You are on page 1of 10

JURNAL PANGAN DAN GIZI 7 (2): 72-81, November 2017

Kadar Protein, Daya Kembang, dan Organoleptik Cookies dengan


Substitusi Tepung Mocaf dan Tepung Pisang Kepok

Protein Content, Growth Power and Organoleptic Cookies with Substitution


Mocaf and Flour of Banana’s Kepok
Anik Sholekah Oktaviana, Wikanastri Hersoelistyorini, dan Nurhidajah
Program Studi Teknologi Pangan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
anikoktaviananta@gmail.com

ABSTRACT

Cookies are small snacks that are very popular in many people. Cookies use a wheat flour with
low-protein that can be substituted with mocaf and flour of banana’s kepok. The general
objective of this study was to determine the protein content, swell power and the organoleptic
characteristic of cookies based mocaf and flour of banana’s kepok. The experimental method
of experimental type using Completely Randomized Design (CRD) monofactor with variation
factor of 0: 0, 1: 9, 3: 7, 1: 1, 7: 3, and 9: 1 (mocaf flour: flour of banana’s kepok). Cookies
analyzed levels of protein, swell power and organoleptic characteristic. Protein content and
swell power data were analyzed by ANOVA statistic followed by Duncan test while organoleptic
characteristic test was analyzed using Friedmann test and Wilcoxon test. The results of
statistical analysis showed that there was an effect of the amount of substitution of mocaf flour
and flour of banana’s kepok on protein content, swell power and organoleptic organoleptic in
terms of color. The best results of this study were substitution cookies of mocaf 5% and flour of
banana’s kepok 45% with 4.19% protein content, 23.89% swell power and average value of
organoleptic characteristic 3.01 substitution from cookies of mocaf 45% and flour of banana’s
kepok 5%. Conclusions of the research conducted on substitution cookies of mocaf and flour of
banana’s kepok showed no real difference for each test performed, except the organoleptic
characteristic in terms of taste, aroma and texture.

Keyword: mocaf, banana’s kepok, cookies, swell power, and organoleptic characteristic

PENDAHULUAN tepung mocaf adalah bahan baku tersedia,


Cookies (kue kering) adalah salah satu harga murah dan penggunaannya yang luas
jenis makanan ringan (camilan) yang sangat yaitu sebagai substitusi atau menggantikan
digemari masyarakat baik di perkotaan tepung terigu. Kekurangan tepung mocaf,
maupun di pedesaan. Pada dasarnya tidak mempunyai gluten (Tanjung dan
pembuatan cookies, menggunakan tepung Kusnadi, 2015). Bahan lokal lain yang
terigu rendah protein sehingga tepung terigu memiliki prospek dan peluang ialah pisang.
dapat disubstitusi dengan tepung mocaf yang Pisang dapat menambah aroma pada produk
rendah protein dan tepung pisang kepok makanan.
sebagai penambah aroma. Kelebihan dari

