Professional Documents
Culture Documents
http://doi.org/10.21107/jk.v11i1.3338
ABSTRACT
Phytoplankton is a biological parameter that can be used as an indicator to evaluate the quality and
level of fertility of a water. Changes in water quality as a result of the large load of nutrients entering
the Ciliwung River will affect the life of phytoplankton. This study aims to see the comparative index of
diversity (H ') and the Dominant Index (D) of phytoplankton in Ciliwung River from upstream to
downstream. The study was conducted from December 2016 to February 2017 from upstream to
downstream of the Ciliwung River. From the index analysis of diversity and index of dominance, there
was a significant difference, where the downward index of diversity (H ') of phytoplankton was lower,
ranged between 1,21 and 2,6 (the index of diversity ranging from low to medium). Otherwise, the
dominance index showed the opposite result. The more downstream the dominance index is higher
than the upstream, ranged between 0,09 and 0,68. Thus the index of diversity and the index of
phytoplankton dominance has a relationship inversely. Differences of diversity index and dominance
index in upstream to downstream poses an imbalance of ecosystem in Ciliwung River.
ABSTRAK
Fitoplankton merupakan parameter biologi yang dapat dijadikan sebagai indikator untuk
mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan suatu perairan. Perubahan kualitas perairan sebagai
akibat banyaknya beban nutrien yang masuk ke sungai Ciliwung akan berpengaruh terhadap
kehidupan fitoplankton. Penelitian ini bertujuan untuk melihat komparasi indeks keanekaragaman (H’)
dan Indeks Dominansi (D) fitoplankton di Sungai Ciliwung dari hulu sampai hilir. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai Februari 2017 dari mulai hulu sampai hilir Sungai
Ciliwung. Dari analisis indeks keanekaragaman dan indeks dominansi diperoleh perbedaan yang
nyata, dimana semakin ke hilir indeks keanekaragaman (H’) fitoplankton semakin rendah dengan
kisaran 1,21 sampai dengan 2,6. Sebaliknya, indeks dominansi menunjukkan hasil bahwa semakin ke
Hilir indeks dominasi lebih tinggi dibandingkan dengan bagian hulu dengan kisaran 0,09 sampai
dengan 0,68. Dengan demikian indeks keanekaragaman dan indeks dominansi fitoplankton memiliki
hubungan berbanding terbalik. Perbedaan indeks keanekaragaman dan indeks dominansi di
sepanjang aliran hulu sampai hilir mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan ekosistem di Sungai
Ciliwung.
75
Jurnal Kelautan, 11(1), 75-79 (2018)
kepunahan biota air di Sungai Ciliwung (laju komunitas plankton. Keberadaan fitoplankton
kehilangan jenis asli crustacea 67%, mollusca sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
66% dan ikan sebesar 92%). hidup ikn dan larva perairan.
76
Sirait et al., Komparasi Indeks Keanekaragaman dan Indeks Dominansi
H' > 6,9078 =keanekaragaman tinggi dan keanekaragaman kecil dan kestabilan
kestabilan komunitas tinggi komunitas rendah. Rendahnya Indeks
Keanekeragaman (H’) diduga disebabkan oleh
b. Indeks Keseragaman (E’) kondisi perairan yang sangat tidak baik. Hal ini
terlihat dari kondisi fisik warna air yang
berwarna hitam dan perairan yang dangkal
karena banyaknya endapan di dasar sungai.
Keterangan : Aktivitas di sekitar sungai yang berupa
E = indeks keseragaman perumahan, kantor, dan perdagangan banyak
Hmaks = ln S membuang limbah ke perairan sungai.
S = jumlah spesie Buangan tersebut menyebabkan kondisi unsur
Kisaran indeks keseragaman (Magurran, hara perairan menjadi tidak seimbang,
1982): sehingga tidak mendukung keoptimalan
E = 0 – 1; pertumbuhan fitoplankton. Romimoharto dan
E = =sebaran individu antar jenis tidak Juwana (2004), menyebutkan kekeruhan air
mendek merata/ada jenis tertentu yang dominan adalah jumlah padatan tersuspensi dalam
ati 0 suatu perairan, sedangkan kecerahan adalah
E = sebaran individu antar jenis merata
daya tembus cahaya matahari kesuatu
mendek
ati 1 perairan, dalam hal ini adalah jarak tembus
cahaya kedalam suatu perairan.
