PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE CASE STUDY DAN
DEMONSTRASI TERHADAP PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEGAWATDARURATAN HIPOTERMIA PADA EKSTRAKURIKULER PECINTA ALAM THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION WITH CASE STUDY AND DEMONSTRATION METHODS FOR PREVENTING AND HANDLING EMERGENCY HYPOTERMIC AT NATURAL LOVER EXTRACURICULAR
Erna Dwi Wahyuni1 and Laily Hidayati1, Prisdamayanti Ayuningsih1
1Faculty of Nursing, Universitas Airlangga, Surabaya, East Java, Indonesia Kampus C Jl. Mulyorejo Surabaya, Telp. 031 5913754, e-mail : Prisma182ayu@gmail.com ABSTRACT Introduction: Mountain climbing has high risk of hypothermia which threatens life safety. So intervention efforts are needed to improve the prevention and treatment of hypothermia. The purpose of this study is to explain the effects of health education with case study and demonstration methods for preventing and handling emergency hypothermia at natural lover extracuricular in Pasuruan 1 State High School. Method: The study design was quasy experiment. The population in this study were extracuricular members from Kejayan 1 State High School and Pasuruan State High School. The sample used 70 respondents in total random sampling. The independent variable of this research is health education with case study and demonstration methods. While the dependent variable consists of knowledge, attitude, and preventive action and treatment of hypothermia. The research instrument used questionnaire of knowledge, attitude, and preventive action and treatment of hypothermia. The analysis used Wilcoxon and Mann Whitney test with the significant technique α <0.05. Result: The results with Wilcoxon in the treatment group showed the case study and demonstration methods increased knowledge (p = 0,000), attitudes (p = 0,000) and in actions (p = 0,000). Test results with Mann Whitney show that there is an average difference between the treatment group and the control group with the results of significance in knowledge (p = 0,000), attitudes (p = 0,000), actions (p = 0,000). Discussion: Health education with case study and demonstration methods can be used to improve knowledge, attitude and preventative action and treatment of hypothermia for nature lovers.
Keyword: Case study, Demonstration, Knowledge, Attitude, Action, Hypothermia
ABSTRAK Pendahuluan: Mendaki gunung memiliki risiko tinggi terkena hipotermia yang mengancam keselamatan nyawa. Sehingga perlu upaya intervensi untuk meningkatkan pencegahan dan penanganan hipotermia. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode case study dan demonstrasi terhadap pencegahan dan penanganan kegawatdaruratan hipotermia pada ekstrakurikuler pecinta alam di SMA Negeri Pasuruan. Metode: Desain penelitian adalah quasy eksperimen. Populasi penelitian adalah anggota ekstrakurikuler dari SMA Negeri 1 Kejayan dan SMA Negeri 1 Kota Pasuruan. Sampel yang digunakan sebesar 70 responden secara Total Random Sampling. Variabel Independen penelitian ini adalah pendidikan kesehatan dengan metode case study dan demonstrasi. Sedangkan variabel dependen terdiri dari pegetahuan, sikap dan tindakan pencegahan dan penanganan hipotermia. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan dan penanganan hipotermia. Analisis menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney dengan teknik signifikasi α<0,05. Hasil: Hasil uji dengan Wilcoxon pada kelompok perlakuan menunjukkan bahwa metode case study dan demonstrasi meningkatkan pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,000) dan pada tindakan (p=0,000). Hasil uji dengan Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol degan hasil signifikasi pada pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,000), tindakan (p=0,000). Diskusi: Pendidikan Kesehatan dengan metode case study dan demonstrasi dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan dan penanganan hipotermia pada pecinta