You are on page 1of 26

HIMPUNAN DAN LOGIKA

Dosen Pengampu :

Faridawaty Marpaung ,S.Si.,M.Si

MINI RISET

HIMPUNAN DI KEHIDUPAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK III (TIGA)

NAMA : 1. ANGEL IRMA DESWANI SIAGIAN (4192530006)

2. DESY FITRAHANA RAMBE (4192530003)

3. INTAN SIAGIAN (4193230010)

4. LAMBIHOT SIAHAAN (4193530003)

5. MICHELLE NATASYA M SIMBOLON (4193230009)

KELAS :MATEMATIKA NONDIK – B / 2019

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. i
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………... 2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………. 2

BAB IIKAJIAN PUSTAKA……………………………………………………………. 3

2.1 Himpunan………………………………………………………………………... 3

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………………… 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………….. 5

1. Dasar-Dasar Teori Himpunan…………………………………………………… 5


a. Definisi Himpunan…………………………………………………………... 5
b. Menyatakan Himpunan……………………………………………………… 6
c. Diagram Venn……………………………………………………………….. 6
Himpunan Kosong………………………………………………………………….. 7
Himpunan Bagian(Subset)………………………………………………………….. 7
Himpunan yang Sama………………………………………………………………. 8
Himpunan yang Ekivalen…………………………………………………………… 9
Himpunan Saling Lepas…………………………………………………………….. 9
Himpunan Kuasa……………………………………………………………………. 9
Operasi Terhadap Himpunan……………………………………………………….. 10
a. Irisan(Intersection)………………………………………………………….. 10
b. Gabungan(Union)…………………………………………………………… 10
c. Komplemen(Complement)………………………………………………….. 10
d. Selisih(Difference)………………………………………………………….. 11
e. Beda Setangkup(Symmetric Difference)……………………………………. 11
f. Perkalian kartesian(Cartesian Product)……………………………………... 12
Perapatan Operasi Himpunan……………………………………………………….. 13
Hukum-Hukum Himpunan………………………………………………………….. 14
Prinsip Inklusi-Eksklusi……………………………………………………………... 15
Partisi……………………………………………………………………………….. 16
Himpunan Ganda…………………………………………………………………… 17
Operasi antara Dua buah multiset…………………………………………………... 17
Pembuktian Pernyataan Perihal Himpunan………………………………………….. 18
1. Penyelesaian dengan menggunakan Diagram Venn…………………………. 18

i
2. Penyelesaian dengan menggunakan tabel keanggotaan……………………... 18
3. Penyelesaian dengan menggunakan aljabar himpunan……………………… 19
4. Penyelesaian dengan menggunakan definisi………………………………... 20

BAB V KESIMPULAN………………………………………………………………… 21

A. Kesimpulan………………………………………………………………………. 21
B. Saran……………………………………………………………………………... 21

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 22

LAMPIRAN…………………………………………………………………………….. 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan himpunan dalam matematika dimulai pada akhir Abad ke-19.


