FKIP Unila Jl. Prof.Dr. Sumantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung E-mail : hatmamtp2012@gmail.com HP : 085269008074
ABSTRACT: Evaluation Of The 2013 Curriculum Assessment
Implementation Of Chemistry Subject At Class XI In Tanggamus Regency. The objectives of this research is to describe both of the suitability and discrepancy between design, instruments, implementation, and effectiveness of the 2013 Curriculum assessment of chemical subject at the eleventh grade in Tanggamus regency using established criteria. The research was conducted based on Provus evaluation model (Discrepancy Evaluation Model). Data was collected by observation and document analysis. Data was analyzed by descriptive statistics and compared with established criteria (i.e. ≥ well). The subjects of the research consisted of five chemistry teachers at Senior High School of 1 Sumberejo, Senior High School of 1 Kotaagung, and Senior High School of 1 Talangpadang. The results showed: (1) the design of assessment: 40% of teachers were categorized good; (2) the instruments of assessment: 40% of teachers were categorized good; (3) the implementation of the assessment: 20% of teachers categorized as very good; and (4) the effectiveness of assessment: 20% of teachers were categorized good.
ABSTRAK: Evaluasi Implementasi Penilaian Kurikulum 2013 Mata
Pelajaran Kimia Kelas XI Di Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian maupun kesenjangan antara rancangan, perangkat, pelaksanaan, dan efektivitas penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 mata pelajaran kimia kelas XI di Kabupaten Tanggamus dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penelitian dilakukan berdasarkan model evaluasi Provus (discrepancy evaluation model). Data dikumpulkan dengan teknik observasi dan analisis dokumen. Data dianalisis secara statistik deskriptif serta dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu ≥ baik. Subyek penelitian terdiri dari lima orang guru kimia di SMAN 1 Sumberejo, SMAN 1 Kotaagung, dan SMAN 1 Talangpadang. Hasil penelitian menunjukkan: (1) rancangan penilaian: 40% guru dikategorikan baik; (2) perangkat penilaian: 40% guru dikategorikan baik; (3) pelaksanaan penilaian: 20% guru dikategorikan sangat baik; dan (4) efektivitas penilaian: 20% guru dikategorikan baik. Kata kunci: evaluasi, implementasi, penilaian Kurikulum 2013.
PENDAHULUAN evaluasi pendidikan untuk mengukur
Evaluasi hasil belajar ketercapaian tujuan pembelajaran merupakan salah satu jenis kegiatan serta selalu didahului oleh kegiatan 2
penilaian dan pengukuran. Untuk hasil pembelajaran peserta didik.
memberikan informasi yang akurat Widoyoko (2012: 29) menjelaskan serta mencapai tujuan sebagaimana bahwa penilaian merupakan diharapkan, penilaian dan komponen penting dalam pengukuran di dalam evaluasi hasil pembelajaran sehingga upaya belajar harus dirancang dan meningkatkan kualitas pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan standar dapat dilakukan antara lain melalui yang harus dicapai oleh peserta didik peningkatan sistem penilaian. setelah melalui pengalaman belajar. Permendikbud Nomor 66 Diberlakukannya Kurikulum Tahun 2013 tentang standar 2013 sebagai kelanjutan dari penilaian pendidikan dan Kurikulum 2006 berdampak pada Permendikbud Nomor 104 Tahun perubahan empat SNP, salah satunya 2014 tentang penilaian hasil belajar adalah standar penilaian. Menurut oleh pendidik pada pendidikan dasar lampiran Permendikbud Nomor 66 dan pendidikan menengah, Tahun 2013, standar penilaian menjelaskan bahwa penilaian merupakan kriteria mengenai merupakan proses pengumpulan mekanisme, prosedur, dan instrumen dan pengolahan informasi untuk penilaian hasil belajar peserta didik mengukur pencapaian hasil belajar yang dijadikan sebagai acuan peserta didik, mencakup: penilaian penilaian bagi pendidik, satuan otentik (melalui penilaian pendidikan, dan pemerintah pada berdasarkan pengamatan, tugas ke satuan pendidikan untuk