You are on page 1of 16

EVALUASI IMPLEMENTASI PENILAIAN KURIKULUM 2013

MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI


DI KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh: Hatma Syukriya, Herpratiwi, Dwi Yulianti


FKIP Unila Jl. Prof.Dr. Sumantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung
E-mail : hatmamtp2012@gmail.com
HP : 085269008074

ABSTRACT: Evaluation Of The 2013 Curriculum Assessment


Implementation Of Chemistry Subject At Class XI In Tanggamus Regency.
The objectives of this research is to describe both of the suitability and
discrepancy between design, instruments, implementation, and effectiveness of
the 2013 Curriculum assessment of chemical subject at the eleventh grade in
Tanggamus regency using established criteria. The research was conducted based
on Provus evaluation model (Discrepancy Evaluation Model). Data was collected
by observation and document analysis. Data was analyzed by descriptive
statistics and compared with established criteria (i.e. ≥ well). The subjects of the
research consisted of five chemistry teachers at Senior High School of 1
Sumberejo, Senior High School of 1 Kotaagung, and Senior High School of 1
Talangpadang. The results showed: (1) the design of assessment: 40% of teachers
were categorized good; (2) the instruments of assessment: 40% of teachers were
categorized good; (3) the implementation of the assessment: 20% of teachers
categorized as very good; and (4) the effectiveness of assessment: 20% of teachers
were categorized good.

Keywords: evaluation, implementation, 2013 Curriculum assessment.

ABSTRAK: Evaluasi Implementasi Penilaian Kurikulum 2013 Mata


Pelajaran Kimia Kelas XI Di Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan kesesuaian maupun kesenjangan antara rancangan,
perangkat, pelaksanaan, dan efektivitas penilaian berdasarkan Kurikulum 2013
mata pelajaran kimia kelas XI di Kabupaten Tanggamus dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Penelitian dilakukan berdasarkan model evaluasi Provus
(discrepancy evaluation model). Data dikumpulkan dengan teknik observasi dan
analisis dokumen. Data dianalisis secara statistik deskriptif serta dibandingkan
dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu ≥ baik. Subyek penelitian terdiri dari
lima orang guru kimia di SMAN 1 Sumberejo, SMAN 1 Kotaagung, dan SMAN 1
Talangpadang. Hasil penelitian menunjukkan: (1) rancangan penilaian: 40% guru
dikategorikan baik; (2) perangkat penilaian: 40% guru dikategorikan baik; (3)
pelaksanaan penilaian: 20% guru dikategorikan sangat baik; dan (4) efektivitas
penilaian: 20% guru dikategorikan baik.
Kata kunci: evaluasi, implementasi, penilaian Kurikulum 2013.

PENDAHULUAN evaluasi pendidikan untuk mengukur


Evaluasi hasil belajar ketercapaian tujuan pembelajaran
merupakan salah satu jenis kegiatan serta selalu didahului oleh kegiatan
2

penilaian dan pengukuran. Untuk hasil pembelajaran peserta didik.


memberikan informasi yang akurat Widoyoko (2012: 29) menjelaskan
serta mencapai tujuan sebagaimana bahwa penilaian merupakan
diharapkan, penilaian dan komponen penting dalam
pengukuran di dalam evaluasi hasil pembelajaran sehingga upaya
belajar harus dirancang dan meningkatkan kualitas pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan standar dapat dilakukan antara lain melalui
yang harus dicapai oleh peserta didik peningkatan sistem penilaian.
setelah melalui pengalaman belajar. Permendikbud Nomor 66
Diberlakukannya Kurikulum Tahun 2013 tentang standar
2013 sebagai kelanjutan dari penilaian pendidikan dan
Kurikulum 2006 berdampak pada Permendikbud Nomor 104 Tahun
perubahan empat SNP, salah satunya 2014 tentang penilaian hasil belajar
adalah standar penilaian. Menurut oleh pendidik pada pendidikan dasar
lampiran Permendikbud Nomor 66 dan pendidikan menengah,
Tahun 2013, standar penilaian menjelaskan bahwa penilaian
merupakan kriteria mengenai merupakan proses pengumpulan
mekanisme, prosedur, dan instrumen dan pengolahan informasi untuk
penilaian hasil belajar peserta didik mengukur pencapaian hasil belajar
yang dijadikan sebagai acuan peserta didik, mencakup: penilaian
penilaian bagi pendidik, satuan otentik (melalui penilaian
pendidikan, dan pemerintah pada berdasarkan pengamatan, tugas ke
satuan pendidikan untuk jenjang lapangan, portofolio, proyek,
pendidikan dasar dan menengah. produk, jurnal, kerja laboratorium,
Standar penilaian bertujuan untuk dan unjuk kerja, serta penilaian diri)
menjamin perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian non otentik (melalui
dan pelaporan penilaian peserta tes, ulangan, dan ujian dalam bentuk
didik sesuai dengan kompetensi ulangan harian, ulangan tengah
yang akan dicapai dan berdasarkan semester, ulangan akhir semester,
prinsip-prinsip penilaian. ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
Salah satu tugas utama seorang tingkat kompetensi, ujian nasional,
guru profesional adalah menilai dan ujian sekolah/madrasah). Dari
3

