You are on page 1of 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/291110602

AKTIVITAS KOAGULASI EKSTRAK BIJI KELOR (Moringa oleifera L.) DALAM


LARUTAN NaCl TERHADAP LIMBAH CAIR IPAL PT. SIER PIER PASURUAN

Article · March 2013


DOI: 10.18860/al.v0i0.2891

CITATIONS READS

0 1,183

3 authors, including:

Eny Yulianti
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
6 PUBLICATIONS   6 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Eny Yulianti on 16 March 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ALCHEMY, Vol. 2 No. 3 Oktober 2013, hal. 178 - 183

AKTIVITAS KOAGULASI EKSTRAK BIJI KELOR (Moringa oleifera L.) DALAM


LARUTAN NaCl TERHADAP LIMBAH CAIR IPAL PT. SIER PIER PASURUAN

Siti Suwaibatul Aslamiah, Eny Yulianti dan Akyunul Jannah

Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

ABSTRACT

Coagulation process can use synthetic materials and natural coagulant. In this research, wastewater
treatment derived from PT. SEER PIER Pasuruan through coagulation processes using seed coagulant Moringa
(Moringa oleifera L.) and Alum (aluminum sulfate). The purpose of this study to determine the effectiveness of
coagulant Moringa seed extract in NaCl soluton and alum for wastewater parameters and characterization of
coagulant kelor. Firstly 1 g seeds moringa seeds extracted using NaCl solution with various concentrations (0.5,
1, 1.5 and 2 M ), the best result of Moringa seed extract in NaCl solution then analyzed the concentration of
carbohydrates, protein and fat, then used as kogulan and compared with alum. Variations coagulant dose used
(10, 20, 40, 80 and 160 mL / L) then analyzed pH, nitrate and turbidity levels to determine the effectiveness of
each of variations coagulant. optimum concentration of NaCl as extracting solution seeds are 1 M which can
reduce turbidity of wastewater samples to 74 %. This solution also contains 909 ppm of carbohydrates, 3348
ppm protein, and 800 ppm fat. The addition of coagulant alum as much as 80 mL / L made a wastewater sample
pH dropped to 6.33; 0.66 ppm nitrate levels and to reduce the turbidity to 58 %. Moringa seed as coagulant
addition of 80 mL / L wastewater samples were made at pH 7.34 and can reduce turbidity value at 80.7 % but
are less effective in lowering nitrate levels.

Key words: Seeds of Moringa (Moringa oleifera L.), alum, coagulant.

ABSTRAK
Proses koagulasi dapat menggunakan bahan koagulan sintetis dan alami. Pada penelitian ini dilakukan
pengolahan air limbah yang dikoagulasi dengan menggunakan koagulan biji kelor (Moringa oleifera L.) dan
Tawas (aluminium sulfat). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas koagulan ekstrak NaCl biji kelor
dan tawas terhadap parameter air limbah dan mengetahui karakterisasi koagulan biji kelor.Tahapan awal 1 gr biji
kelor diekstrak menggunakan larutan NaCl dengan variasi konsentrasi (0,5; 1; 1,5 dan 2 M), hasil terbaik
dilakukan proses karakterisasi larutan ekstrak NaCl biji kelor meliputi uji kadar karbohidrat, protein dan lemak,
kemudian digunakan sebagai koagulan dan dibandingkan dengan tawas. Variasi dosis koagulan yang digunakan
(10, 20, 40, 80 dan 160 mL/L) dilakukan analisis parameter pH, kadar nitrat dan kekeruhan untuk mengetahui
efektifitas dari masing-masing koagulan. Nilai variasi konsentrasi NaCl sebagai larutan pengekstrak biji kelor
paling optimum adalah 1 M yang dapat menurunkan kekeruhan sampel air limbah sampai 74 %. Larutan ini juga
mengandung karbohidrat 831 ppm, protein 3348 ppm dan 800 ppm lemak. Penambahan koagulan tawas
sebanyak 80 mL/L membuat pH sampel air limbah turun menjadi 6,33; kadar nitrat 0,66 ppm dan mampu
menurunkan kekeruhan sampai 58 %. Penambahan koagulan biji kelor sebanyak 80 mL/L membuat sampel air
limbah berada pada pH 7,34 dan mampu menurunkan nilai kekeruhan sebesar 80,7 % tetapi kurang efektif dalam
penurunan kadar nitrat.

