You are on page 1of 11

Pertumbuhan Tanaman Sengon

(paraserianthes falcataria L.) Terinfeksi Mikoriza pada Lahan


Tercemar Pb.

Triono Bagus Saputro1, Nurul Alfiyah2, Dian Fitriani3


Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Sukolilo, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: trionobsaputro@bio.its.ac.id

Abstract
Paraserianthes falcataria plant is well known to be capable to make an excellent association and symbiosis with
mycorrhizae. Mycorrhizae can improve the plant's ability to survive in heavy metal contaminated land, one of which
is Pb (lead). Pb is the main heavy metal pollutants in all environments. This aims of this research were to determine
the accumulation of Pb on sengon plant roots and its growth in Pb contaminated media. This research uses a
completely randomized design. Pb(NO3)2 were given at a dose of 833 mg/kg and the concentration of mycorrhizal
inoculation of Glomus sp. used were 25, 50 and 75 grams of mycorrhizae. The measured parameters were plant
height, root length, plant dry weight, accumulation of Pb in roots, chlorophyll and protein profile test. The results
showed that 75 grams of mycorrhizal Glomus sp. were the highest on several parameters including plant height, dry
weight, root length. The chlorophyll content were grown on media containing Pb with each value of 77.5 cm; 17.86
grams; 31.5 cm; 8.99 g/ml. A dose of 75 grams of Glomus sp. also increased the absorption and accumulation of Pb
in the roots with 3.60 ppm. while the protein electrophoresis show the specific band in P. falcataria that exposed to
Pb with molecular weight 53.67 kDa.
Keywords : Paraserianthes falcataria L.; Metal Pb; Glomus sp.

Abstrak

Tanaman Paraserianthes falcataria L. diketahui mampu berasosiasi dan bersimbiosis dengan mikoriza, dimana peran
mikoriza dapat meningkatkan kemampuan tanaman P. falcataria L. dalam bertahan di lahan tercemar logam berat,
salah satunya adalah Pb. Logam berat Pb merupakan pencemar logam berat utama di semua lingkungan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui akumulasi logam Pb pada perakaran tanaman sengon serta pertumbuhannya dalam
media tercemar logam berat Pb. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap. Pemberian logam berat
Pb(NO3)2 dengan dosis 833 mg/kg dan konsentrasi inokulasi mikoriza Glomus sp. yang digunakan adalah 25, 50 dan
75 gram mikoriza. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, panjang akar, berat kering tanaman, akumulasi Pb
dalam akar, kandungan klorofil dan uji profil protein. Hasil dari penelitian ini yaitu dosis 75 gram mikoriza Glomus
sp. merupakan dosis yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sengon pada parameter tinggi tanaman,
berat kering, panjang akar dan kandungan klorofil yang ditumbuhkan pada media yang mengandung logam Pb
dengan masing-masing nilai 77,5 cm; 17,86 gram; 31,5 cm; 8,99 g/ml. Dosis 75 gram Glomus sp. juga meningkatkan
penyerapan serta akumulasi logam Pb pada akar tanaman sengon sebesar 3,60 ppm.
Kata kunci : Paraserianthes falcataria L.; Logam Pb;Glomus sp.

Pendahuluan satu komoditas dalam pembangunan hutan

Sengon atau Paraserianthes falcataria tanaman, karena memiliki nilai ekonomis

(L.) termasuk famili Leguminoceae. Tanaman tinggi dan ekologis yang luas. Keunggulan

ini sangat potensial untuk dipilih sebagai salah ekonomi Pohon Sengon adalah jenis pohon

207
208 – Pertumbuhan Tanaman Sengon…..

