You are on page 1of 8

Fisioterapi P-ISSN : 1858-4047

Jurnal Ilmiah Fisioterapi E-ISSN : 2528-3235

EFEK STIMULASI INTERFERENSIAL PADA PENERAPAN


LATIHAN SEPEDA STATIS TERHADAP PERUBAHAN NYERI DAN
GERAK SENDI LUTUT PASIEN OSTEOARTHRITIS
Hendrik1, Yonathan Ramba1, Andy MA Hariandja2
1
Jurusan Fisioterapi Politeknik Kesehatan, Makassar
Jl. Paccerakkang Km. 14 Daya Makassar 90241
2
Jurusan Fisioterapi Politeknik Kesehatan Jakarta 3, Jakarta
Jl. Arteri JORR Jatiwarna, Pondok Melati, Bekasi 17415
padanghendrik10@gmail.com

Abtract
Objective: To determine the effect of interferential stimulation on the application of
exercise with a static bicycle to changes in the actuality of pain and range of motion in the
knee joints of osteoarthritis patients. Method: This study was a quasi-experimental design
with pre and posttest two-group design, where changes in pain actuality and range of joint
motion were measured using visual analogue scales and goniometers. A sample of 24
osteoarthritis patients who met the inclusion requirements was divided into two groups:
the first group (n = 12) were given static bicycle training and the second group (n = 12)
were given static bicycle training and interference stimulation. Results: Based on the
statistical analysis of paired sample t-tests there were significant differences in both groups
both the actuality of pain and the scope of joint motion before and after the intervention
with a value of p = 0,000 in both groups. Statistical analysis with independent sample t-
test showed an insignificant difference in the actuality of pain between groups with a value
of p = 0.943 and there were significant differences in the scope of joint motion between
groups with a value of p = 0.014. Conclusion: There is no significant difference in the
effect of the addition of interferential stimulation on static bicycle training on the decrease
in pain actuality, but there is a significant difference in the scope of joint motion in
osteoarthritis patients.

Keywords: Exercise, static bicycle, interference stimulation, osteoarthritis

Abstrak
Tujuan:Untuk mengetahui efek stimulasi interferensial pada penerapan latihan dengan
sepeda statisterhadap perubahan aktualitas nyeri dan lingkup gerak sendi lutut pasien
osteoarthritis. Metode: Studi ini adalah kuasi eksperimen dengan desain pre and posttest
two group design, dimanaperubahan aktualitas nyeri dan lingkup gerak sendi diukur
dengan menggunakan skala analog visual dan goniometer. Sampel sebesar 24 orang
pasien osteoarthritis yang memenuhi syarat inklusi dibagi dua kelompok yaitu kelompok
pertama (n=12) diberikan latihan sepeda statis dan kelompok kedua (n=12) diberikan
latihan sepeda statis dan stimulasi interferensial. Hasil: Berdasarkan analisis statistik paired
sample t-test ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok baik aktualitas nyeri
maupun lingkup gerak sendi sebelum dan setelah intervensi dengan nilai p=0,000 pada
kedua kelompok. Analisis statistik dengan independent sample t-test menunjukkan
perbedaan yang tidak signifikan pada aktualitas nyeri antar kelompok dengan nilai p=0,943
dan ada perbedaan yang signifikan pada lingkup gerak sendi antar kelompok dengan nilai
p=0,014. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan efek yang signifikan penambahan stimulasi
interferensial pada latihan sepeda statis terhadap penurunan aktualitas nyeri, tetapi ada
perbedaan signifikan lingkup gerak sendi pada pasien osteoarthritis.

Kata Kunci: Latihan, sepeda statis, stimulasi interferensi, osteoarthritis

Pendahuluan tahun rata-rata prevalensi penyakit sendi atau


Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) rematik secara nasional sebesar 7,30%.
tahun 2018 hasil wawancara pada usia > 15 Provinsi Aceh merupakan provinsi dengan