Kata Kunci: Biji kelor (Moringa oleifera L.), tawas, koagulan

I. PENDAHULUAN Biji kelor sebagai penjernih air telah


Kelor atau Moringa oleifera L. diteliti dengan memanfaatkan biji kelor
termasuk jenis tanaman perdu yang yang berperan sebagai pengendap
memiliki ketinggian batang 7-11 meter. (koagulan) dengan hasil yang memuaskan.
Pohon kelor tidak terlalu besar. Batang Hasil penelitian Chandra (1998), biji kelor
kayunya getas (mudah patah) dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan koagulan
cabangnya jarang tetapi mempunyai akar (bioflokulan) dalam mengolah limbah cair
yang kuat. Batang pondoknya berwarna pabrik tekstil. Penelitian ini menghasilkan
kelabu (Joomla, 2008). degradasi warna sampai 98 %, penurunan
BOD 62 % dan dapat menurunkan

178
ALCHEMY, Vol. 2 No. 3 Oktober 2013, hal 150 – 204

kandungan lumpur limbah menjadi 70 ml CARA KERJA


per liter. Proses penjernihan air dengan biji Sampel limbah cair industri diambil
kelor dapat berlangsung melalui proses fisik dari influent IPAL PT. SIER PIER
(pengadukan dan penyaringan) dan biologis Pasuruan. Biji kelor yang digunakan
(penggumpalan atau pengendapan) bahkan sebagai koagulan dikupas kulitnya sampai
proses penyerapan (Savitri et al., 2006). didapatkan bagian dalam biji yang
Penelitian lain memanfaatkan biji berwarna putih, kemudian diekstrak dengan
kelor untuk menjernihkan air limbah larutan NaCl. Tawas yang digunakan
diantaranya Pulungan (2007) yang sebagai koagulan adalah aluminium sulfat
menurunkan turbiditas dari air limbah tahu yang telah dilarutkan dalam aquades.
sebesar 72,21 %, Amdani (2004) yang Sampel limbah yang sudah diambil,
memanfaatkan biji kelor sebagai koagulan dianalisis parameter kualitasnya (Nitrat,
pada proses koagulasi limbah cair industri Kekeruhan dan pH) untuk mendapatkan
menurunkan turbiditas sebanyak 92,21 %. data kualitas parameter limbah sebelum
Tujuan penelitian ini untuk dilakukan perlakuan koagulasi. Larutan
mengetahui efektifitas koagulan ekstrak NaCl yang digunakan sebagai pengekstrak
NaCl biji kelor dan tawas terhadap biji kelor yang digunakan sebagai koagulan
parameter air limbah dan mengetahui divariasi konsentrasnya (0,5; 1; 1,5 dan 2
karakterisasi koagulan biji kelor. M), kemudian ditambahkan pada air limbah
dan dianalisis parameter kualitas airnya.
II. METODE PENELITIAN Konsentrasi larutan ekstrak NaCl biji kelor
Pelaksanaan Penelitian terbaik dikarakterisasi yang meliputi
Penelitian ini dilakukan pada bulan analisis protein dengan menggunakan
Mei sampai dengan Juli 2013 di metode Lowry, karbohidrat dengan metode
Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Nelson-Somogyi dan lemak dengan metode
Kimia UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Folch.
dan Laboratorium Tanah dan Air Tanah Proses koagulasi-flokulasi skala
Jurusan Teknik Pengairan FT-UB. laboratorium dilakukan dengan alat jar test
dengan penambahan koagulan dari ekstrak
Alat dan Bahan Penelitian NaCl biji kelor dan tawas sebagai
Alat-alat yang digunakan pada pembandingnya. Setelah proses koagulasi,
penelitian ini adalah neraca analitik, masing-masing sampel limbah dianalisis
spatula, cawan porselen, peralatan gelas parameter kualitasnya kembali untuk
(gelas beaker, labu ukur, batang pengaduk, mendapatkan data kualitas parameter
gelas arloji, pipet ukur, pipet tetes), shaker, limbah setelah perlakuan koagulasi.
jar test, pH-meter, turbidi-meter, dan
spektrofotometer UV-VIS. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan-bahan yang digunakan pada Perbandingan Variasi Konsentrasi
penelitian ini adalah sampel limbah cair PT Larutan Pengekstrak (NaCl) Biji Kelor
PIER , biji kelor, aquades, tissue, tawas Terhadap Kekeruhan
Al2(SO4)3, HCl, NaCl, H2SO4, brucine Parameter yang digunakan untuk
sulfat, asam sulfanilik, KNO3, reagen menentukan konsentrasi NaCl sebagi
Nelson, reagen arsenomolibdat, reagen larutan pengekstrak terbaik adalah
Lowry, Bovine Serum Albumin (BSA), kekeruhan yang dinyatakan dengan NTU.
kalium klorida (KCl), methanol dan
klorofom.