kayu cepat tumbuh (fast growing species), ion, selain itu akar tanaman juga dapat
pengelolaan relatif mudah, sifat kayunya menginduksi perubahan kimia di rhizosfer
termasuk kelas kuat dan permintaan pasar yang (Nouri et al., 2009). Usaha bioremediasi dapat
terus meningkat (Nugroho dan Salamah, 2015), dipercepat dengan tanaman bermikoriza,
sedangkan secara ekologis Sengon dapat karena mikoriza menyediakan lingkungan yang
meningkatkan kualitas lingkungan seperti optimal sehingga bibit tanaman dapat tumbuh
meningkatkan kesuburan tanah dan dan memainkan perannya secara optimal
memperbaiki tata air (Suharti, 2008). (Widyati, 2008).
Timbal (Pb) merupakan salah satu Selain itu juga mikoriza membantu
polutan utama di darat maupun di perairan. meningkatkan penyerapan logam berat tanpa
Limbah atau kotoran yang mengandung tanaman menderita keracunan yaitu dengan
sejumlah timbal (Pb) secara teratur dibuang ke meningkatkan bioavailabilitas dan menurunkan
kebun atau lahan yang biasa digunakan sebagai toksisitas logam berat di tanah dengan
kegiatan pertanian (Paivoke, 2002). melepaskan asam organik seperti asam oksalat
Peningkatan Pb dalam tanah dapat berdampak (Sergio et al., 2012), Sehingga dalam
negatif terhadap penurunan pertumbuhan, penelitian ini sangat penting untuk mengetahui
produktivitas, hingga dapat menyebabkan potensi tanaman sengon yang terinfeksi
kematian pada tanaman. Cunningham and Berti mikoriza arbuskular dalam mengakumulasi
(1993) menyatakan bahwa logam Pb termasuk logam berat Pb serta pertumbuhan tanaman
pencemar utama di semua lingkungan dan sengon yang terkontaminasi logam berat.
sumber utama pencemaran tanah karena
memiliki distribusi/penyebaran yang luas serta
Materi dan Metode
mempunyai kelarutan yang rendah sehingga
Penelitian ini dilakukan pada bulan
cenderung terakumulasi dan tersedimentasi
Februari 2015 sampai dengan Juli 2015 di
dalam tanah.
Greenhouse Urban Farming ITS Surabaya dan
Salah satu pilihan untuk mengatasi
laboratorium Botani Jurusan Biologi FMIPA
masalah pencemaran logam berat Pb dalam
ITS. Bahan yang digunakan pada penelitian
tanah adalah dengan proses fitoremediasi.
ini adalah tanaman sengon (Paraserianthes
Fitoremediasi merupakan proses pembersihan
falcataria L.), mikoriza Glomus sp.,
polusi maupun kontaminan di lingkungan
Pb(NO3)2.
dengan menggunakan tanaman (Etim, 2012).
Akar tanaman yang berada ditanah dapat
Sterilisasi Media Tanam
memainkan peran penting dalam meremoval
Media yang digunakan adalah tanah
logam melalui filtrasi, adsorbsi dan pertukaran
taman yang disterilisasi dengan autoklaf
209 – Pertumbuhan Tanaman Sengon…..

selama 15 menit dengan tekanan 1 atm di mikoriza dengan konsentrasi sesuai perlakuan
laboratorium Botani Jurusan Biologi FMIPA kemudian dilapisi lagi dengan media tanam.
ITS. Kemudian media tanam dianalisis sifat Tanaman sengon kemudian dimasukkan ke
fisik (pH tanah) dan kimia tanah (C-organik, dalam media. Tanaman diberi pupuk NPK
NPK, kadar air) di Jurusan Tanah Fakultas sebanyak 3 gram (Hardiatmi, 2008),
Pertanian Universitas Brawijaya, Malang kemudian diukur pH tanah dengan alat soil
(Sastrahidayat, 2011). tester dan selanjutnya ditumbuhkan pada
rumah kaca selama 8 minggu. Disirami
Penyiapan Tanaman dengan air setiap hari sebanyak 100 cc.
Tanah yang sudah disterilkan sebanyak
3 kg dimasukkan pada setiap polybag. Bibit Pengairan dan Pengamatan
sengon umur 2 minggu dimasukkan dalam Seluruh bioreaktor disirami dengan air
polybag yang berisi 3 kg media tanaman. sebanyak 250 ml dalam 3 Kg tanah setiap
Setiap polybag berisi 1 bibit sengon dan pengairan. Penyiraman tanaman dilakukan
diinfeksi dengan spora Glomus sp. sebanyak setiap hari sekali pada pukul 08.00 WIB.
25 gram, 50 gram dan 75 gram. Kemudian Adapun pengamatan yang dilakukan adalah
dilakukan penyiraman setiap 1 kali sehari. mengukur tinggi tanaman, panjang akar, dan
Bibit sengon diadaptasi di lingkungan yang berat kering total.
baru selama 2 minggu.

