Professional Documents
Culture Documents
Juful
Juful
Abstract
The increase in blood pressure in hemodialysis patients is affected by an increase in
interdialytic weight gain (IDWG). Increased blood pressure is the most often complication
problem that occur during hemodialysis and became one of the causes of cardiovascular
morbidity and mortality in patients. This study aims to identify and analyze the relationship
between interdialytic weight gain and predialysis blood pressure in hemodialysis patients. This
study uses a correlational design that assess and reveals the relationship between variables with
cross sectional approach. This study was conducted with 53 subjects who underwent
hemodialysis at Hemodialysis Unit of dr. Harjono’s Regional General Hospital of P Ponorogo.
Data were collected using a recording sheet, weight, and sphymonanometer. Data were analyzed
by Chi-Square
Square statistic test with significance level <0,05. The results showed a significant
relationship between interdialytic weight gain (IDWG) with predialysis
predialysis blood pressure
(p=0.049). The study also found that subjects with high IDWG (>3%) were 3 times more likely
to have hypertensive predialysis blood pressure (OR=3.102, p=0.052). It conclude that
Interdialytic weight gain (IDWG) is associated with predialysis
predialysis blood pressure, so control of
interdialysis weight gain can be performed to control blood pressure predialysis in hemodialysis
patients.The use of antihypertensive drugs to control blood pressure in hemodialysis patients
have to be explored in more
ore detail.
Keywords : Interdialytic Weight Gain, Predialysis Blood Pressure, Hemodialysis
Abstrak
Peningkatan tekanan darah pada pasien hemodialisis dipengaruhi oleh peningkatan
interdialytic weight gain (IDWG). Peningkatan tekanan darah merupakan masalah
masala penyulit yang
paling sering muncul selama hemodialisis dan menjadi salah satu penyebab morbiditas serta
mortalitas kardiovaskuler pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi dan
menganalisis hubungan antara interdialytic weight gain dengan
dengan tekanan darah predialisis pada
2
pasien hemodialisis. Penelitian ini menggunakan rancangan korelasional yang mengkaji dan
mengungkapkan hubungan antar variabel dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini
dilakukan dengan 53 subjek penelitian yang menjalani hemodialisis pada Unit Hemodialisis
Rumah Sakit Umum dr. Harjono Ponorogo. Data dikumpulkan menggunakan instrumen berupa
lembar pencatatan, timbangan berat badan, dan sphymomanometer. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat signifikan <0,05. Hasil
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara interdialytic weight gain (IDWG) dengan
tekanan darah predialisis (p=0,049). Pada penelitian ini juga ditemukan fakta bahwa subjek
penelitian yang memiliki IDWG tinggi (>3%) berisiko 3 kali untuk untuk memiliki tekanan
darah predialisis hipertensif (OR=3,102, p=0,052). Kesimpulan dari penelitian ini adalah
interdialytic weight gain (IDWG) berhubungan dengan tekanan darah predialisis, sehingga
pengendalian penambahan berat badan interdialisis dapat dilakukan untuk mengendalikan
tekanan darah predialisis pada pasien hemodialisis. Penggunaan obat anti hipertensi untuk
mengendalikan tekanan darah pada pasien hemodialisis masih perlu ditelusuri lebih rinci.
Kata Kunci : Interdialytic Weight Gain, Tekanan Darah Predialisis, Hemodialisis
How to Cite: Abdiansyah, Baskoro. (2017). Hubungan Interdialytic Weight Gain Dengan
Tekanan Darah Predialisis Pada Pasien Hemodialisis. Penerbitan Artikel Ilmiah Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Vol (No): Halaman doi..........................
© 2017 Universitas Muhammadiyah Ponorogo. All rights reserved
ISSN 2598-1188 (Print)
ISSN 2598-1196 (Online)
2013; Indonesian Renal Registry, 2014). Penimbangan berat badan untuk mengetahui
Berdasarkan studi pendahuluan yang IDWG menjadi penting untuk dilakukan
dilakukan peneliti pada tanggal 7 Desember sebab peningkatannya yang melebihi 5%
2016, terdapat 45 pasien yang melakukan dari berat badan kering dapat
hemodialisis dengan rata-rata persetase mengakibatkan berbagai macam komplikasi
IDWG adalah 4,72% dan 60% pasien kardiovaskuler seperti hipertensi, hipotensi
memiliki persentase IDWG diatas 3%. intradialisis, asites, efusi pleura, gagal
Selain itu, terdapat 60% pasien yang jantung kiri, bahkan sampai kematian
memiliki tekanan darah sistolik sama (Istanti, 2011). Pada populasi pasien
dengan atau lebih dari 140 mmHg dan hemodialisis, pemantauan tekanan darah dan
44,4% pasien memiliki tekanan darah penatalaksanaan hipertensi harus
diastolik sama dengan atau lebih dari 90 diperhatikan untuk mencegah mortalitas
mmHg. Pada studi pendahuluan juga (Gorsane, Mahfoudhi, Younsi, Helal, &
didapatkan data jumlah keseluruhan pasien Abdallah, 2015).