179
ALCHEMY, Vol. 2 No. 3 Oktober 2013, hal. 178 - 183

Tabel 1. Perbandingan konsentrasi larutan pengekstrak (NaCl) pada biji kelor terhadap
penurunan nilai kekeruhan.
Kekeruhan Konsentrasi Penurunan Kekeruhan Air Limbah Rata- Persentase
Awal Larutan (NTU) rata Penurunan
Sampel Pengekstrak Kekeruhan
Air (NaCl) koagulan Ulangan I Ulangan II Ulangan %
Limbah Biji Kelor (M) III
0,5 135 146 133 134 65,1
384 NTU 1 99 96 89 97,5 74,6
1,5 112 115 110 111 71,09
2 165 155 120 160 58,3

Pada Tabel 1. kekeruhan sampel air Somogyi, kadar protein yang dianalisis
limbah yang awalnya mencapai 384 NTU, menggunakan metode Lowry dan kadar
dengan ditambahkannya koagulan biji kelor lemak menggunkan metode Folch.
yang mempunyai variasi konsentrasi larutan Karakterisasi ekstrak NaCl biji kelor ini
pengekstrak berbeda maka didapatkan nilai bertujuan untuk mengetahui kandungan
penurunan kekeruhan yang berbeda pula. ekstrak NaCl biji kelor yang berpotensi
Konsentrasi lautan pengekstrak biji kelor menjadi koagulan. Hasil karakterisasi biji
0,5 M mampu menurunkan nilai kekeruhan kelor yang digunakan dalam penilitian ini
sebesar 65,1 %; larutan pengekstrak 1 M dapat diketahui seperti pada Table 2.
mampu menurunkan nilai kekeruhan 74,6
%; larutan pengekstrak 1,5 M mampu Table 2. Karaterisasi Biji Kelor
menurunkan nilai kekeruhan 71,09 % Karakterisasi Konsentrasi (ppm)
sedangkan larutan pengekstrak 2 M hanya Karbohidrat 3348
mampu menurunkan nilai kekeruhan Protein 909
sebanyak 58,3 %. Penurunan nilai Lemak 800
kekeruhan 74,6 % pada konsentrasi larutan Hasil penelitian Madrona et al.,
pengekstrak 1 M merupakan nilai (2012) menjelaskan bahwa konsentrasi
penurunan yang paling optimum, hal ini NaCl 0,01 M, 0,1 M dan 1 M didapatkan
sesuai penelitian Madrona et al., (2012) hasil pengekstrakan protein terbanyak
dalam penelitiannya tersebut konsentrasi dalam biji kelor pada konsentrasi 1 M yakni
NaCl yang digunakan dalam pengekstrakan sebesar 4,499 mg/L, dimana protein adalah
biji kelor sebagai koagulan pada senyawa yang diperkirakan berperan
pengolahan air didapatkan hasil terbaik sebagai koagulan pada biji kelor.
pada konsentrasi 1 M, dimana air yang
awalnya mempunyai nilai kekeruhan Hasil Pengukuran Parameter Kualitas
sebesar 450 NTU mampu dihapus nilai Air Limbah Sebelum dan Setelah
kekeruhannya sebesar 99,8 % pada Dikoagulasi dengan Ekstrak Larutan
konsentrasi larutan pengekstrak NaCl 1 M; NaCl 1 M Biji Kelor atau Tawas
0,1 M menghapus nilai kekeruhan antara
55-97 % sedangkan 0,01 M hanya mampu Analisis Derajat Keasaman (pH) pada
menghapus kekeruhan sebesar 52 %. Air Limbah
Pengukuran pH bertujuan untuk
Karakterisasi Ekstrak NaCl biji kelor mengetahui berapa kisaran pH air limbah
Karakterisasi dari ekstrak NaCl biji yang sudah dilakukan proses koagulasi.
kelor ini meliputi: kadar karbohidrat yang Pengukuran pH dilakukan dengan metode
dianalisis menggunkan metode Nelson-
180
ALCHEMY, Vol. 2 No. 3 Oktober 2013, hal 150 – 204

kalorimeter yaitu dengan menggunakan alat berbahaya untuk diminum. Nitrat tersebut
pH meter. akan berubah menjadi nitrit di perut.
Keracunan nitrit akan mengakibatkan wajah
membiru dan kematian.