Analisis Hasil Uji Logam Pb


Pembuatan Bioreaktor Potensi tanaman sebagai remidiator
Media tanaman yaitu tanah taman dilakukan dengan menghitung akumulasi
dengan massa 3 kg dimasukkan ke dalam logam Pb dalam akar dengan menggunakan
polybag dan diaduk sampai rata sambil Atomic Absorption Spectrometry (AAS).
ditambahkan logam berat Pb(NO3)2 dengan
dosis 833 mg/kg. Untuk penambahan Uji Kandungan Klorofil
mikoriza, tanaman sengon yang telah Ekstraksi klorofil mengacu pada metode
diadaptasi sebelumnya dan diinfeksi dengan Hiscox dan Israeslstam, dimana daun
spora Glomus sp. Dosis mikoriza yang ditimbang dengan berat 0,5 g dan dihancurkan
diinokulasikan yaitu 25, 50 dan 75 gram dengan menggunakan mortar dan pestel,
mikoriza. Inokulasi mikoriza dilakukan selanjutnya diekstrak dengan larutan aseton
dengan menggunakan sistem lapisan. Media 85% 10 ml. Ekstrak yang diperoleh kemudian
tanam diambil dengan ketebalan 1 cm, disaring dengan kertas saring dan dianalisis
kemudian di atasnya dilapisi inokulum menggunakan spektrofotometer UV Vis pada
210 – Pertumbuhan Tanaman Sengon…..

panjang gelombang 644 nm dan 663 nm. PAGE memiliki konsentrasi 10% (bagian
Penghitungan kandungan klorofil (g/ml) bawah).
ditentukan dengan rumus : Setelah gel SDS-PAGE terbuat, maka
Klorofil total = 8,02 (A.663)+ 20,2 larutan sampel dan marker dimasukan ke
(644).W/V dalam sumuran pada gel tersebut dan akan di
Keterangan : running . Sampel sebanyak 30 μL ditambah
W: Berat daun (g) bufer 10 μL, sehingga didapatkan volume
V: Volume larutan aceton (ml) akhir 40 μL. Hasil campuran tersebut
kemudian dipanaskan pada air mendidih
Uji Profil Protein selama 2 menit, lalu dibekukan pada suhu -
Metode isolasi protein mengacu pada 20°C selama 15 menit. Langkah selanjutnya
penelitian (Saputro, 2012), yakni sebagai adalah melakukan pengisian (loading) pada
berikut: daun tanaman sengon ditimbang sumuran gel elektroforesis. Proses running
sebanyak 200 mg dan ditambahkan 200 μL dilakukan dengan menggunakan tenaga 125
PBS kemudian digerus hingga homogen. volt selama 2 jam. Proses dihentikan apabila
Semua homogenat dikoleksi, kemudian dari loading dye mendekati batas bawah dari
dimasukan pada tube steril. Homogenat lembaran gel polyacrylamida.
disentrifuse 6000 rpm selama 5 menit. Proses elektroforesis selesai maka
Supernatan diambil dan dipindahkan ke dalam dilakukan pewarnaan terhadap hasil
tube steril yang baru dan disimpan pada suhu elektroforesis dengan coomasime blue 0,1%
4°C. dengan dishaker selama 30 menit. Pada proses
Supernatan yang didapat mengandung ini akan didapatkan hasil berupa lembaran gel
banyak protein, karena komposisi yang berwarna biru. Setelah proses pewarnaan
heterogen maka protein tersebut perlu selesai maka dilakukan destaining untuk
dipisahkan untuk dilihat profilnya. Profil menghilangkan warna biru, namun pita-pita
protein tanaman diamati untuk mengetahui hasil running pada lembaran agar tetap
apakah tanaman tersebut berhasil dipertahankan berwarna biru.
memproduksi protein yang berperan pada saat
cekaman atau tidak. Media yang digunakan Rancangan Penelitian
untuk memisahkan protein tersebut adalah gel Rancangan penelitian yang digunakan
SDS-PAGE yang terdiri dari stacking gel dan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
separating gel. Stacking gel SDS-PAGE yang dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil dari
dipisahkan memiliki konsentrasi 5% (bagian parameter tinggi tanaman, panjang akar, berat
atas) dan gardien gel atau separating gel SDS- kering, kandungan klorofil dan akumulasi Pb
211 – Pertumbuhan Tanaman Sengon…..