alam. Kata Kunci: Case study, demonstrasi, pengetahuan, sikap, tindakan, hipotermia PENDAHULUAN Metode Case study mempunyai keunggulan anggota pecinta alam akan mudah menghadapi kasus di Mendaki gunung merupakan salah satu tren lapangan dan mempermudh untuk menghadapi yang tinggi dikalangan remaja saat ini (Naldi, kasus dengan konsep teoritik bukan sekedar 2017). Kegiatan mendaki gunung memiliki risiko “common sense”. . Dalam metode ini diharapkan tinggi mengancam keselamatan para pendaki anggota ekstrakurikuler bisa memahami tindakan (Naldi, 2017). Risiko yang sering terjadi pada hipotermia dan meningkatkan pengetahuan serta pendaki gunung salah satunya yaitu hipotermia. sikap tentang penanganan hipotermia pada pendaki Kondisi ini kerap menyerang para pendaki yang gunung. tidak membawa perlengkapan pendakian yang lengkap, terkena guyuran hujan dan kurang asupan METODE kalori atau lainnya (BASARNAS, 2017). Desain Penelitian Berdasarkan hasil wawancara kepada anggota ekstrakurikuler pecinta alam didapatkan data bahwa Penelitian ini menggunakan desain penelitian angota pecinta alam sudah memahami cara kuantitatif yang menggunakan metode quasy pemeriksaan nafas tetapi belum mengerti cara experiment design dengan jenis pre test-post test. pemeriksaan nadi, namun mereka belum pernah Rancangan ini menggunakan kelompok perlakuan melihat demonstrasi maupun praktik langsung yang sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan dalam penanganan hipotermia. Materi dengan topik perlakuan. penanganan hipotermia, diperlukan metode yang menggabungkan dengan demonstrasi. Namun, Populasi, Sampel, dan Sampling pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode Populasi pada penelitian ini adalah siswa Case study dan Demonstrasi terhadap kemampuan ekstrakurikuler pecinta alam di SMA Negeri penanganan kegawatdaruratan hipotermia pada Pasuruan yang sejumlah 70 siswa. Sampel dalam ekstrakurikuler pecinta alam belum diketahui. Di penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler pecinta Indonesia mulai tahun 2013 hingga 2015 tercatat 18 alam SMA Negeri 1 Kejayan dan SMA Negeri 1 orang meninggal akibat hipotermia saat mendaki Pasuruan dengan masing-masing 35 responden. (Dewi Sinta, 2017) . Data lain menunjukkan Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini beberapa MAPALA meninggal karena hipotermia, menggunakan Simple Total Sampling. mahasiswa UNISSULA yang mengikuti pendidikan dasar Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA), Variabel Penelitian meninggal akibat hipotermia (Setyawan E.H., 2014). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pendidikan Kesehatan dengan metode case Menurut Balai Besar Konservasi Sumber study dan demonstrasi variabel dependennya adalah Daya Alam (BBKSDA) dari data statistika pada pengetahuan, sikap dan tindakan tahun 2017 ditemukan pengunjung pendakian di Gunung Baung tercatat 11.507 pendaki. Pada Instrument Penelitian Taman Wisata Alam Tretes (Gunung Arjuna) tercatat 2.490 pendaki. Kawasan Kawah Ijen Intrumen dalam penelitian ini adalah Banyuwangi tercatat sebanyak 159.090 pendaki. kuesioner pengetahuan, sikap dan tindakan Ketinggian di atas 3100 Mdpl menyebabkan bahaya hipotermia. Ketidakseimbangan antara produksi Prosedur Penelitian panas dengan panas yang dikeluarkan akan 1. Administrasi awal (Studi Pendahuluan) dimulai menimbulkan risiko hipotermia ( Kipreos, 2012). setelah mendapatkan surat pengantar dari Suhu tubuh yang rendah akan menyebabkan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga vasokontriksi menyebabkan aliran darah berhenti yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SMA. karena jalurnya tertutup. Sehingga suplai oksigen 2. Peneliti membawa surat tersebut kepad Kepala yang dibawa oleh aliran darah juga berhenti Sekolah untuk meminta izin untuk melakukan sehingga menyebabkan hipoksia (Dewi Yulianti, penelitian. Peneliti melakukan konsultasi dengan dkk, 2012 ). Apabila hipotermia dilakukan pembina dan pelatih Ekstrakurikuler Pecinta penanganan dengan cepat dan tepat, maka kematian Alam mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan karena hipotermia tidak akan terjadi (Dewi Sinta, anggota ekstrakuriker terhadap pencegahan dan 2017). penanganan hipotermia. 