You are on page 1of 15

IMPLEMENTASI PASAL 3 HURUF (a) UNDANG-UNDANG NOMOR 7

TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN


NELAYAN, PEMBUDIDAYAAN IKAN DAN PETAMBAK GARAM
TERHADAP NELAYAN DI KOTA BENGKULU

Oleh: Marsya Puspa Saulina


Pembimbing 1: Dr. Nursulistyo B. Ambarini, S.H.,M.Hum
Pembimbing 2: Rahma Fitri, S.H.,M.H
Email: Marsyapuspa516@gmail.com

ABSTRACT

Law Number 7 of 2016 concerning Protection and Empowerment of


Fishermen, Fish Cultivators and Salt Farmers was born in order to help the welfare
of fishermen. One of them is the lack of infrastructure and facilities needed by
fishermen. The facilities and infrastructure needed by these fishermen are
important to reck and complement their supply because it will affect the number
of fishermen's catches. one way for fishermen to get assistance to meet facilities
and infrastructure is by joining a cooperative. This research is to find out and
analyze how the implementation of Article 3 letter (a) of Law Number 7 of 2016
concerning Protection and Empowerment of Fishermen, Fish Cultivators and Salt
Farmers and knowing the government's efforts to overcome various obstacles
relating to the implementation of Article 3 letter (a) of Law Number 7 of 2016
concerning Protection and Empowerment of Fishermen, Fish Cultivation and Salt
Farmers so that they can be implemented. The method used in this research is
empirical law research method, the type of approach using a qualitative approach.
The results of the research show that: (1). Implementatition of Article 3 Letter (a)
of Law Number 7 Year 2016 concerning Protection and Empowerment of
Fishermen, Fish Cultivators and Salt Farmers has not been fully felt by fishermen.
(2). Government efforts in overcoming obstacles related to the implementation of
Article 3 Letter (a) of Law Number 7 Year 2016 concerning Protection and
Empowerment of Fishermen, Fish Cultivators and Salt Farmers so that they can
run properly and be felt by fishermen.
PENDAHULUAN arus berpengaruh besar terhadap kondisi
wilayah pesisir.
Kota Bengkulu memiliki 9
Indonesia memiliki kekayaan alam (Sembilan) Kecamatan yakni, Gading
yang sangat berlimpah yang Cempaka, Kampung Melayu, Muara
pengelolaannya diatur dalam Pasal 33 ayat Bangkahulu, Ratu Agung, Ratu Samban,
(3) Undang-undang Dasar Negara Republik Selebar, Singaran Pati, Sungai Serut, dan
Indonesia tahun 1945 menyatakan bahwa : Teluk Segara.2 Enam dari sembilan
Bumi dan air dan kekayaan alam yang kecamatan yang ada di kota Bengkulu
terkandung di dalamnya dikuasai oleh merupakan wilayah pesisir.3 Mengingat
negara dan dipergunakan untuk sebesar- sebagian wilayah di Kota Bengkulu
besar kemakmuran rakyat. merupakan daerah pesisir membuat
masyarakat di Kota Bengkulu bekerja di
Adanya penegasan dikuasai oleh sektor pertanian, bekerja di bidang
Negara dan dipergunakan untuk sebesar- perikanan dan kelautan.4 Sebanyak 8.320
besarnya kemakmuran rakyat orang berprofesi sebagai nelayan di kota
mencerminkan pentingnya setiap Bengkulu.5
pengelolaan dan pendayagunaan hanya
dapat dilakukan dengan adanya izin dari Kehidupan nelayan umumnya
Negara dan diperuntukkan bagi masih berada dalam pola-pola kemiskinan
kesejahteraan rakyat. dan ketidakpastian ekonomi, karena
Salah satu kota di Indonesia yang kesulitan hidup yang dihadapi nelayan dan
memanfaatkan kekayaan sumber daya alam juga keluarganya.6 Tujuan utama yang
laut yaitu kota Bengkulu. Kota Bengkulu harus dilakukan pemerintah saat ini
merupakan Ibu kota Provinsi Bengkulu mensejahterakan nelayan dalam jangka
yang terletak di pesisir Barat Pulau panjang dengan menjaga sumber daya
Sumatera yang berhadapan langsung alam.7
dengan Samudera Indonesia. Secara Pemerintah telah mengeluarkan
geografis wilayah Kota Bengkulu terletak kebijakan baru dalam rangka untuk
antara 300 45’ – 300 59’ Lintang Selatan membantu mensejahterakan nelayan yaitu
dan 102°14’ - 102°22’ Bujur Timur dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016
luas wilayah 539,3 km2 terdiri dari luas tertanggal 14 April 2016 tentang
daratan 151,7 km2 dan luas laut 387,6 km2 Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan,
(data tahun 2017).1 Jika melihat letak Kota Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam.
Bengkulu, maka daerah ini sebagian besar Pada saat Undang-Undang Nomor 7 Tahun
mempunyai lingkungan pesisir pantai yang 2016 tentang Perlindungan dan
terbuka dan berhadapan langsung dengan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan
Samudera Hindia, sehingga gelombang dan
1
http://bappeda.bengkuluprov.go.id/wp 32/penduduk-bekerja-menurut-sektor-di-provinsi-
content/uploads/2018/RAD%20Kemaritiman.pdf bengkulu-tahun-2010-2014-000-jiwa-.html diakses
ditulis oleh media informasi pembangunan daerah pada tanggal 8 februari 2019 pukul 20.37 WIB.
5
provinsi Bengkulu, diakses pada tanggal 15 Mei Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
2018 pukul 17.00 WIB. Bengkulu, Rekapitulasi data tahun 2018 (realisasi
2
dan proyeksi), Bengkulu, 2018.
6
http://ciptakarya.pu.go.id/dok/ebook/profilkab- Helmi Alfian dan Satria Arif, Strategi
kota/bengkulu Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Ekologis,
/PROFIL%20INFRASTRUKTUR%20PERMUKI Makara , Sosial Humaniora, 2012. hlm. 68
7
MAN%20KOTA%20BENGKULU.pdf diakses http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/P
pada tanggal 8 februari 2019 pukul 19.00. Ng44n8b-hnsi-nelayan-sulit-implementasikan-
3
Ibid kebijakan-pemerintah diakses pada tanggal 18 mei
4
2018 pukul 21.00 WIB
https://bengkulu.bps.go.id/statictable/2016/03/15/2