komponen pelaksana penilaian hasil kemampuan sebenarnya dari peserta


belajar pada jenjang pendidikan didik melalui penilaian terpadu
dasar dan menengah, guru antara proses pembelajaran dan hasil
memegang peran yang sangat belajar peserta didik secara
penting dan dominan. Mengingat menyeluruh mencakup aspek sikap,
strategisnya peran dan fungsi pengetahuan, dan keterampilan.
penilaian dalam pembelajaran, maka Proses penilaian dilakukan
kompetensi guru dalam hal menggunakan berbagai teknik
penguasaan mekanisme, prosedur, penilaian secara bersinambungan dan
teknik, dan instrumen penilaian hasil terus-menerus terhadap perilaku
belajar peserta didik sesuai kinerja peserta didik secara
kurikulum merupakan faktor yang multidimensional pada situasi nyata
mutlak dan tidak dapat ditawar lagi. dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
Penilaian otentik (authentic sangat relevan dengan teori
assesment), yang merupakan ciri konstruktivis yang menjadi landasan
khas dan dipersyaratkan sebagai bagi strategi pembelajaran terpusat
metode penilaian dalam Kurikulum pada siswa (student centered
2013, memiliki relevansi terhadap learning). Menurut teori ini, siswa
pendekatan ilmiah atau scientific harus menemukan sendiri dan
approach dalam pembelajaran sesuai mentransformasikan informasi
tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian kompleks, mengecek informasi baru
otentik sering kali disebut penilaian dengan aturan-aturan lama dan
performasi atau penilaian alternatif merevisinya apabila aturan-aturan itu
sebagaimana pendapat Stiggins tidak lagi sesuai. Bagi siswa, agar
(1994: 161):“Performance assesment benar-benar memahami dan dapat
recently popular applications carry menerapkan pengetahuan, siswa
such labels as authentic assessments, harus bekerja memecahkan masalah,
alternative assessments, exhibitions, menemukan segala sesuatu untuk
demonstrations, student work dirinya, berusaha dengan ide-ide
samples, among others”. Penilaian terbaiknya yang berguna dalam
otentik merupakan metode penilaian proses pemecahan (Herpratiwi,
yang mampu menggambarkan 2009: 71). Fokus utama
4

pembelajaran adalah siswa dan untuk selalu aktif memaknai


proses belajar. Adapun guru pembelajarannya kemudian
berfungsi sebagai fasilitator dan atau membangun pengetahuan baru,
bersama-sama siswa juga terlibat bukan sekedar hasil transfer
dalam proses belajar. Teori pengetahuan. Fasilitas lingkungan
konstruktivis menekankan pada dalam bentuk apapun merupakan
pentingnya pemahaman, makna, stimulator untuk aktif belajar.
pemikiran kritis, dan penyelidikan. Berbagai teknik penilaian
Menurut Karwono (2010: 91), di otentik dapat memfasilitasi siswa
dalam pembelajaran hendaknya guru untuk belajar secara bermakna dan
mengupayakan antara lain untuk (1) mandiri melalui banyak pengalaman
menciptakan pembelajaran bermakna yang dikaitkan dengan kehidupan
melalui pengalaman. Sehingga, siswa sehari-hari sehingga siswa dapat
akan menjadi lebih mudah mengonstruksi pengetahuannya.
melakukan konstruksi pengetahuan. Penilaian otentik yang juga
Oleh karenanya, materi pembelajaran menekankan pentingnya belajar
sebaiknya disampaikan dengan cara secara kolaborasi tentunya akan
mengaitkan dengan kehidupan memberi ruang lebih besar bagi
sehari-hari; (2) menciptakan siswa untuk aktif mengembangkan
lingkungan sosial yang kondusif. kepribadiannya dalam lingkungan
Pembelajaran hendaknya dirancang sosial yang kondusif melalui
untuk memberikan kesempatan bagi interaksi antar siswa maupun antara
peserta didik bebas berinteraksi siswa dengan guru. Hal ini
secara multiarah antara peserta didik diharapkan dapat membentuk
dengan guru; (3) memotivasi individu yang lebih bersosial, peka
kemandirian peserta didik. Konsep terhadap lingkungan, dan terampil
ini bukan berarti bahwa belajar itu dalam mencari pemecahan
harus sendiri tanpa orang lain, tetapi permasalahan.
merupakan konstruksi pengetahuan Implementasi Kurikulum 2013
secara personal baik dilakukan secara di Kabupaten Tanggamus untuk
individu maupun dibantu orang lain. jenjang SMA diawali oleh 3 sekolah
Artinya, peserta didik didorong pelaksana sejak TP. 2013/2014 yaitu
5

