You are on page 1of 7

Pengaruh Milling Time Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik

Hidroksiapatit Berbasis Batu Kapur

Lilik Setiadi, Irza Sukmana, Shirley Savetlana, Zulhanif

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung


Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1, Gedung H Lt.2, Bandar Lampung35145
Telp.(0721)7479221
E-mail: lilik.setiadi01@gmail.com

Abstract

Bone in the human body plays a very important role because it is a skeleton that form members in the human
body and is a component that supports human activities daily. Therefore it will disrupt the activity in case of
damage to this hard network due to accident. Some ways such as replacing it with an artificial bone or support
with implants that occur heal bone cells. Hydroxyapatite is an indispensable material and is specifically
synthesized for use as an implant in the human body.
Hydroxyapatite (HA) is a crystalline molecule essentially composed of phosphor and calcium with a molar
mass ratio of 1.67 to the Ca10(PO4)6(OH)2 molecule formula. HA can be synthesized using several sources such
as mammal bone, shell, chalk. The purpose of this research is to know the physical and mechanical properties
of hydroxyapatite based limestone. This study used limestone as a source of calcium (Ca) and Natrium
Hydrogen Phosphate (Na2HPO4) as a source of phosphor (P) with a milling speed of 300 rpm and milling time
within 2 hours, 3 hours and 4 hours.
The best results of the physical properties of X-Ray Diffraction (XRD) testing at 4 hours milling time with
32.27o with intensity of 2.77, Fourier Transform Infrared (FTIR) at 4 hours milling time as found phosphate
ions in ribbon form at peak 564,64 cm-1 and 599,59 cm-1. Testing the mechanical properties of microhardness
test with the best value at 4 hours milling time of 13.42 HV approaching from the bone structure.

Keywords: Hydroxyapatite, Limestone, Milling Time, X-ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infrared
(FTIR), Microhardness.

Pendahuluan Hidroksiapatit telah secara luas dipergunakan


Tulang pada tubuh manusia memegang untuk memperbaiki, mengisi, menambahkan dan
peranan yang sangat penting karena merupakan merekontruksi ulang jaringan tulang yang telah
rangka yang memberi bentuk pada tubuh manusia rusak.Faktor yang menjadi pertimbangan dalam
itu sendiri dan merupakan komponen yang menggunakan hidroksiapatit sebagai material
menunjang aktivitas dan mobilitas manusia sehari implan adalah karena sifatnya yang biokompatibel
– hari.Tulang juga merupakan reservoir untuk sehingga dapat diterima tubuh.Hidroksiapatit dapat
kalsium di dalam tubuh yang erat hubungannya disintesis dengan menggunakan beberapa sumber
dengan sistem pembekuan darah. Oleh karena itu seperti tulang mamalia, kulit kerang, cangkang telur
akan mengganggu aktivitas dan mobilitas jika dan batu kapur.
terjadi kerusakan pada jaringan keras ini akibat
kecelakaan. Potensi batu kapur/gamping di Indonesia
hampir menyeluruh di seluruh wilayah
Beberapa cara seperti menggantinya dengan Indonesia.Data secara umum jumlah batu kapur di
tulang buatan atau menompangnya dengan Indonesia diperkirakan lebih dari 28 milyar ton.Dari
implan sehingga terjadi pemulihan sel – sel tulang. sekian banyak lokasi di Indonesia, tidak banyak
Tulang buatan harus memiliki komposisi kimia yang sudah dimanfaatkan.
yang mirip dengan tulang manusia sedangkan
untuk implan maka harus memiliki sifat yang Di Provinsi Lampung, pemanfaatan batu
menyebabkannya dapat diterima oleh tubuh kapur pada umumnya digunakan sebagai salah satu
manusia.Hidroksiapatit merupakan material yang bahan bangunan. Batu kapur yang banyak
diproses dan disintesis secara khusus untuk mengandung kalsium dalam bentuk Kalsium
digunakan sebagai implan di dalam tubuh Karbonat(CaCO3) dapat dimanfaatkan lebih jauh
manusia. dengan dijadikan hidroksiapatit.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG, 2018| 1


Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Sifat – Sifat Hidroksiapatit
Adzila et al. (2012) mengenai sintesis a. Struktur Kristal
mechanochemical dari bubuk nano hidroksiapatit Struktur kristal senyawa hidroksiapatit
mengenai pengaruh kecepatan rotasi dan waktu dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
penggilingan terhadap sifat bubuk. Penelitian monoklin dan heksagonal. Umumnya kristal
tersebut menggunakan kalsium hidroksida hidroksiapatit yang dibuat dengan cara sintesis
Ca(OH)2 sebagai sumber kalsium dan memiliki struktur kristal heksagonal.
(NH4)2HPO4 sebagai sumber fosfor dengan
metode mechanochemicaldry milling. Variasi
kecepatan putaran menggunakan 3 sampel yaitu
170 rpm (M1), 270 rpm (M2), 370 rpm (M3)
dengan waktu 15 jam, dan untuk variasi waktu
diambil dari sampel (M3) yang divariasikan
waktunya 30 jam (T1) dan 60 jam (T2). Dari hasil Gambar 1. Struktur Kristal Heksagonal
pengujian yang dilakukan didapat nilai terbaik Hidroksiapatit[3]
pada sampel M3 dengan ukuran kristal (9 – 21
nm) dan kristalitas (21 – 59 %), pendistribusian b. Sifat Fisika
partikel (322 – 192 nm) yang ditunjukkan dengan Sifat fisika hidroksiapatit yang melalui
kecepatan putaran[1]. proses dekomposisi termal memiliki
kristalinitas yang baik, sedangkan
Safanti (2015) dalam penelitiannya hidroksiapatit melalui proses alkalin
karakterisasi hidroksiapatit dari kalsit (PT. Dwi hidrotermal dan proses air subkritis
Selo Mas Sidoarjo) sebagai bone graft sintetis menghasilkan hidroksiapatit berbentuk nano
menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD) dan partikel[4].
Fourier Transform Infra Red (FTIR). Penelitian
ini menggunakkan kalsit sebagai sumber Ca pada c. Sifat Mekanik
pembuatan hidroksiapatit.Pengujian dilakukan HA polikristalin padat memiliki
dengan pengujian XRD dan FTIR yang kemudian kekuatan tekan dan tarik masing-masing
di bandingkan dengan hidroksiapatit 200 Jepang. adalah 120-900 MPa dan 38-300 MPa.
Hasil dari pengujian XRD dan FTIR secara Kekuatan tekuk 1500 kg/cm2 (147 MPa), dan
kualitatif hidroksiapatit sintesis kalsit identik kekerasan Vickers 350 kg/cm2 (3.43 Gpa).
dengan hidroksiapatit 200 Jepang dengan hasil Sifat mekanik HA berpengaruh pada variasi
pengujian XRD yang memiliki puncak utama struktural (seperti: pengaruh porositas mikro
dengan intensitas tinggi pada nilai 2 theta sebesar yang tersisa, ukuran butir, adanya pengotor,
25,879o, 31,7380 o, 32,8953 o, dan 34,048 o, dll) dan juga proses pembuatan serta distribusi
dan dari hasil pengujian FTIR menunjukkan kekuatan. Rasio molar Ca/P juga berpengaruh
adanya ion fosfat pada 1065,5 cm-1, 603 cm-1, dan kepada kekuatan dari HA yang disintesis[5-7].
562 cm-1 dalam bentuk belah yang menunjukkan
bahwa penelitian ini telah berhasil mensintesis d. Sifat Kimia
hidroksiapatit dari kalsit[2]. Senyawa hidroksiapatit memiliki sifat
kimia biokompatibel, bioaktif, osteokonduktif
Hidroksiapatit yang tinggi dan atau osteoinduktif yang tidak
Hidroksiapatit (HA) adalah sebuah molekul beracun, tidak menyebabkan peradangan,
kristalin yang intinya tersusun dari fosfor sehingga banyak digunakan di dunia medis[8].
dankalsium dengan perbandingan massa molar
1,67 dengan rumus molekul Ca10(PO4)6(OH)2. Aplikasi Hidroksiapatit
Molekul ini banyak terdapat di dalam tulang dan Hidroksiapatit banyak diaplikasikan dalam
juga terdapat pada struktur gigi manusia. dunia medis karena sifatnya yang sangat mirip
dengan komponen pada organ – organ tertentu dari
Hidroksiapatit digunakan di dunia medis tubuh manusia seperti tulang dan gigi.Akan tetapi,
karena memiliki kemiripan dengan komposisi rusak pada operasi ortopedik, serta pelapis (coating)
tulang dan memiliki sifat yang dapat beradaptasi pada implan untuk dental dan prosthesis logam.
dengan baik pada jaringan keras dalam tulang,
dapat membangun kembali jaringan tulang yang Ketika hidroksiapatit dipergunakan sebagai
sudah rusak dan juga di dalam jaringan lunak pelapis implan maka akan terjadi antarmuka dengan
meskipun memiliki laju degradasi yang rendah, sel-sel tubuh di sekitarnya. Proses antarmuka ini
sifat osteokonduktifitas yang tinggi, bersifat tidak sangat penting karena berhubungan dengan
beracun, non inflamasi dan imunogenik. biokompabilitas dari implan tersebut. Implan yang
biokompatibel akan dianggap bagian dari sistem di
dalam tubuh dan bukan sebagai benda asing yang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG, 2018| 2