jenjang lapangan, portofolio, proyek, pendidikan dasar dan menengah. produk, jurnal, kerja laboratorium, Standar penilaian bertujuan untuk dan unjuk kerja, serta penilaian diri) menjamin perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian non otentik (melalui dan pelaporan penilaian peserta tes, ulangan, dan ujian dalam bentuk didik sesuai dengan kompetensi ulangan harian, ulangan tengah yang akan dicapai dan berdasarkan semester, ulangan akhir semester, prinsip-prinsip penilaian. ujian tingkat kompetensi, ujian mutu Salah satu tugas utama seorang tingkat kompetensi, ujian nasional, guru profesional adalah menilai dan ujian sekolah/madrasah). Dari 3
komponen pelaksana penilaian hasil kemampuan sebenarnya dari peserta
belajar pada jenjang pendidikan didik melalui penilaian terpadu dasar dan menengah, guru antara proses pembelajaran dan hasil memegang peran yang sangat belajar peserta didik secara penting dan dominan. Mengingat menyeluruh mencakup aspek sikap, strategisnya peran dan fungsi pengetahuan, dan keterampilan. penilaian dalam pembelajaran, maka Proses penilaian dilakukan kompetensi guru dalam hal menggunakan berbagai teknik penguasaan mekanisme, prosedur, penilaian secara bersinambungan dan teknik, dan instrumen penilaian hasil terus-menerus terhadap perilaku belajar peserta didik sesuai kinerja peserta didik secara kurikulum merupakan faktor yang multidimensional pada situasi nyata mutlak dan tidak dapat ditawar lagi. dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini Penilaian otentik (authentic sangat relevan dengan teori assesment), yang merupakan ciri konstruktivis yang menjadi landasan khas dan dipersyaratkan sebagai bagi strategi pembelajaran terpusat metode penilaian dalam Kurikulum pada siswa (student centered 2013, memiliki relevansi terhadap learning). Menurut teori ini, siswa pendekatan ilmiah atau scientific harus menemukan sendiri dan approach dalam pembelajaran sesuai mentransformasikan informasi tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian kompleks, mengecek informasi baru otentik sering kali disebut penilaian dengan aturan-aturan lama dan performasi atau penilaian alternatif merevisinya apabila aturan-aturan itu sebagaimana pendapat Stiggins tidak lagi sesuai. Bagi siswa, agar (1994: 161):“Performance assesment benar-benar memahami dan dapat recently popular applications carry menerapkan pengetahuan, siswa such labels as authentic assessments, harus bekerja memecahkan masalah, alternative assessments, exhibitions, menemukan segala sesuatu untuk demonstrations, student work dirinya, berusaha dengan ide-ide samples, among others”. Penilaian terbaiknya yang berguna dalam otentik merupakan metode penilaian proses pemecahan (Herpratiwi, yang mampu menggambarkan 2009: 71). Fokus utama 4
pembelajaran adalah siswa dan untuk selalu aktif memaknai
proses belajar. Adapun guru pembelajarannya kemudian berfungsi sebagai fasilitator dan atau membangun pengetahuan baru, bersama-sama siswa juga terlibat bukan sekedar hasil transfer dalam proses belajar. Teori pengetahuan. Fasilitas lingkungan konstruktivis menekankan pada dalam bentuk apapun merupakan pentingnya pemahaman, makna, stimulator untuk aktif belajar. pemikiran kritis, dan penyelidikan. Berbagai teknik penilaian Menurut Karwono (2010: 91), di otentik dapat memfasilitasi siswa dalam pembelajaran hendaknya guru untuk belajar secara bermakna dan mengupayakan antara lain untuk (1) mandiri melalui banyak pengalaman menciptakan pembelajaran bermakna yang dikaitkan dengan kehidupan melalui pengalaman. Sehingga, siswa sehari-hari sehingga siswa dapat akan menjadi lebih mudah mengonstruksi pengetahuannya. melakukan konstruksi pengetahuan. Penilaian otentik yang juga Oleh karenanya, materi pembelajaran menekankan pentingnya belajar sebaiknya disampaikan dengan cara secara kolaborasi tentunya akan mengaitkan dengan kehidupan memberi ruang lebih besar bagi sehari-hari; (2) menciptakan siswa untuk aktif mengembangkan