SMAN 1 Sumberejo (sekolah saintifik, seyogyanya bukanlah hal


pelaksana sasaran), SMAN 1 baru terutama bagi guru-guru mata
Kotaagung (sekolah pelaksana pelajaran sains, termasuk kimia.
mandiri), dan SMAN 1 Pembelajaran yang diharapkan dapat
Talangpadang (sekolah pelaksana mendorong siswa lebih mampu
mandiri). dalam mengamati, menanya,
Sebagai sekolah pelaksana mencoba atau mengumpulkan data,
Kurikulum 2013, seyogyanya harus mengasosiasi atau menalar, dan
diikuti oleh kesiapan seluruh mengomunikasikan tersebut sudah
komponen pelaksana pada masing- tidak asing lagi bagi mata pelajaran
masing satuan pendidikan, baik sains pada umumnya, seperti pada
tenaga pendidik maupun tenaga kurikulum sebelumnya. Sehingga,
kependidikannya. Kesiapan ini tidaklah terlalu sulit untuk
meliputi kesiapan fisik (termasuk diterapkan. Namun, tidak demikian
infra struktur dan sarana-prasarana halnya dengan penerapan penilaian
pendidikan) maupun kesiapan psikis hasil pembelajaran.
(siswa, guru, kepala sekolah, Hasil penelitian pendahuluan
karyawan, dan staf tata usaha). melalui teknik wawancara mengenai
Sekolah pelaksana harus dapat komponen/hal yang menjadi kendala
menjadi acuan atau model bagi dalam implementasi Kurikulum 2013
sekolah-sekolah lain yang akan kepada 20 orang guru kimia se-
menyusul dalam menerapkan KabupatenTanggamus, menunjukkan
Kurikulum 2013, termasuk guru- bahwa sebanyak 80% responden
gurunya. Kemauan kuat dan menyatakan kesulitan dalam
kompetensi guru sebagai ujung menerapkan teknik, mekanisme, dan
tombak dalam sistem pendidikan prosedur penilaian, dengan alasan
menjadi penentu sukses tidaknya terlalu rumit atau membingungkan.
implementasi Kurikulum 2013, Guru belum paham benar terhadap
terutama dalam perubahan yang implementasi penilaian Kurikulum
paling mendasar yakni pada standar 2013 dengan alasan di antaranya
proses dan standar penilaian. belum pernah dikirim untuk
Pelaksanaan pembelajaran mengikuti kegiatan pelatihan
6

Kurikulum 2013, sebagian guru baru implementasi penilaian Kurikulum


melaksanakan Kurikulum 2013 2013 pada mata pelajaran kimia di
selama satu semester, terlalu banyak Kabupaten Tanggamus belum sesuai
jumlah siswa yang diampu oleh satu dengan standar penilaian pendidikan.
orang guru atau terlalu banyak Selain itu, evaluasi terhadap
format yang harus disiapkan. implementasi penilaian Kurikulum
Terdapat indikasi bahwa strategi 2013 pada mata pelajaran kimia di
penilaian Kurikulum 2013 baik pada Kabupaten Tanggamus belum pernah
tahap perencanaan, pelaksanaan dilakukan. Sehingga, perlu dilakukan
hingga pelaporan, merupakan hal penelusuran untuk mengetahui
yang relatif sulit untuk dipahami dan sejauh mana implementasi penilaian
dilaksanakan sesuai dengan standar. Kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Sehingga, penilaian hasil belajar. kimia di Kabupaten Tanggamus.
Hal ini diperkuat oleh data hasil Berdasarkan konsep program,
supervisi akademik oleh pengawas kegiatan penilaian hasil belajar
mata pelajaran kimia berikut: merupakan satu rangkaian kegiatan
Tabel 1. Data Hasil Pengawasan Standar dalam satu kesatuan berisi
Penilaian Pendidikan Guru Mata Pelajaran
Kimia Kabupaten Tanggamus TP. perencanaan, pelaksanaan, dan
2013/2014.
pelaporan penilaian berdasarkan
Rata- SMAN SMAN 1 SMAN 1
rata 1 Kota- Talang- standar nasional pendidikan yaitu
capaian Sumbe- agung padang
standar rejo standar penilaian pendidikan.
pe-
nilaian Kegiatan penilaian berlangsung
Sem. 1 / 2,21 / 2,24 / 2,25 /
Kate- Cukup Cukup Cukup dalam waktu relatif lama sepanjang
gori
Sem. 2 / 2,37 / 2,41 / 2,36 / dan setelah kegiatan pembelajaran
Kate- Cukup Cukup Cukup
gori berlangsung serta melibatkan banyak
Keterangan: rentang nilai yang digunakan orang yaitu tenaga pendidik dan
adalah skala 1-5
kependidikan pada satuan pedidikan
Berdasarkan Tabel 1, rerata hasil terutama guru mata pelajaran, siswa,
capaian kompetensi guru dalam satuan pendidikan, dan pemerintah.
standar penilaian untuk TP. Dengan demikian, evaluasi terhadap
2013/2014 termasuk dalam kategori implementasi penilaian Kurikulum
cukup (menuju SNP). Berarti, 2013 mata pelajaran kimia kelas XI
7

