You are on page 1of 6

Artikel Penelitian

Pengaruh Pengembangan Organisasi, Kepemimpinan,


Jenjang Karir terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja
Pegawai Puskesmas

The Influence of Organizational Development, Leadership, and Career Path


towards Employee Satisfaction and Performance of Puskesmas Workers

I Gusti Gede Djestawana

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Usada Bali

Abstrak Denpasar City. This research involved personnels of 10 Puskesmas in


Puskesmas harus mampu cepat tanggap terhadap kebutuhan pelanggan Denpasar City: The research takes total population number as the sample
dengan konsekuensi organisasi memerlukan sumber daya manusia yang and total 324 people were involved in this research. Data analysis technique
mempunyai keahlian dan kemampuan unik. Untuk mewujudkan hal terse- was carried out in 3 phases; univariat, bivariat dan multivariat analysis.
but, puskesmas harus berorientasi pada pembentukan kualitas sumber Univariat analysis was carried out with backward confirmatory factor analy-
daya manusia yang mampu menjawab tuntutan perubahan. Tujuan dari pe- sis, while bivariat analysis was carried out with canonical correlation tech-
nelitian adalah membuktikan pengaruh pengembangan organisasi, kepe- nique, and multivariat analysis was carried out with structural equation mo-
mimpinan, serta pengembangan karir secara parsial dan simultan terhadap del (SEM). The analysis used computer program od SEM application: analy-
kepuasan kerja dan kinerja pegawai Puskesmas Kota Denpasar. Penelitian sis of moment structures (AMOS). The research results as follows; accord-
dilakukan pada pegawai di 10 Puskesmas Kota Denpasar menggunakan 3 ing to equation 1, it is proved that hypothesis stating that organizational de-
tahap teknis analisis multivariat dengan metode confirmatory factor analy- velopment, leadership and career development, both partially and simul-
sis yang dilakukan dengan mengurangi satu demi satu indikator penyusun taneously, influences on work satisfaction significantly (p value < 0,05).
suatu variabel hingga tercapai suatu model pendugaan yang memenuhi Organizational development, leadership, career development and work sa-
persyaratan menggunakan program aplikasi structural equation model tisfaction, both partially and simultaneously, influence work performance
(SEM) berupa analysis of moment structures (AMOS). Berdasarkan model significantly (p value < 0,05).
persamaan 1 terbukti bahwa hipotesis yang menyatakan pengembangan Key words: Job performance, work satisfaction, leadership, career deve-
organisasi, kepemimpinan, serta pengembangan karir secara parsial dan lopment, organizational development
simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (nilai p < 0,05).
Berdasarkan model persamaan 2, pengembangan organisasi, kepemimpin-
an, pengembangan karir, serta kepuasan kerja secara parsial dan simultan Pendahuluan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (nilai p < 0,05). Untuk menjangkau wilayah di seluruh pelosok tanah
Kata kunci: Kinerja pegawai, kepuasan kerja, kepemimpinan, pengem- air, puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu
bangan karir, pengembangan organisasi dan puskesmas keliling. Untuk daerah yang jauh dari
sarana pelayanan rujukan, puskesmas dilengkapi dengan
Abstract fasilitas rawat inap. Organisasi dalam bidang bisnis,
Puskesmas should be able to quickly respond to costumer need with the pemerintahan, sosial, keagamaan, dan pendidikan yang
consequences of human resource organizations require the expertise and memanfaatkan sumber daya terbatas harus berupaya
unique capabilities. So, puskesmas should be oriented to the formation of untuk memperoleh hasil yang direncanakan. Pada masa
human resources capable of answering the demands of change. The aims depan, organisasi yang unggul adalah organisasi yang
of the research to find out the implication of organizational development,
leadership, career development, both partially and simultaneously towards Alamat Korespondensi: I Gusti Gede Djestawana, STIKES Bina Usada Bali,
work satisfaction and work performance of personnel in Puskesmas in Jl. Kubu Gunung Tegal Jaya Dalung Badung Bali 80361, Hp. 082122139770,
e-mail: djestawana@yahoo.co.id

