You are on page 1of 10

Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN 2302 - 0172

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 49- 58

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN RETRIBUSI


PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANDA ACEH
Yasniva1, Abubakar Hamzah, Sofyan Syahnur2
1)
Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Staff Pengajar Fakultas ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: The purpose of this study is to determine the potential and contribution acceptance of
Solid Waste/Cleanliness Service charges in the area of Banda Aceh to the Locally Generated
Revenue of Banda Aceh and to determine the level of effectiveness and efficiency of collecting
levies waste service in the city of Banda Aceh. The data used include primary by using
purposive random sampling and secondary data which obtained from BPS Kota Banda Aceh,
DPKAD Kota Banda Aceh, and from the Department of Sanitation and Sublimity of the City of
Banda Aceh. The results showed that: (1) Potential acceptance waste/cleanliness service levy
in Banda Aceh is very large. The Eight main roads and four villages levy receipts can be
obtained by an average of 1,8% of the total local revenue each year; (2) Levy revenue
contribution waste/cleanliness services of Banda Aceh has not reached the true potential.
Contribution levy waste/cleanliness services of Banda Aceh during the year 2002-2011 only
ranged between 2.5%; (3) The effectiveness of waste/cleanliness services levy in the city of
Banda Aceh is very varied. On average the percentage of effectiveness of waste/cleanliness
services levy in Banda Aceh during 2002-2011 reached 87.7%, thus waste/cleanliness services
levy is quite effective, and (4) Levy collection efficiency percentage waste/cleanliness services
in Banda Aceh far exceeded 100%, so the collection of waste/cleanliness service levy in Banda
Aceh during 2006-2011 is inefficient.

Keyword : levy, locally generated revenue

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan kontribusi penerimaan
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Banda
Aceh dan untuk mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi pemungutan Retribusi Pelayanan
Persampahan di Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data yang
digunakan adalah data primer dengan menggunakan purposive random sampling. Sedangkan
data sekunder diperoleh dari BPS Kota Banda Aceh, DPKAD Kota Banda Aceh, serta Dinas
Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Potensi
penerimaan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan di Kota Banda Aceh sangat besar.
Dari delapan jalan utama dan empat dusun dapat diperoleh penerimaan retribusi rata-rata
sebesar 1,8% dari total Pendapatan Asli Daerah setiap tahun; (2) Kontribusi penerimaan
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan di Kota Banda Aceh belum mencapai potensi
yang sesungguhnya. Kontribusi retribusi pelayanan persampahan/kebersihan Kota Banda Aceh
selama tahun 2002-2011 hanya berkisar antara 2,5%; (3) Tingkat efektivitas pemungutan
retribusi pelayanan persampahan/kebersihan di Kota Banda Aceh sangat bervariasi. Secara
rata-rata persentase efektivitas pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan di
Kota Banda Aceh selama 2002-2011 mencapai 87,7%, dengan demikian pemungutan retribusi
pelayanan persampahan/kebersihan adalah cukup efektif; dan (4) persentase efisiensi
pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan di Kota Banda Aceh jauh
melampaui angka 100%, sehingga pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
di Kota Banda Aceh selama 2006-2011 adalah tidak efisien.

