Professional Documents
Culture Documents
Survival Rate, Growth and Feed Efficiency of Snake Head (Channa Striata) Was Feid by Golden Apple Snail (Pomaecea SP) Flour
Survival Rate, Growth and Feed Efficiency of Snake Head (Channa Striata) Was Feid by Golden Apple Snail (Pomaecea SP) Flour
Survival rate, growth and feed efficiency of snake head (Channa striata) was feid by
golden apple snail (Pomaecea sp) flour
ABSTRACT
The purpose to know influence feed from golden apple snail flour for survival,
growth, and feed efficiency of snake head (C. striata). There search used completely
randomized design with five treatments and three replications. The treatments were AR 1
(0 % golden apple snail flour : 50 % fish flour), AR 2 (12.5 % golden apple snail flour :
37.5 % fish flour), AR 3 (25 % golden apple snail flour : 25% fish flour), AR 4 (37.5 %
golden apple snail flour : 12.5% fish flour) and AR 5 (50% golden apple snail flour : 0 %
fish flour). The parameters observed were survival rate, absolute weight growth, absolute
length growth and feed efficiency.The results of this research showed that the highest
survival ratewas 86.67 % (AR 4). The highest bsolute weight and length growth was 4.96 g
and 0.9 cm (AR 5). Whereas, the highest feed eficiency was 29.45 % (AR 1). In
observation histology of snake head found hemoragi and nekrosit hepatosit in all treatment,
before treatment and AR 1, AR 2, AR 4 dan AR 5 found congesti at snake head, whereas
fat degeneration at snake head before treatment.
PENDAHULUAN
Ikan gabus (Channa striata) ikan gabus dipasar mencapai Rp 30.000 –
merupakan salah satu komoditas air 60.000 per kg. Masyarakat Sumatera
tawar yang mempunyai nilai ekonomis Selatan, memanfaatkan ikan gabus
tinggi. Menurut Muflikhah et al.(2008) di sebagai bahan baku hasil olahan seperti
tahun 2008 harga ikan gabus di Sumatera pembuatan pempek, laksan, tekwan dan
Selatan mencapai Rp. 30.000 - 80.000 model. Menurut Warta Perikanan, (2010)
per kg sedangkan menurut Kordi (2011) sebagian besar pasokan ikan gabus yang
harga ikan gabus segar di Kalimatan Rp. ada di pasaran berasal dari hasil
8.000 - 25.000 per kg. Tahun 2013 harga tangkapan dari perairan umum.
161
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Hidayat, et al. (2013)
162
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Hidayat, et al. (2013)
163
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Hidayat, et al. (2013)
164
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Hidayat, et al. (2013)
165
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Hidayat, et al. (2013)
100
ikan yang terinfeksi dapat dilihat pada
86,67
Kelangsungan hidup (%)
76,67
80 70 70 Lampiran 2.
60 50
Kondisi tersebut juga terjadi pada
40
penelitian Sopian (2013), bahwa
20
0 rendahnya nilai kelangsungan hidup
0 12.5 25 37.5 50 benih ikan gabus disebabkan serangan
% keong mas
penyakit dan sifat kanibalisme ikan
gabus. Hal ini didukung pernyataan Van
Gambar 1. Kelangsungan hidup (%)benih
ikan gabus Duijn (1976) dalam Mutaqin (2006) yang
menyatakan bahwa ikan mempunyai
Hasil analisis sidik ragam
daya tahan tubuh yang besar terhadap
menunjukkan bahwa penambahan tepung
penyakit asalkan kondisi badannya tidak
keong mas tidak berpengaruh nyata
diperlemah oleh suatu sebab. Menurut
terhadap kelangsungan hidup benih ikan
Angga dan Safrudin (1982) dalam
gabus, peningkatan persentase tepung 147
Mutaqin (2006) bahwa stres merupakan
keong mas sampai batas 37,5 % dalam
gangguan mekanisme homeostatik,
formulasi pakan mengakibatkan
sehingga memudahkan terjadinya suatu
kelangsungan hidup benih ikan gabus
penyakit.