lingkungan sosial yang kondusif. kepribadiannya dalam lingkungan Pembelajaran hendaknya dirancang sosial yang kondusif melalui untuk memberikan kesempatan bagi interaksi antar siswa maupun antara peserta didik bebas berinteraksi siswa dengan guru. Hal ini secara multiarah antara peserta didik diharapkan dapat membentuk dengan guru; (3) memotivasi individu yang lebih bersosial, peka kemandirian peserta didik. Konsep terhadap lingkungan, dan terampil ini bukan berarti bahwa belajar itu dalam mencari pemecahan harus sendiri tanpa orang lain, tetapi permasalahan. merupakan konstruksi pengetahuan Implementasi Kurikulum 2013 secara personal baik dilakukan secara di Kabupaten Tanggamus untuk individu maupun dibantu orang lain. jenjang SMA diawali oleh 3 sekolah Artinya, peserta didik didorong pelaksana sejak TP. 2013/2014 yaitu 5
SMAN 1 Sumberejo (sekolah saintifik, seyogyanya bukanlah hal
pelaksana sasaran), SMAN 1 baru terutama bagi guru-guru mata Kotaagung (sekolah pelaksana pelajaran sains, termasuk kimia. mandiri), dan SMAN 1 Pembelajaran yang diharapkan dapat Talangpadang (sekolah pelaksana mendorong siswa lebih mampu mandiri). dalam mengamati, menanya, Sebagai sekolah pelaksana mencoba atau mengumpulkan data, Kurikulum 2013, seyogyanya harus mengasosiasi atau menalar, dan diikuti oleh kesiapan seluruh mengomunikasikan tersebut sudah komponen pelaksana pada masing- tidak asing lagi bagi mata pelajaran masing satuan pendidikan, baik sains pada umumnya, seperti pada tenaga pendidik maupun tenaga kurikulum sebelumnya. Sehingga, kependidikannya. Kesiapan ini tidaklah terlalu sulit untuk meliputi kesiapan fisik (termasuk diterapkan. Namun, tidak demikian infra struktur dan sarana-prasarana halnya dengan penerapan penilaian pendidikan) maupun kesiapan psikis hasil pembelajaran. (siswa, guru, kepala sekolah, Hasil penelitian pendahuluan karyawan, dan staf tata usaha). melalui teknik wawancara mengenai Sekolah pelaksana harus dapat komponen/hal yang menjadi kendala menjadi acuan atau model bagi dalam implementasi Kurikulum 2013 sekolah-sekolah lain yang akan kepada 20 orang guru kimia se- menyusul dalam menerapkan KabupatenTanggamus, menunjukkan Kurikulum 2013, termasuk guru- bahwa sebanyak 80% responden gurunya. Kemauan kuat dan menyatakan kesulitan dalam kompetensi guru sebagai ujung menerapkan teknik, mekanisme, dan tombak dalam sistem pendidikan prosedur penilaian, dengan alasan menjadi penentu sukses tidaknya terlalu rumit atau membingungkan. implementasi Kurikulum 2013, Guru belum paham benar terhadap terutama dalam perubahan yang implementasi penilaian Kurikulum paling mendasar yakni pada standar 2013 dengan alasan di antaranya proses dan standar penilaian. belum pernah dikirim untuk Pelaksanaan pembelajaran mengikuti kegiatan pelatihan 6
Kurikulum 2013, sebagian guru baru implementasi penilaian Kurikulum
melaksanakan Kurikulum 2013 2013 pada mata pelajaran kimia di selama satu semester, terlalu banyak Kabupaten Tanggamus belum sesuai jumlah siswa yang diampu oleh satu dengan standar penilaian pendidikan. orang guru atau terlalu banyak Selain itu, evaluasi terhadap format yang harus disiapkan. implementasi penilaian Kurikulum Terdapat indikasi bahwa strategi 2013 pada mata pelajaran kimia di penilaian Kurikulum 2013 baik pada Kabupaten Tanggamus belum pernah tahap perencanaan, pelaksanaan dilakukan. Sehingga, perlu dilakukan hingga pelaporan, merupakan hal penelusuran untuk mengetahui yang relatif sulit untuk dipahami dan sejauh mana implementasi penilaian dilaksanakan sesuai dengan standar. Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Sehingga, penilaian hasil belajar. kimia di Kabupaten Tanggamus. Hal ini diperkuat oleh data hasil Berdasarkan konsep program, supervisi akademik oleh pengawas kegiatan penilaian hasil belajar mata pelajaran kimia berikut: merupakan satu rangkaian kegiatan Tabel 1. Data Hasil Pengawasan Standar dalam satu kesatuan berisi Penilaian Pendidikan Guru Mata Pelajaran Kimia Kabupaten Tanggamus TP. perencanaan, pelaksanaan, dan 2013/2014. pelaporan penilaian berdasarkan Rata- SMAN SMAN 1 SMAN 1 rata 1 Kota- Talang- standar nasional pendidikan yaitu capaian Sumbe- agung padang standar rejo standar penilaian pendidikan. pe- nilaian Kegiatan penilaian berlangsung Sem. 1 / 2,21 / 2,24 / 2,25 / Kate- Cukup Cukup Cukup dalam waktu relatif lama sepanjang gori Sem. 2 / 2,37 / 2,41 / 2,36 / dan setelah kegiatan pembelajaran Kate- Cukup Cukup Cukup gori berlangsung serta melibatkan banyak Keterangan: rentang nilai yang digunakan orang yaitu tenaga pendidik dan adalah skala 1-5 kependidikan pada satuan pedidikan Berdasarkan Tabel 1, rerata hasil terutama guru mata pelajaran, siswa, capaian kompetensi guru dalam satuan pendidikan, dan pemerintah. standar penilaian untuk TP. Dengan demikian, evaluasi terhadap 2013/2014 termasuk dalam kategori implementasi penilaian Kurikulum cukup (menuju SNP). Berarti, 2013 mata pelajaran kimia kelas XI 7
di Kabupaten Tanggamus dapat di Kabupaten Tanggamus sudah
dikategorikan sebagai evaluasi sesuai dengan kriteria yang program. ditetapkan?; (4) Apakah efektivitas Evaluasi implementasi penilaian Kurikulum 2013 mata penilaian Kurikulum 2013 mata pelajaran kimia kelas XI di pelajaran kimia kelas XI di Kabupaten Tanggamus sudah sesuai Kabupaten Tanggamus adalah dengan kriteria yang ditetapkan? kegiatan sistematis untuk Berdasarkan rumusan masalah mengumpulkan informasi tentang tersebut, penelitian ini bertujuan keterlaksanaan program penilaian untuk mendeskripsikan kesesuaian Kurikulum 2013 pada mata pelajaran maupun kesenjangan antara: (1) kimia kelas XI di Kabupaten rancangan penilaian Kurikulum 2013 Tanggamus, mencakup empat mata pelajaran kimia kelas XI di dimensi evaluasi yakni rancangan Kabupaten Tanggamus dengan penilaian, perangkat penilaian, kriteria yang ditetapkan; (2) pelaksanaan penilaian, dan perangkat penilaian Kurikulum 2013 efektivitas penilaian. mata pelajaran kimia kelas XI di Berdasarkan batasan Kabupaten Tanggamus dengan permasalahan dan fokus penelitian, kriteria yang ditetapkan; (3) maka peneliti merumuskan pelaksanaan penilaian Kurikulum permasalahan berikut: (1) Apakah 2013 mata pelajaran kimia kelas XI rancangan penilaian Kurikulum 2013 di Kabupaten Tanggamus dengan mata pelajaran kimia kelas XI di kriteria yang ditetapkan; (4) Kabupaten Tanggamus sudah sesuai efektivitas penilaian Kurikulum 2013 dengan kriteria yang ditetapkan?; (2) mata pelajaran kimia kelas XI di Apakah perangkat penilaian Kabupaten Tanggamus dengan Kurikulum 2013 mata pelajaran kriteria yang ditetapkan. kimia kelas XI di Kabupaten METODE PENELITIAN Tanggamus sudah sesuai dengan Penelitian evaluasi ini kriteria yang ditetapkan?; (3) Apakah menggunakan pendekatan kuantitatif pelaksanaan penilaian Kurikulum dengan metode deskriptif. Data yang 2013 mata pelajaran kimia kelas XI dikumpulkan berupa angka-angka 8
yang mendeskripsikan situasi secara komponen program. Constance Mc
komprehensif dalam konteks Kenna (1981) dalam jurnal sesungguhnya berkaitan dengan penelitiannya “Making Evaluation evaluasi implementasi penilaian Manageable”, menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 mata pelajaran “Dalam model Provus, proses evaluasi dilakukan dengan kimia kelas XI di Kabupaten mengidentifikasi permasalahan Tanggamus. Metode statistik yang dengan cara membandingkan antara kinerja atau pelaksanaan program - ... digunakan adalah statistik deskriptif - dengan rancangan program standar dimana data kuantitatif yang yang telah ditetapkan. Hasil yang diperoleh ketika program diperoleh dikumpulkan, diolah, dilaksanakan tidaklah selalu sesuai dianalisis, dan disajikan secara dengan rencana awal -...