You are on page 1of 15

ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.

3 Desember 2018 | Page 2808

PERANCANGAN BUSANA MODEST WEAR DENGAN INSPIRASI


BAJU KURUNG DAN ORNAMEN PUCUK REBUNG

Asti Dwi Prihartini¹ Morinta Rosandini²


¹astidwi.prihartini@gmail.com ²morintarosandini@telkomuniversity.ac.id
Program Studi Seni Rupa Intermedia, FIK, Universitas Telkom, Bandung

ABSTRACT

Muslim fashion trend is now growing rapidly, especially in Indonesia. Muslim fashion is divided into
some types, one of them is called modest wear. Modest fashion means a way to get dressed politely
and not provocatively.

There is a traditional cloth that has the same principle as modest wear, called Baju Kurung. Baju
kurung is Malay traditional cloth in Riau. This research has a purpose to create alternative designs of
modest wear inspired by baju kurung and also use pucuk rebung ornaments as its local content. The
research data are collected through qualitative method such as study of literature, observation and
experiment. Study of literature and observation included collecting basic literature and also the
development of modest wear, baju kurung and pucuk rebung ornament. Experiment process is done to
explore the pattern composition of pucuk rebung ornament.

The research result is a collection of modest wear which has five looks. The five of them has a loose,
long and straight cut, which inspired by baju kurung itself. The color that used is a mix of Riau Malay
specific color and light brown to broken white. Pucuk rebung ornament is applied to the fabric using
digital print technique.

Keywords: muslim fashion trend, modest wear, baju kurung, pucuk rebung ornament

PENDAHULUAN saja. Bagi sebagian wanita, modest


merupakan cara mereka berpakaian secara
Latar Belakang
sopan yang disesuaikan dengan umur,
Dewasa ini istilah ‘modest wear’ sering pekerjaan, serta tempat tinggalnya (Lewis,
terdengar dan popularitasnya kian 2011).
meningkat. Modest fashion itu sendiri
memiliki definisi cara berpakaian yang Dikutip dari majalah Femina (2016), tiga
sopan dan tidak provokatif. Berpakaian tahun belakangan, perkembangan dunia
modest tidak semata-mata hanya untuk busana muslim semakin bertransformasi
menerapkan ajaran dari suatu keagamaan dari gaya berbusana konservatif ke arah
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2809

modern. Hal ini ditandai dengan wear, yaitu „Baju Kurung‟. Baju kurung
beragamnya busana modest wear hasil merupakan pakaian tradisional masyarakat
karya desainer Indonesia yang telah Melayu Riau. Menurut (Hussin, 2012),
dipamerkan di ajang fashion show baju kurung tradisional berpotongan
bergengsi tingkat nasional hingga ke longgar, berlengan panjang, dan berpesak
internasional. Berdasarkan uraian diatas, serta melebar di bagian bawahnya. Hal ini
terlihat bahwa modest wear memiliki dikarenakan baju kurung mendapat
peluang yang besar. Untuk bisa bersaing pengaruh dari agama Islam yang mana
dalam lingkup tersebut tersebut diperlukan bertujuan untuk menutup aurat
beberapa hal yang dapat dijadikan daya pemakainya, terutama kaum wanita.
tarik tersendiri sehingga hasil rancangan Effendi dalam bukunya yang berjudul
yang dibuat bisa menjadi menonjol “Busana Melayu: Pakaian Adat Daerah
diantara yang lainnya. Salah satu hal Melayu” (1992), memaparkan bahwa
tersebut adalah konten lokal. Ada banyak wanita dewasa umumnya memakai baju
Indonesia Modest Fashion Designer kurung satu set, yaitu baju kurung dengan
(IMFD) yang telah mengangkat konten kain sarungnya menggunakan bahan yang
lokal Nusantara kedalam rancangannya, sama, biasanya terbuat dari kain songket,
lima diantaranya telah berhasil lulus kurasi satin, sutera, dan sebagainya. Dilengkapi
dalam ajang Fashion Scout bagian dari pula dengan sulaman ornamen Melayu
London Fashion Week Autumn/Winter Riau sebagai motifnya di beberapa bagian
2018 yang ditampilkan pada 16 Februari dari baju.
2018 di Freemanson‟s Hall 60 Great
Queen Streat, London. Masing-masing Selain diterapkan dalam pakaian
desainer membawakan enam koleksi tradisionalnya, ornamen Melayu Riau juga
rancangan terbaiknya dengan mengangkat biasa digunakan sebagai hiasan dekoratif
tema kekayaan wastra Nusantara, seperti pada perahu, arsitektur rumah, bangunan
kain jumputan, kain tenun, motif batik perkantoran, hulu senjata, kerajinan kayu
hingga ragam flora khas Indonesia dan lain sebagainya. Ornamen Melayu
(Moeslema, 2018). Riau umumnya bersumber dari alam,
seperti flora, fauna, dan benda-benda
Selain wastra, Indonesia juga kaya akan angkasa. Diantara ketiga jenis ornamen
keberagaman pakaian tradisionalnya. Ada tersebut, yang paling banyak digunakan
salah satu pakaian tradisional yang adalah ornamen yang bersumber dari
kaidahnya sejalan dengan kaidah modest tumbuh-tumbuhan (flora) (Salam, 2011).
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2810