meningkat, sedangkan pakan yang
Berdasarkan Kordi, (2009) bahwa
mengandung 50 % tepung keong mas
rendahnya kelangsungan hidup suatu
kelangsungan hidupnya menurun
biota budidaya dipengaruhi beberapa
166
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Hidayat, et al. (2013)
Pertumbuhan panjang
0.8 0,7
tidak sesuai. Pakan yang berbahan baku
0,5
mutlak (cm)
0.6 0,4
tepung keong mas yang memiliki
0.4
kandungan lemak yang tinggi diduga 0.2
berpotensi terhadap penimbunan lemak 0
5 4,44
4 3,48 3,55
2,97 pertumbuhan panjang mutlak terendah
mutlak (g)
3
2 terdapat pada perlakuan 25 % tepung
1
0
keong mas yaitu sebesar 0,4 cm.
0 12.5 25 37.5 50 Prihadi (2007), menyatakan
% keong mas pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa
Gambar 2. Pertumbuhan faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor
mutlak ikan gabus (g)
167
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Hidayat, et al. (2013)
dari luar, adapun faktor dari dalam dalam pakan, antara lain protein, lemak,
meliputi sifat keturunan, ketahanan karbohidrat, dan vitamin.
terhadap penyakit dan kemampuan dalam
memanfaatkan makanan, sedangkan Efisiensi Pakan Benih Ikan Gabus
faktor dari luar meliputi sifat fisika, Nilai efisiensi pakan pada setiap
kimia dan biologi perairan. Faktor perlakuan selama pemeliharaan disajikan
makanan dan suhu perairan merupakan pada Gambar 4.
faktor utama yang dapat mempengaruhi 35 29,45
168
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Hidayat, et al. (2013)
nilai efisiensi pakan dari semua nabati. Bahan baku nabati secara
perlakuan sebesar 12,74 % - 29,45 %. fisiologis sulit dicerna oleh ikan yang
Nilai efisiensi ini tergolong rendah bila bersifat karnivora, termasuk ikan gabus,
dibandingkan ikan air tawar yang lainnya yang secara food habit dan feeding habit
seperti nilai efisiensi pakan tergolong ikan karnivora dan predator.
ikan nila mencapai 50,23 % (Kurniasari, Djarijah, (1995) dalam Hariyadi et
2003 dalam Sugianto, 2007). Nilai al.(2005), menyatakan faktor yang
efisiensi pakan ikan patin mencapai menentukan tinggi rendahnya efisiensi
73,1% (Meilisca, 2003 dalam Sugianto, pakan adalah jenis sumber nutrisi dan
2007). Nilai efisiensi pakan ikan mas jumlah dari tiap-tiap komponen sumber
mencapai 53,45 % (Suparyani, 1994 nutrisi dalam pakan tersebut.
dalam Sugianto, 2007). Nilai efisiensi
pakan ikan gurame mencapai 45,75 % Fisika Kimia Air Pemeliharaan Benih
Ikan Gabus
(Suryani, 2001 dalam Sugianto, 2007).
Rendahnya nilai efisiensi pakan Kisaran fisika kimia air yang
pada penelitian ini diduga disebabkan diperoleh dalam tiap pengambilan sampel
oleh bahan pakan yang digunakan dari masing-masing perlakuan selama
memiliki kecernaan yang rendah, penelitian disajikan dalam Tabel 1
terutama bahan yang bersumber dari berikut ini :
Tabel 1. Kisaran fisika kimia air benih ikan gabus selama Penelitian.
Perlakuan Parameter kualitas air
0
Suhu ( C) pH DO (mg.L-1) Amonia (mg.L-
1
)
AR 1 24 – 31 6–7 0,85 – 1,11 0,21 – 1,99
AR 2 24 – 31 6–7 0,84 – 1,20 0,21 – 0,71
AR 3 25 – 31 6–7 0,86 – 1,39 0,21 – 1,11
AR 4 25 – 31 6–7 0,93 – 0,96 0,21 – 1,9
AR5 24 – 31 6–7 0,83 – 1,12 0,21 – 1,1
Batas toleransi 24 – 32,7 6,5 – 9 3 <1
Keterangan*: Sukadi (1989) dalam Kordi (2011)
169
Nilai pH selama penelitian Selama pemeliharaan benih ikan
berkisar antara 6-7, sementara menurut gabus, nilai kandungan oksigen terlarut
Kordi (2011), pH yang baik untuk berkisar antara 0,93 – 0,96 mg. L-1
pemeliharaan benih ikan gabus adalah 6,5 tergolong cukup rendah bila dibandingkan
– 9. Apabila pH kurang dari kisaran dengan hasil penelitian Almaniar (2011),
optimal maka pertumbuhan ikan yaitu berkisar antara 1,88-3,05 mg.L-1.
