You are on page 1of 9

Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.

7 November 2018, Hal 410-418

PENGARUH SENAM REMATIK TERHADAP PENURUNAN


NYERI OSTEOARTRITIS PADA LANSIA DI PANTI
SOSIAL TRESNA WERDHA NIRWANA PURI
SAMARINDA

Amelia Dinartika1), Edi Purwanto2), Indah Nur Imamah2)


1Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Keperawatan, Poltekkes Kaltim
2Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kaltim

Email : Edipurwanto580@gmail.com

ABSTRACT

Introduction: Pain is the most common complaints from seniors. Such care is
required both pharmacologically and non-pharmacologically to lessen the seniors’
pain. One of the non-pharmacological treatment to lessen the pain is rheumatic
gymnast. The aim of this research is to determine the effect of rheumatic gymnast
towards the decrease in Osteoarthritis pain on seniors.
Methods: This research uses quasi-experiment with pre and post-test control
group design. Sampling method of probability sampling with simple random
sampling. The number of sample for each group is 11 people. Interventions were
done 7 times a week.
Results: From hypothesis test with Wilcoxon scores obtained that there is an
effect of rheumatic gymnast towards the decrease in pain with p value of 0,003 on
intervention group, while on the control group there is no effect towards the decrease
in pain with p value of 0,157.
Conclusions: There is significant effect towards the decrease in pain with p
value of (0,003).
Suggestions: It is hoped for the next researchers to do the research with
more respondents and longer time of research as well as considering more
characteristics that could be the triggering factor which can make the result become
bias.

Keywords: Rheumatic Gymnast, Osteoarthritis Pain.

ABSTRAK
Pendahuluan: Nyeri merupakan keluhan yang paling sering dialami oleh
lansia. Diperlukan penanganan baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi
untuk menurunkan nyeri pada lansia. Salah satu terapi non farmakologi untuk
mengurangi nyeri yaitu dengan Senam Rematik. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Senam Rematik terhadap penurunan nyeri Osteoartritis pada
lansia.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment
dengan pre and post test control group design. Metode sampling yaitu probability
sampling dengan simple random sampling. Jumlah sampel pada masing-masing
kelompok adalah 11 orang. Intervensi dilakukan sebanyak 7 kali seminggu.
Hasil: Dari uji hipotesis dengan Wilcoxon didapatkan hasil terdapat pengaruh
Senam Rematik terhadap penurunan nyeri Osteoartritis dengan p value 0,003 pada

410
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 7 November 2018, Hal 410-418

kelompok intervensi, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat pengaruh


terhadap penurunan nyeri dengan p value 0,157
Kesimpulan: Terdapat pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri
dengan p value (0,003).
Saran: Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat melakukan
penelitian dengan jumlah responden yang lebih banyak dan kurun waktu yang lebih
lama serta dapat mempertimbangkan lebih banyak karakteristik yang dapat menjadi
faktor perancu yang dapat membuat hasil penelitian menjadi bias.

Kata Kunci: Senam Rematik, Nyeri Osteoartritis.

