You are on page 1of 11

JURNAL ARTIKEL

IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI


KELURAHAN ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG
KOTA SEMARANG
Oleh :
Dewi Nurul Aisyah, Drs. Herbasuki Nurcahyanto, MT. Drs. R. Slamet Santoso, M. Si

Jurusan Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jl. Profesor Haji Sudarto, Sarjana.Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

Beras Miskin (Raskin) Program is a program of food subsidies as a form of government efforts
to increase food security and provide protection to poor families through the distribution of rice.
Each family will receive a minimum of 10 kg/month with Rp 1,600/kg at the point of
distribution. Researchers take focus in Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang, Kota
Semarang. In fact, implementation of Raskin policy is not always consider full-on procedure
policy as depending on condition and situation in society. The objective of this study is to
analyze the implementation of the Beras Miskin (Raskin) program.
This research uses qualitative descriptive method. Data collection was carried out with in-depth
interviews from various informants have been determined. In qualitative research, data retrieved
from various sources by using a technique of collecting data of which various (triangulation) and
continuously until it is saturated.
The result of this research is the determining factors of Beras Miskin (Raskin) program
implementation in Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang, Kota Semarang caused by
attitude factors (disposition) which is less successful in rice quality, target the household
beneficiaries raskin, the number of households that received rice target beneficiaries.

Keywords: Beras Miskin (Raskin) Program, program implementation.

1
ABSTRAK

Program raskin merupakan subsidi pangan sebagai bentuk upaya dari pemerintah untuk
meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan perlindungan keluarga miskin melalui
pendistribusian beras yang diharapkan mampu menjangkau keluarga miskin, masing - masing
keluarga akan menerima minimal 10 kg/ KK / bulan dengan harga Rp. 1.600 / kg di titik
distribusi. Peneliti mengambil lokus di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota
Semarang. Pada kenyataannya implementasi kebijakan Raskin tidak selalu berpedoman penuh
pada prosedur kebijakan karena tergantung pada kondisi dan situasi masyarakat setempat. Tujuan
dari penelitian ini untuk menganalisis implementasi program beras miskin (raskin) di Kelurahan
Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara mendalam dari berbagai informan yang sudah ditentukan. Dalam penelitian
kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data
yang bermacam-macam (triangulasi) dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh.
Hasil penelitian ini adalah faktor penentu implementasi program beras miskin (raskin) di
Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang disebabkan oleh faktor sikap
(disposisi) kurang berhasil dalam kualitas beras, sasaran rumah tangga penerima manfaat raskin,
jumlah beras yang diterima rumah tangga sasaran penerima manfaat.

Kata Kunci : Program Beras Miskin (Raskin), implementasi program.

