You are on page 1of 17

JURNAL

PEMANFAATAN TEPUNG DAUN LAMTORO GUNG (Leucaena


leucocephala) YANG DIFERMENTASI DENGAN Trichoderma sp.
SEBAGAI BAHAN PAKAN UNTUK MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN BENIH IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus)

OLEH
LESTARI ROINDAH SIRAIT

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
1

Utilization of Fermented Leucaena Leaf (Leucaena leucocephala) Meal With


Trichoderma sp. As Feed Ingredients to Increase on The Growth Of Green
Catfish (Hemibagrus nemurus) Fingerlings

By

Lestari Roindah Sirait 1), Adelina 2), Indra Suharman 2)


Laboratory of fish nutrition
Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Riau
Email : lestarisirait94@gmail.com

ABSTRACT

The research was conducted for 56 days , the aim to determine to get
percentage fermented leucaena leaf (Leucaena leucocephala) Meal with
Trichoderma sp. in feed on feed efficiency. This study uses completely
randomized design (CRD) with one factor, with 5 treatment levels and 3
repetitions. The test feed used in this study was artificial feed with a protein
content of 35% with a percentage Utilization of FLLM namely 0%, 5%, 10%,
15% and 20%. Test feed given as much as 10% of the weight of biomass per day
with the frequency of feeding three times throughout the day is at 08.00, 12.00
and 16.00. The fish used in this research with in 0,99 g of weight. Fish were
reaered in 15 cage units (0,5x0,5x1 m3) with the stocking density 0f 20 fish/cage.
The results showed that the percentage of FLLM significant effect (P<0,05) on
feed efficiency, protein retention and specific growth rate but did not significantly
affect the survival rate of green catfish fingerlings. Based on the results of this
study concluded that Utilization of FLLM 15% give the best respons on the feed
efficiency, protein retention and specific growth rate.

Kata Kunci : Fermented Leucaena Leaf Meal, Hemibagrus nemurus, Growth,


Trichoderma sp.

1. Student of The Fisheries And Marine Faculty, University of Riau


2. Lecturer of The Fisheries And Marine Faculty, University of Riau
2

Pemanfaatan Tepung Daun Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala) yang


Difermentasi Dengan Trichoderma sp. Sebagai Bahan PakanUntuk
Meningkatkan Pertumbuhan Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus)

Oleh

Lestari Roindah Sirait 1), Adelina 2), Indra Suharman2)


Universitas Riau

Laboratorium Nutrisi Ikan


Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
Email : Lestarisirait94@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan selama 56 hari bertujuan untuk mendapatkan


jumlah persentase Tepung daun lamtoro yang difermentasi Trichoderma sp. yang
terbaik dalam pakan terhadap efisiensi pakan dan pertumbuhan ikan baung.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acal Lengkap (RAL) dengan 5 taraf
perlakuan dan 3 kali ulangan. Pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pakan buatan dengan kandungan protein 35% dengan persentase
pemanfaatan TDLF yaitu 0%, 5%, 10%, 15%, 20% . Pakan uji diberikan sebanyak
10% dari berat biomassa per hari dengan frekuensi pemberian pakan tiga kali
sehari yaitu pukul 08.00, 12.00, 16.00 Wib. Ikan baung dengan bobot rata-rata
0,99 g. Ikan dipelihara dalam 15 unit keramba (0,5x0,5x1 m3) dengan padat tebar
20 ekor per keramba.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase
pemanfaatan TDLF yang berbeda dalam pakan buatan memberikan pengaruh
nyata (P<0,05) terhadap efisiensi pakan, retensi potein dan laju pertumbuhan
spesifik namun tidak berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan benih ikan
baung. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan TDLF
sebesar 15 % memberikan hasil terbaik terhadap efisiensi pakan, retensi protein
dan laju pertumbuhan spesifik benih ikan baung.

Kata Kunci : fermentasi tepung daun lamtoro, ikan baung, pertumbuhan,


Trichoderma sp.