PENDAHULUAN
Setiap warga Negara Republik Prevalensi penderita Osteoartritis
Indonesia memiliki hak memperoleh menurut organisasi kesehatan dunia
kesehatan sebagaimana yang World Health Organization (WHO),
dimaksud dalam pembukaan Undang- pada tahun 2004 mencapai 151,4 juta
Undang Dasar 1945. Dijelaskan lebih jiwa dan 27,4 juta jiwa berada di Asia
lanjut dalam UU No 36 tentang Tenggara. Prevalensi Osteoartritis di
Kesehatan yang menyatakan bahwa Indonesia berjumlah 5% pada usia <40
setiap warga Negara Indonesia tahun, 30% pada usia 40-60 tahun dan
memiliki hak untuk mendapatkan 65% pada usia > 61 tahun (Bachtiar,
pelayanan kesehatan yang bermutu, 2010).
aman, terjangkau serta berhak untuk Berdasarkan data Dinkes Kota
memilih pelayanan yang Samarinda (2017), jumlah kasus
dikehendakinya. Sedangkan kewajiban penyakit sendi seperti Osteoartritis dan
Pemerintah yaitu menyediakan segala gout pada tahun 2016 tercatat
fasilitas kesehatan baik fisik maupun sebanyak 4.410 kasus dengan 2.239
sosial untuk mencapai derajat kasus terjadi pada lansia. Sedangkan
kesehatan yang setinggi-tingginya dari hasil studi pendahuluan yang
(Kementerian Kesehatan RI, 2009). dilakukan di Panti Sosial Tresna
Tercapainya derajat kesehatan Werdha Nirwana Puri Samarinda pada
masyarakat diiringi dengan tanggal 24 Oktober 2017, dari total 102
bertambahnya populasi penduduk usia lansia diketahui sebanyak 36 lansia
lanjut dan tingginya usia harapan atau sekitar 36,72% mengalami
hidup. Pada tahun 2015-2020 Osteoartritis. Angka ini menempati
diperkirakan usia harapan hidup urutan pertama diantara penyakit
masyarakat Indonesia mencapai 70 lainnya.
tahun atau lebih (Maharani, 2007). Osteoartritis merupakan penyakit
Dengan terjadinya peningkatan angka persendian yang kasusnya paling
harapan hidup mengakibatkan umum dijumpai secara global, suatu
penyakit-penyakit yang berhubungan penyakit kerusakan tulang rawan sendi
dengan lanjut usia yang seringkali yang berkembang lambat dan tidak
disebut penyakit degeneratif diketahui penyebabnya, meskipun
meningkat, salah satunya ialah terdapat beberapa faktor resiko yang
Osteoartritis.

411
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 7 November 2018, Hal 410-418

berperan. Keadaan ini berkaitan nyeri sendi dan memberikan efek


dengan usia lanjut (Sukanto, 2010). positif dalam meningkatkan kekuatan
Berdasarkan keberadaan nyeri sendi. Salah satu dari latihan fisik yang
akibat Osteoartritis ini, lansia yang sederhana dan mudah dilakukan
menderita kemudian membatasi adalah Senam Rematik (Nurhidayah,
pergerakan pada bagian yang nyeri 2012).
sehingga luas gerak sendi ke semua Penelitian yang dilakukan oleh
arah berkurang. Bila gerakan pasif Suhendriyo (2014), tentang pengaruh
lebih dominan dari pada gerakan aktif Senam Rematik terhadap
dapat menyebabkan kekakuan dan pengurangan rasa nyeri pada
gangguan pada otot sendi (Isbagio, penderita Osteoartritis lutut di
2005). Karangasem Surakarta. Hasil
Nyeri yang bertahan lama dapat penelitian ini menggambarkan bahwa
menghentikan secara permanen terdapat pengaruh yang signifikan
fungsional sendi. Penghentian dalam pemberian Senam Rematik
fungsional sendi ini dapat membatasi terhadap pengurangan rasa nyeri pada
aktivitas fisik lansia, selanjutnya lansia penderita Osteoartritis lutut di
mengalami penurunan dari quality of Karangasem Surakarta dilihat dari nilai
life (Hopman-Rock et al.,2007). p=0,005 pada kelompok kontrol
Sehingga adanya latihan fisik maupun pada kelompok perlakuan
merupakan tindakan promotif sebagai (Suhendriyo, 2014).
upaya untuk mencegah dan Berdasarkan latar belakang
meringankan nyeri serta berfungsi tersebut, maka peneliti tertarik
sebagai terapi tambahan, salah satu melakukan penelitian “Pengaruh
latihan fisik yaitu Senam Rematik. Senam Rematik terhadap Penurunan
Senam Rematik merupakan Nyeri Osteoartritis pada Lansia di Panti
salah satu metode yang praktis dan Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri
efektif memelihara kesehatan tubuh. Samarinda”.
Gerakan yang terkandung dalam
Senam Rematik adalah gerakan yang BAHAN DAN METODE PENELITIAN
sangat efektif, efisien, dan logis karena Lokasi Penelitian
rangkaian gerakannya dilakukan Penelitian ini dilakukan di Panti
secara teratur dan terorganisasi bagi Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri
penderita Osteoartritis (Nugroho, H. Samarinda di wisma responden secara
Wahyudi, B.SC., 2008). Hal ini door to door. Waktu pelaksanaan
dibuktikan dengan beberapa peneliti penelitian mulai April hingga Mei 2018.
yang melakukan penelitian tentang Rancangan Penelitian
pemberian latihan Senam Rematik Penelitian ini menggunakan
pada lansia. desain quasi experiment pre test and
Penelitian yang dilakukan tahun post test control group dengan 2
2007 tentang tindakan Non kelompok randomisasi.
Farmakologis berupa latihan fisik yang Populasi dan Sampel
diberikan pada penderita Osteoartritis Populasi dalam penelitian ini
terbukti berpengaruh dalam penurunan adalah seluruh lansia di Panti Sosial
412
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 7 November 2018, Hal 410-418

