You are on page 1of 10

PERSEPSI MAHASISWA KEPERAWATAN

TENTANG PERAWATAN SPIRITUAL (SPIRITUAL CARE)

PERCEPTION OF NURSING STUDENTS


ON SPIRITUAL CARE

Meza Belindiani Azzahra, Aan Nur‟aeni, Cecep Eli Kosasih


Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jatinangor 45363
Email: azzahrameza@gmail.com

ABSTRACT

Perception that received by nursing student can determine their behavior toward spiritual care in
nursing practice. It is important to be identified in the academic stage to evaluate whether the learning
process is able to support student perception. The purpose of this study was to identify the perception of
nursing students about spiritual care. This research was quantitative descriptive. Population were final year
and third year nursing student at one of the institution in West Java. Samples were acquired using a
proportionate stratified random sampling technique (n=171). Data were collected using a spiritual care
giving scale (SCGS). Data were analyzed using frequency distribution, percentage, and mean. Result of this
research indicated that all of respondents had a favorable perception about spiritual care. However, there
still aspects that had lower mean value comparing other aspects. Based on frequency distribution, there were
number respondents who had disagree statement about form of spiritual care (11,1%) and individual’s
integrity when having spirituality in theirself (12,3%). The conclusion of this research was all respondents
had a favorable perception of spiritual care. Nevertheless, there were aspects that need to be improved, such
as spiritual care attitudes and definition of spiritual care. These can be improved through a specific
education regarding spirituality and spiritual care.

Keywords : nursing students, perception, spiritual care

Pendahuluan arti dari spiritualitas dan perawatan spiritual


(Greenstreet, 1999; Grosvenor, 2005;
Keperawatan merupakan salah satu McEwen, 2004; McSherry, 1998, 2007;
layanan kesehatan yang memandang manusia Meyer, 2003; Sartori, 2010; Smyth & Allen,
secara holistik. Aspek holistik tersebut 2011; van Leeuwen et al., 2008, dalam
berupa aspek biologis, psikologis, sosial, dan Cooper et al., 2013), dan faktor lainnya yaitu
spiritual (Jasemi, Zamanzadeh, Valizadeh, kurangnya panduan bagi perawat dalam
Keogh, & Taleghani, 2015). Menurut Pratiwi memberikan perawatan spiritual, kurangnya
dalam Ristianingsih (2014) pelaksanaan waktu perawat, dan kurangnya pelatihan dan
pemberian asuhan keperawatan yang holistik pendidikan mengenai bahasan perawatan
belum terlaksana dengan baik karena perawat spiritual (Rushton, 2014).
belum maksimal memperhatikan salah satu Berdasarkan faktor-faktor yang telah
aspek holistik, yaitu aspek spiritual. Hal ini ditemukan, persepsi merupakan faktor yang
dapat disebabkan spiritualitas itu bersifat paling memengaruhi pemberian perawatan
abstrak sehingga sulit untuk diukur (Melhem spiritual. Hal ini didukung oleh Chan (2010)
et al., 2016). Selain itu, terdapat beberapa semakin baik persepsi terhadap perawatan
faktor penyebab perawat belum maksimal spiritual, maka semakin besar perawatan
memperhatikan kebutuhan spiritual pasien spiritual disertakan dalam asuhan
seperti pengetahuan perawat yang kurang keperawatan.
mengenai perawatan spiritual (Reed, 2008), Persepsi terhadap suatu hal, selalu
persepsi perawat mengenai ketidaksiapan diawali oleh suatu rangsangan terlebih
pemberian perawatan spiritual karena dahulu yang nantinya akan diteruskan ke otak
rendahnya pemahaman perawat mengenai dan baru kemudian seseorang akan