2
dan Petambak Garam disahkan, maka harus lebih cermat menyikapi
payung hukum terhadap jaminan permasalahan-permasalahan yang dihadapi
perlindungan dan pemberdayaan terhadap oleh para nelayan salah satunya yaitu,
nelayan, pembudi daya ikan dan petambak ketersediaan bahan bakar yang susah untuk
garam menjadi semakin jelas. Dalam Pasal didapatkan, perubahan cuaca yang tidak
3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 menentu, modal untuk melaut setiap
disebutkan tujuan dari dikeluarkannya harinya, keterbatasan fasilitas teknologi
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016. pada kapal-kapal yang digunakan. Nelayan
Munculnya Pasal 3 Undang- kecil dan nelayan tradisional di kota
Undang Nomor 7 Tahun 2016 tersebut Bengkulu menggunakan alat tangkap yang
tidak berarti menuntaskan segala masih sederhana dan terbatas.9
permasalahan yang dihadapi para nelayan, Berdasarkan hasil dari pra
pembudi daya ikan dan petambak garam. penelitian pada tanggal 20 Desember 2018
Masih banyak permasalahan yang dihadapi didapat bahwa nelayan kesulitan untuk
oleh para nelayan, pembudi daya ikan dan mendapatkan modal pergi melaut, karena
petambak garam. Dalam hal ini peneliti nelayan sering mendapatkan hasil yang
akan lebih memfokuskan objek pada kurang, terkadang hasil melaut nelayan
Nelayan saja mengingat minimnya hanya cukup untuk membeli kebutuhan
Petambak garam dan pembudidaya ikan pokok keluarga sehari-hari sehingga
yang aktif di kota Bengkulu. nelayan tidak bisa menyisihkan sedikit
Nelayan berhadapan dengan berbagai uang untuk modal melaut keesokan
tantangan besar. Salah satunya adalah harinya. Berdasarkan fakta yang terjadi di
kurangnya prasarana dan sarana yang lapangan nelayan mengaku bahwa sulit
dibutuhkan oleh para nelayan. untuk mendapatkan pinjaman modal, salah
Pasal 3 Huruf (a) Undang-Undang satu cara untuk mendapatkan pinjaman
Nomor 7 Tahun 2016 Tentang modal yakni melalui rentenir hanya saja
Perlindungan dan Pemberdayaan, Nelayan, nelayan merasa tidak sanggup untuk
Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam ini meminjam uang dari rentenir karena
menyebutkan bahwa seharusnya mengingat bunga yang tergolong besar dan
pemerintah berperan penting dalam nelayan juga mengakui bahwa KUR (Kredit
penyediaan sarana dan prasarana yang Usaha Rakyat) sulit untuk digapai oleh
dibutuhkan oleh para nelayan, mengingat nelayan karena nelayan tidak memiliki
luasnya jumlah perairan laut di Bengkulu agunan yang menjanjikan bagi Bank itu
yaitu mencapai 206.127,6 km2 membuat sendiri.10 Namun didalam Pasal 1 angka 1
Pemerintah kita harus lebih peraturan menteri kelautan dan perikanan
mengembangkan sektor perikanan.8 Sarana Republik Indonesia nomor 73/PERMEN-
dan prasarana yang dibutuhkan oleh KP/2016 menyebutkan bahwa :
nelayan ini penting untuk diperhatikan dan Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya
dilengkapi penyediaannya karena akan disingkat KUR adalah kredit pembiayaan
berpengaruh pada jumlah tangkapan modal kerja dan/atau investasi kepada
nelayan, semakin bagus dan lengkap sarana debitur usaha kelautan dan perikanan yang
dan prasarana yang dibutuhkan nelayan produktif dan layak namun belum memiliki
maka akan semakin banyak pula hasil agunan tambahan atau agunan tambahan
tangkapannya. Oleh karena itu pemerintah belum cukup.

8
Rekap Rencana Aksi Daerah Wilayah Pesisir Laut”, Jurnal Hukum Lingkungan
Pengembangan Ekonomi Kemaritiman Provinsi Indonesia, Vol.03, Issue 01, Juli 2016, hlm. 36
10
Bengkulu Tahun 2017, hlm.10. Wawancara dengan ketua (Ali
9
Nur Sulistyo Budi Ambarini, “Perjanjian Simatupang) kelompok nelayan jangkar mas
dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Bidang (gapokyan) di Bengkulu tanggal 8 Februari 2019.
Perikanan sebagai Upaya Pengendalian Pencemaran

3
Berdasarkan kutipan dari pasal bantuan dana ataupun bantuan berupa alat
tersebut dapat disimpulkan bahwa tangkap dan kapal.
seharusnya KUR (Kredit Usaha Rakyat) Dalam hal ini koperasi nelayan
tidak menggunakan agunan, namun dalam berperan untuk membantu nelayan
prakteknya agunan tetap diharuskan mendapatkan modal membeli kapal yang
sebagai salah satu persyaratan dalam lebih bagus atau membeli alat tangkap yang
mengajukan KUR. ramah lingkungan karena bank lebih
Selain itu nelayan juga sulit dalam percaya memberikan pinjaman melalui
mendapatkan bahan bakar, bahan bakar koperasi yang bisa memastikan bahwa
yang digunakan langka dan juga tergolong pinjaman tersebut dapat
memiliki harga yang mahal, serta Nelayan dipertanggungjawabkan pembayarannya
juga kesulitan dalam mencari ikan karena tanpa ada tunggakan atau halangan lainnya.
fasilitas kapal yang kurang memadai. Koperasi bukanlah perkumpulan
Nelayan di Kota Bengkulu menggunakan modal usaha yang mencari keuntungan
kapal 5 GT yang hanya bisa digunakan semata, melainkan koperasi dibentuk untuk
untuk pergi sejauh 10 mil sehingga nelayan memenuhi kebutuhan anggota demi
tidak bisa mendapatkan hasil tangkapan mencapai kesejahteraan anggota.
yang maksimal.11 Berbeda hal dengan Kedudukan koperasi sebagai salah satu
nelayan negara asing yang memiliki kapal sektor ekonomi nasional yang bertujuan
dengan fasilitas yang memiliki bobot kapal menyejahterakan anggotanya, dengan
lebih besar serta canggih, yang memiliki demikian keberadaan koperasi akan
GPS (Global Positioning System)12, fungsi diarahkan membantu meningkatkan
GPS akan membuat perjalanan semakin pendapatan para nelayan sehingga
nyaman karena arah dan tujuan jalan bisa kehidupan ekonomi yang diperoleh lebih
diketahui setelah GPS mengirim posisi kita baik, membantu pembangunan dan
yang diterjemahkan ke dalam bentuk peta pengembangan potensi ekonomi anggota,
digital, juga berfungsi sebagai petunjuk dan meningkatkan ketahanan pangan para
arah angin, petunjuk cuaca, pendeteksi anggota koperasi.
keberadaan kerumunan ikan13, sehingga
pada saat melaut tidak menghabiskan waktu Identifikasi Masalah
dan bahan bakar dengan percuma, dan 1. Bagaimana implementasi Pasal 3 huruf
nelayan negara asing bisa mendapatkan (a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016
hasil yang semaksimal mungkin. Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Seharusnya nelayan dapat memiliki Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan
kapal dan alat tangkap yang memadai Petambak Garam dalam penguatan
dengan bantuan dana dari pemerintah, ekonomi Nelayan di Kota Bengkulu ?
Seperti bantuan pinjaman dana melalui 2. Bagaimana upaya pemerintah dalam
KUR (Kredit Usaha Rakyat), namun salah mengatasi berbagai hambatan yang
satu syarat yang membuat nelayan selalu berkenaan dengan implementasi Pasal 3
gagal untuk mendapatkan pinjaman dana huruf (a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
melalui KUR yakni agunan yang tidak 2016 Tentang Perlindungan dan
menjanjikan. Salah satu alternatif lain yang Pemberdayaan Nelayan, Pembudidayaan
disediakan oleh pemerintah yaitu nelayan Ikan dan Petambak Garam dapat
harus membentuk sebuah koperasi dan terlaksana, sehingga mensejahterakan
bergabung menjadi anggota dalam sebuah Nelayan di Kota Bengkulu ?
koperasi, agar nelayan bisa mendapatkan

11 13
Ibid http://bidakara.ac.id/pengertian-gps-
12
http://www.superspring.co/apa-Itu-gps- cara-kerja-gps-dan-fungsi-gps/ diakses pada
dan-cara-kerjanya, ditulis oleh habibie, diakses tanggal 27 Februari 2019 Pukul 20.15 WIB.
pada tanggal 27 Februari 2019 oukul 20.10 WIB.