Dari bentuknya yang beragam, peneliti melalui akun media sosial


melihat adanya potensi ornamen Melayu (instagram).
Riau untuk diterapkan pada busana
modest wear guna untuk diperkenalkan 2. Studi Literatur, terdiri atas
kembali pada masyarakat umum. “Pakaian Melayu Riau” karya
Encik Zulkifli, “Busana Melayu:
Berdasarkan hasil observasi yang Pakaian Adat Tradisional Daerah
dilakukan oleh peneliti di Riau, tepatnya Riau” karya M.A. Effendi,
kecamatan Rengat, baju kurung pada saat “Modest dressing: faith based
ini masih kerap dikenakan, baik untuk fashion and the internet retail” oleh
menghadiri acara formal maupun non- Reina Lewis, proceeding “Evolusi
formal. Peneliti melihat adanya potensi dan Tipologi Pakaian Wanita
dari baju kurung untuk dikembangkan Melayu di Semenanjung Malaysia”
kedalam busana modest wear yang oleh Haziyah Hussin, jurnal ilmiah
sifatnya modern namun memiliki konten “Simbol dan Identitas: Kajian
lokal. Penelitian ini bertujuan untuk tentang Negosiasi dan Konsolidasi
menciptakan sebuah alternatif desain terhadap Simbol Budaya dalam
busana modest wear yang terinspirasi dari Mempertahankan Identitas
baju kurung dengan menerapkan ornamen Masyarakat Riau” oleh Noor Efni
Melayu Riau sebagai motifnya. Salam, serta majalah online yaitu
Harper‟s Bazaar Indonesia dan
METODE PENELITIAN Femina.

Metode yang digunakan dalam penelitian 3. Eksperimen, dilakukan dalam


ini adalah metode kualitatif. Hal ini terlihat beberapa tahap. Pertama,
dari cara pengumpulan data primer dan menentukan ornamen yang akan
data sekundernya. Data primer berupa diolah. Kedua, proses tracing
observasi. Data sekunder terdiri atas studi ornamen yang dimulai dari lima
literatur dan eksperimen. macam modul pucuk rebung.
1. Observasi, yaitu mengamati secara Ketiga, menyusun ornamen
langsung kondisi baju kurung yang menjadi beberapa komposisi.
ada di Riau, memperhatikan Terakhir, merealisasikan komposisi
kegiatan target market serta motif pada permukaan kain.
perkembangan busana modest wear
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2811

HASIL DAN ANALISA pucuk rebung diletakkan Pucuk Rebung

Tabel 1 Analisa Perancangan pada bagian pinggir / tepi, pada Busana


seperti di ujung lengan,

Bentuk asli dari pucuk 1. Pucuk ujung baju, pinggiran

rebung yaitu garisnya Rebung leher serta bagian

organis dan geometris. kancing. Komposisi

Semakin keatas pucuk rebung tersebut

bentuknya semakin dibuat hanya satu baris

meruncing, membentuk dengan susunan mendatar

segitiga. Antara bagian yang berulang.