Tresna Werdha Nirwana Puri disimpulkan bahwa ada pengaruh


Samarinda. Sampel dalam penelitian Senam Rematik terhadap penurunan
ini berjumlah 22 orang dan ditetapkan nyeri Osteoartritis pada kelompok
berdasarkan kriteria inklusi. intervensi. Sedangkan pada kelompok
Metode Pengumpulan Data kontrol mean dan standar deviasi skala
Data awal dikumpulkan melalui nyeri sebelum diberikan intervensi
observasi dan wawancara, sedangkan adalah 3,27+1,954, setelah intervensi
data pre dan post dikumpulkan melalui 3,09+3,09. Berdasarkan hal tersebut
lembar penilaian nyeri NRS pada didapatkan p value 0,157>0,05,
lansia yang mengalami nyeri sehingga dapat disimpulkan bahwa
Osteoartritis. tidak ada pengaruh Senam Rematik
Analisis Data terhadap penurunan nyeri Osteoartritis
Data yang telah dikumpulkan diuji pada kelompok kontrol.
terlebih dahulu menggunakan uji
normalitas dan homogenitas kemudian PEMBAHASAN
dianalisis menggunakan uji wilcoxon Karakteristik Responden
untuk mengetahui pengaruh Senam Hasil penelitian yang dilakukan
Rematik terhadap penurunan nyeri pada 22 orang responden penderita
Osteoartritis. nyeri Osteoartritis di Panti Sosial
Tresna Werdha Nirwana Puri
HASIL PENELITIAN Samarinda terbagi menjadi 2
Karakteristik responden kelompok, yakni kelompok intervensi
berdasarkan usia sebagian responden dan kelompok kontrol. Hasil penelitian
berusia antara 60-74 tahun dengan ini menunjukkan rata-rata usia
persentase 50%, usia 75-90 tahun responden 60-74 tahun sebesar 50%.
sebesar 40,9%, dan 9,1% yakni Hal ini sesuai dengan Departemen
berusia >90 tahun. Karakteristik Kesehatan RI (2009) yang
responden berdasarkan jenis kelamin mengatakan bahwa usia lebih dari 60
menunjukkan bahwa presentase tahun merupakan kelompok usia risiko
terbesar pada lansia perempuan tinggi mengalami penurunan fungsi
sebanyak 63,6% dari 22 responden. sistem tubuh dibanding lansia yang
Analisis pengaruh sebelum dan berusia kurang dari 60 tahun. Hal
setelah diberikan intervensi pada tersebut juga didukung oleh penelitian
kelompok intervensi dan kontrol untuk Stanley & Beare (2007), yang
skala nyeri menggunakan Wilcoxon. mengatakan kemunduran sistem
Berdasarkan uji beda rerata muskular dipercepat setelah umur 60
didapatkan hasil bahwa pada tahun dan sendi juga mengalami
kelompok intervensi nilai mean dan kemunduran kartilago yang
standar deviasi skala nyeri sebelum memungkinkan terjadinya nyeri sendi.
dilakukan intervensi adalah Sedangkan distribusi frekuensi
4,36+1,567, setelah intervensi nilai responden berdasarkan jenis kelamin
mean dan standar deviasinya adalah diperoleh data terbesar adalah lansia
1,36+1,36, nilai p yang didapat yaitu perempuan, yakni 63,6% dari 22
0,003<0,05, sehingga dapat responden. Hal tersebut didukung oleh
413
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 7 November 2018, Hal 410-418