c. Indeks Dominansi (D)
Indeks Dominansi dihitung dengan Jika dilihat dari distribusi kehadiran
menggunakan rumus indeks dominanasi dari fitoplankton di segmen I, kehadiran
Simpson (Odum, 1993): fitoplankton di K.H. Mas Mansyur sangat
D = (ni/N)2 rendah dibandingkan dengan stasiun
Keterangan: Pejompongan dan Teluk Gong. Kehadiran
D = Indeks Dominansi Simpson spesies yang mendominasi di ketiga stasiun ini
Ni= Jumlah Individu tiap spesies adalah spesies Cyclotella sp. dari kelas
N = Jumlah Individu seluruh spesies Bacillariophyceae. Hadirnya populasi dari
Cyclotella sp dalam jumlah yang besar dapat
Indeks dominansi berkisar antara 0 sampai 1, mempengaruhi keseimbangan populasi dalam
dimana semakin kecil nilai indeks dominansi suatu komunitas. Hal ini juga diperkuat oleh
maka menunjukan bahwa tidak ada spesies Barange dan Campos (1991) menjelaskan
yang mendominsi sebaliknya semakin besar bahwa adanya dominansi memperlihatkan
dominansi maka menunjukkan ada spesies adanya persaingan atau kompetisi dalam
tertentu (Odum, 1993). pemanfaatan sumber daya dan kondisi
lingkungan perairan yang tidak seimbang atau
HASIL DAN PEMBAHSAN tertekan.
77
Jurnal Kelautan, 11(1), 75-79 (2018)
semakin tinggi indeks Keanekaragaman (H’) ketersediaan nutrisi dan pemanfaatan nutrisi
maka Indeks Keseragaman (E’) semakin yang berbeda dari tiap individu. Ketersediaan
mendekati 0 (nol). Adanya perbedaan nilai nutrisi seperti pospat dan nitrat, serta
indeks keanekaragaman dan keseragaman kemampuan dari masing-masing jenis
yang bervariasi pada perairan menurut Yazwar fitoplankton untuk beradaptasi dengan
(2008), disebabkan oleh faktor fisika air serta lingkungan yang ada.
Gambar 1. Indeks Keanekragaman (H’) dan Keragaman (E’) Fitoplankton di Sungai Ciliwung
Berdasarkan Gambar 1 di atas menunjukkan 2,86%. Dominansi spesies Cyclotella sp. dari
bahwa semakin ke hilir indeks kelas Bacillariophyceae memiliki dominansi
Keanekaragaman (H’) fitoplankton semakin yang cukup besar yang mengarah kepada
rendah. Demikian juga indeks keseragaman komunitas yang labil dan tertekan.
(E’) fitoplankton semakin rendah mendekati 0
(nol). Kondisi ini menggambarkan bahwa Segmen II (Kelapa Dua, Kalibata, Kampung
ekosistem Sungai Ciliwung semakin ke hilir Melayu) merupakan perwakilan bagian tengah
menujukkan rendahnya kualitas perairan. dari Sungai Ciliwung. Indeks Dominansi (D) di
segmen ini lebih rendah di bandingkan dengan
Indeks Dominansi (D) rata-rata di 9 (sembilan) segmen III. Hal ini diduga kondisi kualitas
titik pengambilan sampel berada pada kategori perairan yang masih baik dibandingkan
berkisar antara 0,09 sampai 0,68. dengan segmen III. Sedangkan segmen I
Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa (Jembatan Gadog, Gadog dan Katulampa)
dari semua stasiun pengambilan sampel, tingkat dominansi lebih rendah jika
segmen III (Pejampongan, K.H Mansyur dan dibandingkan dengan segmen II (Kelapa Dua,
Teluk Gong) dijumpai tingkat dominansi Kalibata, Kampung Melayu). Stasiun
tertinggi dibandingkan dengan segmen II dan Katulampa memiliki tingkat dominansi paling
segmen III. Semakin ke hilir indeks dominasi rendah sebesar 0,09, nilai yang paling
semakin tinggi, dimana semakin kecil nilai mendekati 0 (nol). Angka ini menujukkan
indeks dominansi maka menunjukan bahwa bahwa ada spesies yang mendominasi dalam
tidak ada spesies yang mendominsi ekosistem sungai Ciliwung. Berdasarkan hasil
sebaliknya semakin besar dominansi maka pengamatan di segmen I fitoplankton
menunjukkan ada spesies tertentu (Odum, didominasi oleh spesies Spirulina sp. dari
1993). kelas Cyanophyceae dan Nitzschia sp. dari
kelas Bacillariophyceae. Spirulina sp.
Dilihat dari komposisi jenis fitopalankton di merupakan mikroalga yang memiliki adaptasi
ketiga stasiun ini cukup beragam. Kelas tinggi, yang mampu tumbuh dalam berbagai
fitoplankton yang mendominasi masih dari kondisi pertumbuhan, sedangkan Nitzschia sp.
kelas Bacillariophyceae sebanyak 70,59%, yang ditemukan pada stasiun ini juga
diikuti oleh kelas Clorophyceae sebanyaak mengindikasikan bahwa perairan tersebut
42,89%, Euglenophyceae sebanyak 11,76% berada pada kondisi eutrofik-hipereutrofik
Cyanophyceae sebanyak 11,43% dan (Soeprobowati, 2011).
terendah adalah kelas Dinophyceae sebanyak
78
Sirait et al., Komparasi Indeks Keanekaragaman dan Indeks Dominansi
79