1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
3

PENDAHULUAN Trichoderma sp. secara spesifik


mampu menghasilkan enzim selulase
Ikan baung (Hemibagrus yang potensial untuk mendegradasi
nemurus) adalah salah satu jenis selulosa menjadi glukosa. (Darwis et
catfish air tawar yang mempunyai al., 1990).
nilai ekonomis tinggi di daerah Riau
Penggunaan tepung daun lamtoro
(Sakinah, 2012). Permintaan ikan
gung yang difermentasi dengan
baung saat ini semakin meningkat
Rhizopus sp. telah diuji cobakan ke
seiring dengan peningkatan
ikan baung (Hemibagrus nemurus)
kebutuhan konsumen. Ikan baung
hasilnya menunjukkan bahwa pakan
merupakan salah satu komoditas
yang mengandung daun lamtoro 30
perairan umum yang mempunyai
% menghasilkan pertumbuhan yang
prospek untuk dibudidayakan dan
optimum untuk ikan baung
ikan ini dapat dengan cepat
(Hemibagrus nemurus) (Yosia,
menyesuaikan diri terhadap pakan
2015). Berdasarkan penjabaran di
buatan (Hardjamulia dan Suhenda,
atas, penulis tertarik untuk
2000).
melakukan penelitian tentang
Pakan merupakan faktor yang pemanfaatan tepung daun lamtoro
memegang peranan sangat penting (Leucaena leucocephala) yang
dan menentukan dalam keberhasilan difermentasi dengan Trichoderma sp.
usaha budidaya perikanan. Akan sebagai bahan pakan untuk
tetapi penyediaan pakan buatan ini meningkatkan pertumbuhan benih
memerlukan biaya yang relatif tinggi ikan baung (Hemibagrus nemurus).
mencapai 60–70% dari biaya
produksi budidaya ikan (Santoso dan METODE PENELITIAN
Agusmansyah, 2011).
Penelitian ini dilaksanakan
Tepung daun lamtoro gung
pada bulan Juni sampai bulan
merupakan salah satu bahan baku
Agustus 2019 yang bertempat di
nabati untuk dijadikan pakan ikan.
Laboratorium Nutrisi Ikan dan
Tepung daun lamtoro mengandung
Waduk Fakultas Perikanan dan
protein sekitar 25-30% namun
Kelautan Universitas Riau. Benih
kandungan serat kasarnya tinggi
ikan baung (Hemibagrus nemurus)
(23,58%) Teknologi yang dapat
dengan bobot rata-rata 0,99 g
digunakan untuk menurunkan
sebanyak 300 ekor. Keramba yang
kandungan serat kasar dan
digunakan berukuran 0,5x0,5x1 m3
meningkatkan protein bahan yaitu
sebanyak 15 unit, akuarium yang
melalui fermentasi (Edriani, 2011)
digunakan berukuran 60x40x40 cm3,
Fermentasi merupakan suatu proses
daun lamtoro, Trichoderma sp.
untuk meningkatkan daya cerna timbangan analitik, alat penepung,
bahan karena proses fermentasi blender, indikator pH, pencetak
mengubah senyawa kompleks pelet, DO meter dan thermometer .
menjadi sederhana. Kapang
4

Metode yang digunakan Sebelum difermentasi terlebih dahulu


dalam penelitian adalah metode daun lamtoro gung yang telah
eksperimen menggunakan dikumpulkan dicuci bersih direndam
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam air 24 jam Setelah itu daun
satu faktor dengan 5 taraf perlakuan lamtoro gung dikeringkan
dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang menggunakan cahaya matahari
digunakan mengacu pada selama 1-2 hari Daun lamtoro gung
Restianingtyas (2015) yang yang kering dipisahkan dari
menggunakan 10 % tepung daun batangnya kemudian digiling
lamtoro gung dalam pakan menggunakan mesin penepung.
menghasilkan efisiensi pakan dan Selanjutnya mencampurkan tepung
pertumbuhan terbaik pada ikan nila daun lamtoro dengan air, dengan
merah. perbandingan 1:1. Setelah homogen,
tepung daun lamtoro gung dikukus
Perlakuan yang dilakukan dalam selama 15 menit. Setelah dikukus
penelitian ini adalah: dibiarkan sampai dingin (Raudah,
P0 = Tepung kedelai (100%), 2017) diinokulasikan dengan bubuk
tepung daun lamtoro fermentasi (0%) inokulum Trichoderma sp sebanyak
P1 = Tepung kedelai (95%), 7% dari berat tepung daun lamtoro.
tepung daun lamtoro fermentasi Tepung daun lamtoro dimasukkan ke
(5%) dalam kantong plastik PE kemudian
P2 = Tepung kedelai (90%), dilubangi untuk mendapatkan
tepung daun lamtoro fermentasi kondisi aerob. Proses fermentasi
(10%)
kemudian terjadi setelah 72 jam,
P3 = Tepung kedelai (85%),
keberhasilan proses ditandai dengan
tepung daun lamtoro fermentasi
(15%) tumbuhnya hifa-hifa jamur berwarna
P4 = Tepung kedelai (80%), kuning kecoklatan dan aroma khas
tepung daun lamtoro fermentasi fermentasi. Hasil fermentasi
(20%) dihaluskan dan diayak maka siap
untuk diformulasikan ke pakan
Pelet yang akan dibuat, sebelumnya
dalam bentuk halus.
ditentukan formulasi dan komposisi
masing-masing bahan, sehingga pelet Adapun hasil proksimat dari tepung
mengandung protein sebesar 35%. daun lamtoro sebelum dan sesudah
Proporsi tepung daun lamtoro yang fermentasi, dapat dilihat pada Tabel
disesuaikan dengan kebutuhan 1 dan hasil analisis proksimat pakan
masing-masing perlakuan, sedangkan uji dapat dilihat pada Tabel 2.
bahan-bahan lain disesuaikan
jumlahnya berdasarkan hasil
perhitungan.
5