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -94


mengintepretasikan rangsangan yang didapat Durmaz dan Dİyarbakirlioğlu (2011) persepsi
(Durmaz & Dİyarbakirlioğlu, 2011). Dalam merupakan faktor psikologis yang paling
konteks ini, rangsangan tersebut berupa penting dalam memengaruhi perilaku
pengetahuan tentang perawatan spiritual yang seseorang. Terkait fenomena yang terjadi,
nantinya akan memengaruhi persepsi. peneliti tertarik untuk mengidentifikasi
Salah satu institusi pendidikan di Jawa bagaimana gambaran persepsi mahasiswa
Barat menyelenggarakan pendidikan untuk keperawatan di institusi tersebut mengenai
mencetak ners professional. Salah satu perawatan spiritual berdasarkan proses
kompetensi yang harus dimiliki oleh ners pembelajaran yang telah didapatkan.
profesional adalah mampu memberikan
asuhan keperawatan yang holistik. Pada Metode
pendidikan akademiknya, institusi tersebut
menyelenggarakan pembelajaran mengenai Rancangan penelitian yang digunakan
spiritual yang terintegrasi ke dalam mata adalah deskriptif kuantitatif. Variabel dalam
kuliah Agama, Ilmu Keperawatan Jiwa, penelitian ini adalah persepsi mahasiswa
Psikososial dan Budaya Dalam Keperawatan, keperawatan tentang perawatan spiritual. Sub
Keperawatan Paliatif, serta Personality variabel dari persepsi yaitu, atribut perawatan
Development. spiritual, perspektif perawatan spiritual,
Pengetahuan yang didapat melalui definisi perawatan spiritual, sikap perawatan
mata kuliah tersebut nantinya akan spiritual, dan nilai perawatan spiritual.
mendorong mahasiswa untuk Sampel penelitian adalah mahasiswa tahun
mempersepsikan hal-hal yang akan ketiga dan keempat berjumlah 171 responden
dilakukannya ketika menjadi seorang perawat dipilih menggunakan teknik proportionate
di masa depan atau ketika mengikuti program stratified random sampling. Kuesioner
profesi ners. Berdasarkan Rencana menggunakan Spiritual Care Giving Scale
Perkuliahan Semester (RPS) di institusi yang (SCGS) yang dikembangkan oleh Tiew,
peneliti identifikasi, mata kuliah perawatan Creedy, dan Chan (2013). Instrumen ini
spiritual belum secara spesifik ada. Oleh dalam versi Bahasa Indonesia memiliki
karena itu, evaluasi pembelajaran terkait reliabilitas Cronbach alpha 0,750 (Yuwono,
dengan perawatan spiritual di institusi 2015). Analisis data menggunakan distribusi
tersebut belum dilakukan secara spesifik. frekuensi, persentase, dan mean. Serta,
Melainkan, masih meliputi beberapa mata penelitian ini dilakukukan pada 13-19 Juni
kuliah seperti Agama, Ilmu Keperawatan 2018.
Jiwa, Psikososial dan Budaya Dalam
Keperawatan, serta Personality Development. Hasil
Evaluasi mengenai persepsi tentang Karakteristik responden
perawatan spiritual penting dilakukan untuk
mengidentifikasi keberhasilan pembelajaran Penelitian ini menunjukkan bahwa
yang selama ini dilakukan, demi sebagian besar responden pada penelitian ini
terbentuknya ners profesional yang mampu didominasi oleh mahasiswa berjenis kelamin
memberikan asuhan keperawatan holistik. perempuan, mahasiswa tahun keempat
Serta pendidikan mengenai spiritual penting (angkatan 2014), berasal dari suku Sunda,
untuk mempersiapkan mahasiswa untuk dan memeluk agama Islam. Hal tersebut
memberikan perawatan spiritual (Kalkim et dijelaskan pada tabel 1.
al., 2016; Baldacchino, 2007; Ross et al.,
2014; Ramezani et al., 2014) ataupun untuk Persepsi Mahasiswa Keperawatan
menempuh pendidikan lebih lanjut, seperti Tentang Perawatan Spiritual (Spiritual
program profesi ners. Untuk itu melalui Care)
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui
kesiapan mahasiswa keperawatan pada level Berdasarkan tabel 2, semua responden
akademik melalui persepsinya tentang dalam penelitian ini memiliki persepsi yang
perawatan spiritual ditinjau dengan mendukung tentang perawatan spiritual
kurikulum yang dilaksanakan, apakah telah (Spiritual Care). Berdasarkan tabel 3,
membentuk persepsi yang mendukung terkait masing-masing angkatan memiliki persepsi
perawatan spiritual dikarenakan menurut mendukung tentang perawatan spiritual.