kiri dan kanan bentuknya


sama dan proposional
D Menggunakan satu bentuk 1. Penerapan
(mirror).
A ragam hias saja. Ragam Hias
T Penyusunan komposisi Melayu Riau
Pembuatan komposisi 2. Komposisi
A sejajar dengan jarak yang pada Bangunan
motif menggunakan Ragam Hias
teknik pengulangan yang Melayu Riau sama setiap modulnya.

teratur secara sejajar serta Hanya terdapat satu lapis

penggunaan teknik mirror, komposisi.

memanfaatkan prinsip
keseimbangan dan motif
isen-isen disusun sejajar
sehingga membentuk Ragam hias Melayu juga 2. Penerapan

sebuah kesatuan garis. dapat ditemukan di dalam Ragam Hias


ukiran. Salah satu ragam Melayu Riau
hias tersebut adalah pucuk pada Ukiran
L
D rebung. Pucuk rebung
I A
Berpotongan longgar, 3. Baju Kurung disusun mendatar secara
T T
semakin kebawah berulang dalam satu baris.
E A
semakin melebar, Setiap urutan genap dari
R
berlengan panjang. Pola pucuk rebung diputar 180º
A
busananya berbentuk sehingga menjadi
T
persegi panjang. Pola kebalikan dari bentuk
U
potongannya lurus. Di awalnya. Pada ukiran,
R L
bagian bawah lengan pucuk rebung yang

terdapat kekek. A digunakan hanya satu


P jenis.
A
N

Dalam busana, ragam hias 4. Posisi Motif G Motif pucuk rebung 3. Penerapan
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2812

A terdapat di bagian tepi Ragam Hias tudung kepala hingga


N kain (sebagai motif Melayu Riau aksesoris.Potongan
utama), disusun berjajar. pada Lembaran busana berbentuk A-line
Motif isen-isen disusun Kain dan juga layering.
secara teratur hingga Potongan atasnya
membentuk sebuah dominan berada dibawah
bentuk baru seperti belah lutut
ketupat, dll. Ruang
kosong sedikit.
b. shafira
Mengangkat tema
Pada Indonesia Modest 4. “Ngabaraga” sebagai
Fashion Week (IMFW) Perkembangan lokal kontennya. Hal ini
2017 para desainer Busana Modest ditunjukkan dengan
Indonesia banyak yang Wear pada penggunaan tenun sutera
mengangkat kembali Pada Indonesia Jawa Barat serta aplikasi
unsur-unsur kebudayaan Modest beads bunga dimana
daerah sebagai lokal Fashion Week Bandung terkenal sebagai
kontennya. Beberapa (IMFW) 2017 Kota Kembang. Koleksi
diantaranya berupa batik, busananya bergaya urban
kain jumputan, tenun serta androgyny dan
flora khas Indonesia. penggunaan warna natural
Teknik yang digunakan biru langit, krem, merah
juga beragam, seperti muda & tosca.
dyeing, tie dye, bordir,
beads, dll. Untuk model
busananya dominan Hasil Rancangan Iffah M. 6.
berbentuk maxi dress Dewi: Perkembangan
dengan pencampuran Mengangkat Rejodani, modest wear
nuansa warna pastel dan sebuah desa kecil yang dalam Muslim
warna gelap. berada di sebelah selatan Fashion
gunung merapi Daerah Festival
Istimewa Yogyakarta (MUFFEST)
a. Ida Royani 5. sebagai konten lokalnya. 2018
Mengangkat tenun sadum Perkembangan Motifnya diangkat dari
sebagai lokal konten dari modest wear unsur-unsur alam di
rancangan busananya. dalam Rejodani, seperti padi,
Tenunan tersebut Indonesia sungai, singkong, serta
dijadikan potongan cape, Fashion Week ikon-ikon Yogyakarta.
bawahan, ujung lengan, 2018 Koleksi busana bergaya
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2813