Orang pertama yang menemukan konsep himpunan adalah Georg Cantor ( 1845 –
1918 ) seorang ahli matematika berkebangsaan jerman tahun 1920 konsep himpunan
digunakan secara luas dalam berbagai cabang matematika.
Pada umumnya, belajar matematika identik dengan menghafalkan rumus-rumus tertentu
dengan buku panduan yang sangat tebal dan banyak.Itulah yang menyebabkan para pelajar
merasa bosan untuk belajar matematika.
Matematika sebagai media untuk melatih berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri dan
mampu menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide dan
gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia.Jelas sekali bahwa Matematika sangat berperan
dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari Matematika, sekalipun kita
mengambil jurusan ilmu sosial tetap saja ada pelajaran Matematika di dalamnya karena mau
tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas sehari-hari.
“Himpunan”.Satu kata penuh pertanyaan. Beberapa orang belum mengetahui apa arti
sebenarnya dari himpunan sehingga kadang-kadang orang itu salah mengartikannya. Sebenarnya
kata himpunan itu erat kaitannya dengan pengelompokkan .Beberapa orang yang telah
mengetahui kaitan himpunan dengan pengelompokkan ini akhirnya bisa menyimpulkan sendiri
meskipun belum biasa mendeksripsikannya secara jelas.
Seringkali masalah ini akhirnya berhubungan dengan masalah sampah juga.Ketika suatu
tempat sampah tertulis “Sampah basah”, beberapa orang masih saja salah membuang sampah di
tempat yang tidak sesuai dengan labelnya.Mereka tidak mempedulikan arti dari himpunan
“Sampah basah” itu.Mereka belum mengerti secara jelas karena mereka belum menguasai
konsep dasarnya, yaitu himpunan. Kita harus melakukan 3M ,Mulai dari diri sendiri, Mulai dari
kecil/dini, dan Mulai dari sekarang.
Beranjak dari hal itu, untuk meningkatkan kesadaran kita sebagai mahasiswa Kesehatan
Masyarakat, kita harus memperhatikan pemilahan atau pengelompokkan sampah yang baik dan
benar sehingga di masa yang akan datang kita bisa menerapkannya juga kepada orang lain atau
bisa bermanfaat bagi semua orang. Mengingatakan penting dan manfaatnya himpunan dala kehidupan sehari-
hari terutama dalam dunia kesehatan maka penulis bermaksut menulis makalah tentang “Himpunan”.
Yang menjadi salah satu latar belakang dalam pembuatan makalah ini adalah untuk
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah himpunan dan logika yang diampu oleh Ibu
Faridawaty Marpaung S.Si.,M.Si.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengaplikasikan teori himpunan dalam kehidupan sehari-hari?


2. Apakah dalam kemampuan berlogika,seseorang itu mampu berpikir secara logis?
3. Bagaimana metode yang telah diterapkan untuk menyelesaikan himpunan pada
umumnya?
4. Bagaimana ide baru/ide kreatif yang dapat mempermudah penyelesaian himpunan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengasah dan mangacu kita agar mampu berpikir secara logis dalam kemampuan
berlogika.
2. Untuk dapat mengaplikasikan konsep teori himpunan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memenuhi salah satu tugas wajib pada mata kuliah Himpunan dan Logika sebagaimana
sesuai dengan kontrak kuliah

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam definisi sederhana, himpunan merupakan suatu kumpulan objek yang berbeda satu
sama lain namun memiliki sifat-sifat yang sama. Objek-objek ini dapat merupakan suatu
kumpulan bilangan-bilangan berbeda, makanan, atau sesuatu hal yang lain. Seluruh mahasiswa
yang mengikuti mata kuliah matematika tertentu dapat dianggap sebagai contoh dari
himpunan.Bilangan-bilangan bulat 2, 3, 4, dan 5 juga dapat membentuk suatu himpunan. Segala
objek-objek dalam suatu himpunan disebut sebagai elemen-elemen himpunan dengan simbol
(∈)(Alpa,dkk, 2006).

Himpunan adalah suatu konsep mendasar dalam semua cabang ilmu matematika.Arti
himpunan secara intuitif adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas obyek-obyek yang
didefinisikan secara jelas. Obyek-obyek dalam himpunan dapat berupa apa saja: meja, kursi
sepatu, baju, dan sebagainya. Obyek-obyek ini disebut elemen-elemen atau anggota-anggota
ddari himpunan (Silaban, 1995).

Penulisan himpunan terdapat dengan 2 cara, yaitu dengan cara menyebut satu per satu dan
dengan cara gambaran. Jika dimisalkan S mewakili himpunan dari 3 bilangan 2, 3, dan 4, maka
kita dapat menuliskan dengan menyebutkan himpunan tersebut satu per satu untuk setiap elemen.
Pada penulisan himpunan dengan cara gambaran, misal I merupakan himpunan dari seluruh
bilangan bulat positif, untuk menyebutkan satu per satu menjadi sulit. Penulisan bentuk
himpunan untuk memudahkannya dapat dengan menggunakan gambaran seperti I = {x|2<x<5}.