Kata Kunci : retribusi, pendapatan asli daerah

49 - Volume 1, No. 4, November 2013


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

PENDAHULUAN Kota Banda Aceh memiliki prestasi


Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tersendiri dalam pelayanan
salah satu sumber pembiayaan persampahan/kebersihan. Hal ini
penyelenggaraan otonomi daerah. Sumber dibuktikan dengan keberhasilan Kota
PAD merupakan sumber keuangan yang Banda Aceh meraih penghargaan Adipura
digali dari dalam wilayah kerja daerah pada tahun 2010 lalu sebagai salah satu
yang menurut Undang-undang No.32 kota terbersih di Indonesia. Dari prestasi
Tahun 2004 terdiri dari: hasil pajak daerah; ini, dapat diperoleh gambaran, bahwa
hasil retribusi daerah; hasil pengelolaan retribusi pelayanan sampah/kebersihan
kekayaan daerah yang dipisahkan; dan telah dimanfaatkan dengan baik untuk
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. meningkatkan kebersihan kota.
PAD menjadi salah satu indikator yang Pemerintah Kota Banda Aceh sebagaimana
digunakan untuk mengukur tingkat yang diberitakan oleh www.e-berita.net,
kemandirian sumber pendapatan daerah, setiap tahun mengalokasikan dana
sebab melalui PAD-lah pemerintah daerah mencapai Rp 40 miliar hingga Rp 50
diberikan kewenangan untuk mendanai miliar untuk sektor kebersihan dan
pelaksanaan otonomi daerah untuk keindahan kota. Dana tersebut termasuk
mewujudkan desentralisasi. Inisiatif daerah digunakan untuk pengelolaan/pembersihan
untuk mencari sumber pendapatan bagi sampah, yang semakin hari produksinya
penyelenggaraan urusannya tentu sangat semakin bertambah, termasuk untuk
berguna bagi daerah. membayar honor pekerja kebersihan, biaya
Data BPS Kota Banda Aceh operasional dan perawatan alat berat yang
menunjukan Pendapatan Asli Daerah Kota digunakan untuk penanganan sampah,
Banda Aceh banyak diperoleh dari sektor serta sebagian untuk pembangunan
pajak, lain-lain PAD yang sah, retribusi infrastruktur seperti drainase.
daerah dan pendapatan hasil pengelolaan Tingginya biaya yang dibutuhkan untuk
kekayaan yang dipisahkan. Khusus penanganan sampah sangat terkait dengan
retribusi, menurut BPS telah berkontribusi masih kurangnya kesadaran masyarakat
rata-rata sebesar 20% pertahun terhadap untuk membuang sampah pada tempat
PAD pada tahun 2010-2011. Angka yang telah disediakan. Hal ini
tersebut merupakan kontribusi berbagai menyebabkan meningkatnya frekuensi
objek retribusi di Kota Banda Aceh, di armada pengangkutan sampah di Kota
antaranya dari retribusi pelayanan Banda Aceh yang beroperasi sebanyak dua
persampahan/kebersihan. hingga tiga kali dalam sehari. Demikian

Volume 1, No. 4, November 2013 - 50


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

pula dengan petugas penyapu jalan yang akibat dari penjualan dan/atau pengadaan
bekerja sejak subuh hingga menjelang barang dan/atau jasa oleh daerah.
tengah malam. Sehingga dengan kondisi Tujuan dari PAD, disebutkan dalam
seperti ini, diperlukan biaya operasional Pasal 3 Undang-undang Nomor 33 Tahun
yang cukup tinggi (www.e-berita.net). 2004, yaitu memberikan kewenangan
Fenomena ini mendorong penulis untuk kepada Pemerintah Daerah untuk
meneliti potensi penerimaan Retribusi mendanai pelaksanaan otonomi daerah
Pelayanan Persampahan/Kebersihan; sesuai dengan potensi daerah sebagai
kontribusi penerimaan Retribusi Pelayanan perwujudan desentralisasi. Menurut
Persampahan terhadap PAD; serta tingkat Sjafrizal (2008: 250) pada dasarnya ada 3
efektivitas dan efisiensi penerimaan upaya utama yang dapat dilakukan dalam
Retribusi Pelayanan rangka meningkatkan PAD suatu daerah,
Persampahan/Kebersihan di Kota Banda yaitu:
Aceh. 1. Penyesuaian tarif pajak dan restribusi
daerah sesuai dengan harga dan
KAJIAN KEPUSTAKAAN perkembangan tingkat inflasi.
Keuangan Daerah Pendapatan Asli 2. Mencari kemungkinan penetapan
Daerah jenis pajak baru sesuai dengan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) undang-undang berlaku.
adalah penerimaan yang diperoleh daerah 3. Meningkatkan efisiensi pengelolaan
dari sumber-sumber dalam wilayahnya PAD dengan melibatkan pihak swasta
sendiri yang dipungut berdasarkan dalam pengelolaan objek tertentu.
peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Yani, Retribusi Daerah
2004: 39). Pasal 6 Undang-undang No.33 Menurut UU Nomor 28 Tahun 2009
Tahun 2004 menyatakan bahwa PAD tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
bersumber dari: (1) Pajak Daerah; (2) retribusi adalah pungutan daerah sebagai
Restribusi Daerah; (3) Hasil pengelolaan pembayaran atas jasa atau pemberian izin
kekayaan Daerah yang dipisahkan; (4) tertentu yang khusus disediakan dan/atau
Lain-lain PAD yang sah, meliputi: hasil diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
penjualan kekayaan Daerah yang tidak kepentingan orang pribadi atau badan.
dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, Sedangkan Syamsi mengemukakan bahwa
keuntungan selisih nilai tukar rupiah retribusi adalah iuran dari masyarakat
terhadap mata uang asing, komisi, tertentu yang ditetapkan berdasarkan
potongan, ataupun bentuk lain sebagai peraturan pemerintah yang prestasinya

