You are on page 1of 13

EVALUASI TAHAPAN INTERVENSI SOSIAL PADA KELOMPOK

NELAYAN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN PERIKANAN


TANGKAP DI DUKUH TAMBAKREJO KOTA SEMARANG

Oleh:
Senoaji Yuda Raharjo, Titik Djumiarti S.Sos, M.Si
Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos. 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

This research is aimed to identify the shape of a given social interventions and evaluate the
stages of social intervention in order to obtain good performance of program and to identify
whether there is result of the implementation of social interventions provided by Department
of Marine Affairs and Fisheries Semarang through Fisheries Development Program in
Tambakrejo Hamlet, Semarang. This research is a qualitative descriptive study with data
collection through interviews and documentation. Informants were selected by researcher is
employees of Department of Marine Affairs and Fisheries Semarang and fishermen
communities in Tambakrejo Hamlet, Semarang. In this study, researcher used a phase of
social interventions to see if the social intervention provided is in accordance with the stages
of implementation and use phases of policy evaluation. The results showed that social
interventions provided by Department of Marine Affairs and Fisheries Semarang has been
running well and in conformity with the implementation phase. Results of the administration
of the social intervention is fishermen awareness to use environmental friendly fishing gear,
fishermen awareness of safety at sea, fishermen skill enhancement, and increasing fish
catches. But the intervention provided also still has shortcomings, that is in terms of the
implementation stages, the data collection phase, the contract negotiation phase, and
termination phase. Termination stage or termination of intervention activities can not be
done, it is because a given social intervention has not been fully able to resolve all problems
in Tambakrejo Hamlet, Semarang. Furthermore, supervision and sanctions toward
fishermen who still use dangerous fishing gear has not given explicitly. Social interventions
is still not fully utilized by some fishermen. The advices can be given by researcher is to raise
awareness to protect the environment, involving collaboration with the private sector,
eliminating the lazy attitude of fishermen, apply strict supervision and sanctions to fishermen
who commit violation. While the advice can be given to other researchers that will research
the social intervention in order to pay attention to the excavation problems stage and
establishing a system of action. Due to give an intervention need to be excavated and the
main problems involve other parties for the implementation of a given intervention can run
well.

Keyword : social intervention, development program of capture fisheries, empowerment


PENDAHULUAN menggantungkan hidupnya untuk
bekerja di laut. Adapun data mengenai
A. LATAR BELAKANG nelayan yang ada di Kota Semarang
Indonesia merupakan negara yang dapat dilihat sebagai berikut:
tersusun atas gugusan pulau-pulau besar
dan pulau-pulau kecil. Dengan Tabel 1.1
Data nelayan, Petani Tambak, dan Petani
banyaknya pulau-pulau yang tersebar di Kolam Kota Semarang Tahun 2015
Indonesia, tentunya banyak sekali No Kecamatan Nelayan Petani Petano
Tambak Kolam
potensi yang dimiliki negara Indonesia.
Salah satu potensi yang paling terkenal 1. Banyumanik - - 14
yang dimiliki oleh negara Indonesia
2. Candisari - - -
adalah potensi kelautan dan pesisir.
Potensi laut di Indonesia diantaranya 3. Gajah - - --
Mungkur
yaitu banyaknya jenis ikan, rumput laut, 4. Gayamsari - - 10
terumbu karang, dan lain sebagainya.
Dari sisi sosial ekonomi, pemanfaatan 5. Genuk 38 - 32

kekayaan laut masih terbatas pada 6. Gunungpati - - 185


kelompok pengusaha besar dan
7. Mijen - - 120
pengusaha asing. Sementara itu,
kesejahteraan masyarakat khususnya 8. Ngaliyan - - 42
masyarakat pesisir terlihat tidak mampu
9. Pedurungan - - 74
terangkat. Banyak dari mereka masih
berkutat dengan kemiskinan yang selama 10. Semarang 49 32 77
Barat
ini mereka hadapi. Oleh karena itu, 11. Semarang - - 24
masyarakat nelayan ini sangat perlu Selatan
dibantu oleh pihak – pihak terkait agar 12. Semarang - - -
Tengah
mereka dapat terlepas dari belenggu 13. Semarang - 12 -
kemiskinan. Bantuan tersebut dapat Timur
berbentuk intervensi sosial dari pihak – 14. Semarang
Utara
1.113 65 24

pihak tertentu kepada kelompok – 15. Tembalang - - 47


kelompok yang membutuhkan.