PENDAHULUAN melakukan upaya peningkatan pendapatan


petani, ketahanan pangan, pengembangan
A. LATAR BELAKANG ekonomi pedesaan serta stabilitas ekonomi
nasional.
Raskin merupakan program
pemerintah untuk membantu masyarakat Program raskin merupakan subsidi
miskin yang rawan pangan, agar mereka pangan sebagai bentuk upaya dari
mendapatkan beras untuk kebutuhan rumah pemerintah untuk meningkatkan ketahanan
tangganya. Program Raskin termasuk bagian pangan dan memberikan perlindungan
dari program penanggulangan kemiskinan keluarga miskin melalui pendistribusian
yang terdapat pada Kluster I, yaitu tentang beras yang diharapkan mampu menjangkau
kegiatan perlindungan sosial berbasis keluarga miskin, masing- masing keluarga
keluarga dalam pemenuhan kebutuhan akan menerima minimal 10 kg/ KK / bulan
pangan pokok bagi masyarakat kurang dengan harga Rp. 1.600 / kg di titik
mampu sudah berjalan secara rutin sejak distribusi.
tahun 1998. Instruksi presiden Nomor 8
tahun 2008 tentang kebijakan perberasan Dari hasil penelitian awal, kebijakan
menginstruksikan Menteri dan Kepala raskin belum berjalan sesuai dengan
Lembaga Pemerintah Non Departemen sasaran program. Pada kenyataannya
tertentu, serta Gubernur dan implementasi kebijakan Raskin tidak selalu
Bupati/Walikota seluruh Indonesia untuk berpedoman penuh pada prosedur
2
kebijakan karena tergantung pada kondisi antara pemerintah-
dan situasi masyarakat setempat. Banyak masyarakat/swasta, atau
pelaksanaan yang tidak sama dengan implementasi kebijakan yang
tujuan yang ada pada Pedoman Umum diswastakan (privatization
Raskin. Penyimpangan yang terjadi yaitu atau contracting out
tidak tepatnya jumlah beras yang diperoleh 3. Ketepatan Target
para Rumah Tangga Miskin (RTM), yang Apakah target yang
seharusnya berdasarkan pedoman umum dintervensi sesuai dengan
raskin setiap RTM menerima beras yang direncanakan, apakah
sejumlah 15 kg tetapi masyarakat tidak ada tumpang tindih
memperoleh kurang dari 5 kg per dengan intervensi lain, atau
RTM/RTS per bulannya. tidak bertentangan dengan
intervensi kebijakan lain.
B. TUJUAN 4. Ketepatan Lingkungan
Berdasarkan perumusan masalah a. Lingkungan kebijakan,
yang ada, tujuan dari penelitian ini yaitu interaksi diantara
adalah untuk : lembaga perumus
a. Menganalisis Implementasi kebijakan dan pelaksana
Program Beras Miskin (Raskin) kebijakan dengan lembaga
di Kelurahan Rowosari lain yang terkait.
Kecamatan Tembalang Kota b. Lingkungan eksternal
Semarang. kebijakan yang disebut
b. Mendeskripsikan faktor Callista sebagai variabel
pendukung dan penghambat eksogen.
Implementasi Program Raskin di 5. Ketepatan Proses
Kelurahan Rowosari Kecamatan Secara umum, implementasi
Tembalang Kota Semarang. kebijakan publik terdiri atas 3
C. TEORI proses, yaitu :
a. Policy acceptance. Disini
Implementasi kebijakan terdapat
publik memahami
fenomena-fenomena impelementasi
kebijakan sebagai sebuah
kebijakan publik, yaitu : (dalam
“aturan main” yang
Nugroho, 2011: 648-652)
diperlukan untuk masa
1. Ketepatan Kebijakan
depan
Sejauh mana kebijakan yang
b. Policy adoption. Disini
ada telah bermuatan hal-hal
publik menerima
yang memang memecahkan
kebijakan sebagai sebuah
masalah yang hendak
“aturan main” yang
dipecahkan. Pertanyaannya
diperlukan untuk masa
adalah how excelent is the
depan
policy.
c. Strategic readiness. Disini
2. Ketepatan Pelaksana
publik siap melaksanakan
Aktor implementasi
atau menjadi bagian dari
kebijakan tidaklah hanya
kebijakan.
pemerintah. Ada tiga lembaga
6. Ketepatan Tujuan
yang bisa menjadi pelaksana,
yaitu pemerintah, kerjasama

