You are on page 1of 13

EnviroScienteae Vol. 15 No.

2, Agustus 2019: 216-225

REKLAMASI LAHAN KRITIS BEKAS PENAMBANGAN EMAS


MENGGUNAKAN METODE BIOREMEDIASI DAN FITOREMEDIASI

Reclamation of Degraded Land Ex Gold Mining Area using Bioremediation


And Phytoremediation Methods

Liswara Neneng1), Dewi Saraswati2)


1)
Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Palangka Raya
2)
Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Palangka Raya
Jalan Yos Soedarso, Tunjung Nyaho Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kode Pos: 73112
Email: liswara.neneng@yahoo.com

Abstract

Degraded land caused by gold mining activities in Central Kalimantan requires reclamation
efforts, in order to restore of soil conditions, due to the damage of topsoil layer, lack of soil
nutrients, and reduced of soil fertility. This research aim was to find an appropriate method of
biological reclamation in ex gold mining area, by utilizing a combination of several types of
microorganisms and mercury phytoremediator plants. The research is an experiment on a pilot
scale at an ex gold mining site in Central Kalimantan. Bioremediation method has used a
consortium of local isolates Klebsiella sp. and Pseudomonas sp., and the phytoremediation
method was used Melastoma sp. and Cyperus sp. Dependent variables were soil mercury
concentration and soil nutrients. The results showed the application of consortium
microorganisms and mercury phytoremediator, were able to reduce soil mercury
concentrations in averages 2.5 ppm, soil nutrient levels increased in averages 33%. These
increased soil nutrients consist of potassium in averaged 73%, Mg in average 21%, Na in
average 19.5%, and Fe in averaged 71%, when compared to controls. The application of
consortium of microorganisms combined with mercury plant phytoremediator type
Melastoma sp., able more to improve soil conditions in ex gold mining area compared to
Cyperus sp.

Keywords: bioremediation; microorganism consortium; phytoremediator plant

PENDAHULUAN langsung ke lingkungan baik di darat


maupun di di sungai (Neneng, 2007).
Sejumlah ribuan hektar hutan di Dampak yang ditimbulkan berupa rusaknya
Kalimantan Tengah telah berubah menjadi kelestarian lingkungan dan ekosistem
lahan kritis bekas tambang yang minim secara umum. Kerusakan tanah yang terjadi
vegetasi, dan hanya mampu ditumbuhi disebabkan oleh kegiatan penggalian tanah,
beberapa jenis rumput dan perdu, akibat dan juga karena penggunaan bahan kimia
kegiatan penambangan emas secara liar berbahaya yakni merkuri yang merupakan
(PETI). Kegiatan ini sudah berlangsung bahan utama dalam proses ekstraksi emas
selama puluhan tahun. Lokasi penambangan (BAPEDALDA Prov. Kalteng, 2002).
selalu berpindah-pindah, dan areal bekas Data terbaru memperlihatkan bahwa
penambangan emas ditinggalkan dan pada tanah dari daerah Bekas penambangan
dibiarkan dalam keadaan rusak (Distamben emas di daerah Kalimantan Tengah, yang
Kalteng, 2003). Sebagian besar penambang sudah tidak digunakan selama beberapa
emas (85,7%), menggunakan merkuri alam tahun, masih ditemukan pencemaran
proses ekstraksi emas, dan membuangnya merkuri berkisar antara 2,4 ppm hingga
1
EnviroScienteae Vol. 15 No. 2, Agustus 2019 ISSN 1978-8096 (print)
Halaman 216-225 ISSN 2302-3708 (online)