16. Tugu 204 569 29
Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa
Tengah juga memiliki wilayah pesisir Jumlah 1.404 678 678
yang cukup luas, yaitu meliputi
Sumber: Renstra Dinas Kelautan dan
Kecamatan Tugu (Bagian Wilayah Kota Perikanan Kota Semarang Tahun 2016-2021
X), Kecamatan Semarang Barat dan
Kecamatan Semarang Utara (Bagian Dari data di atas, menunjukkan bahwa
Wilayah Kota III), serta Kecamatan nelayan terbanyak berada di Kecamatan
Genuk (Bagian Wilayah Kota IV). Semarang Utara. Di Kecamatan
Dengan wilayah pesisir yang cukup luas, Semarang Utara terdapat sebuah dukuh
maka tidak mengherankan jika banyak yang memiliki potensi yang besar, yaitu
masyarakat di Kota Semarang yang Dukuh Tambakrejo. Potensi besar yang
dimiliki oleh masyarakat Dukuh menjelaskan bahwa wisata sosial
Tambakrejo adalah laut yang letaknya merupakan salah satu bentuk dari
tidak jauh dari sekitar Tambakrejo. intervensi sosial. Dengan adanya wisata
sosial dapat memberikan efek positif
Tambakrejo merupakan sebuah pada berbagai aspek harian kehidupan
dukuh yang terletak di Kelurahan para pekerja tersebut. Adapun efek yang
Tanjung Mas dengan jumlah warga ditimbulkan setelah para pekerja tersebut
sekitar 416 jiwa. Masyarakat di Dukuh melakukan liburan adalah sebagai
Tambakrejo umumnya bekerja sebagai berikut :
nelayan, namun tidak sedikit juga yang 1. Membangun relasi
bekerja di sektor pengolahan ikan. Para 2. Sikap dalam hidup
istri-istri nelayan banyak yang membuka 3. Kekuatan mental
usaha pembuatan terasi dari udang. 4. Transportasi umum
Penghasilan masyarakat Dukuh Dari jurnal di atas, mirip sekali
Tambakrejo masih jauh dari kata cukup. dengan kondisi yang ada di Dukuh
Kebutuhan sandang sudah seperti Tambakrejo, di mana warga Dukuh
kebutuhan sekunder sebab untuk Tambakrejo sangat perlu diberikan
memenuhi kebutuhan pangan saja intervensi sosial oleh Pemerintah
responden mengalami kesulitan akibat setempat. Jika para karyawan di Flanders
himpitan ekonomi. Hal tersebut mampu bekerja lebih baik setelah
disebabkan karena beberapa diberikan liburan sebagai bentuk
permasalahan yang ada di Dukuh intervensi sosial, maka begitupun
Tambakrejo. Permasalahan yang dengan warga yang ada di Dukuh
dihadapi oleh nelayan di Dukuh Tambakrejo. Warga di Dukuh
Tambakrejo yang berkaitan dengan Tambakrejo dapat diberikan intervensi
perikanan tangkap, antara lain yaitu sosial dengan bentuk program – program
nelayan di Dukuh Tambakrejo masih kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan
menggunakan alat tangkap sederhana, karakteristik masyarakat Dukuh
sehingga hasil tangkapan yang Tambakrejo. Karena pada dasarnya,
dihasilkan juga belum maksimal. masyarakat Dukuh Tambakrejo memiliki
Dengan alat tangkap yang masih potensi besar yang dapat dikembangkan,
sederhana dan hanya menggunakan yaitu kekayaan laut dengan hasilnya
kapal berukuran kecil, membuat nelayan yang melimpah.
di Dukuh Tambakrejo mengalami Guna menyelesaikan permasalahan
keterbatasan dalam menangkap ikan. di Dukuh Tambakrejo, maka Pemerintah
Masalah lain yang dihadapi yaitu Kota Semarang menunjuk Dinas
keterampilan nelayan di Dukuh Kelautan dan Perikanan Kota Semarang
Tambakrejo juga masih rendah. Dalam untuk memberikan intervensi sosial
Jurnal Intervensi Sosial : Teori dan melalui program Pengembangan
Praktek yang ditulis oleh Dr. Lynn Perikanan Tangkap. Untuk melihat
Minnaert yang berjudul “Turis Sebagai apakah intervensi sosial yang diberikan
Bentuk Intervensi Sosial: Pusat sudah memberikan hasil yang positif dan
Partisipasi Wisata di Flanders
sesuai dengan tahapan pelaksanaannya, C.1 Definisi Administrasi Publik
maka perlu dilakukan sebuah evaluasi.
Chandler & Plano dalam Keban
B. TUJUAN (2004:3), mengatakan bahwa
Tujuan penelitian mengenai evaluasi Administrasi Publik adalah proses
tahapan intervensi sosial dalam program dimana sumber daya dan personel
Pengembangan Perikanan Tangkap di publik diorganisir dan dikoordinasikan
Dukuh Tambakrejo Kota Semarang untuk memformulasikan,
adalah: mengimplementasikan, dan mengelola
1. Mengetahui bentuk intervensi sosial (manage) keputusan-keputusan dalam
yang diberikan Dinas Kelautan dan kebijakan publik. Sedangkan Felix A
Perikanan Kota Semarang kepada Nigro dan L. Loyd G. Nigro (1970:21)
masyarakat Dukuh Tambakrejo. dalam Inu Kencana Syafiie (2006:25)
2. Mengetahui tahapan pelaksanaan mendefiniskan administrasi publik
intervensi sosial guna menghasilkan adalah :
kinerja program yang baik. 1. (Administrasi Publik) adalah
3. Mengetahui hasil dari pelaksanaan suatu kerja sama kelompok
intervensi sosial yang diberikan dalam lingkungan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota pemerintahan.