terhambat dan ikan sangat sensitif Walaupun kandungan oksigen terlarut
terhadap bakteri dan parasit. Sedangkan pada penelitian ini cukup rendah, namun
jika pH lebih dari kisaran optimal maka menurut Kordi (2011), ikan gabus mampu
pertumbuhan ikan terhambat. Namun pada hidup pada perairan yang minim oksigen
kondisi yang kurang optimal, suatu jenis yang mencapai kurang dari 2 mg.L1,
ikan akan mencapai ukuran yang lebih karena ikan gabus mampu mengambil
kecil dibandingkan pada kondisi optimal oksigen langsung dari udara dengan
(Effendi, 2003, dalam Almaniar., 2011). menyembulkan mulut ke permukaan air
Kisaran nilai suhu yang diukur yang merupakan alat pernafasan tambahan
pada awal sampai akhir penelitian berkisar yaitu divertikula. Nilai amonia pada
antara 24 - 31 0C. Menurut Kordi (2011), penelitian ini cenderung rendah, kecuali
ikan gabus mampu hidup pada perairan pada perlakuan AR 1 (0,044 – 1,642
0
yang bersuhu >24 C, sedangkan jika suhu mg.L-1). Hal tersebut menandakan bahwa
perairan < 240C ikan gabus masih tetap hanya sebagian pakan yang dikatabolisme
bertahan hidup, namun nafsu makan mulai menjadi energi sehingga amonia yang
menurun dan dapat menimbulkan kegiatan diekskresikan relatif lebih rendah.
bakteri diperairan. Hal ini dikarenakan Berdasarkan hasil penelitian Almaniar
ikan tersebut mampu tumbuh dengan baik (2011), diketahui bahwa benih ikan gabus
pada suhu 25 – 320C. Oleh sebab itu, suhu masih dapat hidup pada kandungan
memegang peranan penting sebagai faktor amonia sebesar 0,62 - 2,42 mg.L-1.
lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan organisme air tawar dan KESIMPULAN DAN SARAN
berhubungan erat dengan laju
Penggunan tepung keong mas
metabolisme untuk pernafasan dan
sebagai bahan pakan ikan gabus tidak
reproduksi (Effendi, 2003, dalam
berpengaruh nyata terhadap kelangsungan
Almaniar., 2011).
170
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Hidayat, et al. (2013)
hidup, pertumbuhan dan efisiensi pakan Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan.
Yayasan Pustaka Nusatama.
ikan gabus.
Yogyakarta
2.Hasil pengamatan histologi menunjukan Effendi, I. N.J. Bugri, dan Widanarni.
bahwa pada benih ikan gabus terdapat 2006. Pengaruh padat penebaran
terhadap kelangsungan hidup dan
haemorhagie pada semua perlakuan.
pertumbuhan benih ikan gurami
Kongesti ditemukan pada ikan sebelum Osphronemus gouramy. ukuran 2
cm. Jurnal Akuakultur Indonesia,
diberi perlakuan, AR 1, AR 2, AR 4 dan
5(2): 127-135.
AR 5 sedangkan nekrosis hepatosit Ersa, I.V. 2008. Gambaran histopatologi
terdapat pada AR 1, AR 2, AR 3, AR 4 insang, usus dan otot pada ikan
dan AR 5 dan degenerasi lemak pada ikan mujair (Oreochromis
mossambicus ) di daerah ciampea
sebelum perlakuan. bogor. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Hewan. Institut
DAFTAR PUSTAKA Pertanian Bogor. Bogor
(Dipublikasikan).