Himpunan dapat didefinisikan dengan dau cara, yaitu :

a. Emmerasi, yaitu mendaftarkan semua anggota himpunan. Jika terlampau banyak tetapi
mengikuti pola tertentu, dapat digunakan elipsis
A = {merah, jingga, kuning, hijau}
B = {a, b, c, …., y, z}
C = {1, 2, 3, 4, ….}
b. Pembangun himpunan dilakukan dengan tidak mendaftar, tetapi dengan
mendeskripsikan sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh setiap elemen himpunan tersebut.
D = {u|u adalah bilangan cacah}
E = {e|e adalah orang yang menyukai warna pink}
Himpunan {merah, jingga, kuning, hijau} memiliki anggota-anggota merah, jingga,
kuning, hijau. Himpunan lain misalnya {1, 2, 3} memiliki tiga anggota, yaitu bilangan 1,
2 dan 6. Sebuah himpunan yang tidak memiliki anggota apa pun juga dapat di
definisikan dan disebut sebagai himpunan kosong, ditulis sebagai ∅ = {} (Budiman,
2012).

3
BAB III

METODE PENELITIAN

Setiap pembelajarantelah memberikan ataupun menerapkan metode untuk penyelesaian


masalah himpunan yang kita sebut sebagai Alternatif Metode Yang Sudah Ada. Contoh
permasalahn dapat kita temukan sebagai berikut.Dalam suatu kelas terdapat 38 siswa. Mereka
memilih dua jenis matakuliah yang mereka gemari. Ternyata 20 siswa menggemari matakuliah
Himpuna dan Logika, 21 gemar matakuliah Statistika dan 4 tidak menggemari kedua matakuliah
tersebut. Maka tentukan banyaknya mahasiwa yang menggemari matakuliah Himpunan dan
Logika!
Gambar diagram venn dari keterangan tersebut dapat diperoleh jika banyakya siswa yang
gemar matakuliah Himpunan dan Logika serta matakuiah Statistika diketahui maka carilah
terlebih dahulu banyaknya siswa yang gemar matakuliah Himpunan dan Logika serta matakuliah
Statistika yaitu :
n { A ∩ B} = ( n {A} + n {B} ) – ( n {S} – n {X})
n { A ∩ B} = ( 20 + 21 ) – ( 38 – 4 )
n { A ∩ B} = 7
maka siswa yang memilih matakuliah Himpunan dan Logika saja
= 20 – 7
= 13 orang
Maka siswa yang memilih matakuliah Statistika saja
= 21 – 7
= 14 orang
Banyaknya mahasiswa yang gemar matakuliah Himpunan dan Logika serta matakuliah Statistika
ada 7 orang.
Metode tersebut mengharuskan kita untuk menguasai konsep Himpunan keseluruhan
padahal permasalahan himpunan yang disajikan masih dasar dan mudah. Dan untuk
mempertahankan hasil tersebut kurang kuat karena agak sulit diterima akal. Untuk
mempertahankan atau memberikan alasan untuk hasil tersebut hanya dan hanya jika dengan
sistematika rumus bagaimana rumus tersebut muncul untuk penyelesaian masalah ini. Jadi itu
sangat rumit dan sulit.

4
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Dasar-Dasar Teori Himpunan

a. Definisi Himpunan

Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. (Liu, 1986).Himpunan


digunakan untuk mengelompokkan sejumlah objek.Objek yang terdapat dalam
himpunan disebut elemen, unsur atau anggota.Biasanya notasi himpunan ditulis
dengan huruf besar seperti A, B, C, … dan elemen dengan huruf kecil.

b. Menyatakan Himpunan

1) Menuliskan tiap-tiap anggota himpunan di antara 2 kurung kurawal

2) Menuliskan sifat-sifat yang ada pada semua anggota himpunan di antara 2


kurung kurawal.

