You are on page 1of 12

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH

KOTA SURAKARTA TAHUN 2010-2013

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajatSarjana S-1
Program Studi Geografi

Diajukan Oleh:
Latif Widiyanti
NIM : E 100110046

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HALAMAN PERSETUJUAN
NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH


KOTA SURAKARTA TAHUN 2010-2013

Latif Widiyanti
NIM: E 100110046

Telah disetujui dan dilaksanakan ujian skripsi pada:


Hari :
Tanggal :

Tanda Tangan
Pembimbing I : Drs. Priyono, M.Si (............................ )
Pembimbing II : Dra. Retno Woro Kaeksi (............................ )

Mengetahui,
Sekretaris Fakultas

Drs. H. Yuli Priyana, M.Si


ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH
KOTA SURAKARTA TAHUN 2010-2013
Analysis Of Economic Growth Areas
Surakarta City Year 2010-2013

Latif Widiyanti
Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102
Telp.(0271) 717417 ext. 151-153, Fax (0271)715448
Email: diajeng.latifwidi@gmail.com

ABSTRACT
Surakarta city lies between the strategic lines that connect the
transportation of Central Java, Yogyakarta and East Java. The transport links are
very beneficial for the economy of Surakarta. The existence of the centers of
community activity such as terminals, markets, stations, airports and tourist
attractions history is unbelievably encouraging the development of sectors of
trade and services. Surakarta economic growth or development of the past twelve
years tends to increase except in 2008 and 2013. The decline service sector,
resulting in a decrease in economic growth in 2013.
In this study, the selection of Surakarta as an area of research because it
is an administrative region Surakarta narrow and limited natural resources, it is
proved by the population working in agriculture is very little compared with other
sectors. Their center of activities that encourage trade and tourism activity raises
a question of how its role in the economy and the spread in Surakarta. The aim of
this study is to examine the pattern of economic growth sub-districts in the city of
Surakarta in 2010-2013 and examines the role of the leading sectors of Surakarta,
Central Java on the Economy 2010-2013.
The method used in this research is qualitative methods of analysis
using a combination of qualitative and quantitative approaches, with a greater
proportion of quantitative methods whereas qualitative methods are quantitative
verification of the results. The data used is secondary data taken from previous
research or related government agencies. Data available to analized to determine
economic growth, LQ (Location Quotient), and the spread of economic growth in
Surakarta.
The pattern of economic growth sub-districts in Surakarta years 2010-
2013 are affected by trade, hotels and restaurants sector, manufacturing,
construction, and service sectors. this happens in four sub-districts Serengan,
District POND Market, District Banjarsari, and District Laweyan, while the
District Jebres growth patterns influenced by the manufacturing sector. The role
of the sector in economic growth caused by the economic centers that exist.
Surakarta leading sectors namely trade, hotels and restaurants sector, the