- ketidaksesuaian atau discrepancy deskriptif dalam bentuk yang mudah dapat saja terjadi. Provus dipahami atau dibaca, berupa tabel menganggap discrepancy sebagai petunjuk yang paling mendasar dan diagram batang. Adapun model dalam evaluasi program. evaluasi yang digunakan dalam Discrepancy menjelaskan perbedaan- perbedaan yang ada antara apa yang penelitian ini adalah model evaluasi perencana program pikirkan terjadi Provus (discrepancy evaluation dalam program dengan apa yang terjadi sebenarnya”. model atau DEM). Model evaluasi Provus Penelitian ini dilakukan di dimaksudkan untuk mengetahui SMAN 1 Sumberejo, SMAN 1 kelayakan suatu program dimana Kotaagung, dan SMAN 1 evaluator dapat membandingkan Talangpadang selama semester antara apa yang seharusnya dan genap TP. 2014/2015 dengan subyek diharapkan terjadi (standard) dengan evaluasi seluruh guru mata pelajaran apa yang sebenarnya terjadi kimia kelas XI sebanyak 5 orang. (performance) sehingga dapat Adapun obyek atau sasaran evaluasi diketahui ada tidaknya kesenjangan, terdiri dari: (1) rancangan penilaian ketidaksesuaian (discrepancy) antara yang terintegrasi dalam RPP yang standar yang ditetapkan dengan disusun oleh guru; (2) perangkat kinerja. Evaluasi dilaksanakan oleh (instrumen) penilaian yang evaluator untuk menganalisis mendukung pelaksanaan program kesenjangan yang ada pada setiap penilaian sikap, pengetahuan, dan 9
keterampilan, seperti: instrumen Data penelitian berupa data
penilaian pengetahuan berupa soal primer dan data sekunder dimana tes (ulangan harian), lembar data primer diperoleh melalui teknik observasi diskusi atau tanya jawab observasi menggunakan (1) pedoman serta lembar penilaian penugasan observasi dengan skala Likert 1 – 5, (PR atau proyek) dan pedoman dimana 1 bernilai sangat negatif penskoran serta lembar observasi dan hingga 5 bernilai sangat positif; dan rubrik penilaian untuk penilaian (2) analisis dokumen dengan meneliti sikap dan keterampilan maupun catatan-catatan penting yang sangat sumber daya pendukung lain (media, erat hubungannya dengan objek alat atau bahan) yang diperlukan penelitian seperti silabus mata pada saat penilaian; (3) pelaksanaan pelajaran kimia kelas XI, dokumen penilaian, yang terintegrasi dalam rancangan penilaian dalam RPP hasil kegiatan pembelajaran. Dalam hal buatan guru, instrumen penilaian ini, bukti keterlaksanaan masing- sikap,pengetahuan, dan keterampilan masing komponen berupa dokumen- yang diperlukan untuk melaksanakan dokumen terkait yang relevan, antara proses penilaian seperti instrumen tes lain: daftar nilai sikap, pengetahuan, pengetahuan (kartu soal, kisi-kisi dan keterampilan yang dilaksanakan soal, soal tes tertulis), lembar secara bersinambungan, hasil analisis observasi ranah sikap dan ulangan harian serta daftar hadir dan keterampilan, rubrik penilaian sikap daftar nilai program remedial dan dan keterampilan, dokumen analisis pengayaan; (4) Efektivitas penilaian, ulangan harian untuk keempat KD berupa ketercapaian tujuan penilaian mata pelajaran kimia kelas XI yang berdasarkan desain atau rancangan dievaluasi, dokumen program penilaian yang dibuat oleh guru. remedial dan pengayaan yang Efektivitas penilaian ditandai dengan disusun serta dokumen daftar nilai pencapaian KKM sikap, kimia untuk ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan oleh pengetahuan, dan keterampilan. sebagian besar siswa (≥ 70%), baik Penelitian ini menggunakan tanpa maupun melalui program instrumen evaluasi yang setiap remedial. butirnya dinilai menggunakan 10
standar evaluasi dengan kriteria ≥ 2, tabel kriteria evaluasi berdasarkan
baik (mencapai SNP atau di atas hasil penelitian dan pedoman SNP). Kedua alat penelitian tersebut kategori (pada tabel 2), persentase dikembangkan oleh evaluator jumlah responden dari masing- sebagai hasil analisis terhadap masing kategori pada setiap standar penilaian Kurikulum 2013 dimensinya, dan adanya kesesuaian berdasarkan Permendikbud Nomor maupun maupun discrepancy; (3) 66 Tahun 2013 serta Permendikbud Menyajikan data dalam bentuk Nomor 104 Tahun 2014 dan diagram batang; (4) Menganalisis sebagian kecil dikembangkan penyebab discrepancy pada setiap berdasarkan instrumen pemantauan dimensi evaluasi