Contoh :

Nyatakan dengan notasi himpunan dengan menuliskan tiap-tiap anggotanya dan sifat-
sifatnya himpunan berikut ini :

1. A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6


2. B adalah himpunan mata kuliah yang anggotanya adalah : kalkulus, logika
matematika, matematika diskrit, statistika, fisika
Jawab:
1. A adalah himpunan bilangan asli antara 1 dan 6
 Dengan menulis tiap-tiap anggotanya

A = {2, 3, 4, 5}

 Dengan menulis sifat-sifatnya

A = {x | 1 < x < 6, x  Asli}

2. B adalah himpunan mata kuliah yang anggotanya adalah : kalkulus, logika


matematika, matematika diskrit, statistika, fisika
 Dengan menulis tiap-tiap anggotanya
B = {kalkulus, logika matematika, matematika diskrit, statistika, fisika.
 Dengan menulis sifat-sifatnya, B tidak bisa dituliskan sifat-sifatnya,
karena tidak ada sifat yang sama di antara anggota-anggotanya

5
c. Diagram Venn

Penyajian himpunan dengan diagram Venn ditemukan oleh seorang ahli matematika
Inggris bernama John Venn tahun 1881. Himpunan semesta digambarkan dengan
segiempat dan himpunan lainnya dengan lingkaran di dalam segiempat tersebut.

Contoh :

Gambarkan dengan diagram Venn himpunan-himpunan berikut ini :

1. S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, A = {1, 3, 5, 7} dan B = {0, 3, 7, 9}

2. S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, A = {0, 1, 2, 3, 5, 6, 7} dan B = {0, 1, 3, 7}


Jawab :

1. S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, A = {1, 3, 5, 7} dan B = {0, 3, 7, 9}


Diagram Venn :
S
A B

0
1 3
9
5 7
4
2 6 8

2. S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, A = {0, 1, 2, 3, 5, 6, 7} dan B = {0, 1, 3, 7}


Diagram
S Venn
A :
B
2 4
0 1
3 7 5 8
6
9

d. Kardinalitas

Misalkan himpunan A mempunyai anggota yang berhingga banyaknya. Jumlah anggota


himpunan A disebut kardinal dari himpunan A, ditulis dengan notasi n(A).

Contoh : Tentukan kardinalitas dari himpunan berikut :

1. A = {2, 4, 6, 8, 10}
2. B = {x | 1 < x < 6, x  Asli}
3. C = {x | x > 5, x  Riil}

6
Jawab :
1. A = {2, 4, 6, 8, 10}
n (A) = 5

2. B = {x | 1 < x < 6, x  Asli}


B = {2, 3, 4, 5}

n(B) = 4

3. C = {x | x > 5, x  Riil}
n(C) = ~

Himpunan Kosong
 Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong (null set).
 Notasi :  atau {}

Contoh
(i) E = { x | x<x }, maka n(E) = 0
(ii) P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0
(iii) A = {x | x adalah akar persamaan kuadrat x2 + 1 = 0 }, n(A) = 0

 himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {}


 himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai {, {}}
 {} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen yaitu himpunan kosong.

Himpunan Bagian (Subset)


 Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen
A merupakan elemen dari B.
 Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.
 Notasi: AB
 Diagram Venn:
U

B
A

7
Contoh

(i) { 1, 2, 3}  {1, 2, 3, 4, 5}

(ii) {1, 2, 3}  {1, 2, 3}

(iii) NZRC
(iv) Jika A = { (x, y) | x + y< 4, x, y 0 } dan
B = { (x, y) | 2x + y< 4, x 0 dan y  0 }, maka BA.

TEOREMA 1.Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut:


(a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, AA).
(b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A ( A).

(c) Jika AB dan BC, maka AC

 A dan AA, maka  dan A disebut himpunan bagian tak sebenarnya (improper subset)
dari himpunan A.
Contoh: A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan  adalah improper subset dari A.

 AB berbeda dengan AB


(i) AB :A adalah himpunan bagian dari B tetapi AB.
A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper subset) dari B.

Contoh: {1} dan {2, 3} adalah proper subset dari {1, 2, 3}

(ii) AB : digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah himpunan bagian (subset) dari B
yang memungkinkan A = B.

Himpunan yang Sama

 A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap
elemen B merupakan elemen A.