masuk ke dalam tubuh layaknya kuman. Pelapis menghasilkan sinyal interferogram. Sinyal yang
hidroksiapatit tidak hanya menjadikan implan keluar dari interferometer akan diserap sampel,
yang dilapisinya tersebut biokompatibel dengan kemudian sinar akan masuk ke detektor untuk
tubuh tetapi juga membantu proses pengukuran akhir sinyal interferogram. Sinyal
perkembangan sel-sel tulang disekitarnya, seperti interferogram yang diukur kemudian dikirim ke
yang digambarkan pada Gambar 2. komputer dimana proses fourier transform
berlangsung. Spektrum inframerah terakhir ini
kemudian disajikan kepada pengguna untuk
interpretasi dan manipulasi lebih lanjut.

Gambar 2. Mode fenomena antarmuka antara HA


dengan sel tubuh[9]

Tulang Gambar 4. Cara Kerja FTIR[15]


Tulang terdiri dari 22% matrik organik
dimana 90 – 96% nya adalah kolagen, 69% X-Ray Diffraction (XRD)
mineral dan 9% air. Mineral tulang terdiri dari Prinsip kerja XRD yaitu ketika sinar-x
submikroskopik kristal apatit kalsium dan fosfat, ditembakkan pada material akan terjadi interaksi
menyerupai hidroksiapatit dengan struktur kristal antara elektron dalam atom. Beberapa foton hasil
(Ca10(PO4)6(OH)2). Ion mineral lainnya adalah tumbukkan akan mengalami pembelokan dari arah
(C6H5O7-4), karbonat (CO3-2), flouride (F) dan ion datang awal ketika foton sinar-x bertumbukkan
hidroksil (OH-). dengan electron. Difraksi sinar-x oleh atom-atom
yang tersusun di dalam kristal akan menghasilkan
Tulang panjang seperti femur terdiri dari pola yang berbeda tergantung pada konfigurasi
tulang cancellous (spongy) dan tulang kompak. atom-atom pembentuk kristal dan akan diperoleh
Tulang kompak adalah jaringan yang tersusun informasi berupa posisi puncak pada sudut 2θ dari
rapat dan terutama ditemukan sebagai lapisan 10o hingga 80o. Pengaturan sudut goniometer atau
diatas jaringan tulang spongious. Tulang pendeteksi intensitas sinar pada XRD akan
spongious terdiri dari tulang trabekula yang menghasilkan grafik hubungan antara sudut 2θ dan
mengelilingi sum-sum tulang.Tulang kompak dan intensitas sinar-x. Grafik hasil XRD kemudian akan
spongious memiliki komposisi yang sama namun secara otomatis dicocokkan dengan grafik difraksi
porositasnya berbeda. Pada tulang femur, senyawa standarnya yang dimiliki database Joint
porositas tulang kortikal berkisar antara 5%- Committee on Powder Diffraction Standard
30%, sedangkan tulang spongious porositasnya (JCPDS).
sebesar ±70%[10-13].

