen, S1 Program Studi Keperawatan Program Sarjana Universitas Respati Yogyakarta
Email : fajarinalathu@respati.ac.id

Abstract
The number of people with joint pain in the world reaches 355 million. The prevalence of joint pain
in the elderly comes from 55-64 years aged group is 15.5%, age 65-74 years as much as 18.6%, and
age 75 years and over as much as 18.9%. The elderly in Kebonharjo Village reported joint pain,
namely 60-74 years old. Joint pain can interfere with activity. Joint pain management can solved by
non-pharmacological methods such as progressive muscle relaxation therapy and finger gripping.
This study aims to determine the effectiveness of a combination therapy of progressive muscle
relaxation and finger gripping on joint pain in the elderly in the village of Kebonharjo. This is a
quantitative study and quasi-experimental two-group pre-test and post-test control group design. The
sampling technique used a random sampling of 20 respondents for the intervention group and 20
respondents for the control group. The research instrument used a questionnaire, a combination of
therapies of progressive muscle relaxation and finger gripping with expert validity tests, and
observation sheets. Data analysis using the Wilcoxon test and Mann-Whitney test. The results showed
joint pain in the control group obtained a pre-value of 3.50 and post value of 4.00. Joint pain in the
intervention group with a value of pre-4.00 and post-3.00. The results of the pretest of the control and
intervention group obtained P-Value = 0.317 and P-Value <0.001. The posttest difference test
between the control and intervention group is P-value = 0.003. The combination therapy of
progressive muscle relaxation and finger gripping has been scientifically proven to reduce joint pain
in the elderly in the village of Kebonharjo.
Keywords: Joint Pain, Progressive Muscle Relaxation, Finger Grip Exercise, Elderly

Abstrak
Jumlah penderita nyeri sendi dunia mencapai 355 juta. Prevalensi nyeri sendi pada lanjut usia
bersumber pada kelompok umur 55-64 tahun sebanyak 15, 5%, umur 65-74 tahun sebanyak 18, 6%
dan umur 75 tahun keatas sebanyak 18, 9%. Lansia Desa Kebonharjo melaporkan adanya nyeri sendi
yaitu umur 60-74 tahun. Nyeri sendi dapat menggangu aktivitas. Penanganan nyeri sendi dapat
dilakukan dengan cara nonfarmakologi seperti terapi relaksasi otot progresif dan genggam jari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi terapi relaksasi otot progresif dan
genggam jari terhadap nyeri sendi pada lansia di desa kebonharjo. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif menggunakan desain penelitian ekperimen kuasi menggunakan dua grup dengan desain
pretes dan postes grup. Teknik sampel menggunakan sampel random sampling sebanyak 20 responden
untuk kelompok intervensi dan 20 responden untuk kelompok kontrol. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner skala numerik rating scale, SOP kombinasi terapi relaksasi otot progresif
dan genggam jari dengan dilakukan uji validitas expert, dan lembar observasi. Analisa data
menggunakan Uji Wilcoxon dan Uji Mann Whitney. Hasil analisa univariat nyeri sendi pada
kelompok kontrol diperoleh nilai pre 3,50 dan post 4,00. Nyeri sendi pada kelompok intervensi dengan
nilai pre 4,00 dan post 3,00. Hasil uji pretest kelompok kontrol dan kelompok intervensi didapatkan
P-Value = 0,317 dan P-Value <0,001. Uji beda posttest kelompok kontrol dan kelompok intervensi
didapatkan P-Value = 0,003. Kombinasi terapi relaksasi otot progresif dan genggam jari terbukti
secara ilmiah menurunan nyeri sendi pada lansia di desa Kebonharjo
Kata Kunci : Nyeri sendi, Relaksasi Otot Progresif, Genggam Jari, Lansia

Kombinasi Relaksasi Terapi.. 38


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (52-61)