di Kabupaten Tanggamus dapat di Kabupaten Tanggamus sudah


dikategorikan sebagai evaluasi sesuai dengan kriteria yang
program. ditetapkan?; (4) Apakah efektivitas
Evaluasi implementasi penilaian Kurikulum 2013 mata
penilaian Kurikulum 2013 mata pelajaran kimia kelas XI di
pelajaran kimia kelas XI di Kabupaten Tanggamus sudah sesuai
Kabupaten Tanggamus adalah dengan kriteria yang ditetapkan?
kegiatan sistematis untuk Berdasarkan rumusan masalah
mengumpulkan informasi tentang tersebut, penelitian ini bertujuan
keterlaksanaan program penilaian untuk mendeskripsikan kesesuaian
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran maupun kesenjangan antara: (1)
kimia kelas XI di Kabupaten rancangan penilaian Kurikulum 2013
Tanggamus, mencakup empat mata pelajaran kimia kelas XI di
dimensi evaluasi yakni rancangan Kabupaten Tanggamus dengan
penilaian, perangkat penilaian, kriteria yang ditetapkan; (2)
pelaksanaan penilaian, dan perangkat penilaian Kurikulum 2013
efektivitas penilaian. mata pelajaran kimia kelas XI di
Berdasarkan batasan Kabupaten Tanggamus dengan
permasalahan dan fokus penelitian, kriteria yang ditetapkan; (3)
maka peneliti merumuskan pelaksanaan penilaian Kurikulum
permasalahan berikut: (1) Apakah 2013 mata pelajaran kimia kelas XI
rancangan penilaian Kurikulum 2013 di Kabupaten Tanggamus dengan
mata pelajaran kimia kelas XI di kriteria yang ditetapkan; (4)
Kabupaten Tanggamus sudah sesuai efektivitas penilaian Kurikulum 2013
dengan kriteria yang ditetapkan?; (2) mata pelajaran kimia kelas XI di
Apakah perangkat penilaian Kabupaten Tanggamus dengan
Kurikulum 2013 mata pelajaran kriteria yang ditetapkan.
kimia kelas XI di Kabupaten
METODE PENELITIAN
Tanggamus sudah sesuai dengan
Penelitian evaluasi ini
kriteria yang ditetapkan?; (3) Apakah
menggunakan pendekatan kuantitatif
pelaksanaan penilaian Kurikulum
dengan metode deskriptif. Data yang
2013 mata pelajaran kimia kelas XI
dikumpulkan berupa angka-angka
8

yang mendeskripsikan situasi secara komponen program. Constance Mc


komprehensif dalam konteks Kenna (1981) dalam jurnal
sesungguhnya berkaitan dengan penelitiannya “Making Evaluation
evaluasi implementasi penilaian Manageable”, menjelaskan bahwa
Kurikulum 2013 mata pelajaran “Dalam model Provus, proses
evaluasi dilakukan dengan
kimia kelas XI di Kabupaten
mengidentifikasi permasalahan
Tanggamus. Metode statistik yang dengan cara membandingkan antara
kinerja atau pelaksanaan program - ...
digunakan adalah statistik deskriptif
- dengan rancangan program standar
dimana data kuantitatif yang yang telah ditetapkan. Hasil yang
diperoleh ketika program
diperoleh dikumpulkan, diolah,
dilaksanakan tidaklah selalu sesuai
dianalisis, dan disajikan secara dengan rencana awal -...-
ketidaksesuaian atau discrepancy
deskriptif dalam bentuk yang mudah
dapat saja terjadi. Provus
dipahami atau dibaca, berupa tabel menganggap discrepancy sebagai
petunjuk yang paling mendasar
dan diagram batang. Adapun model
dalam evaluasi program.
evaluasi yang digunakan dalam Discrepancy menjelaskan perbedaan-
perbedaan yang ada antara apa yang
penelitian ini adalah model evaluasi
perencana program pikirkan terjadi
Provus (discrepancy evaluation dalam program dengan apa yang
terjadi sebenarnya”.
model atau DEM).
Model evaluasi Provus Penelitian ini dilakukan di
dimaksudkan untuk mengetahui SMAN 1 Sumberejo, SMAN 1
kelayakan suatu program dimana Kotaagung, dan SMAN 1
evaluator dapat membandingkan Talangpadang selama semester
antara apa yang seharusnya dan genap TP. 2014/2015 dengan subyek
diharapkan terjadi (standard) dengan evaluasi seluruh guru mata pelajaran
apa yang sebenarnya terjadi kimia kelas XI sebanyak 5 orang.
(performance) sehingga dapat Adapun obyek atau sasaran evaluasi
diketahui ada tidaknya kesenjangan, terdiri dari: (1) rancangan penilaian
ketidaksesuaian (discrepancy) antara yang terintegrasi dalam RPP yang
standar yang ditetapkan dengan disusun oleh guru; (2) perangkat
kinerja. Evaluasi dilaksanakan oleh (instrumen) penilaian yang
evaluator untuk menganalisis mendukung pelaksanaan program
kesenjangan yang ada pada setiap penilaian sikap, pengetahuan, dan
9