3. Peneliti mengambil samperl penelitian Metode Case study dan Demonstrasi berdasarkan jumlah populasi anggota dilaksanakan dalam kelompok-kelompok kecil. ekstrakurikuler pecinta alam Masing-masing kelompok diberikan kasus sehingga 4. Responden yang terpilij diberikan penjelasan bisa menganalisis dan mendemonstrasikan bersama mengenai penelitian, tujuan, dan manfaat yang kelompok dan diakhir pembelajaran akan diberikan akan diterima oleh responden evaluasi dengan cara mendemonstrasikan penanganan hipotermia dengan baik dan benar. 5. Responden yang bersedia dimintai untuk 1. Jenis Kelamin mengisi informed consent yang disetujui oleh Laki-laki 19 54,3 20 57,1 orang tua. Perempuan 16 45,7 15 42,9 6. Responden dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Total 35 100 35 100 kelompok perlakuan dan kelompok kontrol 2. Usia dengan membedakan sekolah antara kelompok Responden perlakuan dan kelompok kontrol 17 48,6 14 40,0 15-16 tahun 7. Peneliti didampingi oleh 3 fasilitator yang 18 51,4 21 60,0 17-18 tahun memiliki pengetahuan yang sama dengan 35 100 35 100 Total peneliti Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa pada 8. Selanjutnya diberikan pre-test kepada kelompok kedua kelompok (perlakuan dan kontrol), proporsi perlakuan dan kontrol. selanjutnya kedua terbesar responden dengan berjenis kelamin laki- kelompok mendapatkan kasus dari peneliti untuk laki (54,3%) pada kelompok perlakuan dan didiskusikan. (57,1%) pada kelompok kontrol. dan berusia 17-18 9. Kelompok perlakuan mendapatkan intervensi tahun. diberikan materi terkait pencegahan dan penangana hipotermia oleh peneliti dengan Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap diberikan poster dan demonstrasi yang diberikan pengetahuan pencegahan dan penanganan oleh peneliti dan fasilitator. Sedangkan kegawatdaruratan hipotermia pada kelompok kontrol tidak diberikan intervensi ekstrakurikuler pecinta alam apapun. Hasil uji pengetahuan anggota 10. Intervensi dengan metode case study dan ekstrakurikuler terhadap pencegahan dan demonstrasi dilakukan sebanyak 2x15 menit penanganan kegawatdaruratan hipotermia pada setiap pertemuan. ekstrakurikuler pecinta alam adalah sebagai berikut 11. Selanjutnya kedua kelompok diberikan post-test : dengan jarak masing-masing 3 hari setelah diberikan pre-test Tabel 5.2 Pengetahuan pada responden kelompok perlakuan dan kontrol pada Analisis Data ekstrakurikuler pecinta alam di SMA Uji Wilxocon Signed Rank Test Menganalisis Negeri Pasuruan perbedaan pengetahuan, tindakan (varibel N Kelompok Kelompok Kategori Perlakuan Kontrol dependen) saat pretest pada kelompok perlakuan o Pengetah Pretest Posttest Pretest Posttest dan kontrol dan saat posttest pada kelompok uan n % n % n % n % perlakuan dan kelompok kontrol. Uji Mann Whitney 2 5,7 25 71,4 1 2,9 1 2,9 Menganalisis perbedaan pengetahuan, sikap, dan 1. Baik 2. Cukup 13 37,2 10 28,6 11 31,4 11 31,4 tindakan (variabel dependen) saat posttest pada 3. Kurang 20 57,1 - - 23 65,7 23 65,7 kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Total 35 100 35 100 35 100 35 100 Ethical Clearance Uji p=0,621 Homogenitas Penelitian ini dilakukan sesuai dengan etika Wilcoxon p=0,000 p=0,206 penelitian melalui Komisi Etik Penelitian Signed Ranks Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Test Airlangga dengan No. 1477-KEPK. Mann Whitney p=0,221 U Test Pre-test HASIL Mann Whitney p=0,000 U Test Post- Karakteristik data demografi responden baik test kelompok perilaku maupun kelompok kontrol sebelum diberikan intervensi dipaparkan dalam tbel Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa berikut : pada responden kelompok perlakuan saat dilakukan pre-test sebagian