 A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak
demikian, maka AB.
 Notasi : A = BAB dan BA
Contoh
(i) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x – 1) = 0 }, maka A = B
(ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B
(iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka AB

8
Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma berikut:
(a) A = A, B = B, dan C = C
(b) jikaA = B, maka B = A
(c) jikaA = B dan B = C, maka A =C

Himpunan yang Ekivalen


 Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua
himpunan tersebut sama.
 Notasi : A ~ BA = B

Contoh
Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka A ~ B sebab A = B = 4

Himpunan Saling Lepas


 Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki
elemen yang sama.
 Notasi : A // B
 Diagram Venn:
U

A B

Contoh
Jika A = { x | xP, x< 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B.

Himpunan Kuasa
 Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya
merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A
sendiri.
 Notasi : P(A) atau 2A
 Jika A = m, maka P(A) = 2m.

Contoh
Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}

9
Contoh
Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P() = {}, dan himpunan kuasa dari himpunan
{} adalah P({}) = {, {}}.

Operasi Terhadap Himpunan

a. Irisan (intersection)
 Notasi : AB = { xxA dan xB }

Contoh
(i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18},
makaAB = {4, 10}
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka AB = .
Artinya: A // B

b. Gabungan (union)
 Notasi : AB = { xxA atau xB }

Contoh
(i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka AB = { 2, 5, 7, 8, 22 }
(ii) A = A

c. Komplemen (complement)
 Notasi : A = { xxU, xA }

10
Contoh
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
(i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka A = {2, 4, 6, 8}
(ii) jika A = { x | x/2 P, x< 9 }, maka A = { 1, 3, 5, 7, 9 }

Contoh
Misalkan:
A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri
B = himpunan semua mobil impor
C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990
D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta
E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu

(i) “mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor dari luar negeri” 
(EA)  (EB) atau E (AB)
(ii) “semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990 yang nilai jualnya
kurang dari Rp 100 juta” ACD
(iii) “semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual lebih dari Rp 100 juta”
C  D  B

d. Selisih (difference)
 Notasi : A – B = { xxA dan xB } = A  B

Contoh
(i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A – B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B – A
=
(ii) {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}

e. Beda Setangkup (Symmetric Difference)


 Notasi: AB = (AB) – (AB) = (A – B)  (B – A)

Contoh
Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka AB = { 3, 4, 5, 6 }

11
Contoh
Misalkan
U = himpunan mahasiswa

P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80

Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80


Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya di atas 80,
mendapat nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah
80.
(i) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai A” : PQ
(ii) “Semua mahasiswa yang mendapat nilai B” : PQ
(iii) “Ssemua mahasiswa yang mendapat nilai C” : U – (PQ)

TEOREMA 2.Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut:


(a) AB = BA (hukum komutatif)
(b) (AB )C = A (BC ) (hukum asosiatif)

f. Perkalian Kartesian (cartesian product)


 Notasi: AB = {(a, b) aA dan bB }

Contoh
(i) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka
CD = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
(ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka
AB = himpunan semua titik di bidang datar
Catatan:
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: AB = A . B.
2. Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b)  (b, a).
3. Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu ABBA dengan syarat A atau B tidak kosong.
Pada Contoh 20(i) di atas, DC = {(a, 1), (a, 2), (a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3) }CD.
4. Jika A =  atau B= , maka AB = BA = 

Contoh
Misalkan
A = himpunan makanan = { s = soto, g = gado-gado, n = nasi goreng, m = mie rebus }
B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t = teh, d = es dawet }

12
Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat disusun dari kedua himpunan di
atas?

Jawab:

AB = AB = 4  3 = 12 kombinasi dan minuman, yaitu {(s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t),
(g, d), (n, c), (n, t), (n, d), (m, c), (m, t), (m, d)}.