dalam akar akan dianalisis menggunakan dan positif tidak berbeda nyata. tinggi
ANOVA one way dengan taraf kepercayaan tanaman pada perlakuan kontrol positif
95%. Setelah itu dilakukan uji lanjutan (dengan penambahan Pb) lebih tinggi
dengan Uji Duncan Multiple Range Test dibandingkan dengan kontrol negatif (tanpa
(DMRT) untuk melihat pengaruh beda nyata penambahan Pb). Hal ini karena akar tanaman
tiap perlakuan. yang terpapar logam Pb akan menjaga ion
logam beracun dalam konsentrasi rendah
Hasil dan Pembahasan dalam sitoplasma dengan mencegah transpor

Pengaruh Pemberian Mikoriza Glomus sp. ion logam menembus membran plasma

dan Logam Pb pada Tanaman Sengon (Reichman, 2002). Pencegahan transport ion

(Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) logam tersebut dengan cara meningkatkan

Berdasarkan hasil uji ANOVA one-way pengikatan ion logam di dindng sel (Yang et

dengan taraf kepercayaan 95% diketahui al., 2005). Selain itu juga mengurangi

bahwa inokulasi mikoriza berpengaruh nyata penyerapan dengan memodifikasi ion channel

terhadap pertambahan tinggi dan kandungan yaitu suatu protein NRAMPS (natural

klorofil, tetapi tidak berpengaruh nyata resistance assosiation macrophage protein)

terhadap panjang akar berat kering. Untuk sehingga terjadi efflux ion logam keluar sel

mengetahui adanya perbedaan pada parameter (Tong et al., 2004) sehingga Pb tidak dapat

yang berbeda nyata tersebut dilakukan uji mengganggu proses penyerapan hara dan

lanjutan DMRT (Tabel 1). pertumbuhan tinggi tanaman tidak terganggu.

Parameter tinggi tanaman pada tabel 1


menunjukkan antara perlakuan kontrol negatif

Tabel 1. Pengaruh Inokulasi Glomus sp. terhadap Pertumbuhan Tanaman Sengon Tercekam Pb

Keterangan:Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT taraf 5%.
P1 = Tanpa mikoriza+Tanpa Pb; P2= Tanpa mikoriza+Pb; P3= Mikoriza 25gr+Pb; P4= Mikoriza 50gr+Pb; P5=
Mikoriza 75gr+Pb
212 – Pertumbuhan Tanaman Sengon…..