4
Tujuan dan Manfaat Penelitian Menurut Soerjono Soekanto Efektif
1. Tujuan Penelitian adalah taraf sejauh mana suatu kelompok
a. Untuk mengetahui dan menganalisis dalam mencapai tujuannya.14 Teori
Pasal 3 huruf (a) Undang-Undang efektivitas hukum menurut Soerjono
Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Soekanto adalah bahwa efektif atau
Perlindungan dan Pemberdayaan tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5
Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan (lima) faktor, yaitu :15
Petambak Garam telah diterapkan 1. Faktor hukumnya sendiri (undang-
atau belum. undang).
b. Untuk mengetahui upaya pemerintah 2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-
dalam mengatasi hambatan yang pihak yang membentuk maupun
berkenaan dengan implementasi menerapkan hukum.
Pasal 3 huruf (a) Undang-Undang 3. Faktor sarana atau fasilitas yang
Nomor 7 Tahun 2016 tentang mendukung penegakan hukum.
Perlindungan dan Pemberdayaan 4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan
Nelayan, Pembudidayaan Ikan dan dimana hukum tersebut berlaku atau
Petambak Garam sehingga dapat diterapkan.
terlaksana. 5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil
karya, cipta dan rasa yang didasarkan
2. Manfaat Penelitian pada karsa manusia di dalam pergaulan
Penelitian ini manfaat utama yang hidup.
diharapkan dapat tercapai adalah sebagai Teori ini memperlihatkan apakah
berikut : Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016
a. Secara teoritis Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak
memberikan sumbangan pemikiran Garam ini efektif atau tidak penerapannya
dalam rangka pembangunan Ilmu dalam masyarakat yang dilihat melalui 5
Hukum pada umumnya. faktor yang dikemukakan oleh Soerjono
b. Secara praktis Soekanto. Peneliti akan mengamati apakah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016
memberikan sumbangan pengetahuan, Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
bagi para nelayan mengenai Pasal 3 Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak
huruf (a) Undang-Undang Nomor 7 Garam ini dapat diterapkan dalam
Tahun 2016 tentang perlindungan dan masyarakat atau tidak.
pemberdayaan nelayan, pembudidayaan 2. Teori Implementasi
ikan dan petambak garam sehingga Van Meter dan Van Horn mendefinisikan
dapat memperoleh pemahaman yang implementasi kebijakan publik sebagai
baik, guna terlaksananya pokok tindakan-tindakan dalam keputusan-
pembahasan yang ada dalam peraturan keputusan sebelumnya.16
perundang-undangan. Merilee S. Grindle mengungkapkan teori
implementasi yang berbunyi sebagai
Kerangka Pemikiran berikut :
a. Teori Keberhasilan implementasi menurut
1. Teori Efektivitas Hukum Merilee S. Grindle dipengaruhi oleh dua

14 15
Soekanto Soerjono, Efektivitas Hukum Soekanto Soerjono, Faktor-Faktor yang
dan Penerapan Sanksi, Bandung: CV. Ramadja Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: PT.
Karya, 1988, hlm 80. Raja Grafindo Persada, 2008, hlm 8.
16
Winarno, Budi, Kebijakan Publik : Teori
dan Proses, Jakarta: PT Buku Kita,2008. hlm 146-
147.

5
variabel besar, yakni isi kebijakan (content Nelayan adalah orang yang hidup dari mata
of policy) dan lingkungan implementasi pencaharian hasil laut.18 Pengertian nelayan
(context of implementation). Variabel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
tersebut mencakup: sejauhmana (KBBI) adalah orang atau masyarakat yang
kepentingan kelompok sasaran atau target mata pencarian utamanya adalah
grup termuat dalam isi kebijakan, jenis menangkap ikan.19 Komunitas nelayan
manfaat yang diterima oleh target grup, adalah kelompok orang yang bermata
sejauh mana perubahan yang diinginkan pencaharian hasil laut dan tinggal didesa-
dari sebuah kebijakan, apakah letak sebuah desa atau pesisir.20
program sudah tepat, apakah sebuah Nelayan adalah suatu kelompok
kebijakan telah menyebutkan masyarakat yang kehidupannya tergantung
implementornya dengan rinci, dan apakah langsung pada hasil laut, baik dengan cara
sebuah program didukung oleh sumberdaya melakukan penangkapan ataupun budi
yang memadai.17 daya. Mereka pada umumnya tinggal di
Teori ini membantu peneliti untuk melihat pinggir pantai, sebuah lingkungan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 pemukiman yang dekat dengan lokasi
Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan kegiatannya.21
Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak Menurut Imron, Nelayan adalah suatu
Garam telah berjalan penerapannya dalam kelompok masyarakat yang kehidupannya
masyarakat atau belum dirasa masyrakat tergantung langsung pada hasil laut, baik
sama sekali. Apakah kebijakan dalam dengan cara melakukan penangkapan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 ataupun budi daya. Mereka pada umumnya
Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan tinggal di pinggiran pantai, sebuah
Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak lingkungan pemukiman yang dekat dengan
Garam ini telah diterima didalam lokasi kegiatannya.22
masyarakat, atau sejauh mana perubahan b.Ciri-ciri Nelayan
yang dapat dilihat setelah diterapakn Ada beberapa ciri masyarakat nelayan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 menurut Hadi Sutrisno yaitu :23
Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan 1. kondisi sosial ekonomi yang rendah,
Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak 2. pendidikan yang rendah,
Garam, serta bagaimana peran pemerintah 3.fasilitas sarana dan prasarana yang
dalam penerapan Undang-Undang Nomor 7 masih kurang,
Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan 4. hunian liar (squatters) dan kumuh (slum).
Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya
Ikan, dan Petambak Garam. 2. Koperasi
Konsep Koperasi merupakan salah satu
1. Nelayan Kelembagaan yang dapat dibentuk oleh
Nelayan merupakan objek utama dalam nelayan sebagai pendukung untuk
penelitian ini, oleh karena itu penulis akan pemenuhan sarana dan prasarana yang
sedikit membahas konsep tentang Nelayan. dibutuhkan oleh nelayan. Seperti yang
a. Pengertian Nelayan disebutkan dalam Pasal 55 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016