Contoh Daftarkan semua anggota himpunan berikut:

(a) P() (b) P() (c) {}P() (d) P(P({3}))

Penyelesaian:
(a) P() = {}
(b) P() =  (ket: jika A =  atau B =  maka AB = )
(c) {}P() = {} {} = {(,))
(d) P(P({3})) = P({ , {3} }) = {, {}, {{3}}, {, {3}} }

Perampatan Operasi Himpunan


n
A1  A2  ...  An   Ai
i 1
n
A1  A2  ...  An   Ai
i 1
n

A1  A2  ... An  i1 Ai
n

A1  A2  ...  An  
i 1
Ai
Contoh

(i) A(B1B2 ... Bn) = (AB1)  (AB2)  ...  (ABn)

n n
A  ( Bi )   ( A  Bi )
i 1 i 1

(ii) Misalkan A = {1, 2}, B = {a, b}, dan C = {, }, maka

ABC = {(1, a, ), (1, a, ), (1, b, ), (1, b, ), (2, a, ), (2, a, ), (2, b, ), (2, b, ) }

13
Hukum-Hukum Himpunan
1. Hukum identitas: 2. Hukum null/dominasi:
 A = A
A = 
 AU = A
 AU = U
3. Hukum komplemen: 4. Hukum idempoten:

A A = U AA = A
 A A =   AA = A
5. Hukum involusi: 6. Hukum penyerapan (absorpsi):

 A (AB) = A
 (A) = A
 A (AB) = A

7. Hukum komutatif: 8. Hukum asosiatif:

 AB = BA  A (BC) = (AB) C


 AB = BA  A (BC) = (AB) C

9. Hukum distributif: 10. Hukum De Morgan:


 A (BC) = (AB)  (AC)
 A (BC) = (AB)  (AC)  A B = A B
 A B = A B
11. Hukum 0/1
  =U
 U =

 (Prinsip Dualitas pada Himpunan).Misalkan S adalah suatu kesamaan (identity) yang


melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti  ,  , dan komplemen. Jika S*
diperoleh dari S dengan mengganti    ,    ,   U, U   , sedangkan
komplemen dibiarkan seperti semula, maka kesamaan S* juga benar dan disebut dual dari
kesamaan S.

1. Hukum identitas: Dualnya:


A = A AU = A

14
2. Hukum null/dominasi: Dualnya:
AU = U
A = 

3. Hukum komplemen: Dualnya:


A A = 
A A = U

4. Hukum idempoten: Dualnya:


AA = A
AA = A

5. Hukum penyerapan: Dualnya:


A (AB) = A
A (AB) = A

6. Hukum komutatif: Dualnya:


AB = BA
AB = BA

7. Hukum asosiatif: Dualnya:


A (BC) = (AB) C
A (BC) = (AB) C

8. Hukum distributif: Dualnya:


A (BC)=(AB)  (AC) A (B C) = (AB)  (AC)

9. Hukum De Morgan: Dualnya:


A B = A B
A B = A B

10. Hukum 0/1 Dualnya:


= U U =

Contoh : Dual dari (AB)  (A B ) = A adalah

(AB)  (A B ) = A.

Prinsip Inklusi-Eksklusi

Untuk dua himpunan A dan B:

15
AB = A + B – AB
AB = A +B – 2AB

Contoh

Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5?

Penyelesaian:

A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3,


B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5,

AB= himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu himpunan bilangan bulat yang
habis dibagi oleh KPK – Kelipatan Persekutuan Terkecil – dari 3 dan 5, yaitu 15),

yang ditanyakan adalah AB.

A = 100/3 = 33,

B = 100/5 = 20,

AB = 100/15 = 6

AB = A + B– AB = 33 + 20 – 6 = 47

Jadi, ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5.


Untuk tiga buah himpunan A, B, dan C, berlaku

ABC = A + B + C– AB – AC – BC + ABC

Untuk himpunan A1, A2, …,Ar, berlaku:

A1A2 … Ar = i
Ai – 
1i  j r
AiAj + 
1i  j  k  r
AiAjAk + … +

(-1)r-1A1A2 … Ar

Partisi

 Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1, A2,
… dari A sedemikian sehingga:
(a) A1A2 … = A, dan
(b) AiAj =  untuk ij

Contoh

16
Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, maka { {1}, {2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6} } adalah partisi A.