Tinggi tanaman (tabel 1) pada menunjukkan bahwa pada perlakuan


perlakuan dengan penambahan dosis kontrol positif (0 gram mikoriza + 500
mikoriza lebih tinggi dibandingkan dengan ppm Pb(NO3)2) memiliki panjang akar
kontrol negatif dan kontrol positif, dimana yang terendah. Hal ini karena logam Pb
tinggi tanaman yang tertinggi pada akan menghambat pertumbuhan dari akar
pemberian dosis mikoriza 75 gram. Hal ini primer (Obroucheva et al., 1998) dan
disebabkan fungi mikoriza efektif dalam perkembangan rambut akar (Sharma and
meningkatkan penyerapan unsur hara Dubei, 2005) yaitu dengan menghambat
makro dan mikro dengan memproduksi pembelahan sel di zona meristematik akar
jalinan hifa yang intensif, ukuran hifa yang dan pemanjangan sel akar primer (Ivanov
halus akan memungkinkan hifa bisa et al., 1988).
menembus pori – pori tanah yang paling Berat kering tanaman (tabel 1) juga
kecil (mikro) sehingga bisa menyerap air mengalami peningkatan seiring dengan
pada kondisi kadar air yang sangat rendah penambahan dosis mikoriza yaitu tertinggi
serta membantu meningkatkan penyerapan pada pemberian dosis mikoriza75 gram.
unsur hara (Delvian, 2005). Berat kering juga berbanding lurus dengan
Inokulasi mikoriza pada tanaman pertumbuhan tinggi tanaman pada
yang terpapar logam berat Pb juga konsentrasi dosis mikoriza 75 gram serta
mempengaruhi perkembangan panjang infektivitas mikoriza pada akar tanaman
akar. Tabel 1 menunjukkan bahwa dengan sengon, hal ini karena pada infektivitas
penambahan mikoriza 25, 50 dan 75 gram, mikoriza terbentuk jalinan hifa yang
panjang akar mengalami peningkatan berfungsi dalam pengambilan unsur hara
dibandingkan dengan kontrol. Hal ini dan air yang akan ditrisbusikan ke bagian
karena mikoriza mampu menginduksi batang dan daun sehingga meningkatkan
hipertrofi akar, sehingga mengakibatkan laju proses fotosintesis. Berat kering
rangsangan tumbuhnya rambut-rambut tananam menggambarkan adanya
akar menjadi lebih cepat. mikoriza juga akumulasi penyerapan bahan-bahan
mensekresikan hormon rizokalin lebih organik dan unsur hara yang dihasilkan
tinggi dibandingkan dengan yang tidak saat fotosintesis (Desi dkk., 2013). Selain
terinfeksi fungi mikoriza. Hormon itu, tanaman sengon dengan perlakuan
rhizokalin berfungsi untuk merangsang tanpa mikoriza dengan Pb (tabel 1)
pembentukan akar pada tanaman memiliki berat kering yang paling rendah.
(Aldeman and Morton, 2006). Tabel 1 juga Hal ini karena Pb banyak mempengaruhi
213 – Pertumbuhan Tanaman Sengon…..

aktivitas metabolisme tanaman, sel batang. Infeksi mikoriza pada akar


diantaranya mengganggu fotosintesis dan tanaman menyebabkan tanaman mampu
penyerapan nutrisi atau unsur hara (Balba memanfaatkan unsur-unsur P yang tidak
et al., 1991). Pb pada proses fotosintesis tersedia menjadi tersedia (Rossiana dan
menghalangi transport elektron di reaksi Titin, 2003). Mikoriza meningkatkan
terang dengan menghambat proses sintesis penyerapan unsur Mg yang merupakan
plastoquinon (PQ) dari plastoquinol unsur utama dalam sintesis klorofil. Selain
(PQH2), Pb juga menghambat aktivitas itu mikoriza juga mampu menginduksi zat
enzim ferrodoxin NADP+ reduktase perangsang tumbuh, seperti asam giberelat
sehingga menghalangi terbentuknya yang berperan dalam pembentukan klorofil
+
NADP menjadi NADPH yang akan (Peni dkk., 2004).
diteruskan dalam reaksi gelap (Tariq et al.,
2007). Pengaruh Pemberian Mikoriza Glomus
Glomus sp. yang menginfeksi sistem sp. Terhadap Akumulasi Pb Pada Akar
perakaraan tanaman sengon akan Tanaman Sengon (Paraserianthes
memproduksi jalinan hifa secara intensif, falcataria (L.) Nielsen)
sehingga tanaman sengon bermikoriza Berdasarkan uji Anova akumulasi
akan mampu meningkatkan kapasitasnya logam Pb di akar menunjukkan hasil
dalam menyerap air dan unsur mineral. Ini yang berpengaruh signifikan dengan
sesuai dengan penelitian Sastrahidayat nilai p. value 0,000. Nilai p. value <0,05
(2011) menyatakan bahwa infeksi menunjukkan hipotesa H0 ditolak,
mikoriza dapat membantu tanaman dalam sehingga dilakukan uji lanjut Duncan
menyediakan nutrisi yang diperlukan (tabel 2.)
dalam pertumbuhan dan pemanjangan sel-

Tabel 2. Pengaruh pemberian mikoriza Glomus sp. terhadap Akumulasi Pb di akar tanaman sengon

Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada uji Duncan(α=0,05%) ±
SE (standart eror)
214 – Pertumbuhan Tanaman Sengon…..