besar memiliki tingkat Tabel 5.1 karakteristik responden kelompok penegtahuan yang kurang yaitu (57,1%). perlakuan dan kontrol pada Sedangkan saat diberikan post-test menunjukkan ekstrakurikuler pecinta alam di SMA bahwa sebagian besar responden pada kelompok Negeri Pasuruan perlakuan memiliki peningkatan pengetahuan yaitu Kelompok Kelompok sekitar (71,4%). Sedangkan pada kelompok Karakteristik Perlakuan Kontrol No. kontrol saat dilakukan pre-test sebagian besar Responden n % n % responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu sekitar (65,7%). Saat dilakukan post- test didapatan hasil yang sama pada saat dilakukan pre-test. hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol juga sebagian besar kelompok kontrol tidak ada peningkatan menunjukkan hasil yang negatif terhadap sikap pengetahuan pencegahan dan penanganan hipotermia yaitu Hasil uji statistik dengan menggunakan (57,1%). Setelah dilakukan post-test sebagian Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan nilai besar kelompok kontrol juga memberikan (p)=0,000 (α<0,05) yang artinya terdapat peningkatan sikap menjadi positif yaitu (62,9%). perbedaan tingkat pengetahuan antara pre-test dan Hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon post-test pada kelompok perlakuan setelah signed rank test pada kelompok perlakuan diberikan intervensi. Sedangkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa p=0,000 (α<0,05) artinya ada pada kelompok kontrol menunjukkan nilai perbedaan sikap secara signifikan antara hasil pre- (p)=0,206 (α<0,05) yang artinya tidak ada test dan post-test pada kelompok perlakuan setelah perbedaan tingkat pengetahuan secara signifikan diberikan intervensi. Hasil uji statistik pada antara hasil pre-test dan post-test. Hasil Uji Mann kelompok kontrol yang menunjukkan bahwa tidak Whitney U Test. tabel distribusi menunjukkan ada perbedaan rata-rata sikap pada anggota pecinta perbedaan hasil data post-test pengetahuan pada alam saat pre-test dan post-test yaitu p=0,134 kelompok perlakuan dan kontrol adalah sebesar (α<0,05). Jadi uji Mann Whitney u test (p)=0,000 yang berarti bahwa (α<0,05), sehingga menunjukkan p=0,000 ada perbedaan hasil yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada sikap responden antara kelompok signifikan setelah diberikan intervensi. perlakuan dan kelompok kontrol.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap sikap Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap
pencegahan dan penanganan kegawatdaruratan tindakan pencegahan dan penanganan hipotermia pada ekstrakurikuler pecinta alam kegawatdaruratan hipotermia pada Hasil uji sikap anggota ekstrakurikuler ekstrakurikuler pecinta alam terhadap pencegahan dan penanganan Hasil uji sikap anggota ekstrakurikuler kegawatdaruratan hipotermia pada ekstrakurikuler terhadap pencegahan dan penanganan pecinta alam adalah sebagai berikut : kegawatdaruratan hipotermia pada ekstrakurikuler pecinta alam adalah sebagai berikut : Tabel 5.4 tindakan pada responden kelompok Tabel 5.3 Sikap pada responden kelompok perlakuan dan kontrol pada perlakuan dan kontrol pada ekstrakurikuler pecinta alam di SMA ekstrakurikuler pecinta alam di SMA Negeri Pasuruan Negeri Pasuruan N Kelompok Kelompok No. kategori Kelompok Kelompok Kategori Perlakuan Kontrol Sikap Perlakuan Kontrol o Pengetahua Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest n n % n % n % n % n % n % n % n % 1. Positif 10 28,6 31 88,6 15 42,9 22 62,9 1. Baik 3 8,6 34 97,1 2 5,7 2 5,7 2. Negatif 25 71,4 4 11,4 20 57,1 13 37,1 2. Cukup 8 22,8 1 2,9 5 14,3 5 14,3 Total 35 100 35 100 35 100 35 100 3. Kurang 24 68,6 - - 28 80 28 80 Uji p=0,000 Total 35 100 35 100 35 100 35 100 Homogenitas Wilcoxon p=0,000 p=0,134 Uji Homogenitas p=0,663 Signed Ranks Wilcoxon Signed p=0,000 p=0,206 Test Ranks Test Mann p= 0,236 Mann Whitney U p=0,134 Whitney U Test Pre-test Test Pre-test Mann Whitney U p=0,000 Mann p= 0,000 Whitney U Test Post-test Test