72
JURNAL PANGAN DAN GIZI 7 (2): 72-81, November 2017

Sifat pisang yang mudah rusak dapat yang direndam dengan air kapur sirih
diatasi melalui pengolahan lebih lanjut (CaCO3), tepung terigu merk pita merah,
dalam bentuk produk olahan setengah jadi mentega merk palmia, butter merk bos, susu
yaitu diolah menjadi tepung pisang, bubuk dan baking powder. Bahan kimia
sehingga daya simpannya menjadi cukup untuk uji kadar protein.
lama. Kelebihan tepung pisang kepok adalah Prosedur Penelitian
mudah diolah atau diproses menjadi produk Pembuatan tepung mocaf
yang memiliki nilai ekonomi tinggi, mudah Pembuatan tepung mocaf difermentasi
dicampur dengan tepung dan bahan lainnya, menggunakan bibit Acetobacter xylinum.
dan menambah aroma pada produk. Penggunaan bibit Acetobacter xylinum
Kekurangan tepung pisang kepok adalah dengan kosentrasi 10% dari volume air,
warna tepung yang cokelat dapat perbandingan bahan dan volume air (2:3).
mempengaruhi warna pada produk (Kaleka, Pembuatan tepung pisang kepok
2013). Penelitian ini bertujuan mengetahui Pisang kepok direndam air kapur sirih
pengaruh substitusi tepung mocaf dan (CaCO3) dengan kosentrasi 0,3%. Air kapur
tepung pisang terhadap kadar protein, daya sirih (CaCO3) dengan kosentrasi 0,3%.
kembang, dan sifat organoleptik cookies. Pisang : air kapur sirih (2:3,5).
Formulasi cookies
BAHAN DAN METODE Pembuatan cookies pada penelitian ini
Bahan menggunakan tepung terigu yang
Bahan yang digunakan ubi kayu disubstitusikan dengan tepung mocaf dan
varietas Indu dari daerah Sumowono, kab. tepung pisang kepok. Substitusi tepung
Semarang, sedangkan pisang kepok dari mocaf dan tepung pisang kepok dengan
Purwosari, Mrangen. Bahan yang digunakan variasi 0:0, 1:9, 3:7, 1:1, 7:3, dan 9:1.
dalam pembuatan cookies adalah tepung Formulasi pembuatan cookies diuraikan
mocaf yang difermentasi degan bibit pada Tabel 1.
Acetobacter xylinum, tepung pisang kepok

73
JURNAL PANGAN DAN GIZI 7 (2): 72-81, November 2017

Tabel 1. Formulasi bahan baku cookies


Komposisi Berat bahan (g)
Bahan F0 F1 F2 F3 F4 F5
Tepung terigu 100 50 50 50 50 50
Tepung mocaf - 5 15 25 35 45
Tepung pisang kepok - 45 35 25 15 5
Telur 52 52 52 52 52 52
Gula halus 100 100 100 100 100 100
Susu bubuk 25 25 25 25 25 25
Mentega 50 50 50 50 50 50
Butter 25 25 25 25 25 25
Baking powder 1 1 1 1 1 1
Keterangan:
F0 = rasio terigu : mocaf : tepung pisang kepok = 20 : 0 : 0 (kontrol)
F1 = rasio terigu : mocaf : tepung pisang kepok = 10 : 1 : 9
F2 = rasio terigu : mocaf : tepung pisang kepok = 10 : 3 : 7
F3 = rasio terigu : mocaf : tepung pisang kepok = 10 : 1 : 1
F4 = rasio terigu : mocaf : tepung pisang kepok = 10 : 7 : 3
F5 = rasio terigu : mocaf : tepung pisang kepok = 10 : 9 : 1

Proses pembuatan cookies sebanyak 4 kali, sehingga diperoleh satuan


Proses pembuatan cookies (unit) percobaan sebanyak 24 unit
menggunakan metode creaming. Metode percobaan.
creaming adalah pengadukan diawali gula
dan telur hingga mengembang, pengadukan HASIL DAN PEMBAHASAN
kedua margarin, butter dan baking powder Penggunaan tepung mocaf dan tepung
hingga warna pucat, kemudian bahan kering pisang kepok sebagai substitusi tepung
dan bahan lainnya dimasukkan hingga terigu pada pembuatan cookies bertujuan
tercampur rata. untuk mendapatkan produk yang baik dari
Rancangan Penelitian segi organoleptik, kadar protein dan daya
Rancangan percobaan penelitian ini kembang. Cookies substitusi tepung mocaf
menggunakan RAL (Rancangan Acak dan tepung pisang kepok dianalisis kadar
Lengkap) faktor tunggal (monofaktor), protein, daya kembang dan sifat
dengan perlakuan sebanyak 6. Variabel organoleptik.
dependent yaitu jumlah variasi tepung mocaf Kadar Protein
dan tepung pisang kepok yang digunakan Protein merupakan salah satu tolok
dalam pembuatan cookies dan variabel ukur yang digunakan dalam penentuan
indepedent adalah kadar protein, daya syarat mutu cookies. Hasil analisis kadar
kembang dan sifat organoleptik. Masing- protein cookies hasil penelitian dapat dilihat
masing percobaan dilakukan ulangan pada Gambar 1:
74
JURNAL PANGAN DAN GIZI 7 (2): 72-81, November 2017

5,00 c b b tepung mocaf maka semakin rendah kadar


b b
a protein dalam produk cookies (Alvionita,
Kadar Protein (%)
4,00

3,00 tanpa tahun).


