Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Degraded land caused by gold mining activities in Central Kalimantan requires reclamation
efforts, in order to restore of soil conditions, due to the damage of topsoil layer, lack of soil
nutrients, and reduced of soil fertility. This research aim was to find an appropriate method of
biological reclamation in ex gold mining area, by utilizing a combination of several types of
microorganisms and mercury phytoremediator plants. The research is an experiment on a pilot
scale at an ex gold mining site in Central Kalimantan. Bioremediation method has used a
consortium of local isolates Klebsiella sp. and Pseudomonas sp., and the phytoremediation
method was used Melastoma sp. and Cyperus sp. Dependent variables were soil mercury
concentration and soil nutrients. The results showed the application of consortium
microorganisms and mercury phytoremediator, were able to reduce soil mercury
concentrations in averages 2.5 ppm, soil nutrient levels increased in averages 33%. These
increased soil nutrients consist of potassium in averaged 73%, Mg in average 21%, Na in
average 19.5%, and Fe in averaged 71%, when compared to controls. The application of
consortium of microorganisms combined with mercury plant phytoremediator type
Melastoma sp., able more to improve soil conditions in ex gold mining area compared to
Cyperus sp.
4,17
ppm (Neneng, 2009). Pencemaran merkuri Lokasi Penelitian
pada tanah, tidak hanya berbahaya bagi
manusia dan makhluk hidup lainnya, juga Aplikasi konsorsium mikroorganisme
menyebabkan tidak banyak jenis tumbuhan dan tumbuhan fitoremediator merkuri
yang mampu tumbuh di dalamnya. dilakukan di daerah Hampalit, Kabupaten
Reklamasi lahan Bekas penambangan Katingan, Kalimantan Tengah, yang
emas, tidak cukup dengan proses revegetasi didominasi oleh areal lahan kritis berpasir
saja, karena masih mengandung merkuri Bekas penambangan emas seluas 200 km2.
yang berbahaya bagi makhluk hidup.
Tumbuh-tumbuhan maupun komponen Tahapan Penelitian
biotik lainnya yang mampu hidup pada
areal yang masih tercemar merkuri sangat Penelitian ini terdiri dari 2 kegiatan,
terbatas, karena daya toleransi makhluk yakni: 1) implementasi konsorsium
hidup yang rendah terhadap merkuri. mikroorganisme yang berasosiasi dengan
Latar belakang ini yang mendorong tumbuhan fitoremediator pada skala pilot di
pentingnya suatu solusi berupa metode yang lapangan; 2) menguji efektivitas beberapa
menggabungkan antara proses metode reklamasi lahan berpasir bekas
dekontaminasi merkuri sekaligus revegetasi penambangan emas, yakni menggunakan
lahan. Aplikasi penggabungan metode metode: a. pengayaan mikroorganisme
bioremediasi menggunakan konsorsium tanpa seresah; dan b. Pengayaan
mikroorganisme dan tumbuhan mikroorganisme
fitoremediator yang potensial untuk + penambahan seresah (sumber karbon).
mengurangi tingkat pencemaran merkuri di Parameter yang diamati berupa: 1)
lingkungan sangat dibutuhkan, agar dapat Konsentrasi merkuri pada lokasi perlakuan,
mempercepat terjadinya proses 2) Konsentrasi unsur hara makro dan mikro
dekontaminasi sekaligus pemulihan kondisi tanah pada lokasi perlakuan.
lahan-lahan di wilayah daratan yang rusak Analisis data dilakukan secara
akibat penambangan emas. kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran kadar
Penelitian ini bertujuan untuk merkuri menggunakan Merk Shimadzu AA-
menemukan: 1) konsorsium 6200. Pengukuran unsur hara tanah
mikroorganisme dan tumbuhan dilakukan menggunakan AAS (Atomic
fitoremediator yang efektif menurunkan Absorption Spectrofotometer).
kadar merkuri pada lahan kritis bekas
tambang emas; 2) efektivitas konsorsium
Pseudomonas sp. dan Klebsiella sp. dan HASIL DAN PEMBAHASAN
tumbuhan fitoremediator merkuri, untuk
meningkatkan unsur hara tanah di lahan Kadar Hg setelah Aplikasi Bioremediasi
bekas tambang emas. dan Fitoremediasi
2
Reklamasi Lahan Kritis Bekas Penambangan Emas Menggunakan Metode Bioremediasi Dan Fitoremediasi
(Neneng, L. & Saraswati, D.)