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -95


Akan tetapi, perbedaan nilai mean yang Hasil dari tabel 7 menunjukkan 3
berbeda di setiap angkatan lebih terlihat pada pernyataan dari aspek definisi perawatan
aspek atribut perawatan spiritual dan definisi spiritual dengan nilai mean terendah. Dari 3
perawatan spiritual. Selain itu, berdasarkan pernyataan tersebut, pernyataan yang paling
tabel 4, aspek perawatan spiritual yang paling banyak tidak disetujui oleh responden adalah
tinggi dari responden adalah perspektif pernyataan berada bersama pasien
spiritual sedangkan aspek yang paling rendah merupakan suatu bentuk asuhan pemenuhan
pada responden adalah definisi perawatan kebutuhan spiritual pasien.
spiritual. Berdasarkan tabel 8 menunjukkan 3
Berdasarkan tabel 5, menunjukkan 3 pernyataan dari aspek sikap perawatan
pernyataan dari aspek atribut perawatan spiritual dengan nilai mean terendah. Dari 3
spiritual dengan nilai mean terendah. Dari 3 pernyataan tersebut, pernyataan yang paling
pernyataan tersebut, pernyataan yang paling banyak tidak disetujui oleh responden adalah
banyak tidak disetujui oleh responden adalah pernyataan pendekatan secara tim sangat
pernyataan pengalaman hidup dapat penting dalam pemenuhan kebutuhan
memengaruhi spiritualitas. spiritual pasien.
Hasil dari tabel 6 menunjukkan 3 Hasil dari tabel 9 menunjukkan 3
pernyataan dari aspek perspektif spiritual pernyataan dari aspek nilai perawatan
dengan nilai mean terendah. Dari 3 spiritual dengan nilai mean terendah. Dari 3
pernyataan tersebut, pernyataan yang paling pernyataan tersebut, pernyataan tanpa
banyak tidak disetujui oleh responden adalah spiritualitas, seseorang tidak dianggap berada
pernyataan spiritualitas adalah ekspresi dalam kondisi yang utuh merupakan
perasaan batin seseorang yang memengaruhi pernyataan yang paling banyak tidak
perilakunya. disetujui oleh responden.
Tabel 1. Karakteristik demografi responden
(n=171) Tabel 2. Distribusi frekuensi responden
Karakteristik f % berdasarkan persepsi mahasiswa
Jenis Kelamin keperawatan tentang perawatan spiritual
Perempuan 154 90,1% (spiritual care) (n = 171)
Laki-laki 17 9,9%
Angkatan Persepsi tentang
2014 (Tahun keempat) 97 56,7%
No. perawatan f %
2015 (Tahun ketiga) 74 43,3%
Suku spiritual
Sunda 97 56,7%
Jawa 44 25,7% 1. Mendukung 171 100%
Minangkabau 9 5,3%
Batak 8 4,7% 2. Tidak mendukung 0 0%
Betawi 6 3,5%
Lainnya 7 4,1%
Agama
Islam 159 93%
Kristen 8 4,7%
Katolik 4 2,4%

Tabel 3. Persepsi mahasiswa tentang aspek perawatan spiritual berdasarkan angkatan


Mean
No. Aspek
Angkatan 2014 Angkatan 2015
1. Perspektif spiritual 5,39 5,38
2. Nilai perawatan spiritual 5,17 5,15
3. Atribut perawatan spiritual 5,14 5,20
4. Definisi perawatan spiritual 5,14 5,09
5. Sikap perawatan spiritual 5,12 5,12

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -96


Tabel 4. Persepsi mahasiswa tentang aspek perawatan spiritual
No. Aspek Mean SD
1. Perspektif spiritual 920,5 35,3
2. Nilai Perawatan spiritual 883 62,4
3. Atribut perawatan spiritual 882,6 22,6
4. Sikap perawatan spiritual 875,6 30,5
5. Definisi perawatan spiritual 875 39,4

Tabel 5. Persepsi mahasiswa tentang pernyataan atribut perawatan spiritual


Setuju Tidak setuju
No. Pernyataan Mean±SD
f % f %
1. Perawat yang memiliki
kesadaran spiritual
mempunyai kemungkinan
yang lebih untuk bisa 5,13 0,87 164 96% 7 4%
memberikan asuhan
keperawatan spiritual pada
pasien
2. Pemenuhan kebutuhan
spiritual mengharuskan
5,06 0,81 164 96% 7 4%
perawat untuk berempati
terhadap pasien
3. Spiritualitas dipengaruhi oleh
4,91 0,87 163 95,3% 8 8
pengalaman hidup seseorang