penelitian (Nursarifah, 2011) yang Hasil uji Wilcoxon didapatkan


menyebutkan bahwa Osteoartritis lutut nilai p value (0,157) yang berarti tidak
umumnya terjadi dua kali lipat pada ada pengaruh penurunan nyeri pada
lansia perempuan dibanding lansia kelompok kontrol.
laki-laki. Lansia perempuan mengalami Perbedaan penurunan nyeri
perubahan hormonal yaitu penurunan kelompok intervensi dan kelompok
hormon estrogen sehingga berisiko kontrol
menyebabkan tulang keropos. Setelah dilakukan pengolahan
Distribusi frekuensi responden data dan menguji hasil penelitian
berdasarkan aktivitas fisik yang sering dengan mengunakan uji Mann-Whitney
dilakukan sebanyak masing-masing 9 Test dapat diketahui bahwa ada
responden atau sekitar 40,9% pengaruh pemberian Senam Rematik
melakukan aktivitas dengan terhadap penurunan nyeri Osteoatritis
berolahraga dan jalan-jalan, pada lansia dimana hasil yang
sedangkan 4 responden atau sekitar diperoleh p value (0.012) yang artinya
18,2% melakukan aktivitas sehari-hari ada pengaruh yang signifikan. Hal ini
dengan bersih-bersih. didukung dengan hasil penelitian dari
Distribusi frekuensi responden Suhendriyo (2014) yang
berdasarkan riwayat trauma, dapat menggambarkan bahwa terdapat
disimpulkan bahwa sebagian besar pengaruh yang signifikan dalam
responden pernah mengalami trauma pemberian Senam Rematik terhadap
sebesar 54,5% atau sebanyak 12 pengurangan rasa nyeri pada
lansia dari 22 responden. penderita Osteoartritis lutut di
Distribusi frekuensi responden Karangasem Surakarta dilihat dari nilai
berdasarkan lama menderita diperoleh p=0,005 pada kelompok kontrol
data sebesar 36,4% atau 8 lansia maupun pada kelompok perlakuan
mengalami nyeri >3 bulan, sedangkan (Suhendriyo, 2014).
presentase terkecil yaitu 1 lansia Senam Rematik adalah salah
mengalami nyeri sekitar 3 bulan satu metode yang praktis dan efektif
terakhir sebesar 4,5%. memelihara kesehatan tubuh. Gerakan
Nyeri pre test dan post test yang terkandung dalam Senam
kelompok intervensi Rematik adalah gerakan yang sangat
Hasil uji Wilcoxon didapatkan efektif, efisien, dan logis karena
nilai p value (0,003) yang berarti ada rangkaian gerakannya dilakukan
pengaruh Senam Rematik terhadap secara teratur dan terorganisasi bagi
nyeri Osteoartritis. Hal ini didukung penderita Osteoartritis (Nugroho, H.
penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi, B.SC., 2008).
Suhendriyo (2014), tentang pengaruh Tindakan Senam Rematik dalam
Senam Rematik terhadap upaya menurunkan nyeri bekerja
pengurangan rasa nyeri pada dengan mengurangi rangsang pada
penderita Osteoartritis lutut di ujung saraf atau memblokir arah
Karangasem Surakarta. berjalannya impuls nyeri yang menuju
Nyeri pre test dan post test ke otak. Pada daerah nyeri akan
kelompok kontrol memberikan sinyal ke hipotalamus
414
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 7 November 2018, Hal 410-418