PENDAHULUAN mengkonsumsi obat secara terus menerus


Proses menua dan bertambahnya dapat memberikan dampak negatif pada
usia akan menimbulkan beberapa masalah lansia seperti gangguan pernafasan dan
terutama masalah ketidakpuasan fisik yang gangguan syaraf pusat.Penurunan fungsi
menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan hati yang bekaitan dengan
muskuloskeletal. Beberapa lansia metabolisme dan ekskresi obat juga
mengalami masalah system mempegaruhi dampak negatif konsumsi
muskuloskeletal yang berkurang fungsinya. obat.Sehingga dibutuhkan terapi non
Perubahan muskuloskeletal ditandai farmakologis untuk menurunkan resiko
dengan nyeri serta rematik, biasanya pada akibat konsumsi obat pada lansia.
tangan, pergelangan tangan, tungkai, lutut, Metode non farmakologi yang
tulang belakang atas dan bawah, pinggul, direkomendasikan pada lansia untuk
dan pundak . Arthralgia atau nyeri sendi menurunkan nyeri sendi adalah teknik
merupakan peradangan pada sendi yang relaksasi, teknik pernapasan, olahraga atau
ditandai dengan pembengkakan, perubahan postur, pijat, akupresur, terapi
kemerahan, panas, nyeri, dan hambatan panas, musik hipnotis, stimulasi saraf
gerak. Dalam hal ini, jika nyeri sendi listrik transserebral (TENS), genggam jari,
dirasakan lebih dari satu atau sering maka dan relaksasi otot progresif (Agung &
lansia akan merasa sangat terganggu dalam Yuesti, 2019). Penyembuhan non
melakukan aktivitas maupun tidak. famakologi yang dapat mengurangi nyeri
Jumlah penderita nyeri sendi di dengan teknik relaksasi otot progresif
dunia mencapai 355 juta. Diperkirakan (ROP) (Amigo, Erwanto, Muflih, Asmarani
jumlah ini akan terus bertambah pada tahun & Suwarsi, 2019). Teknik relaksasi otot
2025, serta terdapat tanda-tanda lebih dari progresif merupakan proses simpel serta
25% orang akan lumpuh (Agung & Yuesti, sistematis, dengan meregangkan
2019). World Health Organization sekelompok otot dan setelah itu
melaporkan bahwa 20% dari populasi dunia mengendurkannya kembali. Pada tahap
terserang nyeri sendi. Peningkatan populasi lanjut usia yang signifikan dapat
lanjut usia di dunia sama dengan mengurangi nyeri sendi. ROP secara
peningkatan jumlah kasus nyeri sendi bertahap dapat mengurangi sensasi nyeri
(Wiyono, 2010). Sedangkan di Indonesia dengan memberikan relaksasi melalui
menurut data Riskesdas (2018) pelepasan endorphin (Doliarn, Dimas,
menyebutkan prevalensi nyeri sendi pada Kurniajati, & Kristanti, 2018). Hasil
lanjut usia bersumber pada kelompok umur penelitian menunjukkan bahwa pemberian
dari 55- 64 tahun sebanyak 15, 5%, umur terapi ROP selama tiga hari dapat
65- 74 tahun sebanyak 18, 6% dan umur 75 menurunkan nyeri sendi (Wahyuni, 2021).
tahun keatas sebanyak 18, 9%5. Pengobatan relaksasi otot progresif
(Kementrian Kesehatan RI, 2018) mengarahkan minat atas sesuatu kegiatan
Dampak nyeri sendi dapat otot cukup mengenali otot yang tegang
menimbulkan kegagalan organ serta setelah itu menurunkan ketegangan
kematian, ataupun permasalahan seperti menggunakan metode relaxation untuk
nyeri, keletihan, perubahan citra diri, serta mendapatkan perasaan relaks. (Ariani,
kesusahan tidur. Hasil pengkajian awal 2022)
menunjukkan bahwa lansia yang Pengobatan non famakologi lainnya
mengalami nyeri sendi mengatasinya yang dapat mengurangi nyeri sendi pada
dengan mengkonsumsi obatkimia. Namun lansia adalah terapi relaksasi genggam jari.
konsumsi obat secara terus menerus juga Metode relaksasi genggam jari atau hold
akan meningkatkan resiko keracunan obat finger merupakan metode yang ringan
pada lansia. Asmarani (2018) mengatakan selama beradaptasi dengan emosi serta

Kombinasi Relaksasi Terapi.. 39


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (52-61)