Tabel 6. Persepsi mahasiswa tentang pernyataan perspektif spiritual


Setuju Tidak setuju
No. Pernyataan Mean±SD
f % f %
1 Spiritualitas mendorong
setiap individu untuk mencari
5,31 0,70 170 99,4% 1 0,6%
jawaban tentang makna dan
tujuan hidup
2. Spiritualitas adalah ekspresi
perasaan batin seseorang
5,22 0,75 166 97,1% 5 2,9%
yang memengaruhi
perilakunya
3. Spiritualitas adalah tentang
bagaimana menemukan
makna dari 5,03 0,76 167 97,7% 4 2,3%
peristiwa/kejadian yang baik
dan buruk dalam kehidupan
Tabel 7. Persepsi mahasiswa tentang pernyataan definisi perawatan spiritual
Setuju Tidak setuju
No. Pernyataan Mean±SD
f % f %
1. Pemenuhan kebutuhan
spiritual merupakan sebuah
proses dan bukan merupakan 5,18 0,90 165 96,5% 6 3,5%
suatu peristiwa atau kegiatan
yang dilakukan satu kali
2. Perawat memberikan asuhan
kebutuhan spiritual pasien
dengan memberikan pasien
waktu untuk mendiskusikan
5,12 0,74 168 98,2% 3 1,6%
dan
mengeksplorasi ketakutan,
kecemasan dan masalah
mereka
3. Berada bersama pasien
4,61 0,92 152 88,9% 19 11,1%
merupakan suatu bentuk

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -97


asuhan pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien

Tabel 8. Persepsi mahasiswa tentang pernyataan sikap perawatan spiritual


Setuju Tidak setuju
No. Pernyataan Mean±SD
f % f %
1. Pemenuhan kebutuhan
spiritual sangat penting karena
5,02 0,87 160 94% 11 6%
memberikan harapan pada
pasien.
2. Pendekatan secara tim sangat
penting dalam pemenuhan 4,96 0,96 155 91% 16 9%
kebutuhan spiritual pasien
3. Saya merasa nyaman dalam
memberikan asuhan
4,84 0,76 164 96% 7 4%
pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien

Tabel 9. Persepsi mahasiswa tentang pernyataan nilai perawatan spiritual


Tidak
Setuju
No. Pernyataan Mean±SD setuju
f % f %
1. Kebutuhan spiritual dapat
dipenuhi dengan
menghubungakan diri sendiri 5,39 0,66 171 100% 0 0%
dengan orang lain, Tuhan, atau
alam semesta
2. Asuhan keperawatan itu
sendiri, bila dilakukan dengan
4,83 0,93 161 94% 10 6%
baik, merupakan pemenuhan
kebutuhan spiritual
3. Tanpa spiritualitas, seseorang
tidak dianggap berada dalam 4,71 1,09 150 88% 21 12%
kondisi yang utuh
Pembahasan

Hasil penelitian ini menyebutkan perawatan spiritual, yang dapat diartikan


bahwa seluruh responden memiliki persepsi bahwa terdapat dukungan dari institusi
yang mendukung tentang perawatan spiritual tersebut dalam memberikan pemahaman
(Spiritual Care). Hasil penelitian ini berbeda mengenai spiritualitas. Hal ini terlihat dari
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh institusi yang berupaya menyelenggarakan
Yuwono (2015) yang mengemukakan bahwa mata kuliah mengenai spiritual yang
mayoritas persepsi mahasiswa keperawatan terintegrasi ke dalam beberapa mata kuliah
tentang perawatan spiritual (Spiritual Care) seperti, Agama, Keperawatan Paliatif, Ilmu
adalah kurang baik. Berdasarkan penelitian Keperawatan Jiwa, Psikososial dan Budaya
dari Tiew dan Drury (2012) serta Tiew Dalam Keperawatan, serta Personality
(2011) persepsi yang kurang baik tersebut Development.
dapat dikarenakan kurangnya dukungan dari Hasil penelitian yang menyatakan
institusi pendidikan untuk mengadakan bahwa semua persepsi responden mendukung
pembelajaran mengenai perawatan spiritual, tentang perawatan spiritual nantinya dapat
baik di dalam kampus ataupun ketika praktik meramalkan perilaku responden terkait
klinik. Menurut Rankin dan Delashmutt perawatan spiritual. Menurut Robbins (2008)
(2006) fakultas memiliki tanggung jawab dan Hidayat, Erwin, dan Dewi (2015)
untuk memfasilitasi mahasiswa mempelajari persepsi dapat memengaruhi perilaku
konsep-konsep spiritualitas dan memberikan seseorang dan memberikan pengaruh yang
kesempatan untuk menerapkan dalam signifikan terhadap keputusan yang akan di
praktik. Penelitian ini menunjukkan bahwa ambil. Chan (2010) juga mengemukakan
seluruh responden mendukung tentang bahwa semakin baik persepsi tentang