2,00 4,27 3,99 3,90 4,01 3,87 3,48 Daya Kembang
1,00
Daya kembang merupakan
0,00
F0 F1 F2 F3 F4 F5 pengukuran panjang diameter cookies
Rasio Tepung Mocaf : Tepung Pisang
sebelum dan sesudah pemanggangan dengan
Ket: huruf – huruf berbeda pada setiap bar menggunakan jangka sorong (Koswara,
menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05)
2009). Berikut hasil analisis daya kembang
Gambar 1. Rerata hasil analisis kadar protein cookies cookies hasil penelitian dapat dilihat pada
substitusi tepung mocaf dan tepung pisang
kepok Gambar 2:
Uji Anova menunjukkan p < 0,05 yang 35,00 c

dapat disimpulkan bahwa perlakuan Daya Kembang (%) 30,00


b ab
25,00 a
substitusi tepung mocaf dan tepung pisang b
ab
20,00 a
kepok berpengaruh terhadap kadar protein. 15,00 30,04
23,89
Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa 10,00 21,24 23,48 20,38
16,82
5,00
cookies kontrol menunjukkan tidak ada
0,00
perbedaan dengan cookies substutisi F1, F2, F0 F1 F2 F3 F4 F5

di mana menghasilkan kadar protein tinggi. Substitusi Tepung Mocaf : Tepung


Selain itu F1, F2, F3 dan F4 tidak Pisang
Ket: huruf – huruf berbeda pada setiap bar
menunjukkan perbedaan. Sedangkan F5 menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05)
menunjukkan ada perbedaan dengan
Gambar 2. Rerata hasil analisis daya kembangcookies
perlakuan lain, di mana yang menghasilkan substitusi tepung mocaf dan tepung pisang
kepok
kadar protein rendah.
Nilai rerata tertinggi adalah kontrol Gambar 2 menunjukkan bahwa daya
yaitu 4,27% sedangkan nilai rerata yang kembang tertinggi adalah cookies kontrol
terendah adalah 3,48%, maka kadar protein menghasilkan 30,04% sedangkan terendah
pada penelitian ini belum memenuhi syarat 16,82%. Uji Anova menunjukkan p < 0,05
mutu cookies SNI 01-2973-1992. Kadar yang dapat disimpulkan bahwa perlakuan
protein tepung mocaf (1,2%) dan tepung substitusi tepung mocaf dan tepung pisang
pisang kepok (2,6%) lebih rendah dari kepok berpengaruh terhadap daya kembang.
tepung terigu sehingga terjadi penurunan Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa
nilai kadar protein pada masing-masing cookies kontrol menunjukkan perbedaan
perlakuan. Semakin tinggi jumlah substitusi
75
JURNAL PANGAN DAN GIZI 7 (2): 72-81, November 2017