Tabel 1. Analisa Proksimat dari Tepung Daun Lamtoro dan Tepung Daun
Lamtoro Fermentasi
Bahan yang dianalisa* Kandungan Nutrien (%)
Protein Serat Kasar
Tepung Daun Lamtoro 22,00 20,28
Tepung Daun Lamtoro fermentasi 25,87 10,06
Sumber : * Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Riau

Tabel 2. Komposisi Pakan Buatan dan Analisis Proksimat Pakan


Protein Perlakuan (%TK:%TDKAT)
Bahan Bahan P0 P1 P2 P3 P4
(100:0) (95:5) (90:10) (85:15) (80:20)
%B %B %B %B %B
T. Ikan 48,28 39,0 40,0 42,0 43,0 45,0
FTDL 25,87 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0
T.Kedelai 35,21 42,0 37,0 31,0 26,0 20,0
T.Terigu 11,25 13,0 12,0 11,0 10,0 9,0
Vit. Mix 0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Min. mix 0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
M. ikan 0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Jumlah 100 100 100 100 100
Analisis Proksimat Pakan
Protein 34,84 34,53 34,76 34,85 34,64
Lemak 9,87 9,81 10,54 10,88 9,67
Air 9,84 9,99 9,12 9,08 10,53
Abu 11,43 11,7 12,38 11,15 12,34
Serat kasar 8,95 8,56 6,47 5,84 6,97
BETN 25,17 25,41 26,73 28,2 25,85
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Nutrisi Ikan IPB

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kecernaan Pakan
(Hemibagrus nemurus) disajikan
Data hasil kecenaan pakan dan pada Tabel 3.
kecernaan protein benih ikan baung
6

Tabel 3. Kecernaan pakan dan kecernaan protein (%) Benih Ikan Baung
(Hemibagrus nemurus) Pada Setiap Pelakuan Selama Penelitian
Perlakuan Kecernaan Kecernaan
(% TK : TDLF) pakan (%) Protein (%)
P0 (100 : 0) 45,65 75,46
P1 (95 : 5) 47,91 76,10
P2 (90 : 10) 60,00 78,90
P3 (85 : 15) 64,78 80,51
P4 (80 : 20) 55,36 77.92
* FTDL=Fermentasi Tepung Daun Lamtoro, TK=Tepung Kedelai
Berdasarkan Tabel 3 kecernaan kecernaan pada pakan yang masuk
pakan tertinggi terdapat pada ke dalam saluran pencernaan akan
perlakuan P3 (85% TK : 15% TDLF) dicerna menjadi senyawa sederhana
yaitu sebesar 64,78% yang berukuran mikro, dimana protein
mengindikasikan bahwa pakan yang dihidrolisis menjadi asam-asam
diberikan mampu dicerna dan amino atau peptida sederhana, lemak
diserap oleh ikan baung sebanyak menjadi gliserol dan asam lemak dan
64,78%. Sesuai dengan pendapat karbohidrat menjadi gula sederhana.
Hutabarat (2017), menyatakan Nilai kecernaan pakan terendah
bahwa nilai kecernaan pakan terdapat pada P0 yaitu 45,65 %. Hal
menggambarkan kemampuan ikan ini diduga karena kandungan serat
dalam mencerna suatu pakan dan kasar pada P0 yang paling tinggi
juga menggambarkan kualitas pakan (Tabel 2) Tingginya kandungan
yang dikonsumsi ikan. Tingginya serat kasar pada pakan akan
nilai kecernaan pakan pada P3 adalah menyebabkan nilai kemampuan
karena penggunaan Trichoderma sp. cerna ikan menurun (Ningrum et al.,
dalam fermentasi tepung daun 2010). Rendahnya nilai kecernaan ini
lamtoro yang mampu memecah juga diduga disebabkan rendahnya
senyawa kompleks (Protein, Lemak, kemampuan benih ikan baung dalam
karbohidrat, vitamin A dan vitamin mencerna pakan. (Afrianto dan
B) menjadi sederhana sehingga Liviawaty (2005) mengatakan bahwa
mudah dicerna (Glencross et al, pada prinsipnya nilai kecernaan ikan
2018) dan tingkat palabilitas pakan terhadap pakan buatan yang
oleh ikan baung tergolong baik diberikan tergantung pada tingkat
dilihat dari respon ikan baung yang penerimaan ikan dan enzim yang
sangat aktif saat diberikan pakan dimilikinya. Apabila nilai kecernaan
buatan tersebut. suatu pakan rendah menunjukkan
Tilman et al. (1998) dalam bahwa pakan yang diberikan tidak
Boangmanalu (2016), juga dapat dimanfaatkan secara optimal
menjelaskan bahwa kandungan serat oleh ikan.
kasar dan protein kasar pakan, serta Nilai kecernaan protein tertinggi
jumlah pakan akan mempengaruhi terdapat pada P3 yaitu 80,51%.
7