Post-test Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa Data yang terdapat dalam tabel 5.3 pada responden kelompok perlakuan saat menunjukkan jumlah dan prosentase responden dilakukan pre-test sebagian besar berada pada berdasarkan kategori sikap sebelum dan sesudah kategori kurang dalam hal tindakan pencegahan dilakukan intervensi pada kelompok perlakuan dan dan penanganan hipotermia. Hasil post-test kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan hasil menunjukkan tindakan responden dengan dari pre-test menunjukkan sebagia besar pencegahan dan penanganan hipotermia responden memiliki sikap negatif terhadap meningkat. Hampir seluruh responden pencegahan dan penanagan hipotermia yaitu menunjukkan tindakan yang baik yaitu (97,1%). (71,4%). Saat dilakukan intervensi hasil post-test Sebaliknya, pada kelompok kontrol saat dilakukan menunjukkan hampir seluruh responden memiliki pre-test menunjukkan bahwa hampir seluruh sikap positif yaitu (88,6%). Sedangkan pada responden memiliki tindakan yang kurang, sedangkan pada post-test hampir seluruh dan penanganan hipotermia menunjukkan responden kelompok kontrol tidak menunjukkan peningkatan hasil sikap pada kelompok perlakuan. hasil peningkatan tindakan. hasil post-test menunjukkan hampir seluruh Hasil uji statistik dengan menggunakan responden memiliki peningkatan sikap positif. Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan nilai Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar (p)=0,000 (α<0,05) yang artinya terdapat menunjukkan hasil yang positif setelah dilakukan perbedaan tingkat tindakan pencegahan dan post-test. Responden yang memiliki peningkatan penanganan hipotermia antara pre-test dan post- sikap pada kelompok perlakuan dan memiliki test pada kelompok perlakuan setelah diberikan perbedaan yang signifikan dengan kelompok intervensi. Hasil uji statistik pada kelompok kontrol menunjukkan H2 dapat diterima, yaitu ada kontrol menunjukkan nilai (p)=0,058 (α<0,05) pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode yang artinya tidak ada perubahan tingkat tindakan case study dan demonstrasi terhadap sikap pada pencegahan dan penanganan hipotermia pencegahan dan penanganan hipotermia. secara signifikan antara hasil pre-test dan post-test. hasil Uji Mann Whitney U Test. terdapat perbedaan Penelitian ini dengan pemberian pendidikan hasil data post-test tindakan pada kelompok kesehatan dengan metode case study dan perlakuan dan kontrol sebesar (p)=0,000 yang demonstrasi dapat meningkatkan pengetahuan dan berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada sesuai dengan teori Albert Bandura yang dikutip setelah diberikan intervensi. dari ( Hjelle, 1981) yang menyatakan bahwa dalam berinteraksi, individu melakukan pengamatan DISKUSI terhadap individu lain. Belajar dengan pengamatan dinamakan modeling. Dalam modeling terjadi Pengaruh case study dan demonstrasi terhadap adanya proses yang sama terhadap model. pengetahuan pencegahan dan penanganan Sehingga dalam observational learning individu hipotermia pada ekstrakurikuler pecinta alam tersebut mampu untuk menunjukkan suatu perilaku. Sehingga individu tersebut mampu untuk Pendidikan kesehatan dengan metode case melakukan self-control yang bisa mengarahkan study dan demonstrasi terhadap pengetahuan dan mengatur dirinya sendiri. pencegahan dan penanganan hipotermia pada kelompok perlakuan menunjukkan hasil Pengaruh Case study dan Demonstrasi terhadap peningkatan yang signifikan pada hasil pre-test dan tindakan pencegahan dan penanganan post-test. Pengetahuan dari seluruh responden pada hipotermia pada ekstrakurikuler pecinta alam ekstrakurikuler pecinta alam pada kelompok Pendidikan kesehatan dengan metode case perlakuan menunjukkan hampir seluruh responden study dan demonstrasi terhadap tindakan mengalami peningkatan pengetahuan setelah pencegahan dan penanganan hipotermia pada diberikan intervensi. Sedangkan pada kelompok kelompok perlakuan menunjukkan hasil kontrol