Professional Documents
Culture Documents
72-80)
Abstract
Excessive fluid intake in patients with chronic kidney failure will cause complications that lead to death. This
study aims to determine the relationship between fluid intake and blood pressure in patients with chronic renal
failure undergoing hemodialysis at Rs. Tk III Dr. Reksodiwiryo Padang. This type of research was descriptive
correlation, with a sample of 49 respondents taken by consecutive sampling technique. Data collection and
research was carried out on March 15 to July 4, 2018. The method of collecting data with observation sheets
and questionnaires. Univariate analysis was carried out by presenting data in the form of the mean, standard
deviation, minimum, and maximum while bivariate analysis used a correlation test with Rank Spearman. The
results of the univariate study of Sistole Blood Pressure from 49 patients obtained a minimum value of 0 mmHg,
and the maximum value was 60 mmHg, the standard deviation was 12.69, the mean value was 16.33 mmHg.
Whereas in the Diastole Blood Pressure the minimum value is -20mmHg (reduced by 20mmHg), and the
maximum value is 30, the mean value is 9.18 mmHg. The fluid intake minimum value is 825.7 ml, maximum is
2216.7 ml, and mean is 882 ml. Bivariate results showed that there was a relationship between fluid intake and
systolic blood pressure (p = 0.032) and diastolic blood pressure (p = 0, 013). It is hoped that collaboration
between patients, families and nurses in monitoring the patient's fluid intake to prevent complications due to
fluid buildup.
Abstrak
Intake cairan yang berlebih pada pasien gagal ginjal kronik akan menyebabkan komplikasi yang berujung kepada
kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intake cairan dengan tekanan darah pada pasien
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Rs. Tk. III Dr. Reksodiwiryo Padang. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif korelasi, dengan sampel sebanyak 49 responden yang diambil dengan teknik consecutive
sampling. Pengumpulan data dan Penelitian dilakukan pada bulan 15 Maret sampai 4 Juli 2018. Cara
pengumpulan data dengan lembar observasi dan kuisioner. Analisis univariat dilakukan dengan menyajikan data
dalam bentuk mean, standar deviasi,minimum,dan maksimum sedangkan analisis bivariat menggunakan uji
korelasi dengan Rank Spearman’s. Hasil penelitian univariat Tekanan Darah Sistole dari 49 pasien didapatkan
nilai minimum adalah 0 mmHg, dan nilai maksimum adalah 60 mmHg, standar deviasi adalah 12,69, nilai mean
16,33 mmHg. Sedangkan pada Tekanan Darah Diastole nilai minimum adalah -20mmHg (berkurang 20mmHg),
dan nilai maksimum adalah 30 mmHg, nilai mean 9,18 mmHg. Intake cairan nilai minimum 825,7 ml , maksimum
2216,7 ml, dan mean 882 ml . Hasil bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan intake cairan dengan tekanan
darah sistole (p=0,032) dan diastole (p=0, 013). Diharapkan kerjasama antara pasien, keluarga dan perawat
dalam pemantauan intake cairan pasien untuk mencegah komplikasi akibat penumpukan cairan.
penderita GGK yang melakukan terapi tersebut. Perilaku pembatasan intake cairan
pengganti ginjal berupa dialisis dan yaitu menjaga intake natrium, kalium,
transplantasi ginjal. Sedangkan 1 juta fosfor, dan protein, serta jumlah cairan
penderita meninggal setiap tahun karena yang diminum dan makanan yang
tidak mempunyai akses untuk pengobatan. mengandung banyak air. Namun,
Menurut United States Data System kemampuan perawatan mandiri
(USRDS) tahun 2014, penduduk Amerika pengelolaan cairan pada pasien GGK yang
yang terdiagnosa GGK dai stage 1-5 menjalani HD masih rendah. Pasien
sebanyak 14,8% dari seluruh penduduk merasa tidak sanggup membatasi
Amerika. Mortalitas pasien GGK minumnya, salah satunya adalah pasien
penduduk Amerika yang menjalani susah melakukan penggunaan es batu
pengobatan adalah 111,2 per 1000 pasien sebagai pengganti air untuk mengurangi
dalam setahun. Sedangkan pada tahap End rasa haus (Haryono, 2013). Pembatasan
Stage Renal Disease (ESRD) adalah cairan sering kali sulit dilakukan oleh
sebanyak 120.688 orang (National Kidney pasien, terutama jika mereka
Foundation, 2016 dalam Soraya 2017). mengkonsumsi obat-obatan yang membuat
Berdasarkan Data Riset Kesehatan membran mukosa kering seperti diuretik.
Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2013, Karena obat tersebut akan menyebabkan
penderita GGK di Indonesia mencapai rasa haus yang berakibat adanya respon
0,2% dari seluruh penyakit di Indonesia. untuk minum (Potter & Perry, 2008).
Selain itu, GGK di Indonesia menempati Faktor-faktor yang mempengaruhi
urutan kedua setelah penyakit jantung, kepatuhan pembatasan asupan cairan pada
dengan pertumbuhan hampir 100% dalam pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
kurun waktu 2014-2015. (Riskesdas, 2013 hemodialisa adalah pengetahuan,
dalam Soraya 2017). dukungan keluarga dan Interdyalitic
Menurut data dari Perhimpunan Weight Gain (IDWG). Menurut Hadi &
Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) tahun Wantonoro (2015) terdapat hubungan
2014, jumlah pasien yang harus menjalani antara lama menjalani hemodialisis dengan
Hemodialisis (HD) di Indonesia adalah kepatuhan pembatasan cairan pada pasien
17.192 dan pasien aktif yang masih gagal ginjal kronik di RS PKU
menjalani terapi HD pada tahun 2014 Muhamadiyah unit II Yogyakarta.
adalah 11.689. Sedangkan prevalensi gagal Menurut Lolyta (2011) faktor yang
ginjal kronik di Provinsi Sumatera Barat mempengaruhi tekanan darah hemodialisis
0,2% dari penduduk dari pasien gagal pada pasien gagal ginjal kronik di RS
ginjal kronis di Indonesia, yang mencakup Telogorejo Semarang adalah riwayat
pasien mengalami pengobatan, terapi keluarga,diet, dan Interdyalitic Weight
penggantian ginjal, dialysis peritonial dan Gain (IDWG). Menurut Istanti (2014)
Hemodialisis pada tahun 2013 (Dinkes, IDWG berhubungan sangat erat dengan
2013). Berdasarkan hasil data rekam medis masukan cairan pada pasien gagal ginjal.
keperawatan ruangan unit hemodialisa Hal ini dibuktikan melalui penelitian
Rumah Sakit Tk. III Dr. Reksodiwiryo Osharandi dkk (2013) bahwa pendidikan
Padang tahun 2017 didapatkan prevalensi kesehatan terkait asupan cairan pada
pasien Gagal Ginjal Kronik tahun 2017 kelompok kecil pasien yang menjalani
tercatat sebanyak 487 pasien. April 2018 hemodialisa dapat menurunkan berat badan
terdapat 49 pasien. interdialitik dan tekanan darah sistole.
Menjaga intake cairan pada tubuh Hasil penelitian Fatmawati, I (2016)
pasien Hemodialisis (HD) dapat dilihat menyatakan bahwa 100% pasien
dari perilaku pembatasan cairan pasien mengalami perubahan tekanan darah
Fitri Mailani, dkk., Hubungan Intake Cairan dengan ... 73
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 14, No. 2, Oktober 2018, (Hal. 72-80)
sistole dan 74,2% pasien mengalami bulan April sebanyak 49 pasien. Teknik
perubahan tekanan darah diastole pada pengambilan sampel yaitu consecutive
pasien Gagal Ginjal Kronik yang sampling.