romantic ethnnic dan


casual ethnic dengan Versatility diambil dari kata bahasa
potongan desain A line, I
Inggris, yang mana dalam penelitian ini
line dan H line.
Menggunakan warna
berarti kemampuan untuk menunjukkan
mocca dan cokelat. dua atau lebih sifat yang berbeda dalam
waktu bersamaan. Yang mana dalam
penelitian ini, penulis ingin
Berdasarkan beberapa data di atas, penulis menggabungkan unsur tradisional dengan
menjadikannya sebagai dasar dalam modern, unsur lembut dan keras, serta
perancangan. Produk yang dibuat berupa penggunaan warna muda dan tua. Jadi
koleksi busana modest wear yang dalam satu busana, kedua unsur yang
terinspirasi dari baju kurung, yaitu dari bertolak belakang tersebut digabung
potongan baju dan roknya yang panjang menjadi satu kesatuan.
serta potongan lengan yang panjang dan
lebar. Kemudian dilakukan beberapa Dalam imageboard, penulis ingin
perubahan bentuk pada lengan dan siluet menunjukkan sifat tradisional dari
serta penambahan teknik layering pada kebudayaan Melayu Riau dengan
busananya. Untuk motifnya, mengangkat dipadukan nuansa modern dari potongan
kembali ornamen pucuk rebung yang busana modest wear. Serta perpaduan
dikomposisikan secara variatif namun antara ruang kosong dan detail motif yang
tetap menyisipkan komposisi dasar dari sedikit rumit. Selain itu juga, penulis ingin
pucuk rebung yang asli. Warna yang memadukan karakter keras dan lembut
digunakan adalah nuansa broken white, menjadi sebuah kesatuan yang harmonis.
kuning serta cokelat. Maka dari itu, konsep Nuansa warna yang diangkat adalah
yang diangkat adalah versatility. earthy, yang terdiri atas broken white,
peach, kuning hingga cokelat kehitaman.

Gambar 1 Imageboard (Sumber: Dok. Pribadi)


Gambar 2 Lifestyle Board (Sumber: Dok. Pribadi)
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2814

Target market utama dari penelitian saya Eksplorasi lanjutan merupakan proses
adalah wanita Melayu baik yang tinggal di pembuatan repitisi dari beberapa
Riau maupun diluar kota, berusia 23-30 komposisi motif yang telah dibuat. Teknik
tahun, dimana usia ini mereka telah repitisi yang digunakan ada dua, yaitu
memiliki karir yang stabil dan mulai teknik repitisi manual dan otomatis
merintis ke jenjang pernikahan. Sehingga (menggunakan tools yang terdapat di
mereka akan lebih sering menghadiri dalam software CORELDraw). Setelah
acara-acara formal dan atau semi formal. pembuatan beberapa macam repitisi motif,
Segmentasi wanita disini ialah wanita yang maka terpilihnya 5 motif yang dirasa
sehari-harinya berpenampilan sopan, paling tepat untuk nantinya diterapkan
mengerti akan konsep modesty, up to date pada produk akhir, diantaranya:
mengenai fesyen serta menyenangi hasil a. Motif 1
kebudayaan daerah Indonesia, terutama
ragam hiasnya. Segmentasi utamanya
adalah wanita berhijab, namun tidak
menutup kemungkinan untuk wanita non-
hijab yang masih ingin tampil modest.

1. Hasil Eksplorasi Motif


Proses eksplorasi terbagi atas 3 tahapan,
yaitu proses eksplorasi awal, eksplorasi
lanjutan dan eksplorasi terpilih. Eksplorasi
awal berupa proses men-tracing modul
dari ornamen pucuk rebung. Modul pucuk Gambar 3 Motif 1 Single Motif dan Repitisi
rebung yang digunakan terdiri atas 5 jenis, (Sumber: Dok. Pribadi)
yaitu pucuk rebung, pucuk rebung
sekuntum, pucuk rebung kuntum bertunas, Jenis repitisi: Square Repeat (yaitu jenis
pucuk rebung kaluk paku dan pucuk repitisi / pengulangan yang paling
rebung kuntum mambang. Kemudian sederhana. Motif dibentuk secara penuh
dilanjutkan dengan proses pembuatan dan konsisten sehingga membentuk sebuah
komposisi motif yang terdiri atas grid).
penggabungan beberapa modul pucuk Rasio: 7,0 cm.
rebung.
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2815

Modul yang digunakan: Pucuk Rebung c. Motif 3


Bertunas dan Pucuk Rebung Kuntum
Mambang.
Unsur desain yang digunakan: bidang
dan warna.
Prinsip desain yang diterapkan: irama,
keseimbangan, keselarasan dan kesatuan.

b. Motif 2 Gambar 5 Motif 3 Single Motif dan Repitisi


(Sumber: Dok. Pribadi)

Jenis repitisi: Half Drop (column offset)


(yaitu jenis repitisi atau pengulangan yang
digeser atau diturunkan kurang dari
setengahnya. Pengulangan dilakukan
secara vertikal).
Rasio: 7,0 cm.
Modul yang digunakan: Pucuk Rebung
Bertunas, Pucuk Rebung Sekuntum dan

Gambar 4 Motif 2 (Sumber: Dok. Pribadi) Pucuk Rebung Kuntum Mambang.