Semarang terhadap masyarakat 2. (Administrasi Publik) meliputi
Dukuh Tambakrejo. ketiga cabang pemerintahan :
eksekutif, legislative, dan
yudikatif serta hubungan
C. TEORI
diantara mereka.
3. (Administrasi Publik)
mempunyai peranan penting
Administrasi Paradigma dalam perumusan
Publik Administrasi kebijaksanaan pemerintah, dan
Publik karenanya merupakan sebagai
dari proses politik.
4. (Administrasi Publik) sangat
erat berkaitan dengan berbagai
Paradigma macam kelompok swasta dan
Manajemen
Manajemen perorangan dalam menyajikan
Publik
Publik pelayanan kepada masyarakat.
5. (Administrasi Publik) dalam
beberapa hal berbeda pada
penempatan pengertian dengan
administrasi perseorangan.
Tahapan Evaluasi
Intervensi Hasil
Sosial Intervensi
C.2 Paradigma Administrasi Publik
C.5 Tahap Pelaksanaan Intervensi
Nicholas Henry (1988:33-54) Sosial
dalam Inu Kencana Syafiie (2006:28), Menurut Adi. I.R (2005:141-150)
mengemukakan lima paradigma Intervensi sosial adalah upaya perubahan
administrasi publik, yaitu : terencana terhadap individu, kelompok,
maupun komunitas. Dikatakan 'perubahan
1. Paradigma Pertama, terencana' agar upaya bantuan yang
Paradigma dikotomi antara diberikan dapat dievaluasi dan diukur
Politik Administrasi (1900- keberhasilannya. Sedangkan menurut
1926). Pincus dan Minahan (1973:101-117)
2. Paradigma kedua, Prinsip- dalam Social Work Journal
prinsip Administrasi Negara (2014:187), intervensi sosial meliputi
(1927-1937). tahapan sebagai berikut :
3. Paradigma ketiga, 1. Penggalian Masalah
Administrasi Negara sebagai 2. Pengumpulan Data
Ilmu Politik (1950-1970). 3. Melakukan Kontak Awal
4. Paradigma keempat, 4. Negosiasi Kontrak
Administrasi Negara sebagai 5. Membentuk Sistem Aksi
Ilmu Administrasi (1954- 6. Menjaga dan Mengkoordinasikan
1970). Sistem Aksi
5. Paradigma kelima, 7. Memberikan Pengaruh
Administrasi Negara sebagai 8. Terminasi
Ilmu Administrasi Negara
(1970-sekarang). C.6 Tahap Evaluasi Kebijakan
Untuk melakukan evaluasi yang baik
C.3 Manajemen Publik dengan margin kesalahan yang minimal
Donovan dan Jackson (1991:11-12) beberapa ahli mengembangkan langkah-
dalam Pasolong (2014:82), langkah dalam evaluasi kebijakan. Salah
mendefinisikan manajemen sebagai satu ahli tersebut adalah Edward A.
proses yang dilaksanakan pada tingkat Schuman dalam Winarno (2012: 233-
organisasi tertentu, sebagai rangkaian 234). Schuman mengungkapkan enam
keterampilan (skills), dan sebagai langkah dalam evaluasi kebijakan,
serangkaian tugas. yakni:
C.4 Paradigma Manajemen Publik 1. Mengidentifikasikan tujuan
Menurut Chung & Megginson, (1981) program yang akan dievaluasi
dalam Pasolong (2014:84), 2. Analisis terhadap masalah
perkembangan manajemen publik 3. Deskripsi dan standarisasi kegiatan
paling tidak dipengaruhi oleh beberapa 4. Pengukuran terhadap tingkatan
pandangan, yaitu manajemen normatif, perubahan yang terjadi
manajemen deskriptif, manajemen 5. Menentukan apakah perubahan
stratejik, dan manajemen publik. yang diamati merupakan akibat
dari dilakukan dengan meggunakan teknik
kegiatan tersebut atau karena wawancara, dan dokumentasi.
penyebab yang lain
6. Beberapa indikator untuk E. PEMBAHASAN
menentukan keberadaan suatu Adapun pembahasan yang akan
dampak dijelaskan dalam penelitian ini antara
lain bentuk intervensi sosial, tahapan
pelaksanaan intervensi sosial, dan hasil
C.7 Indikator Evaluasi Kebijakan
dari pelaksanaan intervensi sosial yang
Istilah evaluasi mempunyai arti yang diberikan Dinas Kelautan dan
berhubungan, masing-masing Perikanan Kota Semarang kepada
menunjuk pada aplikasi beberapa skala masyarakat Dukuh Tambakrejo.
