Professional Documents
Culture Documents
JURNAL
OLEH
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
1
By
Email :Rizkyroyhansitompul8@gmail.com
ABSTRACT
The study was conducted on March in the Laboratory of Fish Hatchery and
Breeding at the Faculty of Fisheries and Marine Sciences and Photomicrograph
Laboratoryat The Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of
Riau. The aim of this study was to evaluate the effect of different glycerol
concentrations to milk extender on sperm motility, viability, fertility and hatching
rate of sheat-fish (Ompok rhadinurus Ng, 2003) during short storage. This
experiment used Factorial Complete Random Match (CRD) one factor with 5
treatments and 3 replications, namely: P0 : 0% Glycerol in 100% milk extender, P1
: 1% Glycerol in 99% milk extender, P2: 2% Glycerol in 98% milk extender, P3 :
3% Glycerol in 97% milk extender and P4 : 4% Glycerol in 96% milk extender.
Semen of this experiment was found from 35 males of sheat-fish and stored in the
refginerator with 4 oC of temperature. The result showed that different glycerol
concentrations to milk extender significantly affected to sperm quality of self-fish
(Ompok rhadinurus Ng, 2003) during 96 hours storage (P<0.05). The result
showed that P4 (4% Glycerol on 96% Milk Extender) was the best treatment with
76 hours of optimal storage time, it caused by sperm motility that was still good
(3) with 47,8% viability. The fertility in 12 hours of storage was 87% with 89,6%
hatching rate. But in 96 hours of storage fertility decreased until 45,3% with
53,3% hatching rate.
Keyword :Ompok rhadinurus Ng, 2003, Glycerol, Milk Extender, Sperm Quality
OLEH
Email :Rizkyroyhansitompul8@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan
Fakultas Perikanan dan Kelautan dan Laboratorium Fotomikrografi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau. Tujuan dari penelitian
iniadalah untuk mengevaluasi pengaruh perbedaan konsentrasi gliserol pada susu
pengencer terhadap motilitas spermatozoa, viabilitas, angka pembuahan dan
angka penetasan telur selais (Ompok rhadinurus Ng, 2003) selama masa
penyimpanan. Penelitian ini menggunkan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 5 taraf perlakuan dan 3 ulangan, yaitu : P0 : 0% Gliseroldalam 100% susu
pengencer, P1 : 1% Gliserol dalam 99% susu pengencer, P2: 2% Gliserol dalam
98% susu pengencer, P3 : 3% Gliserol dalam 98% susu pengencerdan P4 : 4%
Gliserol dalam 96% susu pengencer. Semen yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari 35 ekor induk jantan selais, semen disimpan dalam refregenirator
bersuhu 4 oC. Hasil menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi gliserol pada susu
pengencer berpengaruh sangat nyata terhadap kualitas spermatozoa ikan selais
(Ompok rhadinurus Ng, 2003) selama 96 jam masa penyimpanan (P<0.05). Hasil
menunjukkan bahwa P4 (4% Gliserol dalam 96% susu pengencer) merupakan
perlakuan terbaik dengan 76 jam waktu penyimpanan yang optimal, karena
motilitasnya yang masih tergolong ke dalam kategori baik (3) dengan presentase
viabilitas 47,8%. Angka pembuahan pada 12 jam masa penyimpanan mencapai
87% dengan angka penetasan 89,6%. Tetapi pada 96 jam masa penyimpanan
angka pembuahan menurun sampai 45,3% dengan angka penetasan 53,3%.
Kata Kunci: Ompok rhadinurus Ng, 2003, Gliserol, Susu Pengencer, Kualitas
Spermatozoa
4
susu pengencer), P3 (3% gliserol + menggunakan pipet Haemocytometer
97% susu pengencer), dan P4(4% sampai tanda 0,5 kemudian
gliserol + 96% susu pengencer). ditambahkan eosin sampai garis diatas
Prosedur gelembung pipet (tanda 101) dan
Persiapan susu pengencer dikocok dengan pola angka 8.
dilakukan dengan melarutkan bubuk Penghitungan dilakukan pada kamar
susu skim dengan akuades di dalam hitung Neubauer menggunakan
erlenmeyer dengan perbandingan 3 mikroskop dengan perbesaran 40 x 10
sendok makan bubuk susu skim (21 kali. Jumlah sperma dihitung dalam 5
gram) dengan 250 ml akuades. kamar (masing-masing memiliki 16
Selanjutnya larutan dihomogenkan ruangan kecil) secara diagonal (4 sudut
selama 12 menit. Erlenmeyer dan 1 sentral). Spermatozoa yang mati
dimasukkan ke dalam panci berisi air akan menyerap warna sehingga akan
panas yang berada di atas nyala api tampak berwarna kemerahan terutama
dan dipanaskan sampai suhu 100 oC pada bagian ujung kepala spermatozoa
selama 10 menit. Setelah itu dan yang hidup akan tetap berwarna
Erlenmeyer dimasukkan ke dalam transparan pada bagian dalam selnya.