Tingginya nilai kecernaan protein Nilai kecernaan protein pada ikan


menunjukkan ikan baung mampu baung sudah mencapai nilai standar,
mencerna bahan yang telah hal ini sesuai menurut NRC (2011)
difermentasi mikroba selulolitik. bahwa nilai standar kecernaan
Nilai kecernaan protein dipengaruhi protein ikan sebesar 75-95%.
oleh kandungan serat kasar dalam Kecernaan protein tergantung pada
bahan, semakin tinggi kandungan kandungan protein di dalam bahan
serat kasar maka kemampuan untuk penyusun pakan, bahan penyusun
menyerap nutrien menjadi turun pakan yang kandungan proteinnya
(Selpiana et al., 2013). rendah, umumnya mempunyai
kecernaan yang rendah pula dan
sebaliknya (Amalia et al., 2013).
Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan merupakan kualitas pakan yang diberikan. Dari


bertambahnya berat dari biomas ikan hasil penelitian diperoleh rata-rata
dengan jumlah pakan yang nilai efisiensi pakan benih ikan
dikonsumsi. Nilai efisiensi pakan baung seperti pada Tabel 4.
menunjukkan baik atau buruknya
Tabel 4. Efisiensi pakan (%) Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) Pada
Setiap Pelakuan Selama Penelitian
Perlakuan (% TK : TDLF)
Ulangan
P0 P1 P2 P3 P4
(100 : 0) (95 : 5) (90 : 10) (85 : 15) (80 : 20)
1 37,22 39,9 42,27 46,13 43,82
2 38,9 39,67 46,2 46,16 40,09
3 40,39 37,78 44,61 46,93 45,27
Jumlah 116,51 117,35 133,08 139,22 129,18
a
Rata-rata 38,83±1,58 39,11±1,16 44,36±1,97 46,40±0,45 43,06±2,67b
a b b

Keterangan : nilai yang tertera merupakan rata-rata ± standar deviasi, huruf yang
berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata antar
perlakuan.

Dari Tabel 4 nilai efisiensi pakan ikan, apabila nilai kecernaan pakan
tertinggi terdapat pada P3 yaitu semakin tinggi, semakin besar pula
46,40%. Tingginya nilai fisiensi nutrisi yang akan dirubah menjadi
pakan pada P3 sesuai dengan nilai energi yang akan dimanfaatkan oleh
kecernaan pakan yang lebih tinggi ikan untuk hidup, tumbuh, dan
juga terdapat pada P3. Efisiensi mengganti jaringan yang rusak
pemberian pakan berbanding lurus sehingga pakan yang dikonsumsi
dengan pertambahan bobot tubuh
8

mampu digunakan untuk tinggi dibandingkan dengan


pertumbuhan. perlakuan yang lain.
Nilai efisiensi pakan yang tinggi NRC (1983), menyatakan
pada P3 diduga karena pada P3 bahwa persentase efisiensi pakan
mengandung bahan pakan yang terbaik berkisar 30-60%. Nilai
sudah difermentasi dengan efisiensi pakan pada penelitian ini
menggunakan fermentor yaitu dapat dikatakan baik sesuai pendapat
Trichoderma sp. dimana enzim yang NRC (1983). Namun nilai efisiensi
dihasilkan oleh Trichoderma sp. pakan pada penelitian ini dapat
merupakan enzim selulase yang dikatakan cukup rendah jika
mempunyai kemampuan untuk dibandingkan dengan penelitian
menghidrolisa selulosa yang terdapat Restiningtyas (2015), yang
dalam substrat sehingga menurunkan menyatakan dengan pemanfaatan
serat kasar. daun lamtoro terhadap ikan nila
Pada perlakuan P0 merah memberikan nilai efisiensi
menghasilkan nilai efisiensi pakan pakan mencapai 60,87%.
yang paling rendah. Boer dan
Adelina (2009) menyatakan bahwa Retensi Protein
pakan yang difermentasi lebih Retensi protein merupakan
mudah dicerna dan diserap oleh usus kemampuan ikan dalam
sehingga lebih efisien dimanfaatkan. memanfaatkan dan menyimpan
Nilai efisiensi pakan pada P0 rendah protein dalam tubuh yang berbentuk
diduga karena tidak terdapat bahan otot dan jaringan. Data hasil
baku pakan yang difermentasi. perhitungan retensi protein disajikan
Sehingga serat kasar pada P0 juga pada Tabel 5 berikut ini :
Tabel 5. Retensi Protein (%) Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) Pada
Setiap Perlakuan Selama Penelitian.
Perlakuan (% TK : TDLF)
Ulangan
P0 P1 P2 P3 P4
(100 : 0) (95 : 5) (90 : 10) (85 : 15) (80 : 20)
1 23.67 26.11 27.76 29.63 27.21
2 25.34 25.68 30.30 31.44 24.18
3 26.27 24.20 27.23 30.09 28.11
Jumlah 75.28 75.99 85.29 91.16 79.50
Rata-rata 25.09±1,31 25.33±1.00 28.43±1,64 30.38±0.94 26.50±2.05ab
a a a b