dan menyampaikan standar penilaian pengawasan di rekomendasi yang relevan untuk Kabupaten Tanggamus Tahun 2014. menghilangkan atau meminimalkan Sebelum digunakan, instrumen diuji discrepancy yang ada. terlebih dahulu terkait validitas dan Tabel 2. Kategorisasi Skor Kohesivitas. Predikat/Kategori Pedoman reliabilitasnya. Hasil uji validitas dan A (Sangat baik) ≥ Mean + 1,5 SD B (Baik) Mean + 0,5 SD ≤ X < reliabilitas instrumen menggunakan Mean + 1,5 SD C (Cukup) Mean - 0,5 SD ≤ X < aplikasi SPSS 20 pada penelitian ini Mean + 0,5 SD D (Kurang) Mean - 1,5 SD ≤ X < menunjukkan hasil bahwa instrumen Mean - 0,5 SD memiliki validitas (teoritik dan E (Sangat kurang) ≤ Mean - 1,5 SD Sumber: Zainal Arifin (2012: 237) dan Nana empirik) serta reliabilitas sangat Sudjana (2010: 78). tinggi. HASIL PENELITIAN DAN Pada penelitian ini, teknik PEMBAHASAN statistik-deskriptif yang dilakukan Hasil evaluasi implementasi [
adalah: (1) Mentabulasi data penilaian disajikan pada tabel
terkumpul sesuai dengan dimensi berikut: evaluasi; (2) Menentukan nilai rerata Tabel 3. Hasil Evaluasi Dimensi Kriteria (≥ baik) (mean) dari seluruh subyek pada Evaluasi Rancangan 40% mencapai SNP setiap dimensinya, standar deviasi Penilaian (tidak ada kesenjangan) Perangkat 40% mencapai SNP untuk menggambarkan tingkat Penilaian (tidak ada kesenjangan) Pelaksanaan 20% di atas SNP penyebaran data nilai rata-rata, batas- Penilaian (tidak ada kesenjangan) Efektivitas 20% mencapai SNP batas kelompok sesuai dengan tabel Penilaian (tidak ada kesenjangan) 11
diperlukanlah perangkat atau alat
Pada evaluasi rancangan yang dapat mempermudah guru penilaian, evaluator mendeskripsikan melaksanakan penilaian sehingga apakah rancangan penilaian yang tujuan penilaian dapat dicapai secara disusun oleh guru mata pelajaran lebih efektif. Istilah perangkat atau kimia dalam RPP sudah sesuai alat dalam konteks penilaian lebih dengan kriteria atau belum. Secara dikenal dengan istilah instrumen. sederhana, rancangan penilaian Menurut Purwanto (2013: 56), adalah skenario kegiatan penilaian instrumen merupakan alat ukur yang yang dibuat oleh guru untuk digunakan untuk mengukur dalam mencapai tujuan penilaian. Sebuah rangka pengumpulan data. rancangan penilaian ideal, setidaknya Instrumen dapat berupa tes yang memuat (1) rancangan penilaian mendorong peserta memberikan aspek sikap, pengetahuan, dan penampilan maksimal atau nontes keterampilan yang sesuai dengan yang mendorong peserta untuk jumlah dan karakteristik KD dalam memberikan penampilan tipikal. RPP; (2) prosedur, teknik serta jenis Pada evaluasi perangkat instrumen penilaian yang relevan penilaian, evaluator mengevaluasi dengan karakteristik mata pelajaran ketepatan berbagai instrumen untuk dan materi pembelajaran; (3) melaksanakan penilaian yang sesuai menggunakan teknik penilaian yang dengan Kurikulum 2013, apakah relevan dan bervariasi untuk setiap telah sesuai dengan kriteria yang ranah penilaian; (4) mencantumkan telah ditetapkan atau belum. Seorang cara pengolahan nilai dari setiap guru profesional, idealnya harus ranah penilaian; (5) mencantumkan mampu membuat dan menyiapkan rancangan tindak lanjut penilaian instrumen yang sesuai dengan aspek (program remedial dan pengayaan). atau kompetensi yang akan dikuasai Guru akan dapat menghasilkan oleh peserta didik karena menurut serta melaksanakan sistem penilaian Arikunto (2012: 40), “Alat evaluasi yang baik apabila mengetahui aspek dikatakan baik apabila mampu apa yang akan dinilai dan akan mengevaluasi sesuatu dengan hasil dicapai serta dengan cara apa seperti keadaan yang sebenarnya”. kompetensi itu dicapai. Untuk itu 12
Ini berarti, instrumen penilaian 2014 bahwa lingkup penilaian hasil
