You are on page 1of 17

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH DI

KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2007-2011

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Geografi

Oleh :

SRI PURWANINGSIH

NIM :E100100029

Kepada

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014
1

ANALYSIS OF REGIONAL ECONOMIC GROWTH IN WONOGIRI DISTRICT AT


YEAR 2007-2011
SRI PURWANINGSIH1, M.MUSIYAM2 , RETNO WORO KAEKSI3
1
Student in Geography Faculty Muhammadiyah University of Surakarta
2. 3
Lecture in Geography Faculty Muhammadiyah University of Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102

ABSTRACT
Wonogiri District is the object of this research and the unit of analysis is sub-
district. District Wonogiri based administrative districts divided into 25 geographical
districts and Wonogiri characterized karst mountains and hills. Most of its territory is
located in the hills region and dry soil conditions in the area is a challenge, especially in
the field of economic development. It could be an obstacle that is difficult mobility of
people, goods, and services in economic activity and therefore contributes to the economy
of the sub-districts. With the potential that varies geographically, space becomes a very
important aspect in the study of economic development. In the years 2011-2031 RTRW
Wonogiri there is spatial structure plan the district is the urban center of the system that
describes the position and function of the district. Spatial structure is the arrangement of
settlements and infrastructure network systems that support social and economic activities
that have a functional relationship hierarchically.
In this research, there are three objectives of the research are (1) determine the
economic growth the beetwen sub-districts classified into a hierarchy of high, medium,
and low, (2) determine the spatial structure of linkage system based on the hierarchy of
urban centers of economic growth the beetwen sub-district, and (3) know what sectors the
support the economic growth in district wonogiri. The method used in this research is
secondary data analysis. Analysis of these data using method sturgess, chi square test, and
the method of location quotient (LQ).
The results of the determination of hierarchy is contained in the high hierarchy is
Sub-District Baturetno, and medium hierarchy in the Pracimantoro Sub-District,
Tirtomoyo Sub-District, Wuryantoro Sub-District, Selogiri Sub-District,Wonogiri Sub-
District, Ngadirojo Sub-District, Sidoharjo Sub-District, Purwantoro Sub-District,
Bulukerto Sub-District, Slogohimo Sub-District, and Jatisrono Sub-District. While there
is a low hierarchy in the Paranggupito Sub-District, Giritontro Sub-District, Giriwoyo
Sub-District, Batuwrno Sub-District, Karangtengah Sub-District, Nguntoronadi Sub-
District, Eromoko Sub-District, Manyaran Sub-District, Jatiroto Sub-District, Kismantoro
Sub-District, Puhpelem Sub-District, Jatipurno Sub-District, and Girimarto Sub-District.
The results of classification to economic growth in Wonogiri beetwen sub-district shows
the proportion of inequality regions for districts that have low hierarchy most. The rate
hierarchy of economic growth of region in the beetwen sub-district has no relation with
the spatial structure of the system is based on urban centers means thet higher the degree
og urban of su-district have no effect on the economic growth of the region. High
economic growth in the region formed by the leading economic sector, in this case district
wonogiri has leading sector namely agriculture.

Keywords : Economic Growth beetwen Sub-District, Regional Economic Inequality,


Correlation System Urban Activity Center With Hierarchy and Economic Growth,
Economic Sector Featured
2

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN WONOGIRI


TAHUN 2007-2011
SRI PURWANINGSIH , M.MUSIYAM2, RETNO WORO KAEKSI3
1
1
Mahasisiwi Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
23
. Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta57102

ABSTRAK
Kabupaten Wonogiri merupakan obyek dalam penelitian ini dan unit analisis
penelitian adalah kecamatan. Kabupaten Wonogiri berdasarkan administrasinya dibagi
menjadi 25 kecamatan dan secara geografis Kabupaten Wonogiri memiliki ciri
pegunungan dan perbukitan karst. Sebagian wilayahnya yang berada pada daerah bukit-
bukit dan tanahnya kering, kondisi daerah tersebut menjadi tantangan dalam
pembangunan khususnya di bidang ekonomi. Hal tersebut bisa menjadi kendala yaitu
sulitnya mobilitas orang, barang, dan jasa dalam kegiatan ekonomi sehingga berpengaruh
terhadap perekonomian wilayah kecamatan. Dengan potensi geografis yang bervariasi ,
aspek ruang menjadi sangat penting dalam telaah ekonomi wilayah. Di dalam RTRW
Kabupaten Wonogiri tahun 2011-2031 terdapat rencana struktur ruang wilayah kabupaten
yaitu sistem pusat kegiatan perkotaan yang menjelaskan kedudukan dan fungsi
kecamatan. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Dalam penelitian ini terdapat tiga tujuan dilakukannya penelitian yaitu (1)
mengetahui pertumbuhan ekonomi antarkecamatan yang diklasifikasikan menjadi hierarki
tinggi, sedang, dan rendah, (2) mengetahui keterkaitan struktur ruang wilayah
berdasarkan sistem pusat kegiatan perkotaan dengan hierarki pertumbuhan ekonomi
wilayah kecamatan, dan (3) mengetahui sektor apa yang menunjang pertumbuhan
ekonomi wilayah Kabupaten Wonogiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis data sekunder. Analisis data tersebut menggunakan metode sturgess, uji
chi square, dan metode ocation quotient.
Hasil penentuan hierarki yaitu hierarki tinggi terdapat pada satu kecamatan yaitu
Kecamatan Baturetno, dan hierarki sedang terdapat pada Kecamatan Pracimantoro,
Kecamatan Tirtomoyo, Kecamatan Wuryantoro, Kecamatan Selogiri, Kecamatan
Wonogiri, Kecamatan Ngadirojo, Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Purwantoro,
Kecamatan Bulukerto, Kecamatan Slogohimo, dan Kecamatan Jatisrono. Sedangkan
hierarki rendah terdapat pada Kecamatan Paranggupito, Kecamatan Giritontro,
Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Batuwarno, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan
Nguntoronadi, Kecamatan Eromoko, Kecamatan Manyaran, Kecamatan Jatiroto,
Kecamatan Kismantoro, Kecamatan Puhpelem, Kecamatan Jatipurno, dan Kecamatan
Girimarto. Hasil penentuan hierarki menunjukkan adanya ketimpangan antarwilayah
kecamatan di Kabupaten Wonogiri karena jumlah kecamatan yang termasuk hierarki
rendah jumlahnya paling banyak Tingkat hierarki pertumbuhan ekonomi wilayah
antarkecamatan tidak memiliki hubungan dengan struktur ruang wilayah berdasarkan
sistem pusat kegiatan perkotaan artinya semakin tinggi derajat perkotaan suatu kecamatan
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah. Pertumbuhan ekonomi
wilayah yang tinggi terbentuk oleh sektor ekonomi unggulan, dalam hal ini kabupaten
wonogiri memiliki sektor unggulan yaitu sektor pertanian.