4,17
ppm (Neneng, 2009). Pencemaran merkuri Lokasi Penelitian
pada tanah, tidak hanya berbahaya bagi
manusia dan makhluk hidup lainnya, juga Aplikasi konsorsium mikroorganisme
menyebabkan tidak banyak jenis tumbuhan dan tumbuhan fitoremediator merkuri
yang mampu tumbuh di dalamnya. dilakukan di daerah Hampalit, Kabupaten
Reklamasi lahan Bekas penambangan Katingan, Kalimantan Tengah, yang
emas, tidak cukup dengan proses revegetasi didominasi oleh areal lahan kritis berpasir
saja, karena masih mengandung merkuri Bekas penambangan emas seluas 200 km2.
yang berbahaya bagi makhluk hidup.
Tumbuh-tumbuhan maupun komponen Tahapan Penelitian
biotik lainnya yang mampu hidup pada
areal yang masih tercemar merkuri sangat Penelitian ini terdiri dari 2 kegiatan,
terbatas, karena daya toleransi makhluk yakni: 1) implementasi konsorsium
hidup yang rendah terhadap merkuri. mikroorganisme yang berasosiasi dengan
Latar belakang ini yang mendorong tumbuhan fitoremediator pada skala pilot di
pentingnya suatu solusi berupa metode yang lapangan; 2) menguji efektivitas beberapa
menggabungkan antara proses metode reklamasi lahan berpasir bekas
dekontaminasi merkuri sekaligus revegetasi penambangan emas, yakni menggunakan
lahan. Aplikasi penggabungan metode metode: a. pengayaan mikroorganisme
bioremediasi menggunakan konsorsium tanpa seresah; dan b. Pengayaan
mikroorganisme dan tumbuhan mikroorganisme
fitoremediator yang potensial untuk + penambahan seresah (sumber karbon).
mengurangi tingkat pencemaran merkuri di Parameter yang diamati berupa: 1)
lingkungan sangat dibutuhkan, agar dapat Konsentrasi merkuri pada lokasi perlakuan,
mempercepat terjadinya proses 2) Konsentrasi unsur hara makro dan mikro
dekontaminasi sekaligus pemulihan kondisi tanah pada lokasi perlakuan.
lahan-lahan di wilayah daratan yang rusak Analisis data dilakukan secara
akibat penambangan emas. kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran kadar
Penelitian ini bertujuan untuk merkuri menggunakan Merk Shimadzu AA-
menemukan: 1) konsorsium 6200. Pengukuran unsur hara tanah
mikroorganisme dan tumbuhan dilakukan menggunakan AAS (Atomic
fitoremediator yang efektif menurunkan Absorption Spectrofotometer).
kadar merkuri pada lahan kritis bekas
tambang emas; 2) efektivitas konsorsium
Pseudomonas sp. dan Klebsiella sp. dan HASIL DAN PEMBAHASAN
tumbuhan fitoremediator merkuri, untuk
meningkatkan unsur hara tanah di lahan Kadar Hg setelah Aplikasi Bioremediasi
bekas tambang emas. dan Fitoremediasi

Perlakuan bioremediasi menggunakan


METODE PENELITIAN konsorsium Klebsiella sp. dan
Pseudomonas sp., dipadukan dengan
Bahan penelitian fitoremediasi menggunakan tumbuhan
karamunting (Melastoma sp.), rata-rata
Mikroorganisme untuk bioremediasi: mampu menurunkan kadar Hg pada tanah
Klebsiella sp. dan Pseudomonas sp. sebesar lebih dari 2,5 ppm atau sebesar rata-
Tumbuhan fitoremediator merkuri: berupa rata 26% (Gambar. 1).
Cyperus sp., dan Melastoma sp.

2
Reklamasi Lahan Kritis Bekas Penambangan Emas Menggunakan Metode Bioremediasi Dan Fitoremediasi
(Neneng, L. & Saraswati, D.)

Jumlah; K; 4,49 Beberapa mikroorganisme memiliki


Jumlah; S+Se+MO
; 3,39 kemampuan untuk memanfaatkan
Kadar Merkuri (ppm)