Himpunan Ganda
 Himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus berbeda) disebut himpunan
ganda (multiset).
Contohnya, {1, 1, 1, 2, 2, 3}, {2, 2, 2}, {2, 3, 4}, {}.

 Multiplisitas dari suatu elemen pada himpunan ganda adalah jumlah kemunculan elemen
tersebut pada himpunan ganda. Contoh: M = { 0, 1, 1, 1, 0, 0, 0, 1 }, multiplisitas 0
adalah 4.
 Himpunan (set) merupakan contoh khusus dari suatu multiset, yang dalam hal ini
multiplisitas dari setiap elemennya adalah 0 atau 1.
 Kardinalitas dari suatu multiset didefinisikan sebagai kardinalitas himpunan padanannya
(ekivalen), dengan mengasumsikan elemen-elemen di dalam multiset semua berbeda.

Operasi Antara Dua Buah Multiset:

Misalkan P dan Q adalah multiset:


1. P  Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas
maksimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q.
Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q ={ a, a, b, c, c },
PQ = { a, a, a, b, c, c, d, d }

2. PQ adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas minimum
elemen tersebut pada himpunan P dan Q.
Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q = { a, a, b, c, c }
PQ = { a, a, c }
3. P – Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan:
 multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi multiplisitasnya pada Q, jika selisihnya
positif
 0, jika selisihnya nol atau negatif.
Contoh: P = { a, a, a, b, b, c, d, d, e } dan Q = { a, a, b, b, b, c,
c, d, d, f } maka P – Q = { a, e }
4. P + Q, yang didefinisikan sebagai jumlah (sum) dua buah himpunan ganda, adalah suatu
multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan penjumlahan dari multiplisitas elemen
tersebut pada P dan Q.
Contoh: P = { a, a, b, c, c } dan Q = { a, b, b, d },
P + Q = { a, a, a, b, b, b, c, c, d }

17
Pembuktian Pernyataan Perihal Himpunan

 Pernyataan himpunan adalah argumen yang menggunakan notasi himpunan.


 Pernyataan dapat berupa:
1. Kesamaan (identity)
Contoh: Buktikan “A (BC) = (AB)  (AC)”
2. Implikasi
Contoh: Buktikan bahwa “Jika A  B =  dan A  (B  C) maka selalu berlaku
bahwa A  C”.

1. Pembuktian dengan menggunakan Diagram Venn


Contoh
Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan A (BC) = (AB)  (AC) dengan
diagram Venn.
Bukti:

A (BC) (AB)  (AC)

Kedua digaram Venn memberikan area arsiran yang sama.


Terbukti bahwa A (BC) = (AB)  (AC).
 Diagram Venn hanya dapat digunakan jika himpunan yang digambarkan tidak banyak
jumlahnya.
 Metode ini mengilustrasikan ketimbang membuktikan fakta. Diagram Venn tidak
dianggap sebagai metode yang valid untuk pembuktian secara formal.

2. Pembuktikan dengan menggunakan tabel keanggotaan


Contoh
Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan bahwa A (BC) = (AB)  (AC).
Bukti:

18
A B C BC A (BC) AB AC (AB)  (AC)

0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 1 1 0 0 0 0

0 1 0 1 0 0 0 0

0 1 1 1 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0 0 0

1 0 1 1 1 0 1 1

1 1 0 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 1 1 1

Karena kolom A (BC) dan kolom (AB)  (AC) sama, maka A (BC) = (AB) 
(AC).
3. Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan.
Contoh 30.

Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa (AB)  (A B ) = A


Bukti:

(AB)  (A B ) = A (B B ) (Hukum distributif)

= AU (Hukum komplemen)

=A (Hukum identitas)

Contoh

Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa A (B – A) = AB

Bukti:

A (B – A) =A (B A ) (Definisi operasi selisih)

= (AB)  (A A ) (Hukum distributif)

= (AB) U (Hukum komplemen)

= AB (Hukum identitas)

19
Contoh

Buktikan bahwa untuk sembarang himpunan A dan B, bahwa

(i) A ( A B) = ABdan(ii) A ( A B) = AB

Bukti:

(i) A ( A B) = ( A A )  (AB) (H. distributif)

= U  (AB) (H. komplemen)

= AB (H. identitas)

(ii) adalah dual dari (i)

A ( A B) = (A A )  (AB) (H. distributif)

=  (AB) (H. komplemen)

= AB (H. identitas)

4. Pembuktian dengan menggunakan definisi


 Metode ini digunakan untuk membuktikan pernyataan himpunan yang tidak berbentuk
kesamaan, tetapi pernyataan yang berbentuk implikasi. Biasanya di dalam implikasi
tersebut terdapat notasi himpunan bagian (atau ).