nilai terhadap hasil kebijakan dan
program (Dunn, 2000:608). Secara 1. Bentuk Intervensi Sosial Yang
umum istilah evaluasi dapat disamakan Diberikan Dinas Kelautan dan
dengan penaksiran (appraisal), Perikanan Kota Semarang Kepada
pemberian angka (rating), dan Masyarakat Dukuh Tambakrejo
penilaian (assesment), kata-kata yang Sebuah intervensi sosial yang
menyatakan usaha untuk menganalisis diberikan sebagai upaya perubahan tentu
hasil kebijakan dalam arti satuan diberikan melalui kegiatan. Kegiatan
nilainyaUntuk menilai keberhasilan tersebut merupakan penjabaran dari
suatu kebijakan perlu dikembangkan program kerja yang diberikan kepada
beberapa indikator, karena penggunaan masyarakat sebagai bentuk dari
indicator yang tunggal akan intervensi sosial. Adapun kegiatan yang
membahayakan, dalam arti hasil diberikan dalam pelaksanaan intervensi
penilaiannya dapat bias dari yang sosial yang diberikan oleh Dinas
sesungguhnya. Indicator atau kriteria Kelautan dan Perikanan Kota Semarang
evaluasi yang dikembangkan oleh kepada masyarakat Dukuh Tambakrejo
Dunn dalam Subarsono (2013:126) antara lain seperti pelatihan dalam
mencakup lima indikator, antara lain rangka peningkatan pendapatan,
efektifitas, kecukupan, pemerataan, pembentukan Pokmaswas, pengiriman
responsivitas, dan ketepatan. beberapa nelayan di tingkat Provinsi
dalam rangka peningkatan SDM seperti
D. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam perbaikan mesin kapal dan sarana
penelitian ini adalah penelitian prasarana lainnya, pembuatan rumpon
kualitatif dengan desain penelitian (rumah ikan), pembuatan sabuk pantai,
deskriptif. Untuk mendapatkan bantuan jaring, kapal, dan alat tangkap
narasumber teknik pengambilan lainnya melalui dana PUMP
sampel pada penelitian ini (Pengembangan Usaha Mina Pedesaan),
menggunakan sistem snowball sosialisasi peminjaman modal dari Bank
sampling. Pengumpulan data BPD Jateng, pembinaan untuk
menabung, dan pembuatan asuransi.
Dalam pelaksanaannya, suatu kegiatan tradisional, kurangnya keterampilan
pasti memiliki kendala. Adapun kendala yang dimiliki para nelayan, rendahnya
yang dihadapi oleh Dinas Kelautan dan tingkat pendidikan, dan kurangnya
Perikanan Kota Semarang adalah pemahaman tentang penggunaan alat
masalah cuaca atau musim yang tidak tangkap yang ramah lingkungan. Selain
menentu, SDM nelayan yang masih itu, masyarakat Dukuh Tambakrejo juga
rendah, serta belum maksimalnya hidup dalam lingkungan yang masih
pemanfaatan program yang diberikan kumuh. Hal tersebut disebabkan karena
oleh pihak Dinas Kelautan dan rob yang sering melanda di wilayah
Perikanan Kota Semarang. Walaupun tersebut. Guna menyelesaikan
terdapat kendala dalam pelaksanaan permasalahan di bidang perikanan
intervensi sosial, namun pihak Dinas tangkap, maka Dinas Kelautan dan
Kelautan dan Perikanan Kota Semarang Perikanan Kota Semarang memberikan
juga diuntungkan dengan beberapa intervensi sosial melalui Program
faktor pendorong yang ada. Faktor Pengembangan Perikanan Tangkap yang
pendorong tersebut ialah faktor turun- ditujukan kepada masyarakat nelayan
temurun untuk bekerja di laut, adanya yang ada di Kota Semarang, khususnya
bantuan dari berbagai pihak dalam di Dukuh Tambakrejo. Adapun tujuan
pelaksanaan intervensi sosial, dan yang dari pemberian intervensi sosial ini
ketiga adalah tujuan dari pelaksanaan adalah untuk meningkatkan pendapatan
program ini adalah untuk meningkatkan nelayan dan meningkatkan pengetahuan
pendapatan nelayan. Sehingga serta keterampilan nelayan mengenai
masyarakat nelayan menjadi termotivasi alat tangkap apa yang boleh dan tidak
dalam menerima program. boleh digunakan. Di dalam pelaksanaan
inttervensi sosial tentu terdapat strategi
2. Evaluasi Tahap Pelaksanaan yang akan digunakan. Adapun strategi
Intervensi Sosial Yang Diberikan yang diterapkan dalam intervensi sosial
Dinas Kelautan dan Perikanan ini adalah dengan meningkatkan
Kota Semarang kapasitas SDM para nelayan. Dalam
Tahapan pelaksanaan intervensi sosial tahap ini intervensi sosial yang diberikan
terdiri dari penggalian masalah, dinilai telah sesuai dengan kebutuhan
pengumpulan data, melakukan kontak masyarakat Dukuh Tambakrejo. Namun
awal, negosiasi kontrak, membentuk masih terdapat kekurangan, yaitu dari
sistem aksi, menjaga dan segi pengawasan, hal tersebut dapat
mengkoordinasikan sistem aksi, dilihat pada beberapa nelayan yang
memberikan pengaruh, dan terminasi. masih menggunakan alat tangkap tidak
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan ramah lingkungan. Padahal tujuan dari
sebagai berikut: pemberian intervensi sosial ini salah
a) Tahap Penggalian Masalah satunya untuk memberikan pemahaman
tentang alat tangkap yang ramah
Dalam tahap ini, permasalahan yang ada lingkungan.
