Professional Documents
Culture Documents
Fitoremediation for the Rehabilitation of Agricultural Land Contaminated by Cadmium and Copper
There are many agricultural land using irrigation water Logam berat yang terdapat di lingkungan
from polluted industrial waste of heavy metals. Improvement of pertanian berpengaruh negatif karena beracun dalam
agricultural land quality using fitoremediation is needed to
overcome heavy metal pollution. The reasearch aims to make seluruh aspek kehidupan makhluk hidup. Beberapa
remedies for paddy field polluted by cadmium (Cd) and copper ion logam berat, seperti arsenik (As), timbal (Pb),
(Cu) using plants that have the ability to absorb heavy metals in
order to increase the quality of the land. This research was kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) pada kenyataannya
conducted at the screen house of Indonesian Agricultural berbahaya bagi kesehatan manusia dan kelangsungan
Enviroment Research Institute, using a Randomize Block Design
(RBD). Hyperaccumulator treatment plant, consisting of T1:
mendong (Fimbristylis globulosa), T2: grass types tekian (Cyperus 1 Peneliti pada Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Pati.
kehidupan. Walaupun pada konsentrasi yang rendah, tumbuhan adalah: 1) faktor konsentrasi; kemampuan
ion logam berat dapat berpengaruh langsung pada tumbuhan dalam mengakumulasi ion sampai tingkat
kesehatan manusia karena terakumulasi pada rantai konsentrasi tertentu, bahkan dapat mencapai
makanan. Seperti sumber-sumber polusi lingkungan beberapa tingkat lebih besar dari konsentrasi ion di
lainnya, logam berat dapat ditransfer ke areal yang dalam mediumnya, 2) perbedaan kuantitatif akan
sangat jauh di lingkungan, selanjutnya berpotensi kebutuhan hara yang berbeda pada tiap jenis
mengganggu kehidupan biota lingkungan dan pada tumbuhan. Sel-sel akar tumbuhan umumnya me-
akhirnya berpengaruh terhadap kesehatan manusia ngandung konsentrasi ion yang lebih tinggi daripada
walaupun dalam jangka waktu yang lama dan jauh medium di sekitarnya. Menurut Fitter (1982),
dari sumber polusi utamanya (Suhendrayatna, sejumlah besar eksperimen menunjukkan adanya
2001). hubungan antara laju pengambilan ion dengan
Menurut Kurnia (2007), pencemaran lingkung- konsentrasi ion yang menyerupai hubungan antara
an pertanian yang terjadi di beberapa tempat laju reaksi yang dihantarkan enzim dengan
diakibatkan oleh adanya industri. Contohnya lahan konsentrasi substratnya. Analogi ini menunjukkan
persawahan yang tercemar di Kecamatan Rancaekek, adanya barier khusus dalam membran sel yang
Kabupaten Bandung, hasil gabahnya menurun hanya sesuai untuk suatu ion tertentu dan dapat
karena menggunakan air S. Cikijing yang tercemar menyerap ion tersebut, sehingga pada konsentrasi
limbah industri tekstil sebagai air irigasi. Penggunaan substrat yang tinggi semua barier berperan pada laju
limbah cair untuk irigasi juga terjadi di areal maksimum hingga mencapai laju pengambilan jenuh.
pertanian di Desa Karanganyar, Kecamatan Sambung
Menurut Glass (1999) dalam Lasat (2000)
Macan, Kabupaten Sragen. Di daerah ini limbah cair
dari industri tekstil terus-menerus digunakan sebagai biaya perbaikan kualitas lahan tercemar logam berat
air irigasi sawah pada musim kemarau. Penggunaan menggunakan tanaman hiperakmulator ini paling
air limbah secara terus-menerus akan mengakibatkan murah dibandingkan perlakuan lain. Fitoremediasi
terakumulasinya logam berat di areal persawahan bisa menghemat biaya hingga sepuluh kali lipat
tersebut yang diduga akan menghasilkan gabah (Tabel 1).