Jurnal Fisioterapi Volume 20 Nomor 2, Oktober 2020 46


Fisioterapi P-ISSN : 1858-4047
Jurnal Ilmiah Fisioterapi E-ISSN : 2528-3235

prevalensi osteoarthritis tertinggi yaitu sekitar Terapi latihan dengan sepeda statis banyak
13,26% dan provinsi dengan prevalensi digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot
terendah adalah Bangka Belitung yaitu sekitar dan menambah lingkup gerak sendi (LGS),
4,51%, sedangkan di Sulawesi Selatan angka sedangkan elektrikal stimulasi berupa stimulasi
prevalensinya sekitar 6,39% (Kemenkes RI, interferensial digunakan untuk mengurangi
2018). Sekitar 10 – 30% kalangan orang tua nyeri pada pasien osteoarthritis lutut (Fransen
didunia mengalami osteoartritis terutama di Met al., 2016; Salacinski et al., 2012; Zeng et
daerah pedesaan (Fransen M et al., 2016) dan al., 2015)
lebih banyak menyerang perempuan dibanding Sepeda statis merupakan gerakan
laki-laki, dimana prevalensinya semakin mengayuh tungkai yang menyebabkan terjadi
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia pergerakan pada sendi tungkai dan otot yang
seseorang (Kemenkes RI, 2018; Pisters et al., mengalami pemendekan dan kelemahan
2010). sehingga dapat menyebabkan penambahan
Osteoarthritis merupakan penyakit gerak, penguluran dan kekuatan pada otot.
kronik degeneratif yang menyerang sendi dan Stimulasi interferensial adalah arus bolak balik
merupakan bagian dari penyakit degeneratif. (AC) dengan frekuensi medium pada frekuensi
Osteoarthritis pada sendi lutut akan dasar 4000 Hz yang dibentuk menjadi
menyebabkan terjadinya gangguan sistemik amplitudo modulasi frekuensi yang digunakan
gerak pada tulang, persendian serta otot yang sebagai frekuensi pengobatan dengan dua
ada disekitar sendi dan merupakan penyakit atau lebih osilasi yang diterapkan secara
yang pada umumnya menyebabkan kecacatan simultan pada tempat yang sama (De Paula
secara signifikan (Misra & Batra, 2019). Proses Gomes et al., 2020; Hurley et al., 2018; Zeng
osteoarthritis menyebabkan nyeri dan et al., 2015). Stimulasi interferensial
peradangan sehingga terjadi degenerasi pada merupakan penghantaran arus kejaringan kulit
tulang di sekitar sendi, hilangnya kartilago, bagian dalam dengan menggunakan frekuensi
pembentukan tulang abnormal di ujung sendi terputus-putus dalam satuan kilohertz atau
seserta menyebabkan penyempitan ruang arus sinusoidal untuk mengatasi impedansi
sendi. yang ada di kulit, dimana melibatkan dua arus
Dampak osteoarthritis tersebut di atas frekuensi menengah ( 2000 – 4000 Hz) untuk
mengakibatkan terjadinya gangguan pada menghasilkan efek frekuensi rendah amplitudo
sendi berupa penurunan fungsi, nyeri, modulasi dalam jaringan (Buenavente ML et
kelemahan otot, hilangnya lingkup gerak sendi al., 2014).
(LGS) dan instabilitas sendi (Pisters et al., Sampai saat ini tidak ada obat yang
2010). Gangguan yang paling nampak pada pasti untuk osteoarthritis, namun yang
osteoarthritis lutut adalah nyeri dan terpenting adalah tindakan yang terkait dengan
keterbatasan gerak sebagai faktor utama gangguan fungsi otot, penurunan kebugaran
penyebab terjadinya gangguan fungsi tungkai dan nyeri. Otot tungkai memainkan peran
dan sendi lutut dalam aktivitas. Osteoarthritis penting dalam suatu proses dan penatalaksaan
akan menyebabkan terjadinya gangguan pada osteorthritis lutut. Pemberian latihan seperti
sistem intra dan ekstra artikular (Gezginaslan sepeda statis diberikan guna meningkatkan
et al., 2018; Misra & Batra, 2019; Pisters et al., kekuatan otot, menambah lingkup gerak sendi
2010). Gangguan sendi akibat osteoarthritis dan mengurangi nyeri dengan cara mening-
jika tidak ditangani akan menyebabkan katkan massa otot melalui pertimbangan dosis
ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas dan modifikasi biomekanik yang tepat agar
sehari-hari di mana bisa mempengaruhi pembebanan atau tekanan pada sendi dan
kapabilitas kerja dan kualitas hidup seseorang kartilago artikular berkurang dan nyeri tidak
akibat penurunan kekuatan otot terutama otot bertambah serta proprioseptif sendi
kuadrisep sebagai dampak adanya rasa nyeri membaik.Hal tersebut terjadi karena dengan
(Wageck et al., 2016). melakukan gerakan pada sendi tanpa adanya
Peran fisioterapi pada tindakan beban yang berlebihan pada sendi
konservatif yang dapat digunakan pada kasus menyebabkan tekanan pada sendi berkurang
osteoarthritis diantaranya terapi, latihan dan elastisitas jaringan lunan sendi meningkat
elektrikal stimulasi dan terapi manipulasi. sehingga sendi lebih leluasa bergerak dengan