Kata kunci: Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Antarkecamatan, Ketimpangan


Ekonomi Wilayah, Hubungan antara Struktur Ruang Wilayah dengan Hierarki
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kecamatan, Sektor Ekonomi Unggulan.
3

PENDAHULUAN Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Atas


Dasar Harga Konstan 2000 di Eks
Menurut Bintarto (1981) geografi Karesidenan Surakarta Tahun 2007-
adalah ilmu yang mempelajari 2011(dalam persen)
hubungan kausal gejala-gejala di
Kabupaten / 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-
permukaan bumi, baik secara fisik Kota rata
maupun menyangkut makhluk hidup
beserta permasalahannya melalui Boyolali 4,08 4,04 5,16 3,6 5,28 4,43
pendekatan keruangan, pendekatan Klaten 3,31 3,93 4,24 1,73 1,96 2,94
Sukoharjo 5,11 4,84 4,76 4,65 4,59 4,68
ekologi, dan pendekatan regional,
untuk kepentingan program, proses, Wonogiri 5,08 4,34 4,67 3,14 4,47 4,33
dan keberhasilan pembangunan. Karanganyar 5,74 5,75 5,54 5,42 5,5 5,59
Berkaitan dengan permasalahan Sragen 5,73 5,69 6,01 6,09 6,53 6,01
ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi Surakarta 5,82 5,69 5,9 5,94 6,04 5,88
wilayah, pendekatan keruangan Sumber : PDRB Kabupaten Wonogiri
diperlukan untuk menelaah potensi 2011
ekonomi dalam suatu wilayah. Ketimpangan pembangunan
Pertumbuhan ekonomi antarkabupaten merupakan hal yang
merupakan suatu gambaran mengenai umum terjadi. Kabupaten Wonogiri
dampak kebijaksanaan pembangunan yang merupakan daerah pegunungan
yang dilaksanakan khususnya di bidang dan perbukitan mempunyai tingkat
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pembangunan yang berbeda, baik dari
wilayah ditandai dengan perubahan segi fisik maupun materi. Jika
(peningkatan/penurunan) produk dipandang dari aspek geografis,
domestik regional bruto (PDRB). Kabupaten Wonogiri yang memiliki
Peningkatan PDRB dari tahun ke tahun luas wilayah 182.236,0236 ha yang
merupakan indikator keberhasilan meliputi 25 kecamatan dengan kondisi
pembangunan. geografis berupa daerah pegunungan
Secara agregat pertumbuhan dan perbukitan karst memang menjadi
ekonomi di Kabupaten Wonogiri tantangan tersendiri dalam proses
selama lima tahun yaitu pada tahun pembangunan. Banyaknya daerah yang
2007 cukup tinggi mencapai 5,08 %, berada pada deerah bukit-bukit dan
selanjutnya pada tahun 2009 turun terpencil tentu menyulitkan dalam
menjadi 4,67 %, dan di tahun 2011 pembangunan. Di samping itu, jarak
sebesar 4,47 %. Diketahui bahwa rata- antar desa dan antarkecamatan yang
rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten jauh juga menjadi pertimbangan dalam
Wonogiri berada pada tingkat terendah interaksi antarwilayah. Di Wonogiri
kedua setelah Kabupaten Klaten. Hal hampir sebagian besar tanahnya tidak
ini dapat di lihat pada tabel 1.1. terlalu subur untuk pertanian,
berbatuan dan kering membuat
penduduknya lebih banyak merantau.
Selain itu, kesenjangan mengenai
jumlah penduduk di Kabupaten
Wonogiri pada dimana persebaran
jumlah penduduk yang tidak merata.
Ketimpangan dalam jumlah penduduk
ini akan berpengaruh terhadap PDRB
masing-masing kecamatan, semakin
banyak jumlah penduduk semakin
4