di Dukuh Tambakrejo ialah alat tangkap
nelayan yang digunakan masih
b) Tahap Pengumpulan Data d) Tahap Negosiasi Kontrak
Di dalam tahap pengumpulan data, Dalam tahap negosiasi kontrak dibahas
sumber data yang diperoleh Dinas mengenai kesepakatan diantara pihak
Kelautan dan Perikanan Kota Semarang Dinas Kelautan dan Perikanan dengan
berasal dari produksi di TPI, produksi masyarakat Dukuh Tambakrejo.
kelompok nelayan, dan jumlah nelayan Kesepakatan diantara pihak Dinas
yang ada di Kota Semarang. Data Kelautan dan Perikanan Kota Semarang
tersebut diperoleh Dinas dengan cara merupakan kesepakatan yang tidak
survey yang dilakukan kepada sejumlah tertulis. Kesanggupan masyarakat
nelayan yang dijadikan sampel yang ada nelayan untuk terlibat dalam program
di Kota Semarang. Dengan sudah disampaikan saat rapat koordinasi.
menggunakan cara survey itulah maka Dalam tahap ini dinilai masih kurang,
data yang diperoleh Dinas Kelautan dan karena seharusnya saat pelaksanaan
Perikanan Kota Semarang masih rapat koordinasi, tentulah terdapat tawar-
diragukan kevaliditasannya, karena data menawar diantara kedua pihak sampai
yang diperoleh hanya berasal dari berujung pada suatu kesepakatan.
sejumlah sampel yang mewakili seluruh Seharusnya saat terjadi kesepakatan ini
jumlah nelayan yang ada. Jadi, dalam pasi sudah ada bentuk tertulis yang
tahap ini dinilai masih kurang. disetujui kedua belah pihak.
c) Tahap Melakukan Kontak Awal e) Tahap Membentuk Sistem Aksi
Untuk melakukan kontak awal, maka Sistem yang diterapkan dalam
Dinas Kelautan dan Perikanan pelaksanaan intervensi sosial adalah
melakukan pertemuan dengan para dengan cara pembinaan dan penyuluhan.
stakeholder yang akan dilibatkan dalam Dalam proses perumusannya, Dinas
pelaksanaan intervensi sosial. Pertemuan Kelautan dan Perikanan Kota Semarang
dengan stakeholder ini dilakukan melalui juga menampung aspirasi nelayan dan
rapat yang diadakan oleh pihak Dinas DPR untuk dimasukkan ke dalam
Kelautan dan Perikanan Kota Semarang. program. Adapun dalam tahap ini juga
Tujuan diadakan pertemuan ini adalah memuat tentang waktu pelaksanaan
untuk membahas pelaksanaan intervensi intervensi sosial tersebut. Intervensi
sosial terkait waktu pelaksanaan, sosial yang diberikan oleh Dinas
kegaiatan yang akan diberikan, sampai Kelautan dan Perikanan Kota Semarang
pada penerima dari intervensi sosia ini. pertama kali diberikan pada tahun 2000.
Dengan adanya pertemuan diantara Intervensi tersebut diberikan karena pada
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota saat itu nelayan di Dukuh Tambakrejo
Semarang tentunya akan lebih sangat membutuhkan bantuan dari
memudahkan pelaksanaan intervensi pemerintah. Dalam tahap ini dinilai
sosial kedepannya. Jadi, dalam tahap ini sudah sesuai, karena sistem yang
dinilai sudah tepat. diterapkan dalam pelaksanaan intervensi
sosial sesuai dengan karakteristik
masyarakat Dukuh Tambakrejo. Selain
itu kontribusi masyarakat Dukuh mengalami peningkatan. Hal tersebut
Tambakrejo dan pihak DPR juga sangat dapat dilihat pada peningkatan produksi
membantu dalam proses perumusan perikanan sebesar 5 persen per tahun.
program. Dalam tahap ini dinilai sudah sesuai,
karena dengan adanya motivasi yang
f) Tahap Menjaga dan diberikan, maka semangat masyarakat
Mengkoordinasikan Sistem Aksi Dukuh Tambakrejo dalam bekerja juga
Di dalam tahap menjaga dan meningkat.