Jurnal Fisioterapi Volume 20 Nomor 2, Oktober 2020 47


Fisioterapi P-ISSN : 1858-4047
Jurnal Ilmiah Fisioterapi E-ISSN : 2528-3235

nyeri yang berkurang. Demikian pula pada baik data aktualitas nyeri maupun lingkup
pemberian sepeda static dan stimulasi gerak sendi, sehingga dilanjutkan dengan
elektrikal, dimana dengan gerakan pada beban analisis menggunakan paired sample t-test dan
yang kurang dan adanya stimulasi terhadap independent sample t-test guna mengetahui
gerbang rangsang sakit dengan interferensial pengaruh intervensi terhadap aktualitas nyeri
diharapkan dapat mengurangi nyeri dengan dan lingkup gerak sendi dan perbedaan efek
menghambat kerja saraf yang mengalami intervensi antar kelompok. Semua pengujian
iritasi dan merileksasikan otot (Bennell et al., hipotesis dilakukan pada α < 0,05.
2013; Gundog et al., 2012; Hurley et al., Sampel pada penelitian ini adalah
2018). Berdasarkan masalah tersebut di atas, pasien dengan didiagnosis osteoartritis yang
maka tujuan penelitian ini adalah untuk diambil pada beberapa rumah sakit di kota
mengetahui efek stimulasi interferensial pada makassar. Kemudian dilakukan pemeriksaan
penerapan latihan dengan sepeda untuk menentukan kriteria sampel. Sampel
statisterhadap perubahan aktualitas nyeri dan diberikan penjelasan yang berkaitan dengan
lingkup gerak sendi lutut pada pasien penelitian sebelum menandatangani lembar
osteoarthritis. persetujuan untuk menjadi subjek penelitian.
Penelitian ini menggunakan besar
Metode Penelitian sampel 24 orang yang dibagi atas 2 kelompok
Penelitianini adalah jenis quasi- dengan jumlah sampel masing-masing 12
eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui orang, dimana kelompok 1 diberikan intervensi
efek stimulasi interferensial pada penerapan Latihan sepeda statis dan kelompok 2 diberikan
Latihan sepeda statis terhadap perubahan intervensi Latihan sepeda statis dan stimulasi
nyeri dan lingkup gerak sendi (LGS) lutut interferensial.
pasien osteoarthritis. Penelitian ini meng- Sebelum dilakukan intervensi, peneliti
gunakan pre and posttest two group design, melakukan pengukuran terhadap aktualitas
dengan membagi dua kelompok perlakuan. nyeri sendi lutut saat digerakkan dengan
Hasil pengukuran sebelum dan sesudah menggunakan visual analoque scale (VAS) dan
perlakuan pada kedua kelompok dianalisis mengukur lingkup gerak sendi lutut secara
untuk mengetahui adanya perubahan nyeri dan aktif dengan menggunakan goniometer
LGS akibat pemberian intervensi. Pengukuran (pretest). Selanjutnya sampel diberikan
dilakukan terhadap aktualitas nyeri dan LGS intervensi dengan sepeda statis dengan beban
dengan menggunakan visual analoque scale minimal selama 3 minggu dengan frekuensi 3
(VAS) dan goniometer. kali seminggu. Sedangkan untuk dosis
Pengambilan sampel dilakukan secara stimulasi interferensi yaitu menggunakan dua
simple random sampling dengan kriteria pad electrode yang diletakkan masing-masing
sampel berusia 45 – 56 tahun, mengalami pada sisi kiri dan kanan sendi lutut dengan
osteoarthritisgrade 2 hasil foto rongent, frekuensi 90 - 130 Hz dengan durasi pulsasi 50
aktualitas nyeri dalam range 4 – 8 dan tidak – 80 ms dengan amplitude hingga timbul rasa
mengalami penyakit yang dapat mengganggu kesemutan dengan bentuk gelombang bipasik
proses penelitian. Penentuan besar sampel pulsasi selama 20 menit yang diberikan tiga
dilakukan dengan menggunakan rumus kali seminggu, dan sehari setelah intervensi
komparasi sampel berbeda dari Lemeshow dilakukan pengukuran terhadap aktualitas nyeri
(Lemeshow et al., 1991). Selanjutnya dan lingkup gerak sendi lutut (posttest).
dilakukan pengukuran terhadap nyeri lutut saat
digerakkan dan luas gerak sendi sebelum Hasil dan Pembahasan
diberikan intervensi dan sehari setelah Hasil analisis deskripsi terhadap umur
diberikan intervensi selama 3 minggu. dan jenis kelamin pasien osteoarthritis sebagai
Analisis data pengukukuran aktualitas sampel diperoleh rata-rata umur 51,00+3,25
nyeri dan LGS sendi lutut dilakukan dengan tahun dengan umur terendah 46 tahun dan
menganalisis normalitas dan homogenitas data umur tertinggi 56 tahun pada kelompok
antar kelompok. Hasil analisis diperoleh bahwa perlakuan 1, sedangkan pada kelompok
data penelitian normal dan data sebelum perlakuan 2 diperoleh rata-rata umur 50,7+
intervensi antar kelompok adalah homogen 2,90 tahun dengan umur terendah 47 tahun