261
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 6, Juni 2012

dapat menumbuhkan komitmen setiap orang dan wisata mancanegara, kualitas pelayanan kesehatan
meningkatkan kapasitas belajar di semua tingkat tersebut perlu lebih ditingkatkan meliputi program
organisasi. Suatu organisasi meraih keberhasilan yang promosi, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan. Oleh
mengesankan dan kompetitif justru karena cara sebab itu, perlu dilakukan peningkatan aspek manajemen
memperlakukan anggotanya. Anggota organisasi tersebut sumber daya manusia, pelayanan rujukan, dukungan
senang datang ke tempat kerja dengan moral kuat dan logistik, dan biaya operasional yang menentukan mutu
produktivitas yang lebih tinggi. Organisasi membutuh- pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
kan orang yang bersemangat, manajemen partisipatif, Tahun 2002, rata-rata kunjungan puskesmas sekitar 56
serta tim kerja yang terarah dan terpadu di tempat kerja. penderita per hari, tahun 2003 menurun menjadi 48,14
Kemampuan memaksimalkan potensi pegawai ditentu- penderita, tahun 2004 naik menjadi 59,58 penderita,
kan oleh aspek manajemen lunak meliputi cara individu tahun 2005 dan 2006 naik menjadi 61,36 dan 77,09 pen-
diperlakukan, diberi inspirasi dan tantangan untuk derita. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kesadaran
menghasilkan prestasi kerja terbaik mereka, serta bim- masyarakat berobat ke puskesmas yang memberikan
bingan manajer menjadikan performa pegawai yang luar pelayanan secara lebih cepat dan murah.
biasa.1 Pimpinan organisasi sangat perlu melakukan peman-
Pada abad ke-21, tantangan yang dihadapi setiap tauan secara cermat dan berkesinambungan. Masalah
perusahaan terfokus pada pelayanan kebutuhan kepuasan kerja berpengaruh terhadap tingkat absensi pe-
pelanggan, tidak hanya pada kepuasan pelanggan gawai, perputaran tenaga kerja, semangat kerja, serta
(customer satisfaction) tetapi lebih berorientasi pada keluhan dan pelayanan kesehatan bermutu, terjangkau,
nilai (customer value). Jika ingin unggul dalam persaing- dan adil.4 Posisi manusia dalam organisasi sangat krusial
an pasar, puskesmas harus mampu cepat tanggap karena merupakan unsur pemberi kehidupan dalam seti-
terhadap kebutuhan pelanggan dengan konsekuensi ap organisasi. Dalam teori hierarki kebutuhan manusia,
organisasi memerlukan sumber daya manusia yang Maslow berpendapat bahwa manusia adalah baik dan
mempunyai keahlian dan kemampuan unik. Untuk kadang-kadang mulia, sementara kebutuhan tidak pernah
mewujudkan hal tersebut, puskesmas harus berorientasi terpuaskan. Hal tersebut mendorong manusia termotivasi
pada pembentukan kualitas sumber daya manusia yang untuk bertindak dan bekerja. Menurut Handoko, 5
mampu menjawab tuntutan perubahan. Hal ini dapat kepuasan kerja adalah keadaan emosional para pegawai