yang tercemar logam berat. Sesuai dengan itu,
Subowo et al. (1999) menyatakan bahwa logam Tabel 1. Estimasi biaya penggunaan beberapa
berat dalam tanah pertanian dapat menurunkan teknologi untuk membersihkan tanah
produktivitas tanah dan mutu hasil pertanian. terkontaminasi logam berat
Penanggulangan pencemaran lahan pertanian dapat Table 1. Estimation cost of technologies
dilakukan melalui remediasi lahan secara sederhana implementation for remediating heavy
metal contained soils
dan murah agar kualitasnya menjadi baik. Salah satu
upaya memperbaiki kualitas lahan sawah yang Perlakuan Biaya Faktor/biaya tambahan
US $ ton-1
tercemar logam berat dapat dilakukan dengan
Vitrification 75-425 Monitoring jangka
fitoremediasi, yaitu menanam tanaman yang mem- panjang
punyai kemampuan sangat tinggi untuk mengangkut
Landfilling 100-500 Transportasi/penggalian/
berbagai bahan pencemar yang ada (multiple uptake monitoring
hyperaccumulator plant). Perlakuan bahan 100-500 Pengolahan kontaminan
Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menye- kimia
rap ion-ion dari lingkungannya ke dalam tubuh Elektrokinetik 20-200 Monitoring
melalui membran sel. Dua sifat penyerapan ion oleh Fitoekstraksi 5-40 Monitoring
60
N. SUTRISNO SA’AD ET AL. : Fitoremediasi untuk Rehabilitasi Lahan Pertanian Tercemar Kadmium (Cd) dan Tembaga (Cu)
Menurut Kurnia et al. (2004), mendong pengambilan contoh tanah mengacu pada metode
(Fimbristyllis globulosa) mampu menurunkan kadar yang dikembangkan oleh Hadi (2005).
logam Cd dan Cu pada tanah dari yang semula 0,13 • Analisis tanah awal yang digunakan untuk pene-
dan 58 ppm menjadi 0,11 dan 50 ppm. Tanaman litian, meliputi analisis fisika dan kimia tanah,
sawi (Brassica juncea) dapat menyerap logam berat
serta kandungan Cd dan Cu tanah yang diukur
yang diberikan pada media tumbuh, untuk logam Cd
menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectro-
terserap sebesar 55% dan Cu 98% (Dushenkov et
photometer). Hasil analisis tanah sebelum
al., 1995 dalam Mulyadi et al., 2007).
perlakuan disajikan pada Tabel 2, tekstur tanah
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan adalah lempung berdebu. Kandungan C-organik
remediasi lahan sawah tercemar logam berat tanah tergolong rendah, dengan nitrogen tanah
kadmium (Cd) dan tembaga (Cu) dengan mengguna- yang rendah pula. P total sangat rendah, dengan
kan tanaman yang mampu menyerap logam berat pH tanah agak masam. Nilai Kapasitas Tukar
(fitoremediasi) untuk merehabilitasi dan meningkatkan Kation sangat tinggi.
kualitas lahan.
• Penanaman di rumah kasa dilakukan dengan
menggunakan ember berisi tanah tercemar Cd dan
METODOLOGI Cu sebanyak 7,5 kg. Pengairan diberikan sesuai
dengan kondisi tanaman di lapangan.
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di rumah kasa Balai Tabel 2. Sifat tanah sebelum perlakuan
Penelitian Lingkungan Pertanian, Pati, Jawa Tengah. Table 2. Soil characteristics before treatment
Penelitian dilaksanakan pada akhir bulan Juli- Parameter Satuan Nilai
September 2007. Tekstur:
• Pasir (%) 17,80
• Debu (%) 56,75
Tahapan penelitian • Liat (%) 25,46
pH - 7,34
• Penentuan tanaman hiperakumulator yang diguna- C organik (%) 1,24
kan untuk penelitian dilakukan dengan memilih N-total (%) 0,14
P-total mg kg-1 3,30
tanaman yang mampu bertahan hidup pada kondisi KTK cmolc kg-1 47,65
lahan yang tercemar logam berat. Tanaman yang Cd ppm 1,18
dipilih mewakili tanaman yang bersifat gulma, Cu ppm 31,38
61
JURNAL TANAH DAN IKLIM NO. 30/2009
ronia mucrunata). Bila hasil pengujian menunjukkan formis), purun tikus (Eleocharis dulcis), karapiting
perbedaan yang nyata antar perlakuan, maka (Polygonum hydropiper), hiring-hiring (Rhynchos-
pengujian dilanjutkan dengan uji Duncan. phora corynbosa), dan purun kudung (Leperonia
Tanah yang digunakan untuk penelitian adalah mucrunata) tumbuh normal walaupun tidak sesuai
tanah Vertisols dari Desa Karanganyar, Kecamatan dengan ekosistem awalnya. Berdasarkan keragaan
Sambung Macan, Kabupaten Sragen yang tercemar pertumbuhannya, tanaman hiperakumulator yang
limbah tekstil. Parameter yang diamati: a) pertum- ditanam diharapkan dapat berfungsi sebagai
buhan tanaman, b) kandungan Cd dan Cu pada tanah tanaman fitoremediasi yang dapat memperbaiki
awal, dan c) kandungan Cd dan Cu pada tanah, kualitas lahan dengan menyerap logam berat dari
batang-daun, dan akar tanaman setelah perlakuan lahan tercemar.
selama dua bulan.