dengan cookies substutisi F1, F2, F3, F4 dan granula pati dan sekaligus akan menghambat
F5 di mana menghasilkan daya kembang penetrasi air ke dalam granula. Penetrasi air
tertinggi. Cookies substitusi F2, F3, dan F4 yang lebih sedikit akan menghasilkan
menunjukkan tidak ada perbedaan dengan gelatinisasi yang tinggi dan akan
cookies F2 dan F5. Cookies substitusi F2 dan membentuk cookies yang kurang
F5 menunjukkan ada perbedaan. Gambar 2 mengembang dengan tekstur yang lebih
menunjukkan bahwa daya kembang padat/ kompak (Oktavia, 2007). Tepung
dipengaruhi kadar protein, kadar pisang memiliki daya lemak margarin dan
amilopektin dan kadar lemak. Hal ini karena butter pada adonan cookies sehingga
protein akan mengalami denaturasi sehingga mengurangi efek shortening. Efek
menyebabkan cookies sulit mengembang shortening adalah lemak pada dari margarin
dan keras. Granula pati tanpa protein akan dan butter akan memecah strukturnya
mudah pecah dan jumlah air yang masuk kemudian melapisi pati dan gluten sehingga
dalam granula pati akan lebih banyak membantu pengembanga cookies
sehingga pengembangan pati menjadi (Nurdjanah, et al., 2011).
meningkat (Visita, 2014). Sedangkan Sifat Organoleptik
amilopektin bersifat merangsang terjadinya Rasa
proses mekar (Hersoelistyorini, et al., 2015). Rasa dari suatu produk pangan
Saat pengadonan, pati akan menyerap air dipengaruhi dari bahan yang digunakan
dan memerangkap udara sehingga dalam produksi produk pangan tersebut,
membentuk gelembung-gelembung udara termasuk juga dengan penelitian cookies
kecil. Proses pemanasan akan menyebabkan substitusi tepung mocaf dan tepung pisang
gelatinisasi yang diawali dengan kepok. Hasil uji organoleptik cookies
penggembungan pati, pelelehan kristalin, substitusi tepung mocaf dan tepung pisang
pelarutan pati, penyebaran, pemekaran, dan kepok dapat dilihat dalam Gambar 3,
pengembangan (Estiasih, 2005). berikut:
Penambahan margarin (lemak) yang ada
pembuatan cookies akan mengubah tekstur,
rasa, dan flavor cookies. Lemak tersebut
dapat berinteraksi dengan granula pati dan
mencegah hidrasi sehingga peningkatan
viskositas bahan menjadi rendah.
Mekanisme penghambatannya adalah lemak
akan membentuk lapisan pada bagian luar

76
JURNAL PANGAN DAN GIZI 7 (2): 72-81, November 2017

4 produk berasal dari senyawa volatil yang


3,5 a a
a a a terkandung di dalam bahan dasarnya. Hasil
a
Nilai rata-rata
3
2,5 uji organoleptik cookies substitusi tepung
2
1,5 3,15 3,05 3,3 mocaf dan tepung pisang kepok dapat dilihat
2,8 2,95 2,9
1 dalam Gambar 4, berikut:
0,5
0 3,5 a
a a
F0 F1 F2 F3 F4 F5 3 a
a
a
Rasio Tepung Mocaf : Tepung Pisang

Nilai rata-rata
2,5
2
Ket: huruf – huruf berbeda pada setiap bar
menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05) 1,5 2,85 2,9 3
2,7 2,5 2,6
1
Gambar 3. Rerata hasil analisis organoleptik 0,5
rasa cookies substitusi tepung mocaf dan
0
tepung pisang kepok
F0 F1 F2 F3 F4 F5
Rasio Tepung Mocaf : Tepung Pisang
Uji Friedman menunjukkan p > 0,05 Ket: huruf – huruf berbeda pada setiap bar
menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05)
yang dapat disimpulkan variasi substitusi
Gambar 4. Rerata hasil analisis organoleptik aroma
tepung mocaf dan tepung pisang kepok tidak cookies substitusi tepung mocaf dan
berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat tepung pisang kepok

kesukaan panelis pada rasa cookies Uji Friedman menunjukkan p > 0,05
substitusi tepung mocaf dan tepung pisang yang dapat disimpulkan variasi substitusi
kepok. Penambahan tepung pisang dapat tepung mocaf dan tepung pisang kepok tidak
mempengaruhi rasa karena tepung pisang berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat
mengandung karbohidrat yang menjadi tiga kesukaan panelis pada rasa cookies
gula yaitu sukrosa, fruktosa dan glukosa substitusi tepung mocaf dan tepung pisang
(Pratomo, 2013). Gambar 3 menunjukkan kepok. Gambar 4 menunjukkan bahwa
semakin banyak penambahan tepung mocaf, semakin tinggi jumlah substitusi mocaf lebih
makin disukai oleh panelis. Rasa asam dari disukai oleh panelis. Hal ini dikarenakan
tepung mocaf tidak terasa dari cookies yang adanya proses reaksi maillard dan
disajikan, karena dapat dibantu dengan kandungan pati dapat mempengaruhi aroma
bahan pendukung cookies seperti telur, susu pada cookies. Di mana adanya reaksi
mentega, butter dan gula halus. pencoklatan (maillard) selama
Aroma pemanggangan menghasilkan aroma produk
Aroma merupakan salah satu yang khas dan disukai. Semakin tinggi
parameter organoleptik cookies substitusi kadar protein bahan yang digunakan
tepung mocaf dan tepung pisang kepok yang
sangat penting untuk diketahui. Aroma suatu