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -98


perawatan spiritual, maka semakin besar Tiew, Creedy, dan Chan (2013) atribut
perawatan spiritual disertakan dalam asuhan perawatan spiritual merupakan hal penting
keperawatan. yang terdiri dari, kesadaran tentang spiritual,
Pada penelitian ini, terdapat aspek dari empati, dan membangun rasa saling percaya.
perawatan spiritual yang lebih unggul dari Pada aspek ini secara keseluruhan, responden
pada aspek lain di setiap angkatan, yaitu telah memiliki persepsi yang mendukung,
aspek atribut perawatan spiritual dan aspek tetapi terdapat 3 pernyataan yang memiliki
definisi perawatan spiritual. Aspek atribut mean yang lebih rendah dari pada pernyataan
perawatan spiritual lebih unggul di angkatan lain. Untuk bisa mengoptimalkan nilai mean,
2015 dari pada angkatan 2014. Hal ini dapat maka 3 pernyataan ini perlu ditingkatkan
disebabkan oleh perbedaan kurikulum di oleh responden. Terlebih lagi, berdasarkan
kedua angkatan. Berdasarkan Rencana distribusi frekuensi pada 3 pernyataan ini
Perkuliahan Semester (RPS) yang terdapat responden yang tidak menyetujui
diidentifikasi cakupan RPS untuk angkatan pernyataan, tetapi dalam jumlah yang sedikit.
2015 lebih mengenalkan bahasan mengenai Pada aspek ini pernyataan yang memiliki
asuhan keperawatan spiritual dibandingkan distribusi frekuensi paling banyak responden
cakupan RPS untuk angkatan 2014, seperti di tidak setuju adalah pernyataan spiritualitas
Ilmu Keperawatan Jiwa 1 angkatan 2015 dipengaruhi oleh pengalaman hidup
mendapatkan materi perkuliahan mengenai seseorang. Padahal menurut Taylor (1997
spiritual distress dan juga mendapatkan mata dalam Syaiful & Bahar, 2016) mengatakan
kuliah paliatif dimana lebih berfokus pada bahwa pengalaman hidup yang dimiliki
pendekatan pemberian asuhan keperawatan seseorang merupakan salah satu faktor yang
yang melibatkan perhatian pada kebutuhan memengaruhi spiritualitas.
holistik klien. Sedangkan aspek definisi
perawatan spiritual lebih unggul di angkatan Perspektif spiritual
2014 dibandingkan angkatan 2015. Menurut
Tiew et al., (2013) aspek ini membahas Dari 5 aspek pada penelitian ini,
mengenai bentuk aplikasi dari perawatan perspektif spiritual merupakan aspek yang
spiritual. Sesuai dengan bahasan dalam aspek memiliki nilai mean tertinggi dibandingkan
ini, keunggulan pada angkatan 2014 dapat aspek lainnya. Penelitian Tiew dan Drury
disebabkan oleh angkatan ini telah (2012) menunjukkan bahwa responden yang
mendapatkan pengetahuan mengenai spiritual berasal dari negara agamis cenderung
dan telah terlebih dahulu diberikan memiliki perspektif yang lebih baik
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman mengenai perawatan spiritual. Menurut
praktik perawatan spiritual di rumah sakit. Yuwono (2015) Indonesia merupakan negara
Menurut Giske (2012) pengalaman di klinik yang beragama sehingga dapat memengaruhi
dapat memberikan kesempatan untuk persepsi seseorang tentang agama dan
mendapatkan kemampuan mengenai spiritualitas.
perawatan spiritual. Saat mahasiswa Pada aspek ini berfokus pada 3
keperawatan berkesempatan untuk konsep dasar, seperti spiritualitas secara
memberikan perawatan spiritual, maka akan umum, spiritualitas sebagai pemersatu dasar-
menimbulkan persepsi yang mendukung dasar perawatan spiritual, dan aspek-aspek
tentang perawatan tersebut. Penelitian Aksoy dari spiritual (Yuwono, 2015). Pada
dan Coban (2017) juga mengemukakan penelitian ini, responden memiliki persepsi
bahwa mahasiswa keperawatan yang pernah yang mendukung tentang aspek ini, tetapi
memberikan perawatan spiritual akan masih terdapat 3 pernyataan yang memiliki
mengalami peningkatan persepsi tentang mean lebih rendah dari pada pernyataan
spiritual dan perawatan spiritual. lainnya. Pernyataan yang memiliki nilai
mean yang lebih rendah tersebut, perlu
Atribut perawatan spiritual ditingkatkan dari responden agar mencapai
nilai mean maksimal. Pada aspek ini
Aspek ini mengeksplorasi pandangan pernyataan yang memiliki distribusi
responden mengenai pentingnya memiliki frekuensi paling banyak responden tidak
atribut tertentu untuk memberikan perawatan setuju adalah pernyataan spiritualitas adalah
spiritual (Melhem et al., 2016). Menurut ekspresi perasaan batin seseorang yang