banyak yang diberdayakan guna Tidak dapat disangkal bahwa


mendorong pertumbuhan ekonomi. adanya ruang adalah merupakan
Pertumbuhan ekonomi suatu prasyarat mutlak dalam analisis
wilayah tergantung dari sumber daya ekonomi dan perencanaan
alam dan keunggulan atau daya saing pembangunan pada tingkat wilayah
sektor-sektor ekonomi di wilayahnya. (Sjafrizal, 2012). Dengan potensi
Sumbangan dari sektor ekonomi yang geografis yang bervariasi, aspek ruang
paling tinggi menjadi keunggulan atau ini menjadi sangat penting. Di dalam
sektor potensial diantara sektor RTRW Kabupaten Wonogiri tahun
ekonomi yang lain di suatu wilayah. 2011-2031 menjelaskan bahwa
Nilai strategis setiap sektor ekonomi perencanaan tata ruang adalah suatu
menjadi pendorong utama (prime proses untuk menentukan struktur
mover) pertumbuhan ekonomi wilayah. ruang dan pola ruang yang meliputi
Dalam rangka meningkatkan penyusunan dan penetapan rencana tata
pertumbuhan ekonomi daerah, peran ruang dan di dalamnya terdapat
pemerintah sangat diperlukan yaitu rencana struktur ruang wilayah
dalam pembuatan strategi dan Kabupaten yaitu sistem pusat kegiatan
perencanaan pembangunan daerah perkotaan yang menjelaskan
dengan memperhatikan pergeseran kedudukan dan fungsi kecamatan.
sektor ekonomi dari tahun ke tahun. Struktur ruang adalah susunan pusat-
pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi
sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara
hirarkis memiliki hubungan fungsional.
Tabel1.2 Pembagian Sistem Pusat Kegiatan Perkotaan Kabupaten Wonogiri Berdasarkan RTRW
Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2031

Sistem Pusat Kegiatan Fungsi Lingkup wilayah


Perkotaan
PKL (Pusat Kegiatan Sebagai pusat pemerintahan, Kecamatan Wonogiri
Lokal ) perdagangan dan jasa,
pendidikan, permukiman,
transportasi, dan industri
berada di seluruh kecamatan
meliputi Kecamatan
Wonogiri.
PKLp (Pusat Kegiatan Sebagai kawasan Kecamatan Purwantoro,Kecamatan Pracimantoro
Lokal Promosi) perdagangan, permukiman, Kecamatan Baturetno
pendidikan, dan pertanian.
PPK ( Pusat Pelayanan Sebagai kawasan Kecamatan Eromoko, Kecamatan Manyaran, Kecamatan
Kawasan) permukiman, pelayanan jasa, Ngadirojo, Kecamatan Tirtomoyo, Kecamatan Kismantoro,
pelayanan sosial dan kegiatan Kecamatan, Paranggupito, Kecamatan, Giritontro,
ekonomi yang melayani Kecamatan Batuwarno, Kecamatan Karangtengah,
kegiatan skala kecamatan atau Kecamatan Nguntoronadi,Kecamatan Jatiroto, Kecamatan
beberapa desa Bulukerto, Kecamatan Puhpelem, Kecamatan Giriwoyo
Kecamatan Jatipurno, Kecamatan Girimarto, Kecamatan
Slogohimo, Kecamatan Jatisrono, Kecamatan Selogiri,
Kecamatan Wuryantoro, Kecamatan Sidoharjo
Sumber : RTRW Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2031
5

Mengacu pada latar belakang di Interval kelas =


atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: Nilai Tertinggi - Nilai Terendah
1. Bagaimana pertumbuhan ekonomi
wilayah kecamatan- kecamatan di Jumlah Kelas
Kabupaten Wonogiri tahun 2007- Setelah diperoleh interval kelas
2011? maka dapat dibuat hierarki sesuai
2. Bagaimana hubungan antara jumlah kelas yang diinginkan.
struktur ruang wilayah dengan Dalam penelitian ini untuk
pertumbuhan ekonomi wilayah menentukan hierarki pertumbuhan
kecamatan tahun 2007-2011? ekonomi masing- masing kecamatan
3. Sektor ekonomi apa yang termasuk menggunakan standar lokal (relatif)
sektor unggulan yang menunjang yang mana digunakan untuk
pertumbuhan ekonomi wilayah di membandingkan pertumbuhan
Kabupaten Wonogiri tahun 2007- ekonomi antarwilayah kecamatan di
2011? Kabupaten Wonogiri. Hierarki
Adapun tujuan penelitian sebagai pertumbuhan ekonomi wilayah
berikut: kecamatan dicari dengan rumus
4. Mengetahui pertumbuhan ekonomi Sturgess yaitu rata-rata pertumbuhan
wilayah kecamatan- kecamatan di ekonomi tertinggi dikurangi rata-rata
Kabupaten Wonogiri tahun 2007- pertumbuhan ekonomi terendah dibagi
2011 3 karena kelas yang dikehendaki yaitu
5. Mengetahui hubungan antara kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas
struktur ruang wilayah dengan rendah. Formula untuk menentukan
pertumbuhan ekonomi wilayah laju pertumbuhan ekonomi tiap
kecamatan tahun 2007-2011 kecamatan yaitu
6. Mengetahui sektor ekonomi PDRBt -ekonomi
Pertumbuhan PDRBt-1(%) =
unggulan yang menunjang
pertumbuhan ekonomi wilayah di PDRBt - PDRBt-1
Kabuapaten Wonogiri tahun 2007- × 100
2011 PDRBt-1
Keterangan : PDRBt = PDRB tahun
METODE PENELITIAN tertentu
Metode penelitian yang
digunakan yaitu analisa data sekunder. PDRBt-1 = PDRB satu
Selanjutnya dilakukan analisa data tahun sebelumnya
dengan menggunakan metode sebagai 2. Analisa Chi Kuadrat / Chi Square
berikut : Analisa chi kuadrat dilakukan
1. Metode Hierarki untuk menguji korelasi atau ada
Metode hierarki adalah suatu tidaknya hubungan dua variabel dalam
cara kuantitatif dalam bentuk kategori yang datanya didapat
pengklasifikasian suatu wilayah dari hasil menghitung. Dalam hal ini
berdasarkan tingkatan paling tinggi uji chi kuadrat digunakan untuk
kepada tingkatan paling rendah pengujian korelasi sistem pusat
berdasarkan parameter tertentu. Dalam kegiatan perkotaan dan hierarki
penelitian ini teknik hierarki pertumbuhan ekonomi wilayah
menggunakan rumus Sturgess sebagai kecamatan. Rumus yang digunakan
berikut : sebagai berikut :
6