Hasil pada tabel diatas infeksi MVA pada jenis tanaman yang
menunjukkan bahwa akumulasi Pb di terkolonisasi mikoriza.
akar dengan penambahan mikoriza
berbeda nyata yaitu antara perlakuan Uji Profil Protein
kontrol negatif (0 gr mikoriza–Pb) dan Tanaman merespon hadirnya logam
kontrol positif (0gr mikoriza+Pb) dengan berat di lingkungan dengan berbagai
perlakuan penambahan mikoriza dengan cara, salah satunya dengan mensintesis
dosis 25, 50 dan 75 gram. Akumulasi Pb protein fitokelatin yang merupakan hasil
tertinggi pada perlakuan dosis mikoriza dari mekanisme pertahanan berupa
75 gram dan akumulasi terendah pada metabolit sekunder yang berikatan
perlakuan kontrol negatif (tanpa dengan logam. Pada penelitian ini
mikoriza tanpa Pb). Hal ini sesuai dilakukan pengujian profil protein
dengan pernyataan Chen et al., (2007) terhadap tanaman sengon yang tumbuh
bahwa penyerapan Pb pada akar tanaman pada lahan tercemar Pb dengan
bermikoriza lebih tinggi dibandingkan menggunakan metode SDS-PAGE.
dengan non-mikoriza. Mikoriza Berdasarkan hasil uji profil protein
diketahui mampu menyerap dan (Gambar 1) menunjukan bahwa pita
mengakumulasi logam dalam akar protein dengan berat molekul 53,67 kDa
tanaman inang. Hifa miselium intra dan yang merupakan protein yang terbentuk
ekstraseluler MVA berpotensi dalam pada saat tercekam Pb. Berdasarkan hasil
penyerapan logam (Joner et al., 2000) NCBI menunjukan bahwa protein yang
melalui luas permukaan penyerapan dan terbentuk tersebut merupakan fitokelatin.
jangkauannya di dalam tanah. Sebagian Fitokhelatin merupakan peptida yang
besar logam terikat pada komponen mengandung 2-8 asam amino sistein di
dinding sel seperti kitin, selulose dan pusat molekul serta suatu asam glutamat
melanin fungi MVA (Galii et al., 1993). dan sebuah glisin pada ujung yang
Suharno dan Sancayaningsih (2013) berlawanan. Fitokhelatin dibentuk di
menyatakan bahwa Peningkatan dalam nukleus yang kemudian melewati
masuknya Pb ke dalam akar tanaman retikulum endoplasma (RE), aparatus
umumnya diamati melalui kolonisasi golgi, vasikula sekretori untuk sampai ke
mikoriza. Penyerapan Pb diketahui permukaan sel. Bila bertemu dengan
berkorelasi dengan meningkatnya jumlah Timbal (Pb) serta logam berat lainnya
fitokhelatin akan membentuk ikatan
215 – Pertumbuhan Tanaman Sengon…..

sulfida di ujung belerang pada sistein tumbuhan. Gangguan dapat terjadi pada
dan membentuk senyawa kompleks jaringan epidermis, spons dan palisade
sehingga Timbal (Pb) dan logam berat (Taiz dan Zieger, 1998).
lainnya akan terbawa menuju jaringan

Gambar 1. Profil Protein Paraserianthes falcataria L. Keterangan : K1 = Tanpa mikoriza+Tanpa Pb; K2= Tanpa
mikoriza+Pb; M1= Mikoriza 25gr+Pb; M2= Mikoriza 50gr+Pb; M3= Mikoriza 75gr+Pb

Kesimpulan panjang akar dan berat kering tanaman.