Jurnal Fisioterapi Volume 20 Nomor 2, Oktober 2020 48


Fisioterapi P-ISSN : 1858-4047
Jurnal Ilmiah Fisioterapi E-ISSN : 2528-3235

dan umur tertinggi 56 tahun. Pada variabel sendi lutut pasien osteoarthritis. Untuk lebih
jenis kelamin diperoleh 4 orang atau 16,7% jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
laki-laki dan 8 orang atau 33,3% perempuan
pada kelompok perlakuan 1, sedangkan pada Tabel 2
kelompok perlakuan 2 diperoleh 3 orang atau Analisis Perubahan Aktualitas Nyeri dan LGS
12,5% laki-laki dan 9 orang atau 37,5% Sebelum dan Setelah Intervensi
perempuan. Dengan demikian hasil analisis Variabel Sebelum Setelah p
0
diperoleh bahwa usia sampel berada pada Mean (SD) cm Mean (SD)
rentang usia 46 – 56 tahun, sedangkan pada Kelompok 1 (n=12)
variabeL jenis kelamin menunjukkan bahwa Nyeri 6,03+0,49 5,61+0,52 0,000
jenis kelamin perempuan lebih banyak LGS 119,3+5,37 124,2+4,06 0,000
dibanding jenis kelamin laki-laki pada sampel Kelompok 2 (n=12)
penelitian ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Nyeri 5,85+046 5,23+0,39 0,000
pada tabel 1. LGS 115,8+6,37 121,4+4,98 0,000
Paired t-test
Tabel 1
Karakteristik Subjek Penelitian Hasil analisis independent t-test pada
Karakteristik Kel. 1 Kel. 2 aktualitas nyeri antar kelompok menunjukkan
Umur perbedaan yang tidak signifikan (p=0,943>
Rerata (SD) 51,00+ 3,25 50,7+ 2,90 0,005), dimana pada kelompok 1 diperoleh
Maksimum 56 56 nilai rerata selisih aktualitas nyeri 0,64+0,79
Minimum 46 47 cm dan pada kelompok 2 sebesar 0,63+0,14
Jenis Kelamin cm. Pada lingkup gerak sendi antar kelompok
Laki-laki (%) 4 (16,7) 3 (12,5) menunjukkan perbedaan yang signifikan
Perempuan (%) 8 (33,3) 9 (37,5) (p=0,014<0,05), dimana kelompok 1 diperoleh
nilai rerata selisih LGS sebesar 5,25+3,390 dan
Untuk melihat kemaknaan hasil pada kelompok 2 sebesar 9,33+4,100.
intervensi stimulasi interferensi dan latihan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.
sepeda statis terhadap perubahan aktualitas
nyeri dan lingkup gerak sendi lutut pada kedua
kelompok, maka digunakan uji paired t-test. Tabel 3
Hasil analisis pada kelompok perlakuan 1 Analisis Rerata Nilai Selisih Aktualitas Nyeri dan
menunjukkan adanya perbedaan dengan nilai LGS Antar Kelompok Setelah Intervensi
signifikan 0,000<0,05, dimana nilai aktualitas Variabel Kel. 1 Kel. 2 p
nyeri sebelum intervensi 6,03+0,49 cm dan Nyeri 0,64+0,79 0,63+0,14 0,943
setelah intervensi 5,61+0,52 cm, demikian LGS 5,25+3,39 9,33+4,10 0,014
pula pada lingkup gerak sendi sebelum Independent t-test
intervensi adalah 119,3+5,370 dan setelah
intervensi 124,2+4,060. Pada perlakuan
kelompok 2 baik aktualitas nyeri maupun
lingkup gerak sendi menunjukkan adanya Hasil analisis menunjukkan bahwa usia
perbedaan dengan nilai signifikan 0,000<0,05, sampel rata-rata berusia di atas 50 tahun,
dimana nilai aktualitas nyeri sebelum intervensi yaitu usia yang tergolong ke dalam usia tua,
5,85+046 cm dan setelah intervensi 5,23+0,39 sehingga memiliki kemungkinan untuk terkena
cm, demikian pada lingkup gerak sendi osteoarthritis. Hal tersebut terjadi karena usia
sebelum intervensi adalah 115,8+6,370 dan adalah salah satu faktor resiko terjadinya
setelah intervensi 124,2+4,060. Dengan osteoarthritis (Kumar Nair, 2017). Faktor usia
demikian pemberian intervensi stimulasi juga memiliki korelasi positif dengan kecacatan
interferensial dan latihan sepeda statis dengan fungsional, semakin tua usia semakin besar
frekuensi tiga kali seminggu selama 3 minggu tingkat kecacatan fungsional (Başkan et al.,
memberikan pengaruh terhadap penurunan 2018; Palazzo et al., 2016). Usia juga
aktualitas nyeri dan peningkatan lingkup gerak mempunyai hubungan dengan kejadian
kerusakan oksidatif, penipisan tulang rawan,