∑(F0-FH)2 peranannya dalam perekonomian


daerah itu dengan peranan kegiatan
X2 = FH × 100 sejenis dalam perekonomian regional
atau nasional.
(Zuldafrial, 2012) Persamaan dari LQ adalah :
keterangan :
yi/ yt
X2 : Chi Kuadrat LQ =
Yi/ Yt
F0 : Frekuensi Observasi
FH : Frekuensi Harapan Keterangan :
Uji Chi-Square untuk yi = Pendapatan sektor ekonomi di
mengamati ada tidaknya hubungan Kecamatan
antara dua variabel (baris dan kolom). yt = Pendapatan total Kecamatan
Di dalam SPSS, selain alat uji Chi- Yi = Pendapatan sektor ekonomi di
Square, juga dilengkapi dengan Kabupaten
beberapa alat uji yang sama tujuannya. Yt = Pendapatan total ekonomi di
Sebagai dasar dalam pengambilan Kabupaten
keputusan harus memenuhi syarat Terdapat tiga kondisi yang dapat
sebagai berikut : dicirikan dari hasil perhitungan LQ,
 Jika Chi-Square Hitung < Chi- yaitu :
Square Tabel maka Ho diterima a. Jika LQ > 1, maka sektor tersebut
atau merupakan sektor basis, artinya
Apabila nilai Asymp. Sig > 0,05 wilayah yang bersangkutan selain
maka ada korelasi yang signifikan dapat memenuhi kebutuhannya
(Ho diterima) sendiri juga memiliki potensi ekspor
 Jika Chi-Square Hitung > Chi- ke wilayah lain dalam kegiatannya.
Square Tabel maka Ho ditolak atau Dapat dikatakan pula bahwa
Apabila nilai Asymp. Sig < 0,05 wilayah tersebut terspesialisasi pada
maka tidak ada korelasi yang sektor yang bersangkutan (sektor
signifikan (Ho ditolak) basis).
3. LQ ( Location Quotient) b. Jika LQ = 1, maka sektor yang
Dengan teknik kuantitatif ini, bersangkutan hanya dapat
dapat menentukan kapasitas ekspor memenuhi kebutuhan di wilayahnya
perekonomian suatu daerah dan derajat sendiri, produk domestik habis di
kemandirian suatu sektor. Dalam wilayah tersebut.
analisis LQ, Kegiatan ekonomi suatu c. Jika LQ < 1, maka sektor tersebut
daerah dibagi menjadi dua golongan ; bukan sektor basis karena yang
a. Kegiatan sektor yang melayani bersangkutan tidak cukup untuk
pasar di daerah itu sendiri memenuhi kebutuhan wilayahnya
maupun diluar daerah yang sendiri, artinya wilayah tersebut
bersangkutan. Industri seperti ini tidak terspesialisasi pada sektor
dinamakan industry basis. tersebut.
b. Kegiatan sektor yang melayani
HASIL DAN PEMBAHASAN
pasar di daerah tersebut, jenis ini
dinamakan industry non basic Hasil perhitungan memberikan
atau industri lokal. hasil klasifikasi atau hierarki tinggi,
Teknik LQ mengukur konsentrasi sedang, dan rendah. Hierarki tinggi
dari suatu kegiatan dalam suatu daerah terdapat pada Kecamatan Baturetno
dengan cara membandingkan dengan angka rata-rata 6,01 persen dan
7