meningkatkan kecerdasan emosional. METODE PENELITIAN


Secara signifikan terapi genggam jari dapat Jenis penelitian ini ialah penelitian
menurunkan skala nyeri sendi) (Sari, kuantitatif memakai desain penelitian kuasi
Supriadi & Wijayanti, 2020). Hasil eksperimen menggunakan duagrup dengan
penelitian Vioneery, Listyanawati, & desain kelompok pretes-postes dan kontrol.
Wijayanti (2020) menyebutkan bahwa Penelitian ini dilakukan di posyandu lansia
terapi relaksasi genggam jari dapat Desa Kebonharjo Kecamatan Polanharjo
menurunkan nyeri pada sendi akibat Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah
osteoarthritis. pengambilan data dilakukan pada 13-18
Dalam penelitian ini peneliti Juni 2022. Dengan 20 responden kelompok
menggabungkan terapi relaksasi otot intervensi dan 20 responden kelompok
progresif dengan genggam jari untuk kontrol. Responden pada penelitian ini
mengurangi nyeri sendi karena temuan lansia desa kebonharjo yang mengalami
sebelumnya kedua terapi tersebut nyeri sendi. Teknik sampling yang
memberikan dampat yang signifikan digunakan probability sampling dengan
terhadap penurunan nyeri. Kedua terapi sampel random sampling. Pemberian
tersebut juga dapat digabungkan dan kombinasi terapi relaksasi otot progresif
mudah untuk dilakukan oleh Lansia. dan genggam jari diberikan sebanyak 1 kali
Penggabungan dua terapi juga belum dalam 1 hari. Instrumen pada penelitian ini
pernah dilakukan. Hasil studi pendahuluan menggunaan kuesioner, skala numerik
yang dilakukan di balai posyandu desa rating scale, dan SOP kombinasi terapi
kebonharjo hasil wawancara dengan 5 relaksasi otot progresif dan genggam jari,
orang lansia didapatkan lansia tersebut dengan analisa data menggunakan Uji
mengalami gangguan nyeri sendi terutama Shapiro Wilks, uji wilcoxon dan uji mann
pada pergelangan kaki. Peneliti whitney. Jalannya penelitian kelompok
menggunakan indikator nyeri Numerical intervensi diukur pretest 5 menit kemudian
Rating Scale didapatkan rata-rata lansia diberikan intervensi kombinasi terapi
mengalami nyeri sedang dan ringan relaksasi otot progresif dan genggam jari
sebanyak 2 orang dengan skala 5 dan 3. 5 selama 45 menit, diukur posttest 5 menit.
lansia menyatakan belum pernah Sedangkan pada kelompok kontrol diukur
mempraktekkan Terapi ROP dan Relaksasi pretest 5 menit kemudian di observasi,
Genggam Jari, lansia mengurangi nyeri diukur posttest 5 menit. Telah dilakukan uji
dengan mengkonsumsi obat. Tujuan etik pada komisi etik penelitian kesehatan
penelitian yaitu ntuk mengetahui Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
efektivitas kombinasi terapi relaksasi otot Respati Yogyakarta dengan keterangan
progresif dan genggam jari terhadap nyeri kelaikan etik amandemen 1 (First
sendi pada lansia di desa kebonharjo. Amandement Ethical Clearance) No:
049.3/FIKES/PL/VI/2022 pada 10 Maret
2022 sampai 7 Juni 2022.

HASIL

Kombinasi Relaksasi Terapi.. 40


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (52-61)

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik mengalami peningkatan nyerisebesar 0,50.


Responden Pada kelompok intervensi menunjukkan
Kelompok Kelompok nilai prestest sebesar 4,00 dan nilai post test
Karakteristik
Intervensi Kontrol sebesar 3,00. Kelompok intervensi
Responden menunjukkan penurunan angka skala nyeri
n % n %
Jenis Kelamin sebanyak 1,00. Pada pemberian intervensi
1. Laki-laki 5 25 5 25 dengan dilakukan kombinasi terapi
2. Perempuan 15 75 15 75 relaksasi otot progresif dan genggam jari
Pekerjaan didapatkan nilai signifikansi sebesar P-
1. Bekerja 20 100 16 80 Value <0,001 ≤ α=0,05 yang berarti adanya
2. Tidak pengaruh yang signifikan antara nyeri sendi
4 20 sebelum dan sesudah dilakukan terapi
Bekerja
Tinggal relaksasi otot progresif dan genggam jari.
Bersama Pada kelompok kontrol tidak dilakukan
1. Keluarga 20 100 18 90 terapi hanya di lakukan observasi
2. Sendiri 2 10 didapatkan nilai signifikansi sebesar P-
Jumlah 20 20 Value = 0,317 ≥ α=0,05 yang berarti tidak
adanya pengaruh yang signifikan antara
Sumber : Data Primer 2022
nyeri sendi sebelum dan sesudah.
Tabel 1 menunjukkan mayoritas
Tabel 3 Perbedaan Kelompok Intervensi
responden pada kelompok intervensi
Dan Kelompok Kontrol Terhadap
berjenis kelamin perempuan sebanyak 15
Penurunan Nyeri Sendi Pada Lansia
reponden (75,0%), pekerjaan tidak bekerja
sebanyak 20 responden (100,0%), dan Nyeri Sendi
tinggal bersama keluarga sebanyak 20 Kelompo P-
Media Selisi
responden (100,0%). Pada kelompok k N Valu
n ± SD h
kontrol yang berjenis kelamin perempuan e
sebanyak 15 reponden (75,0%), pekerjaan Posttest 2 3,00 ± 0,00
1,00
tidak bekerja sebanyak 16 responden Intervensi 0 1,196 3
(80,0%), dan tinggal bersama keluarga Posttest 2 4,00 ±
-0,50
sebanyak 18 responden (90,0%). Kontrol 0 1,214
Sumber : Data Primer 2022
Tabel 2 Nyeri sendi Pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol Tabel 3 hasil uji statistik mann
Nyeri Sendi whitney diperoleh nilai signifikan
pada uji P Whitney adalah 0,003 ≤0,05.
Mann
Variabel Min- Media
N
Max n Hal ini Value
Selisih berarti terdapat perbedaan antara
Kelompok Kontrol kelompok intervensi dan kelompok control.
Pretest 20 2-6 3,50 Hal tersebut
-0,50 0,317dapat dilihat dari nilai tengah
(median) posttest kelompok intervensi
Posttest 20 2-6 4,00
yaitu 3,00 dan posttest kelompok kontrol
Kelompok
4,00 dengan
Intervensi
selisih -1,00. Dimana pada kelompok
Pre Test 20 2-6 4,00 1,00 0,001
intervensi 3,00 termasuk kedalam skala
Post Test 20 1-5 3,00 nyeri numerik yaitu skala ringan dan pada
Sumber : Data Primer 2022 kelompok kontrol 4,00 termasuk kedalam
skala nyeri numerik yaitu skala nyeri
Pada tabel 2 menunjukkan pretest sedang. Sehingga dapat disimpulkan ada
pada kelompok kontrol adalah 3,50 dan perbedaan kelompok intervensi dan
posttest sebesar 4,00. Kelompok kontrol
Kombinasi Relaksasi Terapi.. 41
Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (52-61)