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -99


memengaruhi perilakunya. Padahal Puchalski pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan
(2004 dalam Tiew & Drury, 2012) (Yuwono, 2015). Pada penelitian ini, 7
mengemukakan bahwa spiritualitas diketahui pernyataan terkait aspek ini memiliki 3
mampu menjadi sumber semangat untuk pernyataan yang memiliki mean yang lebih
membentuk koping yang lebih baik pada diri rendah dari pada pernyataan lain. Namun,
seseorang untuk menghadapi masalah secara keseluruhan responden memiliki
kesehatan seperti, penyakit kronis dan persepsi yang mendukung terhadap
penyakit lanjut. pernyataan ini. Di aspek ini, pernyataan yang
memiliki distribusi frekuensi paling banyak
Definisi perawatan spiritual tidak disetuju oleh responden adalah
pernyataan pendekatan secara tim sangat
Definisi perawatan spiritual merupakan penting dalam pemenuhan kebutuhan
aspek yang memiliki nilai mean terendah spiritual pasien. Menurut Baldacchino (2008)
dibandingkan aspek lainnya. Aspek ini mengemukakan bahwa perawatan spiritual
berfokus pada bentuk penerapan perawatan merupakan bagian yang telah terintegrasi ke
spiritual seperti sikap saling menghargai, dalam peran perawat dan membutuhkan
saling mendengarkan, dan peka mengenai kerjasama antar interdisiplin. Oleh karena itu,
kecemasan dan rasa takut pasien. pernyataan dalam aspek ini perlu
Berdasarkan arti dari aspek ini, aspek ini ditingkatkan pada diri responden.
memiliki nilai mean terendah karena
responden belum memiliki banyak
pengalaman di lahan praktik dan bahkan Nilai perawatan spiritual
terdapat responden yang belum pernah
memiliki pengalaman di lahan praktik. Aspek ini digunakan untuk mengukur
Ketika mahasiswa keperawatan pemahaman responden mengenai perawatan
berkesempatan untuk memberikan perawatan spiritual (Yuwono, 2015). Pada penelitian ini,
spiritual kepada pasien, maka dapat responden memiliki persepsi yang baik
menimbulkan persepsi mendukung mengenai terhadap aspek ini. Namun, masih terdapat
hal tersebut. Penelitian Aksoy dan Coban pernyataan yang memiliki nilai mean sedikit
(2017) mengemukakan bahwa mahasiswa lebih rendah dari pernyataan lainnya. Di
keperawatan yang pernah memberikan aspek ini, pernyataan yang memiliki
perawatan spiritual kepada pasien saat di distribusi frekuensi paling banyak responden
klinik mengalami peningkatan persepsi tidak setuju adalah pernyataan tanpa
terhadap spiritual dan perawatan spiritual. spiritualitas, seseorang tidak dianggap berada
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dalam kondisi yang utuh. Dalam penelitian
persepsi responden telah mendukung Tiew et al., (2013), responden yang tidak
terhadap aspek ini. Namun, responden masih menyetujui pernyataan ini dapat diartikan
memiliki beberapa pernyataan yang memiliki bahwa adanya kebingungan mengenai konsep
mean yang sedikit lebih rendah dari spiritualitas dan perawatan spiritual. Oleh
pernyataan lain pada aspek ini. Di aspek ini, karena itu, pernyataan ini perlu ditingkatkan
pernyataan yang memiliki distribusi pada responden.
frekuensi paling banyak tidak disetujui Salah satu metode yang dapat
adalah pernyataan berada bersama pasien dilakukan untuk meningkatkan persepsi
merupakan suatu bentuk asuhan pemenuhan responden adalah dengan cara
kebutuhan spiritual pasien. Hal ini menghubungkan teori dengan praktik seperti,
berlawanan dengan Ramezani, Ahmadi, analisis studi kasus, jurnal relfektif, dan
Mohammadi, & Kazemnejad (2014) yang diskusi kelompok dengan pendekatan self-
mengatakan bahwa perawatan spiritual dapat centred learning initiatives (Greenstreet,
berupa ada untuk pasien. 1999; Baldacchino, 2008a dalam Attard &
Baldacchino, 2014). Serta, menurut
Sikap perawatan spiritual Greenstreet (1999 dalam Attard &
Baldacchino, 2014) pembelajaran perawatan
Aspek ini terfokus pada pernyataan spiritual sebaiknya juga menyertakan konten
yang digunakan untuk mengeksplor sikap berupa definisi dari spiritualitas, religiositas
responden mengenai spiritualitas dan dan perawatan spiritual, spiritual distress,