Jurnal Fisioterapi Volume 20 Nomor 2, Oktober 2020 49


Fisioterapi P-ISSN : 1858-4047
Jurnal Ilmiah Fisioterapi E-ISSN : 2528-3235

melemahkan otot dan penurunan propriocepsi (Mangione et al., 1999). Latihan dengan
(Li et al., 2016). Demikian halnya pada faktor sepeda statis selain mengurangi nyeri juga
jenis kelamin, dimana pada sampel diperoleh dapat meningkatkan kemampuan fungsional
data jenis kelamin perempuan lebih banyak lutut (Farhin Mulla et al., 2017).
dibanding laki-laki. Faktor gender mempunyai Analisis dengan menggunakan
hubungan dengan kejadian osteoarthritis, independent t-test menunjukkan tidak ada
dimana jenis kelamin perempuan memiliki perbedaan yang signifikan terhadap penurunan
risiko yang lebih besar terkena osteoarthritis nyeri antar kelompok, tetapi pada penambahan
dibanding jenis kelamin laki-laki. Dapat lingkup gerak sendi menunjukkan adanya
disebabkan karena adanya efek hormonal perbedaan yang signifikan. Kelompok yang
sebagai dampak dari siklus menstruasi dan diberikan stimulasi interferensial dengan yang
kehamilan yang mempengaruhi kadar hormon tidak diberikan sama-sama mengalami
seks endogen yang memungkinkan wanita penurunan nyeri. Penurunan nyeri dapat
memiliki risiko terkena osteoarthritis (Hussain terjadi karena adanya stimulasi interferensial
et al., 2018; Prieto-Alhambra et al., 2014). maupun karena gerakan yang berulang pada
Latihan sepeda statis dan latihan latihan sepeda statis. Latihan bersepeda statis
sepeda statis dengan stimulasi interferensial tidak menimbulkan nyeri akut sehingga
mempunyai efek terhadap penurunan nyeri kemampuan fungsional semakin bertambah
dan penambahan lingkup gerak sendi pasien yang menyebabkan kekuatan otot dan lingkup
osteoarthritis sendi lutut (Tabel 2). Hal ini gerak sendi dapat ditingkatkan (Mangione et
dapat menimbulkan efek yang baik karena al., 1999). Latihan penguatan secara teratur
latihan dengan teknik sepeda statis akan meningkatkan keseimbangan dengan
memberikan dampak yang sangat kecil dari mengurangi rasa sakit, kekakuan dan
stress terhadap sendi lutut dibanding latihan meningkatkan kemampuan fungsional fisik
dengan menyanggah beban badan lainnya (Gezginaslan et al., 2018). Pemberian latihan
(Carol Eustice, 2019). Hal tersebut dibuktikan pada pasien osteoarthris selain meningkatkan
dengan membandingkan antara bersepeda kemampuan fungsional dan mengurangi nyeri,
pada intensitas tinggi sama efeknya dengan latihan dapat juga mengembalikan stabilitas
bersepeda intensitas rendah untuk mening- sendi lutut (Knoop et al., 2013).
katkan fungsi, kapasitas aerobik dan Demikian pula halnya intervensi dengan
mengurangi nyeri, artinya bahwa latihan stimulasi interferensial dapat mengurangi
dengan sepeda statis memiliki beban yang nyeri. Hal tersebut terbukti dengan hasil
sangat kecil terhadap sendi. Studi kinesiologi penelitian yang membandingkan enam jenis
juga menunjukkan bahwa kekuatan yang stimulasi listrik untuk mengurangi rasa sakit
dihasilkan otot disekitar lutut saat bersepeda pada pasien osteoarthritis. Hasil penelitian
statis tidak lebih besar dibanding saat berjalan menunjukkan bahwa stimulasi interferensial
kaki, sehingga beban yang ditimbulkan saat menunjukkan efek yang baik terhadap
bersepeda statis lebih aman bagi pasien penurunan intensitas nyeri (Zeng et al., 2015).
osteoarthritis(Mangione et al., 1999). Namun efek penurunan nyeri pada penerapan
Latihan dengan sepeda statis dapat stimulasi interferensial tidak menunjukkan
memberikan hasil yang lebih baik terhadap adanya perbedaan yang signifikan pada
penurunan nyeri dan perbaikan fungsi pada penerapan frekuensi yang berbeda, tetapi
pasien setelah diberikan latihan konvensional terapi yang direkomendasikan untuk
dan sepeda statik tiga kali seminggu selama 3 pengurangan nyeri pada pasien dengan
bulan pada pasien dengan total hip artoplasty osteoarthritis adalah frekuensi putus-putus 80
(Rampazo-Lacativa & D’Elboux, 2015). – 100 hz untuk 20 menit selama 2 minggu
Mekanisme tersebut dapat tercapai karena dengan pengulangan lima kali seminggu.
latihan dengan sepeda statis dapat Stimulasi interferensial sebaiknya
memberikan peningkatan pada mobilitas sendi, dikombinasikan dengan latihan (Buenavente
fleksibilitas otot, meningkatkan kekuatan otot ML et al., 2014; Gundog et al., 2012; Zeng et
dan mengurangi nyeri. Bersepeda statis al., 2015). Efek penurunan nyeri pada pasien
dengan gerakan yang berulang mendorong osteoarthritis lebih signifikan pada penerapan
produksi dan pembilasan cairan sendi sepeda statis dibanding efek yang dihasilkan