3
Ketepatan tujuan dinilai dari dimiliki oleh
kesesuainnya pelaksanaan implementor.
kebijakan dengan tujuan awal d. Struktur Birokrasi
dimana kebijakan tersebut Salah satu dari aspek
dibuat. Tujuan ini juga dapat struktur yang penting dari
dinilai efektif atau efisien setiap organisasi adalah
sesuai dengan adanya prosedur operasi
pelaksanaannya dilapangan. yang standar (standard
7. Konsistensi operating procedures
Tahapan atau prosedur ini atau SOP.
tidak bisa berubah-berubah D. METODE PENELITIAN
karena tahapan ini bersifat 1. Desain Penelitian
kaku dan konsisten. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode
Keberhasilan dari implementasi kualitatif deskriptif. Penelitian
suatu kebijakan akan ditentukan oleh kualitatif deskriptif merupakan
banyak variabel atau faktor, dan penelitian yang dimaksudkan untuk
masing-masing variabel tersebut mengumpulkan informasi mengenai
saling berhubungan satu sama lain. status variabel, gejala, atau keadaan
(dalam Subarsono. 2005: 89-101) yang ada, yaitu keadaan gejala
1. Teori George C. Edwards III menurut apa adanya pada saat
(1980) penelitian dilakukan.
Dalam pandangan Edwards 2. Situs Penelitian
III, implementasi kebijakan Penelitian yang penulis lakukan,
dipengaruhi oleh empat mengambil pada Kelurahan
variabel, yakni: Rowosari Kecamatan Tembalang
a. Komunikasi Kota Semarang. Dengan berbagai
Diperlukan adanya pertimbangan bahwa dalam
komunikasi yang baik pengelolaan RASKIN di tiap-tiap
dari setiap implementor kelurahan bisa berbeda.
dalam 3. Subjek Penelitian
mengimplementasikan Penentuan informan yang akan
kebijakan ini. dipergunakan dalam penelitian ini
b. Sumberdaya adalah purposive sampling, dimana
Suatu nilai potensi yang penentuan informan dipilih dengan
dimiliki oleh suatu materi pertimbangan khusus dari peneliti,
atau unsur dalam dengan mempertimbangkan
kehidupan. Sumberdaya karakteristik data berdasarkan
dapat berwujud kebutuhan analisis dalam penelitian
sumberdaya manusia, ini.
yakni kompetensi 4. Jenis Data
implementor, dan Karena peneliti menggunakan
sumberdaya finansial metode penelitian kualitatif, maka
c. Disposisi jenis data yang digunakan dalam
Disposisi adalah watak penelitian ini meliputi teks atau
dan karakteristik yang tulisan, kata-kata tertulis, tindakan-

4
tindakan dan peristiwa-peristiwa 1. Ketepatan Kebijakan
dalam kehidupan sosial. Ketepatan kebijakan ini dinilai
5. Sumber Data dari sejauh mana kebijakan yang
Data primer adalah data yang bersal ada telah bermuatan hal-hal yang
dari sumber data utama yang berupa memang memecahkan masalah
tindakan-tindakan sosial dan kata- yang hendak dipecahkan.
kata dari pihak-pihak yang terkait Pertanyaannya adalah how
dengan masalah yang diteliti. Data excelent is the policy.(dalam
sekunder adalah data yang berasal Nugroho, 2011:650).
dari bahan kepustakaan yang berupa 1. Intensitas Tujuan
peraturan perundang-undangan, Menurut pedoman umum
buku-buku, karya ilmiah, koran, raskin didalam pelaksanaan
majalah, internet serta dokumen- program Raskin, Tujuan dari
dokumen yang ada hubungannya program Raskin adalah
dengan obyek penelitian mengurangi beban
6. Teknik Pengumpulan Data pengeluaran Rumah Tangga
Teknik pengumpulan data Sasaran melalui pemenuhan
menggunakan teknik wawancara. sebagian kebutuhan pangan
Wawancara adalah teknik pokok bentuk beras. Selain
pengumpulan data yang digunakan itu raskin juga bertujuan
peneliti untuk mendaspatkan untuk meningkatkan atau
keterangan lisan melalui bercakap- membuka akses pangan
cakap dan berhadapan muka dengan keluarga melalui penjualan
orang yang dapat memberikan beras kepada keluarga
keterangan pada si peneliti. penerima manfaat dengan
7. Analisis dan Interpretasi Data jumlah yang telah ditentukan.
Analisis data yang dipergunakan Hasil interview yang
dalam penelitian ini adalah teknik dilakukan oleh Peneliti dapat
analisis domain (Sugiyono, 2010 : diketahui bahwa tujuan dari
256) dilakukan oleh memperoleh program Raskin dinilai belum
gambaran umum dan menyeluruh tepat. Karena sasaran yang
tentang situasi sosial yang diteliti. menjadi tujuan tidak
8. Kualitas Data sepenuhnya mendapatkan
Cara yang dapat dilakukan antara beras dengan jumlah yang
lain : Melakukan wawancara ditentukan. Rumah Tangga
mendalam kepada informan. Sasaran yang seharusnya
Melakukan uji silang antara mendapatkan beras 15kg/KK
informasi yang diperoleh dari kenyataannya hanya
informan dengan hasil observasi di mendapatkan beras kurang
lapangan. Mengkonfirmasi hasil dari 10Kg/KK. Sehingga
yang diperoleh kepada informan dan dalam hal ini dapat
sumber-sumber lain. disimpulkan bahwa ketepatan
E. PEMBAHASAN HASIL kebijakan dalam program
PENELITIAN raskin, belum sepenuhnya
Implementasi Kebijakan sesuai dengan tujuan dari
pedoman umum raskin.

