You are on page 1of 11

Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Volume 10 Nomor Khusus, April 2018

STRATEGI PENINGKATAN RETRIBUSI SAMPAH RUMAH TANGGA


SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BEKASI
The Strategies for Increasing Household Waste Retribution as a Source of Bekasi City’s
Local Revenue

Eko Yulianto Widhi Hertomo1, Nunung Kusnadi 2, A. Faroby Falatehan3


1 Staf Kementerian Keuangan RI. Email: eko.yulianto.001@kemenkeu.go.id
2StafPengajar Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB. Email:
nunungkusnadi@yahoo.com
3Staf Pengajar Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. IPB.

Email: f_falatehan@hotmail.com

ABSTRACT
Bekasi is a city which has a a large population because it lies in the strategic position to support Jakarta
city. The higher the population, the more waste it produces. The potential revenue from the household waste
retribution as a source of Bekasi city’s local revenue will be high and need to be maximized. The objectives
of this research were to analyze the contribution of waste retribution in accordance to Bekasi city’s local
revenue; to estimate the household Willingness to Pay (WTP) in paying the household waste retribution by
Contingent Valuation Method (CVM) and factors that affect the WTP; and to determine the hierarchy of
strategies for increasing the household waste retribution. The result indicated that the contribution of waste
retribution still very low, 1,2 percent in year 2010 and dropped to 0,5 percent in 2016. It was caused by the
low tariff in the waste retribution collection system, the lack of quantity and quality of human resources, the
low awareness of the community in participating to waste retribution and the lack of facilities in waste
services. Based on the CVM analysis, the WTP average for each household is equal to IDR35.000, affected
by the house category, frequency of waste transported, and other expense paid together with the waste
retribution. The hierarchy of strategies based on AHP method were improvement of facilities and
infrastructures, revision of Bekasi waste tariff regulation, improvement of human resources in quantity and
quality, dissemination and law enforcement, and incentives in waste reduction.
Keywords: Contribution, Retribution, Strategies, Waste, WTP

ABSTRAK
Kota Bekasi adalah kota yang padat penduduk karena terletak di posisi strategis sebagai penyangga kota
Jakarta. Semakin padatnya populasi penduduk maka sampah yang dihasilkan semakin banyak. Potensi
penerimaan dari retribusi sampah rumah tangga sebagai salah satu komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD)
kota Bekasi akan tinggi dan perlu ditingkatkan semaksimal mungkin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis peran retribusi sampah terhadap PAD kota Bekasi, untuk mengestimasi Willingness to Pay
(WTP)/kesediaan rumah tangga dalam membayar retribusi sampah dengan Contingent Valuation Method
(CVM) dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan menentukan prioritas strategi dalam
meningkatkan retribusi sampah rumah tangga di kota Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi
sampah masih sangat rendah yaitu 1,2 persen pada tahun 2010 dan menurun menjadi 0,5 persen pada tahun
2016. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya tarif retribusi dalam sistem pemungutan, rendahnya kuantitas dan
kualitas sumber daya manusia (SDM), rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam membayar
retribusi dan rendahnya sarana prasarana pelayanan. Berdasarkan analisis CVM, rata-rata WTP rumah tangga
sebesar Rp35.000,00, dipengaruhi oleh kategori rumah, frekuensi sampah diangkut dan biaya lain yang
dibayarkan bersamaan dengan pembayaran retribusi sampah. Prioritas strategi berdasarkan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) adalah peningkatan sarana dan prasarana, revisi peraturan daerah mengenai
struktur tarif retribusi, peningkatan kuantitas dan kualitas SDM, penyuluhan dan penegakan hukum dan
insentif pengurangan sampah.
Kata Kunci: Kontribusi, Retribusi, Sampah, Strategi, WTP

82 PENDAHULUAN 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang


Otonomi daerah yang diamanatkan berlaku efektif mulai 1 Januari 2001
dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun mempunyai tujuan meningkatkan

Abdullah Al Mizan, A Faroby Falatehan Strategi Alokasi Belanja Pemerintah Daerah untuk
dan Ekawati Sri Wahyuni Meningkatkan Indeks Pendidikan di Provinsi Banten
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Volume 10 Nomor Khusus, April 2018