terwujud apabila pegawai bekerja lebih baik dengan yang memandang pekerjaan mereka yang mencerminkan
tingkat kepuasan yang tinggi. 2 Berbagai organisasi perasaan terhadap pekerjaan. Kepuasan kerja mempunyai
menghadapi perubahan dengan variasi, intensitas, dan banyak dimensi meliputi kepuasan pekerjaan itu sendiri,
cakupan yang belum pernah dialami sebelumnya. gaji, pengakuan, hubungan antara supervisor dengan
Manajer masa kini dan masa depan dituntut tidak hanya tenaga kerja, dan kesempatan untuk maju.6 Teori 2 faktor
luwes tetapi juga mampu beradaptasi dengan lingkungan merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi satisfies
yang bergerak sangat dinamis. Setiap organisasi dalam atau motivator dan dissatisfies. Satisfies adalah berbagai
berinteraksi dengan organisasi lain harus selalu peka faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber
terhadap aspirasi, keinginan, tuntutan, dan kebutuhan kepuasan kerja yang meliputi pekerjaan menarik, penuh
berbagai kelompok yang berinteraksi. tantangan, kesempatan berprestasi dan berkembang, ser-
Di Kota Denpasar Provinsi Bali, pengembangan ta kesempatan memperoleh penghargaan yang akan
organisasi puskesmas sangat perlu memperhatikan menimbulkan kepuasan. Dissatisfies (hygiene factors)
sumber daya manusia, pengembangan organisasi, adalah faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan
kepemimpinan, dan pengembangan karir. Hingga tahun yang meliputi gaji/upah, pengawasan, hubungan an-
2006, Provinsi Bali telah membangun sarana pelayanan tarpribadi, kondisi kerja, dan status.
kesehatan yang memadai meliputi 112 puskesmas, 500 Gaji bukan segalanya, berapa pun besarnya gaji yang
puskesmas pembantu, dan didukung oleh 121 puskesmas diterima tidak akan pernah membuat seseorang merasa
keliling.3 Kota Denpasar dengan luas wilayah 12.778 puas. Gaji yang menarik bukan satu-satunya cara
hektar sekitar 2,18% dari luas wilayah Provinsi Bali mempertahankan sumber daya manusia terbaik di peru-
memiliki kepadatan penduduk rata-rata 4.763 jiwa/km2 sahaan. Budaya yang baik, pemimpin yang mengayomi,
dengan jumlah penduduk sekitar 608.595 jiwa dan serta kesempatan yang luas mengembangkan diri melalui
tersedia 10 puskesmas, 26 puskesmas pembantu, 10 pus- pelatihan juga dapat menjadi perekat bagi seorang
kesmas keliling, dan 429 posyandu.3 Jumlah puskesmas pegawai. Dalam Harvard Business Review edisi Maret
di Bali yang sudah memadai seharusnya menampilkan 2007 menyimpulkan kini orang-orang hebat dengan
kinerja pelayanan kesehatan yang berkualitas. kompetensi yang tinggi dibutuhkan di seluruh bagian
Penampilan dan mutu pelayanan kesehatan telah perusahaan. Mengelola para top talent agar tetap betah
sesuai dengan standar yang ada, tetapi untuk daerah dan merasa nyaman bekerja di suatu perusahaan bukan