keterampilan, seperti: instrumen Data penelitian berupa data


penilaian pengetahuan berupa soal primer dan data sekunder dimana
tes (ulangan harian), lembar data primer diperoleh melalui teknik
observasi diskusi atau tanya jawab observasi menggunakan (1) pedoman
serta lembar penilaian penugasan observasi dengan skala Likert 1 – 5,
(PR atau proyek) dan pedoman dimana 1 bernilai sangat negatif
penskoran serta lembar observasi dan hingga 5 bernilai sangat positif; dan
rubrik penilaian untuk penilaian (2) analisis dokumen dengan meneliti
sikap dan keterampilan maupun catatan-catatan penting yang sangat
sumber daya pendukung lain (media, erat hubungannya dengan objek
alat atau bahan) yang diperlukan penelitian seperti silabus mata
pada saat penilaian; (3) pelaksanaan pelajaran kimia kelas XI, dokumen
penilaian, yang terintegrasi dalam rancangan penilaian dalam RPP hasil
kegiatan pembelajaran. Dalam hal buatan guru, instrumen penilaian
ini, bukti keterlaksanaan masing- sikap,pengetahuan, dan keterampilan
masing komponen berupa dokumen- yang diperlukan untuk melaksanakan
dokumen terkait yang relevan, antara proses penilaian seperti instrumen tes
lain: daftar nilai sikap, pengetahuan, pengetahuan (kartu soal, kisi-kisi
dan keterampilan yang dilaksanakan soal, soal tes tertulis), lembar
secara bersinambungan, hasil analisis observasi ranah sikap dan
ulangan harian serta daftar hadir dan keterampilan, rubrik penilaian sikap
daftar nilai program remedial dan dan keterampilan, dokumen analisis
pengayaan; (4) Efektivitas penilaian, ulangan harian untuk keempat KD
berupa ketercapaian tujuan penilaian mata pelajaran kimia kelas XI yang
berdasarkan desain atau rancangan dievaluasi, dokumen program
penilaian yang dibuat oleh guru. remedial dan pengayaan yang
Efektivitas penilaian ditandai dengan disusun serta dokumen daftar nilai
pencapaian KKM sikap, kimia untuk ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan oleh pengetahuan, dan keterampilan.
sebagian besar siswa (≥ 70%), baik Penelitian ini menggunakan
tanpa maupun melalui program instrumen evaluasi yang setiap
remedial. butirnya dinilai menggunakan
10

standar evaluasi dengan kriteria ≥ 2, tabel kriteria evaluasi berdasarkan


baik (mencapai SNP atau di atas hasil penelitian dan pedoman
SNP). Kedua alat penelitian tersebut kategori (pada tabel 2), persentase
dikembangkan oleh evaluator jumlah responden dari masing-
sebagai hasil analisis terhadap masing kategori pada setiap
standar penilaian Kurikulum 2013 dimensinya, dan adanya kesesuaian
berdasarkan Permendikbud Nomor maupun maupun discrepancy; (3)
66 Tahun 2013 serta Permendikbud Menyajikan data dalam bentuk
Nomor 104 Tahun 2014 dan diagram batang; (4) Menganalisis
sebagian kecil dikembangkan penyebab discrepancy pada setiap
berdasarkan instrumen pemantauan dimensi evaluasi dan menyampaikan
standar penilaian pengawasan di rekomendasi yang relevan untuk
Kabupaten Tanggamus Tahun 2014. menghilangkan atau meminimalkan
Sebelum digunakan, instrumen diuji discrepancy yang ada.
terlebih dahulu terkait validitas dan Tabel 2. Kategorisasi Skor Kohesivitas.
Predikat/Kategori Pedoman
reliabilitasnya. Hasil uji validitas dan A (Sangat baik) ≥ Mean + 1,5 SD
B (Baik) Mean + 0,5 SD ≤ X <
reliabilitas instrumen menggunakan Mean + 1,5 SD
C (Cukup) Mean - 0,5 SD ≤ X <
aplikasi SPSS 20 pada penelitian ini Mean + 0,5 SD
D (Kurang) Mean - 1,5 SD ≤ X <
menunjukkan hasil bahwa instrumen Mean - 0,5 SD
memiliki validitas (teoritik dan E (Sangat kurang) ≤ Mean - 1,5 SD
Sumber: Zainal Arifin (2012: 237) dan Nana
empirik) serta reliabilitas sangat Sudjana (2010: 78).
tinggi.
HASIL PENELITIAN DAN
Pada penelitian ini, teknik
PEMBAHASAN
statistik-deskriptif yang dilakukan Hasil evaluasi implementasi
[