17 20
AG. Subarsono. Analisis Kebijakan Sastrawidjaya. Nelayan Nusantara,
Publik (konsep. teori dan aplikasi), Yogyakarta, Pusat Riset Pengolahan Produk Sosial Ekonomi
Pustaka Pelajar, 2011. hlm 93. Kelautan dan Perikanan. Jakarta, 2002. hlm 26
18 21
Sastrawidjaya. Nelayan Nusantara, Subri M., Ekonomi Kelautan, Jakarta,
Pusat Riset Pengolahan Produk Sosial Ekonomi Raja Grafindo Persada, 2005. hlm 7
22
Kelautan dan Perikanan. Jakarta, 2002. hlm 25 Ibid.
19 23
https://kbbi.web.id/nelayan diakses pada Hadi Sutrisno, Metodologi Research,
tanggal 7 februari 2019 pukul 19.43 WIB. Yogyakarta, Pustaka Andi, 2003. hlm 73

6
Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak terdiri atas satu variable dan tidak saling
Garam yaitu : bersinggungan. Tujuannya adalah untuk
Kelembagaan sebagaimana dimaksud pada memecahkan masalah-masalah actual yang
ayat (1) dapat membentuk gabungan, dihadapi sekarang dan mengumpulkan data
asosiasi, koperasi, atau badan usaha yang atau informasi untuk disusun, dijelaskan
dimiliki oleh nelayan, pembudidaya ikan, dan dianalisis.27
dan petambak garam termasuk keluarga 2. Pendekatan Penelitian
nelayan dan pembudidaya ikan yang Metode penelitian empiris ini
melakukan pengolahan dan pemasaran. menggunakan metode pendekatan
kualitatif. metode kualitatif menurut
Dalam hal ini koperasi nelayan berperan Burhan Ashshofa, memusatkan perhatian
untuk membantu nelayan menjadi penyalur pada prinsip-prinsip umum yang mendasari
dalam mendapatkan Bantuan yang berupa perwujudan satuan-satuan gejala yang ada
dan ataupun alat tangkap dan kapal. dalam kehidupan manusia, atau pola yang
Tujuan Koperasi dianalisis adalah gejala sosial budaya
Tujuan utama pedirian sebuah koperasi dengan kebudayaan dari masyarakat yang
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan bersangkutan untuk memperoleh gambaran
ekonomi para anggotanya.24 Namun mengenai pola yang berlaku.28
demikian, karena dalam memperjuangkan
peningkatan kesejahteraan anggotanya itu 3. Populasi dan Sampel
koperasi berpegang pada asas dan prinsip- a. Populasi
prinsip ideal tertentu, maka kegiatan Populasi adalah seluruh objek atau seluruh
koperasi biasanya juga diharapkan dapat individu atau seluruh gejala atau seluruh
membantu meningkatkan kesejahteran kejadian atau seluruh unit yang akan
masyarakat secara keseluruhan.25 Dalam diteliti.29 Dalam penelitian ini yang menjadi
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 17 Tahun populasi adalah Nelayan dan Beberapa
2012 berbunyi : Koperasi Nelayan yang ada di Kota
Koperasi bertujuan meningkatkan Bengkulu.
kesejahteraan Anggota pada khususnya dan b. Sampel
masyarakat pada umumnya, sekaligus Sampel dalam penelitian ini, yaitu :
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari a. 10 orang Nelayan
tatanan perekonomian nasional yang b. 2 Koperasi dan 1 kelompok Nelayan,
demokratis dan berkeadilan. yaitu :
1. Koperasi Bina Jaya Bersama
Metode Penelitian Bengkulu
1. Jenis Penelitian 2. Koperasi Nelayan Jaga Laut
Jenis penelitian hukum yang digunakan 3. Gabungan Kelompok Nelayan
oleh peneliti yaitu penelitian hukum Jangkar Mas (Gapokyan)
empiris. Menurut Soerjono Soekanto
penelitian hukum sosiologis empiris yang
4. Data dan Sumber data
mencakup, penelitian terhadap identifikasi a. Data Primer
hukum (tidak tertulis) dan penelitian Data primer merupakan
terhadap efektifitas hukum.26 data yang diperoleh dari hasil

24 27
Baswir Revrisond, Koperasi Indonesia , Zainuddin Ali, Metode Penelitian
Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, 2000. hlm. 40 Hukum, Jakarta, Sinar Grafika,2009. hlm 11.
25 28
Ibid Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian
26
Muktifajar danYulianto Achmad, Hukum, Jakarta, Rineka Cipta, 2007. hlm 20-21.
29
Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Soerjono Soekanto, Pengantar
Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 153. Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 1986. hlm 28.

7
penelitian empiris, yaitu didasarkan pada jawaban narasumber
penelitian yang dilakukan terhadap pertanyaan sebelumnya.
langsung didalam b. Data Sekunder
30
masyarakat. Data primer Data sekunder diperoleh dengan cara
didalam penelitian ini adalah mempelajari dan mengkaji data
hasil dari wawancara yang akan kepustakaan (literature research). Yang
dilakukan dengan beberapa berupa dokumentasi atau laporan. Studi
pengelola koperasi. Kepustakaan adalah dilakukan mencari
data atau informasi melalui membaca jurnal
b. Data Sekunder ilmiah, buku-buku refrensi dan bahan-
Data sekunder adalah bahan publikasi yang tersedia
data yang diperoleh melalui diperpustakaan.33
studi kepustakaan yang berupa
bahan tertulis seperti bahan 6. Pengolahan Data
tertulis seperti buku teks,
peraturan perundang-undangan Dalam penelitian hukum empiris, data
dan data dari instansi atau yang diperoleh, baik dari data primer
lembaga tempat penelitian yang maupun data sekunder terlebih dahulu
berhubungan dengan masalah diedit dan diberi kode untuk mendapatkan
yang dibahas dalam data yang sempurna. Pemeriksaan data
penelitian.31 (editing) adalah memeriksa atau meneliti
data yang telah diperoleh untuk menjamin
apakah sudah dapat dipertanggung
5. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini jenis data yang jawabkan sesuai dengan kenyataan.34
dikumpulkan terdiri dari data yang bersifat Penandaan data (coding) data artinya
primer dan data yang bersifat sekunder. memberikan kode terhadap jawaban
a. Data Primer responden sesuai dengan kategori masing-
Pengumpulan data primer dilakukan masing.35 Data yang diperoleh baik data
dengan cara penelitian di lapangan, yaitu primer maupun sekunder dikelompokkan
dengan menggunakan wawancara dan diklasifikan menurut pokok bahasan,
mendalam pada kelompok narasumber. kemudian diteliti dan diperiksa kembali
Wawancara adalah cara untuk memperoleh apakah semua pertanyaan telah dijawab
informasi dengan bertanya langsung pada atau apakah ada relevansinya atas
yang diwawancarai.32 pertanyaan dan jawaban.
Metode ini dipakai untuk mengetahui
pendapat narasumber mengenai suatu hal, 7. Metode Analisis Data
lengkap dengan alasan-alasan atau motif- Data yang diperoleh baik berupa data
motif yang melandasinya. Dalam primer maupun data sekunder
melakukan wawancara mendalam disusun dikelompokkan dan disusun secara
beberapa pertanyaan pokok tertulis yang sitematis. Selanjutnya data tersebut
berfungsi sebagai pedoman bersifat dianalis. Adapun analisis data yang
fleksibel, dan pertanyaan berikutnya digunakan oleh calon peneliti dalam