kelompok kontrol terhadap penurunan sehingga persepsi menyadarkan individu


nyeri sendi pada lansia. dan mengartikan nyeri secara cepat dan
kemudian individu dapat bereaksi terhadap
Pembahasan nyeri yg dirasakan.
Nyeri Sendi Pretest Kelompok Intervensi Stanley dan Beare (2012)
dan Kelompok Kontrol Pada Lansia Di menyebutkan faktor usia yang dapat
Desa Kebonharjo meningkatkan terjadinya kehilangan unsur-
Pada tabel 2 menunjukkan pretest unsur tulang yang terdiri dari penurunan
pada kelompok kontrol adalah 3,50 dan hormon pada perempuan salah satunya
kelompok intervensi menunjukkan nilai hormon esterogen memainkan peran utama
prestest sebesar 4,00. Nyeri yang dialami memperhatikan integritas tulang pada
responden adalah nyeri sedang dengan wanita. Hal tersebut disebabkan karena
intensitas nyeri nilai maksimal sebelum adanya hubungan antara umur perempuan
diberikan kombinasi terapi relaksasi otot. dengan menopause yang menyebabkan
Potter dan Perry (2013) menyebutkan hormon estrogen tidak berfungsi lagi,
bahwa nyeri dipengaruhi oleh usia, jenis sementara itu salah satu fungsi hormon ini
kelamin, kebudayaan, makna nyeri, adalah untuk mempertahankan massa
perhatian, ansietas, keletihan, gaya koping tulang. Hal ini terjadi pada masa usia 50–80
dan dukungan keluarga dan sosial. tahun dimana wanita mengalami penurunan
Semua responden memiliki rentang hormon estrogen secara signifikan
usia 60 – 64 tahun. Pada usia tersebut dapat (Soeroso dkk, 2007). Kehilangan unsur-
mendukung perbedaan persepsi dalam unsur tulang tejadi bila kadar esterogen
mengartikan nyeri yang dirasakan. Potter turun akibat terjadinya menopause pada
dan Perry (2013) menyampaikan bahwa wanita sehingga wanita mempersepsikan
umur merupakan hal yang penting dalam lebih nyeri dibandingkan laki-laki pada
persepsi nyeri dimana dimana nyeri keadaan ini hormon esterogen pada wanita
merupakan bagian dari proses penuaan tidak berfungsi lagi. Menurut Suherry,
yang tidak dapat dihindari. Setiap lansia Yusuf dan Indrawati (2016), salah satu
dapat mengingat kejadian nyeri yang fungsi hormon ini adalah untuk
dialami berbeda dengan lansia yang mempertahankan massa tulang apabila
mempunyai kelainan kognitif. Stanley dan massa tulang berkurang maka sendi juga
Beare (2012) menyngungkapkan bahwa akan kehilangan fleksibilitasnya sehingga
lansia yang usianya semakin tua biasanya terjadi penurunan luas gerak sendi. Tidak
kurang mampu untuk tetapi neuron tersebut menutup kemungkinan pria juga karena
tidak dapat mengalami regnerasi sehingga penyakit sendi merupakan penyakit
terjadinya kehilangan dan penyusutan degeneratif yang bisa menyerang pada
neuron.Selain itu juga terjadinya penurunan segala jenis kelamin baik itu laki-laki
pada aliran darah serebral, hal tersebut maupun perempuan. Sehingga dapat
menyebabkan lansia mengalami penurunan disimpulkan skala nyeri pada perempuan
intelektual. Berdasarkan tabel 1 lebih tinggi di pengaruhi oleh persepsi dan
menunjukkan jenis kelamin perempuan penurunan hormon esterogen akibat
lebih banyak dibandingkan laki-laki. terjadinya menopause yang di alami
Menurut Potter dan Perry (2013) perbedaan perempuan pada usia 50-80 tahun.
cara mempersepsikan sensasi nyeri pada Tabel 1 menunjukkan bahwa masih
setiap orang yaitu perbedaan faktor banyak lansia yang bekerja. Keluhan nyeri
psikologis dan kognitif yang berinteraksi biasanya akan lebih hebat sesudah
dengan faktor-faktor neurolofisiologis mengadakan gerak badan atau bertambah
dalam mempersepsikan nyeri dimana dengan aktivitas dan bisa membaik dengan
perempuan cendrung mengalami ansietas istirahat. Aktivitas fisik yang tidak tepat