hendaknya benar-benar relevan dan belajar yang dilakukan oleh guru dapat digunakan oleh penilai untuk mata pelajaran kimia mencakup memotret keadaan yang sebenarnya kompetensi sikap (sikap spiritual dan dari kompetensi peserta didik. sosial), pengetahuan, dan Instrumen penilaian yang sesuai keterampilan (keterampilan abstrak standar akan menjamin terpenuhinya dan kongkret) yang dilakukan secara prinsip sahih, obyektif, terbuka, berimbang sehingga dapat digunakan sistematis, holistik dan untuk menentukan posisi relatif bersinambungan serta akuntabel setiap peserta didik terhadap standar dalam penilaian. Sehingga, akan yang telah ditetapkan. Cakupan dihasilkan data hasil penilaian yang penilaian melingkupi materi, akurat, valid, dan reliabel serta dapat kompetensi mata pelajaran / memberikan feedback bagi guru kompetensi muatan / kompetensi untuk memperbaiki kualitas proses program, dan proses. Idealnya, dalam dalam pembelajaran. melaksanakan penilaian Kurikulum Evaluasi pelaksanaan penilaian 2013: (1) Guru tidak boleh mendeskripsikan keterlaksanaan mementingkan salah satu aspek atau penilaian yang telah dilakukan oleh lebih dan mengabaikan aspek guru berdasarkan rancangan dan lainnya; (2) Penilaian dilaksanakan prinsip-prinsip penilaian, apakah berdasarkan prinsip-prinsip penilaian telah mencapai kriteria atau belum. otentik: sahih, adil, terbuka, terpadu, Pelaksanaan penilaian menurut obyektif, holistik dan Kurikulum 2013 harus dilakukan bersinambungan, sistematis, secara menyeluruh untuk tiga ranah akuntabel, dan edukatif; (3) Guru atau aspek pada semua mata harus melaksanakan tindak lanjut pelajaran di semua jenjang. Harus penilaian berupa program remedial ada perimbangan antara keterampilan dan pengayaan. mental (softskills) dan keterampilan Pada evaluasi efektivitas fisikal (hardskills). Sebagaimana penilaian, evaluator berupaya dijelaskan dalam Lampiran mendeskripsikan ketercapaian tujuan Permendikbud Nomor 104 Tahun penilaian melalui kajian terhadap 13
pencapaian KKM oleh siswa, apakah perangkat penilaian, pelaksanaan
sudah sesuai dengan kriteria atau penilaian, dan efektivitas penilaian belum. Efektivitas adalah tingkat secara umum, dapat dikategorikan pencapaian tujuan atau sasaran yang menjadi tiga hal: (1) telah ditetapkan. Suatu program Ketidaklengkapan komponen dan dikatakan berjalan efektif, apabila aspek penilaian. Ada kecenderungan berdasarkan rancangan program yang guru lebih mengutamakan aspek telah disusun, tujuan program yang pengetahuan dan mengabaikan aspek telah ditetapkan sebelumnya dapat sikap dan keterampilan. tercapai. Sebagaimana pendapat Pemrioritasan salah satu aspek dan Hall dalam Tangkilisan (2005: 67) pengabaian aspek yang lain tidak yang mengartikan efektivitas sebagai sesuai dengan ciri khas dan prinsip ukuran sejauh mana suatu organisasi penilaian otentik; (2) merealisasikan tujuannya. Penilaian Ketidakrelevanan antar komponen dalam Kurikulum 2013 merupakan pada masing-masing dimensi penilaian menggunakan acuan penilaian dan antar dimensi itu kriteria atau patokan (PAK atau sendiri; (3) Tidak terpenuhinya PAP). Penilaian didasarkan pada prinsip-prinsip dalam penilaian ukuran pencapaian kompetensi yang otentik karena tidak dilaksanakannya ditetapkan (disebut Kriteria keempat dimensi penilaian Ketuntasan Minimal atau KKM) dan berdasarkan prosedur standar sesuai lebih menitikberatkan pada apa yang dengan pedoman; (4) Kecenderungan dapat dilakukan oleh peserta didik. guru hanya menggunakan satu teknik KKM yang dijadikan sebagai acuan penilaian pada setiap aspeknya dalam penilaian Kurikulum 2013 sehingga kurang memenuhi tuntutan adalah modus atau nilai yang paling penilaian otentik. Hal-hal tersebut sering muncul untuk sikap (predikat tentunya berdampak pada tidak baik); nilai rerata untuk berjalannya sistem penilaian secara pengetahuan (2,67); dan nilai capaian baik sehingga tidak sesuai dengan optimum untuk keterampilan (2,67). standar penilaian pendidikan. Pada dasarnya, discrepancy Penyebab kesenjangan, antara pada dimensi rancangan penilaian, lain: (1) Adanya paradigma penilaian 14
lama bahwa yang paling penting perangkat penilaian, pelaksanaan