30 33
Mukti Fajar, Yulianto Achmad, Roslan Rosady, Metode Penelitian Hukum,
Dualisme Penelitian Hukum-Normatif dan Empiris, Cetakan ke-13, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2015. hlm. 34. Persada,2010. hlm. 157
31 34
Ronny Hamitijo soemitro, Metode Ronny Hamitijo Soemitro, Op.Cit.,hlm.
Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Ghalia 46.
35
Indonesia, 1985. hlm. 53. Saptomo Ade, Pokok-pokok metodologi
32
Ibid, hlm.57 penelitian hukum empiris murni, Jakarta,
Universitas Trisakti, 2009. hlm. 95

8
penelitian hukum menggunakan sifat ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
analisis yang Deskriptif adalah, bahwa 2016 Tentang Perlindungan dan
peneliti dalam menganalisis berkeinginan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan
untuk memberikan gambaran atau dan Petambak Garam yaitu :
pemaparan atas subjek dan objek penelitian Kelembagaan sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana hasil penelitian yang ayat (1) dapat membentuk gabungan,
dilakukannya serta menggunakan asosiasi, koperasi, atau badan usaha yang
pendekatan kualitatif adalah suatu cara dimiliki oleh nelayan, pembudidaya ikan,
analisis hasil penelitian yang menghasilkan dan petambak garam termasuk keluarga
data deskriptif analitis, yaitu data yang nelayan dan pembudidaya ikan yang
dinyatakan oleh responden sacara tertulis melakukan pengolahan dan pemasaran.
atau lisan serta juga tingkah laku yang Salah satu solusi yang dapat
nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai membantu nelayan adalah membentuk
sesuatu yang utuh.36 sebuah koperasi nelayan yang berbadan
hukum. Dimana koperasi ini nantinya yang
ANALISIS DAN PEMBAHASAN akan menjadi penyalur bantuan untuk
nelayan. seperti, misalnya koperasi nelayan
Implementasi Pasal 3 Huruf (A) ini mengajukan bantuan pinjaman dana ke
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016
Bank dengan jaminan yang memadai dan
Tentang Perlindungan Dan akan ditanggung bersama oleh koperasi
Pemberdayaan Nelayan, yang bersangkutan. Dinas Kelautan dan
Pembudidayaan Ikan Dan Petambak Perikanan Kota Bengkulu juga mengatakan
Garam Dalam Penguatan Ekonomi bahwa tidak ada lagi bantuan yang
Nelayan Di Kota Bengkulu diberikan kepada perorangan tetapi akan
diberikan melalui kelompok yang berbadan
Nelayan sudah memiliki payung
hukum. Agar bantuan tersebut dapat tetap
hukum yang sudah disusun secara jelas dan
diawasi apakah benar digunakan atau tidak,
rapi oleh pemerintah yaitu Undang-Undang
sehingga setiap bantuan tidak akan
Nomor 7 Tahun 2016 Tentang
terbuang sia-sia.
Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan,
Koperasi salah satu konsepnya mandiri
Pembudidaya Ikan, dan Petambak Garam,
dan sukarela sehingga seharusnya dapat
namun penerapan dilapangan masih dirasa
berdiri sendiri dan anggota didalamnya juga
kurang, dan belum banyak dampaknya
harus saling tolong menolong. Karena
dirasakan oleh nelayan, terutama dalam
konsepnya mandiri koperasi dinilai dapat
sistem pengelolaan yang dilakukan oleh
memberikan bantuan kepada anggotanya
pemerintah. untuk itu nelayan diharuskan
sehingga dapat membawa kesejahteraan
memiliki prasarana dan sarana yang bagus
untuk anggotanya. Terdapat beberapa
dan berkualitas. Namun hal itu sulit
Koperasi Nelayan yang ada di Kota
didapatkan oleh nelayan karena kurangnya
Bengkulu yaitu :
modal yang dimiliki oleh nelayan.
1.Koperasi Nelayan Jaga Laut (Nomor
Pemerintah sudah menyediakan program
Badan Hukum : AHU-00404.AH.02.01)
KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang bisa
Koperasi ini dibentuk sendiri dengan
diajukan oleh para nelayan namun program
kesadaran nelayan akan petingnya
ini terhambat karena tidak dimilikinya
koperasi. Koperasi ini dulu awalnya
jaminan yang dapat membuat Bank percaya
bermula dari perkumpulan nelayan yang
untuk meminjamkan sejumlah uang pada
membentuk suatu kelompok. Lalu seiring
nelayan. Oleh karena itu dalam Pasal 55
dengan perubahan-perubahan aturan dari
36
Mukhti Fajar dan Yulianto Achmad,
Dualisme Hukum Normatif dan Empiris,
Yogyakarta.Pustaka Pelajar, 2010, hlm 180.