hierarki sedang dengan angka rata-rata tahun ke tahun yang menunjukkan


4,31 persen sampai 5,08 persen terjadinya peningkatan ataupun
terdapat di Kecamatan Pracimantoro, penurunan pada setiap sektor lapangan
Tirtomoyo, Wuryantoro, Selogiri, usaha. Pertumbuhan ekonomi selama
Wonogiri, Ngadirojo, Sidoharjo, lima tahun (2007-2011) pada masing-
Purwantoro, Bulukerto, Slogohimo, masing kecamatan di Kabupaten
dan Jatisrono. Sedangkan hierarki Wonogiri mengalami fluktuasi. Tren
rendah memiliki rata-rata 3,48 persen pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
sampai 4,28 persen terdapat pada Wonogiri merupakan hal yang wajar
Kecamatan Paranggupito, Giritontro, dalam pembangunan daerah, hal ini
Giriwoyo, Batuwarno, Karangtengah, berkaitan dengan kondisi fisik, sosial
Nguntoronadi, Eromoko, Manyaran, demografi, dan terlebih kondisi
Jatiroto, Kismantoro, Puhpelem, perekonomian di wilayah tersebut.
Jatipurno, dan Girimarto. Klasifikasi Secara agregat pertumbuhan ekonomi
terhadap pertumbuhan ekonomi terbentuk oleh 9 sektor ekonomi,
antarkecamatan di Kabupaten dimana sektor-sektor tersebut dapat
Wonogiri menunjukkan terjadinya berkembang sesuai dengan kondisi
ketimpangan wilayah karena proporsi wilayah itu sendiri. Kondisi fisik
kecamatan yang memiliki hierarki Kabupaten Wonogiri meliputi topografi
rendah paling banyak sedangkan bergelombang sampai sangat curam
hierarki tinggi dan hierarki sedang dengan morfologi daerah pegunungan
hanya beberapa kecamatan. dan perbukitan karst sehingga menjadi
Hasil penentuan hierarki hambatan dalam aksesibilitas maupun
menunjukkan bahwa hierarki teringgi pengaruhnya terhadap sumber daya
terdapat di Kecamatan Baturetno yang alam, penggunaan lahan yang terbentuk
mana bukan berfungsi sebagai pusat serta persebaran jumlah penduduk yang
kota kabupaten ataupun pemerintahan tidak merata dan persebaran sarana dan
sedangkan Kecamatan Wonogiri yang prasarana yang tidak merata pula
merupakan pusat pemerintahan dan sehingga mempengaruhi pertumbuhan
pusat kota Kabupaten Wonogiri justru wilayah khususnya di bidang ekonomi.
dikategorikan dalam hierarki sedang.
Hal tersebut dapat terjadi karena
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008
mengalami penurununan atau minus
0,82 sehingga mengakibatkan pada
rata-rata pertumbuhan ekonomi selama
lima tahun (2007-2011) yang berada
pada posisi di bawah Kecamatan
Baturetno dan dikategorikan dalam
hierarki sedang.
Pertumbuhan ekonomi sebagai
nilai relatif dari perubahan PDRB dari
8

Dalam RTRW Kabupaten PKL (Pusat Kegiatan Lokal berfungsi


Wonogiri tahun 2011- 2031 sebagai pusat pemerintahan,
menjelaskan bahwa perencanaan tata perdagangan dan jasa, pendidikan,
ruang yang di dalamnya terdapat permukiman, transportasi, dan
rencana struktur ruang wilayah industri), PKLp (Pusat Kegiatan Lokal
Kabupaten yaitu sistem pusat kegiatan Promosi berfungsi sebagai kawasan
perkotaan. Struktur ruang adalah perdagangan, permukiman, pendidikan,
susunan pusat-pusat permukiman dan dan pertanian), PPK (Pusat Pelayanan
sistem jaringan prasarana dan sarana Kawasan berfungsi sebagai kawasan
yang berfungsi sebagai pendukung permukiman,pelayanan jasa, pelayanan
kegiatan sosial ekonomi masyarakat sosial,dan kegiatan ekonomi melayani
yang secara hirarkis memiliki kegiatan skala kecamatan atau
hubungan fungsional. Setiap beberapa desa).
kecamatan di Kabupaten Wonogiri Dalam penelitian ini, uji
memiliki kedudukan dan fungsi kuantitatif yang digunakan untuk
masing-masing yang membentuk suatu mengukur korelasi sistem pusat
sistem pusat kegiatan perkotaan. kegiatan perkotaan dengan hierarki
Berkaitkan dengan hal tersebut, pertumbuhan ekonomi wilayah adalah
terdapat pola hubungan yang terjadi chi square. Hierarki pertumbuhan
dalam kegiatan ekonomi, sehingga ekonomi wilayah yaitu dengan melihat
dapat diketahui ada tidaknya hubungan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi
sistem pusat kegiatan perkotaan dengan dari tahun 2007-2011 yang didasarkan
hierarki pertumbuhan ekonomi wilayah pada besaran PDRB atas dasar harga
kecamatan. Pembagian sistem pusat konstan 2000. Secara umum, rata-rata
kegiatan perkotaan menurut kedudukan pertumbuhan ekonominya mengalami
dan fungsi kecamatan dalam peraturan perkembangan yang fluktuatif. Dengan
daerah tentang RTRW Kabuapten menggunakan metode hierarki, maka
Wonogiri tahun 2011-2031 meliputi diklasifikasikan ke dalam tiga kelas,
9