Jurnal Fisioterapi Volume 20 Nomor 2, Oktober 2020 50


Fisioterapi P-ISSN : 1858-4047
Jurnal Ilmiah Fisioterapi E-ISSN : 2528-3235

stimulasi interferensi. Hal tersebut didukung knee osteoarthritis: A meta-analysis. OA


dengan hasil penelitian Fuentes et al., (2010) Arthritis, 2(1), 1–9.
yang menyatakan bahwa pemberian terapi http://www.oapublishinglondon.com/ab
interferensi tidak lebih baik dengan terapi stract/1548
placebo. Disamping itu efek penurunan nyeri
dapat juga disebabkan karena faktor jenis Carol Eustice. (2019). No Title Bicycling as
kelamin kaitannya dengan aktifitas. Jenis Exercise for People With Osteoarthritis.
kelamin laki-laki mempunyai aktifitas yang https://www.verywellhealth.com/osteoa
lebih besar disbanding wanita, sehingga rthritis-causes-4693618
memberikan efek penambahan massa otot dan
peningkatan kekuatan sebagai faktor yang De Paula Gomes, C. A. F., Politti, F., De Souza
dapat mengurangi nyeri pada pasien Bacelar Pereira, C., Da Silva, A. C. B.,
osteoarthritis (Fransen et al, 2016). Berat Dibai-Filho, A. V., De Oliveira, A. R., &
badan dapat menyebabkan bertambahnya Biasotto-Gonzalez, D. A. (2020).
nyeri yang ada pada lutut sebagai dampak Exercise program combined with
adanya penambahan beban pada tulang electrophysical modalities in subjects
pembentuk sendi (Deepak et al, 2013). with knee osteoarthritis: A randomised,
placebo-controlled clinical trial. BMC
Kesimpulan Musculoskeletal Disorders, 21(1), 1–11.
Penelitian ini terbukti bahwa tidak ada https://doi.org/10.1186/s12891-020-
perbedaan efek yang signifikan penambahan 03293-3
pemberian stimulasi interferensial terhadap
penurunan aktualitas nyeri, tetapi ada Deepak Kumar, Kurt T. Manal, and Katherine S.
perbedaan yang signifikan terhadap Rudolph, (2013). Knee Joint Loading
penambahan lingkup gerak sendi pasien during Gait in Healthy Controls and
osteoarthritis. Penerapan sepeda statis dan Osteoarthritis. Osteoarthritis Cartilage,
stimulasi interferensial memiliki efek lebih baik 21(2), 298–305.
dibanding penerapan sepeda statis terhadap https://doi.org/10.1038/jid.2014.371
penurunan nyeri pasien osteoarthritis.
Farhin Shamshuddin Mulla, Pawar, A. H., &
Daftar Pustaka Trupti Warude. (2017). Effect of
Başkan, B. M., Yurdakul, F. G., Aydın, E., Sivas, reverse treadmill walking and low
F., & Bodur, H. (2018). Effect of intensity cycle ergometry in chronic
Vitamin D levels on radiographic knee knee osteoarthritis subjects-
osteoarthritis and functional status. comparative study. Pravara Medical
Turkish Journal of Physical Medicine Review, 9(2), 13–18.
and Rehabilitation, 64(1), 1–7.
https://doi.org/10.5606/tftrd.2018.986 Fransen M, McConnell S, Harmer AR, Van der
Esch M, Simic M, B. K. (2016). Exercise
Bennell, K. L., Wrigley, T. V., Hunt, M. A., Lim, for osteoarthritis of the knee (PEDro