262
Djestawana, Pengaruh Pengembangan Organisasi, Kepemimpinan, Jenjang Karir terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja

Keterangan:
Chi square = 102,450
GFI = 0,046
AGFI = 0,924
RMSEA = 0,034

Gambar 1. Model Persamaan Struktural Lengkap

pekerjaan mudah, tetapi hal tersebut merupakan tugas dan explanatory dengan tipe investigasi causalitas. Unit
terpenting di zaman ini. Para top talent ingin dilindungi analisis dalam penelitian ini adalah individu yang
manajemen, memuji keahlian, mengenal kebanggaan, meliputi semua pegawai yang bertugas di Puskesmas
dan membebaskan dari birokrasi yang berbelit-belit. Kota Denpasar. Time horizon adalah cross sectional
Riset Hay Group melaporkan 4 faktor yang berperan dengan informasi populasi dikumpulkan langsung dari
besar mendorong komitmen pegawai meliputi aspek lokasi secara empiris untuk mengetahui pendapat popu-
kepemimpinan efektif internal (40%), manajemen lasi terhadap objek yang sedang diteliti. Hasil tersebut re-
talenta/kesempatan pegawai untuk maju (20%), serta latif tidak berbeda apabila dilakukan pengukuran kem-
kemampuan perusahaan merespon perubahan eksternal bali terhadap subjek yang sama tentang kemantapan, ke-
dan arah perusahaan jangka panjang. andalan/stabilitas, dan keadaan tidak berubah dalam
Pengembangan karir memuaskan kebutuhan pe- waktu pengamatan pertama dan selanjutnya. Analisis
gawai, kesempatan tumbuh dan berkembang, serta pengaruh pengembangan organisasi, kepemimpinan,
memenuhi kebutuhan harga diri individu sehingga men- pengembangan karir terhadap kepuasan kerja serta im-
jadikan para pegawai mudah merasa puas. Kebutuhan plikasi pada kinerja pegawai puskesmas secara parsial
harga diri juga sangat diharapkan oleh pegawai puskes- dan simultan dilakukan dengan analisis univariat, bivari-
mas yang merupakan salah satu organisasi sarana pela- at, dan multivariat.
yanan terkecil dalam tatanan pelayanan kesehatan di Gabungan konstruk eksogen dan endogen dalam
Indonesia. Puskesmas memerlukan pengembangan or- penelitian menghasilkan model persamaan struktural
ganisasi agar mampu memberikan pelayanan kesehatan lengkap yang memenuhi semua syarat pemodelan mulai
yang berkualitas kepada masyarakat. Penelitian ini bertu- dari nilai chi square yang tidak signifikan (c2 = 102,450;
juan untuk mengetahui pengaruh pengembangan orga- nilai p = 0,046), parameter kelayakan model yang tinggi,
nisasi, kepemimpinan, pengembangan karir secara par- baik secara absolut (Goodness of Fit Index, GFI = 0,950)
sial dan simultan terhadap kepuasan kerja dan kinerja pe- maupun incremental (Adjusted Goodness of Fit Index,
gawai puskesmas. AGFI = 0,924), dan varian eror yang menggambarkan
residu antara nilai prediksi model terhadap nilai hasil
Metode pengamatan sesungguhnya yang rendah (Root Mean
Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif Square Error of Approximation, RMSEA = 0,034).

263
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 6, Juni 2012

Persamaan 1 Persamaan 6

KK = 0,095 PO + 0,543 KPP + 0,081 PK + 0,020 KPP = 0,913 PP + 0,003

Keterangan :
KK = kepuasan kerja Persamaan 7
PO = pengembangan organisasi
KPP = kepemimpinan KPP = 0,727 KM + 0,080
PK = pengembangan karir

Persamaan 8
Persamaan 2
KPP = 0,891 PM + 0,015
KP = 0,719 KK + 0,007 PO + 0,316 KPP + 0,031 PK + 0,011
Keterangan :
Keterangan : KPP = kepemimpinan
KP = kinerja pegawai PP = perilaku pimpinan
KK = kepuasan kerja KM = kemampuan manajerial
PO = pengembangan organisasi PM = pemberian motivasi
KPP = kepemimpinan
PK = pengembangan karir
Persamaan 9

PKR = 0,881 KB + 0,012


Persamaan 3

PO = 0,679 KOM + 0,076


Persamaan 10

PKR = 0,822 JK + 0,007


Persamaan 4

PO = 0,766 PAR + 0,044


Persamaan 11

PKR = 0,923 PK + 0,004


Persamaan 5
Keterangan :
PO = 0,780 PHG + 0,033
PKR = pengembangan karir
KB = kesempatan berprestasi
Keterangan :
JK = jenjang karir
PO = pengembangan organisasi
PK = prediksi karir
KOM = komunikasi
PAR = partisipasi
PHG = penghargaan