Keterangan : Nilai yang tertera merupakan rata-rata ± standar deviasi, huruf yang
berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata antar
perlakuan
Dari Tabel 5 nilai retensi protein 30,38%. Tingginya nilai retensi
tertinggi terdapat pada P3 yaitu protein pada P3 ini diduga
disebabkan kemampuan ikan untuk
9

memanfaatkan protein secara optimal terdapat pada P0 yaitu 25,09 %. Hal


dari pakan. Komposisi bahan pakan ini diduga disebabkan oleh
ini kemungkinan cocok untuk ikan rendahnya kandungan karbohidrat
baung sehingga mampu dengan pada P0, sehingga ikan kurang
efisien dimanfaatkan untuk mampu dalam memanfaatkan protein
meningkatkan protein tubuh dan untuk pertumbuhan. Meningkatnya
dapat diubah menjadi daging. Sesuai protein dalam tubuh berarti ikan
pendapat Siddiq (2016) menyatakan telah mampu memanfaatkan pakan
bahwa apabila pakan yang diberikan yang telah diberikan secara optimal
dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kebutuhan tubuh seperti
maka kecernaan akan tinggi dan akan metabolisme, perbaikan sel-sel rusak
tinggi pula nilai retensi proteinnya. dan selanjutnya untuk pertumbuhan.
Menurut NRC (2011), faktor-faktor Laju Pertumbuhan Ikan
yang mempengaruhi protein yang
disimpan dari protein yang Untuk melihat pertumbuhan ikan
dikonsumsi diantaranya ukuran ikan, baung setiap hari dapat diketahui
suhu air, tingkat pemberian pakan, melalui perhitungan pertumbuhan
jumlah dan kualiatas pakan alami, spesifik yang dapat dilihat pada
kandungan energi pakan dan kualitas Tabel 6.
protein. Nilai retensi terendah

Tabel 6. Laju Pertumbuhan Spesifik (%) Individu Ikan Baung (Hemibagrus


nemurus) Pada Setiap Perlakuan Selama Penelitian
Perlakuan (% TK : TDLF)
Ulangan
P0 P1 P2 P3 P4
(100 : 0) (95 : 5) (90 : 10) (85 : 15) (80 : 20)
1 3,25 3,14 3,46 3,89 3,69
2 3,12 3,17 3,60 3,98 3,55
3 3,28 3,26 3,50 4,01 3,71
Jumlah 9.08 9,57 10,56 11,88 10,95
a a b c
Rata-rata 3,21±0,08 3,19±0,06 3,52±0,07 3,96±0,06 3,65±0,08b
Keterangan :Nilai yang tertera merupakan rata-rata ± standar deviasi, huruf yang
berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata antar
perlakuan
Berdasarkan Tabel 6, P3 memberikan dampak positif bagi
menghasilkan laju pertumbuhan pertumbuhan ikan. Affandi et al.
tertinggi yaitu 3,96 %. Hal ini diduga (2001) dalam Berliance (2016),
karena pemanfaatan pakan menyatakan bahwa Trichoderma sp.
mengandung tepung daun lamtoro memainkan peran kunci dalam
menggunakan Trichoderma sp proses dekomposisi senyawa organik
10

terutama dalam kemampuannya perlakuan akan menurunkan pula


mendegradasi senyawa-senyawa asupan protein yang dikonsumsi
yang sulit terdegradasi seperti sehingga terlihat nilai laju
lignosellulose. Enzim selulase yang pertumbuhan mengalami penurunan.
diproduksi oleh mikroba dapat Nilai laju pertumbuhan
merombak struktur selulosa menjadi terendah terdapat pada P1 yaitu 3,19
gula reduksi yang akan bermanfaat % dan tidak jauh berbeda dengan P0
sebagai sumber energi. Adanya yaitu 3,21 %. Hal ini diduga
enzim tersebut menyebabkan disebabkan sumber protein yang
kandungan serat kasar bahan berasal dari bahan nabati terlalu
menurun sehingga menjadi lebih sedikit yaitu penggunaan bahan
mudah dicerna. tepung daun lamtoro fermentasi yang
Menurut Buwono (2000), digunakan sedikit didalam pakan.
keseimbangan antara kadar energi Hasil pengamatan laju pertumbuhan
dan protein pakan sangat berperan pada penelitian ini tidak jauh berbeda
penting untuk pertumbuhan, karena jika dibandingkan dengan penelitian
apabila kebutuhan energi kurang Nababan (2019), tentang
maka protein akan digunakan pemanfaatan tepung daun kangkung
sebagai sumber energi. Salah satu air terhadap ikan baung yang
sumber energi dalam pakan yaitu menghasilkan laju pertumbuhan
karbohidrat. Pertumbuhan ikan pada 3,22- 3,89%. Hal ini disebabkan
P4 menurun hal ini diduga karena kandungan protein bahan
disebabkan karena penambahan pakan tepung daun lamtoro yang
bahan tepung daun lamtoro difermentasi dan tepung daun
fermentasi yang semakin meningkat. kangkung air yang difermentasi tidak
Menurut penelitian Fitriliani (2010) berbeda jauh yaitu 25,87 % dan
bahwa semakin banyak tepung daun 26,28 %.
lamtoro yang digunakan pada
Kelulushidupan nemurus) dari setiap perlakuan
dinyatakan dalam bentuk persentase
Kelulushidupan benih ikan baung dapat dilihat pada Tabel 7.
diamati setiap 14 hari. Adapun data
perhitungan kelulushidupan benih
ikan baung (Hemibagrus
11