kesejahteraan masyarakat, pelayanan permasalahan lingkungan yang harus


umum dan daya saing daerah. ditangani oleh pemerintah dan
Konsekuensinya, setiap daerah dituntut masyarakat itu sendiri.
untuk dapat mandiri dengan mencari Undang-Undang No. 18 Tahun
penerimaan daerah dan menggali potensi 2008 tentang Pengelolaan Sampah pada
yang ada untuk dapat melaksanakan pasal 5 memyebutkan bahwa pemerintah
pembangunan dalam rangka mencapai dan pemerintahan daerah bertugas
kesejahteraan masyarakat. Sumber menjamin terselenggaranya pengelolaan
penerimaan daerah tersebut salah satunya sampah yang baik dan berwawasan
berasal dari pendapatan asli daerah lingkungan. Sampah dapat sangat
(PAD). PAD didapat dari pajak daerah, bermanfaat jika dikelola dengan baik,
retribusi daerah, pendapatan lain diluar oleh karena itu dalam pengelolaaanya
pajak daerah dan retribusi daerah. Pajak diperlukan penanganan yang serius dan
daerah adalah pajak hotel, pajak restoran, biaya yang memadai, salah satunya
pajak hiburan, pajak reklame, pajak berupa retribusi yang dibayar oleh
parkir dan lain-lain. Retribusi daerah masyarakat (Kamalludin 2013). Data
antara lain retribusi pasar, retribusi pada Badan Pendapatan Daerah Kota
kebersihan, retribusi ijin usaha industri, Bekasi menunjukkan bahwa retribusi
retribusi ijin usaha dagang dan lain-lain. pelayanan kebersihan/persampahan,
Kota Bekasi adalah kota yang terus selanjutnya disebut retribusi sampah,
berkembang. Laju pertumbuhan tidak pernah mencapai target penerimaan
penduduk di perkotaan di Indonesia rata- dan kontribusinya berfluktuasi antara 1,2
rata mencapai 1,78 persen. Menurut persen pada tahun 2010 menjadi 0,5
Badan Pusat Statistik Jawa Barat, laju persen pada tahun 2016.
pertumbuhan kota Bekasi tahun 2010- Berdasarkan hal tersebut, rumusan
2015 adalah sebesar 3,17 persen sehingga masalah dalam penelitian ini yaitu: 1)
relatif lebih besar dibanding kota lain. Mengapa kontribusi retribusi sampah
Kota Bekasi menjadi tujuan bagi para kecil dan cenderung menurun?; 2) Berapa
pencari kerja yang mengakibatkan potensi ekonomi retribusi sampah
bertambahnya jumlah penduduk. perumahan/rumah tangga; dan 3)
Jumlah penduduk yang besar dan Bagaimana rumusan strategi peningkatan
tingkat pertumbuhan yang tinggi retribusi sampah sebagai sumber PAD di
mengakibatkan bertambahnya volume Kota Bekasi?
sampah (Annisa et al. 2015). Laju Mengacu pada rumusan masalah
pertumbuhan penduduk kota Bekasi sejak tersebut, maka tujuan penelitian ini
tahun 2012 sampai dengan 2016 selalu adalah untuk: 1) Mendeskripsikan peran
mengalami kenaikan. Diperkirakan retribusi sampah terhadap peningkatan
jumlah penduduk akan terus meningkat Pendapatan Asli Daerah (PAD); 2)
pada tahun-tahun mendatang. Rata-rata Mengestimasi potensi ekonomi retribusi
laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi sampah perumahan/rumah tangga di kota
sekitar 3,17 persen pertahun dan laju Bekasi; serta 3) Merumuskan prioritas
pertambahan jumlah timbulan sampah strategi dalam upaya peningkatan
sekitar 3,17 persen per tahun. Ada penerimaan retribusi sampah
korelasi antara peningkatan jumlah perumahan/rumah tangga.
penduduk dengan volume sampah.
Meningkatnya jumlah penduduk akan METODE PENELITIAN
menimbulkan masalah sampah, Data yang digunakan adalah data
transportasi, permukiman, lingkungan, primer dan data sekunder. Data primer
air, penyakit sosial serta permasalahan diperoleh melalui penyebaran kuesioner 83
tata ruang. Sampah dari aktivitas dan di lapangan serta dilengkapi dengan
konsumsi masyarakat telah menjadi pengamatan langsung mengenai kondisi

Abdullah Al Mizan, A Faroby Falatehan Strategi Alokasi Belanja Pemerintah Daerah untuk
dan Ekawati Sri Wahyuni Meningkatkan Indeks Pendidikan di Provinsi Banten
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Volume 10 Nomor Khusus, April 2018

empirik lokasi penelitian. Penyebaran Tabel 1 Kriteria Kontribusi


kuesioner dilakukan terhadap kepala Persentase Kriteria
rumah tangga yang membayar retribusi 0% - 10% Sangat kurang
sampah sebanyak 120 responden. 10% - 20% Kurang
Pengambilan sampel metode Willingness 20% - 30% Sedang
to Pay (WTP) dilakukan dengan 30% - 40% Cukup baik
accidental sampling yaitu dipilih 40% - 50% Baik
berdasarkan kesediaan calon responden Di atas 50% Sangat baik
dan kemudahan untuk mendapatkannya. Sumber : (Halim 2004)
Sedangkan untuk perumusan prioritas
strategi dengan AHP dilakukan melalui
Estimasi terhadap nilai WTP
wawancara pada Bapenda, Dinas
dilakukan dengan menggunakan
Lingkungan Hidup, DPRD dan tokoh
pendekatan Contingent Valuation Method
masyarakat. Data sekunder diperoleh
(CVM) yang dilakukan terhadap 120
melalui penelusuran berbagai referensi
responden yang membayar retribusi
berupa peraturan perundang-undangan
sampah rumah tangga. Metode CVM
yang mengatur tentang retribusi sampah
dilakukan dengan menghitung nilai rata-
kota Bekasi. Selain itu, data yang
rata WTP dan selanjutnya
digunakan bersumber dari Bappeda,
mengestimasikan total WTP terhadap
Bapenda, Dinas Lingkungan Hidup, dan
data terakhir jumlah rumah tangga untuk
BPS.
memperoleh potensi penerimaan retribusi
Analisis peran retribusi sampah
sampah rumah tangga. Selanjutnya
terhadap peningkatan PAD dilakukan
dilakukan analisis terhadap faktor-faktor
dengan menggunakan rasio kontribusi
yang mempengaruhi nilai WTP retribusi
dan analisis deskriptif. Metode tersebut
sampah rumah tangga di kota Bekasi
digunakan untuk menganalisis tingkat
dengan menggunakan model regresi.
kontribusi retribusi sampah terhadap
Model penelitian yang digunakan yaitu
peningkatan PAD. Analisis ini
sebagai berikut:
dirumuskan sebagai berikut (Yasniva et
al. 2016): 𝐿𝑛_𝑊𝑇𝑃 = 𝛽0 + 𝛽1 𝐾𝑅 + 𝛽2 𝐿𝑛_𝑇𝑃
𝑅𝑋𝑛 + 𝛽3 𝐹𝐴 + 𝛽4 𝐿𝑛_𝐵𝐿 + 𝜀
𝑃𝑛 = × 100% Dimana:
𝑅𝑌𝑛
Keterangan: Ln_WTP : Nilai WTP responden
P : Kontribusi retribusi sampah (rupiah)
RX : Realisasi penerimaan retribusi β0 : Konstanta
sampah β1,..., β4 : Koefisien regresi
RY : Realisasi PAD KR : Kategori rumah (1=rumah
n : Tahun tertentu tangga non
perumahan/kampung,
Dengan dilakukan perhitungan kontribusi 2=rumah di perumahan
maka dapat diketahui berapa besar sederhana, 3=rumah di
kontribusi yang diberikan retribusi perumahan menengah,
sampah terhadap PAD kota Bekasi sesuai 4=rumah di perumahan
dengan kriteria pada tabel 1. mewah)
Ln_TP : Tingkat pendapatan (rupiah)
FA : Frekuensi sampah diangkut
(hari sekali)
Ln_BL : Biaya lain yang dipungut
84 bersamaan dengan retribusi sampah
(rupiah)
ε : error term