mengkoordinasikan sistem aksi memuat
h) Tahap Terminasi
tentang pihak-pihak mana saja yang
akan dilibatkan dalam pelaksanaan Untuk melakukan tahap terminasi tentu
intervensi sosial. Adapun pihak yang harus melihat pada pencapaian hasil dari
terlibat dalam pelaksanaan intervensi intervensi yang diberikan. Adapun
sosial adalah Dinas Kelautan dan dalam pelaksanaan intervensi sosial ini,
Perikanan Kota Semarang, Kecamatan, pencapaian pembangunan fisik sudah
Kelurahan, dan masyarakat nelayan. mencapai target seratus persen, namun
Untuk menjaga koordinasi dengan pencapaian anggaran masih belum
berbagai pihak yang terlibat, maka Dinas sepenuhnya mencapai target. Karena
Kelautan dan Perikanan Kota Semarang realisasi dana yang diturunkan tidak
melakukan rapat koordinasi dengan sesuai dengan perencanaan awal. Namun
seluruh pihak yang terlibat dalam walaupun intervensi sosial yang
pelaksanaan intervensi sosial ini. Dalam diberikan sudah mencapai target, pihak
tahap ini dinilai sudah sesuai, karena Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
dalam pelaksanaan intervensi sosial, Semarang belum bisa mengakhiri
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota bantuan yang diberikan kepada
Semarang telah melibatkan pihak-pihak masyarakat nelayan, karena program
lain guna memudahkan pelaksanaan yang diberikan belum mampu
intervensi sosial. Selain itu, dengan menyelesaikan seluruh permasalahan di
adanya rapat koordinasi, maka Dukuh Tambakrejo dan masih ada
komunikasi diantara pihak-pihak nelayan yang belum memanfaatkan
tersebut juga akan menjadi lebih baik. program yang diberikan dengan baik.
Sehingga dalam tahap terminasi dinilai
g) Tahap Memberikan Pengaruh masih kurang.
Guna mempengaruhi nelayan agar
3. Hasil Pelaksanaan Intervensi Sosial
melaksanakan program dengan baik,
Yang Diberikan Dinas Kelautan
maka Dinas Kelautan dan Perikanan
dan Perikanan Kota Semarang
Kota Semarang memotivasi mereka guna
Terhadap Kondisi Masyarakat
meningkatkan semangat masyarakat
Dukuh Tambakrejo
Dukuh Tambakrejo dalam bekerja.
Terbukti dengan adanya motivasi yang Seorang pekerja sosial yang
diberikan, maka produksi perikanan memberikan intervensi sosial kepada
masyarakat Dukuh Tambakrejo sasaran perubahan, tentu saja
menghendaki adanya hasil yang positif pemahaman tentang alat tangkap yang
bagi masyarakat penerima intervensi ramah lingkungan.
sosial tersebut. Begitu juga dengan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota c) Deskripsi dan Standarisasi Kegiatan
Semarang. Adapun hasil dari intervensi Kegiatan yang diberikan dalam
sosial yang diberikan Dinas Kelautan pelaksanan intervensi sosial adalah
dan Perikanan Kota Semarang kepada pelatihan dalam rangkaa peningkatan
masyarakat Dukuh Tambakrejo pendapatan, pembentukan Pokmaswas,
diantaranya adalah kesadaran akan pengiriman beberapa nelayan di
penggunaan alat tangkap ramah tingkat Provinsi dalam rangka
lingkungan, kesadaran akan keselamatan peningkatan SDM, pembuatan
kerja di laut, peningkatan keterampilan rumpon, dan lain-lain.
nelayan, dan peningkatan produksi
perikanan sehingga bisa meningkatkan d) Pengukuran Terhadap Tingkatan
kesejahteraan para nelayan. Walaupun Perubahan Yang Terjadi
intervensi sosial yang diberikan sudah Tingkat perubahan masyarakat Dukuh
memberikan hasil yang positif, namun Tambakrejo dapat dilihat dari
intervensi sosial yang diberikan belum peningkatan produksi perikanan,
mampu menyelesaikan seluruh masalah peningkatan keterampilan nelayan,
di Dukuh Tambakrejo, hanya saja untuk kesadaran akan penggunaan alat
masalah perikanan tangkap dapat tangkap ramah lingkungan, kesadaran
diselesaikan dengan baik. akan keselamatan kerja di laut, dan
masih banyak lagi.