melalui sumsum tulang belakang. KESIMPULAN DAN SARAN


Ketika reseptor panas di hipotalamus Berdasarkan pembahasan di atas
diberi rangsangan, sistem efektor dapat disimpulkan bahwa karakteristik
mengeluarkan sinyal dan usia responden sebagian besar adalah
menyebabkan terjadinya vasodilatasi berusia 60-74 tahun atau sebesar
perifer. Vasodilatasi ini menyebabkan 54,5%, karakteristik berdasarkan jenis
aliran darah meningkat sehingga suplai kelamin sebagian besar responden
oksigen ke jaringan lancar dan adalah perempuan sebesar 63,6%
metabolisme jaringan ikut meningkat atau sebanyak 14 lansia, karakteristik
(Tamsuri, 2012). berdasarkan aktivitas fisik yang sering
Pada penelitian ini peneliti dilakukan 40,9% melakukan olahraga
mengambil responden yang dan jalan-jalan, karakteristik
mengalami nyeri Osteoartritis tanpa berdasarkan riwayat trauma dapat
mempertimbangkan lokasi sendi yang disimpulkan responden pernah
mengalami nyeri. Pada penelitian mengalami trauma sebesar 54,5%
sebelumnya tidak dijelaskan apakah atau 12 responden, sedangkan
letak sendi tertentu rentan terhadap karakteristik berdasarkan lama
terjadinya nyeri serta apakah lokasi menderita presentase terbesar yaitu
nyeri tersebut mempengaruhi lansia dengan nyeri >3 bulan.
perubahan skala nyeri setelah diberi Tingkat nyeri sebelum perlakuan
Senam Rematik. Menurut peneliti, didapatkan hasil 59,2% atau 13 lansia
lokasi nyeri juga dapat mengalami nyeri ringan, nyeri sedang
dipertimbangkan karena letak sendi sebasar 31,8%, dan nyeri berat 9%.
yang berbeda dapat mempengaruhi Setelah diberi perlakuan
perubahan nilai nyeri setelah diberi didapatkan hasil uji Wilcoxon p value
Senam Rematik. Dalam penelitian ini, (0,003) yang berarti ada pengaruh
sebagian besar responden mengalami Senam Rematik terhadap nyeri
nyeri di bagian lutut dan jari-jari. Hal ini Osteoartritis. sedangkan pada
dikarenakan lutut merupakan anggota kelompok kontrol didapatkan hasil uji
gerak ekstremitas bawah yang Wilcoxon p value (0,157) yang berarti
fungsinya menyokong tubuh saat tidak ada pengaruh.
berdiri maupun berjalan, sehingga Pada penelitian ini dilakukan uji
sendi lutut menjadi sendi utama yang mann-withney dan didapatkan nilai p
sering mengalami nyeri pada lansia value (0,003) sehingga dapat
dibandingkan sendi-sendi lainnya jari- disimpulkan bahwa ada pengaruh
jari. Selain itu nyeri sendi pada Senam Rematik terhadap penurunan
ekstremitas atas lebih cepat nyeri Osteoartritis pada lansia.
mengalami penurunan nyeri Bagi peneliti selanjutnya
dibandingkan nyeri sendi pada diharapkan agar dapat melakukan
ekstremitas bawah dikarenakan penelitian dengan jumlah responden
letaknya yang dekat dengan sumsum yang lebih banyak dan kurun waktu
tulang belakang dan hipotalamus, yang lebih lama serta dapat
bagian dari otak tempat dimana impuls mempertimbangkan lebih banyak
nyeri dihantarkan. karakteristik yang dapat menjadi faktor
415
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 7 November 2018, Hal 410-418

perancu yang dapat membuat hasil Hopman-Rock, Kraaimaat, M.F.W., &


penelitian menjadi bias. Bijlsma, J.W.J. (2003). Quality of
life in elderly subjects with pain in
the hip or knee. Quality of Life
Research, 6(1), p.67-68.
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, S. (2013) Konsep & Isbagio, H. (2005). Pendekatan
Proses Keperawatan Nyeri. diagnostik penyakit rematik.
Yogyakarta Sybbagian Reumatologi. Bagian
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Arikunto, S. (2006) Prosedur
Kedokteran Universitas Indonesia/
Penelitian: Suatu Pendekatan
Rumah Sakit Dr. Cipto
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Mangunkusumo. Jakarta: Cermin
Bachtiar, A. (2010) ‘Pengaruh ekstrak Dunia Kedokteran, h.12.26.
jahe (ZINGIBER OFFICINALE)
Judha (2012) Teori Pengukuran Nyeri
terhadap Tanda dan Gejala
dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta:
Osteoartritis pada Pasien Rawat
Nuha Medika.
Jalan di Puskesmas Pandan
Wangi Kota Malang’. Kambayana, G. (2011) ‘Korelasi Kadar
Matrix Metalloproteinases 3 (Mmp-
Black and Hawks (2009) Medical
3) Dengan Derajat Beratnya
Surgical Nursing Clinical
Osteoartritis Lutut.’
Management for Positive
Outcomes. St. Louis: Missouri Kementerian Kesehatan RI (2009)
Elsevier Saunders. ‘Undang-Undang Republik
Indonesia No. 36 Tahun 2009
Brunelli, C. et al. (2010) ‘Earch
Tentang Kesehatan’, p. 111.
Comparison of Numerical and
Verbal Rating Scales to Measure L, H. (2007) Pengapuran sendi atau
Pain Exacerbations in Patients with osteoartritis. Edited by
Chronic Cancer Pain’, Health and Perhimpunan and R. Indonesia.
Quality of Life Outcomes, 8.
Maharani, E. P. (2007) Tesis Faktor-
Dharma, K. K. (2011) Metodologi Faktor Risiko Osteoartritis Lutut
Penelitian Keperawatan. Jakarta (Studi Kasus di Rumah Sakit
Timur: Trans Info Media (TIM). Dokter Kariadi Semarang).
Felson (2008) ‘Universitas Sumatera Muhlisin, dr. A. (2018) Menilai Skala
Utara’, pp. 5–23. Nyeri, Mediskus.
Heri, K. (2014) ‘Pengaruh senam Nugroho, H. Wahyudi, B.SC., S. (2008)
rematik terhadap nyeri sendi pada Keperawatan Gerontik & Geriatrik.
lansia di Panti Sosial Tresna Edisi 3. Edited by penerbit buku
Werdha Budimulia 04 Margaguna kedoteran EGC. Jakarta.
Jakarta Selatan. Jurnal Mahasiswa
Program Keperawatan Universitas Nurhidayah, K. (2012) ‘Pengaruh
Esa Unggul, 1(1), h.1–10.’ senam rematik terhadap aktifitas
fungsional lansia di komunitas
Hidayat, A. A. A. (2008) Pengantar senam lansia Wilayah Kelurahan
Konsep Dasar Keperawatan. Nusukan Banjarsari Surakarta,
Jakarta: Salemba Medika. Muhammadiyah Surakarta, Solo’.