Gambar 1. Grafik hubungan pH dan


konsentrasi koagulan.
Berdasarkan Gambar 1. dapat Gambar 2. Grafik hubungan kadar
diketahui bahwa nilai pH pada sampel yang nitrat dan konsentrasi koagulan.
telah dikoagulasi dengan biji kelor tidak Berdasarkan Gambar 2. dapat dilihat
menunjukkan perubahan pH yang bahwa konsentrasi kadar nitrat yang di
signifikan, dimana pH sampel air limbah koagulasi dengan tawas menunjukkan
awal yang belum ditambahkan dengan penurunan nilai kadar nitrat yang sangat
koagulan mempunyai pH sebesar 8,39 yang signifikan. Semakin tinggi konsentrasi
menunjukkan pH sampel air limbah ini koagulan tawas yang ditambahkan maka
berada dikisaran basa. pH sampel air kadar nitrat dalam air akan semakin turun,
limbah yang ditambahkan dengan koagulan sedangkan sampel air limbah yang
biji kelor tetap berada di kisaran pH normal dikoagulasi dengan menggunakan biji kelor
yakni pH 7. Ketika koagulan berinteraksi menunjukkan peningkatan konsentrasi
dengan air limbah, pH air limbah tetap nitrat dalam sampel. Hal ini menunjukkan
berada dikisaran pH 7. pH sampel air bahwa koagulan biji kelor tidak berperan
limbah berangsur-angsur menurun ketika aktif terhadap penurunan kadar nitrat.
sampel air limbah ditambahkan dengan Sesuai dengan penelitian Narasiah
koagulan tawas. Proses koagulasi (1997) yang menyatakan bahwa nitrat tidak
menggunakan tawas menunjukkan bahwa dapat berpartisipasi dalam koagulasi
semakin tinggi konsentrasi koagulan tawas menggunakan biji kelor, dan ini
maka nilai pH semakin kecil atau menunjukkan salah satu dari kelemahan biji
menyebabkan pH asam. kelor sebagai koagulan.

Analisis Kadar Nitrat pada Air Limbah Analisis Kekeruhan


(AOAC,1990) Air dikatakan keruh apabila air
Penentuan konsentrasi nitrat pada tersebut mengandung begitu banyak
sampel air limbah bertujuan mengetahui partikel bahan yang tersuspensi sehingga
kadar nitrat yang terkandung dalam sampel memberikan warna/rupa yang berlumpur
air limbah sebelum dan setelah dikoagulasi. dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan
Menurut Kristianto (2002), menyatakan kekeruhan meliputi: tanah liat, lumpur,
kandungan nitrogen di dalam air sebaiknya bahan-bahan organik yang tersebar dan
dibawah 0,3 ppm. Kandungan nitrogen partikel-partikel kecil yang tersuspensi
diatas jumlah tersebut mengakibatkan lainnya (Sugiharto, 1994).
ganggang tumbuh subur. Jika kandungan
nitrat didalam air mencapai 45 ppm maka

181
ALCHEMY, Vol. 2 No. 3 Oktober 2013, hal. 178 - 183

Tabel 3. Persentase penurunan kekeruhan


Konsentrasi
Kekeruhan Penurunan Penurunan
awal Kekeruhan Persentase Kekeruhan Persentase
konsentrasi sebelum koagulan Penurunan koagulan Penurunan
koagulan koagulasi Biji kelor kekeruhan Tawas kekeruhan
(mL/L) (NTU) (NTU) (%) (NTU) (%)
10 299.7 6.83867 303.7 5.59528
20 153 52.4402 275.8 14.268
40 321.7 74.7 76.7796 256.6 20.2362
80 62 80.7274 134.7 58.1287
160 57 82.2816 30.7 90.4569

Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui yang dapat digunaka untuk keperluan