Kombinasi Relaksasi Terapi.. 42


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (52-61)

akan memperparah rasa sakit pada intervensi dan kelompok kontrol dan
penderita nyeri sendi (Nahariani, kombinasi terapi relaksasi otot progresif
Lismawati, dan Wibowo, 2012). Seseorang dan genggam jari efektif menurunkan nyeri
yang melakukan gerakan yang sama secara sendi pada lansia.
terus menerus dalam waktu yang lama akan Terapi relaksasi otot progresif pada
merasakan kelelahan fisik. Kelelahan ini tahap lanjut usia yang signifikan dapat
timbul karena gerakan tubuh yang terus- mengurangi nyeri sendi. Terapi relaksasi
menerus dan tanpa disadari mengakibatkan otot progresif secara bertahap dapat
penurunan sistem otot (Boedhi, 2011). mengurangi sensasi nyeri dengan
Lukman dan Ningsih (2013), menyatakan memberikan relaksasi melalui pelepasan
rentang gerak yang terbatas bisa endorphin (Doliarn, Dimas, Kurniajati &
disebabkan karena adanya deformitas Kristanti, 2018). Latihan otot progresif
skeletal, patologi sendi atau kontratur otot bisa menurunkan stimulus mediator nyeri
dan tendon sekitarnya sehingga pekerja sehingga nyeri yang dirasakan klien bisa
kemungkinan besar mengalami nyeri sendi. berkurang baik kuantitas maupun kualitas
Menurut Khoiri (2016), Penderita dengan (Susanto, 2018). Dengan mempraktekan
gangguan nyeri sendi biasanya mengeluh terapi otot progresif secara rutin bisa
nyeri pada waktu melakukan aktivitas, menurunkan bahkan meghilangkan nyeri
selain itu aktivitas fisik (terutama berlutut, sendi pada lansia. Terapi komplemneter
jongkok, mengangkat, atau mendaki) juga bisa memberikan dampak ang signifikasn
dapat menyebabkan gangguan sendi bila dilakuakn secara rutin dan sesuai
sehingga mengakibatkan nyeri pada sendi. ketentuan. Sebagai sebuah terapi
Efektivitas Kombinasi Terapi Relaksasi komplemneter, terapi otot progresif
Otot Progresif Dan Genggam Jari dipercaya mampu menurunkan nyeri
Terhadap Nyeri Sendi Pada Lansia Di terutama nyeri sendiri dalam katagori
Desa Kebonharjo ringan dan sedang. Pada klien dengan
Tabel 2 menunjukkan kelompok skala nyeri berat pastinya membutuhkan
control memiliki nilai post test sebesar 4,00 terapi medikasi medis (Susanto, 2018)
dan kelompok intervensi sebesar 3,00. Terapi latihan otot progresif
Kelompok intervensi menunjukkan merupakan salah satu terapi
penurunan angka skala nyeri sebanyak komplementer yang mampu megurangi
1,00. Kelompok kontrol menunjukkan nyeri. Karenan memang dalam terapi ini
peningkatan angka skala nyeri 0,50. Pada klien diatih untuk bisa konsetrasi,
pemberian intervensi dengan dilakukan mengatur pernafsan dan menjaga agar
kombinasi terapi relaksasi otot progresif bisa dalam kondisi relaksasi (Ayu, 2020).
dan genggam jari didapatkan nilai Pengaturan pernafasan akan membuat
signifikansi sebesar P-Value <0,001 ≤ tubuh klien mampu menasup oksigen
α=0,05 yang berarti adanya pengaruh yang sebanak mungkin dan mengeluarkan CO2.
signifikan antara nyeri sendi sebelum dan Dalam kondisi ini tubuh klien akan
sesudah dilakukan terapi relaksasi otot mengalamu perfusi yang adekuat. Bisa
progresif dan genggam jari. Pada kelompok mengantrakan suplai darah ang cukup ke
kontrol tidak dilakukan terapi hanya di dalam sel. Sehingga dapat memberikan
lakukan observasi didapatkan nilai kalori (Ramayanti, Irham, & Polisiri
signifikansi sebesar P-Value=0,317 ≥ (2021). Relaksasi otot juga membuat sistem
α=0,05 yang berarti tidak adanya pengaruh parasimpatis akan mendominasi selama
yang signifikan antara nyeri sendi sebelum dan setelah pelaksanaan relaksasi otot
dan sesudah. Tabel 3 menunjukkan P-Value progresif, dengan demikian akan
0,003 ≤0,05. Hal ini menunjukkan bahwa menurunkan denyut jantung, laju
terdapat perbedaan antara kelompok pernapasan, dan tekanan darah. Hal ini