416
Jurnal Husada Mahakam Volume IV No. 7 November 2018, Hal 410-418

Nursalam (2008) Konsep dan Lutut.'


penerapan metodologi penelitian
keperawatan. Jakarta. Soeroso, J. (2008) ‘Pedoman
Penggunaan Obat Anti Inflamasi
Nursarifah, R. (2011) ‘Hubungan Non Steroid’.
Antara Obesitas Dengan Kejadian
Osteoartritis Lutut Di RSUP dr. Suhendriyo (2014) ‘Pengaruh Senam
Kariadi Semarang. (Skripsi). Ramathik Terhadap Pengurangan
Semarang. FK UNIMUS.’ Rasa Nyeri Pada Penderita
Osteoarhritis Lutut Di karangasem
Pfizer (2008) ‘Khikmah Nurhidayah Surakarta. Jurnal Terpadu Ilmiah
Diploma Iv Fisioterapi’. Kesehatan.’
Potter, P. A. dan A. G. P. (2009) Sukanto, E. & H. (2010a) Konsep Dan
Fundamental Keperawatan Buku 1 Penerapan Metodologi Penenlitian
Ed. 7. Edited by Salemba Medika. Ilmu Keperawatan. Edited by
Jakarta. Medika Salemba. Jakarta.
Potter, P. A. and Perry, A. G. (2010) Sukanto, E. & H. (2010b) Konsep Dan
‘Foundamental Of Nursing’, in. Penerapan Metodologi Penenlitian
Jakarta: Salemba Medika. Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Medika Salemba.
Prasetyo, S. N. (2010) Konsep dan
Proses Keperawatan Nyeri. Tamsuri, A. (2012) Konsep &
Yogyakarta: Graha Ilmu. Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta:
EGC.
Sitinjak, V. M. (2016) 'Pengaruh
Senam Rematik terhadap
Perubahan Skala Nyeri pada
Lanjut Usia dengan Osteoartritis

417
Lampiran
1. Tabel 1 (Distribusi Karakteristik Responden)
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden
Senam Rematik di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri
Samarinda

Karakteristik N %
Usia (Tahun)
60-74 11 50%
75-90 9 40,9%
>90 2 9,1%
Jenis Kelamin
Laki-laki 8 36,4%
Perempuan 14 63,6%
Total 22 100%
Sumber: Analisis data primer, 2018

2. Tabel 2 (Uji Mann Withney)

Tabel 2
Perbedaan Nyeri Pre test dan Post test Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol

Kelompok N Mean SD P value


Intervensi
Pre test 11 4,36 1,567 0,003
Post test 1,36 1,36
Kontrol
Pre test 11 3,27 1,954 0,157
Post test 3,09 3,09
Sumber: Analisis data primer, 2018

418

You might also like