menjalani Hemodialisa di RSUD Pengambilan data diawali dengan
Sukoharjo. peneliti memilih responden dengan kriteria
Berdasarkan hasil penelitian yang kesadaran compos mentis, sedang
dilakukan oleh Mailani (2014) di RSUD menjalani terapi hemodialisis dua kali
dr.Pirngadi dan RSUP Haji Adam Malik seminggu. Selanjutnya memberikan lembar
Medan tahun 2014 menunjukkan bahwa observasi dan pemberian gelas ukur
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani (satuan ml) untuk mengukur intake cairan
hemodialisa mengalami penambahan berat selama 2 hari setelah hemodialisis
badan adalah 3,97% (rentang 0,45%- dilakukan. Sekaligus dilakukan
8,19%). Rata-rata penambahan berat badan pengukuran tekanan darah dengan
interdialisis responden termasuk kategori menggunakan sphygmomanometer air
berat karena >3,9%. Hasil penelitian raksa pada saat post hemodilisis dan pre
Fatmawati, I (2016) mengenai hubungan hemodialisis berikutnya lalu dicatat
asupan natrium dengan tekanan darah dilembar observasi. Data dianalisis
pasien GGK menunjukkan bahwa tidak menggunakan analisis univariat berupa
ada hubungan asupan natrium dengan nilai mean, standar deviasi, minimum dan
tekanan darah pasien. maksimum. Sedangkan analisis bivariat uji
Berdasarkan survey awal yang non parametrik yaitu uji korelasi
dilakukan di Rumah Sakit Tk. III Dr. spearman.
Reksodiwiryo terhadap 10 Pasien
didapatkan hasil bahwa 8 responden HASIL PENELITIAN
mengalami peningkatan tekanan darah Analisa Univariat
dibandingkan dengan post Hemodialisa a. Karakteristik responden
yang lalu sedangkan 2 diantaranya tidak Dari 49 pasien hasil penelitian
mengalami peningkatan tekanan darah. karakteristik responden didapatkan bahwa
Berdasarkan banyak nya fenomena yang mayoritas rata-rata pasien berusia 36-45
ditemukan dan penelitian terdahulu yang tahun yaitu 23 pasien (46,9%), mayoritas
dilakukan maka peneliti tertarik melakukan berjenis kelamin laki-laki yaitu 25 orang
penelitian tentang intake cairan dan (51,02 %), Mayoritas pekerjaan terbanyak
tekanan darah pasien GGK. Adapun tujuan adalah IRT dengan 14 pasien (28,5%),
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Mayoritas pendidikan terakhir pasien
hubungan intake cairan dengan tekanan adalah sekolah menengah yaitu 29 pasien
darah pada pasien gagal ginjal kronik yang (59,1%, mayoritas lama menjalankan HD
menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Tk. >3 bulan sebanyak 42 pasien (85,71%),
III Reksodiwiryo Padang tahun 2018. mayoritas berat badan (BB) yang terjadi
dengan rata-rata berat badan 40-50 kg
METODE PENELITIAN sebanyak 20 pasien (40,8%).
Penelitian menggunakan desain b. Tekanan Darah Sistole dan Diastole
deskriptif korelasi, yang dilakukan di Tabel 1. Gambaran perubahan tekanan
Rumah Sakit Tk. III Dr. Reksodiwiryo darah sistole dan diastole pasien gagal
Padang di unit Hemodialisa. Waktu ginjal kronik yang menjalani
pengambilan data dan penelitian dilakukan hemodialisa
mulai pada tanggal 15 Maret sampai 4 Juli
2018. Populasi dari penelitian ini yaitu Variabel N Min Maks Std Mean
diambil dari 1 bulan terakhir yaitu pada Devia
Hal ini bisa disebabkan banyak hal salah Muthalib (2008) pasien dengan pemberian
satu nya adalah intake cairan yang satu jenis obat tidak dapat
berlebihan pada periode dialisis. mengendalikan tekanan darah sehingga
Penelitian yang dilakukan oleh Istanti ditambahkan obat antihipertensi dari
(2014) menunjukkan bahwa adanya golongan lain.