yaitu hierarki tinggi, sedang, rendah. melayani kegiatan skala kecamatan


Sedangkan sistem pusat kegiatan atau beberapa desa). Kedudukan dan
(SPK) perkotaan meliputi PKL, PKLp, fungsi tersebut tidak mempengaruhi
dan PPK. Pencapaian hierarki menurut tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah
sistem pusat kegiatan perkotaan yaitu kecamatan. Walaupun suatu kecamatan
hierarki tinggi hanya terdapat pada sebagai pusat pemerintahan, pusat
sistem PKLp dan yang lainnya hierarki pemerintahan, perdagangan dan jasa,
sedang terdapat pada setiap sistem pendidikan, permukiman, transportasi,
perkotaan PKL, PKLp, dan PPK , dan industri tidak menjadikan
sedangkan hierarki rendah terdapat kecamatan itu memiliki pertumbuhan
pada sistem PPK. ekonomi yang lebih baik daripada
Pada perhitungan Uji Chi Square kecamatan lain yang hanya berfungsi
menunjukkan angka 11.039 yang sebagai sebagai kawasan perdagangan,
artinya bahwa nilai chi square hitung permukiman, pendidikan, dan pertanian
lebih besar dari nilai chi square tabel dan sebagai kawasan
maka Ho ditolak. Selain itu terdapat permukiman,pelayanan jasa, pelayanan
Asymp. Sig. (2-sided) dengan nilai sosial,dan kegiatan ekonomi melayani
0,026 , dimana angka tersebut juga kegiatan skala kecamatan atau
menunjukkan nilai chi square. Hal ini beberapa desa. Dengan kata lain
dapat diketahui dengan semakin tinggi derajat perkotaan (suatu
membandingkan nilai probabilitas / kecamatan) maka tidak berarti pula
signifikasi dengan nilai Asymp. Sig. pertumbuhan ekonominya lebih tinggi
(2-sided). Nilai signifikasi yang dikarenakan potensi wilayah dan
digunakan sebesar 5 % atau 0,05 maka kondisi wilayah yang berbeda-beda
didapat keputusan bahwa Asymp. Sig. sehingga menyebabkan tingkat
(2-sided) lebih kecil dari probabilitas pendapatan PDRB yang berbeda pula.
sehingga Ho ditolak. Perbedaan kondisi geografis
Pada penjelasan di atas telah antarwilayah menyebabkan potensi
diketahui bahwa dasar penggambilan wilayah juga berbeda. Setiap wilayah
keputusan menunjukkan kesimpulan memiliki keunggulan atau sektor
yang sama, keduanya menunjukkan ekonomi unggulan yang mendorong
bahwa Ho ditolak. Hal tersebut berarti pertumbuhan ekonomi wilayah di
bahwa tidak terdapat hubungan antara daerah tersebut. Sektor ekonomi suatu
sistem pusat kegiatan perkotaan dengan wilayah dapat dapat dibagi dalam dua
hierarki pertumbuhan ekonomi golongan, yaitu sektor basis dimana
wilayah. Sebagaimana kesimpulan kelebihan dan kekurangan yang terjadi
tersebut, setiap kecamatan di dalam proses pemenuhan kebutuhan
Kabupaten Wonogiri memiliki tersebut menyebabkan terjadinya
kedudukan dalam sistem pusat kegiatan mekanisme ekspor dan impor antar
perkotaan yang terdiri dari PKL wilayah. Artinya industri basis ini akan
(sebagai pusat pemerintahan, menghasilkan barang dan jasa, baik
perdagangan dan jasa, pendidikan, untuk pasar domestik daerah maupun
permukiman, transportasi, dan pasar luar daerah. Sedangkan sektor
industri), PKLp (sebagai kawasan nonbasis adalah sektor dengan kegiatan
perdagangan, permukiman, pendidikan, ekonomi yang hanya melayani pasar di
dan pertanian), dan PPK (sebagai daerah sendiri, dan kapasitas ekspor
kawasan permukiman,pelayanan jasa, daerah belum berkembang.
pelayanan sosial,dan kegiatan ekonomi
10

Untuk mengetahui potensi perdagangan, hotel, dan restoran


aktivitas ekonomi yang merupakan berperan dalam pembentukan PDRB
indikasi sektor basis dan nonbasis Kabupaten Wonogiri yaitu sebesar
digunakan metode kuantitatif location 13,25 %. Besarnya peran sektor jasa
quotient (LQ). LQ juga menunjukkan dalam pembentukan PDRB Kabupaten
efisiensi relatif wilayah, serta terfokus Wonogiri tidak terlepas dari
pada substitusi impor yang potensial perdagangan barang ekspor non migas
atau produk dengan potensi ekspansi yang bersumber dari sebagian hasil
ekspor. Hal ini akan memberikan suatu sektor pertanian dimana Kabupaten
gambaran tentang industri mana yang Wonogiri menjadi komoditi ekspor
terkonsentrasi dan industri mana yang yang meliputi jamu tradisional,
tersebar (Shukla,2000 dalam janggelan, gaplek (singkong kering),
Rustiadi,et all, 2011). serta produk mebel, filet dan nila,
Hasil analisis LQ menunjukan rotan, produk kerajinan, dan batu
bahwa rata-rata LQ dari 9 sektor di mozaik.
Kabupaten Wonogiri terdapat cukup Sektor-sektor yang potensial
banyak wilayah yang bernilai LQ >1. untuk dikembangkan di tiap kecamatan
Semakin tinggi nilai LQ menunjukkan di Kabupaten Wonogiri karena
semakin tinggi pula potensi keunggu- memiliki keunggulan komparatif antara
lan sektor tersebut. Sektor pertanian; lain sektor listrik, gas, dan air bersih
sektor perdagangan, hotel, dan tercatat terdapat di 12 kecamatan yang
restoran; dan sektor listrik, gas, dan air memiliki LQ>1. Mengingat jumlah
bersih merupakan sektor paling penduduk di Kabupaten Wonogiri yang
dominan yang terdapat di Kabupaten banyak sehingga penggunaan listrik
Wonogiri. Hasil ini dapat dilihat dari semakin banyak pula dan banyaknya
hasil analisis LQ yaitu terdapat 17 daerah yang kurang akan air bersih
kecamatan yang memiliki nilai LQ >1 menjadikan sektor ini berkembang di
di sektor pertanian, 14 kecamatan yang tiap kecamatan di Kabupaten
memiliki nilai LQ >1 di sektor Wonogiri.
perdagangan, hotel, dan restoran, 12 Demikian hasil analisa masing-
kecamatan yang memiliki nilai LQ >1 masing kecamatan menunjukkan
di sektor listrik, gas, dan air bersih. bahwa sektor ekonomi unggulan pada
Beberapa produk pertanian masing –masing kecamatan bervariasi,
yang dapat dikembangkan di namun sektor ekonomi unggulan yang
Kabupaten Wonogiri terdiri dari mendominasi di Kabupaten Wonogiri
tanaman pangan seperti padi, singkong, adalah sektor pertanian sehingga
dan jagung, tanaman hortikultura mete, memberikan sumbangan yang paling
cengkeh, janggelan/cincau, dan besar terhadap PDRB kabupaten.
tanaman buah seperti mangga, Dengan kata lain, sektor pertanian
rambutan dan durian, juga aneka menjadi penunjang pertumbuhan
tanaman empon-empon dan cabe jamu ekonomi wilayah di Kabupaten
sebagai bahan pembuat obat herbal Wonogiri.
(jamu). Berbagai potensi ini apabila
dikembangkan dengan baik akan SIMPULAN DAN SARAN
menjadi salah satu upaya Mengacu pada hasil pembahasan
meningkatkan perekonomian penelitian tentang pertumbuhan
masyarakat terutama dari sektor ekonomi wilayah Kabupaten Wonogiri
pertanian. Sedangkan sektor
11