1
services sector and the construction sector into a sector basis to the economy of
Central Java. The manufacturing sector is the dominant sector Surakarta which
does not include the contribution base below the sector average on the economy
of Central Java.
Keywords: Economic Growth Activity Center
PENDAHULUAN
Adanya otonomi daerah sebagai berada di urutan kedua setelah
suatu gerbang kebebasan daerah Kabupaten Sragen dalam kawasan
untuk mengatur wilayahnya termasuk andalan Subosukawonosraten.
dalam hal ekonomi, yang tujuannya Besarnya nilai pertumbuhan
adalah meningkatkan pelayanan ditentukan oleh range selisih nilai
terhadap masyarakat, yang terjadi.
mengembangkan demokrasi dan Dibandingkan dengan fulktuasi
keadilan yang semakin baik, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah,
pemerataan serta pemeliharaan Kota Surakarta lebih stabil dalam
hubungan yang serasi antara pusat kurun waktu 2010 – 2013. Luas
dan daerah serta antara daerah satu wilayah dan perbedaan sumberdaya
dengan daerah yang lain dalam yang ada menjadi pertimbangan
rangka menjaga keutuhan Negara dalam perbandingan ini. Sumberdaya
Kesatuan Republik Indonesia. Upaya yang ada menentukan peranan sektor
pemanfaatan sumber daya yang ada dalam kontribusinya terhadap
dalam lingkungan daerah otonom perekonomian.
harus selalu berorientasi secara intra-
fromtier dan interfrontier bahwa
upaya meningkatkan kemakmuran RUMUSAN MASALAH
daerahnya harus selalu
memperhatikan dampak negatif 1. Bagaimana pola pertumbuhan
terhadap lingkungan daerahnya ekonomi kecamatan-kecamatan
sendiri maupun daerah otonom yang di Kota Surakarta tahun 20010-
lainnya (Yunus, 2005). 2013 ?
Masyarakat Surakarta pesimis 2. Bagaimana peranan sektor
tentang adanya otonomi daerah dan unggulan Kota Surakarta
dianggap tidak siap dengan terhadap perekonomian Jawa
kehadiannya. Beberapa keuntungan Tengah tahun 2010-2013?
dirasakan masyarakat setelah otonomi
dilaksanakan, karena daerah dapat TUJUAN PENELITIAN
menentukan model pembangunan 1. Mengkaji pola pertumbuhan
yang tepat untuk daerahnya. ekonomi kecamatan-kecamatan
(Sugiartoto, 2003). di Kota Surakarta tahun 2010-
Perumbuhan ekonomi diartikan 2013
sebagai kenaikan output masyarakat 2. Mengkaji peranan sektor
di suatu daerah dalam jangka waktu unggulan Kota Surakarta
yang panjang. Dalam penelitian Terhadap Perekonomian Jawa
Purwaningsih (2014) perekonomian Tengah tahun 2010-2013
Kota Surakarta dalam kurun waktu
2007-2011 dengan rata-rata 5,8 %

2
METODE PENELITIAN Beberapa usaha pemerintah
daerah untuk meningkatkan produksi
Metode yang digunakan adalah
masyarakat melalui regulasi-regulasi
metode penelitian kualitatif dengan
ataupun pembangunan telah
menelaah mengenai esensi, mencari
dilakukan, seperti halnya renovasi
makna dibalik frekuensi dan variasi.
pasar tradisional, relokasi PKL, juga
1. Metode Pengumpulan Data
adanya pasar kaget seperti night
Data yang digunakan merupakan data
market Ngarsopuro, pasar minggu
sekunder yaitu data yang sudah
Manahan, Galabo, sampai pada event-
diolah, diambil dari penelitian
event yang di selenggarakan pemkot
sebelumnya ataupun diterbitkan oleh
untuk menarik wisatawan dan
instansi terkait. Data yang digunakan
menambah produktivitas masyarakat.
dalam penelitian ini adalah; a) PDRB
Pertumbuhan ekonomi Kota
Provinsi Jawa tengah dan Kota
Surakarta selama sembilan tahun
Surakarta tahun 2010-2013, b) Peta
terakhir mengalami fluktuasi yang
rupa bumi Indonesia Kota Surakarta,
cukup stabil. Terdapat dua titik
c) Data ketersediaan sarana
penurunan pertumbuhan yaitu pada
perekonomian Kota Surakarta tahun
tahun 2008 dan 2013, penurunan
2010-2013.
pertumbuhan ekonomi pada tahun
2. Metode Pengolahan Data
2008 di beberapa daerah diprediksi
Data diolah dengan beberapa metode
akibat adanya krisis global pada saat
yaitu; metode Location Quotient,
itu, sehingga daya beli masyarakat
metode pertumbuhan ekonomi,
menurun dan berdampak pada
metode Tipologi Klassen, dan
produksi. Tahun 2013 pertumbuhan
metode hierarki pertumbuhan
ekonomi Kota Surakarta mengalami
ekonomi dengan rumus Sturgess.
penurunan, sedangkan nilai PDRB
3. Metode analisis
meningkat. Artinya peningkatan nilai
Metode analisis pada penelitian ini
tetap terjadi, tetapi tidak lebih banyak
menggunakan gabungan kualitatif
dibandingkan jumlah peningkatan
dan kuantitatif, dengan proporsi
dari tahun sebelumnya.
metode kuantitatif lebih besar dengan
Analisis Struktur Perekonomian
metode kualitatif bersifat verifikatif
Kota Surakarta
terhadap temuan atau hasil dengan
Berdasarkan penggu naan lahan
analisis kuantitatif.
dan ketersediaannya, sektor non
HASIL DAN PEMBAHASAN
pertanian memiliki peranan besar
Kota Surakarta merupakan
dalam perekonomian. Analisis
satuan wilayah administrasi yang
geografi menunjukkan perbedaan
terdiri dari lima kecamatan.
potensi wilayah di dalam daerah
Perkembangan Kota yang diawali
penelitian. Masing-masing
dengan pusat kebudayaan yaitu
Kecamatan memiliki perananya
berpusat pada Kraton Surakarta yang
dalam menyumbang perekonomian
pada masa lampau sebagai pusat
dengan keistimewaan letak dan
pemerintahan. Mengamati letak Kota
adanya pusat-pusat kegiatan di
Surakarta, dapat diketahui bahwa
dalamnya.
perkembangan wilayahnya mulai
Analisis perkembangan
melambat jika dibandingkan dengan
ekonomi sektoral menunjukkan,
daerah disekitarnya.