Abdullah Al Mizan, A Faroby Falatehan Strategi Alokasi Belanja Pemerintah Daerah untuk
dan Ekawati Sri Wahyuni Meningkatkan Indeks Pendidikan di Provinsi Banten
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Volume 10 Nomor Khusus, April 2018

Pemilihan prioritas strategi Tabel 2 Kontribusi Retribusi Sampah


digunakan metode Analytical Hierarchy terhadap PAD Kota Bekasi
Process (AHP). Analisis ini dilakukan Tahun 2010-2016 (dalam jutaan
dengan menangkap secara rasional rupiah)
persepsi orang yang berhubungan erat Realisasi
Kontribusi
dengan permasalahan tertentu melalui Tahun Retribusi PAD
(%)
Sampah
prosedur yang didesain untuk sampai 2010 3.564,47 291.836,75 1,2
pada skala preferensi di antara berbagai
set alternatif (Falatehan 2016). Pemilihan 2011 4.064,92 568.344,30 0,7
prioritas strategi dilakukan dengan cara
2012 6.118,60 735.485,51 0,8
pengumpulan data expert judgements dari
empat orang ahli yaitu pejabat Bapenda, 2013 6.616,79 969.664,34 0,7
pejabat Dinas Lingkungan Hidup,
sekretaris komisi C DPRD Kota Bekasi 2014 6.567,29 1.205.243,32 0,5
dan tokoh masyarakat. 2015 6.373,62 1.504.509,85 0,4

HASIL DAN PEMBAHASAN 2016 8.010,57 1.608.592,11 0,5

Peran Retribusi Sampah Terhadap Rata-rata 0,7


Peningkatan PAD
Sumber : (Bapenda Kota Bekasi)
Tingkat kontribusi retribusi sampah
rumah tangga terhadap PAD kota Bekasi Melalui Tabel 2 di atas, dapat
selama tahun 2010-2016 masih relatif terlihat bahwa kontribusi retribusi
rendah dan berfluktuasi yaitu 1,2 persen sampah terhadap PAD masih kecil dan
pada tahun 2010 dan 0,5 persen pada justru cenderung menurun. Hal tersebut
tahun 2016. Kontribusi tertinggi terjadi menunjukkan ada hambatan di dalam
pada tahun 2010 yaitu sebesar 1,2 persen mencapai target penerimaan retribusi
dan terendah terjadi tahun 2015 yaitu sampah. Berdasarkan hasil wawancara
sebesar 0,4 persen. Rata-rata kontribusi dari Bapenda dan Dinas Lingkungan
sebesar 0,7 persen. Persentase kontribusi Hidup diketahui bahwa terdapat beberapa
pada kisaran 0 sampai dengan 10 persen kendala yang menyebabkan kontribusi
menunjukkan bahwa kriteria kontribusi dari retribusi sampah terutama sampah
masuk ke dalam kriteria sangat kurang. rumah tangga kecil dan bahkan tidak
Nilai kontribusi yang rendah pernah mencapai target yaitu:
menunjukkan bahwa retribusi sampah 1. Sistem pemungutan dan tarif:
belum mampu menjadi komponen utama a. Sistem pemungutan retribusi
dalam mendorong peningkatan PAD di sampah dilakukan dengan
kota Bekasi. Kondisi tersebut memacu memungut dari pengurus
pemerintah daerah untuk terus menggali lingkungan. Dana tersebut diambil
dan mengoptimalkan pemanfaatan oleh petugas tetapi tidak ada bukti
potensi retribusi sampah agar penerimaan pembayaran dari warga. Dana ini
retribusi sampah dapat terus ditingkatkan. memungkinkan tidak disetor ke kas
Diharapkan ke depannya retribusi sampah daerah. Petugas di lapangan
termasuk dari sampah rumah tangga mengeluarkan hasil penyetoran
dapat memberikan kontribusi yang lebih retribusi sampah untuk perbaikan
besar bagi PAD kota Bekasi. Kontribusi truk, penggantian spare part
sampah terhadap PAD kota Bekasi dapat kendaraan, kecelakaan di jalan, dan
dilihat dalam Tabel 2. lain-lain.
b. Pemungutan retribusi sampah tidak 85
sesuai dengan peraturan daerah
(Perda). Retribusi sampah rumah