Jumlah;
Jumlah; S+MO;
kontaminan lingkungan sebagai sumber
K+Se+MO 2,32 makanan dan sekaligus untuk tumbuh dan
Jumlah;
; 1,99 K+MO; Jumlah; berkembang biak di areal kontaminan
Se; 1,42
1,19 (Vidali, 2001). Polutan tersebut digunakan
sebagai sumber energi, sumber karbon atau
akseptor elektron untuk metabolisme
Perlakuan mikroorganisme yang bersangkutan.
Keterangan: Beberapa bakteri, khamir dan algae mampu
1) S : Sampahiring (Cyperus sp.)
mengakumulasikan ion logam dalam sel
2) Se : Serasah
3) K+ : Karamunting (Melastoma sp.) mereka beberapa kali lipat dari konsentrasi
4) MO : Mikroorganisme (Klebsiella sp., logam di lingkungan sekitarnya (Semple,
Pseudomonas sp.) 2003). Peristiwa mutasi dan seleksi turut
5) K : Kontrol menghasilkan evolusi pada strain
Gambar 1. Rerata Kadar Hg pada Lahan mikroorganisme yang mampu beradaptasi
Bekas Tambang Emas setelah untuk memanfaatkan kontaminan
Perlakuan Bioremediasi dan lingkungan, akibatnya mikroorganisme
Fitoremediasi yang memiliki kemampuan untuk
memetabolisme kontaminan spesifik, dapat
Merkuri merupakan salah satu bentuk diperoleh pada lokasi yang terkontaminasi
logam yang tidak mempunyai manfaat bagi (Vidali, 2001).
mikroorganisme, juga makhluk hidup Isolat bakteri yang dimanfaatkan
secara umum. Beberapa logam, seperti untuk bioremediasi merkuri pada lahan
kalsium, kobalt, kromium, copper, besi, bekas tambang emas, pada penelitian ini
potassium, magnesium, mangan, sodium, berasal dari jenis Pseudomonas sp. dan
nikel, dan zink, tergolong ke dalam logam- Klebsiella sp. Bakteri Pseudomonas sp.
logam esensial yang bermanfaat penting adalah bakteri yang memiliki peran penting
untuk: mikronutrien dan digunakan dalam bagi keseimbangan alam, dan Klebsiella sp.
proses redoks; menstabilkan molekul yang merupakan kelompok bakteri yang
melalui interaksi elektrostatik, komponen banyak tersebar di alam (Moore et al.,
dari berbagai enzim, dan mengatur tekanan 2006; Essa, et al., 2002b). Kedua isolat
osmotik (Bruins et al., 2000). Merkuri bakteri ini mampu mengeliminasi merkuri
berperan sebaliknya, karena tergolong ke pada media cair menggunakan mekanisme
dalam logam non esensial dan berpotensi berbeda. Kombinasi mekanisme kerja yang
meracuni mikroorganisme. Merkuri dalam terjadi antara bakteri Pseudomonas sp. dan
bentuk ion Hg2+ dan logam-logam non bakteri Klebsiella sp., sebagai berikut:
esensial lain seperti Cd2+, dan Ag2+, Pseudomonas sp. menggunakan reaksi
cenderung berikatan dengan gugus SH, dan reduksi enzimatis menggunakan enzim
kemudian menghambat aktivitas dan enzim- merkuri reduktase, yang akan mengubah
enzim spesifik (Nies, 1999). Toksisitas Hg2+ terlarut menjadi Hg0 yang volatil
logam-logam nonesensial ini terjadi melalui (Wagner-Döbler et al., 2000), sedangkan
pertukaran tempat logam esensial dari situs Klebsiella sp. mampu menghasilkan
pelekatan alaminya atau melalui interaksi hidrogen sulfida (H2S) pada kondisi
ligan. Pada konsentrasi tinggi, baik logam aerobik, sehingga dapat mengendapkan
esensial maupun nonessensial dapat Hg2+ terlarut menjadi HgS yang tidak larut
merusak membran sel, mengubah dalam air. Hal ini menyebabkannya dapat
spesifikasi enzim, merusak fungsi selular, dengan mudah dipisahkan dari larutan
dan merusak struktur DNA (Bruins et al. (Essa, et al., 2002b). Kombinasi mekanisme
2000). kerja ini yang menyebabkan proses reduksi
merkuri pada
218
EnviroScienteae Vol. 15 No. 2, Agustus 2019: 216-225

oleh isolat fitostabilisasi, (phytoextraction, untuk menyerap


campuran kedua fitoakumulasi rhizofiltration) limbah yang
jenis bakteri ini, (fitoekstraksi), Adanya mengandung
lebih besar rizofiltrasi (system logam berat.
dibandingkan hidroponik untuk kandungan merkuri
dengan isolat pembersihan air), yang dapat Peningkatan
tunggal. fitovolatilisasi, dideteksi pada Unsur Hara
Pada fitodegradasi, jaringan tumbuhan, Makro Tanah
penelitian ini pengendalian hidrolis dimungkinkan (N, P, K)
metode (Brown et al., 1995) karena setelah
bioremediasi Ada 6 terjadinya Implementasi
dikombinasikan mekanisme proses Bioremediasi
dengan utama yang phytoextraction, dan
fitoremediasi, dilakukan oleh Fitoremediasi
menggunakan jenis tumbuhan untuk rhizofiltration.
tumbuhan proses fitoremediasi, Akar Unsur
sampahiring yakni: 1) tanaman dapat hara yang
(Cyperus sp.) dan Stimulasi menyerap penting untuk
karamunting bioaktivitas kontaminan tanaman adalah
(Melastoma, sp.). bersamaan dengan nitrogen, posfor,
Fitoremediasi mikroorganisme di penyerapan nutrient dan kalium yang
merupakan areal dan air. Massa memiliki
pemanfaatan rhizosfer tanaman; 2) kontaminan tidak kegunaan yaitu:
tumbuhanJaringan tumbuhan dirombak, tetapi nitrogen untuk
untuk dapat mengeluarkan diendapkan di merangsang
menghilangkan enzim yang bagian trubus dan pertumbuhan
polutan dari tanah dapat mengendapkan daun tanaman. tanaman
atau perairan yang dan Metode ini terutama batang,
terkontaminasi. mengikat digunakan terutama cabang, dan
Semua tumbuhan polutan- daun. Selain itu
mampu menyerap polutan aromatik; 3) juga
logam dalam Enzim-enzim dari pertumbuhan
jumlah yang tumbuhan dapat klorofil, protein,
bervariasi tetapi mendegradasi lemak dan
beberapa tumbuhan senyawa- senyawa senyawa
mampu organik; 4). Akar organik lainnya.
mengakumulasi tanaman dapat Posfor untuk
unsur logam menyerap dan merangsang
tertentu dalam memecahkan akar, bunga,
konsentrasi yang senyawa- senyawa buah dan biji.
cukup tinggi. Cara organik Kalium untuk
ini relatif murah (phytostabilization; in memperkuat
dan memungkinkan situ stabilization); 5) tubuh tanaman
sumber pencemar Adanya agar tidak
didaur ulang. hiperakumulasi dari mudah roboh
Proses logam berat atau serta bunga dan
fitoremediasi dapat radioaktif yang terjadi buah tidak
terjadi melalui di dalam jaringan mudah gugur.
beberapa tumbuhan, yang Unsur
mekanisme antara kemudian digunakan hara makro
lain : biodegradasi untuk proses remediasi yang dianalisis
dalam rizosfer, tanah ataupun air
219
Reklamasi Lahan Kritis Bekas Penambangan Emas Menggunakan Metode Bioremediasi Dan Fitoremediasi
(Neneng, L. & Saraswati, D.)