Batu Kapur
Batu kapur secara kimia terdiri dari kalsium
(Ca2+) dan karbonat (CO3).

Gambar 5. Skema Cara Kerja XRD[16]

Pengujian Mekanik (Pengujian Kekerasan)


Kekerasan suatu material dapat didefinisikan
sebagai ketahanan materialtersebut terhadap gaya
penekanan dari material lain yang lebih
keras.Penekanan tersebut dapat berupa mekanisme
Gambar 3. Struktur kristal CaCO3[14] penggoresan (scratching),pantulan ataupun
indentasi dari material keras terhadap suatu
Fourier Transform Infra Red (FTIR) permukaanbenda uji[17].
Komponen FTIR terdiri dari lima bagian
pokok yaitu sumber sinar, interferometer, tempat Metode Vickers
sampel, detektor dan komputer. Sumber sinar Uji kekerasan (Vickers Test) menggunakan
dihasilkan dari pemanasan suatu sumber radiasi sebuah square-based pyramid diamond indenter
dengan listrik sampai suhu antara 1500oK dan (piramid intan) dengan sudut 1360 yang
2000oK. Sinar akan masuk ke interferometer dan mendapatkan tekanan pada bagian permukaan dari
terjadi proses spectral encoding yang bagian yang di uji menggunakan gaya (F) yang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG, 2018| 3


telah ditentukan. Waktu untuk penggunaan gaya Kemudian keringkan bahan dengan menggunakan
awal adalah 2-8 detik dan gaya untuk pengujian oven laboratorium dengan suhu 80o C selama 17
dilakukan selama 10-15 detik. Setelah gaya jam. Setelah bahan kering, dilakukan proses
dilepaskan, panjang diagonal dari lekukan diukur sintering menggunakan furnace dengan suhu 600o C
dan dihitung rata-ratanya secara aritmatik, luas selama 2 jam.
daerah hasil jejak dari uji ini adalah d. Hasil tes
berupa lekukan dapat diperiksa dengan Tabel 1. Tabel Pembuatan Hidroksiapatit.
mikroskop. Milling Sintering
Kode o
v (rpm) t (jam) T ( C) t (jam)
W1 300 2 600 2
W2 300 3 600 2
W3 300 4 600 2

Pengujian dan Pengolahan data


Gambar 6. Skema dari uji Vickers [18] Karakterisasi Hidroksiapatit
Karakterisasi hidroksiapatit bertujuan untuk
Metode Penelitian mengetahui sifat fisik dari hidroksiapatit dengan
Tempat Penelitian pengujian:
a. Penggilingan, penyaringan serbuk batu kapur a. X-Ray Diffraction (XRD) untuk menganalisis
dilaksanakan di Laboratorium Biomassa, komposisi hidroksiapatit.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan b. Fourier Transform Infrared (FTIR)untuk
Alam, Universitas Lampung. mengetahui unsur–unsur yang terdapat pada
b. Proses kompaksi dilaksanakan di bubuk hidroksiapatit.
Laboratorium Proses Produksi Jurusan
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Pengujian Mekanik
Lampung. Pengujian mekanik dilakukan dengan
c. Pengujian sifat fisik dengan X-Ray pengujian microhardness. Sebelum dilakukan
Diffraction (XRD) dan Fourier Transform pengujian microhardness, serbuk HA dikompaksi
Infrared Spectrocopy (FTIR) dan pengujian berbentuk silinder dengan ukuran diameter 2 cm dan
microhadness dilaksanakan di Badan tinggi 1 cm dengan tekanan 5 MPa selama 2 menit,
Pengkajian Dan Penerapan Teknologi kemudian tekanan ditambah menjadi 7,5 MPa
(BPPT) Serpong, Tangerang Selatan. selama 3 menit. Sampel yang telah dikompaksi
kemudian dimolding dengan menggunakan epoxy
Bahan yang Digunakan resin dan hardener. Setelah sampel keras kemudian
Bahan-bahan yang digunakan pada dilakukan polising supaya permukaan sampel yang
penelitian ini adalah Batu Kapur, Na2HPO4 dan akan diuji rata.
Aquades
Pengujian microhardness bertujuan untuk
Alat yang Digunakan mendapatkan nilai kekerasan mikro dari
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian hidroksiapatit. Nilai kekerasan dalam satuan HV
ini adalahmesin ball mill, mesin pengayak serbuk, (Hardness Vickers).
oven laboratorium, furnace, gelas ukur, beaker
glass. Hasil Dan Pembahasan
Karakterisasi X-Ray Diffraction(XRD)
Prosedur Percobaan Hasil pola XRD dapat dilihat pada Gambar 7.
Persiapan bahan
Menggiling batu kapur untuk dijadikan
serbuk menggunakan mesin ball mill dan
menyaring serbuk batu kapur menggunakan
mesin pengayak serbuk dengan ukuran 200 mesh.