Abdullah Al Mizan, A Faroby Falatehan Strategi Alokasi Belanja Pemerintah Daerah untuk
dan Ekawati Sri Wahyuni Meningkatkan Indeks Pendidikan di Provinsi Banten
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Volume 10 Nomor Khusus, April 2018

tangga diatur sesuai luas bangunan masyarakat enggan membayar


rumah. Namun, besaran retribusi retribusi.
yang dipungut adalah hasil b. Sarana Tempat Pembuangan Akhir
negosiasi pemerintah daerah (TPA) Sumur Batu sudah hampir
dengan pengurus lingkungan. penuh. Pelayanan persampahan
Besaran retribusi adalah bagian dari melihat kondisi TPA. Ketika sudah
dana yang dipungut pengurus mencapai batas, sampah yang
lingkungan untuk dana keamanan. tadinya diambil sehari sekali bisa
Rendahnya tarif retribusi sampah menjadi 3 hari sekali. Hal ini dapat
dalam Perda menyebabkan menyebabkan masyarakat menilai
rendahnya penerimaan retribusi. pelayanan kurang bagus.
2. Jumlah SDM masih terbatas dalam c. Tidak semua rumah dapat
segi kuantitas maupun kualitas dalam dijangkau oleh petugas. Untuk
melakukan pelayanan dan memungut pemukiman tidak teratur sering
retribusi masih. Petugas masih banyak tidak dapat dijangkau oleh petugas
yang statusnya kontrak ataupun tenaga yang jumlahnya terbatas dengan
harian lepas. sarana yang terbatas.
3. Masih banyak warga masyarakat yang d. Keterbatasan sarana dan prasarana
memiliki kesadaran rendah akan menyebabkan munculnya pihak
pentingnya kebersihan dan kesehatan swasta yang melakukan pelayanan
serta retribusi sampah dengan persampahan dan memungut
membuang sampah secara liar. Hal ini retribusi sampah tetapi tidak
juga disebabkan lemahnya penegakan bekerjasama dengan pemerintah
hukum terhadap pelaku pembuang daerah. Masyarakat menilai
sampah liar. pelayanan swasta lebih baik dalam
4. Pada proses pengumpulan dan hal frekuensi pengambilan sampah.
pengangkutan sampah, sarana dan Pihak swasta yang tidak
prasarana yang dimaksudkan misalnya bekerjasama dengan pemerintah
bak/tempat sampah, sementara pada tidak menyetor dana retribusi
proses pengangkutan, armada kepada pemerintah daerah. Tidak
angkutan sampah beserta kemampuan adanya kerja sama memungkinkan
daya angkut masing-masing jenis pembuangan sampah dilakukan
armada. Informasi mengenai hal ini secara liar atau justru bekerja sama
dipandang penting mengingat jumlah dengan daerah tetangga yaitu
dan kapasitas armada angkut akan kabupaten Bekasi, Bogor, dan
menentukan berapa banyak sampah Depok.
yang bisa terangkut ke TPS dan titik
komunal lainnya ke Tempat Potensi Ekonomi Berdasarkan
Pembuangan Akhir (TPA). Sementara Estimasi Nilai WTP dan Faktor yang
pada proses pengolahan sampah, Mempengaruhinya
sarana dan prasarana yang Estimasi Nilai WTP
dimaksudkan adalah jumlah TPS dan
Willingness to Pay (WTP) rumah
TPA berikut luasan dan kapasitasnya
tangga berpengaruh signifikan terhadap
(Tasrin dan Shafiera 2014). Yang
penerimaan retribusi sampah. Hal ini
menjadi kendala antara lain:
disebabkan karena semakin tingginya
a. Jumlah sarana pengangkut dan
kemampuan membayar masyarakat
peralatan belum memadai sehingga
terhadap retribusi sampah, maka kerelaan
pemerintah kota Bekasi mengalami
86 masyarakat untuk membayarnya akan
keterbatasan dalam melakukan
muncul sehingga penerimaan retribusi
pelayanan. Pelayanan yang dinilai
sampah juga akan meningkat (Jaya et al.
tidak memuaskan akan membuat
2014). Analisis WTP dilakukan dengan

Abdullah Al Mizan, A Faroby Falatehan Strategi Alokasi Belanja Pemerintah Daerah untuk
dan Ekawati Sri Wahyuni Meningkatkan Indeks Pendidikan di Provinsi Banten
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Volume 10 Nomor Khusus, April 2018

menggunakan metode CVM terhadap 120 itu, data Bapenda menunjukkan


responden yang membayar retribusi pendapatan dari retribusi sampah rumah
sampah rumah tangga. Berdasarkan hasil tangga tahun 2016 sebesar Rp6,567
analisis diperoleh rata-rata nilai WTP miliar.
sebesar Rp35.000 per rumah tangga. Analisis Faktor-Faktor yang
Apabila disimulasikan dengan data BPS Mempengaruhi Nilai WTP
Jawa Barat tahun 2014 yang
menunjukkan jumlah rumah tangga Hasil estimasi terhadap faktor-
sebanyak 682.878, maka diperoleh faktor yang mempengaruhi nilai WTP
potensi ekonomi sesuai nilai estimasi retribusi sampah rumah tangga kota
WTP sebesar Rp23,9 miliar per bulan Bekasi secara lengkap disajikan
atau Rp286,8 miliar per tahun. Sementara padaTabel 3.

