Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Abstrak
Strategi koping keluarga merupakan upaya penting yang harus dilakukan oleh anggota
keluarga, bahkan dalam merawat penderita gangguan jiwa dikalangan keluarga menjadi hal
paling pokok. Angka kekambuhan gangguan jiwa semakin meningkat, diperkirakan sebesar
95% pasien menjadi kronik dengan gejala-gejala sepanjang hidupnya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran strategi koping keluarga dalam merawat penderita gangguan
jiwa di wilayah Kecamatan Kasihan Bantul. Penelitian ini menggunakan rancangan fenomologi
dengan metode wawancara mendalam (indeepth interview) merupakan penelitian kualitatif.
Pengambilan partisipan menggunakan purposive sampling. Jumlah partisipan 5 orang yaitu
keluarga yang masih ada hubungan darah dengan penderita gangguan jiwa yang mengalami
gangguan jiwa minimal 5 tahun dan tinggal satu rumah serta berinteraksi langsung dengan
penderita, umur 17-65 tahun. Hasil penelitian menunjukkan gambaran strategi koping keluarga
dalam merawat pasien skizofrenia dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya dan
tipe-tipe strategi koping yang sering digunakan oleh keluarga yaitu strategi koping keluarga
55
Shanti Wardaningsih, Elya Rochmawati, Puji Sutarjo, Gambaran Strategi Koping ...
internal dan strategi koping keluarga eksternal. Disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi koping adalah yaitu faktor keyakinan, keuangan, pengetahuan, pola-
pola komunikasi, dukungan sosial. Strategi koping yang sering digunakan dapat dilihat dari
tipe-tipe strategi koping keluarga yaitu strategi koping keluarga internal berupa mengandalkan
kelompok keluarga, pengontrolan makna dari masalah, pemecahan masalah bersama-sama dan
pengungkapan bersama.
56
Mutiara Medika
Vol. 10 No. 1:55-61, Januari 2010
57
Shanti Wardaningsih, Elya Rochmawati, Puji Sutarjo, Gambaran Strategi Koping ...
58
Mutiara Medika
Vol. 10 No. 1:55-61, Januari 2010
jiwa, yang saya tahu ya sakit pikirannya tidak harmonis. Hal ini menunjukkan bahwa
gitu lah mbak, orang gila ya mbak susah ada komunikasi yang disfungsional dalam
ngobatinnya. Katanya orang-orang itu keluarga. Seperti ungkapan P3 berikut ini:
karena gangguan dedemit gitu lah mbak, “ ...bingung mbak, mau ngomong sama
terus tak bawa ke pak kiayi ke orang pinter, siapa, mau minta tolong ke siapa, keluarga
katanya memang diikuti sama makhluk saya pada nggak peduli, ya pada mikir
halus. Jadi kayak gitu mbak sekarang sering sendiri-sendiri lah mbak dengan urusan
ngomong sendiri.” Keluarga memandang sendiri-sendiri.” Pola komunikasi yang
bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh disfungsional dapat menghambat keluarga
makhluk halus dan sejenisnya sehingga dalam berinteraksi satu dengan yang lain.
keluarga akan mencari pengobatan Strategi koping keluarga yang
kepada dukun atau paranormal sebagai sering digunakan dalam merawat pasien
bentuk proses penyembuhannya. Berbeda skizofrenia dapat digolongkan menjadi dua
dengan partisipan lainnya mengatakan yaitu strategi koping keluarga internal dan
bahwa gangguan jiwa yang diderita karena strategi koping keluarga eksternal.