3
selama kurun waktu 2010-2013 sektor 23,98 %. Urutan ketiga adalah sektor
yang memiliki peranan besar dalam bangunan dengan rata-rata prosentase
perekonomian Kota Surakarta adalah sebesar 13, 26 %. Sektor jasa-jasa
sektor industri pengolahan, berada pada peringkat ke empat
perdagangan hotel dan restoran, dan dengan presentase sebesar 12,7 %,
bangunan. Persentase paling besar selanjutnya sektor keuangan,
yaitu sektor perdagangan, hotel dan ersewaan dan jasa perusahaan 10,5%,
restoran dengan rata-rata kontrbusi sektor listrik, gas dan air bersih,
sebesar 27,3 % dalam kurun waktu pertanian, pertambangan,
2010-2013. Sektor kedua setelah berkontribusi dibawah 5% dari
sektor perdagangan, perhotelan dan kontribusi seluruh sektor ekonomi.
restorn adalah idustri pengolahan Dapat diamati pada tabel 1.
dengan hasil presentase rata-rata
Tabel 1. Persentase Peranan Sektor dalam Perekonomian Kota Surakarta
TAHUN (%) Rata-
LAPANGAN USAHA
2010 2011 2012 2013 rata
1 PERTANIAN 0,05 0,05 0,05 0,048 0,049
PERTAMBANGAN DAN
2 0.03 0,03 0,03 0.03 0,03
PENGGALIAN
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 25,02 24,3 23,5 23,1 23,98
4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 2,3 2,4 2,4 2,4 2,37
5 BANGUNAN 13,2 13,25 13,3 13,3 13,26
PERDAGANGAN, HOTEL &
6 26,8 27,1 27,3 28 27,3
RESTORAN
7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 10,1 10,2 10,2 10,2 10,17
KEUANGAN, PERSEWAAN & JS
8 10,2 10,2 10,7 10,9 10,5
PERUSAHAAN
9 JASA-JASA 12,3 12,3 12,4 12,1 12,27
JUMLAH 100 100 100 100 100
Sumber : BPS Surakarta diolah
Penggolongan sektor ekonomi tergolong relatif tertinggal adalah
menggunakan Tipologi Klassen, sektor pertanian, dan pertambangan.
tahun 2010-2012 tidak mengalami Penurunan pertumbuhan
perubahan. Sektor maju dan cepat ekonomi yang terjadi tahun 2013 ada
tahun 2010, 2011, dan 2012 adalah kaiannya denga berubahnya kelas
sektor Bangunan, Perdagangan hotel sektor jasa-jasa dasri semula
dan restoran, serta sektor jasa-jasa. golongan sektor maju cepat menjadi
Sektor berkembang cepat di dalamnya golongan sektor maju tertekan. Sektor
adalah sektor listrik gas air bersih, lainnya yaitu sektor perdagangan,
pengangkutan dan komunikasi, hotel dan restoran dengan kenaikan
keuangan persewaan dan jasa 0,7% pada tahun yang sama
perusahaan. Di dalam kategori sektor mengalami kenaikan pendapatan
maju tapi tertekan adalah sektor sebesar 0,7%. Perubahan tersbut
industri pengolahan. Sektor yang dapat diamati pada tabel 2 dan 3.