B. W., & Hinman, R. S. (2013). Update synthesis). British Journal of Sports
on the Role of Muscle in the Genesis Medicine, 50(16), 1013–1014.
and Management of Knee https://doi.org/10.1136/bjsports-2016-
Osteoarthritis. Rheumatic Disease 096104
Clinics of North America, 39(1), 145–
176. Fuentes, J. P., Olivo, S. A., Magee, D. J., &
https://doi.org/10.1016/j.rdc.2012.11.0 Gross, D. P. (2010). Effectiveness of
03 Interferential current therapy in the
management of musculoskeletal pain: A
Buenavente, ML, Gonzalez-Suarez, C, Lee- systematic review and meta-analysis.
Ledesma, MA, Liao, L. (2014). Evidence Physical Therapy, 90(9), 1219–1238.
on the effectiveness of interferential https://doi.org/10.2522/ptj.20090335
current therapy in the treatment of

Jurnal Fisioterapi Volume 20 Nomor 2, Oktober 2020 51


Fisioterapi P-ISSN : 1858-4047
Jurnal Ilmiah Fisioterapi E-ISSN : 2528-3235

Gezginaslan, Ö., Öztürk, E. A., Cengiz, M., trial. Osteoarthritis and Cartilage, 21(8),
Mirzaoğlu, T., & Çakcı, F. A. (2018). 1025–
Effects of isokinetic muscle 1034.https://doi.org/10.1016/j.joca.201
strengthening on balance, 3.05.012
proprioception, and physical function in
bilateral knee osteoarthritis patients Kumar Nair, M. (2017). Knee Osteoarthritis and
with moderate fall risk. Turkish Journal Running: Is there any Evidence for
of Physical Medicine and Rehabilitation, Association? Journal of Arthritis, 06(06).
64(4), 353–361. https://doi.org/10.4172/2167-
https://doi.org/10.5606/tftrd.2018.2422 7921.1000257

Gundog, M., Atamaz, F., Kanyilmaz, S., Kirazli, Lemeshow, S., Jr, D. W. H., & Klar, J. (1991).
Y., & Celepoglu, G. (2012). Adequacy of Sample Size in Health
Interferential current therapy in Studies. Biometrics, 47(1), 347.
patients with knee osteoarthritis: https://doi.org/10.2307/2532527
Comparison of the effectiveness of
different amplitude-modulated Li, Y., Luo, W., Deng, Z., & Lei, G. (2016).
frequencies. American Journal of Diet-Intestinal Microbiota Axis in
Physical Medicine and Rehabilitation, Osteoarthritis: A Possible Role.
91(2), 107–113. Mediators of Inflammation, 2016.
https://doi.org/10.1097/PHM.0b013e31 https://doi.org/10.1155/2016/3495173
82328687
Mangione, K. K., McCully, K., Gloviak, A.,
Hurley, M., Dickson, K., Hallett, R., Grant, R., Lefebvre, I., Hofmann, M., & Craik, R.
Hauari, H., Walsh, N., Stansfield, C., & (1999). The effects of high-intensity
Oliver, S. (2018). Exercise interventions and low-intensity cycle ergometry in
and patient beliefs for people with hip, older adults with knee osteoarthritis.
knee or hip and knee osteoarthritis: A Journals of Gerontology - Series A
mixed methods review. Cochrane Biological Sciences and Medical
Database of Systematic Reviews, Sciences, 54(4).
2018(4).https://doi.org/10.1002/14651 https://doi.org/10.1093/gerona/54.4.M1
858.CD010842.pub2 84