faktor lingkungan, sehingga tindakan Strategi koping keluarga internal
yang dilakukan juga akan mempengaruhi meliputi beberapa hal yaitu: 1) Bergantung
keluarga. Ungkapan P4 menunjukkan pada kelompok keluarga. Seperti ungkapan
bahwa partisipan sudah mengetahui tentang P4, keluarga besar ikut serta dalam
gangguan jiwa: “....kalau gangguan jiwa itu mencari informasi bantuan untuk setiap
setahu saya ya ada yang tidak beres dengan masalah yang dihadapi keluarga. “....ada
pikirannya, terganggu jiwanya gitulah mbak. saudara adiknya suami saya, kebetulan
Penyebabnya macam-macam. Kalau anak kerja diPakem bantu urusan kami, ngasih
saya ini karena lingkungan kerjanya, baru arahan-arahan sama kami jadi kami nggak
pulang dari kerja itu anak saya jadi diam bingung-bingung lagi.” Melalui kekuatan
terus, kalau diajak ngomong jawabnya itu- internal keluarga besar pula keluarga
itu aja, saya tanya tentang pekerjaannya, tidak merasa khawatir terhadap masalah
malah ngamuk-ngamuk. Terus sama yang dihadapinya. Seperti ungkapan P5
bapaknya coba menanyakan ke tempat berikut ini: “Alhamdulillah mbak, keluarga
kerjanya ada masalah apa disana, sudah besar sangat membantu kami. Mencarikan
ketemu masalahnya langsung kami bawa bantuan pengobatan, jadi kami nggak
ke Pakem mbak..”. bingung-bingung lagi. Sekarang anak
Faktor pola-pola komunikasi saya sudah di pondok diobatin disana.”
keluarga. Sebuah keluarga yang fungsional 2) Pemaknaan masalah. Dalam rentang
menggunakan pola-pola komunikasi dengan respon kecemasan, keluarga cenderung
karakteristik pola-pola interaksi sirkular dari berada pada rentang respon adaptif, yaitu
keluarga, sehingga akan ada umpan balik menerima keadaan salah satu anggota
dengan komunikasi yang terbuka antara keluarga yang mengalami gangguan
satu dengan yang lain. Pola komunikasi jiwa. Salah satu ungkapan P4 berikut ini
yang dibentuk oleh keluarga dapat mendukung hal tersebut: “....kami yakin kok
memudahkan keluarga untuk mengambil mbak, meskipun 20 tahun kami merawatnya
keputusan dalam proses penyembuhan, dan belum sembuh sampai sekarang,
seperti ungkapan P4 berikut ini: “ ...kami semoga dengan jalan ini menjadikan kami
selalu diskusi terus, cari solusi terus lebih dekat sama Allah”. 3) Pemecahan
bagaimana baiknya, Alhamdulillah sekarang masalah secara bersama-sama. Semua
sudah 2 tahun nggak pernah kumat lagi.” partisipan menggunakan strategi koping
Dalam pengkajian masalah perawatan ini sebagai salah satu strategi yang sering
dalam family health care disebutkan bahwa dilakukan oleh keluarga. Ungkapan dari
salah satu faktor masalah dalam keluarga “...kami diskusi terus sama keluarga besar
adalah hubungan suami istri yang tegang, kalau anak saya ini kambuh lagi, cari
hubungan orang tua dan anak yang tegang, solusi bagaimana baiknya. Kadang mereka
serta hubungan antar anggota keluarga membantu masalah biaya pengobatan
59
Shanti Wardaningsih, Elya Rochmawati, Puji Sutarjo, Gambaran Strategi Koping ...