Jumlah;
Jumlah; S+MO;
kontaminan lingkungan sebagai sumber
K+Se+MO 2,32 makanan dan sekaligus untuk tumbuh dan
Jumlah;
; 1,99 K+MO; Jumlah; berkembang biak di areal kontaminan
Se; 1,42
1,19 (Vidali, 2001). Polutan tersebut digunakan
sebagai sumber energi, sumber karbon atau
akseptor elektron untuk metabolisme
Perlakuan mikroorganisme yang bersangkutan.
Keterangan: Beberapa bakteri, khamir dan algae mampu
1) S : Sampahiring (Cyperus sp.)
mengakumulasikan ion logam dalam sel
2) Se : Serasah
3) K+ : Karamunting (Melastoma sp.) mereka beberapa kali lipat dari konsentrasi
4) MO : Mikroorganisme (Klebsiella sp., logam di lingkungan sekitarnya (Semple,
Pseudomonas sp.) 2003). Peristiwa mutasi dan seleksi turut
5) K : Kontrol menghasilkan evolusi pada strain
Gambar 1. Rerata Kadar Hg pada Lahan mikroorganisme yang mampu beradaptasi
Bekas Tambang Emas setelah untuk memanfaatkan kontaminan
Perlakuan Bioremediasi dan lingkungan, akibatnya mikroorganisme
Fitoremediasi yang memiliki kemampuan untuk
memetabolisme kontaminan spesifik, dapat
Merkuri merupakan salah satu bentuk diperoleh pada lokasi yang terkontaminasi
logam yang tidak mempunyai manfaat bagi (Vidali, 2001).
mikroorganisme, juga makhluk hidup Isolat bakteri yang dimanfaatkan
secara umum. Beberapa logam, seperti untuk bioremediasi merkuri pada lahan
kalsium, kobalt, kromium, copper, besi, bekas tambang emas, pada penelitian ini
potassium, magnesium, mangan, sodium, berasal dari jenis Pseudomonas sp. dan
nikel, dan zink, tergolong ke dalam logam- Klebsiella sp. Bakteri Pseudomonas sp.
logam esensial yang bermanfaat penting adalah bakteri yang memiliki peran penting
untuk: mikronutrien dan digunakan dalam bagi keseimbangan alam, dan Klebsiella sp.