adalah: (1) Mentabulasi data penilaian disajikan pada tabel


terkumpul sesuai dengan dimensi berikut:
evaluasi; (2) Menentukan nilai rerata Tabel 3. Hasil Evaluasi
Dimensi Kriteria (≥ baik)
(mean) dari seluruh subyek pada Evaluasi
Rancangan 40% mencapai SNP
setiap dimensinya, standar deviasi Penilaian (tidak ada kesenjangan)
Perangkat 40% mencapai SNP
untuk menggambarkan tingkat Penilaian (tidak ada kesenjangan)
Pelaksanaan 20% di atas SNP
penyebaran data nilai rata-rata, batas- Penilaian (tidak ada kesenjangan)
Efektivitas 20% mencapai SNP
batas kelompok sesuai dengan tabel Penilaian (tidak ada kesenjangan)
11

diperlukanlah perangkat atau alat


Pada evaluasi rancangan
yang dapat mempermudah guru
penilaian, evaluator mendeskripsikan
melaksanakan penilaian sehingga
apakah rancangan penilaian yang
tujuan penilaian dapat dicapai secara
disusun oleh guru mata pelajaran
lebih efektif. Istilah perangkat atau
kimia dalam RPP sudah sesuai
alat dalam konteks penilaian lebih
dengan kriteria atau belum. Secara
dikenal dengan istilah instrumen.
sederhana, rancangan penilaian
Menurut Purwanto (2013: 56),
adalah skenario kegiatan penilaian
instrumen merupakan alat ukur yang
yang dibuat oleh guru untuk
digunakan untuk mengukur dalam
mencapai tujuan penilaian. Sebuah
rangka pengumpulan data.
rancangan penilaian ideal, setidaknya
Instrumen dapat berupa tes yang
memuat (1) rancangan penilaian
mendorong peserta memberikan
aspek sikap, pengetahuan, dan
penampilan maksimal atau nontes
keterampilan yang sesuai dengan
yang mendorong peserta untuk
jumlah dan karakteristik KD dalam
memberikan penampilan tipikal.
RPP; (2) prosedur, teknik serta jenis
Pada evaluasi perangkat
instrumen penilaian yang relevan
penilaian, evaluator mengevaluasi
dengan karakteristik mata pelajaran
ketepatan berbagai instrumen untuk
dan materi pembelajaran; (3)
melaksanakan penilaian yang sesuai
menggunakan teknik penilaian yang
dengan Kurikulum 2013, apakah
relevan dan bervariasi untuk setiap
telah sesuai dengan kriteria yang
ranah penilaian; (4) mencantumkan
telah ditetapkan atau belum. Seorang
cara pengolahan nilai dari setiap
guru profesional, idealnya harus
ranah penilaian; (5) mencantumkan
mampu membuat dan menyiapkan
rancangan tindak lanjut penilaian
instrumen yang sesuai dengan aspek
(program remedial dan pengayaan).
atau kompetensi yang akan dikuasai
Guru akan dapat menghasilkan
oleh peserta didik karena menurut
serta melaksanakan sistem penilaian
Arikunto (2012: 40), “Alat evaluasi
yang baik apabila mengetahui aspek
dikatakan baik apabila mampu
apa yang akan dinilai dan akan
mengevaluasi sesuatu dengan hasil
dicapai serta dengan cara apa
seperti keadaan yang sebenarnya”.
kompetensi itu dicapai. Untuk itu
12

