Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine: anatomy character (density, length, and
width of stomata), chlorophyll content index, and alkaloids content of plant cashew leaves
(Anacardium occidentale L.) planted on gold post-mining soil Bombana with variation dose of
cow manure. The experimental research use completely randomized design with four
treatments, namely without cow manure (S 0), and treatment of cow manure 100g 10kg-1 soil
(S1), 125g 10kg-1 soil (S2), and 150g 10kg-1soil (S3) in repeated 3 times. Anatomy of leaves
Cashew plant parameters observed were the levels of density stomata, length stomata,
width stomata, and the physiology were chlorophyll content index and alkaloids content. Test
data using Anova and continued with LSD (density stomata), and BJND (chlorophyll content
index) level of 95%. The results showed that cow manure of the treatments S 3 gives the
highest value of density stomata (16,98 mm 2), length stomata (122, 24 µm), width stomata
(109, 97 µm) and chlorophyll content index is (42,81 CCI) while on treatments alkaloids
content highest S0 is (0,005 g). Cow Manure is significantly influence of stomata density and
chlorophyll content index, but no significant effect on the stomata length, stomata width and
alkaloids content.
Keywords : Stomata, Chlorophyll Content Index, Alkaloids Content, Cow Manure, Plant
Cashew Gold Post-Mining Soil.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: karakter anatomi (kerapatan, panjang, dan
lebar stomata), indeks kadar klorofil dan kadar alkaloid daun tanaman jambu mete
(Anacardium occidentale L.) yang ditanam pada tanah pascatambang emas Bombana
dengan variasi dosis pupuk kandang sapi. Penelitian eksperimental menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, yaitu tanpa pupuk kandang sapi (S0),
dan perlakuan pupuk kandang sapi 100g 10kg-1 tanah (S1), 125g 10kg- 1 tanah (S2), dan
150g 10kg-1 tanah (S3) dengan 3 kali ulangan. Pengamatan anatomi daun tanaman jambu
mete meliputi: kerapatan, panjang, dan lebar stomata sedangkan pengamatan fisiologis
meliputi indeks kadar klorofil dan kadar alkaloid. Data di uji menggunakan Ansira dan
dilanjutkan dengan Uji BNT (kerapatan stomata), dan BJND (indeks kadar klorofil) pada
taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang sapi
dosis 150g 10kg-1 tanah (S3) memberikan nilai tertinggi pada kerapatan stomata (16,98
mm 2), panjang stomata (122,24 µm), lebar stomata (109,97 µm) dan indeks kadar klorofil
(42,81 CCI) sedangkan untuk kadar alkaloid yang tertinggi terdapat pada perlakuan tanpa
pupuk kandang sapi (S0) yaitu 0,005 g. Pupuk kandang sapi berpengaruh signifikan
terhadap kerapatan stomata dan indeks kadar klorofil daun tanaman jambu mete, namun
tidak berpengaruh signifikan terhadap panjang stomata, lebar stomata, dan kadar alkaloid.
Katakunci : stomata, indeks kadar klorofil, alkaloid, pupuk kandang sapi, tanaman jambu
mete, tanah pascatambang emas.
Ambardini, S., et. al., Biowallacea Vol. 2 (2) : Hal 211-219, Oktober, 2015
Karakter Anatomi Dan Fisiologi Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)
yang Ditanam Pada Tanah Pascatambang Emas Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi 212
Ambardini, S., et. al., Biowallacea Vol. 2 (2) : Hal 211-219, Oktober, 2015
Karakter Anatomi Dan Fisiologi Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)
yang Ditanam Pada Tanah Pascatambang Emas Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi 213
Ambardini, S., et. al., Biowallacea Vol. 2 (2) : Hal 211-219, Oktober, 2015
Karakter Anatomi Dan Fisiologi Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)
yang Ditanam Pada Tanah Pascatambang Emas Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi 214
Ambardini, S., et. al., Biowallacea Vol. 2 (2) : Hal 211-219, Oktober, 2015
Karakter Anatomi Dan Fisiologi Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)
yang Ditanam Pada Tanah Pascatambang Emas Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi 215
jambu mete kemudian menimbang residu pada daun tanaman jambu mete pada kontrol
tersebut. dan perlakuan pupuk kandang sapi pada S1,
S2 dan S3. Perlakuan pupuk kandang sapi
Analisis Data pada perlakuan S3 berbeda nyata dengan
Data yang diperoleh dari hasil penelitian perlakuan lain dan terlihat jelas mampu
dianalisis dengan menggunakan SPSS, untuk meningkatkan kerapatan stomata lebih besar
hasil pengujian yang memiliki pengaruh dibandingkan S0, S1 dan S2. Hal ini
nyata dilanjutkan dengan uji lanjut sesuai nilai disebabkan karena dosis pupuk kandang sapi
koefisian keragaman (KK), yaitu uji BNT pada S3 lebih besar sehingga kandungan NPK
untuk kerapatan stomata dan uji BJND untuk yang terkandung pada perlakuan S3 lebih
indeks kadar klorofil pada taraf kepercayaan banyak dibandingkan pupuk kandang sapi
95% . perlakuan S1, S2 dan S0
HASIL PENGAM AT AN
Panjang Stomata
Kerapatan Stomata
Hasil pengamatan rerata yang diperoleh
Hasil perhitungan rerata kerapatan dari pengukuran panjang stomata daun jambu
stomata yang terdapat pada daun tanaman mete (Anacardium occidentale L.) dengan
jambu mete (Anacardium occidentale L.) yang variasi dosis pupuk kandang sapi disajikan
tanpa (kontrol) dan diberi perlakuan pupuk pada gambar 2.
kandang sapi disajikan pada gambar 1.