4. Evaluasi Tahap Pelaksanaan
Intervensi Sosial e) Menentukan Apakah Perubahan
Yang Diamati Merupakan Akibat
a) Mengidentifikasi Tujuan Program Dari Kegiatan Tersebut Atau Karena
Yang akan Dievaluasi Penyebab Lain
Adapun tujuan dari pelaksanaan Perubahan yang terjadi pada
intervensi sosial melalui Program masyarakat Dukuh Tambakrejo tentu
Pengembangan Perikanan Tangkap merupakan akibat dari kegiatan
adalah untuk meningkatkan intervensi sosial. Hal tersebut dapat
pendapatan masyarakat nelayan dan dilihat pada tumbuhnya kesadaran
meningkatkan pengetahuan serta nelayan untuk menggunakan alat
keterampilan mengenai alat tangka tangkap ramah lingkungan. Walaupun
papa yang boleh digunakan dan tidak belum semua nelayan memiliki
boleh digunakan. kesadaran, namun setidaknya mulai ada
perubahan baik yang ditimbulkan dari
b) Analisis Terhadap Masalah kegiatan intervensi sosial yang
Alat tangkap yang masih tradisonal, diberikan oleh Dinas Kelautan dan
rendahnya tingkat pendidikan Perikanan Kota Semarang.
masyarakat Tambakrejo, kurangnya
keterampilan nelayan, dan kurangnya
f) Beberapa Indikator Untuk mendapatkan jumlah bantuan dana yang
Menentukan Keberadaan Suatu sama besarnya. Manfaat yang
Dampak didistribusikan juga merata, karena
Indikator untuk menentukan keberadaan Program Pengembangan Perikanan
suatu dampak dalam pelaksanaan Tangkap diberikan kepada seluruh
intervensi sosial dapat dilihat dari nelayan yang ada di Kota Semarang.
kesadaran untuk menggunakan alat
tangkap ramah lingkungan, kesadaran d) Responsivitas
akan keselamatan kerja di laut, Masyarakat nelayan sangat puas dengan
peningkatan keterampilan nelayan, dan intervensi sosial yang diberikan, hanya
peningkatan produksi perikanan juga saja masih ada beberapa yang belum
dapat dijadikan acuan indikator memanfaatkan program yang diberikan
keberadaan suatu dampak. secara maksimal.

5. Indikator Evaluasi Kebijakan e) Ketepatan


a) Efektivitas Hasil yang dicapai sangat bermanfaat.
Hasil dari intervensi sosial yang Contohnya sudah banyak nelayan yang
diberikan oleh Dinas Kelautan dan mau merubah alat tangkapnya menjadi
Perikanan Kota Semarang setidaknya ramah lingkungan. Kesadaran akan
mampu menyelesaikan beberapa pentingnya menabung dan keselamatan
permasalahan walaupun belum secara dalam bekerja juga sudah mulai
sempurna. Namun untuk permasalahan diperhatikan.
terkait perikanan tangkap mampu
diselesesaikan dengan baik. F. PENUTUP
Dari hasil penelitian pada bab
b) Kecukupan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
Belum semua permasalahan dapat pelaksanaan intervensi sosial yang
terselesaikan. Namun dengan adanya diberikan oleh Dinas Kelautan dan
intervensi sosial yang diberikan melalui Perikanan Kota Semarang melalui
Program Pengembangan Perikanan bisa Program Pengembangan Perikanan
mengurangi masalah-masalah yang ada Tangkap sudah berjalan dengan baik
di Dukuh Tambakrejo. Sedangkan sesuai dengan tahap-tahapnya. Hanya
untuk masalah yang berkaitan dengan saja dari semua tahap pelaksanannya,
perikanan tangkap dapat diselesaikan masih ada tahap yang belum dilakukan,
dengan baik. yaitu tahap terminasi. Tahap terminasi
merupakan tahap pengakhiran kegiatan
c) Pemerataan apabila bantuan yang diberikan dirasa
Biaya yang didistribusikan tentu sudah mampu menyelesaikan
merata. Contohnya seperti bantuan dana permasalahan yang ada. Dalam tahap
PUMP. Dana PUMP yang diberikan terminasi juga harus disetujui oleh
oleh pemerintah pusat langsung pihak penerima bantuan. Selain itu,
dikirimkan melalui rekening kelompok intervensi sosial yang diberikan juga
nelayan. Jadi setiap kelompok nelayan masih memiliki beberapa kekurangan
dalam setiap tahapan pelaksanannya. REKOMENDASI
Adapun kekurangan tersebut yaitu: Berdasarkan kesimpulan yang
didapatkan, maka saran yang dapat
1. Tahap Penggalian Masalah diberikan untuk menunjang
Salah satu tujuan intervensi sosial pelaksanaan intervensi sosial di
adalah memberikan pemahaman tentang kemudian hari adalah:
alat tangkap yang ramah lingkungan.