refrigenerator pada suhu 4 oC selama
2-3 hari untuk memisahkan endapan Parameter Yang Diukur
dan supranatannya. Viabilitas Spermatozoa
Selanjutnya induk selais jantan Persentase spermatozoa yang
matang gonad disuntik dengan hidup (Viabel) atau mati (Unviable)
ovaprim dengan dosis 0,3 ml/kg induk menurut Zairinet et al. (2005) dapat
jantan. Kemudian semen diperoleh diperoleh dengan rumus :
dengan carastripping 6 jam setelah Viability(%) = Jumlah Sperma Hidup x100%
penyuntikan pertama. Perbandingan Jumlah total Sperma
semen dengan susu pengencer Motilitas Spermatozoa
bergliserol pada percobaan ini adalah Metode yang digunakan dalam
dengan perbandingan 1 : 9 (Anindita, evaluasi motilitas spermatozoa pada
2010). Pada spuit 3 mldiisi 2,5 ml penelitian ini adalah metode evaluasi
larutan semen dan terdapat 0,25 semen subjektif dengan melihat pergerakan
dan 2,25 ml susu pengencer bergliserol massa spermatozoa. Nilai (++++)
sesuai konsentrasi pada tiap-tiap berarti sangat baik dengan ciri-ciri
perlakuan. Selanjutnya spuit gelombang-gelombang besar, banyak,
dimasukkan ke dalam steyrofom gelap, tebal dan aktif bergerak cepat,
ukuran 15 x 15 x 10 cm3 berisi 10 nilai (+++) berarti baik dengan ciri-ciri
kantong batu es dandisimpan pada gelombang-gelombang kecil, tipis,
refrigenerator bersuhu 4 oC. jarang, kurang jelas dan bergerak
Pengamatan unit percobaan lamban, Nilai (++) berarti cukup baik
dilakukan selama 96 jam dengan dengan ciri-ciri tidak terlihat
interval waktu pengamatan 12 jam gelombang tetapi hanya gerakan-
sekali. Pengamatan motilitas gerakan individu aktif progresif. Nilai
dilakukan dengan menghisap sampel (+) berarti buruk dengan ciri-ciri
menggunakan pipet sebanyak ±0,01 ml sedikit
dan teteskan pada objek glass dan yang bergerak bahkan tidak ada
diamati dibawah mikroskop dengan pergerakan individu (Kurniawan et al.,
pembesaran 40 x 10 kali. 2013).
Pengamatan viabilitas Angka Pembuahan (Fertilitas)
dilakukan dengan cara pewarnaan
dengan eosin 0,2%. Semen dihisap
4
2 P0
P1
P2
0 P3
12 24 36 48 60 72 84 96
P4
Lama Penyimpanan (Jam)
Berdasarkan Gambar 1
diketahui bahwa P1 (1% Gliserol + Gunawan et al., (2004)
99% Susu Pengencer), P2 (2% menjelaskan dalam susu pengencer
Gliserol + 98% Susu Pengencer), P3 terdapat nutrisi yaitu protein dan
(3% Gliserol + 97% Susu Pengencer) glukosa untuk kelangsungan hidup dan
dan P4 (4% Gliserol + 96% Susu pergerakan spermatozoa selama
Pengencer)pada penyimpanan 12 jam penyimpanan.
memiliki nilai motilitas massa Sedangkan P0 (0% Gliserol +
spermatozoa yang masih tergolong ke 100% Susu pengencer) nilai
dalam kategori sangat baik (++++).Hal motilitasnya menurun menjadi
ini diduga karenakeberadaan kategori motilitas cukup baik
konsentrasi gliserol pada susu (++)pasca 12 jam penyimpanan. Hal
pengencer di tiap-tiap perlakuan ini diduga karena di dalam susu
sangat berperan melindungi membran pegencer tidak terdapat konsentrasi
sel sperma dari suhu rendah, sehingga gliserol yang berfungsi sebagai
membrane plasma tetap dalam krioprotektan intraseluler. Sehingga
keadaan untuh dan metabolisme membrane menjadi tidak dalam
berjalan dengan baik. Karenanya keadaan utuh dan spermatozoa tidak
nutrisi pada susu pengencer dapat dapat memanfaat nutrisi dari susu
dimanfaatkan dengan baik oleh penegncer dengan baik. Sebagaimana
spermatozoa untuk pergerakannya. pendapat (Kostaman dan Setioko,
Sebagaimana pendapat Rizal et 2011) yang menjelaskan bahwa
al., (2008)yang menyatakan bahwa penambahan krioprotektan bertujuan
6
100 P0
90 P1
80 P2
70 P3
Viabilitas (%)
60 P4
50
40
30
20
10
0
12 24 36 48 60 72 84 96
Lama Penyimpanan
100
Angka Pembuahan(%)
90
80
70
60
50
40 12
30
20 96
10
0
9
100
90
80
Angka penetasan (%)
70
60
50
12
40
30 96
20
10
0
P0 P1 P2 P3 P4
Perlakuan
10