Tabel 7. Kelulushidupan (%) Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus)


Perlakuan (% TK : TDLF)
Ulangan
P0 P1 P2 P3 P4
(100 : 0) (95 : 5) (90 : 10) (85 : 15) (80 : 20)
1 90 100 100 95 100
2 100 95 100 100 90
3 100 90 95 95 100
Jumlah 290 285 295 290 290
Rata-rata 96,66 95,00 98,33 96,66 96,66
Dari Tabel 7 di atas dapat dilihat Terjadinya kematian ikan pada
rata-rata tingkat kelulushidupan ikan penelitian ini diduga karna adanya
baung (Hemibagrus nemurus) sifat kanibalisme pada ikan baung.
berkisar 95-98,33%. Tingginya Hal ini dapat dilihat pada saat
kelulushidupan ikan baung yang melakukan sampling terdapat ikan
diperoleh selama penelitian ini dengan ekor yang putus dan kepala
diduga disebabkan nutrisi pakan bahkan terdapat seekor ikan baung
yang diberikan cukup untuk kecil di mulut ikan baung yang lebih
menghasilkan energi yang digunakan besar.
untuk mempertahankan
kelangsungan hidup.
penelitian yaitu di awal, pertengahan
Kualitas Air dan akhir penelitian. Adapun data
hasil pengukuran kualitas air dapat
Pengukuran Kualitas Air dilakukan
dilihat pada Tabel 8.
sebanyak 3 kali selama

Tabel 8. Data Hasil Pengukuran Kualitas Air Selama Penelitian


Kisaran
Parameter Nilai standa
Awal Pertengahan Akhir
pengukuran*
Suhu (0C) 28-29 29-30 29-30 26-310C*
pH 6,4-6,8 6,5-6,9 6,8-7 5-8,5*
DO (mg/L) 5-6 5-6 5-7 >4*
NH3(mg/L) 0,02 0,02 0,03 <0.1*
* Windy (2017)

Hasil pengukuran kualitas air merupakan parameter penting bagi


pada Tabel 8. terlihat bahwa suhu air organisme perairan sebab suhu dapat
media pemeliharaan ikan baung mempengaruhi aktifitas metabolisme
berkisar antara 28-310C. Suhu
12

organisme, pernapasan ikan mg/liter, sementara jika kandungan


(Emaliana et al., 2016). oksigen terlarut berada dibawah 3
Nilai pH yang diperoleh selama mg/liter dapat menyebabkan
pemeliharaan berkisar antara 5-7 dan penurunan laju pertumbuhan ikan.
ini sudah sesuai dengan media untuk Zonneveld et al. dalam Jenitasari
pemeliharaan ikan baung dimana (2013), menyatakan amoniak
menurut Windy (2017), yaitu nilai merupakan hasil akhir metabolisme
pH optimum berkisar antara 5-8,5. protein yang tidak terionisasi dan
Pertumbuhan ikan akan terhambat merupakan racun bagi ikan sekalipun
bila pH tidak sesuai dengan pada konsentrasi yang sangat rendah.
kebutuhan organisme tersebut Nilai amoniak pengukuran kualitas
(Arifin, 2016). Oksigen diperlukan air pada penelitian ini berkisar 0,02-
untuk proses respirasi dan 0,03 ppm. Nilai ini masih dalam
metabolisme dalam tubuh ikan untuk batas normal. Ikan tidak dapat
aktivitas berenang, pertumbuhan, mentoleransi konsentrasi ammonia
reproduksi, laju pertumbuhan, dan yang terlalu tinggi karena dapat
konversi pakan. Nilai oksigen mengganggu proses pengikatan
terlarut yang diperoleh pada saat oksigen oleh darah dan pada
penelitian berkisar 5-7 mg/l dan akhirnya dapat mengakibatkan
dapat dikatakan baik. Menurut kematian.
Sucipto dan Prihartono (2007), untuk Hasil pengukuran kualitas air
meningkatkan produktivitas ikan, pemeliharaan ikan baung
kandungan oksigen terlarut dalam air menunjukkan bahwa kualitas air
sebaiknya dijaga pada level di atas 5 yang diperoleh dalam keadaan baik