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -100


pengkajian kebutuhan spiritual, pemberian Revista Pistis Praxis, 6(2), pp. 671–
perawatan spiritual melalui proses 691. doi:
keperawatan, latihan refleksi diri tentang 10.7213/revistapistispraxis.06.002.D
spiritualitas yang dimiliki, pencarian makna V02.
dan tujuan dalam hidup, pengetahuan tentang
agama dan dampaknya terhadap kesehatan. Asmadi. (2008). Konsep Dasar
Berdasarkan Linda et al., (2015). Keperawatan. Jakarta: EGC.
pembelajaran mengenai perawatan spiritual
sebaiknya mulai diterapkan pada tingkat Baldacchino, D. R. (2008) „Spiritual care: is
pertama pendidikan keperawatan dan it the nurse‟s role?‟, Spirituality and
terintegrasi pada keseluruhan kurikulum Health International, 9(4), pp. 270–
karena banyak yang harus dipahami tentang 284. doi: 10.1002/shi.363.
perawatan spiritual.
Chan, M. F. (2010) „Factors affecting nursing
Kesimpulan staff in practising spiritual care‟,
Journal of Clinical Nursing, 19(15–
Berdasarkan hasil penelitian dapat 16), pp. 2128–2136. doi:
ditarik kesimpulan bahwa semua responden
dalam penelitian ini memiliki persepsi yang 10.1111/j.1365-2702.2008.02690.x.
mendukung tentang perawatan spiritual
Cooper, K. L. et al. (2013) „The impact of
(spiritual care). Dari persepsi yang
mendukung tersebut aspek yang paling tinggi spiritual care education upon preparing
adalah perspektif spiritual, nilai perawatan undergraduate nursing students to
spiritual, atribut perawatan spiritual, definisi provide spiritual care‟, Nurse
perawatan spiritual, dan sikap perawatan Education Today. Elsevier B.V., 33(9),
spiritual. pp. 1057–1061. doi:
Penelitian ini dapat dijadikan informasi 10.1016/j.nedt.2012.04.005.
yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
bagi institusi pendidikan keperawatan dalam Durmaz, Y. and Dİyarbakirlioğlu, I. (2011)
membentuk perawat yang berkompeten untuk „A Theoritical Approach To The Role
memenuhi semua kebutuhan pasien termasuk Of Perceptıon On The Consumer
kebutuhan spiritual. Selain itu, institusi Buyıng Decısıon Process‟, Business
pendidikan perlu mempertimbangkan Management Dynamics, 1(3), pp. 17–
seorang role model untuk 21. Available at:
mendemonstrasikan dan menjadikan http://bmdynamics.com/issue_pdf/bmd
perawatan spiritual sebagai salah satu konsep 110135_17_21.pdf.
penting di dalam keperawatan, terutama
tentang aspek yang masih kurang pada Giske, T. (2012) „How undergraduate
responden yaitu definisi perawatan spiritual nursing students learn to care for
dan sikap perawatan spiritual. patients spiritually in clinical studies -
a review of literature‟, Journal of
Nursing Management, 20(8), pp. 1049–
Referensi 1057. doi: 10.1111/jonm.12019.
Aksoy, M. and Coban, G. I. (2017) „Nursing Hidayat, A., Erwin and Dewi, A. P. (2015)
Student Perceptions of Spirituality
„Persepsi Penyakit Jantung Koroner
and Spiritual Care‟, International
Journal of Caring Sciences, 10(3), Yang Akan Dilakukan Tindakan
pp. 1136–1147. doi: Kateterisasi Jantung‟, Jurnal Online
10.1097/jnr.0b013e318263d956. Mahasiswa, 2(1), pp. 843–852.