Unsur desain yang digunakan: bidang
Jenis: Single Motif (pembuatan komposisi dan warna.
motif tanpa adanya repitisi, penyusunan Prinsip desain yang diterapkan: irama,
modul dilakukan secara manual). keseimbangan, keselarasan dan kesatuan.
Modul yang digunakan: Pucuk Rebung
Bertunas, Pucuk Rebung Sekuntum dan d. Motif 4
Pucuk Rebung Kaluk Paku.
Unsur desain yang digunakan: bidang
dan warna.
Prinsip desain yang diterapkan:
keseimbangan, keselarasan dan kesatuan.
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2816

Gambar 6 Motif 4 Single Motif dan Repitisi setengahnya. Pengulangan dilakukan


(Sumber: Dok. Pribadi)
secara horizontal).
Rasio: 7,0 cm.
Jenis repitisi: Brick (row offset) (yaitu
Modul yang digunakan: Pucuk Rebung
jenis repitisi atau pengulangan yang
Bertunas, Pucuk Rebung Sekuntum, Pucuk
digeser atau diturunkan kurang dari
Rebung Kuntum Mambang dan Pucuk
setengahnya. Pengulangan dilakukan
Rebung Kaluk Paku.
secara horizontal).
Unsur desain yang digunakan: bidang
Rasio: 7,0 cm.
dan warna.
Modul yang digunakan: Pucuk Rebung
Prinsip desain yang diterapkan:
Kaluk Paku dan Pucuk Rebung Kuntum
keseimbangan, keselarasan dan kesatuan.
Mambang.
2. Sketsa Produk
Unsur desain yang digunakan: bidang
Sketsa awal dibuat sebanyak 10 look.
dan warna.
Garis rancangnya terinspirasi dari garis
Prinsip desain yang diterapkan: irama,
rancang baju kurung yang lurus dan
keseimbangan, keselarasan dan kesatuan.
berpotongan panjang, serta dari garis
rancang busana modest wear yang ada saat
e. Motif 5
ini, seperti kerut dan tumpukan (layering).
Untuk baju dan roknya memakai siluet A,
namun sebagian tetap menggunakan pola
rok baju kurung tradisional. Bentuk leher
baju terinspirasi dari baju kurung tulang
belut yang mana berbentuk bulat dan
diberi risleting di bagian depan.

Untuk motifnya, setiap satu komposisi


motif terpilih diterapkan pada dua buah
look. Penerapan motif tersebut diletakkan
Gambar 7 Motif 5 Single Motif dan Repitisi
pada pinggiran baju, yang mana sesuai
(Sumber: Dok. Pribadi)
dengan peletakan motif pucuk rebung yang
aslinya memang ditaruh di bagian pinggir
Jenis repitisi: Brick (row offset) (yaitu
busana atau pun songket. Warna yang
jenis repitisi atau pengulangan yang
digunakan dalam satu buah look-nya
digeser atau diturunkan kurang dari
terdiri atas empat atau lima buah warna
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2817

yang berbeda, menyesuaikan dengan yang sangat mendominan. Maka dari itu,
warna dasar dari lembaran print komposisi penulis melanjutkan ke proses pembuatan
motif yang digunakan. Hal ini dibuat sketsa lanjutan, sebagai berikut:
sebagai sebuah alternatif, karena baju
kurung tradisional biasanya hanya Tabel 2 Sketsa Lanjutan dan Terpilih