Dengan demikian, kerangka teoritis menyatakan kinerja Model Pengukuran Pengembangan Organisasi
pegawai dipengaruhi oleh berbagai faktor kepuasan ker- Model pengembangan organisasi diprediksi berdasar-
ja, pengembangan organisasi, kepemimpinan, dan kan 3 variabel komposit yaitu komunikasi, partisipasi,
pengembangan karir didukung oleh fakta empiris dan penghargaan. Berdasarkan hasil analisis model per-
berdasarkan hasil pengamatan dalam penelitian ini. samaan struktural lengkap, prediksi pengembangan or-
ganisasi dapat dinyatakan dalam 3 persamaan regresi
Hasil (Persamaan 3, Persamaan 4, Persamaan 5).
Model Persamaan Struktural Prediksi Kepuasan Kerja
Berdasarkan hasil akhir pemodelan, prediksi kepuasan Model Pengukuran Kepemimpinan
kerja yang merupakan fungsi dari faktor pengembangan Model kepemimpinan diprediksi berdasarkan 3 varia-
organiasi, kepemimpinan, dan pengembangan karir dinya- bel komposit yaitu perilaku pimpinan, kemampuan
takan dalam model persamaan multivariat (Persamaan 1). manajerial, dan pemberian motivasi. Berdasarkan hasil
analisis model persamaan struktural lengkap, prediksi
Model Persamaan Struktural Prediksi Kinerja Pegawai kepemimpinan dapat dinyatakan dalam 3 persamaan re-
Berdasarkan hasil akhir pemodelan, prediksi kinerja gresi (Persamaan 6, Persamaan 7, Persamaan 8).
pegawai yang merupakan fungsi faktor kepuasan kerja,
pengembangan organisasi, kepemimpinan, dan pengem- Model Pengukuran Pengembangan Karir
bangan karir dapat dinyatakan dalam model persamaan Model pengembangan karir diprediksi berdasarkan 3
multivariat (Persamaan 2). variabel komposit yaitu kesempatan berprestasi, jenjang

264
Djestawana, Pengaruh Pengembangan Organisasi, Kepemimpinan, Jenjang Karir terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja

Pembahasan
Persamaan 12
Berdasarkan Persamaan 1 dapat dinyatakan bahwa hi-
KK = 0,892 HK + 0,018 potesis yang menyatakan hubungan antara kepuasan ker-
ja dan pengembangan organisasi; kepuasan kerja dan ke-
Persamaan 13
pemimpinan; kepuasan kerja dan pengembangan karir
secara sendiri dan bersamaan memengaruhi kepuasan
KK = 0,842 TK + 0,011 kerja. Semuanya terbukti signifikan (cr >+2,58) dan di-
dukung oleh fakta empiris berdasarkan hasil pengamatan
Persamaan 14 dalam penelitian ini.
Berdasarkan Persamaan 2, hipotesis hubungan antara
KK = 0,840 MP + 0,016
kinerja pegawai dan kepuasan kerja; kinerja pegawai dan
Keterangan : pengembangan organisasi; kinerja pegawai dan ke-
KK = kepuasan kerja pemimpinan; kinerja pegawai dan pengembangan karir
HK = hubungan kerja
TK = tantangan kerja
secara sendiri dan bersamaan memengaruhi kinerja pe-
MP = mutasi promosi gawai serta terbukti signifikan (cr >+2,58) dan didukung
oleh fakta empiris berdasarkan hasil pengamatan dalam
penelitian ini.
Persamaan 15
Model prediksi pada Persamaan 3, 4, dan 5 menya-
KP = 0,782 CP + 0,034 takan bahwa faktor yang paling dominan dalam menen-
tukan pengembangan organisasi adalah penghargaan
Persamaan 16
(Persamaan 5 memiliki koefisien regresi paling besar).
Berdasarkan hasil uji kelayakan dan unidimensionalitas,
KP = 0,548 MP + 0,064 indikator aspek penghargaan perlu mendapat perhatian
dalam pengembangan organisasi. Model prediksi pada
Persamaan 17 Persamaan 6, 7, dan 8 menyatakan bahwa faktor yang
paling dominan dalam menentukan kepemimpinan
KK = 0,751 MjP + 0,043
adalah perilaku pimpinan (Persamaan 6 memiliki koefi-
Keterangan: sien regresi paling besar). Berdasarkan hasil uji kelayakan
KP = kinerja pegawai dan unidimensionalitas, indikator aspek perilaku pimpin-
CP = cakupan pelayanan
MP = mutu pelayanan
an perlu mendapat perhatian. Kepemimpinan paterna-
MjP = manajemen pelayanan listik masih menghasilkan peran serta masyarakat yang
tinggi.7
Model prediksi pada Persamaan 9, 10, dan 11 menya-
karir, dan prediksi karir. Berdasarkan hasil analisis model takan bahwa faktor yang paling dominan dalam menen-
persamaan struktural lengkap, prediksi pengembangan tukan pengembangan karir adalah prediksi karir (Per-
karir dapat dinyatakan dalam 3 persamaan regresi samaan 11 memiliki koefisien regresi paling besar).
(Persamaan 9, Persamaan 10, Persamaan 11). Berdasarkan hasil uji kelayakan dan unidimensionalitas,
indikator aspek prediksi karir perlu mendapat perhatian.
Model Pengukuran Kepuasan Kerja Model prediksi pada Persamaan 12, 13, dan 14 menya-
Model kepuasan kerja diprediksi berdasarkan 3 varia- takan bahwa faktor yang paling dominan dalam menen-
bel komposit yaitu hubungan kerja, tantangan kerja, dan tukan kepuasan kerja adalah hubungan kerja (Persamaan
mutasi promosi. Berdasarkan hasil analisis model per- 12 memiliki koefisien regresi paling besar). Berdasarkan
samaan struktural lengkap, prediksi kepuasan kerja da- hasil uji kelayakan dan unidimensionalitas, indikator as-
pat dinyatakan dalam 3 persamaan regresi (Persamaan pek hubungan kerja perlu mendapat perhatian. Kepuasan
12, Persamaan 13, Persamaan 14). kerja memerlukan intervensi dari berbagai sisi, mulai dari
perilaku, sumber daya manusia, proses pelayanan, dan
Model Pengukuran Kinerja Pegawai sarana fisik disertai peralatan.8 Demikian pula dikatakan
Model kinerja pegawai diprediksi berdasarkan 3 bahwa kepuasan kerja merupakan wujud dari persepsi
variabel komposit yaitu cakupan pelayanan, mutu karyawan yang tercermin dalam sikap dan terfokus pada
pelayanan, dan manajemen pelayanan. Berdasarkan perilaku terhadap pekerjaan. 9 Model prediksi pada
hasil analisis model persamaan struktural lengkap, Persamaan 15, 16, dan 17 menyatakan bahwa faktor
prediksi kinerja pegawai dapat dinyatakan dalam 3 per- yang paling dominan dalam menentukan kinerja pegawai
samaan regresi (Persamaan 15, Persamaan 16, Persama- adalah cakupan pelayanan (Persamaan 15 memiliki koe-
an 17). fisien regresi paling besar). Hasil penelitian membuk-