Tabel 3 Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP

Source Value Standard error Sig


Intercept 5,765 1,148 0,0000
KR 0,283 0,048 0,0000*
Ln_TP 0,089 0,068 0,1928
FA -0,110 0,027 0,0000*
Ln_BL 0,268 0,059 0,0000*
R² 0,712
Adjusted R² 0,702
Prob (F Statistik) 0,000
Keterangan: *signifikan pada α = 5 persen
Sumber: Data survei diolah (2017)
Hipotesis:
H1 : Kategori rumah (KR) berpengaruh positif terhadap besaran retribusi sampah
rumah tangga.
H2 : Tingkat pendapatan (TP) berpengaruh positif terhadap besaran retribusi sampah
rumah tangga.
H3 : Frekuensi sampah diangkut (FA) berpengaruh negatif terhadap besaran
retribusi sampah rumah tangga.
H4 : Biaya lain (BL) berpengaruh positif terhadap besaran retribusi sampah rumah
tangga.
Berdasarkan Tabel 1, nilai WTP Ln_BL sebesar 1 persen maka akan
diduga dipengaruhi oleh KR, TP, FA, dan meningkatkan WTP sebesar 0,268 persen.
BL. Namun, berdasarkan hasil analisis Sedangkan untuk variabel FA
regresi linear berganda menunjukkan berpengaruh negatif terhadap WTP
bahwa variabel KR, FA dan Ln_BL dengan koefisien 0,110 yang berarti
berpengaruh nyata terhadap nilai WTP penambahan FA 1 hari akan menurunkan
pada alpha 5 persen. Sedangkan variabel WTP sebesar 0,110 persen. Model pada
Ln_TP tidak berpengaruh nyata terhadap penelitian ini memiliki nilai Adjusted R-
WTP. square sebesar 0,702 atau 70,2 persen
Variabel KR dan Ln_BL artinya keragaman WTP dapat dijelaskan
berpengaruh positif terhadap WTP oleh variabel-variabel dalam model dan
dengan masing-masing koefisien 0,283 sisanya 29,8 persen dijelaskan oleh 87
dan 0,268. Hal ini berarti, pergeseran KR variabel lain di luar model. Variabel
1 tingkat akan meningkatkan WTP bebas secara keseluruhan menunjukkan
sebesar 0,283 persen dan peningkatan nilai probabilitas sebesar 0,000 artinya
Abdullah Al Mizan, A Faroby Falatehan Strategi Alokasi Belanja Pemerintah Daerah untuk
dan Ekawati Sri Wahyuni Meningkatkan Indeks Pendidikan di Provinsi Banten
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Volume 10 Nomor Khusus, April 2018