Pembuatan hidroksiapatit
Menimbang serbuk batu kapur sebanyak 5 (a)
gr, Na2HPO4sebanyak 5,34 gr dan aquades
sebanyak 10 ml. Campur bahan tersebut kedalam
beaker glassdan diaduk menggunakan mesin ball
mill dengan parameter yang telah ditentukan.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG, 2018| 4


(b)
(c)
Gambar 8. (a) Pola FTIR sampel W1,
(b) sampel W2,(c) sampel W3

Tabel 3. Data hasil pengujian FTIR menunjukkan


jenis ion yang terdapat pada hidroksiapatit batu
(c) kapur.
Gambar 7. (a) Grafik hasil karakterisasi XRD Panjang Gelombang (cm-1)
sampel W1, (b) sampel W2, (c) sampel W3 Jenis Ion
W1 W2 W3
Tabel 2. Posisi Puncak data XRD. Karbonat
1420,87 1422,14 1413,59
(CO32-)
Puncak data XRD pada
Sampel Intensitas 564,13 565,24 564,64
2Ө Fosfat
1016,11 1018,57 599,59
W1 37.43 2.40 (PO43-)
W2 32.15 2.78 1025,45
W3 32.27 2.77 Hidroksil
2360,00 2359,90 3030,33
(OH-)
Grafik XRD hidroksiapatit batu kapur
menunjukkan derajat kristalinitas dari sampel W1, Grafik hasil karakterisasi pada gambar 8 dan
pada sudut 2Ө sebesar 37.43o dengan intensitas data hasil pengujian FTIR pada Tabel 3 menunjukan
2.40, dari sampel W2, pada sudut 2Ө sebesar adanya ion Karbonat (CO32-) dari sampel W1 pada
32.15o dengan intensitas 2.78, dan dari sampel 1420,87 cm-1, dari sampel W2 pada 1422,14 cm-1,
W3, pada sudut 2Ө sebesar 32.27o dengan dan dari sampel W3 pada 1413,59 cm-1, ion Fosfat
intensitas 2.77. Derajat kristalinitas hidroksiapatit (PO43-) dari sampel W1 pada 564,13 dan 1016,11
dapat dilihat pada tingginya intensitas dan lebar cm-1, dari sampel W2 pada 565,24 dan 1018,57 cm-1,
puncak pada pola difraksi. Semakin tinggi dan dari sampel W3 pada 564,64, 599,59 dan
intensitas puncak dan semakin sempit puncak 1025,45 cm-1, dan ion Hidroksil (OH-) dari sampel
maka semakin tinggi kristalinitas W1 pada 2360,00 cm-1, dari sampel W2 pada
hidroksiapatit[19]. 2359,90 cm-1, dan dari sampel W3 pada 3030,33
cm-1.
Karakterisasi Fourier Transform Infrared
(FTIR) Berdasarkan grafik karakterisasi FTIR, ion
Grafik hasil karakterisasi dapat dilihat pada Karbonat (CO32-) yang terdapat pada batu kapur
Gambar 8. masih ditemukan dalam hidroksiapatit batu kapur
pada sampel W1 dan sampel W2 dengan intensitas
puncak yang cukup tinggi, dan pada sampel W3
dengan intensitas puncak yang cukup rendah. Ion
karbonat dalam intensitas yang tinggi pada
hidroksiapatit akan menghambat pembentukan
kristal hidroksiapatit. Hal ini berpengaruh pada
derajat kristalinitas dan kemurnian hidroksiapatit
(a) dan menyebabkan hidroksiapatit yang dihasilkan
bersifat amorf. Apabila karbonat ditemukan dalam
intensitas yang rendah maka dapat dikatakan derajat
kristalinitas dan kemurnian hidroksiapatit mendekati
100%[20].