Kadar Cd dan Cu pada tanah Vertisols
tercemar limbah cair
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis kandungan Cd dan Cu tanah
Pertumbuhan tanaman awal sebelum perlakuan masing-masing adalah 1,18
dan 31,38 ppm. Hasil uji Duncan pada Tabel 3
Pertumbuhan tanaman hiperakumulator pada menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan tanaman
tanah Vertisols hingga bulan ketiga menunjukkan hiperakumulator pada tanah Vertisols bervariasi
pertumbuhan tanaman yang baik, seperti disajikan menunjukkan tidak berbeda nyata untuk kadar Cd
pada Gambar 1. dan perbedaan yang nyata untuk kadar Cu. Tetapi
Tanaman mendong (Fimbristylis globulosa), bila dilihat kuantitasnya menunjukkan tren penurunan
rumput jenis tekian (Cyperus platystylis), jugul kadar Cd tanah setelah ditanam tanaman hiper-
(Borreria laevis), bayam (Amaranthus spp.), dan akumulator selama dua bulan, tanah yang ditanami
sawi (Brassica juncea) tumbuh normal sesuai dengan purun kudung menunjukkan penurunan kadar Cd
pertumbuhan di alam karena sesuai dengan eko- tanah paling rendah(Gambar 2). Berbeda dengan itu,
sistemnya. Tanaman bundung ganal (Scleria poae- kadar Cu tanah pada bulan ke-2 menunjukkan
100
90
80
70
Bulan 1
Tinggi (cm)
60
50 Bulan 2
40 Bulan 3
30
20
10
0
Mendong
Rumput
Purun tikus
Sawi
Purun kudung
Jugul
Bayam
Karapiting
Hiring-hiring
Bundung ganal
Tanaman hiperakumulator
62
N. SUTRISNO SA’AD ET AL. : Fitoremediasi untuk Rehabilitasi Lahan Pertanian Tercemar Kadmium (Cd) dan Tembaga (Cu)
peningkatan melebihi kadar awal (Gambar 3). Tabel 3. Pengaruh tanaman hiperakumulator
Peningkatan kadar Cu yang terjadi diduga akibat terhadap penurunan kadar Cd dan Cu
dalam tanah Vertisols selama dua bulan
adanya eksudat akar yang menyebabkan terlepasnya
perlakuan
Cu yang diikat tanah. Hal ini sesuai dengan yang
Table 3. Effects of hyperaccumulator plants on Cd
dikemukakan oleh Anonim (2008) bahwa eksudat and Cu concentrations in the Vertisols
akar yang keluar dapat menyebabkan ion-ion Cu yang during two months
masih terikat dalam tanah menjadi mobil sehingga No. Perlakuan Kadar Cd Kadar Cu
kadar Cu dalam tanah menjadi meningkat. Diharapkan ............. ppm .............
dengan penanaman tanaman hiperakumulator yang 1. Mendong 0,9133 a 34,923 ab
lebih lama akan dapat menyerap Cu dari tanah yang 2. Rumput 0,9467 a 37,060 ab
3. Jugul 1,0167 a 39,063 ab
tercemar. Dengan perkataan lain bahwa penanaman 4. Bayam 0,7033 a 36,130 ab
tanaman hiperakumulator selama dua bulan belum 5. Sawi 0,9900 a 40,540 a
6. Bundung ganal 0,8633 a 36,753 ab
efektif, harus dilakukan penanaman yang lebih lama,
7. Purun tikus 1,0733 a 37,237 ab
diperkirakan tiga pertanaman untuk dapat menyerap 8. Karapiting 0,6467 a 36,050 ab
Cu dari tanah hingga batas layak tanam. 9. Hiring-hiring 1,0233 a 34,843 ab
10. Purun kudung 0,5733 a 33,777 b
Selain hal tersebut, faktor sifat Cd yang lebih CV (%) 35,4 9,3
mobil juga diduga menentukan penyerapannya seperti
Angka dalam kolom yang sama diikuti oleh huruf yang
yang dikemukakan oleh Alloway (1995), bahwa sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji
faktor yang mengendalikan akumulasi Cd dan Cu di Duncan
tanaman adalah konsentrasi dan jenis logam di
larutan tanah, pergerakan logam dari tanah ke Kadar Cd dan Cu pada batang dan daun
tanaman hiperakumulator
permukaan akar, transport logam dari permukaan
akar ke dalam akar, dan translokasinya dari akar ke Berdasarkan Tabel 4, kadar Cd dan Cu pada
tajuk tanaman. Cd bersifat mobile di dalam tanah, batang dan daun setelah ditanam selama dua bulan
karena itu lebih mudah diserap tanaman hiper- bervariasi. Hasil uji Duncan menunjukkan terjadi
akumulator dibandingkan dengan Cu. perbedaan kadar Cd pada batang dan daun.