bahwa tolak H0 atau minimal terdapat Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah
variabel bebas yang berpengaruh tarif tersebut tidak diperbaharui untuk
terhadapa WTP dan dapat disimpulkan menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
bahwa secara simultan variabel bebas Menurut Sjafrizal (2008: 250) pada
berpengaruh terhadap WTP. dasarnya salah satu upaya utama yang
dapat dilakukan dalam rangka
Prioritas Strategi Peningkatan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Retribusi Sampah Rumah Tangga
(PAD) suatu daerah, yaitu dengan
Kota Bekasi
penyesuaian tarif pajak dan restribusi
Bobot prioritas masing-masing daerah sesuai dengan harga dan
level hirarki dari AHP secara lengkap perkembangan tingkat inflasi. Untuk
disajikan pada Gambar 1. Untuk level urutan kendala selanjutnya secara
faktor berdasarkan tujuan peningkatan berurutan adalah keterbatasan sarana dan
retribusi sampah rumah tangga kota prasarana dengan bobot sebesar 0,284,
Bekasi, diperoleh urutan pertama yaitu keterbatasan sumber daya manusia
sistem pemungutan dengan bobot sebesar (SDM) baik dari segi kuantitas maupun
0,492. Faktor penting selanjutnya kualitas dengan bobot sebesar 0,215 dan
berturut-turut adalah sumber daya rendahnya partisipasi dan kesadaran
manusia dengan bobot sebesar 0,311 dan masyarakat dengan bobot sebesar 0,200.
anggaran dengan bobot sebesar 0,197. Perbandingan antara elemen
Sistem pemungutan dinilai sebagai prioritas strategi berdasarkan kendala
prioritas pertama dibandingkan faktor maka urutan prioritas strategi yang
lainnya dikarenakan sistem pemungutan dihasilkan dalam upaya peningkatan
retribusi sampah rumah tangga kota retribusi sampah rumah tangga sebagai
Bekasi merupakan kunci utama dalam sumber PAD kota Bekasi, yaitu: 1)
menentukan keberhasilan peningkatan Meningkatkan sarana dan prasarana
retribusi sampah rumah tangga. dengan bobot sebesar 0,232; 2) Revisi
Perbandingan antara elemen aktor Perda mengenai struktur tarif dengan
berdasarkan faktor diperoleh hasil dengan bobot sebesar 0,200; 3) Meningkatkan
urutan pertama yaitu Badan Pendapatan kinerja SDM dengan bobot sebesar 0,199;
Daerah (Bapenda) dengan bobot sebesar 4) Penyuluhan dan penegakan hukum
0,371, Dinas Lingkungan Hidup dengan dengan bobot sebesar 0,192; 5) Insentif
bobot sebesar 0,354, Dewan Perwakilan dan disinsentif pengurangan sampah
Rakyat Daerah (DPRD) dengan bobot dengan bobot sebesar 0,176.
sebesar 0,152 dan masyarakat dengan Implementasi dari beberapa strategi
bobot sebesar 0,200. Bapenda menduduki peningkatan retribusi sampah rumah
urutan pertama karena Bapenda tangga sebagai sumber PAD kota Bekasi
merupakan pihak yang memiliki sesuai dengan prioritas hasil AHP
kewenangan untuk merumuskan disajikan dalam lampiran 1.
kebijakan terkait peningkatan retribusi
a. Meningkatkan sarana dan prasarana
sampah rumah tangga kota Bekasi.
Perbandingan antara kendala Peningkatan prasarana dan sarana
berdasarkan aktor, urutan pertama adalah sejalan dengan faktor yang
tarif retribusi sampah yang rendah mempengaruhi peningkatan retribusi
dengan bobot sebesar 0,300. Hal tersebut sampah rumah tangga di kota Bekasi,
dikarenakan tarif retribusi sampah sudah yaitu sistem pemungutan dan anggaran.
cukup lama berlaku yaitu tahun 2005 Dalam kapasitas kota sebagai sumber
melalui Peraturan Daerah (Perda) Kota pemenuhan kebutuhan manusia maka
88 Bekasi Nomor 07 Tahun 2005 tentang sudah seyogyanya untuk menyediakan
Retribusi Pelayanan Kebersihan. Pada berbagai sarana dan prasarana yang
tahun 2012 melalui Perda Nomor 09 memadai dalam menjaga kelestarian

Abdullah Al Mizan, A Faroby Falatehan Strategi Alokasi Belanja Pemerintah Daerah untuk
dan Ekawati Sri Wahyuni Meningkatkan Indeks Pendidikan di Provinsi Banten
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Volume 10 Nomor Khusus, April 2018

lingkungan melalui pengelolaan dilakukan adalah dengan mencontoh


persampahan yang baik (Rizal 2011). daerah lain yang menarik retribusi
Dengan sistem pemungutan yang saat ini sampah bersamaan dengan pembayaran
berjalan, dimungkinkan terjadi kebocoran iuran kepada PLN atau PAM. Penyediaan
dalam pemungutan retribusi sampah. sarana berupa sistem pembayaran secara
Pengurus RT/RW yang melakukan online juga dapat dilakukan. Penyusunan
penyetoran retribusi sampah kepada database wajib retribusi secara detail
petugas Dinas Lingkungan Hidup dan dapat dibuat untuk mendukung sistem
Bapenda tidak mendapatkan karcis atau pembayaran online tersebut.
tanda bukti lain. Strategi yang dapat

Tujuan Strategi Peningkatan Retribusi


Sampah Rumah Tangga

Faktor Sistem Sumber Daya Anggaran


Pemungutan Manusia (0,197)
(0,492) (0,311)

Aktor Masyarakat Dinas Lingkungan Bapenda DPRD


(0,122) Hidup (0,354) (0,371) (0,152)

Kendala
Rendahnya kesadaran Keterbatasan Keterbatasan Tarif yang
dan partisipasi
masyarakat ( Sarana Sarana Prasarana SDM (0,215) Rendah
Prasarana (0,200) (0,284) (0,300)

Prioritas
Penyuluhan Meningkat- Meningkat- Revisi Perda Insentif dan
dan kan Sarana kan Kinerja Mengenai Disinsentif
penegakan Prasarana SDM Struktur Pengurangan
hukum (0,232) (0,199) Tarif Sampah
(0,192) (0,200) (0,176)

Gambar 1 Struktur dan Nilai Bobot Hirarki Strategi Peningkatan Retribusi Sampah
Rumah Tangga Kota Bekasi
pengawasan serta pembinaan agar SDM
b. Meningkatkan kinerja SDM
mampu menghasilkan kinerja yang
Pelaksanaan pelayanan diharapkan.
persampahan terkait erat dengan personil c. Penyuluhan dan penegakan hukum
yang melaksanakannya. Pengembangan Pengelolaan persampahan suatu
SDM perlu dilakukan sehingga bisa daerah sangat ditentukan oleh peraturan
sesuai dengan pengelolaan sampah yang yang mendukungnya. Peraturan-peraturan 89
direncanakan. Pelatihan persampahan tersebut melibatkan wewenang dan
terkait dengan masalah lingkungan. Perlu tanggung jawab pengelola kebersihan
juga diberikan insentif dan dilakukan serta partisipasi masyarakat dalam
Abdullah Al Mizan, A Faroby Falatehan Strategi Alokasi Belanja Pemerintah Daerah untuk
dan Ekawati Sri Wahyuni Meningkatkan Indeks Pendidikan di Provinsi Banten
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Volume 10 Nomor Khusus, April 2018