265
Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 6, No. 6, Juni 2012

tikan bahwa dalam upaya peningkatan kepuasan kerja ja perlu memperhatikan aspek hubungan kerja antarpe-
pegawai, kebijakan yang diambil pimpinan harus mene- gawai serta antara pimpinan dan pegawai sehingga
rapkan ketiga variabel secara bersama. kegiatan organisasi senantiasa terjalin secara harmonis.
Hasil temuan penelitian ini sesuai dengan teori yang Pengambilan keputusan sebaiknya berdasarkan hasil
menyatakan bahwa berbagai faktor yang mendorong musyawarah, pegawai diberi wewenang sesuai dengan
kepuasan kerja karyawan yaitu kerja yang secara mental tugas pokok dan fungsi puskesmas, hubungan timbal ba-
menantang, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang lik hasil kerja pegawai mendapat pengakuan pimpinan,
mendukung, rekan kerja yang mendukung, kesesuaian dan pegawai menghormati segala keputusan pimpinan.
kepribadian dengan pekerjaan, serta ada dalam gen. Kepemimpinan perlu memprioritaskan aspek perilaku
Penelitian ini juga mendukung resistensi perubahan da- pimpinan. Pimpinan memberikan arahan, mempunyai
pat dihilangkan dengan upaya pengembangan organisasi kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berkoor-
yaitu penghargaan, saling mempercayai melalui komu- dinasi internal dan eksternal, menerima pendapat bawa-
nikasi, serta menonjolkan kebersamaan dan partisipasi. han, serta berdiskusi dan membuat terobosan baru
Unidimensionalitas indikator aspek cakupan pelayanan dalam melaksanakan tugas. Faktor dominan pengem-
perlu mendapat perhatian. bangan karir adalah prediksi karir, proyeksi pengem-
bangan karir sesuai perencanaan organisasi, latar be-
Kesimpulan lakang pendidikan pegawai, serta diperlukan kesem-
Pengembangan organisasi, kepemimpinan, dan patan mencari peluang sesuai dengan keahlian yang dim-
pengembangan karir terbukti berpengaruh signifikan iliki pegawai untuk berprestasi. Pengembangan organ-
terhadap kepuasan kerja pegawai puskesmas. Kepuasan isasi perlu penghargaan meliputi pemberian penghar-
kerja dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan gaan berdasarkan prestasi kerja, menghargai setiap in-
pengembangan organisasi, kepemimpinan, dan pengem- isiatif, dan kepuasan pegawai.
bangan karir. Faktor yang perlu mendapatkan perhatian
dalam upaya peningkatan kepuasan kerja adalah Daftar Pustaka
kepemimpinan, pengembangan organisasi, dan pengem- 1. Nelson B. Seribu satu cara untuk menjadikan karyawan bersemangat.
bangan karir. Faktor yang perlu mendapatkan perhatian Batam: Karisma Publishing Group; 2007.
dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai adalah 2. Alwi S. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Badan Penerbit
kepuasan kerja diikuti dengan faktor kepemimpinan, Fakultas Ekonomi; 2001.
pengembangan karir, dan pengembangan organisasi. 3. Dinas Kesehatan Kota Denpasar. Profil dinas kesehatan Kota Denpasar
Variabel yang paling dominan dalam menentukan kiner- tahun 2006. Denpasar: Dinas Kesehatan Kota Denpasar; 2007.
ja pegawai adalah kepuasan kerja. Variabel yang paling 4. Martoyo S. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Badan
dominan dalam menentukan kepuasan kerja adalah Penerbit Fakultas Ekonomi; 2000.
kepemimpinan sedangkan variabel yang paling dominan 5. Handoko TH. Manajemen personalia dan sumber daya manusia.
dalam menentukan kepemimpinan adalah perilaku pim- Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi; 2001.
pinan. Dengan demikian, dapat ditarik intisari dari 6. Mathis RL, Jackson JH. Manajemen sumber daya manusia. Buku I.
penelitian ini yaitu kinerja pegawai sangat ditentukan Jakarta: PT Salemba Emban Patria; 2001.
oleh perilaku pimpinan. 7. Widagdo L. Kepala desa dan kepemimpinan pedesaan persepsi kader
posyandu di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Jawa Tengah.
Saran Makara Seri Kesehatan. 2006; 10 (2): 54-9.
Dalam kinerja pegawai perlu diperhatikan aspek ca- 8. Aziz A. Hubungan antara faktor karakteristik, motivasi, dan kinerja
kupan pelayanan meliputi ketaatan pegawai menyele- penyuluh keluarga berencana pada BKKBN Provinsi Jambi. Depok:
saikan pekerjaan tanpa memperhatikan jam kerja dan Manajemen & Administrasi Rumah Sakit Indonesia, Program Studi
hari libur, kemampuan pegawai dalam menyelesaikan Kajian Administrasi Rumah Sakit UI; 2003. hal. 11-6.
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab, kemampuan 9. Gotot DB, Adisasmito W. Hubungan karakteristik perawat, isi peker-
pegawai menyelesaikan pekerjaan yang sesuai bidang jaan, dan lingkungan pekerjaan terhadap kepuasan kerja perawat di ins-
keahlian, serta kemampuan pegawai dalam men- talasi gawat darurat inap RSUD Gunung Jati Cirebon. Makara Seri
canangkan suatu target pekerjaan. Dalam kepuasan ker- Kesehatan. 2005; 9 (1): 1-8.

266

You might also like