Attard, J. and Baldacchino, D. (2014) „The Jasemi, M. et al. (2015) „Effective factors in
demand for competencies in spiritual providing holistic care: A qualitative
care in nursing and midwifery study‟, Indian Journal of Palliative
education: a literature review‟,

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -101


Care, 21(2), p. 214. doi: 10.4103/0973- Keperawatan Dalam Pemenuhan
1075.156506. Kebutuhan Spiritual Pasien Di Ruang
ICU PKU Muhammadiyah Gombong.
Kalkim, A., Midilli, T. and Baysal, E. (2016)
„An Investigation of the Perceptions Reed, P. G. (2008) „Commentary on
and Practices of Nursing Students “Spiritual Care Perspectives of Danish
Regarding Spirituality and Spiritual Registered Nurses”‟, Journal of
Care‟, Religions, 7(8), p. 101. doi: Holistic Nursing, 26(1), pp. 15–16. doi:
10.3390/rel7080101. 10.1177/0898010108315189.

Linda, N. S., Klopper, H. C. and Phetlhu, D. Rushton, L. (2014) „What are the barriers to
R. (2015) „Students‟ voices on spiritual spiritual care in a hospital setting?‟,
care at a Higher Education Institution British Journal of Nursing, 23(7), pp.
in the Western Cape.‟, Curationis, 370–374. doi:
38(2), pp. 1–9. doi: 10.12968/bjon.2014.23.7.370.
10.4102/curationis.v38i2.1520.
Ross, L. et al. (2014) „Student nurses
Melhem, G. B. et al. (2016) perceptions of spirituality and
„Nurses' perceptions of competence in delivering spiritual care:
spirituality and spiritual care giving: A A European pilot study‟, Nurse
comparison study among all health Education Today. Elsevier Ltd, 34(5),
care sectors in Jordan‟, Indian Journal pp. 697–702. doi:
of Palliative Care, 22(1), p. 42. doi: 10.1016/j.nedt.2013.09.014.
10.4103/0973-1075.173949.
Supratman, L. P., & Mahadian, A. B., (2018).
Pramitasari, A., Indriana, Y. and Ariati, J. Psikologi Komunikasi. Yogyakarta:
(2011) „Kontekstual Dengan Motivasi Deepublish.
Belajar Biologi Siswa Kelas Xi Ipa
Motivasi Belajar Biologi Siswa Kelas Syaiful, I. A. and Bahar, R. N. A. (2016)
Xi Ipa‟, Jurnal Psikologi Undip, 9(1), „Peran Spiritualitas Dan Kepuasan
pp. 92–102. Hidup Terhadap Kualitas Hidup Pada
Wirausahawan Muda‟, Humanitas,
Ramezani, M. et al. (2014) „Spiritual care in 13(2), pp. 122–134.
nursing: A concept analysis‟, Int Nurs
Rev, 61(2 PG-211-219), pp. 211–219. Tiew, L. H., (2011) Nursing Students ’
doi: 10.1111/inr.12099. Perceptions and Attitudes About
Spirituality and Spiritual Care in
Rankin, E. A. and Delashmutt, M. B. (2006) Practice. National University Of
„Finding Spirituality and Nursing Singapore. Available at:
Presence: The Student‟s Challenge‟, http://scholarbank.nus.edu.sg/bitstream
Journal of Holistic Nursing, 24(4), pp. /10635/27907/1/TiewLH.PDF.pdf.
282–288. doi:
10.1177/0898010106294423. Tiew, L. H. and Drury, V. (2012) „Singapore
Nursing Students‟ Perceptions and
Ristianingsih, D., Septiwi, C. and Yuniar, I. Attitudes About Spirituality and
(2014) „Gambaran Motivasi dan Spiritual Care in Practice: A
Tindakan Keperawatan dalam Qualitative Study‟, Journal of Holistic
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien Nursing, 30(3), pp. 160–169. doi:
di Ruang ICU PKU Muhammadiyah 10.1177/0898010111435948.
Gombong‟, Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, 10(2), pp. 91–99. Tiew, L. H., Creedy, D. K. and Chan, M. F.
Available at: (2013) „Student nurses‟ perspectives of
http://download.portalgaruda.org/articl spirituality and spiritual care‟, Nurse
e.php?article=414104&val=4792&title Education Today. Elsevier Ltd, 33(6),
=Gambaran Motivasi Dan Tindakan pp. 574–579. doi:

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -102


10.1016/j.nedt.2012.06.007.

Yuwono, C. (2015) Gambaran Persepsi


Mahasiswa Keperawatan Tentang
Perawaan Spiritual. Diponegoro
University. Available at:
eprints.undip.ac.id/49395/2/CAHYO_
Yuwono.pdf.

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 3 No 2 Tahun 2018 -103

You might also like