semakin tinggi konsentrasi koagulan yang perikanan dan pertenakan dengan nilai
ditambahkan dalam sampel air limbah maka kadar nitrat kurang dari 50 ppm dan kisaran
semakin bagus penghapusan kekeruhan pH 5-9.
yang didapat. Konsentrasi koagulan biji
kelor 80 dan 160 mL/L tidak menunjukkan IV. KESIMPULAN
nilai penurunan penghapusan kekeruhan Berdasarkan penelitian yang telah
yang signifikan, hal ini dimungkinkan dilakukan dapat diambil beberapa
karena dalam rentan konsentrasi ini sudah kesimpulan, diantaranya adalah:
mencapai titik optimum penghapusan 1. Variasi konsentrasi larutan pengekstrak
kekeruhan. (NaCl) biji kelor terhadap penurunan
Konsentrasi koagulan tawas yang nilai kekeruhan air limbah diperoleh
ditambahkan pada air limbah semakin pada konsentrasi 1 M dengan nilai
tinggi, maka semakin besar penghapusan penghapusan kekeruhan sebesar 97,5
kekeruhannya. Konsentrasi koagualan NTU atau sekitar 74,6 % dari nilai
tawas 10, 20, dan 40 mL/L tidak kekeruhan awal.
menunjukkan penghapusan kekeruhan yang 2. Hasil karakteristik pada larutan ekstrak
signifikan, hal ini di mugkinkan konsentrasi NaCl biji kelor menunjukkan bahwa
koagulan tawas yang terlalu kecil tidak terdapat kandungan karbohidrat sebesar
berperan aktif terhadap penghapusan 909 ppm, protein 3348 ppm, lemak
kekeruhan. Sedangkan pada konsentrasi 0,004 gr.
tinggi yakni 160 mL/L ditunjukkan dengan 3. Konsentrasi koagulan tawas
tingginya penghapusan kekeruhan oleh mempunyai pengaruh yang sangat
koagulan tawas. Koagulan tawas dinilai besar terhadap penurunan nilai pH,
kurang efektif dalam penghapusan nilai semakin tinggi konsentrasi tawas
kekeruhan karena memerlukan konsentrasi makan semakin rendah nilai pH yang
yang tinggi untuk menurunkan nilai didapat. Koagulan tawas juga mampu
kekeruhan. menurunkan nilai kadar nitrat dan juga
Berdasarkan peraturan pemerintah RI nilai kekeruhan air limbah. Tetapi
No. 20 tahun 1990 tentang pengendalian konsentrasi tawas yang terlalu tinggi,
pencemaran air, sampel air limbah yang di membuat sampel air limbah cenderung
koagulasi dengan ekstrak NaCl 1 M biji asam.
kelor dan tawas dengan parameter 4. Konsentrasi koagulan biji kelor mampu
kekeruhan, kadar nitrat dan pH merupakan membuat pH sampel air limbah berada
kriteria kualitas air golongan C, dimana pada kisaran pH normal, nilai
kriteria kualitas air golongan C adalah air kekeruhan juga berangsur-angsur
182
ALCHEMY, Vol. 2 No. 3 Oktober 2013, hal 150 – 204

menurun dengan bertambahnya cair Pabrik Tekstil. Skripsi. Jurusan


konsentrasi koagulan biji kelor. Kadar Teknik Kimia. Bandung: UNPAR
nitrat pada koagulan biji kelor terus Joomla, 2008. Biji Kelor Bisa Jernihkan
meningkat bisa jadi dikarenakan Air. http://jongjava.com.
terjadinya reaksi antar nitrat dengan Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri.
protein. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Madrona, Grasiela Scaramal., et al. 2012.
SARAN Evaluation of extracts of Moringa
1. Perlu dilakukan kajian ulang pada oleifera Lam seeds obtained with
parameter analisis nitrat karena bisa NaCl and their effects on water
jadi pembacaan absorbansi pada treatment. Jurnal. Maringa, vol. 34,
spektrifotometer UV-Vis bukan no. 3, p. 289-293,
absorbansi nitrat yang terbaca tetapi Narasiah, K.S, Ndabigengeser, A, dan
senyawaan lain yang mempunyai Talbot, B.G. 1997 Active agents and
panjang gelombang yang sama. mechanism of coagulation of turbid
2. Perlunya dilakukan analisis untuk water using moringa oleifera. Water
parameter yang lain karena setiap Research. Vol 29 No.2. Pergamon
koagulan mempunyai kemampuan Press. England : 703-710.
menurunkan kadar polutan yang Pulungan, H., (2007): Proses Pengolahan
berbeda-beda. limbah cair Tahu Dengan Koagulasi
Alami, Makalah Ilmiah dalam PIT
V. DAFTAR PUSTAKA PERMI 2007.
Amdani, K., (2004) : Pemanfaatan Biji Savitri, Evika Sandi, Eny Yulianti, Diana
Kelor (Moringa oliefera) Sebagai Candra Dewi, 2006, Pemanfaatan Biji
koagulan dalam Proses Koagulasi Kelor Sebagai Bioflokulan Dalam
Limbah Cair industri karet, Jurnal Pengolahan Limbah Cair Industri
Penelitian Universitas Sumatra Utara. Keramik Di Dinoyo Malang, Malang:
Chandra, A. 1998. Penentuan Dosis UIN Malang
Optimum Koagulan Ferro sulfat – Sugiharto, 1994, Dasar-dasar Pengolahan
kapur, Flokulan Chemifloce dan Air Limbah, Jakarta: Penerbit
Besfloc serta Biofloculan Moringa Universitas Indonesia.
Oleifera Dalam Pengolahan limbah

183

View publication stats

You might also like