menjaga kebersihan dan pembayaran pengurangan sampah berupa potongan


retribusi (Rizal 2011). Masyarakat retribusi dan insentif lainnya yang
sebagai penghasil sampah perlu kondusif untuk orang dan produsen
ditingkatkan kesadarannya melalui melakukan pengurangan timbulan
pendidikan formal maupun informal. sampah. Pemda juga dapat memberikan
Peran serta masyarakat yang baik hanya disinsentif kepada produsen yang tidak
dapat dicapai bila sistem yang tersedia melakukan pengurangan sampah berupa
sudah baik. Hal ini merupakan hubungan denda.
timbal balik yang saling mempengaruhi
apabila sarana fisik dan peralatan maupun KESIMPULAN
kegiatan non fisik berupa penyuluhan, Berdasarkan Berdasarkan hasil
pengawasan, pemantauan dan peraturan analisis yang dilakukan pada penelitian
berjalan dengan baik secara profesional, ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai
tidak hanya kuantitatif saja. Penyuluhan berikut:
yang dapat dilakukan adalah mengenai 1. Kontribusi retribusi sampah terhadap
pembayaran retribusi secara rutin sesuai PAD masih kecil dan justru cenderung
dengan peraturan yang berlaku dan menurun. Tahun 2010 kontribusi
pemilahan sampah oleh masyarakat dari sebesar 1,2 persen tetapi menjadi 0,5
sumbernya baik rumah, kantor, RT/RW, persen pada tahun 2016 sehingga
kelurahan dan kecamatan. masuk dalam kriteria sangat kurang.
d. Insentif dan disinsentif pengurangan Terdapat beberapa kendala yang
sampah menyebabkan retribusi sampah rumah
Kendala terbatasnya anggaran tangga kecil dan bahkan tidak pernah
pemerintah daerah dalam membangun mencapai target yaitu tarif yang
sarana dan prasarana permukiman rendah, keterbatasan SDM,
termasuk dalam pengelolaan keterbatasan sarana prasarana dan
persampahan menyebabkan pemerintah rendahnya kesadaran masyarakat.
harus memaksimalkan upaya yang 2. Sebanyak 120 responden yang
mendorong badan usaha swasta untuk membayar retribusi sampah rumah
terlibat secara aktif dalam pembangunan tangga diperoleh rata-rata WTP
dan pengoperasian fasilitas sampah. sebesar Rp35.000 per rumah tangga.
Pengurangan sampah dilakukan Apabila disimulasikan dengan jumlah
Pemerintah daerah kota Bekasi rumah tangga tahun 2014 sebanyak
ditekankan pada pembinaan, monitoring, 682.878 rumah tangga, maka potensi
dan pengawasan terhadap produsen agar ekonomi sesuai total WTP adalah
produknya tidak menimbulkan banyak Rp23,9 miliar per bulan atau Rp286,8
timbulan sampah, termasuk terhadap miliar per tahun. Hasil analisis regresi
produsen yang melakukan usaha mendaur menunjukkan bahwa variabel bebas
ulang sampah. Dengan demikian yang berpengaruh terhadap nilai WTP
pelaksana pengurangan sampah pada alpha 5 persen adalah kategori
dilakukan oleh institusi lain (bukan rumah dengan koefisien 0,283 dan
pemerintah). Disini yang dilakukan frekuensi sampah diangkut dengan
pemerintah adalah mendorong produsen nilai koefisien sebesar -0,110 serta
dalam pengurangan sampah. 0,268 nilai koefisien biaya lain pada
Insentif dan insentif pengurangan Adjusted R-Square 70,2 persen.
sampah tertuang dalam pasal 15 dan pasal Sedangkan untuk tingkat pendapatan
16 Peraturan Daerah (Perda) nomor 15 tidak berpengaruh terhadap nilai WTP.
tahun 2011 tentang pengelolaan sampah Variabel bebas secara keseluruhan
90 di kota Bekasi. Pemerintah daerah dapat menunjukkan nilai probabilitas sebesar
memberikan insentif kepada setiap orang 0,000 artinya bahwa tolak H0 atau
dan produsen yang melakukan minimal terdapat variabel bebas yang

Abdullah Al Mizan, A Faroby Falatehan Strategi Alokasi Belanja Pemerintah Daerah untuk
dan Ekawati Sri Wahyuni Meningkatkan Indeks Pendidikan di Provinsi Banten
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Volume 10 Nomor Khusus, April 2018