Kombinasi Relaksasi Terapi.. 43


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (52-61)

mempengaruhi susunan saraf somatik yang gerbang” tertutup sehingga stimulus nyeri
dalam serta mempengaruhi saraf terhambat dan berkurang. Teori two gate
parasimpatis sehingga mengurangi control menyatakan bahwa terdapat satu
kecemasan (Ekasari, 2018). Respon “pintu gerbang” lagi di thalamus yang
relaksasi juga mengurangi nyeri dengan mengatur impuls nyeri dari nervus
mengurangi permintaan oksigen jaringan, trigeminus. Dengan adanya relaksasi, maka
menurunkan kadar bahan kimia seperti impuls nyeri dari nervus trigeminus akan
asam laktat dan melepaskan endorfin. dihambat dan mengakibatkan tertutupnya
Endorfin yang dilepaskan akan bekerja “pintu gerbang” di thalamus Tertutupnya
sebagai neurotransmiter berikatan dengan “pintu gerbang” di thalamus
reseptor opoid sehingga akan menghambat mengakibatkan stimulasi yang menuju
transmisi stimulus nyeri. Dengan korteks serebri terhambat sehingga
demikian,terapi komplementer relaksasi intensitas nyeri berkurang untuk kedua
otot progresif dapat menurunkan persepsi kalinya. (Pinandita, Purwanti & Utoyo,
nyeri pada lansia (Wijaya & Nurhidayati) 2012)
Relaksasi genggam jari atau hold Pemberian kombinasi terapi
finger merupakan metode yang ringan relaksasi otot progresif dan genggam jari
selama beradaptasi dengan emosi serta dalam menurunkan nyeri sendi pada lansia.
meningkatkan kecerdasan emosional. Peneliti memilih menggabungkan terapi
Metode relaksasi genggam jari dapat relaksasi otot progresif dengan genggam
menolong badan, pikiran, serta jiwa rileks. jari untuk mengurangi nyeri sendi karena
Dalam keadaan relaksasi secara alamiah temuan sebelumnya yang melibatkan
akan memicu pengeluaran hormon relaksasi otot progresif dan genggam jari
endorfin, hormon ini merupakan analgesik dengan hasil kedua terapi tersebut
alami dari tubuh sehingga nyeri akan signifikan untuk mengurangi nyeri sendi
berkurang (Sulung &Rani, 2017). pada lansia. Berdasarkan hasil penelitian
Relaksasi genggam jari dapat adanya pengaruh terapi relaksasi otot
meningkatkan toleransi nyeri melalui progresif dan genggam jari terhadap
beberapa mekanisme antara lain penurunan nyeri sendi pada lansia di
relaksasi ini dapat menurunkan nyeri, kelompok intervensi, dengan nilai
menurunkan respons katekolamin, dan signifikansi sebesar P-Value < 0,001 dapat
menurunkan tegangan otot. Hasil tersebut dilihat pada tabel. Manajemen Nyeri
dibuktikan beberapa lansia dengan nyeri digunakan untuk menghilangkan atau
sendi setelah diberikan terapi relaksasi mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa
genggam jari mengatakan bahwa merasa nyaman. Setyawan, Susilaningsih &
lebih nyaman, lebih tenang, dan nyeri Emaliyawati (2013) menyebutkan terapi
dirasa berkurang (Idris & Astarini, 2017). komplementer yang sering digunakan
Adanya nyeri menyebabkan keluarnya adalah relaksasi otot progresif dalam dan
mediator nyeri yang akan menstimulasi relaksasi genggam jari. Hal ini dikarenakan
transmisi impuls disepanjang serabut saraf proses terapi tersebut sangat membantu
aferen nosiseptor ke substansia gelatinosa meringankan nyeri yang dialami pasien dan
(pintu gerbang) di medula spinalis untuk mudah dilakukan secara mandiri oleh
selajutnya melewati thalamus kemudian pasien.
disampaikan ke kortek serebri dan
diinterpretasikan sebagai nyeri. Perlakuan SIMPULAN
relaksasi genggam jari akan menghasilkan Kombinasi terapi relaksasi otot
impuls yang dikirim melalui serabut saraf progresif dan genggam jari terbukti secara
aferen nonnosiseptor. Serabut saraf ilmiah menurunan nyeri sendi pada lansia
nonnosiseptor mengakibatkan “pintu di desa kebonharjo.Bagi Peneliti