4
Tabel 2. Kuadran Tipologi Klassen Persektor PDRB ADHK
Kota Surakarta Tahun 2013
Yi/Yn > 1, Ri/Rn > 1 Yi/Yn > 1 , Ri/Rn < 1
Sektor bertumbuh maju dan cepat Sektor maju tapi tertekan (retarted
(rapid growth region) region)
- Sektor bangunan - Sektor Industri pengolahan,
- Sektor perdagangan, hotel dan - Sektor Jasa-jasa
restoran
Yi/Yn < 1 dan Ri/Rn > 1 Yi/Yn < 1 dan Ri/Rn < 1
Sektor berkembang cepat (growing Sektor relatif tertinggal (relatively
region) backward region)
- Sektor listrik, gas, daan air - Sektor pertanian
bersih - Sektor pertambangan dan
- Sektor pengangkutan dan penggalian
komunikasi
- Sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan
Sumber:PDRB Kota Surakarta Diolah

Tabel 4.3 Kuadran Tipologi Klassen Persektor PDRB ADHK


Kota Surakarta Tahun 2010-2012
Yi/Yn > 1, Ri/Rn > 1 Yi/Yn > 1 , Ri/Rn < 1
Sektor bertumbuh maju dan cepat Sektor maju tapi tertekan (retarted
(rapid growth region) region)
- Sektor bangunan - Sektor Industri pengolahan,
- Sektor perdagangan, hotel dan
restoran
- Sektor Jasa-jasa
Yi/Yn < 1 dan Ri/Rn > 1 Yi/Yn < 1 dan Ri/Rn < 1
Sektor berkembang cepat (growing Sektor relatif tertinggal (relatively
region) backward region)
- Sektor listrik, gas, daan air - Sektor pertanian
bersih - Sektor pertambangan dan
- Sektor pengangkutan dan penggalian
komunikasi
- Sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan
Sumber:PDRB Kota Surakarta Diolah

5
Analisis Kontribusi Perekonomian dilakukan impor produk dari
Kota Surakarta Terhadap Jawa daerah lain.
Tengah. Listrik air dan gas,
Hasil penelitian dan bangunan, perdagangan dan
pengamatan yang ditunjukkan hotel, pengangkutan dan
tabel 4 menyatakan sektor komunikasi, keuangan dan
pertanian, pertambangan, dan persewaan, serta jasa-jasa.
industri pengolahan bukan Merupakan sektor-sektor yang
merupakan sektor basis dengan memiliki nilai LQ > 1, artinya
rata – rata nilai < 1, artinya ketiga sektor- sektor ini mampu
sektor ini jauh dibawah rata-rata memenuhi kebutuhan daerahnya
kontribusi sektoral di Jawa sendiri dan potensial untuk
Tengah. Sektor yang tergolong ekspor. Sektor-sektor yang
non basis tidak mampu memiliki nilai > 1 merupakan
mencukupi kebutuhan daerahnya sektor yang memiliki kontribusi
sendiri, sehingga untuk di atas rata-rata kontribusi
memenuhi kebutuhan sektor ini daerah-daerah di Jawa Tengah.
Tabel 4. Location Quotient Kota Surakarta Tahun 2010-2013
Tahun
No Sektor Rata- Keterangan
2010 2011 2012 2013
rata
Sektor non
1 Pertanian 0,003 0,08 0,003 0,003 0,02
basis
Pertambangan dan Sektor non
2 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Penggalian basis
Sektor non
3 Industri Pengolahan 0,75 0,72 0,72 0,7 0,72
basis
Listrik Gas dan air
4 2,5 2,5 2,8 0,4 2,05 Sektor basis
bersih
5 Bangunan 2,16 2,2 2,2 2,2 2,19 Sektor basis
Perdagangan, hotel dan
6 1,3 1,22 1,22 1,3 1,26 Sektor basis
restoran
Pengangkutan dan
7 2 2 2 2 2 Sektor basis
komunikasi
Keuangan, persewaan
8 2,5 2,5 2,75 2,75 2,62 Sektor basis
dan jasa perusahaan
9 Jasa-jasa 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 Sektor basis
Sumber : PDRB Surakarta dan Jawa Tengah diolah