5
2. Ketepatan Pelaksanaan kelurahan sudah menjalankan
1. Ketepatan Aktor Pelaksana tugasnya dalam
Aktor implementasi pengimplementasian program
kebijakan tidaklah hanya raskin.
pemerintah. Ada tiga Tim pelaksana raskin di
lembaga yang bisa menjadi kabupaten / kota, kecataman
pelaksana, yaitu pemerintah, dan kelurahan, sudah
kerjasama antara pemerintah- melakukan koordinasi
masyarakat/swasta, atau perencanaan, anggaran,
implementasi kebijakan yang sosialisasi, pelaksanaan
diswastakan (privatization penyaluran, monitoring dan
atau cintracting out) (dalam evaluasi, menerima
Nugroho, 2011:650). Dalam pengaduan, melakukan
Pedoman Umum Rakin telah penyaluran hingga titik
dijelaskan aktor-aktor yang distribusi dengan baik atau
terlibat dalam melaksanakan sudah sesuai dengan tugasnya
program ini. Dalam Pedoman masing-masing. Keterlibatan
Umum Raskin agar mencapai para tim pelaksana raskin
tujuan yang telah ditentukan kota, kecamatan dan
dibentuklan Tim Koordinasi kelurahan memudahkan
di setiap Kota, Kecamatan berjalannya program raskin
maupun Kelurahan Hasil di Kelurahan Rowosari. Para
interview yang dilakukan aktor yang terlibat juga sudah
oleh peneliti dapat diketahui mengetahui dan sudah
bahwa tim pelaksana memahami tugas masing-
Program Raskin sudah masing. Sehingga
dibentuk sesuai dengan implementasi program raskin
tingkatannya. Tim Kelurahan yang berjalan di Kelurahan
juga sudah memilih atau Rowosari bisa dikatakan
menunjuk masyarakat untuk berhasil.
menjadi koordinator di RW 3. Ketepatan Target
nya masing-masing. 1. Ketepatan Target Penerima
Pemilihan koordinator RW Pada tahun 2013 pemerintah
berdasarkan hasil menerapkan kebijakan baru
kesepakatan dari Kelurahan. dalam sistem pendataan RTS
2. Ketepatan Tugas Pelaksana yang dilakukan oleh Tim
Hasil interview yang Nasional Percepatan
dilakukan oleh peneliti dapat Penanggulangan Kemiskinan
diketahui bahwa tim (TNP2K). Program raskin
pelaksana Program Raskin termasuk dalam klaster 1
sudah melaksanakan yaitu yaitu kelompok
tugasnya sesuai dengan program penanggulangan
tugas-tugas yang ditentukan kemiskinan bantuan sosial
oleh pedoman umum raskin. terpadu berbasis keluarga.
Seperti tim kabupaten / kota, Tujuannya untuk melakukan
tim kecamatan dan tim pemenuhan hak dasar,