Berdasarkan hasil yang diperoleh, Dan Pemberian beberapa dosis mikoriza
maka dapat disimpulkan bahwa dapat meningkatkan serapan Pb dan
pemberian beberapa dosis mikoriza akumulasi logam Pb pada akar tanaman
Glomus sp. berpengaruh signifikan sengon. Serta hasil uji profil protein
tehadap tinggi tanaman dan kandungan menunjukan tanaman sengon yang
klorofil dalam media yang mengandung tumbuh pada lahan tercemar Pb
logam berat Pb dengan hasil tertinggi terindentifikasi membentuk pita protein
pada dosis mikoriza 75 gram, namun dengan berat molekul 53,67 kDA.
tidak berpengaruh signifikan pada
216 – Pertumbuhan Tanaman Sengon…..

DAFTAR PUSTAKA

Aldeman , J.M., and J.B. Morton. 2006. Barley Roots as an Indicator of Pb Toxic
Infectivity of Vesicular Arbuscular Effects”. J. Appl. Bot. Vol. 72 : 140-143.
Mychorrizal Fungi Influence Host Soil Joner , E.J., Briones and Leyval C. 2000. Metal-
Diluent Combination on MPN Estimates Binding Capacity of Arbuscular-
and Percentage Colonization. Soil Mycorrhizal Mycelium. Pl Soil. Vol. 226
Biolchen Journal. Vol. 8 (1):77- 83. (2):227-234.
Balba, A.M., Shibiny and Khatib. 1991. Effect Nouri , J., N. Khorasani, B. Lorestani, M.
of Lead Increments on the Yield and Lead Karami, A.H. Hassani, N. Yousefi. 2009.
Content of Tomato Plants, Water. Air Soil Accumulation of Heavy Metals in Soil
Pollut. Vol. 57 (93). and Uptake by Plant Species with
Chen , B., Zhu, Duan, Xiao X., and Smith S. Phytoremediation Potential. Environ
2007. Effects of the Arbuscular Earth Sci. Vol. 59:315–323.
Mycorrhizal Fungus Glomus mosseae on Nugroho, T.A. dan Z. Salamah. 2015.
Growth and Metal Uptake by Four Plant Pengaruh Lama Perendaman dan
Species in Copper Mine Tailings. Environ Konsentrasi Biji Sengon (Paraserianthes
Pollut. Vol. 147:374-380 falcataria L.). JUPEMASI-PBIO, Vol. 9
Cunningham, S.D., and W.R. Berti. 1993. No. 3.
Remediation of Contaminated Soils with Nurhayati. 2012. Inffectiviness and
Green Plants: An Overview, In Vitro Cell. Effectiviness of Mycorrhizae in the Some
Dev. Biol. 29P:207-212. Host Plants and Source of Inoculum.
Delvian. 2005. Pengaruh Cendawan Mikoriza Jurnal Agrista. Vol. 16 No. 2.
Arbuskula Dan Naungan Terhadap Obroucheva, N.V., V.B. Bystrova, O.V.
Pertumbuhan Bibit Kayu Manis Ivanov, M.S. Antipova and I.V.
(Cinnamomum burmanii BL.). Jurnal Seregin.1998. Root Growth Responses to
Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian Agrisol. Vol. Lead in Young Maize Seedlings. Plant
4 No.1. Soil. Vol. 200:55-61.
Desi, L., R. Linda and Mukarlina. 2013. Paivoke. 2002. Soil Lead Alters Phytase
Pertumbuhan Jagung (Zea mays L.) Activity and Mineral Nutrient Balance of
dengan Pemberian Glomus aggregatum Pisum sativum. Environ. Exp. Bot. 48:61-
dan Biofertilizer pada Tanah Bekas 73.
Penambangan Emas. Jurnal Protobiont. Peni, D.K., Solichatun dan E. Anggarawulan.
Vol. 2 (3):176 – 180. 2004. Pertumbuhan, Kadar Klorofil-
Etim, E.E. 2012. Phytoremediation and its Karotenoid, Saponin, Aktivitas Nitrat
Mechanisms: A Review. International reduktase Anting-anting (Acalypha indica
Journal of Environmental and Bioenergy. L.) pada Konsentrasi Asam Giberelat
Vol 2 (3):120-136 (GA3) yang Berbeda. Biofarmasi 2. Vol
Galii, U., Meier M., and Brunold C. 1993. 1: 1-8.
Effect of Cadmium on Nonmycorrhizal Reichman , S.M. 2002. The Responses of Plants
and Mycorrhizal Fungus (Laccasaria to Metal Toxicity: A review focusing on
laccata Scop.Ex.Fr): Sulphate Reduction, Copper, Manganese and Zinc. Australian
Thiols and Distribution of the Heavy Minerals & Energy Environment
Metal. New Phytol. Vol. 125:837-843. Foundation:Melbourne.
Hardiatmi, S.J.M. 2008. Pemanfaatan Jasad Rossiana, N. dan Titin S. 2003. Penurunan
Renik Mikoriza untuk Memacu Kandungan Logam Berat dan
Pertumbuhan Tanaman Hutan. Jurnal Pertumbuhan Tanaman Senogon
Inovasi Pertanian. Vol.7 (1):1-10. (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen)
Ivanov, V.B., E.I. Bystrova, N.V. Obroucheva, Bermikoriza dalam Medium Limbah
O.V. Antipova, M. Sobotik and H. Lumpur Minyak Hasil Ekstraksi.
Bergmann. 1988. Growth Response of UNPAD:Bandung.
217 – Pertumbuhan Tanaman Sengon…..