berpengaruh terhadap WTP dan dapat Kamalludin. 2013. Implementasi


disimpulkan bahwa secara simultan Kebijakan Retribusi Sampah di
variabel bebas berpengaruh terhadap Kelurahan Gadang Kecamatan
WTP. Sukun Kota Malang. Jurnal
3. Prioritas Strategi berdasarkan AHP Reformasi. Vol. 3, No. 1: 32-41.
yaitu: 1) Meningkatkan sarana dan [Pemkot Bekasi] Pemerintah Kota
prasarana; 2) Revisi Perda mengenai Bekasi. 2005. Peraturan Daerah
skema tarif; 3) Meningkatkan kinerja Kota Bekasi Nomor 07 Tahun 2005
SDM dan pelayanan; 4) Penyuluhan tentang Retribusi Pelayanan
dan penegakan hukum; 5) Insentif dan Kebersihan.
disinsentif pengurangan sampah. [Pemkot Bekasi] Pemerintah Kota
Bekasi. 2011. Peraturan Daerah
DAFTAR PUSTAKA Kota Bekasi Nomor 15 Tahun 2011
Annisa S, Kadir H, Mardiana. 2015. tentang Pengelolaan Sampah di
Analisis Willingness to Pay (WTP) Kota Bekasi.
Sampah Rumah Tangga (Studi [Pemkot Bekasi] Pemerintah Kota
Kasus Perumnas Kelurahan Bekasi. 2012. Peraturan Daerah
Simpang Baru Panam Pekanbaru). Kota Bekasi Nomor 09 Tahun 2012
Jurnal JOM FEKOM, Vol. 2, No. tentang Retribusi Daerah.
1: 1-16. Rizal M. 2011. Analisis Pengelolaan
[Bapenda Kota Bekasi] Badan Sampah Perkotaan (Studi Kasus
Perencanaan dan Pembangunan pada Kelurahan Boya Kecamatan
Daerah Kota Bekasi. 2016. Laporan Banawa Kabupaten Donggala).
Target dan Realisasi Pendapatan Jurnal Smartek, Vol. 9, No. 2: 155-
Daerah Kota Bekasi. Bekasi (ID). 172.
Bapenda Kota Bekasi. Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori
[BPS Jawa Barat] Badan Pusat Statistik dan Aplikasi. Baduose Media.
Jawa Barat. 2016. Jawa Barat Cetakan Pertama. Padang.
Dalam Angka. BPS Jawa Barat. Tasrin K, Amalia S. 2014. Evaluasi
Falatehan AF. 2016. Analytical Kinerja Pelayanan Persampahan di
Hierarchy Process: Teknik Wilayah Metropolitan Bandung
Pengambilan Keputusan untuk Raya. Jurnal Borneo
Pembangunan Daerah. Yogyakarta Administrator, Vol. 10, No. 1: 35-
(ID): Indonesia Pustaka. 58.
Halim A. 2004. Manajemen Keuangan [UU] Undang-undang Nomor 22 Tahun
Daerah. Yogyakarta (ID): UPP 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
AMP YKPN. [UU] Undang-undang Nomor 18 Tahun
Jaya IN, Budhi MKS, Marhaeni AAIN. 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
2014. Faktor- Faktor Yang Yasniva, Hamzah A, Syahnur S. 2013.
Mempengaruhi Penerimaan Analisis Kontribusi Penerimaan
Retribusi Sampah di Kabupaten Retribusi Pelayanan
Badung. Jurnal Buletin Studi Persampahan/Kebersihan terhadap
Ekonomi, Vol. 19, No. 2: 128-135. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmu
Ekonomi. Vol. 1, No. 4: 49-58.

91

Abdullah Al Mizan, A Faroby Falatehan Strategi Alokasi Belanja Pemerintah Daerah untuk
dan Ekawati Sri Wahyuni Meningkatkan Indeks Pendidikan di Provinsi Banten
Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah. Volume 10 Nomor Khusus, April 2018

Lampiran 1 Rencana Program dan Kegiatan tahun 2018-2022


Instansi/Lembaga Tahun Pelaksanaan
No. Stategi Program Kegiatan
Terkait 18 19 20 21 22
1 Meningkatkan sarana dan - Perluasan lahan Tempat - Pembelian lahan tambahan Bapenda, Dinas √ √
prasarana Pembuangan Akhir (TPA) - Sistem pembayaran online Lingkungan Hidup √ √ √ √ √
- Optimalisasi dan penambahan - Penambahan kendaraan angkut √ √ √
alat angkut - Penerapan teknologi baru √
- Penggunaan teknologi
2 Revisi Perda mengenai Pengesahan Perda baru - Penyusunan tarif baru Bapenda, Dinas √
skema tarif mengenai struktur tarif - Pengajuan rancangan Perda Lingkungan √
- Pengesahan Perda Hidup, DPRD √
3 Meningkatkan kinerja - Peningkatan kualitas SDM - Penambahan SDM Bapenda, Dinas √ √ √
SDM dan pelayanan - Peningkatan layanan - Pelatihan dan diklat Lingkungan Hidup √ √ √ √ √
- Penerapan Sistem reward and punishment √ √ √
- Peningkatan persentase pengangkutan √ √ √ √ √
4 Penyuluhan dan penegakan - Penyuluhan kepada - Sosialisasi UU dan Perda tentang sampah Bapenda, Dinas √ √ √ √ √
hukum masyarakat - Pelatihan pengolahan sampah skala rumah Lingkungan √ √ √ √ √
- Penegakan hukum tangga Hidup, masyarakat
- Pembentukan satgas pengawas sampah liar √
5 Insentif dan disinsentif - Insentif pengurangan sampah - Pemberian penghargaan kepada inovator Bapenda, Dinas √ √ √ √ √
pengurangan sampah - Disinsentif pengurangan pengelola sampah Lingkungan
sampah - Pemberian denda terhadap pelanggar Hidup, √ √ √ √ √
92
penanganan sampah

Aulia Ihcsan, Hermanto Siregar dan Endriatmo Soetarto Strategi Pemungutan Penerimaan Pajak Reklame Kota Bekasi

You might also like