1,4
1.2
1
Cd (ppm)
0,8 Awal
0,6 Bulan 2
0,4
0,2
0
Jugul
Bayam
Rumput
Mendong
Purun tikus
Hiring-hiring
Karapiting
Purun kudung
Sawi
Bundung ganal
Tanaman
63
JURNAL TANAH DAN IKLIM NO. 30/2009
45
40
35
30
Cu (ppm)
25 Awal
20 Bulan 2
15
10
5
0
Mendong
Karapiting
Bayam
Hiring-hiring
Rumput
Purun kudung
Sawi
Purun tikus
Bundung ganal
Jugul
Tanaman
Tanaman bayam menunjukkan kadar Cd tertinggi dibandingkan jaringan lain. Agustina (2004) dalam
bila dibandingkan dengan yang lainnya, menunjukkan Suwondo et al. (2005) menambahkan bahwa logam
tanaman bayam paling tinggi menyerap Cd dari Cu dibutuhkan oleh tumbuhan untuk kegiatan
tanah yang disimpan pada batang dan daunnya. metabolisme, diantaranya sebagai transfer elektron
Kemampuan tanaman bayam demikian sesuai dengan pada fotosintesis, kofaktor beberapa enzim, dan
yang disampaikan Notohadiprawiro (2006) bahwa pembentukan klorofil.
potensi tumbuhan dikotil (bayam) dalam meng-
akumulasi logam berat lebih besar daripada tumbuhan Tabel 4. Kadar Cd dan Cu dalam batang-daun
tanaman hiperakumulator setelah dua
monokotil. Kemampuan bayam dalam menyerap Cd
bulan perlakuan
menunjukkan bahwa bayam merupakan tanaman
Table 4. Cd and Cu concentrations in leaf and
hiperakumulator yang baik, di sisi lain hal ini branch of hyperaccumulator plant after
memerlukan kewaspadaan kita dalam mengkonsumsi two month treatments
bayam. No. Perlakuan Kadar Cd Kadar Cu
Kadar Cu pada batang dan daun menunjukkan ............ ppm ............
perbedaan yang nyata. Tanaman jugul menyerap Cu 1. Mendong 0,15167 d 64,84 e
2. Rumput 0,29700 c 97,11 cd
paling tinggi yang disimpan pada batang dan 3. Jugul 0,01000 e 190,61 a
daunnya dibandingkan dengan tanaman lainnya. 4. Bayam 0,45500 a 44,27 e
Akumulasi Cu yang tinggi pada bagian batang dan 5. Sawi 0,36333 bc 73,48 ed
6. Bundung ganal 0,36933 bc 122,08 bc
daun tanaman salah satunya disebabkan oleh fungsi 7. Purun tikus 0,10733 d 153,34 b
fisiologis dari daun yang membutuhkan unsur hara 8. Karapiting 0,36867 bc 129,03 b
dan logam yang diakumulasinya secara bersamaan. 9. Hiring-hiring 0,00000 e 139,11 b
10. Purun kudung 0,41133 ab 53,32 e
Sifat immobil dari Cu juga menyebabkan terjadinya
CV (%) 16,5 15,9
akumulasi yang tinggi pada bagian batang dan daun
Angka dalam kolom yang sama diikuti oleh huruf yang
tanaman. Menurut Suwondo et al. (2005), Cu sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji
terakumulasi pada kloroplas lebih dari 50% Duncan
64
N. SUTRISNO SA’AD ET AL. : Fitoremediasi untuk Rehabilitasi Lahan Pertanian Tercemar Kadmium (Cd) dan Tembaga (Cu)
Kadar Cd dan Cu pada akar tanaman 2. Rhizofiltration (rhizo = akar) adalah proses
hiperakumulator adsorpsi atau pengendapan zat kontaminan oleh
akar untuk menempel pada akar.