6
pengurangan beban hidup, Kementrian/lembaga terkait
serta perbaikan kualitas hidup baik pusat maupun di daerah
masyarakat miskin. Fokus mengambil bagian tugas dan
pemenuhan hak dasar tanggung jawan dalam
ditujukan untuk memperbaiki melaksanakan program ini,
kualitas kehidupan sesuai dengan tugas, pokok
masyarakat miskin untuk dan fungsi masing-masing.
kehidupan lebih baik, seperti Pemerintah pusat berperan
pemenuhan hak atas pangan, dalam pembuat kebijakan
pelayanan kesehatan dan program, sedangkan
pendidikan. (dalam pelaksanaannya sangat
http://tnp2k.go.id/program/kl bergantung kepada
aster-i-2/) pemerintah Daerah. Oleh
Dalam ketepatan target karena itu, peran Pemerintah
peneliti lebih memilih Daerah sangat penting dalam
permasalahan pada ketepatan peningkatan efektifitas
target yang mencakup dalam program raskin, yang
apakah penerima target ini diwujudkan dalam 6 (enam)
sudah mengetahui ketentuan tepat.
yang harus dipatuhi dalam Dalam hal ini tim pelaksana
pelaksanaan program raskin. program raskin di tingkat
Pada kenyataannya ketepatan Kota, Kecamatan dan
target yang terjadi di kelurahan menyatakan bahwa
Kelurahan Rowosari belum siap menjalankan program
berjalan sesuai dengan raskin yang diberikan dari
pedoman umum raskin. pemerintah pusat. Pemerintah
Sebab masyarakat Kelurahan daerah juga harus
Rowosari yang tidak melaksanakan program raskin
termasuk dalam data RTS sesuai dengan pedoman
merasa berhak mendapatkan umum untuk mencapai tujuan
raskin juga. Sehingga yang dari program raskin dan
menjadi tujuan dari program memenuhi indikator 6 (enam)
raskin tidak bisa tercapai tepat yang menjadi tolak ukur
sepenuhnya. keberhasilan program raskin.
4. Ketepatan Proses 2. Kesiapan masyarakat
1. Kesiapan Pelaksana dalam dalam Menjalankan
Menjalankan Kebijakan Kebijakan
Menurut pedoman umum Penerima manfaat pada
raskin, program raskin sangat kelompok program
strategis dan menjadi penanggulangan kemiskinan
program nasional yang berbasis bantuan dan
dikelola secara lintas strategis perlindungan sosial ditujukan
dan n program nasional yang pada kelompok masyarakat
dikelola secara lintas sektoral sangat miskin. Hal ini
baik vertikal maupun disebabkan bukan hanya
horizontal. Seluruh karena kondisi masyarakat

7
sangat miskin yang bersifat Langkah awal dalam
rentan, akan tetapi juga penyampaian informasi ini
karena mereka belum mampu merupakan langkah penting agar
mengupayakan dan pelaksana ataupun penerima
memenuhi hak dasar secara mengetahui isi dari Program
layak dan mandiri.( Raskin. Transmisi dalam
http://tnp2k.go.id/program/kl program raskin disampaikan
aster-i-2/) dengan cara sosialisasi.
Tujuan dan sasaran dari Hasil interview yang dilakukan
program raskin untuk oleh peneliti dapat kita ketahui
Kelurahan Rowosari bahwa telah adanya sosialisasi
Kecamatan Tembalang Kota yang dilakukan oleh para tim
Semarang tidak dipatuhi oleh pelaksana Program Raskin.
masyarakat setempat. Maka Sosialisasi dilakukan sampai ke
dari itu terjadi ketidaksiapan titik distribusi dan rumah tangga
masyarakat dalam sasaran. Sehingga diharapkan
menjalankan program raskin. sampai ke rumah tangga sasaran
Selain itu bisa dilihat dari memahami isi dari Program
masyarakat yang bukan RTS raskin yang dijalankan.
tetapi ingin mendapatkan 2. Kejelasan akan kebijakan /
raskin juga. Sehingga dapat program raskin
dikatakan bahwa program George Edwards III (Agustino,
raskin di Kelurahan Rowosari 2006 : 150) menyatakan
Kecamatan Tembalang Kota kejelasan komunikasi yang
Semarang masyarakatnya diterima oleh para pelaksana
belum siap menjalankan haruslah jelas dan tidak
program raskin. membingungkan masyarakat.
Ketidakjelasan program tidak
Faktor – faktor yang selalu menghalangi implementasi
Mempengaruhi Implementasi pada tataran tertentu para
Program Raskin Kelurahan pelaksana membutuhkan
rowosari Kecamatan Tembalang fleksibilitas dalam melaksanakan
Kota Semarang kebijakan. Berdasarkan interview
yang dilakukan oleh peneliti
1. Komunikasi
diketahui bahwa kendala dari
Peneliti membahas fenomena
rendahnya tingkat pendidikan
komunikasi dengan memperhatikan
masyarakat Kelurahan rowosari
transmisi, kejelasan dan konsistensi
sehingga mengakibatkan
yang disesuaikan dengan hasil
pemahaman tentang program
penelitian yaitu sebagai berikut :
raskin sangat kurang. Minimnya
1. Transmisi dari aparatur
pengetahuan masyarakat tentang
kepada penerima/pelaksana
informasi program raskin.
program Raskin
Transmisi komunikasi atau 3. Konsistensi
Berdasarkan hasil interview yang
penyaluran komunikasi yang
dilakukan oleh peneliti dapat kita
baik akan menghasilkan suatu
ketahui bahwa informasi yang
implementasi yang baik pula.