51 - Volume 1, No. 4, November 2013


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

ditunjuk secara langsung, dan Penyediaan lokasi pembuangan/


pelaksanaannya dapat dipaksakan. Dengan pemusnahan akhir sampah. Sedangkan
kata lain, retribusi adalah pungutan yang pelayanan kebersihan jalan umum, taman,
dibebankan kepada seseorang karena tempat ibadah, sosial, dan tempat umum
menikmati jasa secara langsung (Syamsi, lainnya dikecualikan dari objek retribusi.
1994: 221). Dari definisi ini dapat
diketahui bahwa dalam retribusi terdapat Efektivitas (Daya Guna)
hubungan timbal-balik langsung antara Munir dkk (2004: 43-44)
pemberi dan penerima jasa retribusi. Lebih menyatakan bahwa pengertian efektivitas
lanjut lagi, Suparmoko (2002: 87) berkaitan erat dengan tingkat keberhasilan
mengelompokan retribusi menjadi tiga suatu aktivitas sektor publik, sehingga
macam sesuai dengan obyeknya, yaitu suatu kegiatan akan dikatakan efektif
berbagai jenis pelayanan atau jasa tertentu apabila mempunyai pengaruh yang besar
yang disediakan oleh Pemerintah Daerah. terhadap kemampuan penyediaan layanan
Ketiga objek retribusi ini, yang juga publik, yang tidak lain merupakan sasaran
dinyatakan oleh UU No.28 Tahun 2009 yang telah ditetapkan sebelumnya.
meliputi: jasa umum, jasa usaha, dan Menurut Devas, efektivitas mengukur
perizinan tertentu. Retribusi Pelayanan bagian dari hasil retribusi yang digunakan
Persampahan/Kebersihan termasuk ke untuk menutup biaya memungut retribusi
dalam Retribusi Jasa Umum. bersangkutan. Efektivitas atau daya guna
mengukur perbandingan antara realisasi
Retribusi Pelayanan Persampahan/ penerimaan retribusi dengan targetnya.
Kebersihan
Menurut Undang-undang Nomor 28 Efisiensi
Tahun 2009 Retribusi Pelayanan Efisiensi dinyatakan dengan
Persampahan/ kebersihan adalah pelayanan beberapa hal sebagai berikut (Munir, 2000:
persampahan/ kebersihan yang 44):
diselenggarakan oleh pemerintah daerah, 1. Efisiensi pada sektor usaha swasta
yang meliputi: (a) (private sector efficiency), efisiensi
Pengambilan/pengumpulan sampah dari pada sektor usaha swasta dijelaskan
sumbernya ke lokasi pembuangan dengan konsep rasio antara output dan
sementara; (b) Pengangkutan sampah dari input;
sumbernya dan/ atau lokasi pembuangan 2. Efisiensi pada pelayanan masyarakat
sementara ke lokasi pembuangan/ (public sector efficiency), merupakan
pembuangan akhir sampah, dan (c) suatu kegiatan yang dilakukan dengan