Analisis Pertumbuhan Ekonomi pertumbuhan 6,13-6,4%, kelas


Kecamatan-kecamatan Kota sedang 5,87-6,12% , dan kelas rendah
Surakarta. 5,6-5,8%. Pada gambar 1. Disajikan
Penelitian ini peta klasifikasi pertumbuhan ekonomi
megklasifikasikan pertumbuhan kecamatan.
ekonomi menjadi tiga kelas yaitu Rata-rata pertumbuhan
tinggi dengan prosentase ekonomi kecamatan paling tinggi

6
adalah Kecamatan Laweyan yaitu rata-rata pertumbuhan 6,1% termasuk
mencapai 6,18 % termasuk dlam kelas pertumbuhan sedang.
kecamatan dengan kelas pertumbuhan Kelas pertumbuhan ekonomi rendah
tinggi. Kecamatan Banjarsari dengan yaitu Kecamatan Jebres dengan angka
rata-rata pertumbuhan 6,0% termasuk 5,73% dan Kecamatan Serengan
dalam kelas pertumbuhan sedang. sebesar 5,8%.
Kecamatan Pasar Kliwon dengan
Gambar 1. Peta Klasifikasi Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Kota Surakarta

Sumber: Penulis
Sektor perdagangan, hotel dan ini, sehingga sektor utama dalam
restoran menjadi sektor unggulan di perekonomian adalah sektor industri
empat kecmatan yaitu Banjarsari, pengolahan. Peranan sektor-sektor di
Serengan, Pasar Kliwon dan masing-masing kecamatan
Laweyan. Sektor industri pengolahan dipengaruhi oleh sumberdaya yang
paling banyak terdaat di kecamatan ada pada daerah itu.
Tabel 5. Banyaknya Sarana Perekonomian per Kecamatan
Kota Surakarta Tahun 2013
No Kecamatan Pasar Super Toko/ Lainnya
Tradisional market / Kios/ (warung/rumah
Swalayan Warung makan)
1 Banjarsari 14 19 4.096 0
2 Jebres 9 15 2.967 661
3 Laweyan 7 12 1.203 386
4 Pasar 8 10 1.328 834
Kliwon
5 Serengan 2 26 2.069 526

7
Tabel 6. Perbandingan Jumlah Industri per Kecamatan di Kota
Surakarta Tahun 2010-2013
No Kecamatan 2010 2011 2012 2013
1 Laweyan 612 624 624 408
2 Jebres 1.541 1.544 1.569 1.559
3 Banjarsari 663 656 656 656
4 Pasar Kliwon 312 317 340 414
5 Serengan 1.310 1.277 1.265 1.267
Sumber: BPS Kota Surakarta dan Perhitungan