8
diberikan oleh atasan sudah Menurut peraturan didalam
konsisten. Jika ada informasi Pedoman Umum Raskin
yang baru, langsung disampaikan pembayaran Harga Tebus Raskin
kepada koordinator yang (HTR) dari RTS-PM kepada
bersangkutan. Kemudian pelaksana distribusi Raskin
koordinator menyampaikan lagi dilakukan secara tunai sebesar
hingga informasi tersebut sampai Rp. 1.600,00/kg netto di Titik
ke rumah tangga sasaran. Distribusi. Kemudian uang HTR
2. Sikap (Disposisi) yang diterima pelaksana
1. Penerimaan masyarakat distribusi Raskin dari RTS-PM
terhadap implementasi harus langsung disetor ke
program Raskin rekening Perum BULOG melalui
Masyarakat yang tergolong bank setempat oleh pelaksana
masyarakat sangat miskin distribusi yang pelaksanaannya
menjadi kelompok sasaran diatur lebih lanjut dalam
(target group) dalam Juklak/Juknis sesuai dengan
Implementasi Program Raskin. kondisi setempat atau diserahkan
Berdasarkan hasil interview yang kepada Perum BULOG setempat.
dilakukan peneliti menunjukan Hasil interview yang dilakukan
bahwa penerima manfaat raskin oleh peneliti dapat diketahui
di kelurahan Rowosari merasa bahwa masyarakat mendukung
senang dengan adanya program program raskin dengan
raskin. Sehingga manfaat dari kesediaannya membayar beras
beras raskin dapat dirasakan oleh raskin sesuai dengan kesepakatan
masyarakat. RW. Walaupun harga dan jumlah
2. Kepuasan terhadap tidak sesuai dengan pedoman
Penggunaan Raskin umum raskin.
Indikator keberhasilan program 3. Sumber Daya
raskin ada 6 tepat yaitu tepat 1. Staf
sasaran, tepat jumlah, tepat Staf adalah dalam sebuah era
harga, tepat waktu, tepat dimana “pemerintah besar”
administrasi dan tepat kualitas. berada dalam serangan dari
Hasil interview yang dilakukan semua arahan, hal ini mungkin
peneliti dapat diketahui bahwa nampak mengejutkan untuk
penerima raskin merasa kurang belajar bahwa sebuah sumber
puas dikarenakan masih ada pokok kegagalan implementasi
kekurangan dalam pelaksanaan adalah staf yang tidak cukup
program raskin. Program raskin (dalam Tangkilisan, 2003:56).
yang berjalan di Kelurahan Hasil interview yang dilakukan
Rowosari Kecamatan Tembalang oleh peneliti dapat diketahui
Kota Semarang belum tepat bahwa sumberdaya manusia
kualitas, tidak tepat sasaran dan yang dimiliki oleh tim pelaksana
tidak tepat jumlah. masing-masing tingkat sudah
3. Ketersediaan dalam memadai. Apalagi dengan
pembayaran raskin adanya bantuan dari tim
koordinator dari RW setempat.