yang terdaftar menjalani hemodialisis di Prevalensi kejadian hipertensi pada
Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum pasien hemodialisis 91% muncul pada
Daerah Dr. Harjono Ponorogo sampai periode predialisis (Agarwal, 2011).
tanggal 8 Desember 2016 yaitu sejumlah Peningkatan tekanan darah selama periode
198 orang. predialisis memiliki potensi yang lebih
Mencapai keseimbangan cairan tinggi untuk terjadi karena pada periode
merupakan salah satu tujuan dari terapi tersebut volume cairan intravaskuler dalam
hemodialisis, maka dari itu pemantauan tubuh pasien sedang meningkat sebelum
jumlah cairan dan status hidrasi pada tubuh akhirnya dibuang melalui proses
pasien hemodialisis harus dilakukan dengan hemodialisis (Agarwal, 2006). Terdapat
seksama (Isroin, 2016). Secara klinis beragam penyebab hipertensi, namun
perubahan jumlah cairan dalam tubuh pasien pengaruh volume cairan dalam tubuh
hemodialisis dapat diketahui melalui terhadap tekanan darah pada pasien
interdialytic weight gain (IDWG) yang hemodialisis sudah lama diketahui menjadi
didefinisikan sebagai penambahan berat penyebabnya. Hubungan antara jumlah
badan di antara dua waktu hemodialisis volume cairan tubuh, yang dicerminkan
(Cabrera et al., 2015). Menurut (Istanti, melalui IDWG, dengan peningkatan tekanan
2011) terdapat berbagai faktor yang dapat darah pada pasien hemodialisis diperkuat
memengaruhi IDWG yaitu jumlah asupan oleh penelitian (Inrig et al., 2007) yang
cairan, rasa haus, dan self efficacy. menyatakan bahwa setiap kenaikan 1% dari
4
Tabel 2 Tabulasi silang antara keseimbangan asupan cairan dan produksi urin harian dengan
persentase Interdialytic Weight Gain (IDWG) pada pada pasien hemodialisis di Unit
Hemodialisis RSUD dr. Harjono Ponorogo 28 Maret-15 April 2017 (n=53).
Persentase IDWG
Keseimbangan Rendah N %
Tinggi (>3%) % %
No Cairan (≤3%)
1 Intake > Output 23 43,1 6 11,3 29 54,7
2 Intake = Output 3 5,7 14 26,4 17 32,1
3 Intake < Output 3 5,7 4 7,5 7 13,2
Jumlah 29 54,7 24 45,3 53 100,0
Sumber : Data primer.
Sebagian besar subjek penelitian Tekanan Darah
No N (%)
Predialisis
(60,4%) atau sejumlah 32 orang memiliki
1 Hipertensif 32 60,4
tekanan darah predialisis hipertensif atau 2 Normotensif 21 39,6
lebih dari 140/90 mmHg (Tabel 3). Sebagian Jumlah 53 100,0
besar (56,3%) atau sejumlah 18 orang Sumber : Data primer.