Analisis Biaya Pakan Uji Pada


Setiap Perlakuan Data rincian biaya pembuatan pakan
dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Biaya Pembuatan Pakan
Perlakuan Biaya
(% TK : TDLF) (Rp) / kg
P0 (100 : 0) 13.420
P1 (95 : 5) 13.285
P2 (90 : 10) 13.140
P3 (85 : 15) 13.005
P4 (80 : 20) 12.860
Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa terdapat pada perlakuan P4 yaitu Rp.
kisaran biaya pembuatan pakan 12.860, hal ini disebabkan pada
untuk 1 Kg pakan pada masing- perlakuan P4 menggunakan lebih
masing perlakuan berkisar antara Rp. banyak tepung daun lamtoro
12.860,- Rp. 13.420 per kg. Biaya dibandingkan dengan perlakuan yang
pembuatan pakan paling murah lainnya. Tepung kedelai dengan
13

harga yang mahal dapat dikurangi kanisius. Yogyakarta. 148


pemakaiannya dengan hal.
memanfaatkan bahan baku lokal
yaitu tepung daun lamtoro fermentasi Arifin, M. Y. 2016. Pertumbuhan
untuk mengurangi biaya pakan. Dan Survival Rate Ikan Nila
Biaya pakan untuk semua perlakuan (Oreocrhromis sp.) Strain
yang digunakan selama penelitian Merah Dan Strain Hitam
lebih ekonomis dibandingkan dengan Yang Dipelihara Pada Media
pelet komersil yaitu merk FF-999 Bersalinitas. Jurnal Ilmiah
dengan harga Rp. 18.000,/ Kg dan Universitas Batanghari
merk FF-500 dengan harga Rp. Jambi. Vol 16(1).
22.000,/Kg. Buwono, I.D. 2000. Kebutuhan
Asam Amino Esensial Dalam
Kesimpulan
Ransum Ikan. Kanisius,
Berdasarkan hasil penelitian dapat Yogyakarta. 52 Hal.
disimpulkan bahwa ada pengaruh
penggunaan tepung daun lamtoro Darwis, AA, E Sukara, DE
yang difermentasi dengan Aminoenas, M Syahbana, dan
Trichoderma sp. dalam pakan R Purnawati. 1990. Produksi
terhadap pertumbuhan benih ikan Enzim Selulosa dan
baung (Hemibagrus nemurus) yang Biomassa untuk Pakan
dipelihara di keramba selama 56 Ternak dari Biokonversi Pod
hari. Perlakuan dengan Coklat Oleh Trichoderma
menggunakan 15% tepung daun viride. Med pet 8(4) : 13
lamtoro fermentasi dapat
Edrian, G. 2011. Evaluasi Kualitas
meningkatkan nilai kecernaan pakan
Biji Karet, Biji Kapuk, Kulit
yaitu 64,78%, kecernaan protein
Singkong, Palm Kernel Meal
80,51%, efisiensi pakan 46,40%,
Dan Kopra Yang
retensi protein 30,38%, laju
Difermentasi Oleh
pertumbuhan spesifik 3,96% dan
Saccharomyces Cerevisidae
kelulushidupan 96,66%.
Pada Pakan Juvenil Ikan
Mas (Cyprinus carpio).
DAFTAR PUSTAKA Skripsi. Departemen
Budidaya Perairan Fakultas
Adelina, I. Boer Dan I. Suharman.
Pertanian Institut Pertanian
2009. Pakan Ikan Budidaya
Bogor.
Dan Análisis Formulasi.
Unri Press. Pekanbaru. 102 Emaliana, E., Usman, S., &
Hlm Lesmana, I. (2016). Pengaruh
Afrianto, E dan Liviawaty, E. 2005. Perbedaan Suhu Terhadap
Pakan ikan. Penerbit Pertumbuhan Benih Ikan Mas
Koi (Cyprinus carpio).
14