Ion fosfat dapat ditemukan pada hidroksiapatit


dalam 4 mode vibrasi, yaitu:
(b) 1. Vibrasi streching(v1), dengan bilangan
gelombang sekitar 956 cm-1.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG, 2018| 5


2. Vibrasi bending (v2), dengan bilangan kekerasan rata – rata tertinggi terdapat pada sampel
gelombang sekitar 363 cm-1. W2, dan nilai kekerasan rata – rata terendah pada
3. Vibrasi asimetri streching (v3), dengan sampel W3.Nilai kekerasan pada tulang manusia
bilangan gelombang sekitar 1030 sampai sebesar 13,56 HV. Pada sampel W3 didapat nilai
1090 cm-1. kekerasan sebesar 13,42 HV yang mendekati nilai
4. Vibrasi asimetri bending (v4), dengan kekerasan pada tulang manusia[22].
bilangan gelombang sekitar 562 sampai 603
cm-1 dalam bentuk pita belah dan merupakan SIMPULAN
pita terkuat[21]. Pengamatan XRDdan FTIR menunjukkan waktu
milling mempengaruhi kristalinitas hidroksiapatit
Derajat kristalinitas hidroksiapatit batu berbasis batu kapur, semakin lama waktu miling
kapur pada sampel W3 ditandai oleh pita v4 dalam maka semakin tinggi kristalinitas hidroksiapatit.Dari
bentuk pita belah dengan puncak disekitar 562 dan pengujian microhardness waktu milling juga
603 cm-1 yaitu pada puncak 564,64 cm-1 dan mempengaruhi nilai kekerasan hidroksiapatit,
599,59 cm-1. Kadar belah pita v4 menunjukkan semakin lama waktu milling, kekerasan
kandungan fase kristal (derajat kristalinitas) hidroksiapatit semakin mendekati kekerasan tulang.
dalam sampel yang dipengaruhi oleh intensitas
ion karbonat. Semakin tinggi intensitas ion
karbonat dalam sampel hidroksiapatit maka pita Referensi
v4 akan berbentuk kontinu dan semakin rendah
intensitas ion karbonat maka pita v4 akan [1] Adzila, S., et al.2012.Mechanochemical
berbentuk belah dan sampel bersifat kristalin. Synthesis Of Hydroxyapatite Nanopowder:
Effects Of Rotation Speed And Milling Time On
Pengujian Mekanik Powder Properties. International Journal of
Pengujian mekanik dilakukan dengan Adhesion and Adhesives 25:77-86.
pengujian microhardness menggunakan alat
perangkat uji Vickers. Nilai kekerasan sampel [2] Safanti, R. A. M. 2015. Karakterisasi
diukur pada lima titik yang berbeda pada Hidroksiapatit Dari Kalsit (PT. Dwi Selo Mas
permukaan sampel, setiap titik memiliki nilai Sidoarjo) Sebagai Bone Graft Sintetis
kekerasan yang berbeda. Nilai kekerasan pada Menggunakan X-Ray Difractometer (XRD) dan
sampel dapat dilihat pada Tabel 4.3. Fourier Transform Infra Red (FTIR). Skripsi.
Universitas Jember. Jawa Timur.
Tabel 4.Nilai kekerasan sampel.
[3] Corno, M., et al. 2006.Periodic ab initio study
of structural and vibrational features of
hexagonal hydroyapatite Ca10(PO4)6(OH)2.
Journal of Physical Chemistry Chemical
Physics, 8 (21): 2464-2472.