77
JURNAL PANGAN DAN GIZI 7 (2): 72-81, November 2017

semakin kuat aroma yang dihasilkan dari 3


a a a
2,5 a a
reaksi Maillard (Maerunis, 2012). a

Nilai rata-rata
2
Menurut Winarno (2004), komponen
1,5
yang memberikan aroma adalah asam-asam 2,65 2,55 2,55
1
2,3 2,25 2,15
organik berupa ester dan volatil. Adanya
0,5
kandungan pati terdegradasi saat
0
pemangganggan adonan cookies. F0 F1 F2 F3 F4 F5
Rasio Tepung Mocaf : Tepung
Kandungan pati terjadi perubahan yang Pisang
ekstensif dengan eliminasi molekul air dan Ket: huruf – huruf berbeda pada setiap bar
fragmentasi molekul gula di mana terjadi menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05)

pemutusan ikatan karbon yang


Gambar 5. Rerata hasil analisis organoleptik
menghasilkan senyawa karbonil dan volatil tekstur cookies substitusi tepung mocaf
dan tepung pisang kepok
sehingga menimbulkan aroma yang khas
dari cookies (Arifin, 2011). Aroma cookies Uji Friedman menunjukkan p > 0,05
juga diperkuat dengan adanya penggunaan yang dapat disimpulkan variasi substitusi
margarin dan butter dalam adonan. Lemak tepung mocaf dan tepung pisang kepok tidak
merupakan salah satu komponen penting berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat
dalam pembuatan cookies karena berfungsi kesukaan panelis pada tekstur cookies
sebagai penambah aroma maka dari itu substitusi tepung mocaf dan tepung pisang
aroma dari tepung pisang tertutup oleh kepok. Tekstur cookies dipengaruhi adanya
adanya margarin dan butter (Sri, 2008). lemak dan kadar amilosa. Adanya lemak
Tekstur pada cookies, akan memecah strukturnya
Tekstur cookies yang disukai adalah kemudian melapisi pati dan gluten sehingga
cookies yang renyah apabila dipatahkan. menghasilkan biskuit renyah. Gambar 5
Hasil uji organoleptik cookies substitusi menunjukkan semakin banyak penggunaan
tepung mocaf dan tepung pisang kepok substitusi tepung mocaf terhadap cookies
dapat dilihat dalam Gambar 5, berikut: memberikan tekstur tidak renyah pada
cookies. Menurut penggunaan tepung mocaf
cukup tinggi menyebabkan tekstur cookies
kurang renyah (Saputra, et al., 2014). Hal ini
dipengaruhi oleh amilosa yang terkandung
dalam cookies. Makin rendah kadar amilosa
suatu bahan maka kemampuan untuk
mengikat airnya makin rendah sehingga
78
JURNAL PANGAN DAN GIZI 7 (2): 72-81, November 2017

kadar air makin tinggi, sehingga disimpulkan variasi substitusi tepung mocaf
menghasilkan cookies yang keras (Nuraini, dan tepung pisang kepok berpengaruh sangat
2013). nyata terhadap tingkat kesukaan panelis
Warna pada rasa cookies substitusi tepung mocaf
Warna menjadi salah satu parameter dan tepung pisang kepok.
penting dalam penilaian uji organoleptik, Uji lanjut menggunakan metode
karena warna merupakan tolak ukur pertama Wilcoxon dengan taraf kepercayaan 95%
seseorang dalam menilai suatu produk menunjukkan bahwa cookies kontrol
khususnya produk pangan. Hasil uji merupakan cookies yang paling disukai
organoleptik cookies substitusi tepung panelis dari segi warna dan tidak
mocaf dan tepung pisang kepok dapat dilihat menunjukkan perbedaan dengan cookies
dalam Gambar 6, berikut: substutisi F5 di mana menghasilkan warna
5 coklat muda (krem), selain itu berbeda nyata
c
c
dengan substitusi F1, F2, F3 dan F4.
Nilai rata-rata