proses redoks; menstabilkan molekul yang merupakan kelompok bakteri yang
melalui interaksi elektrostatik, komponen banyak tersebar di alam (Moore et al.,
dari berbagai enzim, dan mengatur tekanan 2006; Essa, et al., 2002b). Kedua isolat
osmotik (Bruins et al., 2000). Merkuri bakteri ini mampu mengeliminasi merkuri
berperan sebaliknya, karena tergolong ke pada media cair menggunakan mekanisme
dalam logam non esensial dan berpotensi berbeda. Kombinasi mekanisme kerja yang
meracuni mikroorganisme. Merkuri dalam terjadi antara bakteri Pseudomonas sp. dan
bentuk ion Hg2+ dan logam-logam non bakteri Klebsiella sp., sebagai berikut:
esensial lain seperti Cd2+, dan Ag2+, Pseudomonas sp. menggunakan reaksi
cenderung berikatan dengan gugus SH, dan reduksi enzimatis menggunakan enzim
kemudian menghambat aktivitas dan enzim- merkuri reduktase, yang akan mengubah
enzim spesifik (Nies, 1999). Toksisitas Hg2+ terlarut menjadi Hg0 yang volatil
logam-logam nonesensial ini terjadi melalui (Wagner-Döbler et al., 2000), sedangkan
pertukaran tempat logam esensial dari situs Klebsiella sp. mampu menghasilkan
pelekatan alaminya atau melalui interaksi hidrogen sulfida (H2S) pada kondisi
ligan. Pada konsentrasi tinggi, baik logam aerobik, sehingga dapat mengendapkan
esensial maupun nonessensial dapat Hg2+ terlarut menjadi HgS yang tidak larut
merusak membran sel, mengubah dalam air. Hal ini menyebabkannya dapat
spesifikasi enzim, merusak fungsi selular, dengan mudah dipisahkan dari larutan
dan merusak struktur DNA (Bruins et al. (Essa, et al., 2002b). Kombinasi mekanisme
2000). kerja ini yang menyebabkan proses reduksi
merkuri pada
218
EnviroScienteae Vol. 15 No. 2, Agustus 2019: 216-225
P; K+Se+MO
33,57; 34,21 N terbatas sekali, lebih dari 100% Penamba
; 22,15 P;maka
Se; 21,17 level dibandingkan ngan
karbohidrat di kontrol (Gambar 5). Emas
dalam tanaman setelah
akan P;meningkat.
K; 10
221
Perlakuan
Reklamasi Lahan Kritis Bekas Penambangan Emas Menggunakan Metode Bioremediasi Dan Fitoremediasi
(Neneng, L. & Saraswati, D.)
222
EnviroScienteae Vol. 15 No. 2, Agustus 2019: 216-225
Biorem untuk k d
ediasi menghalangi a a
dan atau mencegah s n
Fitorem pengambilan F
ediasi atau penyerapan P it
K yang e o
Data standar berlebihan. n re
unsur hara Na pada a m
tanah subur Kandungan Unsur m e
umumnya Hara Besi (Fe) b di
mengandung unsur a a
Na rata-rata sebesar Hasil n si
0,5 me/100 g. implementasi g
Natrium berperan bioremediasi a Zat besi
penting untuk dan n (Fe) merupakan
memperbaiki fitomerediasi unsur mikro
pertumbuhan menyebabkan Fe; K+Se+MO Fe; E
0,15S+Se+MO yang diserap
tanaman, apabila kandungan rata- m S+MO; K+MO;0,09
Fe;; 0,13 Fe; dalam bentuk
Data Unsur Hara Besi
0,08
tanaman yang rata unsur Fe a ion ferri (Fe3+)
dimaksud dalam tanah s ataupun ferro
2+ Fe; K; 0,07
menunjukkan gejala meningkat (Fe ). 0,04Mineral
Fe; Se;
kekurangan Kalium sebesar 71% s Fe antara lain
(K). Natrium dibandingkan e olivin
bekerja kontrol (Gambar t (Mg,Fe)2SiO,
10). e Perlakuan pirit, siderit
l (FeCO3), gutit
a (FeOOH),
h
magnetit
(Fe3O4), hematit
P
e (Fe2O3) dan
r ilmenit
l (FeTiO3). Besi
a dapat juga
k diserap dalam
u bentuk khelat
Gambar 10. Rata-rata
a (ikatan logam
Kadar Unsur Hara
n dengan bahan
B organik),
es
B sehingga pupuk
i
i Fe dibuat dalam
P
o bentuk khelat.
a
r Khelat Fe yang
d
e biasa digunakan
a
m berupa Fe-
L
e EDTA, Fe-
a
d DTPA. Fe
h
i dalam tanaman
a
a sekitar 80%,
n
s terdapat dalam
B
i kloroplas atau
e sitoplasma.
225
Reklamasi Lahan Kritis Bekas Penambangan Emas Menggunakan Metode Bioremediasi Dan Fitoremediasi
(Neneng, L. & Saraswati, D.)