menggunakan satu warna yang sama  Potongan baju


bagian depan
(atasan dan bawahan memakai bahan yang panjang hingga
ke paha,
sama). sedangkan
bagian belakang
panjang hingga
lutut.
1.
 Resleting
terdapat di
bagian depan
baju.
 Pola rok dan
baju A-line.
 Pada lengan
diberi tiga buah
kancing
dekoratif yang
dibuat
menggunakan
bahan yang
sama dengan
baju.
 Pada bagian
depan baju
terdapat satu
buah kantong.
 Komposisi
Gambar 8 Sketsa Awal Produk (Sumber: Dok. motifnya
menggunakan
Pribadi)
teknik single
motif dan
repitisi (square).
Setelah pembuatan 10 look sketsa awal,
A = shantung
penulis memilih lima buah sketsa yang B, D, E = satin bridal
memiliki kesinambungan antara satu C1, C2 = crepe motif
(print)
dengan yang lain untuk dijadikan sebuah
koleksi. Lalu penulis juga melakukan  Potongan baju
bagian depan
2.
beberapa revisi dari segi komposisi motif dan bagian
belakang
yang digunakan dari kelima sketsa yang panjang hingga
selutut.
terpilih. Komposisi motif yang terdapat di Kemudian diberi
bahan tambahan
sketsa awal dirasa belum optimal di bagian
dikarenakan penggunaan teknik repitisi pinggang
setengah di
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2818

depan hingga ke belakang.


belakang yang  Pada bagian
dibentuk kerut lengan terdapat
bagian atasnya. satu buah
 Resleting potongan motif
terdapat di dibagian
bagian belakang tengahnya yang
baju. panjangnya dari
 Pola rok pangkal lengan
memakai pola A- hingga ke
line. pergelangan
 Lengan polos. tangan.
 Pada bagian  Komposisi
depan baju motifnya
terdapat satu menggunakan
buah kantong teknik single
dekoratif. motif dan
 Komposisi repitisi.
motifnya single  Terdapat dua
motif. buah kantong di
bagian depan
A, E, F = satin bridal baju.
B = satin bridal motif
(print) A1, A2 = satin bridal
C = shantung motif (print)
D = crepe
B, D, E, F = satin bridal
C = shantung

 Potongan baju
bagian depan
4.
dan bagian
belakang
panjang hingga
lutut. Kemudian
 Potongan baju ditumpuk
bagian depan di dengan dua buah
3. bahan yang
buat sepanjang
paha, dan ukuran
setengahnya lagi panjangnya
sepanjang lutut berbeda, dan
hingga ke bagian bagian bawah
belakang. salah satunya
 Resleting ditambahkan
terdapat di bahan yang
bagian depan jatuh.
baju.  Resleting
 Pola rok terdapat di
memakai pola A- bagian belakang
line. baju.
 Lengan polos.  Pola rok model
 Terdapat satu A-line.
buah potongan  Lengan terdiri
motif di bagian atas dua
pinggang baju potongan, bahan
depan hingga ke polos dan bahan
motif hasil print
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2819

 Pada bagian
depan baju
A = shantung
terdapat dua
buah kantong B, D, E = shantung
fungsional.
bridal
 Komposisi
motifnya C1, C2 = satin bridal
menggunakan motif (print)
teknik single
motif dan
repitisi.

A1, A2 = satin bridal 3. Visualisasi Produk


motif (print)
B, D = satin bridal Dalam koleksi busana modest wear ini
E = crepe
F = shantung terdapat lima buah look yang mana
merupakan 5 buah desain sketsa terpilih
dilengkapi dengan motifnya. Berikut
5.
 Potongan baju visualisasi dari kelimanya:
bagian depan
sepanjang paha
dan setengahnya
lagi sepanjang
lutut hingga ke
belakang.
Bagian bawah
baju terdapat
potongan motif.
 Resleting
terdapat di
bagian belakang
baju.
 Pola rok model
A-line. Dan
ditumpuk
dengan satu
buah kain yang
bagian atasnya
dibentuk kerut.
 Lengan terdiri
atas dua
potongan dan
bagian
tengahnya diberi
potongan motif.
 Pada bagian
depan baju
terdapat dua
buah kantong Gambar 9 Visualisasi Produk 1 (Sumber: Dok.
fungsional.
 Komposisi Pribadi)
motifnya
menggunakan
teknik single
motif dan
repitisi.
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2820

Gambar 10 Visualisasi Produk 2 (Sumber: Dok.


