You are on page 1of 9

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN GERONTIK

Resume Mata Kuliah Keperawatan Gerontik


Psychosocial Changes

Oleh:
Ariska Nur Hidayatul Khusna
131911123079

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2019
Psychosocial Changes

Beberapa individu (lansia) mengatasi perubahan psikososial, dan yang lain mengalami frustrasi dan
tekanan mental yang ekstrem
Psychology Needs :
• Fears of a sick person:
• Death
• Chronic illness
• Loss of function
• Pain
• Dealing with fears created by an illness:
• Listening
• Patience
• Understanding
• Provide support
Confusion and Disorientation
– Berbicara dengan tidak jelas
– Tidak tahu nama mereka
– Tidak mengenali orang lain
– Mengembara tanpa tujuan
– Kurangnya kesadaran waktu atau tempat
– Penampilan bermusuhan dan agresif
– Berhalusinasi
– Regressing dalam perilaku
– Kurang memperhatikan kebersihan pribadi
– Ketidakmampuan menanggapi perintah atau instruksi sederhana
Causes of temporary confusion / disorientation
– Stress and/or depression
– Use of alcohol or chemicals
– Kidney disease
– Respiratory disease
– Liver disease
– Medication
Diseases:
– CVA
– Arteriosclerosis
– Atherosclerosis
• Cause TIA’s ministrokes which result in temporary periods of diminished blood
flow to the brain.
Dementia
– Loss of mental ability characterized by a decrease in intellectual ability, loss of memory,
impaired judgment, personality change, and disorientation
– Acute dementia
– When the symptoms are caused by temporary reason:
– High fever, dehydration, hypoxia
– Chronic dementia
– When symptoms are caused by permanent, irreversible damage to brain cells
Alzheimer’s Disease
• Form of dementia that causes progressive changes in brain cells
Early Stages
• Memory loss
• Mood & personality changes
• Depression
• Poor judgment
• Confusion regarding time & place
• Inability to plan and follow through with ADLs
Middle Stages:
• Nigh time restlessness
• Mood swings increase
• Personal hygiene ignored
• Weight fluctuates
• Paranoia & hallucinations
• Full time supervision needed
Late Stages:
• Total disorientation
• Incoherent
• Unable to communicate with words
• Loses control of bladder & bowel functions
• Develops seizures
• Loses weight despite eating a balanced diet
• Becomes totally dependent
• Lapses into a coma
• Dies
Care to Alzheimer
• Aspek perawatan ttt harus diikuti dengan individu yg bingung atau tidak terorientasi.
• Lingkungan yg aman & terlindungi, mengikuti rutinitas yg sama, menjaga aktivitas tetap sederhana
dan bertahan.
• Hindari suara keras, ruangan yg ramai, dan keributan yg berlebihan.
• Tingkatkan mengenali orang, waktu, dan tempat dengan memberikan orientasi realitas
Reality Orientation
• Ingat alamat orang dg nama yg disukai
• Hindari: sayang, sayang, sayang
• Benarkan penyebutan nama, bila ada kesalahan menyebut.
• Buat referensi ke hari, waktu, tempat
• Gunakan jam, kalender, buletin
• Keep oriented to day night cycles:
• Pakaian biasa di siang hari
• Buka tirai di siang hari
• Tutup tirai di malam hari
• Piyama di malam hari
• Bicara pelan, jelas / ajukan pertanyaan yang jelas & sederhana
• Jangan terburu-buru atau tergesa-gesa
• Ulangi instruksi dengan sabar, berikan waktu untuk ind. untuk menulis kembali
• Dorong percakapan tentang hal-hal yang dikenal atau kejadian terkini
• Dorong penggunaan tv, radio tanpa terlalu kuat
• Pastikan ind. menggunakan alat bantu sensorik
• Jauhkan benda2 yg tdk asing dlm pandangan
• Hindari memindahkan furnitur & barang2
• Jangan menyetujui pernyataan yg salah
• Jangan ragu utk menyentuh, berkomunikasi dgn lansia
• Hindari pertengkaran
• Dorong kemandirian dan pertolongan diri kapan pun memungkinkan
Sociology Needs
• Kebutuhan sosial lansia sebagai mana seperti makhluk sosial lainnya:
– pergaulan,
– pengakuan,
– sekolah,
– pekerjaan
Social isolation
• “Individu tidak memiliki rasa secara sosial, tidak memiliki keterlibatan dgn orang lain, tdk memiliki
jmlh kontak sosial minimal dan mereka kekurangan dlm memenuhi dan hubungan yg berkualitas
"(Nicholson, 2009)
• Masalah kes utama Lansia yang tinggal di komunitas, yg menyebabkan kondisi kesehatan yang
merugikan.
• Prevalensi isolasi sosial Lansia di komunitas menunjukkan setinggi 43%, (Nicholson et al., 2010;
Smith & Hirdes, 2009)
Psychological
• Social isolation has been demonstrated to impact the psychological and cognitive well-being of
older adults
• Those who have poor social connections and do not participate in social activities are at an
increased risk of cognitive decline (Beland et al., 2005)
• Significantly increased risk of depression and death from suicide, as well as from other causes (Eng
et al., 2002)
Sarason (1983) bahwa dukungan sosial itu ada dua hal :
• Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia; merupakan persepsi individu terhadap sejumlah
orang yang dapat diandalkan saat individu membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan
kuantitas).
• Tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang diterima; berkaitan dengan persepsi individu
bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan berdasarkan kualitas)
Komponen Dukungan Sosial
• Kerekatan Emosional (Emotional Attachment)
• Integrasi sosial (Social Integration)
• Adanya Pengakuan (Reanssurance of Worth)
• Ketergantungan yang dapat diandalkan ( Reliable Reliance)
• Bimbingan (Guidance)
• Kesempatan untuk mengasuh (Opportunity for Nurturance)
• Isolasi sosial telah terbukti berdampak pada kesejahteraan psikologis dan kognitif dari Lansia dan
yang lebih tua
• Mereka yang memiliki koneksi sosial yang buruk dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan sosial
berada pada peningkatan risiko penurunan kognitif dan kualitas hidupnya
Cultural Needs
• Bahasa
• Kerohanian
• Karya seni
• Kebiasaan dan tradisi kelompok
• Preferensi makanan
• Respon terhadap penyakit
• Stres dan nyeri
• Dukacita
• Kemarahan
• Kesedihan
• Pengambilan keputusan
• Culture – (Leininger) set of beliefs, value, assumptions about life, widely held among a group of
people
• Religion – belief in a god or group of gods, organized system of beliefs, rules used to worship
• Spirituality – each person defines it for him/herself. Process of re-formation, one’s vital spirit or
soul.
How To’s of Cultural Assessment
1. Lihatlah & dengarkan.
2. Jelaskan alasan untuk mempelajari budaya itu praktis, bukan hanya rasa ingin tahu.
3. Temukan jika ada protokol khusus.
4. Tempatkan klien di atas kebutuhan untuk memperoleh informasi.
5. Tangani fasilitas sosial sebelum pengumpulan-informasi.
Culturally Focused-Assessments
• Biologic variation
• Communication
• Personal space
• Perception of time
• Health beliefs
• Pain response
• Family/social patterns
• Nutritional patterns
• Religion/spirituality
• Death/dying practices
Culture Awareness
• Culture awareness entails an understanding of how a persons culture may inform their
values, behavior, beliefs and basic assumptions
• Kesadaran budaya mengakui bahwa kita semua dibentuk oleh latar belakang budaya, yang
mempengaruhi cara kita mengganggu dunia di sekitar kita, memandang diri kita sendiri dan
keterkaitan orang lain
• Anda tidak perlu menjadi ahli di setiap budaya atau memiliki semua jawaban untuk sadar budaya;
namun, kesadaran budaya membantu Anda menjelajahi masalah budaya dengan penerima
perawatan Anda dengan lebih sensitif
Meeting the Elderly Needs
• Culture: the values, beliefs, ideas, customs, and characteristics that are passed from one generation
to the next.
• Areas affected by an individual’s culture:
• Language
• Food habits
• Dress
• Work
• Leisure activities
• Health care
Pepunden
• Lansia lebih senang hidup di rumah sendiri, yang menjamin kebebasannya
• Tempat tinggal Lansia prioritas utama juga berada di rumah anak laki-laki tertua.
• Anak menjadi jaminan orang tua, artinya keberadaan anak akan mejamin kehidupan Lansia di masa
tuanya.
• Anak mengharapkan orangtuanya mau bertempat tinggal bersama di rumahnya sebagai tanda bakti
kepada orang tua
Spiritual Care
• Pengalamaninsiden kritis ini memicu minat di bidang spiritualitas dan perawatan spiritual
Arti Kehidupan
• Syech Siti Jenar
– “Urip sing sejati yaiku urip sing tan keno pati”.
– “Sanyatane, donya iki ngalame wong mati, iya ing kene iki anane swarga lan naraka,
tegese, bungah lan susah. Sawise kita ninggal donya iki, kita bali urip langgeng, ora ana
bedane antarane ratu karo kere, wali karo bajingan.”
Jasad Tubuh Manusia
• “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim).
• Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan segumpaltulang belulang. Kemudian
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Dan sesudah itu Kami jadikan ia makhluk yang
berbentuk lain. maka Maha sucilah allah pencipta yag paling baik.“ (Al-Mukminun:2, 13 dan 14)
Spiritual Needs
• Keyakinan spiritual dan praktik yang diberikan kepada seorang individu lansia disebut agama
mereka.
• Penting untuk menerima keyakinan seseorang tanpa bias, dan bahwa pekerja perawatan kesehatan
tidak memaksakan keyakinan agama mereka sendiri pada individu yang sedang dirawat.
Dasar Spiritual Care
 Spiritual merupakan dimensi kekuatan keyakinan, akan ketercapaian tujuan hidup
yang hakiki.
 Keperawatan spiritual menurut Govier (2000) terdapat 4 R, yaitu :
 Reason and Reflection
 Religion
 Relationships
 Restoration
 Respect and Consideration of a persons religious beliefs
 Perlakuan yang tepat sesuai agama yang dianutnya.
 Izinkan orang untuk mempraktekkan agama
 Hormati permintaan makanan khusus
 Berikan privasi selama kunjungan rokhaniawan
 Abuse
 Physical
 Verbal
 Psychological
 Sexual
 Report any abuse observed to proper agency
 Reasons elderly do not report abuse
 Menggunakan perasaan apakah pantas untuk di perlakukan salah
 Keinginan untuk terlindungi dari perlakuan salah
 Ombudsman ad seorang penjabat/badan yg bertugas menyelidiki berbagai kel masy
• Ombudsman adalah individu yang terlatih khusus yang bekerja dengan orang tua dan keluarga
mereka, penyedia layanan kesehatan, dan individu yang peduli lainnya. Untuk meningkatkan
kualitas perawatan dan kualitas hidup.

You might also like