9
pemerintah yang mengharuskan setiap dan Perikanan kota Bengkulu bahkan
bantuan akan disalurkan ke kelompok hingga diberangkatkan pelatihan keluar
bukan perorangan dibentuklah koperasi kota.
nelayan yang berbadan hukum dengan 3. Kelompok Nelayan Jangkar Mas
nomor badan hukum AHU- (Gapokyan)Kelompok nelayan jangkar mas
00404.AH.02.01 pada tanggal 20 Juni diketuai oleh Ali Simatupang. Kelompok
2016. ini berdiri pada 24 oktober 2014 dengan
Ketua koperasi nelayan jaga laut mengakui nomor badan hukum 62/PBH/NOT/2014.
sering mendapatkan bantuan, baik itu dari Kelompok nelayan ini sudah pernah
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota terbentuk menjadi koperasi yang disahkan
Bengkulu ataupun Dinas Sosial. Bapak pada tanggal 5 November 2014 hanya saja
Febri mengakui bahwa koperasi yang ia ketuanya bapak Ali Simatupang
jalankan pernah mendapatkan bantuan meberhentikan sementara atau Vakum
berupa alat tangkap dan kapal, hanya saja menjadi koperasi karena merasa kurang
kapal yang diberikan kondisinya tidak adilnya pemerintah dalam pembagian
memungkinkan untuk dipakai pergi melaut bantuan yang diberikan kepada koperasi.
di laut Bengkulu, sehingga bantuan kapal Kelompok nelayan jangkar mas ini juga
tersebut dikembalikan lagi kepada Dinas memberikan bantuan modal kepada
Kelautan dan Perikanan Kota Bengkulu. anggotanya ketika kekurangan modal untuk
Lalu bantuan alat tangkap yang didapat pergi melaut yang akan dikembalikan
koperasi nelayan jaga laut juga pernah dengan cara dicicil. Kelompok nelayan
ukuran lobangnya tidak sesuai sedikit jangkar mas ini juga memiliki bengkel
kebesaran sehingga membuat ikan yang kapal sendiri sehingga lumayan membantu
akan ditangkap mudah untuk lepas, namun meringankan beban para anggota ketika
hal ini dapat diatasi oleh anggotanya kapal mereka rusak. Lalu kelompok
dengan sedikit memodifikasi dibagian nelayan jangkar mas ini juga memiliki
jaring yang lobangnya terlalu besar, ruang pendingin mini yang didaptkan
sehingga jaring ini masih bisa digunakan. melalui bantuan yang diberikan oleh Dinas
2.Koperasi Bina Jaya Bersama ( Nomor Kelautan dan Perikanan Kota Bengkulu.
Badan Hukum : AHU/345/AH/02/01/2008) Dari yang peneliti lihat kelompok nelayan
Koperasi ini dibentuk pada tahun 2008 jangkar mas ini memiliki kepedulian yang
tepatnya disahkan pada tanggal 24 Juni tinggi antar sesama anggota sehingga
2008. Koperasi ini diketuai oleh Ibu Yurni menimbulkan rasa kesadaran masing-
yang memiliki 26 anggota. Koperasi Bina masing bahwa antar anggota saling
Jaya Bersama ini memiliki program dimana membutuhkan satu sama lain. Hal inilah
bagi para anggota yang meminjam yang menjadi salah satu membuat anggota
sejumlah dana di koperasi maka harus kelompok nelayan jangkar mas ini
mengangsur uang pinjaman setiap pulang berkembang dan terus berjalan hingga saat
melaut. ini.
Ketua koperasi Bina Jaya Brsama yaitu ibu Koperasi memiliki kelemahan
Yurni mengaku pernah mendapatkan lainnya yaitu, koperasi ini masih dianggap
beberapa bantuan diantaranya adalah fiber tidak terlalu penting atau tidak ada
untuk tempat menyimpan ikan, lalu perannya dalam membantu nelayan,
timbangan, dan freezer untuk tempat sehingga masih banyak nelayan yang tidak
menyimpan ikan yang sudah digiling. bergabung kedalam koperasi. Nelayan
Ibu yurni selaku ketua koperasi Bina Jaya mengganggap bergabung menjadi anggota
Bersama mengaku bahwa ia pernah koperasi malah hanya akan memberatkan
mengikuti pelatihan dari Dinas Koperasi dan tidak mengurangi masalah mereka.
dan UKM kota Bengkulu dan sangat sering Padahal jika kita lihat pada fakta yang ada
mengikuti pelatihan dari Dinas Kelautan koperasi nelayan dapat membantu nelayan,

10
baik itu membantu dana ataupun alat umumnya membentuk dan membangun
tangkap. Selain itu juga koperasi nelayan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat
dapat membantu menambah pengetahuan pesisir untuk melawan arus-arus globalisasi
nelayan, karena koperasi nelayan biasanya yang cepat. Peningkatan kreaifitas nelayan
sering diundang untuk menghadiri dalam melihat prospek ekonomi didasari
pelatihan-pelatihan yang dapat membantu atas bagaimana pemerintah secara serius
kehidupan nelayan itu sendiri ataupun ingin membangun sumber daya manusia
membantu menambah kemampuan nelayan yang kuat. Maka, peningkatan kualitas
pada saat melaut. masyarakat pesisir melalui program-
program perlindungan dan pemberdayaan
Uraian beberapa koperasi di atas dapat di sangat dibutuhkan. Pasal 3 huruf (a)
lihat belum semua kebutuhan nelayan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016
terpenuhi walaupun sudah bergabung Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
menjadi anggota koperasi. Padahal dalam Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak
konsepnya koperasi itu bersifat mandiri Garam ini semestinya akan membantu
sehingga dinilai dapat memberikan masyarakat pesisir untuk dilindungi dan
kesejahteraan terhadap anggotanya. Namun menambah wawasan serta kreatifitas
masih banyak koperasi yang kesulitan nelayan. Pemerintah pusat telah
untuk berdiri sendiri dan memberikan memberikan amanat melalui Pasal 3 huruf
kesejahteraan kepada anggotanya, oleh (a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016
karena itu ketika koperasi itu sendiri Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan
kesulitan, apa yang harus dilakukan ?. Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan Petambak
disinilah dibutuhkan hadirnya peran dan Garam tinggal lagi bagaimana pemerintah
upaya dari pemerintah. daerah melanjutkan amanat tersebut.
Alasan pemerintah daerah perlu melakukan
Upaya Pemerintah Dalam Implementasi perlindungan dan pemberdayaan bagi
Pasal 3 Huruf (A) Undang-Undang Nomor masyarakat nelayan karena nelayan
7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Dan merupakan masyarakat kecil, dan sebagian
Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan besar masih dikategorikan masyarakat
Dan Petambak Garam Di Kota Bengkulu miskin. Nelayan tidak berdaya dan tidak
punya kekuatan untuk keluar dari
Peran pemerintah dalam
kemiskinan, Kecuali diberdayakan, ada
perlindungan dan pemberdayaan
yang mengangkat berupa memberikan daya
masyarakat nelayan pada sektor perikanan
dan kekuatan, maka dapat keluar dari
dan kelautan sangatlah penting, sesuai
kemiskinan.
dengan amanat Pasal 3 huruf (a) Undang-
Potensi laut yang besar sudah
Undang Nomor 7 Tahun 2016 yang
saatnya menjadi fokus untuk memecahkan
menginstruksikan pemerintah untuk
berbagai persoalan kemiskinan dan
memberikan sarana dan prasarana yang
pengangguran. Terutama kota Bengkulu
memadai sehingga nelayan dapat
yang memiliki laut yang sangat luas dan
mengembangkan usahanya. Oleh karena itu
menjajikan37, oleh Karena itu di butuhkan
dalam Implementasi pasal 3 huruf (a)
pemerintah yang berwawasan kelautan dan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 ini
mau berperan penting untuk membantu
dibutuhkan peran pihak-pihak yang
agar potensi hasil tangkapan laut oleh
berwenang agar dapat terlaksana dengan
nelayan ini mejadi lebih besar dengan
semestinya.
kualitas yang bagus seperti nelayan-
Proses perlindungan dan
pemberdayaan masyarakat pesisir pada

37
https://bengkuluprov.go.id/perairan- perekonomian-daerah/ diakses pada tanggal 20
bengkulu-memiliki-potensi-mendongkrak- April 2019 pukul 09.00 WIB.