tidak ada peningkatan pengetahuan dan peningkatan yang signifikan pada hasil pre-test dan sebagian besar responden memiliki tingkat post-test. tindakan dari seluruh responden pada pengetahuan yang cukup pada hasil pre-test maupun ekstrakurikuler pecinta alam pada kelompok post-test. perlakuan menunjukkan hampir seluruh responden Hal ini sesuai dengan teori Albert Bandura mengalami peningkatan tindakan setelah diberikan diambil dari (larry A. Hjelle, 1981) yang intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak menyatakan bahwa manusia mempunyai ada peningkatan tindakan dan sebagian besar kemampuan berpikir dan mengatur atau responden memiliki tingkat tindakan yang cukup mengarahkan diri sehingga mampu untuk pada hasil pre-test maupun post-test. mengontrol lingkungan. Teori pengetahuan menurut Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori (Notoatmojo, 2010) pengetahuan adalah berbagi Albert Bandura yang dikutip dalam (larry A. gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui Hjelle, 1981) yang mengungkapkan bahwa pengamatan indra. Pemberian informasi melalui manusia mampu untuk berpikir kritis dan pendidikan kesehatan dengan metode Case study mengatur atau mengarahkan diri sehingga dapat dan demonstrasi mempengaruhi penginderaan mengontrol lingkungan, disamping manusia juga seseorang dan membuat peningkatan perilaku dibentuk oleh lingkungannya. Dengan demikian pencegahan dan penanganan hipotermia pada perilaku dipelajari individu melalui interaksi anggota ekstrakurikuler pecinta alam. dengan lingungan, dan perkembangan kepribadiannya tergantung pada interaksi tersebut. Pengaruh Case study dan Demonstrasi terhadap sehingga manusia mampu untuk melakukan suatu sikap pencegahan dan penanganan hipotermia tindakan dengan cara berpikir kritis dan bisa pada ekstrakurikuler pecinta alam berinteraksi dengan lingkungannya. Pendidikan kesehatan dengan metode case study dan demonstrasi terhadap sikap pencegahan KESIMPULAN (MAPALA). Keperawatan. 1. Pendidikan kesehatan dengan metode case Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Guru dan Anak study dan demonstrasi berpengaruh terhadap Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu peningkatan pengetahuan pencegahan dan Pendekatan Teoritis Psikologis. penanganan hipotermia Jakarta:Rineka Cipta. 2. Pendidikan kesehatan dengan metode case Erlysa Diah Pangestuti, Sriyono, F. E. (2012). study dan demonstrasi berpengaruh terhadap title:pengaruh pendidikan kesehatan dengan perubahan sikap pencegahan dan penanganan metode demonstrasi terhadap kemandirian hipotermia perawatan diri pada pasien kusta cacat tigkat II 3. Pendidikan kesehatan dengan metode case di Rumah Sakit Sumberglagah Mojokerto. study dan demonstrasi berpengaruh terhadap Faculty of Nursing Universitas Airlangga, p. peningkatan tindakan pencegahan dan 11. penanganan hipotermia Feagin, J. R. (1991). A Case for the Case study. London: the university of North Carolina SARAN Press. 1. Bagi pelatih pecinta alam, metode case Firth, P. G., Zheng, H., Windsor, J. S., Sutherland, study dan demonstrasi dapat dijadikan A. I., Imray, C. H., Moore, G. W. K., … alternative metode pembelajaran dalam Salisbury, R. A. (2008). Mortality on Mount pemberian materi dan praktik pencegahan Everest, 1921-2006: descriptive study. BMJ. dan penanganan hipotermia pada https://doi.org/10.1136/bmj.a2654 Hamilton, R. S., & Paton, B. C. (1996). The ekstrakurikuler pecinta alam. diagnosis and treatment of hypothermia by 2. Bagi peneliti lain, dapat mengembangkan mountain rescue teams: A survey. Wilderness terkait metode case study dan demonstrasi and Environmental Medicine. sehingga pada penelitian selanjutnya dapat https://doi.org/10.1580/1080- lebih meningkatkan sikap pada 6032(1996)007[0028:TDATOH]2.3.CO;2 ekstrakurikuler pecinta alam. Hardisman, d. (2014). Gawat darurat medis praktis. Yogyakarta: Gosyen Publishing. UCAPAN TERIMA KASIH larry A. Hjelle. (1981). personality theories. New