Contoh
Misalkan A dan B himpunan. Jika AB =  dan A (BC) maka AC. Buktikan!
Bukti:
(i) Dari definisi himpunan bagian, PQ jika dan hanya jika setiap xP juga Q. Misalkan
xA. Karena A (BC), maka dari definisi himpunan bagian, x juga  (B C).
Dari definisi operasi gabungan (), x (BC) berarti xB atau xC.

(ii) Karena xA dan AB = , maka xB


Dari (i) dan (ii), xC harus benar. Karena x A juga berlaku x C, maka dapat
disimpulkan AC .

20
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Himpunan adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-lambang yang mempunyai
arti yang dapat didefinisikan dengan jelas mana yang merupakan anggota himpunan dan mana
yang bukan anggota himpunan.

2. Dengan mempelajari Himpunan, diharapkan kemampuan logika akan semakin tajam dan
memacu kita agar kita dapat berpikir secara logis.

3. Dengan mengetahui konsep dari teori himpunan diharapkan konsep tersebut dapat
diaplikasikan kedalam kehidupan sehari – hari.

B. Saran
Tanpa kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari aplikasi matematika untuk kehidupan
sehari-hari.Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan dalam berbagai disiplin ilmu yang
lainya.Oleh karena itu, penulis menyarankan agar kita lebih serius dalam mempelajari
matematika dan janganlah menganggap matematika sebagai sesuatu yang menyeramkan untuk
dipelajari karena matematika adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.Dibutuhkan
waktu yang cukup untuk dapat memberikan hasil yang lebih maksimal. Dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya matematika itu sangat lah mudah dan gampang. Ala BISA karena BIASA.

21
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Sisca. 2012. Matematika untuk Mahasiswa. Yogyakarta: ANDI yogyakarta

Chiang, Alpha, dan Kevin Wainwright. 2006. Dasar-Dasar Matematika Ekonomi jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Lubis., Asrin, Yasifati hia, dan Andrea arifsyah. 2019. Himpunan dan Logika. Medan : unimed
press.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/ir-sugiyono-mkes/09-teori-himpunan-pdf

Silaban., Pantur. 1995. Teori Himpunan. Jakarta: Erlangga

22
LAMPIRAN

PETUNJUK PENILAIAN TUGAS MINI RISET

MATAKULIAH HIMPUNAN DAN LOGIKA

N Indikator Penilaian Tugas Mini Riset Rentang Nilai


(0-100)
1 Kelengkapan laporan penelitian (bukan substansinya) N1 =
2 Kemutahiran dan cara penulisan daftar pustaka N2 =
3 Kesesuaian dan kebenaran instrumen dengan tujuan N3 =
penelitian
4 Kesesuaian/kedalaman latar belakang, rumusan N4 =
masalah, tujuan penelitian dengan judul penelitian
5 Kesesuaian/kedalaman kajian pustaka dengan tujuan N5 =
penelitian
6 Kesesuaian metode penelitian dengan tujuan penelitian N6 =
7 Kedalaman bahasan hasil penelitian N7 =
8 Kesesuaian penarikan kesimpulan dengan hasil dan N8 =
tujuan penelitian
9 Kelebihan/kekurangan hasil penelitian N9 =
10 Kemasan/tampilan laporan penelitian N10 =

Nilai Akhir TK3 = (N1 + N2 + 2N3 + 2N4 + 2N5 + 2N6 + 5N7 + 2N8 + 2N9 + N10)/20

23

You might also like