125,00 a
Rerata Panjang
Stomata (µm)
20,00 120,00
Rerata Kerapatan
a b a 122,24
Stomata (mm2)
SK0
0 SS1
1 SS2
2
S3
S3
Perlakuan
Perlakuan
Gambar 2. Histogram rerata panjang stomata
Gambar 1. Histogram rerata kerapatan daun jambu mete (Anacardium
stomata daun jambu mete occidentale L.) pada umur 12
(Anacardium occidentale L.) pada MST.
umur 12 MST Keterangan.: S0= Tanpa pupuk kandang
Keterangan.: S0= Tanpa pupuk kandang (Kontrol)
(Kontrol) S1= Pupuk kandang Sapi 100g
S1= Pupuk kandang Sapi 100g 10kg-1
10kg-1 S2= Pupuk kandang sapi 125g
S2= Pupuk kandang sapi 125g 10kg-1
10kg-1 S3= Pupuk kandang sapi 150g
S3= Pupuk kandang sapi 150g 10kg-1
10kg-1 Angka yang diikuti dengan huruf
Angka yang diikuti dengan huruf yang yang sama pada histogram
sama pada histogram berbeda berbeda tidak nyata pada taraf
tidak nyata pada taraf kepercayaan kepercayaan 95%
95%
Berdasarkan gambar 2 menujukkan
Berdasarkan gambar 1 memperlihatkan bahwa kontrol dan perlakuan pupuk kandang
perbedaan kerapatan stomata yang terdapat sapi (S1, S2 dan S3) tidak berbeda nyata
Ambardini, S., et. al., Biowallacea Vol. 2 (2) : Hal 211-219, Oktober, 2015
Karakter Anatomi Dan Fisiologi Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)
yang Ditanam Pada Tanah Pascatambang Emas Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi 216
Lebar Stomata
Hasil pengamatan yang diperoleh dari
pengukuran lebar stomata daun jambu mete
dengan variasi dosis pupuk kandang sapi
disajikan pada gambar 3.
150,00 a S2 S3
a a
Rerata Lebar
Stomata (µm)
100,00 a
106,55 102,24 109,97 Gambar 4. Stomata daun tanaman jambu
50,00 87,91 mete (Anacardium occidentale
L.) pada perbesaran 400x
0,00 Keterangan.: S0= Tanpa pupuk kandang
SS0 SS1 SS2 S3
S3 (Kontrol)
0 1 2
S1= Pupuk kandang Sapi 100g
Perlakuan
10kg-1
S2= Pupuk kandang sapi 125g
Gambar 3.Histogram rerata lebar stomata 10kg-1
daun jambu mete (Anacardium S3= Pupuk kandang sapi 150g
occidentale L.) pada umur 12 10kg-1
MST.
Keterangan : Indeks Kadar Klorofil
S0= Tanpa pupuk kandang (Kontrol )
S1= Pupuk kandang Sapi 100g 10kg
-1 Hasil pengamatan rerata kandungan
-1
S2= Pupuk kandang sapi 125g 10kg indeks klorofil daun tanaman jambu mete
-1
S3= Pupuk kandang sapi 150g 10kg (Anacardium occidentale L.) dengan variasi
Angka yang diikuti dengan huruf yang dosis pupuk kandang sapi disajikan pada
sama pada histogram berbeda tidak nyata gambar 5.
pada taraf kepercayaan 95%
Berdasarkan gambar 3 menujukkan 50,000
Rerata Indeks kadar
b
bahwa lebar stomata pada kontrol (S0) dan 40,000 a
klorofil (CCI)
42,810
perlakuan pupuk kandang sapi (S1, S2 dan S3) a 36,987
30,000 a
terlihat bervariasi dengan perlakuan S 3 31,967
20,000 26,667
memiliki lebar stomata tertinggi. Meskipun
demikian tidak terdapat perbedaan nyata 10,000
diantara kontrol dan perlakuan pupuk 0,000
kandang sapi. Co
S0 SS1
1 SS2
2
S3
S3
Pengamatan anatomis stomata daun
Perlakuan
tanaman jambu mete (Anacardium occidentale
L.) disajikan pada gambar 4 berikut:
Gambar 5.Histogram rerata kandungan
indeks kadar klorofil daun jambu
mete (Anacardium occidentale
L.) pada umur 12 MST.