11
nelayan di sibolga.38 Seiring dengan untuk bergabung dengan koperasi karena
bertambahnya jumlah penduduk kota baginya tidak akan membawa keuntungan
Bengkulu serta semakin menipisnya tersendiri, padahal seperti yang diketahui
Sumber Daya Alam (SDA) dan jasa-jasa pemerintah hanya akan menyalurkan
lingkungan di daratan, maka laut secara bantuan melalui kelompok tidak melalui
realitas akan menjadi tumpuan harapan perorangan lagi. Oleh karena itu sangat
manusia sebagai sumber pangan, dan lain- diharapkan pemerintah melakukan
lain. Bila pemerintah dapat revitalisasi koperasi ini agar koperasi
mendayagunakan potensi kelautan dan menata organisasinya kembali untuk terus
perikanan secara produktif, masalah melakukan perubahan dalam sektor
pengangguran dan kemiskinan bisa ekonomi dan bisnis, semakin bagus
terpecahkan. Salah satu upaya yang pengurusan dalam suatu koperasi maka
dilakukan pemerintah adalah mengeluarkan akan membuat banyak nelayan tertarik
Undang- Undang Nomor 7 Tahun 2016 untuk bergabung ke dalam koperasi. Selain
Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan itu Pemerintah juga harus menyadarkan
Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak bagaimana pentingnya peran koperasi
Garam, yang mana Undang-undang terhadap nelayan, agar nelayan dengan
tersebut diharapkan dapat membantu kesadaran sendiri dapat bergabung ke
nelayan. Namun undang-undang ini belum dalam koperasi sehingga setiap nelayan
terealisasikan secara utuh. Oleh karena itu dapat merasakan bantuan yang diberikan
pemerintah harus melakukan beberapa oleh pemerintah.
upaya agar dapat menunjang implementasi 2. Diversifikasi usaha oleh koperasi
Pasal 3 huruf (a) Undang-undang Nomor 7 Koperasi-koperasi nelayan yang
Tahun 2016 tentang perlindungan dan aktif juga harus melakukan difersivikasi
pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan usaha, agar anggotanya masih bisa
dan petambak garam. Upaya-upaya yang memiliki penghasilan dikala musim
sudah dilakukan dalam menyelesaikan “paceklik”, musim dimana nelayan
masalah/kendala terkait Implementasi menggagap ikan susah untuk didapatkan.
Pasal 3 huruf (a) Undang-undang Nomor 7 Oleh karena itu koperasi harus kreatif,
tahun 2016 tentang perlindungan dan misalnya membuat usaha kerajinan atau
pemberdayaan nelayan, pembudidayaan membuat olahan makanan yang berbahan
ikan dan petambak garam di kota Bengkulu, dasar ikan. Koperasi memiliki konsep
yaitu : mandiri sehingga dituntut agar bisa berdiri
1.Revitalisasi Koperasi sendiri dan mensejahterakan anggotanya.
Revitalisasi koperasi merupakan Maka dari itu koperasi nelayan harus bisa
salah satu hal yang penting untuk kreatif dan lebih mengembangkan usaha-
diperhatikan oleh pemerintah karena usaha mereka.
dengan revitalisasi koperasi ini maka akan 3.Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
membantu menghidupkan kembali Bengkulu tidak bosan-bosannya
koperasi-koperasi yang ada dan memberikan anjuran/dorongan agar hasil
memperbanyak koperasi. Masih banyak usaha perikanannya dijual di Tempat
nelayan yang belum bergabung ke dalam Pelelangan Ikan (TPI), sehingga hasilnya
koperasi karena berbagai macam alasan, dapat dinikmati mereka sendiri dan bukan
yang salah satunya yaitu, keberatan pada dinikmati oleh Juragan/ Tengkulak.
saat membayar uang pokok, ada juga yang 4. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
tidak mau bergabung karena memiliki Bengkulu juga memberikan anjuran kepada
pandangan bahwa tidak terlalu penting para nelayan untuk memiliki kartu nelayan.
38
internasional ditulis oleh tasya simatupang diakses
https://beritagar.id/artikel/berita/pelabuhan-sibolga- pada tanggal 20 Mei 2019 Pukul 20.22 WIB.
diresmikan-terminalnya-sekelas-bandara-

12
Terkait dengan program pemerintah di masyarakat oleh pemerintah. seperti
tahun 2020 untuk bantuan berupa sebidang pemberian bantuan berupa kapal dan alat
tanah bagi nelayan. tangkap kepada nelayan yang disalurkan
5. Dinas Koperasi dan UKM Kota melalui koperasi, hanya saja
Bengkulu rutin memberikan sosialisasi penerapannya dirasa masih kurang karena
kepada nelayan untuk membentuk sebuah masih terdapat sistem pengelolaan
koperasi sehingga nelayan bisa bantuan yang tergolong belum bagus.
mendapatkan bantuan. Karena setiap 2. Upaya Pemerintah dalam mengatasi
bantuan untuk nelayan itu selalu disalurkan hambatan yang berkenaan dengan
melalui koperasi. Misalnya seperti bantuan implementasi Pasal 3 huruf (a) Undang-
yang diberikan oleh dinas sosial. Bantuan Undang Nomor 7 Tahun 2016 Tentang
itu akan disalurkan melalui ketua RT, lalu Perlindungan dan Pemberdayaan
nanti Ketua RT setempat yang akan Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan
menunjuk Koperasi-koperasi yang ada Petambak Garam diantaranya yaitu :
diwilayahnya untuk diberikan bantuan dari revitalisasi koperasi, melakukan
dinas sosial tersebut.39 diversifikasi usaha oleh koperasi, anjuran
6. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota dari Dinas Kelautan dan Perikanan kota
Bengkulu juga terus memberikan Bengkulu untuk menjual hasil
Sosialisasi kepada nelayan terkait dengan tangkapannya sendiri di tempat
adanya peraturan-peraturan baru yang pelelangan ikan, selain itu Dinas Kelautan
dikeluarkan oleh pemerintah pusat. dan Perikanan kota Bengkulu juga
Sehingga nelayan tau jika ada peraturan menganjurkan tiap nelayan memiliki
baru ataupun peraturan lama yang kartu nelayan, Dinas Kelautan dan
dihapuskan, terkait tentang nelayan. Perikanan kota Bengkulu juga
7. Dinas Koperasi dan UKM Kota memberikan sosialisasi berupa
Bengkulu juga rutin memberikan sosialisasi pentingnya untuk bergabung kedalam
ketika ada peraturan baru mengenai koperasi, Dinas Kelautan dan Perikanan
koperasi. Tidak hanya melakukan kota Bengkulu dan Dinas Koperasi dan
sosialisasi pentingnya bagi nelayan untuk UKM kota Bengkulu juga memberikan
membentuk dan bergabung dengan sebuah sosialisasi terkait dengan peraturan-
koperasi nelayan tetapi juga melakukan peraturan baru yang ada, sehingga
sosialisai terkait peraturan-peraturan baru nelayan dapat memahami apa tujuan dan
yang dikeluarkan pemerintah pusat tentang manfaat adanya peraturan baru tersebut.
koperasi.
Saran
PENUTUP Beberapa saran yang dapat penulis
sampaikan yaitu :
Kesimpulan 1.Hendaknya pemerintah untuk
Berdasarkan hasil penelitian, dapat memberikan perlindungan dan
disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai pemberdayaan kepada nelayan perlu
berikut : adanya komitmen sehingga pemerintah
1. Implementasi Pasal 3 huruf (a) Undang- senantiasa mendapingi masyarakat pesisir
Undang Nomor 7 Tahun 2016 Tentang hingga nantinya bisa berdiri mandiri dan
Perlindungan dan Pemberdayaan juga pemerintah diharapkan untuk
Nelayan, Pembudidaya Ikan, dan memberikan pendampingan secara
Petambak Garam telah diterapkan dalam berkesinambungan yang dapat