Tabel 5 dan 6 disajikan a. Sektor yang berkontribusi besar


perbandingan jumlah sarana dalam perekonomian Kota
perekonomian per kecamatan sebagai Surakarta adalah sektor
gambaran adanya pusat kegiatan bangunan, perdagangan, dan
masyarakat. sektor jasa. Hal tersebut juga
Kecamatan Banjarsari, terjadi di lima kecamatan Kota
Laweyan, Pasar Kliwon dan Serengan Surakarta. Kecamatan Serengan,
banyak dipengaruhi oleh adanya site Banjarsari, Jebres, Pasar Kliwon
sebagai pusat perekonomian yang dan Laweyan unggul di sektor
berkaitan dengan pariwisata, seperti industri pengolahan dan sektor
Kraton Surakarta, Pasar Klewer, perdagangan.
Beteng Trade center, Pusat grosir b. Enam dari sembilan sektor di
Solo, juga pusat kegiatan lainnya di Surakarta merupakan sektor basis
sepanjang Jl. Slamet Riyadi. yaitu sektor listrik, sektor
Jumlah industri yang terdapat di bangunan, sektor perdagangan,
Kecamatan Jebres yang disajikan sektor pengankutan, sektor
pada Tabel 6, menunjukkan sektor keuangan dan sektor jasa-jasa.
yang berperan paling besar dalam Artinya pendapatan sektor basis
perekonomian. Ketersediaan lahan lebih tinggi dibandingkan dengan
dan akses untuk distribusi produk pendapatan rata-rata sektor yang
lebih mudah karena dekat dengan sama di kabupaten dan kota di
ring road, sehingga mendukung Jawa tengah
berkembangnya sektor ini. c. Letak geografis dan sumberdaya
KESIMPULAN yang dimiliki, menentukan
Unsur-unsur dalam kegiatan karakter perekonomian suatu
ekonomi saling berkaitan sehingga daerah. Pengembangan
menimbulkan proses kenaikan perekonomian di Kota Surakarta
perekonomian yang berbeda dari satu cenderung membutuhkan
wilayah dengan wilayah lainnya. inovasi-inovasi daripada
Sumberdaya alam dan sumberdaya pembangunan fisik, mengingat
manusia memiliki peranan besar ketersediaan lahan yang terbatas.
dalam pembentukan pola SARAN
pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan Kota Surakarta mempunyai letak
penelitian yang telah dilakukan, maka strategis dalam jalur transportasi, dan
diperoleh kesimpulan sebagai berikut juga jalur perdagangan. Penyediaan
: sarana dan prasarana umum akan

8
sangat menunjang aktivitas a. Meningkatkan kualitas
perekonomian. Transportasi dalam sumberdaya manusia untuk
hal ini sangat membantu untuk mengelola perekonomian yang
kelancaran distribusi, penyediaan lebih banyak membutuhkan
transportasi umum yang memadai inovasi dan pemasaran.
akan meminimalisir penggunaan b. Menyelenggarakan hubungan
kendaraan pribadi yang dewasa ini baik dengan anggota wilayah
semakin meningkat. Selain sarana dan andalan untuk tujuan peningkatan
prasarana, beberapa upaya harus perkembangan kota berdasarkan
dilakukan oleh pemkot yaitu : Perda No.1 tahun 2012.

9
DAFTAR PUSTAKA

. 2014. PDRB Menurut Lapangan Usaha Jawa Tengah 2013 . BPS


Provinsi Jawa Tengah
. 2014. Produk Domestik Regional Bruto Kota Surakarta 2013.
Surakarta. BPS Surakarta.
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta. STIM YKPN
Yogyakarta.
Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta.
Istikomah. 2014. “Zonasi Tingkat Kerentanan (Vulnerability) Banjir Daerah Kota
Surakarta”. Skripsi. Surakarta : Fakultas Geografi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2000. Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah, Dan
Kebijakan. Yogyakarta. Unit Penerbit dan Percetakan Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN
Nasucha, Yacub dkk. 2014. Bahasa Indonesia : Untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. Yogyakarta. Media Perkasa
Purwaningsih, Sri. 2014. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi Wilayah di Kabupaten
Wonogiri Tahun 2007 – 2012”. Skripsi. Surakarta : Fakultas Geografi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sugiartoto, Agus Dody. 2003. Perencanaan Pembangunan Partisipatif Kota Solo.
Solo. Indonesian Partnership On Local Governance Initiatives Solo (IPGI-
SOLO)
Yunus, Hadi Sabari. 2005. Manajemen Kota Perspektif Spasial. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metode Penelitian Wilayah Kontemporer.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Zuswanto. 2014. “Analisis Spasial Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Kedungsapur
(Kendal, Demak, Ungaran, Kota Semarang, Kota Salatiga Dan Purwodadi)
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012”. Skripsi. Surakarta : Fakultas
Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

10

You might also like