Saputro. T.B. 2012. Multiplikasi Tunas Pada (L.). Jurnal Penelitian Hutan dan
Mikoropropagasi Tanaman Transgenik Konservasi Alam. Vol. V no. 1.
Anggrek (Phalaenopsis amabilis L.) Taiz, L. dan E. Zieger. 1998. Plant Physiology.
Blume Pembawa 35S::KNAT1 Pada Sinaver Associates. Inc. Publisher:
Media Tanpa Fitohormon. Thesis. Massachussets.
UGM:Yogyakarta. Tariq, M., K.R. Islam And S. Muhammad. 2007.
Sastrahidayat, I.R. 2011. Rekaya Pupuk Hayati Toxic Effects of Heavy Metals on Early
Mikoriza dalam Meningkatkan Produksi Growth and Tolerance of Cereal Crops”.
Pertanian. Universitas Brawijaya Press : Pakistan Journal of Botany. Vol.39 (2):
Malang. 451-462.
Sergio, T., Pichardo, Yi Su and F. Han. 2012. Tong, Y.P., Kneer R., and Zhu Y.G. 2004.
The Potential Effects of Arbuscular Vacuolar Compartementation : a Second -
Mycorrhizae (AM) on the Uptake of Generation Approach to Engineering
Heavy Metals by Plants from Plants for Phytoremediation. Trends
Contaminated Soils. J. Bioremediation & Plants Science. Vol. 9:7-9.
Biodegradation. Vol. 3 (10). Widyati. 2008. Peranan Mikroba Tanah pada
Sharma, P., and S.R. Dubey. 2005. Lead Toxicity Kegiatan Rehabilitasi Lahan Bekas
in Plants. Plant Physiol. Vol. 17 (1):35- Tambang (Roles of Soil Microbes in Ex-
52. Mining Land Rehabilitation). Info Hutan.
Suharno and R.P. Sancayaningsih. 2013. Fungi Vol. 5 No. 2:151-160.
Mikoriza Arbuskula: Potensi teknologi Yang, X., Feng Y., He Z., and Stoffella P.J.
mikorizoremediasi logam berat dalam 2005. Molecular Mechanisms of Heavy
rehabilitasi lahan tambang. Bioteknologi. Metal Hyperaccumulation and
Vol. 10 (1):31-42 Phytoremediation. Journal of Trace
Suharti. 2008. Aplikasi Inokulum EM-4 dan Elements in Medicine and Biology. Vol.
Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan 18:339-53
Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria

You might also like