Ini berarti, instrumen penilaian 2014 bahwa lingkup penilaian hasil


hendaknya benar-benar relevan dan belajar yang dilakukan oleh guru
dapat digunakan oleh penilai untuk mata pelajaran kimia mencakup
memotret keadaan yang sebenarnya kompetensi sikap (sikap spiritual dan
dari kompetensi peserta didik. sosial), pengetahuan, dan
Instrumen penilaian yang sesuai keterampilan (keterampilan abstrak
standar akan menjamin terpenuhinya dan kongkret) yang dilakukan secara
prinsip sahih, obyektif, terbuka, berimbang sehingga dapat digunakan
sistematis, holistik dan untuk menentukan posisi relatif
bersinambungan serta akuntabel setiap peserta didik terhadap standar
dalam penilaian. Sehingga, akan yang telah ditetapkan. Cakupan
dihasilkan data hasil penilaian yang penilaian melingkupi materi,
akurat, valid, dan reliabel serta dapat kompetensi mata pelajaran /
memberikan feedback bagi guru kompetensi muatan / kompetensi
untuk memperbaiki kualitas proses program, dan proses. Idealnya, dalam
dalam pembelajaran. melaksanakan penilaian Kurikulum
Evaluasi pelaksanaan penilaian 2013: (1) Guru tidak boleh
mendeskripsikan keterlaksanaan mementingkan salah satu aspek atau
penilaian yang telah dilakukan oleh lebih dan mengabaikan aspek
guru berdasarkan rancangan dan lainnya; (2) Penilaian dilaksanakan
prinsip-prinsip penilaian, apakah berdasarkan prinsip-prinsip penilaian
telah mencapai kriteria atau belum. otentik: sahih, adil, terbuka, terpadu,
Pelaksanaan penilaian menurut obyektif, holistik dan
Kurikulum 2013 harus dilakukan bersinambungan, sistematis,
secara menyeluruh untuk tiga ranah akuntabel, dan edukatif; (3) Guru
atau aspek pada semua mata harus melaksanakan tindak lanjut
pelajaran di semua jenjang. Harus penilaian berupa program remedial
ada perimbangan antara keterampilan dan pengayaan.
mental (softskills) dan keterampilan Pada evaluasi efektivitas
fisikal (hardskills). Sebagaimana penilaian, evaluator berupaya
dijelaskan dalam Lampiran mendeskripsikan ketercapaian tujuan
Permendikbud Nomor 104 Tahun penilaian melalui kajian terhadap
13

pencapaian KKM oleh siswa, apakah perangkat penilaian, pelaksanaan


sudah sesuai dengan kriteria atau penilaian, dan efektivitas penilaian
belum. Efektivitas adalah tingkat secara umum, dapat dikategorikan
pencapaian tujuan atau sasaran yang menjadi tiga hal: (1)
telah ditetapkan. Suatu program Ketidaklengkapan komponen dan
dikatakan berjalan efektif, apabila aspek penilaian. Ada kecenderungan
berdasarkan rancangan program yang guru lebih mengutamakan aspek
telah disusun, tujuan program yang pengetahuan dan mengabaikan aspek
telah ditetapkan sebelumnya dapat sikap dan keterampilan.
tercapai. Sebagaimana pendapat Pemrioritasan salah satu aspek dan
Hall dalam Tangkilisan (2005: 67) pengabaian aspek yang lain tidak
yang mengartikan efektivitas sebagai sesuai dengan ciri khas dan prinsip
ukuran sejauh mana suatu organisasi penilaian otentik; (2)
merealisasikan tujuannya. Penilaian Ketidakrelevanan antar komponen
dalam Kurikulum 2013 merupakan pada masing-masing dimensi
penilaian menggunakan acuan penilaian dan antar dimensi itu
kriteria atau patokan (PAK atau sendiri; (3) Tidak terpenuhinya
PAP). Penilaian didasarkan pada prinsip-prinsip dalam penilaian
ukuran pencapaian kompetensi yang otentik karena tidak dilaksanakannya
ditetapkan (disebut Kriteria keempat dimensi penilaian
Ketuntasan Minimal atau KKM) dan berdasarkan prosedur standar sesuai
lebih menitikberatkan pada apa yang dengan pedoman; (4) Kecenderungan
dapat dilakukan oleh peserta didik. guru hanya menggunakan satu teknik
KKM yang dijadikan sebagai acuan penilaian pada setiap aspeknya
dalam penilaian Kurikulum 2013 sehingga kurang memenuhi tuntutan
adalah modus atau nilai yang paling penilaian otentik. Hal-hal tersebut
sering muncul untuk sikap (predikat tentunya berdampak pada tidak
baik); nilai rerata untuk berjalannya sistem penilaian secara
pengetahuan (2,67); dan nilai capaian baik sehingga tidak sesuai dengan
optimum untuk keterampilan (2,67). standar penilaian pendidikan.
Pada dasarnya, discrepancy Penyebab kesenjangan, antara
pada dimensi rancangan penilaian, lain: (1) Adanya paradigma penilaian
14

