Professional Documents
Culture Documents
201
202 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 6, No 2,November 2017, hlm 118-240
adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pemberian mobilisasi saraf dan
myofacial release terhadap penurunan nyeri pada pasien carpal tunnel syndrome.
Penelitian ini adalah penelitian quasi experiment dengan two group pre test and post
test control design. Subyek penelitian adalah semua pasien yang didiagnosis carpal
tunnel syndrome yang datang ke klinik fisioterapi RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang
memenuhi kriteria inklusi, eksklusi dan drop out. Jumlah subyek penelitian pada
kelompok I berjumlah 8 orang dan kelompok II berjumlah 7 orang. Kelompok I diberi
perlakuan mobilisasi saraf dan kelompok II diberi perlakuan Myofacial release.
Perlakuan diberikan 2 kali per minggu selama 3 minggu. Hasil (1) mobilisasi saraf dapat
menurunkan nyeri pada pasien CTS (p=0,012), (2) MFR dapat menurunkan nyeri pasien
CTS (p=0,018), (3) tidak terdapat perbedaan antara mobilisasi saraf dan MFR untuk
menurunkan nyeri pada pasien CTS (p=0,189).
saraf tidak efektif sebagai pengobatan darah epineural. Transport aksonal akan
konservatif pada kompresi saraf terganggu, akibat kompresi aksonal
medianus. tekanan dalam endoneural akan
Pada penelitian ini bila dilihat meningkatkan dan menyebabkan
perbedaan mana yang lebih baik antara parestesia.
mobilisasi saraf dan MFR diketahui tidak
terdapat perbedaan. Meskipun KESIMPULAN DAN SARAN
pengurangan nyeri pada pemberian Bedasarkan hasil penelitian yang
mobilisasi saraf lebih besar dari pada telah diuraikan, maka dapat diambil
MFR tetapi secara statistik tidak terdapat kesimpulan sebagai berikut : (1)
perbedaan yang signifikan. Perlakuan mobilisasi saraf dapat menurunkan nyeri
selama 3 minggu belum bisa membedakan pada pasien CTS, (2) MFR dapat
mana yang lebih baik antara mobilisasi menurunkan nyeri pasien CTS (3) tidak
saraf dan MFR. Hal ini dimungkinkan terdapat perbedaan antara mobilisasi saraf
karena perubahan pada regenerasi saraf dan MFR untuk menurunkan nyeri pada
disebabkan keadaan CTS yang sudah pasien CTS.
kronis, faktor usia, menopause, pekerjaan Saran dari penelitian ini adalah (1)
yang melakukan gerakan repetitif pada perlu dilakukan penelitian yang lebih
tangan dan kompresi pada saraf medianus lanjut lagi tentang pengaruh mobilisasi
yang sudah dalam derajat berat. CTS saraf terhadap penurunan nyeri pada CTS
terjadi bila saraf medianus mengalami dalam jumlah subjek yang lebih banyak
kompresi dalam struktur anatomis atau dengan desain penelitian deskriptif
terowongan karpal. Kompresi dapat atau time series, (2) untuk kriteria inklusi
disebabkan oleh meningkatnya volume lebih baik pada CTS yang unilateral, (3)
dalam terowongan karpal, pembesaran disarankan untuk meminimalkan faktor
saraf medianus, atau berkurangnya area perancu seperti pemberian obat-obatan
cross-sectional dalam terowongan karpal. serta aktivitas subjek perlu dibatasi
Dari ketiga penyebab ini, yang menjadi
penyebab terbanyak adalah meningkatnya DAFTAR RUJUKAN
volume terowongan karpal, namun apa Akalin E, El O, Peker O, et al, 2002;
yang menjadi penyebab peningkatan Treatment of carpal tunnel
volume ini masih belum jelas hingga saat syndrome with nerve and tendon
ini. Diduga salah satu penyebab adalah gliding exercises; Am. J. Phys.
tenosinovitis akibat trauma berulang Med. Rehabil 2002;81:108–113
(Phallen, 1975). Kostopoulos D. 2003, Treatment Of
Aktivitas selama penelitian tidak Carpal Tunnel Syndrome: A
bisa dikendalikan. Gerakan flexi-extensi Review Of The Non-Surgical
berulang dan terus menerus pada Approaches With Emphasis In
pergelangan tangan dan jari-jari akan Neural Mobilization; Journal of
meningkatkan tekanan pada tendon yang Bodywork and Movement
mengakibatkan terjadinya tenosinovitis Therapies, 8, 2–8
dan selanjutnya menyebabkan kompresi Kumar V, Goyal M, Rajendran N,
pada saraf medianus. Kompresi ringan Narkeesh. 2013; Effect Of Neural
pada saraf tepi akan menurunkan aliran Mobilization On Monosynaptic
Budi Utomo, Perbedaan Pengaruh Antara Mobilisasi Saraf 207