Pribadi)
Gambar 12 Visualisasi Produk 4 (Sumber: Dok.
Pribadi)

Gambar 11 Visualisasi Produk 3 (Sumber: Dok.


Pribadi)
Gambar 13 Visualisasi Produk 5 (Sumber: Dok.
Pribadi)
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2821

digabungkan dengan garis rancang busana


SIMPULAN modest wear saat ini yang berpotongan

Berdasarkan data penelitian yang didapat asimetris. Untuk aplikasi imbuhnya,

sekaligus menjawab beberapa mengangkat kembali ornamen pucuk

permasalahan dari rumusan masalah yang rebung yang dikomposisikan

terdapat pada Bab I, penulis menggunakan teknik repitisi dan single

menyimpulkan bahwa dalam motif lalu diaplikasikan ke busana dengan

menghasilkan perancangan busana modest teknik digital print.

wear yang terinspirasi dari baju kurung


REFERENSI
dan ornamen pucuk rebung ini, penulis
melakukan beberapa tahapan diantaranya: Budiyono, dkk, (2008), Kriya Tekstil,
1. Mengumpulkan data literatur dan Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
observasi mengenai busana modest Menengah Kejuruan.
wear, baju kurung dan ornamen
pucuk rebung kemudian Effendy, M. A., (2004), Busana Melayu:
menganalisanya. Pakaian Adat Tradisional Daerah Riau.
2. Membuat konsep perancangan Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau.
dengan penggabungan beberapa
unsur dari baju kurung dan modest Effendy, T., (2009), Falsafah dalam Motif
wear saat ini. Songket Melayu (Menurut Acuan Budaya
3. Stilasi dan komposisi motif pucuk Melayu Riau), Pekanbaru.
rebung.
4. Print komposisi motif pucuk Ernawati, dkk, (2008), Tata Busana,
rebung pada lembaran kain. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
5. Pemilihan bahan dan teknik Menengah Kejurusan.
aplikasi imbuh.
6. Pembuatan desain dan produksi Hassan, hanisa, (2016), Study In The
Development of Baju Kurung Design in
Sehingga didapat hasil berupa sebuah The Context of Cultural Changes In
koleksi busana modest wear yang terdiri Modern Malaysia, Bandung: Wacana Seni
atas 5 look. Garis rancangnya mengambil Journal of Arts Discourse.
garis rancang baju kurung yang mana
berpotongan longgar dan lurus,
ISSN : 2355-9349 e-Proceeding of Art & Design : Vol.5, No.3 Desember 2018 | Page 2822

Hussin, Hanisa, (2016), Evolusi dan Ujiie, H., (2006), Digital Printing of
Tipologi Pakaian Wanita Melayu di Textiles. Cambridge: Woodhead
Semenanjung Malaysia. Publishing Limited.

Kight, Kimberly, (2011), A Field Guide of Zulkifli. ZA, H., (2005), Pakaian
Fabric Design, China: Stash Books. Tradisional Melayu Riau, Pekanbaru:
Yayasan Pusaka Riau.
Lewis, Reina, (2011), Modest Dressing:
Faith Based Fashion and The Internet Bieap.gov.in/FashionadnGarmentMaking
Retail. London: University of the Arts (Diakses pada 16 Juni 2018, 11:00am)

London.

Munaf, Triawan, (2016), Greyzone Trend


Forecasting 2017-18, Jakarta: BEKRAF
(Badan Ekonomi Kreatif Indonesia)

Riesca, C., (2016, August 6), Geliat


Perkembangan Modest Wear di Indonesia,
Retrieved from Harper's Bazaar Indonesia:
http://www.harpersbazaar.co.id (Diakses
pada: 27 September 2017, 9:00pm)

Salam, N. E., (2011), Simbol Dan


Identifikasi: Kajian Tentang Negosiasi dan
Konsolidasi Terhadap Simbol Budaya
dalam Mempertahankan Identitas
Masyarakat Riau.

Sungkono, Bambang, (2008), Peran


Ragam Hias Tradisional Melayu Riau
Pada Desain Produk Kerajinan Kayu Di
Pekanbaru. Padang: Universitas Negeri
Padang.

You might also like