Volume 1, No. 4, November 2013 - 52


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

baik, dengan pengorbanan seminimal secara acak dan disengaja. Dalam hal ini
mungkin; peneliti menghitung jumlah objek retribusi
3. Suatu kegiatan dikatakan telah di delapan jalan utama di Kota Banda Aceh.
dikerjakan secara efisien, jika Sedangkan untuk objek retribusi “rumah”,
pelaksanaan pekerjaan tersebut telah peneliti mengambil sampel jumlah KK
mencapai sasaran (output), dengan (Kepala Keluarga) masing-masing 1 (satu)
biaya (input) yang rendah atau dengan dusun dari empat gampong tempat lokasi
biaya (input) minimal diperoleh hasil jalan-jalan utama tersebut berada.
(output) yang diinginkan. Analisis Kontribusi
Perhitungan kontribusi retribusi,
Lebih lanjut, Munir mengemukakan
menggunakan rumus sebagai berikut:
bahwa analisis efisiensi dimaksudkan
untuk mengetahui seberapa besar efisiensi
dari suatu pelaksanaan kegiatan dengan
Di mana:
melakukan perbandingan antara output
Pn = kontribusi retribusi
dan input.
RX = realisasi retribusi
RY = realisasi PAD
METODE PENELITIAN
n = tahun tertentu
Penelitian ini dilakukan di Kota
Banda Aceh dengan memfokuskan
Apabila kontribusi retribusi semakin
analisisnya dengan menggunakan tiga
tinggi, maka akan semakin baik bagi PAD
periode Perda/qanun Retribusi Pelayanan
karena akan mendorong peningkatan PAD
Persampahan Kota Banda Aceh, yaitu:
dari sektor lainnya.
Perda Kotamadya Daerah Tingkat II Banda
Aceh Nomor 10 Tahun 1999, Qanun Kota
Analisis Efektivitas
Banda Aceh Nomor 13 Tahun 2007 dan
Analisis efektivitas menggambarkan
Rancangan Qanun Kota Banda Aceh Tahun
kemampuan daerah dalam merealisasikan
2012 tentang Retribusi Persampahan.
penerimaan retribusi sesuai dengan potensi
Data yang digunakan dalam penelitian
yang ada, sehingga dapat digunakan
ini adalah data primer dan data sekunder.
sebagai indikator keberhasilan pemungutan
Data sekunder, yang diperoleh dari Badan
retribusi sampah. Rumus yang digunakan
Pusat Statistik (BPS) Kota Banda Aceh,
yaitu (Munir, 2000: 49):
yaitu dimulai dari tahun 2000-2011.
Sedangkan data primer diperoleh peneliti
dengan menggunakan purposive random
sampling atau teknik pengambilan sampel
53 - Volume 1, No. 4, November 2013
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Hasil penghitungan efektivitas Sumber: Munir (2000:50)

tersebut kemudian diberi penilaian


HASIL PEMBAHASAN
berdasarkan Kepmendagri No.
Setelah diberlakukan selama 19 tahun,
690.900.327 Tahun 1996, seperti pada
Peraturan Daerah Tingkat II Banda Aceh
tabel berikut:
Nomor 6 Tahun 1980 tentang Kebersihan
dan Keindahan dalam Kotamadya Daerah
Tingkat II Banda Aceh dinyatakan tidak
berlaku lagi sejak diundangkannya Perda
Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh
Tabel 1: Kriteria Penilaian Efektivitas
Prosentase Kinerja Kriteria Nomor 10 Tahun 1999 tentang Retribusi
Keuangan
Pelayanan Persampahan/Kebersihan. Pada
Di atas 100% Sangat efektif
90% - 100% Efektif periode pemberlakuan Perda ini, tarif rata-
80% - 90% Cukup efektif
60% - 80% Kurang efektif rata objek rumah tempat tinggal dan ruko
Kurang dari 60% Tidak efektif
Sumber: Munir (2000: 49) bernilai paling rendah dibandingkan enam
objek retribusi yang lain, namun potensi
Analisis Efisiensi
penerimaan Retribusi Pelayanan
Efisiensi retribusi mengukur
Persampahan/Kebersihan pada periode
besarnya biaya pemungutan yang
2000-2007 terbesar diperoleh dari rumah
digunakan terhadap realisasi penerimaan
tempat tinggal dan ruko, yakni sebesar Rp.
retribusi. Menurut Munir (2000:49),
7.507.500. Hal ini disebabkan oleh
besarnya efisiensi retribusi dapat dihitung
banyaknya jumlah rumah tempat tinggal
dengan menggunakan rumus:
dan ruko di Kota Banda Aceh. Penerimaan
terbesar kedua diperoleh dari usaha
nonrumah makan/warung
Hasil penghitungan efisiensi tersebut kopi/restoran/hotel sebesar Rp. 5.702.083.
kemudian diberi penilaian berdasarkan Sedangkan kantor
kriteria Kepmendagri No. 690.900.327 pemerintah/swasta/militer/koperasi/organis
Tahun 1996 sebagai berikut: asi berada di tempat ketiga, berkontribusi
sebesar Rp. 1.587.000. Pada hotel dan
Tabel 2: Kriteria Penilaian Efisiensi
bioskop, meskipun telah ditetapkan tarif
Prosentase Kinerja Kriteria
Keuangan yang lebih besar dari lima jenis objek
100% ke atas Tidak efisien lainnya, namun berkontribusi paling
90% - 100% Kurang efisien
80% - 90% Cukup efisien rendah, sebesar Rp. 304.417. Hal ini
60% - 80% Efisien disebabkan oleh minimnya jumlah hotel
Di bawah 60% Sangat efisien