Kombinasi Relaksasi Terapi.. 44


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (52-61)

Selanjutnya disarankan agar melakukan ARIANI, DILI FITRI.


penelitian secara spesifik terkait (2022). PENERAPAN TEKNIK
dengan kombinasi terapi relaksasi otot RELAKSASI OTOT PROGRESIF
progresif dan genggam jari. Bagi Lansia UNTUK MENURUNKAN TEKANAN
disarankan untuk dapat melakukan terapi DARAH PADA LANSIA DENGAN
nonfarmakologi atau sebagai alternative HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
penanganan yaitu kombinasi terapi LANSIA PUSKESMAS PAKJO
relaksasi otot progresif dan genggam jari TAHUN 2022 (Doctoral dissertation,
untuk mengurangi intensitas nyeri sendi STIK Bina Husada Palembang).
pada lansia. Bagi Kader dan Petugas Doliarn`do, dimas alfana bouries,
Kesehatan Posyandu disarankan dapat Kurniajati, S., & Kristanti, erva elli.
menerapkan dan menambahkan kombinasi (2018). KOMPRES HANGAT DAN
terapi relaksasi otot progresif dan genggam RELAKSASI NAFAS DALAM
jari di program posyandu lansia desa EFEKTIF MENURUNKAN NYERI
Kebonharjo. PASIEN REUMATOID ARTRITIS.
Jurnal Penelitian Keperawatan, 4(2).
UCAPAN TERIMAKASIH Ekasari, R. & H. (2018). Meningkat kan
Terima kasih yang tak terhingga Kualitas Hidup Lansia Konsep Dan
atas bantuan dan bimbingan dari berbagai Berbagai Intervensi. Malang :
pihak dalam penyelesaian penelitian ini. Wineka Media
Idris, D. N. T., & Astarani, K. (2017).
DAFTAR PUSTAKA Terapi relaksasi genggam jari
Agung, A. A. P., & Yuesti, A. (2019). terhadap penurunan nyeri sendi pada
Metode Penelitian Bisnis Kuantitatif lansia. Jurnal Penelitian
Dan Kualitatif (1st ed., Vol. 1; dr. i Keperawatan, 3(1).
nengah Suardhika, ed.). Retrieved Kementrian kesehatan RI. (2018). Hasil
from Utama RISKESDAS 2018. In
https://www.journals.segce.com/inde Kementrian
x.php/KARTI/article/view/47/49 Kesehatan RI (Vol. 53).
Amigo, T. A. E., Erwanto, R., Muflih, Khoiri, A. 2016. Faktor yang Menyebabkan
Suwarsih, & Asmarani, F. L. (2019). Nyeri Sendi pada Lansia di UPT
Buku Ajar Keterampilan Klinik (1st PSLU Kabupaten Magetan. Jawa
ed.; thomas aquino erjinyuare Amigo, Timur: Universitas Muhammadiyah
ed.). Retrieved from Respati Press. Ponorogo. [Tesis]. Ponorogo:
Asmarani, F. L. (2018). Penurunan Nyeri Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Akibat Asam Urat Melalui Muhammadiyah Ponorogo.
Pemanfaatan Terapi Komplementer http://eprints.umpo.ac.id/1916/2/BA
Akupunktur. Jurnal Keperawatan B%201.pdf (Diakses pada tanggal 29
Maret2018).
Respati Yogyakarta, 5(2), 373-377.
Lukman., dan Ningsih, N. 2013. Asuhan
Ayu, Dyah. 2020. Pengaruh Terapi
Relaksasi Otot Progresif Dalam Keperawatan pada Klien dengan
Menurunkan Nyeri Sendi Pada Gangguan Sistem Muskuloskletal.
Lansia Di Posyandu Lansia Jakarta: Salemba, Medika.
DOI:https://doi.org/10.32660/jpk.v6i Nahariani, P., Lismawati, P., & Wibowo,
1.448 H. 2015. Hubungan antara Aktivitas
Boedhi, D.R. 2011. Buku Ajar Geriatic Fisik dengan Intensitas Nyeri Sendi
(Ilmu Kesehatan Lanjut Usia). Edisi pada Lansia di Panti Werdha
4. Jakarta:Balai Penerbit FKUI. Mojopahit Kabupaten Mojokerto.
Kombinasi Relaksasi Terapi.. 45
Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (52-61)