9
Hal ini bisa mempermudah berjalan sesuai dengan
pelaksanaan program raskin di tujuan.
Kelurahan Rowosari Kecamatan 2. Ketepatan Target
Tembalang Kota Semarang. Ketepatan target belum
2. Kesediaan fasilitas berhasil dilaksanakan di
Seorang implementor mungkin Kelurahan Rowosari. Penulis
memiliki staf cukup, mungkin memberi saran agar
memahami apa yang ia duga pemerintah membuat kartu
harus dikerjakan, mungkin peserta raskin. Dengan
memiliki otoritas untuk adanya kartu peserta raskin,
mengamalkan tugasnya, namun masyarakat yang tidak
tanpa bangunan perlu, peralatan, memiliki kartu tidak
persediaan, dan bahkan diperbolehkan membeli beras
implementasi ruang hijau tidak raskin.
akan berhasil (dalam
Tangkilisan, 2003:83). Hasil Faktor – faktor yang
interview yang dilakukan oleh Mempengaruhi Implementasi
peneliti diketahui bahwa fasilitas Program Raskin Kelurahan
yang disediakan untuk Rowosari Kecamatan Tembalang
pelaksanaan program raskin Kota Semarang
dinilai sudah memadai.
1. Komunikasi
Ketidak berhasilan komunikasi di
F. PENUTUP Kelurahan Rowosari dikarenakan
1. Saran masyarakat Rowosari rata-rata
Dalam pelaksanaan implementasi
berpendidikan rendah. Penulis
program raskin yang belum
menyarankan bahwa komunikasi
optimal,penulis menyumbangkan
bisa menggunakan bantuan-
saran sebagai berikut :
bantuan yang mudah dipahami
Implementasi Kebijakan oleh masyarakat. Misalnya sepeti
1. Ketepatan Kebijakan membuat brosur semenarik
Dalam ketepatan kebijakan
mungkin dan mudah dipahami
peneliti memberi saran
oleh masyarakat rowosari.
bahwa perlu diadakannya
2. Sikap
pendataan ulang untuk
mengumpulkan data sosial Saran untuk faktor sikap dalam
ekonomi rumah tangga, implementasi program raskin di
termasuk struktur demografi Kelurahan Rowosari bahwa tim
dan karakteristik rumah pelaksana raskin kota, kecamatan
tangga. Hasil pendataan maupun kelurahan harus lebih
selanjutnya dipergunakan tegas dalam menjalankan tugas
sebagai informasi dasar untuk agar program raskin berjalan
melakukan analisis guna sesuai dengan pedoman yang
memisahkan penduduk telah ditentukan.
miskin dengan penduduk
bukan miskin. Agar tujuan
dan sasaran dari program

10
Yogyakarta:YPAPI

DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Umum Raskin 2013

Abdul Wahab, Solichin. 2001. “Analisis http://tnp2k.go.id/program/klaster-i-2/


Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara”.

Jakarta; Bumi Aksara.

Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar

Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Badjuri, AbdulKahar dan Teguh Yuwono.


2002. “Kebijakan Publik (Konsep
dan Strategi)”. Semarang; Jurusan Ilmu

Pemerintahan FISIP UNDIP.

Nugroho D, Riant. 2006. “Kebijakan Publik


Untuk Negara-Negara Berkembang”.
Jakarta; PT Elex Media Komputindo.

Nugroho, Riant. 2011. Public Policy. Jakarta

: PT Elex Komputindo

Moleong, J Lexy, Prof Dr. 2011. Metode


Penelitian Kualitatif edisi Revisi.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Subarsono, AG. 2005. “Analisis Kebijakan


Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi”.
Yogyakarta; Pustaka Pelajar.

Suwitri, Sri. 2008. “Konsep Dasar


Kebijakan Publik”. Semarang; Badan
Penerbit
Universitas Diponegoro.

Tangkilisan, Hessel Nogi S. (2003).


Implementasi Kebijakan Publik.

11

You might also like