Keterangan.: S0= Tanpa pupuk kandang
(Kontrol)
S1= Pupuk kandang Sapi 100g
10kg-1
S2= Pupuk kandang sapi 125g
So S1
10kg-1
Ambardini, S., et. al., Biowallacea Vol. 2 (2) : Hal 211-219, Oktober, 2015
Karakter Anatomi Dan Fisiologi Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)
yang Ditanam Pada Tanah Pascatambang Emas Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi 217
S3= Pupuk kandang sapi 150g S0 terlihat jelas memiliki kadar alkaloid
10kg-1 tertinggi diantara semua perlakuan.
Berdasarkan gambar 5 memperlihatkan
perbedaan indeks kadar klorofil yang terdapat PEMBAHASAN
pada daun tanaman jambu mete pada kontrol
Pupuk kandang sapi mengandung unsur
dan perlakuan pupuk kandang sapi.
hara makro NPK yang sangat dibutuhkan
Perlakuan S3 terlihat jelas mampu
untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk kandang
meningkatkan indeks kadar klorofil lebih besar
sapi padat dengan kadar air 85%
dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
mengandung 0,4% N, 0,2% P2O5dan 0,5%
Hal ini disebabkan karena kandungan NPK
K2O, sehingga pemberian pupuk kandang
pupuk kandang sapi pada perlakuan S3 lebih
sapi dapat memperbaiki kondisi lingkungan
tinggi dibandingkan perlakuan S0, S1 dan S2.
pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya
mampu meningkatkan hasil produksi suatu
Kadar Alkaloid tanaman (Hsien and Hsien, 1990). Dalam
Hasil analisis kandungan kadar alkaloid penelitian ini terlihat bahwa dari semua
daun jambu mete (Anacardium occidentale L.) parameter pengamatan, kecuali kadar alkaloid
dengan variasi dosis pupuk kandang sapi menunjukkan dengan semakin tinggi dosis
disajikan pada gambar 6. pupuk kandang sapi yang diberikan akan
meningkatkan parameter yang diukur,
0,005 a
Rerata Kadar Alkaloid
Ambardini, S., et. al., Biowallacea Vol. 2 (2) : Hal 211-219, Oktober, 2015
Karakter Anatomi Dan Fisiologi Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)
yang Ditanam Pada Tanah Pascatambang Emas Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi 218
Ambardini, S., et. al., Biowallacea Vol. 2 (2) : Hal 211-219, Oktober, 2015
Karakter Anatomi Dan Fisiologi Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)
yang Ditanam Pada Tanah Pascatambang Emas Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi 219
2. Indeks kadar klorofil tanaman jambu mete Lestari, G. T., 2005, Hubungan antara
(Anacardium occidentale L.) yang ditanam Kerapatan Stomata dengan
pada tanah pascatambang emas bombana Ketahanan Kekeringan pada
Somaklon Padi Gajah mungkur,
dengan variasi dosis pupuk kandang sapi
Towuti, dan IR 64.
berbeda nyata antara perlakuan dengan Biodiversitas. Vol. (7), No. (1), hal.
kontrol, akan tetapi untuk kadar alkaloid 44-48.
tidak berbeda nyata.
Miskin, E.K., Rasmusson, D.C., and Moss,
D.N. 1972. Inheritance and
DAFT AR PUSTAKA physiological efects of stomatal
frequency in barley. Journal Crop
Andrita, F. 2014. Pertumbuhan Dan Distribusi Science. Vol: 1 No. (2).
Logam Merkuri (Hg) Dalam Organ
Tanaman Bibit Jambu Mete Nugroho, I.H., Hastuti, T. Astutiningsih, dan
(Anacardium occidentale L.) Dengan Sumardin,I. 2006. karakteristik cabai
Perlakuan Takaran Pupuk Kandang rawit (Capsicum frutecens L.) yang
Sapi Pada Tanah Yang Ditanam dirumbuhkan secara hidroponik.,
Tanah Pascatambang Emas Berskala Ilmiah Biologi. Vol. 5 No:
Bombana Sulawesi Tenggara. (1): 13-21.
(Skripsi). Fakultas MIPA. Universitas
Halu Oleo. Kendari. Sahidin. 2012. Mengenal Senyawa Alami.
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Unhalu Press. Kendari.
Makhluk Hidup.UI.Press.Jakarta.
Sarief, S.E. 1989. Kesuburan dan Pemupukan
Hardiani, H. 2009. Potensi Tanaman Dalam Tanah Pertanian. Pustaka Buana.
Mengakumulasi Logam Cu Pada Bandung.
Media Tanah Terkontaminasi Limbah
Padat Industri Kertas. J. Balai Besar Seniwaty, Raihanah, Ika K.N., dan Dewi U.
Pulp dan Kertas. BS. Vol. 44, No. (1). 2009. Skrining Fitokimia Dari Alang-
Alang (Imperata cylindrica L.Beauv)
Hsien, S.C., and C.F., Hsien. 1990. The use dan Lidah Ular (Hedyotis corymbosa
of Organic Matter in Crop Production. L.Lamk). Sains dan Terapan Kimia.
Paper Prosented at Seminar on “The 3. 124-133.
Use of Organic Fartilizer in Crop
Production” at Soweon. South Korea.
18-24 June 1990.
Ambardini, S., et. al., Biowallacea Vol. 2 (2) : Hal 211-219, Oktober, 2015