kalau pas kami nggak punya biaya.” yakin Allah itu akan nolong orang-orang
Ungkapan menunjukkan bahwa diskusi yang susah”. Zikir dan bacaan dalam
bersama keluarga menjadi strategi yang sholat membuat hati seseorang menjadi
sering dilakukannya, sebagai berikut: tenang, sesuai dengan riset Hawari yang
“ .....pada awal mbak saya ini sakit, semua menyimpulkan bahwa keadaan psikologis
keluarga ngumpul disini, kebetulan mbak yang tenang serta motivasi hidup yang
saya ini paling tua jadi kami adik-adiknya tinggi memiliki kontribusi sampai 50%
diskusi bersama mencari pengobatan untuk mendukung kesembuhan pasien
untuk menyembuhkan mbak. Kebetulan yang sakit.7 Ungkapan P1 dan P5 sebagai
di Puskesmas juga sudah ada obatnya, berikut : “Kami cuma bisa berdoa mbak
jadi kami putuskan untuk pengobatannya sama gusti Allah…pasrah dan sabar sajalah
di puskesmas aja mbak lebih dekat, jadi mbak….” Sabar dan kepasrahan diyakini
kami nggak bingung-bingung lagi mikirin merupakan salah satu bentuk motivasi
biaya.” 4) Pengungkapan bersama, seperti dan kekuatan yang dapat dilakukan oleh
yang diungkapkan oleh P1: “....kalau keluarga ketika menghadapai suatu
ibunya ini agak bingung-bingung sering masalah. Hal ini dibuktikan oleh P4 dalam
melamun, saya coba selalu tanya apa melakukan perawatan anggota keluarga
yang dipikirkannya, dari sana saya jadi yang menderita gangguan jiwa selama
tahu mbak apa yang ibunya ini rasakan. 20 tahun lamanya. Seperti ungkapannya
terus saya coba kasih masukan mbak, sebagai berikut: “….kuncinya berdoa mbak,
jangan sering melamun, buat kerja apa aja. sabar dan pasrah sama Gusti Allah. Kami
Yang penting jangan melamunlah mbak.” yakin kok mbak, 20 tahun bukan waktu
Pengungkapan perasaan dan persoalan- yang lama merawatnya buktinya kami bisa
persoalan sangat menguntungkan dan menjalaninya.” 2) Mencari dukungan sosial.
mengurangi ketegangan-ketegangan Mencari dukungan sosial yaitu mencari
keluarga, sehingga terjalin ikatan keluarga bantuan dari lingkungan sekitarnya, dengan
yang kuat. Hal ini sangat membantu ketika keluarga besar, tokoh masyarakat dan
keluarga mengalami trauma karena anggota pemerintah sekitar. P1 mengungkapakan
keluarga sangat membutuhkan dukungan. bahwa ia mendapat bantuan dari pedukuhan
Disamping itu, pengungkapan bersama dan RT sekitar, seperti ungkapannya
dapat juga dilakukan dengan mengikuti berikut ini : “...ya mbak….saya cari bantuan
kegiatan-kegiatan dalam waktu luang. dari pedukuhan desa disini dikasih surat
Seperti yang diungkapkan oleh P2 berikut pengantar buat ASKES untuk tebus obat,
ini: “...saya sering menasihati mbak saya ini, terus dapat bantuan dari bapak RT juga”.
kalau mau sembuh jangan sering melamun, Dukungan sosial juga dapat diberikan
tapi cari aktivitas di rumah. Terus itu yang melalui keluarga besar, seperti ungkapan P2
kasih pakan ternak setiap hari ya mbak dan P5 berikut ini : “...ada keluarga adiknya
saya ini. Saya sering juga ngajak mbak ipar suami saya kebetulan kerja di Pakem, ia
saya nonton kuda lumping di sini kalau pas yang memberi arahan ini harus bagaimana
ada, kebetulan dulu sebelum sakit dia hobi dan dibawa kemana…dari sana kami dapat
nonton itu”. bantuan jadi kami tidak perlu bingung lagi…”
Strategi koping keluarga eskternal
meliputi 1) Mencari dukungan spiritual. Kesimpulan
Mencari dukungan spiritual keluarga dapat
dilakukan dengan melakukan pendekatan 1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kepada Tuhan melalui sholat seperti strategi koping keluarga dalam
yang diungkapkan P1: “....saya sudah merawat penderita gangguan jiwa
mencari kemana-mana waktu ibu pergi yaitu terdiri faktor keuangan (status
dari rumah dan saya bawa sholat tahajud sosial ekonomi), faktor keyakinan
mbak tiap malam, zikir, berdoa sama Allah. (agama), faktor dukungan sosial, faktor
Alhamdulillah setelah 3 hari ibu pulang pengetahuan keluarga, dan faktor pola-
dengan sendiri setelah itu mbak saya pola komunikasi.
60
Mutiara Medika
Vol. 10 No. 1:55-61, Januari 2010
61