pada tekanan darah sistolik atau hipertensi dapat dilakukan untuk memperkuat
diastolik. Menurut peneliti hasil ini untuk mencapai tekanan darah yang tepat
menunjukkan bahwa target pencapaian (Inrig, 2010). Pada penelitian ini didapatkan
tekanan darah predialisis yang hasil bahwa dari seluruh subjek penelitian
oleh sebagian besar subjek penelitian. antihipertensi (Tabel 4). Hasil ini lebih
rendah dibandingkan dengan penelitian
subjek penelitian (60,4%) atau 32 orang Klein, 2013) Berdasarkan tabulasi silang,
yang memiliki tekanan darah predialisis pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa
hipertensif, seluruhnya (100%) sebagian besar subjek penelitian (60,4%)
mengonsumsi obat antihipertensi yang atau sejumlah 32 orang memiliki tekanan
diresepkan oleh dokter (Tabel 5). Menurut darah predialisis hipertensif dengan 18
peneliti penggunaan obat antihipertensi orang (56,3%) diantaranya memiliki asupan
sebagai agen untuk mengendalikan tekanan cairan harian yang melebihi produksi urin
darah memerlukan berbagai pertimbangan, harian (Tabel 6). Hasil ini lebih tinggi
hal ini dapat menjadi jawaban atas dibandingkan penelitian Nerbass et al.,
perbedaan hasil dengan penelitian (2011) dengan 24% subjek penelitian yang
sebelumnya. Menurut Inrig, (2010) dalam memiliki intake natrium dan cairan berlebih
memilih obat antihipertensi sebagai agen juga memiliki tekanan darah predialisis yang
dalam pengendali tekanan darah tinggi. Menurut peneliti mekanisme
memerlukan berbagai pertimbangan seperi terjadinya peningkatan tekanan darah
keamanan, toleransi obat, efek terapeutik, predialisis sering dikaitkan dengan retensi
dan efek samping obat. cairan dalam tubuh pasien, peningkatan
Hipertensi menjadi kondisi yang volume intravaskuler kemudian dapat
umum pada pasien yang menjalani berdampak pada peningkatan curah jantung
hemodialisis (HD) dengan angka kejadian dan berujung pada peningkatan tekanan
mencapai 90% (Gorsane et al., 2015). Salah darah.
satu penyebab terjadinya peningkatan Tabel 4 Distribusi frekuensi subjek
penelitian berdasarkan konsumsi
tekanan darah pada pasien hemodialisis
obat antihipertensi pada pasien
adalah kelebihan jumlah cairan tubuh yang hemodialisis di Unit Hemodialisis
RSUD dr. Harjono Ponorogo 28
disebabkan oleh retensi natrium dan air.
Maret-15 April 2017 (n=53).
Pasien dengan gagal ginjal stadium akhir
Obat
(ESRD) tidak memiliki kemampuan untuk No N (%)
Antihipertensi
mengeluarkan natrium dan air oleh ginjal 1 Ya 45 84,9
yang mengakibatkan peningkatan volume 2 Tidak 8 15,1
Jumlah 53 100,0
ekstraseluler, peningkatan curah jantung,
Sumber : Data primer.
dan peningkatan tekanan darah (Kauric-
8
Tabel 5 Tabulasi silang antara konsumsi obat antihipertensi dengan tekanan darah predialisis
pada pasien hemodialisis di Unit Hemodialisis RSUD dr. Harjono Ponorogo 28 Maret-
15 April 2017 (n=53).
Tabel 6 Tabulasi silang antara keseimbangan asupan cairan dan produksi urin harian dengan
tekanan darah predialisis pada pasien hemodialisis di Unit Hemodialisis RSUD dr.
Harjono Ponorogo 28 Maret-15 April 2017.
laki (Tabel 8). Hasil ini sesuai dengan penelitian Gorsane et al. (2015) yang menunjukkan bahwa
pasien hemodialisis dengan tekanan darah predialisis yang tinggi lebih banyak terjadi pada laki-
laki dibandingkan perempuan dengan rasio 1,21. Menurut peneliti mekanisme perbedaan tekanan
darah antara laki-laki dan perempuan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, namun peran
hormon estrogen pada perempuan lebih sering dibahas pada penelitian. Hormon estrogen pada
perempuan dapat memiliki peran dalam menjaga aktivitas simpatis dan peningkatan
responsivitas vasokonstriktor adrenergik sehingga regulasi tekanan darah dapat dipertahankan
pada kondisi optimum (Joyner, Wallin, & Charkoudian, 2016).
Prevalensi hipertensi pada pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir yang menjalani
hemodialisis tinggi, yaitu mencapai 90% (Ekart, Bevc, & Hojs, 2011). Pada penelitian ini
didapatkan hasil bahwa sebagian besar subjek penelitian (60,4%) atau sejumlah 32 orang
memiliki tekanan darah predialisis hipertensif dengan 20 (62,5%) orang diantaranya memiliki
hipertensi sebagai penyakit penyerta (Tabel 9). Hasil ini didukung oleh penelitian Kauric-Klein
(2013) yang menyatakan bahwa hipertensi merupakan penyumbang utama morbiditas dan
mortalitas kardiovaskular pada populasi pasien hemodialisis kronis. Pada populasi pasien
hemodialisis, untuk mengidentifikasi hipertensi sebagai penyakit penyerta memerlukan
pemeriksaan tekanan darah dengan seksama dalam beberapa kali pengukuran. Hal ini didukung
oleh Ekart, Bevc, & Hojs (2011) yang menyatakan bahwa diagnosis hipertensi pada pasien
hemodialisis rumit terutama karena ada ketidakstabilan yang besar pada tekanan darah selama
menjalani dialisis dan sulit untuk secara akurat memastikan tekanan darah pada periode
interdialisis.