Kami ucapkan terimakasih kepada York: McGraw-Hill. responden yang telah meluangkan waktu untuk Leni Anggraeni. (2012). Penerapan Metode Case turut berpartisipasi dalam penelitian ini dan study dalam upaya meningkatkan kemampuan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kejayan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah dan SMA Negeri Pasuruan yang telah memberikan Hubungan International. FPIPS Universitas ijin dan fasilitas dalam pengambilan data Pendidikan Indonesia, 11 no 1, 15. penelitian. Mallet, M. L. (2002). Pathophysiology of accidental hypothermia. QJM - Monthly Journal of the DAFTAR PUSTAKA Association of Physicians. Advisers to the Nation, E. and M. (2000). https://doi.org/10.1093/qjmed/95.12.775 Evaluation Demonstration Test Result of McIntosh, S. E., Campbell, A., Weber, D., Dow, J., Alternative Technologies for Demilization of Joy, E., & Grissom, C. K. (2012). Assembled Chemical Weapons : A Mountaineering Medical Events and Trauma Suplemental Review. Washington DC: on Denali, 1992–2011. High Altitude Medicine National Academy of Sciences. & Biology. Arikunto, S. (2006). Doc 28. In prosedur penelitian https://doi.org/10.1089/ham.2012.1027 suatu pendekatan praktik. Merriam, S. B. (1998). Qualitative Research and Avellanas, M. L., Ricart, A., Botella, J., Mengelle, Case study Applications in Education. Revised F., Soteras, I., Veres, T., & Vidal, M. (2012). and Expanded from "Case study Research in Management of severe accidental Education. Fransisco: Jossey-Bass Publishers. hypothermia. Medicina Intensiva (English Naldi, Y. (2017). Hubungan Perilaku Hipotermi Edition). dengan Penanganan Awal Hipotermi pada https://doi.org/10.1016/j.medine.2011.12.002 Mahasiswa Pecinta Alam di Unswagati dan Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: IAIN Syekh Nurjati Kota Cirebon. Kedokteran Pustaka Pelajar. Dan Kesehatan. Betty Sonatha. (2012). Hubungan Tingkat Notoatmojo, S. (2010). Konsep perilaku kesehatan. Pengetahuan dengan Sikap keluarga dalam In Promosi kesehatan, teori dan aplikasi. pemberian perawatan pasien pasca stroke. Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Universitas Indonesia. Keperawatan: Pendekatan Praktis. In Dewi Sinta. (2017). Hubungan Pengetahuan tetang Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Hipotermi terhadap Praktik Penanganan Pendekatan Praktis. Hipotermi pada Mahasiswa Pecinta Alam Orna Harari. (2004). Knowledge and Demonstration: Aristotle’s Posterior Analytics. https://doi.org/10.1007/978- 4020.2788.8 pandhu bawono. (2017). pengetahuan pendaki gunung tentang pertolongan pertama pada hipotermia di Wana Wisata Cemoro Sewu, Kawasan Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Ridder, H.-G. (2011). Yin, Robert K. Case study Research: Design and Methods. Modern Language Journal. https://doi.org/10.1111/j.1540- 4781.2011.01212_17.x Roger Ebert. (2003). Roger Ebert’s Movie Yearbook 2003. Kansas: Andrews McMeel. Saifuddin Azwar. (2013). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. In Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. https://doi.org/10.1038/cddis.2011.1 Sanjaya, W. (n.d.). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sefrin, P. (2018). Accidental Hypothermia. Notarzt. https://doi.org/10.1055/a-0752-6485 Setiati, S. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam (IV jilid 1). Jakarta: Interna Publishing. Setyawan E.H. (2014). Mahasiswi Semarang tewas digunung Merbabu. Soekidjo, N. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. In Rineka Cipta. https://doi.org/10.1103/PhysRevLett.106.2118 03 Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Tanto, C. (2014). Kapita Selekta Kedokteran (4th ed.). Jakarta: Media Aesculapius. Tyflidis, A., Kipreos, G., Tripolitsioti, A., & Stergioulas, A. (2012). Epidemiology of school fractures: A 1-year experience in Greek facilitation classes. Journal of Human Sport and Exercise. https://doi.org/10.4100/jhse.2012.72.22