Jurnal Metabolisme Vol. 2, No. 2 Kesehatan Diri Di Wilayah


April 2013, 2(2). Puskesmas Mranggen Demak, 5(2),
Pinandita, I., Purwanti, E., & Utoyo, B. 127–139.
(2012). Pengaruh teknik relaksasi https://doi.org/10.14710/jpki.7.3.127
genggam jari terhadap penurunan -139
intensitas nyeri pada pasien post Stanley, M., & Beare, P. G. 2012. Buku
operasi laparatomi. Jurnal Ilmiah Ajar KG Perawatan Gerontik. (2nd
Kesehatan Keperawatan, 8(1). ed). Jakarta: Penerbit Buku
Potter & Perry. 2013. Buku Ajar Kedokteran EGC.
Fundamental Keperawatan Edisi 4, Suherry, R., Yusuf, A., & Indarwati, R.
Volume 2. Jakarta: EGC. 2013. Pemberian Campuran Daun
Ramayanti, E. D., Irham, E. I., & Polisiri, I. Pandan Wangi (Pandanus
U. (2021). Terapi relaksasi otot amaryllifolius roxb) dan Virgin
progresif berpengaruh terhadap
Coconut Oil (VCO) Berpengaruh
tingkat nyeri sendi pada lansia. Jurnal
Keperawatan, 13(1), 171-178. terhadap Penurunan Nyeri Sendi pada
Sari, R. F. T., Supriadi B, S. B., & Lansia Dengan Osteoartritis (The
Wijayanti, E. (2020). Efektifitas Mixture of Fragrant Pandan’s Leaves
Teknik Relaksasi Genggam Jari and Virgin Coconut Oil Reduce Joint
(Finger Hold) Terhadap Penurunan Pain in Elderly with Osteoarthritis).
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Jurnal Departemen Keperawatan
Operasi Sectio Caesaria 6 Jam Di
Jiwa Komunitas Unair.
Ruang Mawar Rsud Dr Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan Tahun https://www.researchgate.net/publica
2020. tion/309134126_PENURUNAN_N
Setyawan, D., Susilaningsih, F. S., & YERI_SENDI_PADA_LANSIA_D
Emaliyawati, E. (2013). Intervensi ENGAN_OSTEOARTRITIS_The_
Terapi Musik Relaksasi Dan Suara Mixture_of_Fragrant_Pandan%27s_
Alam (Nature Sound) Terhadap Leaves_and_Virgin_Coconut_Oil_R
Tingkat Nyeri Dan Kecemasan
educe_Joint_Pain_in_Elderly_with_
Pasien (Literature Review). Jurnal
Ilmu Keperawatan dan Osteoarthritis (Diakses pada 26
Kebidanan, 1(8). Maret 2018).
Soeroso, J. dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Sulung, N., & Rani, S. D. (2017). Teknik
Penyakit Dalam Jilid II. Edisi IV. relaksasi genggam jari terhadap
Jakarta: Pusat Penerbitan intensitas nyeri pada pasien post
appendiktomi. Jurnal Endurance:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Kajian Ilmiah Problema
FKUI. Kesehatan, 2(3), 397-405.
Soesanto, E., Istiarti, T., Pietojo, H., Vioneery, D., Listiyanawati, M. D., &
Semarang, U. M., Kesehatan, F., Dirhan, D. (2022). Penurunan Nyeri
Universitas, M., Semarang, D., Osteoarthritis Dengan Teknik
Magister), Kesehatan, P., Relaksasi Genggam Jari. Nursing
Diponegoro, U., & Abstrak, S. News: Jurnal Ilmiah
(2018). Praktik Lansia Hipertensi Keperawatan, 6(2), 70-75.
dalam Mengendalikan Kesehatan Wahyuni, S. (2021). Intervensi Terapi
Diri di Wilayah Puskesmas Relaksasi Otot Progresif pada Lansia
Mranggen Demak. Praktik Lansia
Hipertensi Dalam Mengendalikan yang Mengalami Syndrom Geriatri

Kombinasi Relaksasi Terapi.. 46


Health Care : Jurnal Kesehatan 12 (1) Juni 2023 (52-61)

Immobility dengan Masalah Progresif Dalam Menurunkan Skala


Nyeri (Doctoral dissertation, Nyeri Sendi Lansia. Ners Muda, 1(2),
Universitas Islam Negeri Alauddin 88.
Wiyono, 2010 Perawatan keluarga, EGC :
Makassar).
Wijaya, E., & Nurhidayati, T. (2020). Bandung
Penerapan Terapi Relaksasi Otot

Kombinasi Relaksasi Terapi.. 47

You might also like