Namun dalam kenyataannya, masih ada 1. Untuk memperbaiki tahap penggalian
beberapa nelayan yang masih masalah maka tindakan yang dapat
menggunakan alat tangkap yang tidak dilakukan oleh Dinas Kelautan dan
ramah lingkungan. Hal tersebut Perikanan Kota Semarang adalah:
menunjukkan bahwa pengawasan yang a) Menumbuhkan kesadaran
dilakukan oleh pihak Dinas Kelautan masyarakat untuk menjaga
dan Perikanan Kota Semarang masih lingkungan di Dukuh Tambakrejo
kurang. Kota Semarang dengan cara
membentuk kelompok-kelompok
2. Tahap Pengumpulan Data peduli lingkungan di Dukuh
Data yang diperoleh Dinas Kelautan Tambakrejo.
dan Perikanan Kota Semarang hanya b) Memberi contoh dengan
dilakukan dengan melakukan sampel berkomitmen pada perumusan
pada beberapa nelayan, sehingga data program kerja yang selalu
yang diperoleh diragukan memperhatikan kondisi lingkungan
kevaliditasannya. sekitar.
c) Melakukan penanaman pohon
3. Tahap Negosiasi Kontrak bakau di pinggir sabuk pantai agar
Kesepakatan dari kedua pihak adalah bisa menahan abrasi yang sering
kesepakatan tidak tertulis. Padahal melanda.
seharusnya saat melakukan rapat d) Meningkatkan pengawasan dengan
koordinasi dengan pihak yang terlibat, ketat dengan melibatkan pihak-
maka akan terjadi kesepakatan yang pihak lain agar tidak ada lagi
tertulis karena saat melakukan rapat ada nelayan yang menggunakan alat
pihak yang bertugas untuk mencatat tangkap berbahaya.
kesepakatan-kesepakatan yang dicapai. e) Memberikan sanksi kepada nelayan
yang masih menggunakan alat
4. Tahap Terminasi tangkap berbahaya agar
Intervensi sosial yang diberikan tidak menimbulkan efek jera.
mampu menyelesaikan seluruh masalah
di Dukuh Tambakrejo. Namun, untuk 2. Untuk memperbaiki tahap
masalah di bidang perikanan tangkap pengumpulan data maka tindakan
dapat diselesaikan dengan baik. Hanya yang dapat dilakukan oleh Dinas
masalah lingkungan yang belum bisa Kelautan dan Perikanan Kota
terselesaikan dengan baik. Semarang adalah:
a) Melibatkan kerja sama dengan di Dukuh Tambakrejo merasa
pihak lain agar bisa diperhatikan sehingga mereka
mengumpulkan data secara bisa memanfaatkan program
akurat. Sehingga dalam proses dengan baik.
pengumpulan data tidak hanya
dilakukan dengan DAFTAR PUSTAKA
menggunakan sampel. Adi, I. R. 2005. Ilmu Kesejahteraan
Sosial dan Pekerjaan Sosial.
3. Untuk memperbaiki tahap negosiasi Jakarta: FISIP UI Press
kontrak maka tindakan yang dapat Amin, Melisa Amalia; Krisnani, Hj
dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Hetty; Irfan, Maulana. (2014).
Perikanan Kota Semarang adalah: Pelayanan Sosial Bagi Anak
a) Menyusun perjanjian tertulis Jalanan Ditinjau Dari Perspektif
agar kesepakatan diantara pihak Pekerjaan Sosial: Journal of Social
Dinas Kelautan dan Perikanan Worker Vol 4 No. 2
Kota Semarang dengan Dunn, William N. 2000. Pengantar
masyarakat Dukuh Tambakrejo Analisis Kebijakan Publik.
menjadi lebih kuat karena ada Yogyakarta: Gadjah Mada
bukti yang mengikat. University Press
Keban, Yeremias T. 2008. Enam
4. Untuk memperbaiki tahap terminasi Dimensi Strategis Administrasi
maka tindakan yang dapat Publik. Yogyakarta: Gava Media
dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Minnaert, Dr. Lynn. (2009). Tourism as
Perikanan Kota Semarang adalah: a Form of Social Intervention: The
a) Menambah kegiatan-kegiatan Holiday Participation Centre in
baru dalam pelaksanaan Flanders: Journal of Social
intervensi sosial agar program Intervention: Theory and Practice
yang diberikan bisa Vol 18 Issue 3: 42-61
menyelesaikan permasalahan di Pasolong, Harbani. 2014. Teori
Dukuh Tambakrejo sehingga Administrasi Publik. Bandung:
tahap terminasi dapat Alfabeta
terlaksanakan. Subarsono. 2013. Analisis Kebijakan
b) Melibatkan kerja sama dengan Publik. Yogyakarta: Pustaka
pihak swasta agar intervensi Pelajar
sosial yang diberikan dapat Syafiie, Inu Kencana. 2006. Ilmu
ditingkatkan kualitasnya. Administrasi Publik. Jakarta: PT
c) Melakukan kolaborasi dengan Rineka Cipta 8
pihak psikolog agar bisa Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik.
merubah watak nelayan agar Yogyakarta: CAPS
bisa memanfaatkan program Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan
yang diberikan secara maksimal. Kota Semarang Tahun 2016-2021
d) Melakukan pendampingan
secara intensif agar para nelayan

You might also like