lama bahwa yang paling penting perangkat penilaian, pelaksanaan


adalah penilaian pengetahuan; (2) penilaian, dan efektivitas penilaian
Kurangnya pemahaman guru terkait menunjukkan hasil tidak adanya
implementasi penilaian Kurikulum kesenjangan secara berturut-turut
2013 secara keseluruhan termasuk pada 40% responden dengan kategori
pemahaman tentang prinsip-prinsip baik; 40% responden dengan
penilaian otentik dan terapannya. kategori baik; 20% responden
Hal ini dapat terjadi karena guru dengan kategori sangat baik; dan
enggan mengkaji, belajar, dan pada 40% responden dengan kategori
berlatih dari berbagai sumber baik.
relevan. Rendahnya motivasi untuk Berdasarkan bahasan dan
ini dipengaruhi oleh anggapan simpulan hasil evaluasi, evaluator
sebagian besar guru bahwa prosedur, merekomendasikan beberapa hal: (1)
teknik, instrumen, pelaksanaan dan Untuk meningkatkan kualitas sistem
tindak lanjut penilaian tidak terlalu penilaian secara keseluruhan,
penting, terlalu merepotkan dan sebaiknya guru mencermati dan
membutuhkan banyak waktu. Yang menganalisis secara sungguh-
penting adalah guru memberi nilai sungguh terkait rancangan,
siswa tanpa memperdulikan perangkat, dan pelaksanaan penilaian
prosesnya; (3) Masih rendahnya tiga ranah penilaian. Guru perlu
keterampilan di bidang IT sebagai berupaya memperbaiki aspek-aspek
penunjang sistem penilaian pada yang belum sesuai dengan standar
sebagian guru; (4) Kurangnya penilaian. Setelah ketiga dimensi
intensitas pembinaan guru oleh penilaian berjalan sesuai dengan
kepala sekolah dan stakeholdernya standar penilaian, tentunya sistem
terkait implementasi penilaian penilaian akan berjalan efektif dan
Kurikulum 2013. tujuan penilaian dapat tercapai; (2)
Sebaiknya, guru terus berupaya
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
mengupgrade kemampuan dan
Berdasarkan hasil penelitian dan pemahamannya terkait implementasi
pembahasan, dapat disimpukan: penilaian Kurikulum 2013 serta
Evaluasi rancangan penilaian, prinsip-prinsip penilaian dan
15

terapannya. Guru sebaiknya terus dengan pendampingan secara


belajar serta berlatih menyusun dan intensif.
mengembangkan rancangan dan DAFTAR PUSTAKA
instrumen penilaian dalam RPP yang Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-
sesuai dengan pedoman melalui dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara
berbagai contoh dari berbagai
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi
sumber (peraturan relevan, buku Pembelajaran. Bandung:
referensi, internet, dan narasumber Rosdakarya
Depdikbud. 2013. Permendibud
yang kompeten); (3) Selama
Nomor 66 Tahun 2013.
merancang, menyiapkan, dan Jakarta: Kemendikbud
melaksanakan penilaian, sebaiknya _________. 2014. Permendibud
Nomor 104 Tahun 2014.
guru tidak mementingkan salah satu
Jakarta: Kemendikbud
aspek penilaian dan mengabaikan Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan
aspek penilaian lainnya. Penilaian Pembelajaran. Bandar
Lampung: Unila
hendaknya dilakukan secara Karwono. Mulatsih, Heni. 2010.
proporsional untuk ketiga aspek Belajar dan Pembelajaran
serta Pemanfaatan Sumber
penilaian; (4) Untuk mendukung Belajar. Jakarta: Cerdas Jaya
terlaksananya poin (1), (2), dan (3), Sudjana, Nana. 2010. Penilaian
Hasil Proses Belajar
perlu adanya dukungan proaktif dari
Mengajar. Cetakan XV.
pihak kepala sekolah dan stakeholder Bandung : PT. Ramaja
tempat guru bertugas berkoordinasi Rosdakarya
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil
dengan Dinas Pendidikan Kabupaten
Belajar. Cetakan IV.
setempat dalam meningkatkan Yogyakarta: Pustaka Pelajar
pemahaman guru terkait Stiggins, R. J. 1994. Student-
implementasi penilaian Kurikulum Centered Classroom
Assessment. New York:
2013 serta keterampilan guru dalam
Macmillan College
memanfaatkan perangkat IT sebagai Publishing Company, Inc
penunjang sistem penilaian melalui Tangkilisan, Nogi Hessel. 2005.
Manajemen Publik. Jakarta:
pemberdayaan MGMP tingkat
PT. Gramedia Widiasarana
sekolah dan tingkat kabupaten, Indonesia
supervisi akademik serta bimbingan Widoyoko, E, P. 2012. Evaluasi
Program Pembelajaran.
teknis atau workshop yang dilanjutkan
16

Cetakan IV. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

You might also like