39
Wawancara dengan Ketua Koperasi
Nelayan Jaga Laut Bapak Febri, di Bengkulu 16
April 2019.

13
menimbulkan penguatan kelembagaan Helmi Alfian dan Satria Arif, Strategi
(koperasi nelayan). Adaptasi Nelayan Terhadap
2. Diharapkan pemerintah meningkatkan Perubahan Ekologis, Makara , Sosial
kerjasama dengan Universitas yang ada di Humaniora, 2012.
kota Bengkulu untuk membantu Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori,
mensosialisasaikan atau mengajarkan dan Praktik, Jakarta, PT.Raja
kepada nelayan betapa pentingnya Grafindo Persada, 2012.
pendidikan dan pentingnya bergabung Kusnadi, Filosofi Pemberdayaan Pesisir,
dengan koperasi. Bandung : Humaniora, 2006.

DAFTAR PUSTAKA Muktifajar danYulianto Achmad, Dualisme


Penelitian Hukum Normatif dan
Buku Empiris, Yogyakarta.Pustaka Pelajar,
2010.
Achmad Ali. 2009. Menguak Teori Hukum Mulyadi, Ekonomi Kelautan. Jakarta,
(Legal Theory) dan Teori Peradilan RajaGrafindo Persada, 2005.
(Judicialprudence) Termasuk Ronny Hamitijo soemitro, Metode
Interpretasi Undang-Undang Penelitian Hukum dan Jurimetri,
(Legisprudence). Jakarta. Penerbit Jakarta, Ghalia Indonesia, 1985.
Kencana. Roslan Rosady, Metode Penelitian Hukum,
AG. Subarsono. Analisis Kebijakan Publik Cetakan ke-13, Jakarta, PT. Raja
(konsep. teori dan aplikasi), Grafindo Persada,2010
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2011. Saptomo Ade, Pokok-pokok metodologi
Akhmad Fauzi, Ekonomi Perikanan, penelitian hukum empiris murni,
Jakarta : Gramedia Pustaka, 2010. Jakarta, Universitas Trisakti, 2009.
Amin Widjaja Tunggal, Akuntansi untuk Soekanto Soerjono, Efektivitas Hukum dan
Koperasi, ,2008 Penerapan Sanksi, Bandung: CV.
Andjar pacta W., Myra Rosman dan Nadi Ramadja Karya, 1988.
Maulisa Benemay, 2008, Hukum
Koperasi Indonesia :pemahaman, Soekanto Soerjono, Faktor-Faktor yang
regulasi, pendirian dan modal usaha, Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Jakarta, Prenada Media. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian 2008.
Hukum, Jakarta, Rineka Cipta, 2007. Soekanto Soerjono, Pengantar Penelitian
Baswir Revrisond, Koperasi Indonesia , Hukum, Jakarta, UI Press, 1986.
Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta, Sastrawidjaya. Nelayan Nusantara, Pusat
2000. Riset Pengolahan Produk Sosial
Budi Untung, Hukum Koperasi dan peran Ekonomi Kelautan dan Perikanan.
Notaris Indonesia, ANDI, Jakarta, 2002.
Yogyakarta, 2005. Sentosa Sembiring, Hukum Dagang, Citra
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aditya Bakti, Bandung, 2001.
Bengkulu, Rekapitulasi data tahun Subri, M., Ekonomi Kelautan, Jakarta, Raja
2016 (realisasi dan proyeksi), Grafindo Persada, 2005.
Bengkulu, 2016.
G.Kartasapoetra, Ir.a.g Kartasapoetra,
Bambang S, 2001, Koperasi
Indonesia, Jakarta, PT. Asdi
Mahasatya.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research,
Yogyakarta: Pustaka Andi, 2003.

14
Solihin Yusuf, “Optimalisasi peran http://www.superspring.co/apa-Itu-gps-
koperasi TNI AU dalam mendukung dan-cara-kerjanya, ditulis oleh habibie
ketahanan ekonomi keluarga :: Studi
di Koperasi Mabesau Cilangkap”, http://bidakara.ac.id/pengertian-gps-cara-
Disertasi Perpustakaan Pusat UGM, kerja-gps-dan-fungsi-gps/
UGM, Jogjakarta, 2010.
Suharto Edi, Membangun Masyarakat https://kbbi.web.id/nelayan
Memberdayakan Rakyat, Bandung,
PT.Refika Pratama, 2006. http://kementeriankoperasi.com/jenis-
Winarno, Budi, Kebijakan Publik : Teori jenis-koperasi/, ditulis oleh Isa Hamdan
dan Proses, Jakarta: PT Buku
Kita,2008. https://akuntanonline.com/pengertian-
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, koprasi-jenis-dan-struktur-
Jakarta, Sinar Grafika,2009. organisasinya/, ditulis oleh Nur
Rohman
Website
https://www.republika.co.id/berita/koran/i
https://kkp.go.id/artikel/2233-maritim- ndustri/15/12/26/nzyfs21-antara-
indonesia-kemewahan-yang-luar- inkopad-dan-kedaulatan-pangan
biasa, ditulis oleh elviana roza .
https://www.wartaekonomi.co.id/read1963
https://tirto.id/bps-jumlah-penduduk- 22/koperasi-angkatan-laut-kota-
bekerja-triwulan-i-2018-sebanyak- manado-kembangkan-usaha-dengan-
12707-juta-cJ5D, ditulis oleh pinjaman-lpdb-kumkm.html, ditulis
Shintaloka Pradita Sisca oleh Ning Rahayu

http://bappeda.bengkuluprov.go.id/wp https://inkoppol.co.id/profil/tentang/
content/uploads/2018/RAD%20Kem
aritiman.pdf ditulis oleh media https://tniad.mil.id/2017/03/pusat-
informasi pembangunan daerah koperasi-iskandar-muda-merupakan-
provinsi Bengkulu koperasi-yang-terbaik-di-provinsi-
aceh/
http://ciptakarya.pu.go.id/dok/ebook/profil
kab-kota/bengkulu Jurnal
/PROFIL%20INFRASTRUKTUR%
20PERMUKIMAN%20KOTA%20B Nur Sulistyo Budi Ambarini, “Perjanjian
ENGKULU.pdf dan Pengembangan Usaha Mikro
Kecil Bidang Perikanan sebagai
https://bengkulu.bps.go.id/statictable/2016/ Upaya Pengendalian Pencemaran
03/15/232/penduduk-bekerja- Wilayah Pesisir Laut”, Jurnal Hukum
menurut-sektor-di-provinsi- Lingkungan Indonesia, Vol.03, Issue
bengkulu-tahun-2010-2014-000- 01, Juli 2016, hlm. 36.
jiwa-.html https://bengkulu.bps.go.id

http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/P
Ng44n8b-hnsi-nelayan-sulit-
implementasikan-kebijakan-
pemerintah

15

You might also like