adalah kedalaman Bekas tambang n N bagi tanaman


kandungan efektif, tekstur, emas rata-rata berhubungan
nitrogen, struktur, 2%, sedangkan dengan nisbah
posfor, dan kelembaban, dan data standard C/N yang tinggi
kalium. Dari tata udara tanah. unsur hara N pada sehingga yang
3 jenis N;
unsur
K+Se+MO
Kodisi kimiawi tanah subur diserap tanaman
hara yang
; 0,2 tanah meliputi: umumnya terbatas. Salah
Kadar Unsur Nitrogen Tanah

diuji, reaksi tanah (pHN; K; 0,2 mengandung satu ciri bahan


kandungan N;tanah),
S+MON; ; KTK,
N;0,12 Se; 0,14 unsur N rata-rata organic yang
N; K+MOS;+Se+MO;
posfor dan kejenuhan basa,
0,11 sebesar 2,5 % sukar
0,1
kalium bahan organik, (Gambar 4). terdekomposisi
meningkat banyaknya adalah nisbah
setelah diberi unsur hara, C/N yang tinggi.
perlakuan cadangan unsur Nisbah C/N yang
bioremediasi hara,
Perlakuan dan tinggi
dan ketersediaan ditunjukkan
fitoremediasi hara bagi dengan nilai
. Peningkatan tanaman. karbon C dalam
posfor rata- Kondisi biologis jumlah tinggi,
rata sebesar tanah meliputi: akibatnya akan
33% aktivitas menekan
dibandingkan mikrobia pertumbuhan
kontrol perombak bahan Gambar 4. Rerata mikroorganisme
(Gambar 5), organik dalam Kadar Unsur yang selanjutnya
sedangkan proses Nitrogen bahan organic
peningkatan humifikasi, dan Tan sukar
kandungan pengikatan ah terdekomposisi.
kalium rata- nitrogen bebas Pada Unsur N
rata sebesar dari udara. Lah merupakan
73% Evaluasi an bagian dari semua
(Gambar 6). kesuburan tanah Bek sel hidup dan
Pada dapat dilakukan as merupakan
penelitian melalui Pena bagian penting
ini, beberapa cara, mba dari semua
kandungan yaitu melalui ngan protein, enzim
unsur hara pengamatan Ema dan proses
nitrogen gejala defisiensi s metabolisme
tidak pada tanaman setel yang terlibat
mengalami secara visual. ah dalam sintesis
peningkatan. Perl dan transfer
Kesubu Kandungan Unsur akua energi. Nitrogen
ran tanah Hara Nitrogen (N) n merupakan
bergantung Bior bagian dari
pada kondisi Hasil eme klorofil, pigmen
fisik, penelitian diasi hijau dari
kimiawi, dan memperlihatkan dan tanaman yang
biologis bahwa Fitor bertanggung
tanah. kandungan eme jawab untuk
Kondisi fisik nitrogen pada diasi fotosintesis.
tanah tanah lahan Membantu
meliputi Ketersediaa tanaman dengan
pertumbuhan
220
EnviroScienteae Vol. 15 No. 2, Agustus 2019: 216-225