4
b
3 a a a Sedangkan cookies substitusi F1, F2, dan F3
2 3,85 3,6 tidak menunjukkan perbedaan di mana
2,45 2,4 2,5 3
1 menghasilkan warna coklat tua. Cookies
0 dengan substitusi F4 menunjukkan adanya
F0 F1 F2 F3 F4 F5
Rasio Tepung Mocaf : Tepung perbedaan dengan substitusi F0 (kontrol),
Pisang
F1, F2, F3, dan F4 di mana mengasilkan

Ket: huruf – huruf berbeda pada setiap bar warna coklat pucat. Gambar 6 menunjukkan
menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05)
F0 tidak ada perbedaan dengan F5, karena
Gambar 6. Rerata hasil analisis organoleptik warna warna dari tepung mocaf dan tepung terigu
cookies substitusi tepung mocaf dan
tepung pisang kepok berwarna putih, dan pada perlakuan F5
hanya disubstitusi tepung pisang sebanyak
Nilai rerata aroma paling tinggi adalah
5%. Menurut Winarno (2002), saat
cookies tanpa disubstitusi (kontrol) yaitu F0
pemanggangan berpengaruh pada warna
(coklat muda atau krem) sedangkan nilai
cookies makin lama pemanggangan produk
rerata paling rendah yaitu cookies dengan
yang dihasilkan makin cokelat karena terjadi
substitusi F2 yaitu 2,4 (coklat tua). Gambar
reaksi pencokelatan non enzimatik, yaitu
6 menunjukkan dapat dilihat bahwa semakin
karamelisasi dan reaksi maillard.
banyak penggunaan substitusi tepung mocaf
Pencoklatan pada cookies karena
lebih disukai oleh panelis. Uji Friedman
penambahan tepung pisang kepok sehingga
menunjukkan p < 0,05 yang dapat
menimbulkan reaksi enzimatis diakibatkan

79
JURNAL PANGAN DAN GIZI 7 (2): 72-81, November 2017

oksidasi polifenol, dan reaksi nonenzimatis KESIMPULAN


yaitu reaksi maillard pada saat 1. Ada pengaruh substitusi ini terhadap
pemanggangan. kadar protein cookies dan yang terbaik
Citarasa adalah substitusi tepung mocaf 5% dan
Pada uji organoleptik, dapat dilihat tepung pisang 45% menghasilkan 3,99%.
gambar 7 dari rata-rata parameter setiap 2. Ada pengaruh substitusi ini terhadap daya
perlakuan. Nilai rata-rata tertinggi adalah kembang cookies dan yang terbaik adalah
cookies F0 (kontrol) atau tanpa substitusi substitusi tepung mocaf 5% dan tepung
yaitu 3,09 (suka) dan nilai terendah adalah pisang 45% menghasilkan 23,89%.
cookies substitusi F1 dan F3 yaitu 2,58 3. Sifat organoleptik terbaik dihasil dari
(suka). Gambar 11 menunjukkan bahwa cookies substitusi tepung mocaf 45% dan
panelis lebih menyukai cookies kontrol dan tepung pisang 5% 1 menghasilkan suka.
cookies dengan F5, dengan sifat Segi rasa menunjukkan enak, segi aroma
organoleptik (3,3) enak, (3) harum, agak menunjukkan harum, segi tekstur agak
renyah (2,15) dan warna coklat muda atau renyah dan segi warna coklat muda atau
krem. Sifat dasar pisang mudah browning krem.
maka dari itu tepung pisang juga mengalami 4. Cookies dapat disubstitusi tepung mocaf
browning sehingga tepung pisang berwarna sebanyak 25% dan tepung pisang kepok
kecoklatan dibanding dengan tepung mocaf 25%.
dan tepung terigu (Palupi, 2012). Warna
cookies juga dipengaruhi adanya DAFTAR PUSTAKA
karamelisasi dan reaksi maillard saat Alvionita, V., Dudung A., dan Hendra W.
pemanggangan (Winarno, 2002), berikut Pembuatan Cookies Bebas Gluten
hasil uji organoleptik: Berbahan Tepung Mocaf dan Tepung
3,20 Beras Pecah Kulit dengan Tambahan
Nilai rata-rata