Ayuningtias, A.M., 2008. Efektivitas Hariyadi, B. A. Haryono dan U. Susilo.
campuran meniran Phyllanthus 2005. Evaluasi efisiensi pakan dan
niruri dan bawang putih Allium efisiensi protein pakan ikan karper
sativum untuk pengendalian infeksi (Ctenopharyngodon idella) yang
bakteri Aeromonas hydrophila pada diberi pakan dengan kadar
ikan lele dumbo Clarias sp. Skripsi. karbohidrat dan energy yang
Institut Pertanian Bogor. Fakultas berbeda. Fakultas Biologi.
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Soedirman. Purwokerto
Departemen Budidaya Perairan. Banyumas. Jawa Tengah.
Program Studi Teknologi dan
Manajemen Akuakultur. Bogor Kamaludin, I. 2011. Efektivitas ekstrak
(Dipublikasikan). lidah buaya Aloe vera untuk
mengobati infeksi pada ikan lele
Almaniar, S. 2011. Kelangsungan hidup dumbo Clarias sp melalui pakan.
dan pertumbuhan benih ikan gabus Skripsi. Intitut Pertanian Bogor.
(Channa striata) pada pemeliharaan Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
dengan padat tebar yang berbeda. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Skripsi. Fakultas Pertanian Program Kelautan. Departemen Budidaya
Studi Budidaya Perairan Universitas Perairan. Bogor (Dipublikasikan).
Sriwijaya. Indralaya (tidak
dipublikasikan). Kordi, K. M.G.H. 2009. Budidaya
Perairan. Citra Ditya Bakti.
Dewantoro, G.W. 2001. Fekunditas dan Bandung.
produksi larva pada ikan cupang
(Betta splendens Regan) yang Kordi, K. M.G.H. 2011. Panduan Lengkap
berbeda umur dan pakan alaminya. Bisnis dan Budidaya Ikan Gabus.
Fakultas Biologi, Universitas Lily Publisher. Yogyakarta.
Nasional Jakarta. Jurnal Iktiologi Muflikhah, N., S. Makmur, dan N.K.
Indonesia, l. (2): 49 – 52. Suryati. 2008. Gabus. Badan Riset
171
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Hidayat, et al. (2013)
Kelautan dan Pusat Riset Perikanan Perikanan dan Ilmu Kelautan. Departemen
Tangkap Balai Riset Perikanan Budidaya Perairan. Bogor.
Perairan Umum.
Suktikno. E. 2011. Pembuatan pakan
Mutaqin, Z. 2006. Pola sebaran hama dan buatan ikan bandeng. Direktorat
penyakit ikan yang disebabkan oleh Jenderal Perikanan Budidaya Balai
penyakit dan bakteri pada beberapa Besar Pengembangan Budidaya Air
provinsi di Indonesia. Skripsi. Payau Jepara.
Institut Pertanian Bogar. Fakultas
Tarigan, S. J. B. 2007. Pemanfaatan
Kedokteran Hewan. Bogor. tepung keong mas sebagai subtitusi
(Dipublikasikan). tepung ikan dalam ransum terhadap
Prihadi, D.J. 2007. Pengaruh jenis dan performans kelinci jantan lepas sapi.
waktu pemberian pakan terhadap Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
tingkat kelangsungan hidup dan Fakultas Pertanian. Departemen
pertumbuhan kerapu macan Perternakan. Medan.
(Epinephelus fuscoguttatus) dalam (Dipublikasikan).
keramba jarring apung di Balai
Yuniar, V. 2009. Toksisitas merkuri (Hg)
Budidaya Laut Lampung. Fakultas terhadap tingkat kelangsungan
Perikanan dan Ilmu Kelautan
hidup, pertumbuhan, gambaran
Universitas Padjadjaran. Bandung. darah dan kerusakan organ pada
Jurnal Akuakultur Indonesia 493- ikan nila Oreochromis niloticus.
953-1.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Sugianto, D. 2007. Pengaruh tingkat Fakultas Perikanan dan Ilmu
pemberian maggot terhadap Kelautan. Departemen Budidaya
pertumbuhan dan efisiensi Perairan. Bogor. (Dipublikasikan).
pemberian pakan benih ikan gurame Warta Perikanan. 2010. Potensi
(Osphronemus gouramy). Skripsi.
Tersembunyi : wild fresh water fish.
Intitut Pertanian Bogor. Skripsi. Kementerian Kelautan dan
Institut Pertanian Bogor. Fakultas
Perikanan. Jakarta
172