Volume 1, No. 4, November 2013 - 54


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

dan bioskop di Kota Banda Aceh. Sedangkan tarif panti sosial, kursus
lembaga pendidikan/pelatihan, usaha
Qanun Kota Banda Aceh Nomor 13 produksi makanan/minuman, dan sampah
Tahun 2007 (Periode 2008-2013) yang diangkut sendiri oleh pengelola TPA
Potensi terbesar Retribusi Pelayanan mengalami penurunan. Pada Rancangan
Persampahan/Kebersihan Kota Banda Qanun Tahun 2012 ini, terdapat beberapa
Aceh sejak tahun 2008 dicapai oleh objek retribusi yang pada Qanun Nomor 13
Perkantoran Pemerintah/Swasta/BUMN, Tahun 2007 tidak ditentukan tarifnya,
rata-rata sebesar Rp. 18.400.000. Hal ini yaitu: permainan anak-
disebabkan oleh kenaikan tarif objek anak/funland/waterboom, sport center, dan
retribusi hingga mencapai 87% usaha garden.
dibandingkan periode sebelumnya (2000- Pertumbuhan potensi retribusi untuk
2007). Penerimaan terbesar kedua periode selanjutnya, yaitu setelah
diperoleh dari toko, yaitu rata-rata sebesar Rancangan Qanun Kota Banda Aceh Tahun
Rp. 11.947.500. Rumah, sebagai objek 2012 tentang Retribusi Pelayanan
retribusi yang berjumlah paling banyak, Persampahan/Kebersihan adalah sebesar
berpotensi rata-rata sebesar Rp. 7.455.000. 2,9% dibandingan periode pemberlakuan
Sedangkan restoran, rumah makan, cafe Qanun Nomor 13 Tahun 2007.
dan kedai kopi berpotensi rata-rata sebesar
Rp. 6.502.500. Potensi paling rendah Kontribusi Penerimaan Retribusi
diperoleh dari pedagang pengumpul barang Pelayanan Persampahan/ Kebersihan
terhadap Pendapatan Asli Daerah
bekas/barang loak, yaitu sebesar Rp.
(PAD)
20.833.
Hasil penghitungan potensi retribusi

Rancangan Qanun Kota Banda Aceh yang diolah dari data primer menunjukan

Tahun 2012 (Periode 2014 - Dst) bahwa pemungutan Retribusi Pelayanan

Penetapan tarif pada Rancangan Persampahan/Kebersihan yang dilakukan

Qanun Tahun 2012 tidak terlalu berbeda oleh Dinas Kebersihan dan Keindahan

jika dibandingkan dengan Qanun Nomor Kota Banda Aceh belum berjalan optimal.