adalah penilaian pengetahuan; (2) penilaian, dan efektivitas penilaian Kurangnya pemahaman guru terkait menunjukkan hasil tidak adanya implementasi penilaian Kurikulum kesenjangan secara berturut-turut 2013 secara keseluruhan termasuk pada 40% responden dengan kategori pemahaman tentang prinsip-prinsip baik; 40% responden dengan penilaian otentik dan terapannya. kategori baik; 20% responden Hal ini dapat terjadi karena guru dengan kategori sangat baik; dan enggan mengkaji, belajar, dan pada 40% responden dengan kategori berlatih dari berbagai sumber baik. relevan. Rendahnya motivasi untuk Berdasarkan bahasan dan ini dipengaruhi oleh anggapan simpulan hasil evaluasi, evaluator sebagian besar guru bahwa prosedur, merekomendasikan beberapa hal: (1) teknik, instrumen, pelaksanaan dan Untuk meningkatkan kualitas sistem tindak lanjut penilaian tidak terlalu penilaian secara keseluruhan, penting, terlalu merepotkan dan sebaiknya guru mencermati dan membutuhkan banyak waktu. Yang menganalisis secara sungguh- penting adalah guru memberi nilai sungguh terkait rancangan, siswa tanpa memperdulikan perangkat, dan pelaksanaan penilaian prosesnya; (3) Masih rendahnya tiga ranah penilaian. Guru perlu keterampilan di bidang IT sebagai berupaya memperbaiki aspek-aspek penunjang sistem penilaian pada yang belum sesuai dengan standar sebagian guru; (4) Kurangnya penilaian. Setelah ketiga dimensi intensitas pembinaan guru oleh penilaian berjalan sesuai dengan kepala sekolah dan stakeholdernya standar penilaian, tentunya sistem terkait implementasi penilaian penilaian akan berjalan efektif dan Kurikulum 2013. tujuan penilaian dapat tercapai; (2) Sebaiknya, guru terus berupaya SIMPULAN DAN REKOMENDASI mengupgrade kemampuan dan Berdasarkan hasil penelitian dan pemahamannya terkait implementasi pembahasan, dapat disimpukan: penilaian Kurikulum 2013 serta Evaluasi rancangan penilaian, prinsip-prinsip penilaian dan 15
terapannya. Guru sebaiknya terus dengan pendampingan secara
belajar serta berlatih menyusun dan intensif. mengembangkan rancangan dan DAFTAR PUSTAKA instrumen penilaian dalam RPP yang Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar- sesuai dengan pedoman melalui dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara berbagai contoh dari berbagai Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi sumber (peraturan relevan, buku Pembelajaran. Bandung: referensi, internet, dan narasumber Rosdakarya Depdikbud. 2013. Permendibud yang kompeten); (3) Selama Nomor 66 Tahun 2013. merancang, menyiapkan, dan Jakarta: Kemendikbud melaksanakan penilaian, sebaiknya _________. 2014. Permendibud Nomor 104 Tahun 2014. guru tidak mementingkan salah satu Jakarta: Kemendikbud aspek penilaian dan mengabaikan Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan aspek penilaian lainnya. Penilaian Pembelajaran. Bandar Lampung: Unila hendaknya dilakukan secara Karwono. Mulatsih, Heni. 2010. proporsional untuk ketiga aspek Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber penilaian; (4) Untuk mendukung Belajar. Jakarta: Cerdas Jaya terlaksananya poin (1), (2), dan (3), Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar perlu adanya dukungan proaktif dari Mengajar. Cetakan XV. pihak kepala sekolah dan stakeholder Bandung : PT. Ramaja tempat guru bertugas berkoordinasi Rosdakarya Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Belajar. Cetakan IV. setempat dalam meningkatkan Yogyakarta: Pustaka Pelajar pemahaman guru terkait Stiggins, R. J. 1994. Student- implementasi penilaian Kurikulum Centered Classroom Assessment. New York: 2013 serta keterampilan guru dalam Macmillan College memanfaatkan perangkat IT sebagai Publishing Company, Inc penunjang sistem penilaian melalui Tangkilisan, Nogi Hessel. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: pemberdayaan MGMP tingkat PT. Gramedia Widiasarana sekolah dan tingkat kabupaten, Indonesia supervisi akademik serta bimbingan Widoyoko, E, P. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran. teknis atau workshop yang dilanjutkan 16