Hussain, S. M., Cicuttini, F. M., Alyousef, B., & Misra, R. K., & Batra, A. V. (2019). Clinical and
Wang, Y. (2018). Female hormonal Functional Outcomes of Proximal
factors and osteoarthritis of the knee, Fibular Osteotomy on Varus Deformity
hip and hand: a narrative review. and Medial Compartment Knee
Climacteric, 21(2), 132–139. Osteoarthritis. Journal of Arthritis, 8(3),
https://doi.org/10.1080/13697137.2017 1–4.
.1421926
Palazzo, C., Nguyen, C., Lefevre-Colau, M. M.,
Kemenkes RI. (2018). Laporan Nasional Riset Rannou, F., & Poiraudeau, S. (2016).
Kesehatan Dasar. Kementerian Risk factors and burden of
Kesehatan RI, 1–582. osteoarthritis. Annals of Physical and
Rehabilitation Medicine, 59(3), 134–
Knoop, J., Dekker, J., van der Leeden, M., van 138.
der Esch, M., Thorstensson, C. A., https://doi.org/10.1016/j.rehab.2016.01
Gerritsen, M., Voorneman, R. E., Peter, .006
W. F., de Rooij, M., Romviel, S., Lems,
W. F., Roorda, L. D., & Steultjens, M. P. Pisters, M. F., Veenhof, C., de Bakker, D. H.,
M. (2013). Knee joint stabilization Schellevis, F. G., & Dekker, J. (2010).
therapy in patients with osteoarthritis of Behavioural graded activity results in
the knee: A randomized, controlled better exercise adherence and more

Jurnal Fisioterapi Volume 20 Nomor 2, Oktober 2020 52


Fisioterapi P-ISSN : 1858-4047
Jurnal Ilmiah Fisioterapi E-ISSN : 2528-3235

physical activity than usual care in osteoarthritis: Systematic review and


people with osteoarthritis: A cluster- network meta-analysis. Osteoarthritis
randomised trial. Journal of and Cartilage, 23(2), 189–202.
Physiotherapy, 56(1), 41–47. https://doi.org/10.1016/j.joca.2014.11.
https://doi.org/10.1016/S1836- 014
9553(10)70053-9

Prieto-Alhambra, D., Judge, A., Javaid, M. K.,


Cooper, C., Diez-Perez, A., & Arden, N.
K. (2014). Incidence and risk factors for
clinically diagnosed knee, hip and hand
osteoarthritis: Influences of age, gender
and osteoarthritis affecting other joints.
Annals of the Rheumatic Diseases,
73(9), 1659–
1664.https://doi.org/10.1136/annrheum
dis-2013-203355

Rampazo-Lacativa, M. K., & D’Elboux, M. J.


(2015). Effect of cycle ergometer and
conventional exercises on rehabilitation
of older patients with total hip
arthroplasty: STUDY protocol for
randomized controlled trial. Trials,
16(1), 1.
https://doi.org/10.1186/s13063-015-
0647-8

Salacinski, A. J., Kelly Krohn, Sco, F. L., Megan,


L. H., Kathryn Ireland, & Gregory
Marchei. (2012). The effects of group
cycling on gait and pain-related
disability in individuals with mild-to-
moderate knee osteoarthritis: A
randomized controlled trial. Journal of
Orthopaedic and Sports Physical
Therapy, 42(12), 985–995.
https://doi.org/10.2519/jospt.2012.381
3

Wageck, B., Nunes, G. S., Bohlen, N. B.,


Santos, G. M., & de Noronha, M.
(2016). Kinesio Taping does not
improve the symptoms or function of
older people with knee osteoarthritis: A
randomised trial. Journal of
Physiotherapy, 62(3), 153–
158.https://doi.org/10.1016/j.jphys.201
6.05.012

Zeng, C., li, H., Yang, T., Deng, Z. H., Yang, Y.,
Zhang, Y., & Lei, G. H. (2015). Electrical
stimulation for pain relief in knee

Jurnal Fisioterapi Volume 20 Nomor 2, Oktober 2020 53

You might also like