2007-2011 maka didapat kesimpulan 2. Berdasarkan uji Chi Kuadrat, tidak


sebagai berikut : ada hubungan antara struktur ruang
1. Berdasarkan pada hasil wilayah perkotaan menurut sistem
perhitungan dengan metode pusat kegiatan perkotaan dengan
hierarki (Strugess), hierarki hierarki pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi wilayah wilayah kecamatan artinya sistem
kecamatan didapat dari rata-rata pusat kegiatan perkotaan tidak
pertumbuhan ekonomi selama lima mempengaruhi pertumbuhan
tahun sehingga menghasilkan ekonomi wilayah. Kecamatan-
hierarki tinggi, hierarki sedang, kecamatan di Kabupaten Wonogiri
dan hierarki rendah. Hasil memiliki kedudukan dan fungsi
penentuan hierarki pertumbuhan dalam sistem pusat kegiatan
ekonomi antarkecamatan di perkotaan sebagai PKL (pusat
kabupaten wonogiri menunjukkan kegiatan lokal), PKLp(pusat
terjadinya ketimpangan wilayah kegiatan lokal promosi), dan PPK
karena proporsi kecamantan yang (pusat pelayanan kawasan).
memiliki hierarki rendah paling Kedudukan dan fungsi tersebut
banyak. Hal ini dapat dilihat pada tidak mempengaruhi pertumbuhan
klasifikasi pertumbuhan ekonomi ekonomi wilayah kecamatan.
wilayah pada masing-masing 3. Sektor ekonomi unggulan setiap
kecamatan di Kabupaten Wonogiri kecamatan diketahui dengan
: menggunakan teknik kuantitatif
 Hierarki tinggi meliputi LQ (Location Quotient).
Kecamatan Baturetno Berdasarkan perhitungan LQ,
 Hierarki sedang meliputi masing-masing kecamatan di
Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri memiliki
Kecamatan Tirtomoyo, sektor unggulan yang brevariasi,
Kecamatan Wuryantoro, namun sektor unggulan yang lebih
Kecamatan Selogiri, Kecamatan dominan terdapat pada sektor
Wonogiri, Kecamatan Ngadirojo, ekonomi pertanian. Sehingga
Kecamatan Sidoharjo , diperoleh kesimpulan sektor
Kecamatan Purwantoro, ekonomi yang menunjang
Kecamatan Bulukerto, pertumbuhan ekonomi wilayah di
Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri adalah sektor
Kecamatan Jatisrono. pertanian
 Hierarki rendah meliputi, Saran-saran :
Kecamatan Paranggupito, 1. Ketimpangan antarwilayah
Kecamatan Giritontro, kecamatan di Kabupaten Wonogiri
Kecamatan Giriwoyo, dalam hal kondisi wilayah
Kecamatan Batuwarno, geografis, sosial, dan ekonomi
Kecamatan Karangtengah, menjadi tugas pemerintah
Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri agar dapat
kecamatan eromoko, Kecamatan mengupayakan pembangunan yang
Manyaran, Kecamatan Jatiroto, seimbang dan merata di semua
Kecamatan Kismantoro, kecamatan guna mendorong
kecamatan Puhpelem, kemajuan perekonomian wilayah
Kecamatan Jatipurno, dan Kabupaten wonogiri.
Kecamatan Girimarto.
12

2. Sektor ekonomi unggulan yang


mendorong pertumbuhan ekonomi
wilayah Kabupaten Wonogiri
adalah sektor pertanian. Walaupun
keadaan geografis tanahnya yang
kurang subur tapi sektor pertanian
menjadi sektor unggulan sehingga
pemerintah daerah harus
mempertahankan dan juga
meningkatkan produktifitas
pertanian untuk mendorong
kemajuan perekonomian
Kabupaten Wonogiri.
3. Keadaan geografis Kabupaten
Wonogiri yang kurang mendukung
perekonomian wilayah menjadi
tantangan dalam pembangunan.
Dalam hal ini pemerintah perlu
memberdayakan sumberdaya
manusia (penduduk) yang dapat
dikaryakan untuk kepentingan
pembangunan ekonomi daerah
seperti pendirian industri
menengah atau industri besar yang
dapat menyerap tenaga kerja di
Kabupaten Wonogiri sehingga
tidak terjadi urbanisasi yang tinggi.
13

Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Analisis LQ Rata-rata Tiap Kecamatan Di Kabupaten Wonogiri Tahun 2007-201

No Lapangan Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Bangunan Perdagangan, Pengangkutan Keuangan, Jasa-Jasa
usaha dan Penggalian Pengolahan Gas, dan Hotel, dan dan Persewaan & Jasa
Kecamatan Air Restoran komunikasi Perusahaan
1 Pracimantoro 1,22 0,40 0,90 1,01 0,46 1,05 0,81 0,68 0,58
2 Paranggupito 1,48 0,00 1,42 0,61 0,65 0,76 0,05 0,54 0,27
3 Giritontro 1,28 0,02 1,28 1,65 0,65 1,01 0,16 0,79 0,08
4 Giriwoyo 1,28 6,08 0,83 1,32 0,55 1,00 0,13 0,67 0,51
5 Batuwarno 1,48 0,94 0,62 0,95 0,84 0,83 0,21 0,60 0,23
6 Karangtengah 1,64 0,04 0,63 0,30 0,35 0,62 0,06 0,34 0,22
7 Tirtomoyo 0,84 4,98 2,21 0,80 0,90 1,14 0,86 1,12 0,88
8 Nguntoronadi 1,92 1,42 0,69 0,92 0,79 0,93 0,21 0,73 0,01
9 Baturetno 0,68 2,33 0,62 1,22 0,98 1,04 2,33 1,32 1,17
10 Eromoko 1,37 0,36 0,47 1,03 0,56 0.96 0,25 0,68 0,63
11 Wuryantoro 1,11 0,20 0,43 1,01 0,52 0,82 1,13 0,86 1,15
12 Manyaran 1,27 0,12 0,99 0,82 1,00 0,84 0,19 0,69 0,89
13 Selogiri 0,79 0,15 0,61 1,87 0,99 1,41 0,28 1,27 2,00
14 Wonogiri 0.41 0,02 0,31 0,91 1,36 0,70 1,90 1,34 0,76
15 Ngadirojo 0,81 0,26 0,42 0,93 1,35 0,72 3,65 0,65 0,42
16 Sidoharjo 0,82 0,27 0,44 0,86 1,25 0,98 1,88 0,95 1,27
17 Jatiroto 1,22 0,57 0,61 1,17 0,31 1,34 0,21 0,86 0,80
18 Kismantoro 1,41 2,17 0,17 0,62 0,55 1,17 0,09 0,78 0,14
19 Purwantoro 0,88 1,14 1,86 0,97 1,01 1,29 0,24 1,42 1,25
20 Bulukerto 1,08 0,29 2,81 0,90 1,36 1,08 0,23 0,91 0,01
21 Puhpelem 1,02 0,54 5,78 0,46 0,61 0,84 0,05 0,64 0,31
22 Slogohimo 1,08 0,10 1,01 1,33 0,91 1,43 0,21 1,20 0,81
23 Jatisrono 0,54 0,05 1,33 1,33 1,90 1,21 2,12 2,37 0,93
24 Jatipurno 1,23 0,03 0,66 1,11 1,01 1,39 0,19 1,11 0,44
25 Girimarto 1,05 3,11 1,12 1,30 1,52 1,23 0,23 1,23 0,67

Sumber : olah data sekunder


14

DAFTAR PUSTAKA Analisis Wilayah. Malang :


Bayumedia
Bintarto . 1981. Metode Penelitian Wiyatri. 2012. Kajian Pertumbuhan
Geografi. Yogyakarta : LP3ES Ekonomi Wilayah Kabupaten
Arsyad Lincolin. 2010. Ekonomi Sukoharjo Periode 2004-2008.
Pembangunan Edisi Ke Lima. Skripsi S-1. Surakarta : Fakultas
Yogyakarta :UPPSTIM YKPN Geografi UMS
Bambang Prishardoyo. 2008. Analisis Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Penelitian Wilayah Kontemporer.
dan Potensi Ekonomi terhadap Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Produk Domestik Regional Bruto Zuldafrial. 2012. Penelitian Kuantitatif.
(PDRB) Kabupaten Pati Tahun Yogyakarta : Media Perkasa
2002–2005. Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang,
Volume 1 Hal 1-8
Badan Pusat Statistik dan BAPPEDA.
2012. PDRB Kabupaten
Wonogiri Tahun 2011. Wonogiri
: BPS
Dahlan, Sopiyudin. 2012. Seri 10
Analisis Multivariat Regresi
Linear: Disertai Praktik Dengan
SPSS. Jakarta : Epidemiologi
Indonesia
Hilal Almulaibari. 2011. Analisis
Potensi Pertumbuhan Ekonomi
Kota Tegal Tahun 2004-2008.
Skripsi S-1. Semarang :
Universitas Diponegoro
Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri
Nomor 9 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2011 -
2031
Rustiadi, Ernan et al. 2010.
Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah. Jakarta : Yayasan
Pustaka Obor Indonesia
Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah dan
Perkotaan. Jakarta : LP3ES
Sunyoto, Danang. 2013. Analisis Data
Ekonomi Dengan Menggunakan
SPSS. Jakarta : PT. Indeks
Permata Puri Media
Wibowo, Rudi dan Soetriono. 2004.
Konsep, Teori, dan Landasan

You might also like