13 Tahun 2007. Tarif retribusi rata-rata Pada tahun 2010 realisasi penerimaan

masih berada pada kisaran harga yang Retribusi Persampahan/Kebersihan di Kota

sama. Hanya tarif rumah yang mengalami Banda Aceh mencapai Rp. 1.984.917.500.

kenaikan rata-rata sebesar 20,5% dan tidak Sedangkan potensi yang ada di 8 jalan

memperhitungkan lokasi rumah, apakah utama dan 4 dusun (sampel 639 kepala

berada di jalan utama atau di lorong desa. keluarga/kk), yang berada di 2 kecamatan

55 - Volume 1, No. 4, November 2013


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

memiliki capaian hingga Rp. 879.845.000. Aceh selama 2002-2011 mencapai 87,7%.
Angka ini akan meningkat sangat tajam Dengan demikian dapat disimpulkan
jika dihitung dengan populasi bahwa pemungutan retribusi pelayanan
sesungguhnya. Saat ini Kota Banda Aceh persampahan/kebersihan adalah cukup
memiliki 9 Kecamatan dengan jumlah kk efektif.
sebesar 58.804 kk (Data BPS Kota Banda
Aceh 2012). Efisiensi Penerimaan/ Pemungutan
Dalam kontribusinya terhadap Retribusi Pelayanan Persampahan/
Kebersihan Kota Banda Aceh
Pendapatan Asli Daerah (PAD), dapat
Tingkat efisiensi pemungutan
diketahui bahwa kontribusi retribusi
retribusi pelayanan persampahan/
pelayanan persampahan/kebersihan Kota
kebersihan di Kota Banda Aceh pertahun
Banda Aceh selama tahun 2002-2011
jauh melampaui angka 100%, yaitu rata-
hanya berkisar antara 2,5%. Kontribusi
rata sebesar 1876%. Dengan demikian
tertinggi terjadi pada tahun 2004, yaitu
dapat disimpulkan bahwa pemungutan
sebesar 4,1%, dan terendah terjadi pada
Retribusi Pelayanan Persampahan/
tahun 2006, yaitu sebesar 0,8%.
Kebersihan Kota Banda Aceh selama
Persentase rata-rata penerimaan
2006-2011 adalah tidak efisien.
Retribusi Persampahan terhadap PAD di
Kota Banda Aceh adalah sebesar 2,5%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Sedangkan persentase rata-rata potensi
Kesimpulan
Retribusi di delapan jalan utama adalah
Berdasarkan hasil penelitian dapat
sebesar 1,8%. Hal ini mengisyaratkan
dirumuskan kesimpulan-kesimpulan
bahwa masih banyak potensi Retribusi
sebagai berikut:
Pelayanan Persampahan/Kebersihan belum
1. Perubahan Perda/Qanun sangat
terjamah oleh Dinas Kebersihan dan
berpengaruh terhadap penerimaan
Keindahan Kota Banda Aceh.
retribusi Pelayanan Persampahan/
Efektivitas Penerimaan/ Pemungutan Kebersihan Kota Banda Aceh. Selama
Retribusi Pelayanan Persampahan/ kurun waktu tahun 2008-2013
Kebersihan Kota Banda Aceh
penerimaan Retribusi Pelayanan
Tingkat efektivitas pemungutan
Persampahan/Kebersihan pertahun
Retribusi Pelayanan Persampahan/
mengalami kenaikan rata-rata sebesar
Kebersihan di Kota Banda Aceh sangat
311%. Jika Rancangan Qanun 2012
bervariasi. Secara rata-rata persentase
disahkan dan diimplementasikan pada
efektivitas pemungutan retribusi pelayanan
tahun 2014, kenaikan Retribusi
persampahan/kebersihan di Kota Banda
Volume 1, No. 4, November 2013 - 56
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Pelayanan Persampahan/Kebersihan bahwa pemungutan retribusi