hubungan antara intake cairan dengan Upaya yang harus diperhatikan dan
interdialityc weight gain (IDWG) Pada tindakan utama untuk membatasi intake
pasien Gagal Ginjal Kronik. Kondisi berat cairan, adalah memonitoring dan
badan yang menggambarkan status cairan memantau masukan cairan pada pasien
pasien yaitu, menjadi salah satu faktor yang menjalani hemodialisa dan
pada komplikasi hemodialisis. Semakin melakukan pembatasan asupan cairan. Jika
tinggi berat badan interdialisis maka tidak dilakukan maka bisa menjadi salah
semakin tinggi pula tekanan darah sistole satu pemicu terjadinya perubahan tekanan
yang berpengaruh pada kejadian darah sistole/diastole.
hipertensi. Selain itu, pasien dengan Dalam melaksanakan penelitian ini,
kenaikan berat badan interdialisis ≥ 8% ada beberapa keterbatasan dari peneliti
mempunyai risiko 2,75 kali lebih besar yaitu tidak diukurnya output cairan
mengalami perubahan tekanan darah ke responden. Sementara output cairan akan
arah hipotensi. mempengaruhi jumlah cairan yang tertahan
Hasil penelitian ini sama dengan di dalam tubuh responden. Untuk itu
penelitian Ferdi, R. (2015) menyatakan disarankan untuk peneliti selanjutnya
bahwa ada pengaruh tindakan hemodialisis menghitung intake dan output cairan
terhadap perubahan tekanan darah pasien responden sehingga balance cairan
gagal ginjal kronis sebelum diberikan responden dapat diukur dengan baik.
tindakan hemodialisis (pre test dan setelah
diberikan hemodialisis (post test) terutama SIMPULAN DAN SARAN
perubahan pada tekanan darah sistole. Dari penelitian diatas diketahui bahwa
Penelitian ini sedikit berbeda dengan adanya perubahan tekanan darah pada
penelitian yang dilakukan oleh Atsna pasien yang menjalani hemodialisis dan
(2016) dengan judul Hubungan Tingkat mayoritas perubahan bersifat positif/
Kepatuhan Pengaturan Masukan Cairan meningkat baik tekanan darah sistole
Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien maupun diastole. Dan terdapatnya
Gagal Ginjal Kronis Yang menjalani hubungan intake cairan dengan
Hemodialisis dimana hasil penelitian peningkatan tekanan darah sistole dan
didapatka bahwa tidak terdapat hubungan diastole.
antara kepatuhan manajemen masukan Diharapkan hasil penelitian ini
cairan terhadap tekanan darah pada pasien menjadi evidence based bagi perawat
gagal ginjal kronik yang menjalani untuk membuat intervensi keperawatan
hemodialisis di RS PKU Muhamadiyah pada pasien yang menjalani hemodialisa.
unit II Kota Yogyakarta. Hal ini Untuk peneliti selanjutnya diharapkan
dikarenakan banyak faktor yang dapat menghitung intake cairan dengan
menyebabkan perubahan tekanan darah dibarengi perhitungan output pasien,
pada pasien gagal ginjal kronik salah sehingga balance cairan dapat terukur.
satunya adalah penggunaan obat. Obat
antihipertensi menjaga tekanan darah UCAPAN TERIMA KASIH
sehingga mampu menghambat terjadinya Terima kasih peneliti ucapkan
perkembangan dari kerusakan ginjal lebih kepada seluruh staf dan karyawan RS
lanjut. Menurut penelitian Darnindro dan Tingkat III Reksodiwiryo Padang
Fitri Mailani, dkk., Hubungan Intake Cairan dengan ... 78
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 14, No. 2, Oktober 2018, (Hal. 72-80)