Aquacoastmarine, 13(3), 16- Tambaqui (Colossoma


25 macropomum) Fingerling.
Skripsi. Fakultas Perikanan
Fitriliyani, I. 2010. Evaluasi Nilai Dan Kelautan. Universitas
Nutrisi Tepung Daun Riau.
Lamtoro Gung (Leucaena
leucophala) Terhidrolisis Jenitasari. B. A. 2013. Pengaruh
Dengan Ekstrak Enzim Pemberian Pakan Alami
Cairan Rumen Domba (Ovis Yang Berbeda Terhadap
aries) Terhadap Kinerja Pertumbuhan Dan
Pertumbuhan Ikan Nila Kelulushidupan Larva Ikan
(Oreochromis niloticus). Tawes (Puntius javanicus).
Jurnal Akuakultur Indonesia. Skripsi. Fakultas Perikanan
9 (1): 30-37. Dan Kelautan Universitas
Riau, Pekanbaru. Tidak
Glencross B, Blyth D, Wade N,
Diterbitkan
Amold S. 2018. Critical
Variability Exists In The Manalu, R. 2016. Digestibility Of
Digestible Value Of Raw Dry Matter, Organic Matter,
Materials Fed To Black Tiger And Crude Protein The Diet
Shrimp (Penaeus modonon) : Which Contain Of Gabus
The Characterisation And Pasir (Butis amboinensis)
Digestibility Assessment Of Waste Fish Meal To
A Series Of Research And Substitute Fish Meal In
Comercial Raw Materials. Broiler. Jurnal Peternakan
Aquaculture. 495 : 214-221. Integratif. Vol 4(3) : 329-
340.
Hardjamulia A dan N Suhenda.
2000. Evaluasi Sifat NRC. National Research Council.
Reproduksi dan Sifat 2011. Nutrient Requirements
Gelondongan Generasi Of Fish. Washington Dc
Pertama Empat Strain Ikan (Us): National Academy Of
Baung (Hemibagrus Sciences.
nemurus) di Karamba Jaring
Apung. Jurnal Penelitian Restiningtyas, R. 2015. Pemanfaatan
Perikanan Indonesia 6 (3-4), Tepung Daun Lamtoro
24-35. (Laucaena gluca) Yang Telah
Difermentasikan Dalam
Hutabarat, H D. 2017. Utilization Of Pakan Buatan Terhadap
Fermented Water Hyacinth Pertumbuhan Benih Ikan Nila
(Eichhornia crassipes) Meal Merah (Oreochromis
Using Cow Rumen Liquor In niloticus). Journal of
Diets On Growth Of
15

Aquaculture Management Pencernaan Ikan Kerapu


and Technology. 4 (2): 26-34. Berdasarkan Aktivitas
Antibakteri Dan Produki
Sakinah. 2012. Evaluasi Masa Enzim Proteolitik
Simpan Fillet Ikan Baung Ekstraseluler. Jurnal Ilmu
(Hemibagrus nemurus) Hasil Kelautan.16(1):41-48.
Budidaya Yang Disimpan Sucipto, A., & Prihartono, R. E.
Pada Suhu 50C Dan 100C. (2005). Pembesaran Nila
Skripsi. Fakultas Perikanan Merah Bangkok. Jakarta:
Dan Kelautan Universitas Penebar Swadaya. 47 Hal
Riau. Pekanbaru. (Tidak
diterbitkan). Suhenda, N. 2010. Penentuan Awal
Pemberian Pakan Untuk
Santoso, L dan Agusmansyah. 2011. Mendukung Sintasan Dan
Pengaruh Substitusi Tepung Pertumbuhan Larva Ikan
Kedelai Dengan Biji Karet Baung (Hemibagrus
Pada Pakan Buatan Terhadap nemurus). Balai Riset
Pertumbuhan Ikan Bawal Air Perikanan Budidaya Air
Tawar. Jurnal Perikanan Tawar. Bogor. 53 Hal.
Indonesia.
Windy. 2017. Kebiasaan Makan
Selpiana, Santoso L, Putri B. 2013. Ikan Baung (Mystus nemurus
Kajian Tingkat Kecernaan C.V )Di Sungai Bingai Kota
Pakan Buatan Yang Berbasis Binjai Propinsi Sumatera
Tepung Ikan Rucah Pada Utara. Skripsi. Fakultas
Ikan Nila Merah Pertanian. Universitas
(Oreochromis niloticus). Sumatera Utara,Medan. 33
Jurnal Rekayasa Dan Hlm.
Teknologi Budidaya
Perairan. 1(2) : 101-108. Yosia, A. 2015. Pengaruh Substitusi
Tepung Kedelai Dengan
Siddiq, R. 2016. Pemanfaatan Daun Tepung Daun Lamtoro Gung
Sente (Alocasiamacrorhiza) Fermentasi (Leucaena
Disilase Dengan Inokulan leucocephala) Dalam Pakan
Khamir Laut Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Benih
Ikan Bawal Air Tawar Ikan Baung (Hemibagrus
(Colossoma Macropomum). nemurus). Skripsi. Fakultas
Skripsi. Fakultas Perikanan Perikanan Dan Kelautan.
Dan Kelautan. Universitas Universitas Riau. Pekanbaru.
Riau. 45 Hal. (Tidak diterbitkan).
Subagiyo Dan A. Djunaedi. 2011.
Skrining Kandidat Bakteri
Probiotik Dari Saluran
16

You might also like