pertahun rata-rata akan meningkat lagi pelayanan persampahan/kebersihan
sebesar 2,9%. Peningkatan ini tidak adalah cukup efektif.
diperoleh dari peningkatan tarif objek 5. Persentase efisiensi pemungutan
retribusi dari periode qanun retribusi pelayanan persampahan/
sebelumnya (Qanun Kota Banda Aceh kebersihan di Kota Banda Aceh jauh
Nomor 13 Tahun 2007), tetapi dari melampaui angka 100%. Dengan
objek-objek baru yang tidak demikian dapat disimpulkan bahwa
dikenakan tarif pada Qanun Kota pemungutan retribusi pelayanan
Banda Aceh Nomor 13 Tahun 2007. persampahan/kebersihan Kota Banda
2. Potensi penerimaan Retribusi Aceh selama 2006-2011 adalah tidak
Pelayanan Persampahan/Kebersihan efisien.
di Kota Banda Aceh sangat besar.
Saran
Dari delapan jalan utama dan empat
Saran/rekomendasi dari penelitian ini
dusun saja dapat diperoleh
yaitu:
penerimaan retribusi rata-rata sebesar
1. Untuk meningkatkan kontribusi
1,8% dari total Pendapatan Asli
penerimaan Retribusi Pelayanan
Daerah setiap tahun.
Persampahan/Kebersihan terhadap
3. Kontribusi penerimaan Retribusi
Pendapatan Asli Daerah (PAD),
Pelayanan Persampahan/Kebersihan
Pemerintah Kota Banda Aceh perlu
di Kota Banda Aceh belum mencapai
memaksimalkan pemungutan retribusi
potensi yang sesungguhnya.
terhadap keseluruhan objek yang
Kontribusi retribusi pelayanan
sudah ditetapkan pada Qanun Kota
persampahan/kebersihan Kota Banda
Banda Aceh Nomor 13 Tahun 2007
Aceh selama tahun 2002-2011 hanya
dan mempercepat pengesahan
berkisar antara 2,5%.
Rancangan Qanun Tahun 2012
4. Tingkat efektivitas pemungutan
tentang Retribusi Pelayanan
retribusi pelayanan persampahan/
Persampahan/Kebersihan Kota Banda
kebersihan di Kota Banda Aceh
Aceh.
sangat bervariasi. Secara rata-rata
2. Dinas Kebersihan dan Keindahan
persentase efektivitas pemungutan
Kota Banda Aceh perlu membuat
retribusi pelayanan persampahan/
Data Base Objek Retribusi Pelayanan
kebersihan di Kota Banda Aceh
Persampahan/Kebersihan di Kota
selama 2002-2011 mencapai 87,7%.
Banda Aceh.
Dengan demikian dapat disimpulkan

57 - Volume 1, No. 4, November 2013


Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

3. Untuk meningkatkan efektivitas 2005 tentang Pengelolaan Keuangan


Daerah.
pemungutan Retribusi Pelayanan Rancangan Qanun Kota Banda Aceh Tahun
Persampahan/Kebersihan, Dinas 2012 tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan/ Kebersihan.
Kebersihan dan Keindahan Kota Qanun Kota Banda Aceh Nomor 13 Tahun
2007 tentang Perubahan atas Peraturan
Banda Aceh perlu mengupayakan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II
peningkatan penerimaan Retribusi Banda Aceh Nomor 10 Tahun 1999.
Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat
Pelayanan Persampahan/Kebersihan II Banda Aceh Nomor 10 Tahun 1999
tentang Retribusi Pelayanan
dengan mengoptimalkan potensi yang Persampahan/ Kebersihan.
ada.

1. Untuk meningkatkan efisiensi pemungutan


Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan, Dinas
Kebersihan dan Keindahan Kota Banda
Aceh perlu mengoptimalkan berbagai
sumber daya yang dimilikinya sehingga
dapat menghemat anggaran serta
mengupayakan peningkatkan penerimaan
retribusi.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Halim, A., 2012. Pengelolaan Keuangan
Daerah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Munir, D., 2000. Kebijakan dan Manajemen
Keuangan Daerah. Yayasan Pembaruan
Administrasi Publik Indonesia (YPAPI).
Yogyakarta.
Sjafrizal, 2008. Ekonomi Regional Teori dan
Aplikasi. Padang: Baduose Media.
Suparmoko, 2003. Keuangan Negara dalam
Teori dan Praktek, Edisi 5. Yogyakarta:
BPFE.
Syamsi, I., 1994. Dasar-dasar Kebijaksanaan
Keuangan Negara. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Yani, A., 2004. Hubungan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah di
Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Undang-undang RI No.28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-undang RI No.33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah
Daerah.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 Tahun

Volume 1, No. 4, November 2013 - 58

You might also like