cepat, benih kering tanaman. Dengan demkian kerjanya cepat,


meningkat dan Tanaman dapat penggunaan unsur mudah tercuci dan
produksi buah dan mengambil N N akan mudah terbakar
meningkatkan dalam bentuk berpengaruh oleh sinar
kualitas dan ammonium (NH 4 langsung terhadap matahari (Lingga
produksi tanaman +) sintesis dan Marsono,
atau nitrat (N0 3
daun. Nitrogen karbohidrat 2000)
sering berasal dari -) dan bersenyawa didalam sel Tanaman
aplikasi pupuk dengan tanaman dan yang kekurangan
dan dari udara persenyawaan selanjutnya akan N menunjukkan
(legum karbon untuk berpengaruh gejala daun
mendapatkan membentuk terhadap mengecil
mereka N dari air, persenyawaan ketegaran (vigor) berwarna pucat
suasana atau asam amino dan tanaman (Nyakpa, sampai hijau
curah hujan protein . Pada dkk, 1988). kekuningan. Jika
berkontribusi netral (di dekat Tanaman yang kronis atau
sedikit nitrogen pH 7), mikroba kekurangan N kekurangan
sangat). konversi pH NH4+ akan Nitrogen
Nitrogen untuk nitrat menyebabkan berkelanjutan,
(N) merupakan (nitrifikasi) cepat, tanaman tumbuh warna daun
hara makro utama dan umumnya kerempeng dan menjadi cokelat
yang sangat tanaman tersendat-sendat. kekuningan dan
penting untuk mengambil nitrat. Daun menjadi kering; tanaman
pertumbuhan Pada tanah asam hijau muda, kerdil dan
tanaman. (pH <6), terutama daun produksi kurang
Kandungan nitrifikasi lambat, yang sudah tua, serta
nitrogen dalam dan tanaman lalu berubah memanjangnya
tanaman 1-4% dengan menjadi kuning. akar tidak normal;
dari berat kemampuan untuk Selanjutnya daun daun-daun
mengambil NH4+ mongering mulai sebelah bawah
mungkin memiliki dari bawah ke tampak hangus
keuntungan. bagian atas. dan mati sebelum
Salah satu Jaringan- waktunya.
faktor penting jaringannya akan Sementara itu
unsur N adalah mati, mongering ujung tanaman
pengaruhnya lalu mengeras.. tetap hijau muda.
terhadap Unsur hara N
karbohidrat di umunya bersifat Kandungan Unsur
dalam tanaman. higriskopis, reaksi Hara Posfor (P)
Hal ini terjadi Hasil
bilamana unsur implementasi
hara N disuplai bioremediasi dan Gambar 5. Rata-rata
dalam jumlah fitomerediasi Kadar Unsur Posfor
besar maka akan menyebabkan Tanah
menurunkan level kandungan rata- Pada
karbohidrat. rata unsur P dalam Lahan
P;P; S+MO; P; K+MO;S+Se+MO 40,26
Tetapi jika suplai tanah meningkat Bekas
Kadar Unsur Posfor Tanah

P; K+Se+MO
33,57; 34,21 N terbatas sekali, lebih dari 100% Penamba
; 22,15 P;maka
Se; 21,17 level dibandingkan ngan
karbohidrat di kontrol (Gambar 5). Emas
dalam tanaman setelah
akan P;meningkat.
K; 10

221
Perlakuan
Reklamasi Lahan Kritis Bekas Penambangan Emas Menggunakan Metode Bioremediasi Dan Fitoremediasi
(Neneng, L. & Saraswati, D.)

Perlak yang membentuk titik nitrogen Hal lambat laun


uan tumbuh tanaman. ini berubah menjadi
Fitore Unsur P juga memacu disebabkan kuning,
media dan memperkuat mikrob Tanaman
si dan pertumbuhan tanaman dalam tanah kadang tinggi
Biore dewasa umumnya dan masih dapat dan kurus
media meningkatkan produksi
mengikat (Pracaya, 2007).
si biji- bijian.
nitrogen Penyebab
Pembentukan inti sel,
yang kekurangan
Data standard berperan dalam
tersedia posfor antara
unsur hara posfor pembelahan sel dan
untuk lain terjadi
(P) pada tanah perkembangan jaringan
merismatik (Sutedjo tanaman. persaingan
subur umumnya Posfor pengambilan
mengandung unsur dan Kartasapoetra,
1991) kelarutannya posfor didalam
P rata-rata sebesar rendah, tanah antara
16,21 ppm. Unsur P Umumnya tanah
4 tetapi posfor tanaman dengan
merupakan unsur memerlukan posfor.
tidak mudah mikroorganisme
hara yang sangat Tanah akan lebih cepat
tercuci, dan didalam
stabil didalam tanah kritis jika kekurangan
sementara itu tanah terjadi
sehingga posfor daripada
nitrogen kekurangan air
kelarutannya sangat kekurangan
mudah (Pracaya, 2007).
rendah. Unsur P
diserap oleh tercuci.
dalam Tanaman Kandungan Unsur
tanaman
yang Hara Kalium (K)
bentuk ion H2P0 2-
kekurangan
dan HPO42 . Secara P, Hasil
umum P tanah pertumbuhan implementasi
dapat dibedakan terhambat, bioremediasi
atas P- organik da daunnya dan
P-an Organik. berubah fitomerediasi
Namun pupuk P warna ke menyebabkan
mudah terikat oleh lewat tua dan kandungan rata-
logam-logam
sering rata unsur K
seperti Al3+ dan Fe3+
tampak dalam tanah
yang akibatnya
setiap pemupukan P
akan menyebabkan
penimbunan P
dalam tanah berupa
P tidak larut
(Nyakpa, dkk,
1988). Unsur hara P
yang terkandung
dalam tanaman
sekitar 0,1-0,4% mengkilap meningkat
dari berat kering kemerahan. sebesar 46%
tanaman. Unsur Tepi daun dibandingkan
hara ini diperlukan cabang serta kontrol (Gambar
untuk pembelahan batang 6).
sel dan terdapat
perkembangan warna merah Gambar 6.
jaringan tanaman ungu yang Rera