3,00 Sari Kurma. Skripsi. Universitas Esa


2,80
Unggul, Jakarta.
2,60 3,09 3,01
2,80 Arifin, S. 2011. Studi Pembuatan Roti
2,40 2,69
2,58 2,58
dengan Subtitusi Tepung Pisang
2,20
F0 F1 F2 F3 F4 F5 Kepok. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin, Makasar.
Gambar 7. Rerata hasil uji organoleptik cookies
substitusi tepung mocaf dan tepung
pisang kepok

80
JURNAL PANGAN DAN GIZI 7 (2): 72-81, November 2017

Hersoelistyorini, W., Sri S. D. dan Andri C. Palupi, H. T. 2012. Pengaruh Jenis Pisang
K. 2015. Sifat Fisikokimia Dan dan Bahan Perendam Terhadap
Organoleptik Tepung Mocaf Karakteristik Tepung Pisang (Musa
(Modified Cassava Flour) dengan Sp). Jurnal Teknologi Pangan Vol 4
Fermentasi Menggunakan Ekstrak No 1
Kubis. Universitas Muhammadiyah Pratomo, A. 2013. Studi Eksperimen
Semarang, Semarang. Pembuatan Bolu Kering Subtitusi
Kaleka, N. 2013. Pisang Pisang Komersial. Tepung Pisang Ambon. Skripsi:
Yogyakarta: ARCITA Semarang: Jurusan Teknologi Jasa
Maerunis. 2012. Pengaruh Suhu dan Lama Dan Produksi, Fakultas Teknik
Pengeringan Terhadap Kuantitas dan Universitas Negeri Semarang.
Kualitas Pati Kentang Varietas Rahayu, W. 2001. Penuntun Praktikum
Granola. Jurnal Teknologi dan Penilaian Organoleptik. Jurusan
Industri Vol 4 No 3: 26-30 Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas
Nurani, S. 2013. Pemanfaatan Tepung Teknologi Pertanian, IPB. Bogor
Kimpul (Xanthosoma sagittifolium) Tanjung, Y. L. R. dan Kusnadi J. 2015.
sebagai Bahan Baku Cookies (Kajian Biskuit Bebas Gluten dan Bebas
Proporsi Tepung dan Penambahan Kasein Bagi Penderita Autis. Jurnal
Margarin). Jurnal Pangan dan Pangan dan Agroindustri Vol 3 No 1
Agroindustri, Vol 2 No 2: 50-58 Visita, B.F dan Putri, W.D.R. 2014.
Nurdjanah, S., Nanti M., dan Dwi I. 2011. Pengaruh Penambahan Bubuk Mawar
Karakteristik Biskuit Coklat Dari Merah (Rosa damascene mill) dengan
Campuran Tepung Pisang Batu (Musa Jenis Bahan Pengisi Berbeda pada
balbisiana colla) dan Tepung Terigu Cookies. Jurnal Pangan dan
Pada berbagai Tingkat Substitusi. Agroindustri Vol 2 No 1: 39-46.
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan
Pertanian Volume 16 No 1 Gizi. Gramedia, Jakarta.
Oktavia, D. A. 2007. Kajian SNI 01-2886-
2000 Makanan Ringan Ekstrudat.
Jurnal Standarisasi Vol 9 No 1: 1-9

81

You might also like