Berdasarkan Tabel 5, kadar Cd dan Cu pada
3. Phytostabilization yaitu penempelan zat-zat
akar tanaman hiperakumulator bervariasi setelah dua
kontaminan tertentu pada akar yang tidak
bulan ditanam. Hasil uji Duncan menunjukkan terjadi
mungkin terserap ke dalam batang tumbuhan.
perbedaan kadar Cd pada akar. Tanaman jugul
Zat-zat tersebut menempel erat (stabil) pada
menunjukkan kadar Cd tertinggi bila dibandingkan
akar sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air
dengan tanaman yang lainnya. Kondisi demikian
dalam media.
menunjukkan tanaman jugul paling banyak menyerap
Cd dari tanah yang disimpan pada akar. Berbeda 4. Rhyzodegradation disebut juga enhenced rhyzos-
dengan itu, tanaman hiring-hiring dapat menyerap phere biodegradation atau plented-assisted bio-
Cu paling banyak bila dibandingkan dengan tanaman remediation degradation, yaitu penguraian zat-
lainnya. zat kontaminan oleh aktivitas mikroba yang
berada di sekitar akar tumbuhan.
Tabel 5. Kadar Cd dan Cu dalam akar tanaman 5. Phytodegradation (phyto transformation) yaitu
hiperakumulator setelah dua bulan proses yang dilakukan tumbuhan untuk me-
Table 5. Cd and Cu concentrations in the root of nguraikan zat kontaminan yang mempunyai
hyperaccumulator plants after two months rantai molekul yang kompleks menjadi bahan
treatments yang tidak berbahaya dengan susunan molekul
No. Perlakuan Kadar Cd Kadar Cu yang lebih sederhana yang dapat berguna bagi
............... ppm ............... pertumbuhan tumbuhan itu sendiri. Proses ini
1. Mendong 0,08667 ef 17,47 ab dapat berlangsung pada daun, batang, akar atau
2. Rumput 0,21667 bcd 17,05 ab
3. Jugul 0,36000 a 7,52 ab
di luar sekitar akar dengan bantuan enzim yang
4. Bayam 0,24000 b 8,95 ab dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa
5. Sawi 0,00667 f 0,57 b tumbuhan mengeluarkan enzim berupa bahan
6. Bundung ganal 0,10333 def 9,79 ab kimia yang mempercepat proses degradasi.
7. Purun tikus 0,13667 bcde 22,01 ab
8. Karapiting 0,23000 bc 14,83 ab
9. Hiring-hiring 0,19667 bcde 31,68 a Tanaman menyerap unsur hara beserta logam
10. Purun kudung 0,11333 cdef 9,83 ab dalam tanah melalui akar. Akar berfungsi sebagai
CV (%) 38,7 95,6 organ penyerap unsur-unsur hara dan mengalirkannya
Angka dalam kolom yang sama diikuti oleh huruf yang ke bagian batang dan daun. Pada penelitian ini kadar
sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji logam berat pada batang dan daun tanaman lebih
Duncan
tinggi daripada akar. Hal ini menunjukkan bahwa
Beberapa tahapan proses berikut memberikan setelah ditanam selama dua bulan, tanaman
penjelasan bahwa akar tanaman berperan penting hiperakumulator mampu mentranslokasi unsur logam
dalam penyerapan unsur logam berat oleh tanaman. berat dari akar menuju bagian batang dan daun
Menurut Salt et al. (1995) dalam Suresh dan secara maksimal.
Ravishankar (2004), secara serial tahapan yang
terjadi di sekitar akar atau melibatkan akar tanaman KESIMPULAN
terhadap zat kontaminan/pencemar yang berada di
1. Pertumbuhan tanaman fitoremediasi menunjukkan
sekitarnya, yaitu:
perkembangan yang baik, dapat berfungsi seba-
1. Phytoacumulation (phytoextraction) yaitu proses gai tanaman hiperakumulator penyerap logam
tumbuhan menarik zat kontaminan dari media berat Cd tetapi belum berfungsi baik dalam
sehingga berakumulasi di sekitar akar tumbuhan, menyerap Cu pada tanaman yang berumur dua
proses ini disebut juga hyperacumulation. bulan.
65
JURNAL TANAH DAN IKLIM NO. 30/2009
66