222
EnviroScienteae Vol. 15 No. 2, Agustus 2019: 216-225

ta erlak kekurangan unsur sebesar 71%


K uan K memiliki gejala: (Gambar 9),
a Bior batang dan daun sedangkan unsur
d eme menjadi hara Ca tidak
a diasi lemas/rebah, daun mengalami
r dan berwarna hijau peningkatan
K Fitor gelap kebiruan setelah diberikan
al eme tidak hijau segar perlakuan
i diasi dan sehat, ujung (Gambar 7).
u daun menguning
m Data dan kering, timbul Kandungan
standard unsur bercak Unsur Hara
T hara K pada coklat pada pucuk Kalsium (Ca)
a tanah subur daun.
n umumnya Hasil
a mengandung Data Unsur Hara implementasi
h unsur K rata-rata Mikro Tanah bioremediasi dan
P sebesar 0,4 fitomerediasi
a me/100 g, Unsur hara tidak
d diambil dan mikro tanah yang menyebabkan
a diserap tanaman dianalisis adalah kandungan rata-
dalam bentuk: unsur hara rata unsur Ca
P K+Kalium kalsium (Ca), dalam tanah
e (K) Berfungsi magnesium (Mg), meningkat
n dalam proses natrium (Na), dan dibandingkan
a fotosintesa, besi (Fe). Jenis kontrol (Gambar
m pengangkutan unsur hara Mg, 7).
b hasil asimilasi, Na, dan Fe rata-
a enzim dan rata mengalami
n mineral peningkatan
g termasuk air. setelah diberi
a meningkatkan perlakuan
n daya bioremediasi
E tahan/kekebalan menggunakan
m tanaman gabungan isolat
a terhadap Klebsiella sp. dan
s penyakit, Pseudomonas sp. Gambar 7. Rerata
s membantu dikombinasikan Kadar
et pembentukan dengan tumbuhan Unsur
el protein dan fitoremediator. Hara
a karbohidrat, Unsur hara Mg Kalsi
h berperan rata-rata um
P memperkuat meningkat Pada
sebesar 21% Laha
tubuh tanaman, daya tahan n
mengeraskan tanaman terhadap setelah perlakuan
fitoremediasi dan Bekas
jerami dan bagian kekeringan dan Pena
kayu tanaman, penyakit, bioremediasi
(Gambar 8), mban
agar daun, bunga meningkatkan gan
dan buah tidak mutu dari unsur hara Na
rata-rata sebesar Emas
mudah gugur, biji/buah. setela
meningkatkan Tanaman yang 19,5%, unsur hara
Fe rata-rata h
223
Reklamasi Lahan Kritis Bekas Penambangan Emas Menggunakan Metode Bioremediasi Dan Fitoremediasi
(Neneng, L. & Saraswati, D.)

Perlak dihasilkan pada Emas


uan saat metabolism. setelah Berdasarkan
Biore Kalsium yang Perlak data standard
medias terdapat dalam uan unsur hara Mg
i dan batang dan daun Biore pada tanah subur
Fitore dapat media umumnya
medias menetralisirkan si dan mengandung
i senyawa atau Fitore unsur Mg rata-
Data suasana keasaman media rata sebesar 1,6
standard unsur tanah. si
hara Ca pada me/100 g. Bentuk satu bagian enzim
tanah subur Kandungan Unsur senyawa yang yang disebut organic
umumnya Hara Magnesium diambil dan diserap pyrophosphatse dan
mengandung (Mg) oleh tanaman carboxy peptisida; c)
unsur Ca rata-rata adalah: Mg2+, dan Berperan dalam
sebesar 8 me/100 Hasil merupakan bagian pembentukan buah.
g. Unsur hara implementasi dari hijau daun
kalsium diserap bioremediasi dan yang tidak dapat Kandungan Unsur
dalam bentuk ion fitomerediasi digantikan oleh Hara Natrium (Na)
Ca2+. Fungsi ion menyebabkan unsur lain, kecuali
Kalsium yang kandungan rata- didalam hijau daun Hasil
penting adalah rata unsur Mg Mg terdapat implementasi
mengatur dalam tanah sebagai ion didalam bioremediasi dan
permeabilitas dari meningkat sebesar air sel. Walaupun fitomerediasi
dinding sel. 21% zat mineral ini menyebabkan
Peranan yang dibandingkan diserap tanaman kandungan rata- rata
penting dari kontrol (Gambar dalam jumlah yang unsur Na dalam tanah
kalsium terdapat 8). sedikit jika meningkat sebesar
pada pertumbuhan dibandingkan 19,5% dibandingkan
ujung-ujung akar dengan zat mineral kontrol (Gambar 9).
dan pembentukan makro lain
bulu-bulu akar. (diantaranya N, P
Bila kalsium dan Ca), Mg dalam
ditiadakan maka bentuk Mg2+
pertumbuhan mempunyai
keduanya akan peranan penting
terhenti, dan dalam penyusunan
bagian-bagian klorofil.
yang telah Menurut G.
terbentuk akan Gambar 8. Rerata H. Collings (1955)
mati dan berwarna Kadar kadar magnesium
coklat kemerah- Unsur Gambar 9. Rerata
dari klorofil
merahan. Hara Kadar
tanaman adalah 2,7
Peran Magne Unsur Hara
persen. Fungsi
penting lainnya sium Natrium
magnesium bagi
dari kalsium Pada Pada
tanaman adalah: a)
adalah: Lahan Lahan
Magnesium
memperkeras Bekas Bekas
merupakan bagian
batang tanaman Penam Penamban
tanaman dari
dan menetralisir banga gan Emas
klorofil; b)
asam-asam n setelah
Merupakan salah
organik yang Perlakuan
224
EnviroScienteae Vol. 15 No. 2, Agustus 2019: 216-225