Tabel 4 menunjukkanadanya penyimpangan [4] Narasaraju, T. S. B. et al. 1996. Some


nilai kekerasan yang cukup jauh pada kelima titik Physico-Chemical Aspects of Hydroxyapatite.
dari masing-masing sampel. Hal ini terjadi karena Journal of Materials Science, 31 (1): 1-21.
ikatan antar partikel dalam proses pembuatan
sampel terjadi secara tidak homogen, sehingga [5] Jarcho, M., et al. 1976.Hydroxyapatite
nilai yang didapat pada setiap titik memiliki nilai Synthesis and Characterization in Dense
yang berbeda. Polycrystalline Form. Journal of Mterials
Science, 11 (11): 2027-2037.
16
14.92 [6] Kato, K., et al. 1979.Biocompatible of Apatite
15 14.46
Ceramics in Mandibles. Journal of Artificial
14 13.42 Cells, Blood Subtitutes and Biotechnology, 7
13 (2): 291-297.
12 [7] Suchanek, W., et al. 1998.Processing and
W1 W2 W3 Properties of Hydroxyapatite-Based
Biomaterials of Use as Hard Tissue
Replacement Implants. Journal of Materials
Gambar 9. Grafik nilai rata – rata microhardness Research, 13: 94-117.
[8] Elliott, J. C., et al. 1994. Monoclinic
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat nilai

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG, 2018| 6


Hydroxyapatite Science, 180 (4090): pengadukan.JKK, 3 (1):22-26.
1055-1057.
[20] Herliansyah, M. K. 2010. Produksi
[9] Bertazzo, S., et al. 2010.Hydroxyapatite Hydroxiapatite Bone Graft dari Bahan Baku
surface solubility and effect on cell Alami Lokal Untuk Mengganti Bone Filler
adhesion.Journal of Colloids and Surfaces B: Import pada Aplikasi Biomedis. Fakultas
Biointerfaces, 78(2): 177-184. Teknik Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

[10] Park, J. 2007. Biomaterials: An Introduction. [21] Mulyaningsih, NN. 2007. Karakteristik
Springer. Berlin. Germany. Hidroksiapatit Sintetik dan Alami Pada Suhu
14000C.Skripsi.IPB Pr. Bogor.
[11] Sloane, E. 2003.Anatomi dan Fisiologi untuk
Pemula.EGC. Jakarta. [22] Dewi, S. 2007. Analisis Kuantitatif, Kekerasan
Dan Pengaruh Termal Pada Mineral Tulang
[12] Keaveny, T. 2004. Standard Handbook of Manusia. Skripsi.IPB Pr. Bogor.
Biomedical Engineering and
Design.McGraw Hill.

[13] Ylinen, P. 2006. Applications of Coralline


Hydroxyapatite with Bioabsorbable
Contaiment and Reinforcement as Bone Graft
Subtitute.Academic Dissertation
Departement of Orthopaedics and
Traumatology.Helsinki University Central
Hospital and University of Helsinki.
Helsinki.

[14] Salain, A. K., dkk. 2009. Pengaruh Asam


Karbonat (H2CO3) Terhadap Kekuatan
Tumbukan agregat Batu Kapur.Jurnal Ilmiah
Teknik Sipil,13(2): 108-114.

[15] Road, V. M. 2001. Introduction of Fourier


Transform Infrared Spectrometry. USA.
Thermo Nicolat.
http://mmrc.caltech.edu/FTIR/FTIRintro.pdf.
(31 Mei 2017).

[16] Menik, S. 2010. Karakterisasi Cangkang


Kerang Menggunakan XRD & X-Ray Physic
Basic Unit. Jurnal Neutrino, 3 (1): 32-43.

[17] Yuwono, A.H. 2009. Buku Panduan


Praktikum Karakterisasi Material 1
Pengujian Merusak (Destructive Testing).
Departemen Metalurgi Dan MaterialFakultas
Teknik Universitas Indonesia.

[18] Robiatuh, S. 2009. Karakterisasi


Biokomposit Apatit-Kitosan dengan XRD
(X-Ray Diffraction), FTIR (Fourier
Transform Infrared), SEM (Scanning
Electron Microscopy) dan Uji
Mekanik.Skripsi.Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam.IPB Pr. Bogor.

[19] Ningsih, R. P. 2014. Sintesis Hidroksiapatit


dari Cangkang Kerang Kepah (Polymesoda
erosa) dengan variasi waktu

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG, 2018| 7

You might also like