Tabel 7 Tabulasi silang antara usia dengan tekanan darah predialisis pada pasien hemodialisis di
Unit Hemodialisis RSUD dr. Harjono Ponorogo 28 Maret-15 April 2017 (n=53).
Tabel 8 Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan tekanan darah predialisis pada pasien
hemodialisis di Unit Hemodialisis RSUD dr. Harjono Ponorogo 28 Maret-15 April 2017
(n=53).
Tabel 9 Tabulasi silang antara penyakit penyerta dengan tekanan darah predialisis pada pasien
hemodialisis di Unit Hemodialisis RSUD dr. Harjono Ponorogo 28 Maret-15 April
2017 (n=53).
Tabel 10 Tabulasi silang interdialytic weight gain dan tekanan darah predialisis pada pasien
hemodialisis di Unit Hemodialisis RSUD dr. Harjono Ponorogo 28 Maret-15 April
2017 (n=53).
Berdasarkan hasil analisis Interdialytic penelitian ini juga ditemukan fakta bahwa
Weight Gain dan tekanan darah predialisis subjek penelitian yang memiliki IDWG
merupakan dua variabel variabel yang saling tinggi (>3%) berisiko 3 kali untuk untuk
berhubungan (p=0,049, α=0,05). Alasan memiliki tekanan predialisis hipertensif
utama terjadinya peningkatan tekanan darah (OR= 3,102, p=0,052).
pada pasien hemodialisis adalah kelebihan
KESIMPULAN
jumlah cairan tubuh yang disebabkan oleh
Berdasarkan hasil penelitian dapat
retensi natrium dan air oleh ginjal (Kauric-
disimpulkan bahwa Sebagian besar subjek
Klein, 2013). Tekanan darah pada pasien
penelitian (54,7%) memiliki persentase
hemodialisis bergantung pada volume cairan
interdialyticweight gain yang tinggi (>3%).
tubuh. Natrium dan volume cairan yang
Sebagian besar subjek penelitian (60,4%)
berlebih merupakan penyebab paling penting
memiliki tekanan predialisis hipertensif dan
dari tingginya tekanan darah, hal ini sering
target pencapaian tekanan darah predialisis
ditemukan pada pasien dengan kepatuhan
yang direkomendasikan oleh National
yang rendah untuk membatasi diet garam dan
Kidney Foundation Kidney Disease
air. Asupan garam yang tinggi telah terbukti
Outcomes Quality Initiative (NKF-KDOQI)
berhubungan dengan tekanan darah
belum tercapai. Terdapat hubungan yang
predialisis yang tinggi dan mortalitas
signifikan antara interdialytic weight gain
kardiovaskular (Taniyama, 2016). Indikator
dengan tekanan darah predialisis pada pasien
untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk
hemodialisis di Unit Hemodialisis Rumah
ke dalam tubuh selama periode interdialitik
Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Harjono
dan kepatuhan terhadap pembatasan cairan
Ponorogo (P = 0,049, α = 0,05).
pada pasien yang mendapat terapi
Penimbangan berat badan dan pengukuran
hemodialisis adalah Interdialytic Weight
tekanan darah selama berada di rumah perlu
Gain(Isroin, 2016). Menurut peneliti pada
dilakukan sebagai pemantauan mengingat
penelitian ini Interdialytic Weight Gain
risiko yang ditimbulkan oleh peningkatan
(IDWG) adalah faktor penting untuk
yang berlebih dapat membahayakan derajat
peningkatan tekanandarah predialisis pada
kesehatan bahkan sampai kematian. Perawat
pasien hemodialisis. Pasien yang memiliki
diharapkan mampu memberikan inovasi
IDWG tinggi berarti juga memiliki jumlah
metode dalam memberikan pendidikan
cairan yang tinggi di dalam tubuhnya,
kesehatan dan intervensi keperawatan untuk
sehingga risiko peningkatan tekanan darah
memperkuat komitmen pasien dalam
predialisis menjadi semakin tinggi.
mematuhi regimen perawatan, aktif
Berhubungan dengan hal tersebut, pada
13