Biorem untuk k d
ediasi menghalangi a a
dan atau mencegah s n
Fitorem pengambilan F
ediasi atau penyerapan P it
K yang e o
Data standar berlebihan. n re
unsur hara Na pada a m
tanah subur Kandungan Unsur m e
umumnya Hara Besi (Fe) b di
mengandung unsur a a
Na rata-rata sebesar Hasil n si
0,5 me/100 g. implementasi g
Natrium berperan bioremediasi a Zat besi
penting untuk dan n (Fe) merupakan
memperbaiki fitomerediasi unsur mikro
pertumbuhan menyebabkan Fe; K+Se+MO Fe; E
0,15S+Se+MO yang diserap
tanaman, apabila kandungan rata- m S+MO; K+MO;0,09
Fe;; 0,13 Fe; dalam bentuk
Data Unsur Hara Besi

0,08
tanaman yang rata unsur Fe a ion ferri (Fe3+)
dimaksud dalam tanah s ataupun ferro
2+ Fe; K; 0,07
menunjukkan gejala meningkat (Fe ). 0,04Mineral
Fe; Se;
kekurangan Kalium sebesar 71% s Fe antara lain
(K). Natrium dibandingkan e olivin
bekerja kontrol (Gambar t (Mg,Fe)2SiO,
10). e Perlakuan pirit, siderit
l (FeCO3), gutit
a (FeOOH),
h
magnetit
(Fe3O4), hematit
P
e (Fe2O3) dan
r ilmenit
l (FeTiO3). Besi
a dapat juga
k diserap dalam
u bentuk khelat
Gambar 10. Rata-rata
a (ikatan logam
Kadar Unsur Hara
n dengan bahan
B organik),
es
B sehingga pupuk
i
i Fe dibuat dalam
P
o bentuk khelat.
a
r Khelat Fe yang
d
e biasa digunakan
a
m berupa Fe-
L
e EDTA, Fe-
a
d DTPA. Fe
h
i dalam tanaman
a
a sekitar 80%,
n
s terdapat dalam
B
i kloroplas atau
e sitoplasma.
225
Reklamasi Lahan Kritis Bekas Penambangan Emas Menggunakan Metode Bioremediasi Dan Fitoremediasi
(Neneng, L. & Saraswati, D.)

Penyerapan lebih ekonomis unsur hara tanah. tumbuhan


Fe lewat dan efisien. Hal ini dapat Cyperus sp.
daun lebih Fungsi Fe antara terjadi karena Penambahan
cepat lain sebagai aplikasi seresah pada
dibandingkan penyusun mikroorganisme metode
dengan klorofil, protein, yang digunakan, bioremediasi dan
penyerapan enzim, dan memiliki fitoremediasi,
lewat akar, berperan dalam kemampuan dapat
terutama perkembangan untuk proses meningkatkan
pada kloroplas. dekomposisi kandungan unsur
tanaman Fungsi bahan organik hara dan jumlah
yang lain Fe adalah maupun populasi
mengalami sebagai anorganik yang mikroorganisme
defisiensi Fe. pemindah terdapat di dalam tanah.
Hal ini elektron dalam tanah.
menyebabka proses
n pemupukan metabolisme.
lewat daun Proses tersebut KESIMPULAN
sering diduga antara lain
melalui reduksi tersebar di Aplikasi
N2, reduktase berbagai wilayah konsorsium
solfat, reduktase Indonesia, mikroorganisme
nitrat. terutama di berupa gabungan
Kekurangan Fe Kalimantan. isolat Klebsiella
menyebabkan Upaya untuk sp. dan
terhambatnya meningkatkan Pseudomonas sp.
pembentukan kesuburan tanah yang dipadukan
klorofil, dan juga saja, tidak cukup dengan tumbuhan
menyebabkan jika tidak fitoremediator
penyusunan diintegrasikan merkuri mampu
protein menjadi dengan upaya menurunkan Hg
tidak sempurna untuk mengurangi tanah sebesar
Defisiensi Fe kontaminan rata-rata 2,5 ppm,
menyebabkan merkuri yang meningkatkan
kenaikan kadar terdapat di dalam unsur hara posfor
asam amino pada tanah. rata- rata sebesar
daun dan Hasil 33%, kalium
penurunan jumlah implementasi 73%, Mg 21%,
ribosom secara perpaduan Na
drastis, dan akan bioremediasi dan 19,5%, dan Fe
mengakibatkan fitoremediasi 71%. Aplikasi
pengurangan melalui penelitian konsorsium
aktivitas semua ini, tidak saja mikroorganisme
enzim. mampu untuk dipadukan dengan
Penelitian mengurangi tumbuhan
ini dimaksudkan konsentrasi fitoremediator
sebagai bagian merkuri di dalam merkuri dari jenis
dari upaya untuk tanah, tetapi Melastoma sp.,
reklamasi lahan sekaligus juga lebih mampu
bekas tambang mampu memperbaiki
emas, yang meningkatkan kondisi tanah
dibandingkan
226
EnviroScienteae Vol. 15 No. 2, Agustus 2019: 216-225

DAFTAR US: West (2006).


PUSTAKA Publishing, Karakterisa
1986. si dan
APHA. (1988). EPA. (2005). A Identifikasi
Standard Citizen’s Bakteri
Methods for Guide to Pereduksi
the Phytoremed Merkuri
Examination iation. dari Sungai
of Water http://www. Kahayan
and cluin Kalimantan
Wastewater. .org or Tengah.
Ed. 20.3111 http://www. [Penelitian
B. USA: epa.gov [28 Mandiri].
American Oktober Neneng, L.
Public 2008]. (2007). Uji
Health Hidayati, N. Efektivitas
Association. (2005). Bioremedias
APHA Fitoremedia i Merkuri
Washington si dan Oleh Isolat
DC. potensi Bakteri
Argonne. (2007). Pereduksi
Phytoremedi hiperakumul Merkuri
ation of Soil ator. Hayati dalam
and Journal of Bioreaktor
Groundwate Biosciences, Sederhana.
r. 12(1), 35- [Penelitian
Environment 40. Mandiri].
al Science Hofman & Anne. Neneng, L.
Division. (2006). (2007).
A.U.S. Phytoremed Pengaruh
Department iation Kondisi
of Energy Rhyzoremed Lingkungan
Laboratory. iation. Terhadap
Chicago Diakses dari Efektivitas
Argonne. http://www. Bioremedia
engg.ksu.ed si Merkuri
http://www.e u oleh Isolat
vs.anl.gov Moore, C. J. Bakteri dan
[28 Oktober (2000). A Sosialisasi
2008]. review of Aplikasinya
Colomé, J. S., mercury in dalam
Kubinski, A. the Bioreaktor
M., Cano, R. environment Sederhana
J., & Grady, :(its kepada
D. V. occurrence Penambang
(1986). in marine Emas di
Laboratory fish). South DAS
exercises in Carolina Kahayan
microbiolog State Kalimantan
y (No. 576 Documents Tengah.
C692-l). Depository. [Disertasi].
New York, Neneng, L. Tidak
227
dipublikasikan. Program Pascasarjana
Universitas Negeri Malang.
Neneng, L. (2008). Eksplorasi Isolat
Bakteri Potensial untuk Bioremediasi
Merkuri (Hg) dari Areal
Penambangan Emas di Sungai
Kahayan Kalimantan Tengah. Jurnal
Agritek. 16: 189 – 194.
Portier, R. J. (1991). Application of
Adapted Microorganisms for Site
Remediation of Contaminated Soil
and Ground Water. Dalam A. M.
Martin (Ed.), Biological Degradation
of Wastes (hlm. 247-259). London:
Elsevier Applied Science.
SBIR Success Stories. (2006).
Phytoremediation of Arsenic-
Contaminated Soils. Edenspace
system Corporation.
http://www.edenspace.com [28
Oktober 2008].
Suhendrayatna. (2001). Bioremoval Logam
Berat dengan Menggunakan
Mikroorganisme: suatu Kajian
Kepustakaan. [Makalah]. Disajikan
dalam Seminar on-Air Bioteknologi untuk
Indonesia Abad 21, Kerjasama antara
Sinergy Forum dan PPI Tokyo Istitute of
Technology. 1-14 Februari. Wagner-
Döbler, I., Von Canstein, H., Li, Y.,
Timmis, K. N., & Deckwer, W. D. (2000).
Removal of mercury from chemical
wastewater by microoganisms
in technical scale.
Environmental science &
technology, 34(21), 4628-4634.
Waite, S. 2000. Statistical Ecology in
Practice: A Guide to Analysing
Environmental and Ecological Field
Data. Prentice Hall.

You might also like