You are on page 1of 5

PENGARUH PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LABA DAN

PENGHEMATAN PAJAK PADA PT. KUKAR MANDIRI SHIPYARD

Popi Surita Kartini


popi_surita@yahoo.co.id

Fakultas Ekonomi
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia.

ABSTRACT

PT. Kukar Mandiri Shipyard is a company which engaged in docking and shipbuilding
services. Depreciation of fixed assets needs to be done because of the benefits provided and the
value of the assets begin wane. Given the important role of fixed assets for the company, then it
should be adjusted to the standards set by the authorities, among others: Indonesian Institute of
Accountants (IAI) through the Financial Accounting Standards for Non Public Accountable
Entities, the Government through the Act, and others. With the amount of fixed assets which is
not small, PT.KMS must organize which depreciation method should be used in calculating
depreciation of their fixed assets.
The problem of this study is whether the depreciation effect on profits and can provide
savings of income tax payable PT.KMS in 2012.
Basic theory which used in this study is financial accounting with focus on the
depreciation of tangible fixed assets, as well as the effect on earnings and saving generated
income tax payable.
The hypothesis is formulated as follows, depreciation of fixed assets effect on profits and
can provide saving over PT.KMS income tax Payable in 2012.
The method of analysis used in this study was a comparative descriptive. Based on the
analysis and discussion of the result found that the earnings in 2012 using the straight-line
method of depreciation Rp 4.243.411.206, declining balance provide operating loss Rp
848.475.540, and the combination of straight-line method for building and declining balance for
non-construction gives profit Rp 2.601.961.264. And the combination of this depreciation
method which was adjusted with tax regulations can provide savings over PT.KMS income tax
payable for 2012 Rp 382.529.122 rather than the application of straight-line method. This
statement gives support to the hypothesis that the depreciation of fixed assets effect on profit
and can provide savings on PT.KMS income tax payable in 2012. Then the hypothesis can be
accepted.

Keywords : Depreciation of Fixed Assets, Profit, Tax Saving

PENDAHULUAN Penyusutan perlu dilakukan karena manfaat


yang diberikan dan nilai dari aktiva tersebut
Aktiva tetap merupakan salah satu
semakin berkurang. Perusahaan harus
faktor produksi yang digunakan oleh
menerapkan metode penyusutan yang tepat
perusahaan untuk menghasilkan barang
bagi aktivanya, sebab pemilihan metode
ataupun jasa, sebagai penggerak usaha.
penyusutan yang berbeda tentunya akan
Aktiva tetap bernilai penting bagi suatu
sangat berpengaruh terhadap biaya-biaya
usaha, karena nilai materinya yang cukup
usaha, yang berarti mempengaruhi besarnya
besar juga mengalami penyusutan.

Jurnal Ilmiah Pengaruh Penyusutan Aktiva Tetap Terhadap Laba dan Penghematan Pajak Pada
PT. Kukar Mandiri Shipyard
laba. Besarnya laba yang dihasilkan oleh Berdasarkan latar belakang diatas dapat
perusahaan tentu akhirnya akan berujung ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
pada pengaruh terhadap Pajak Penghasilan “Apakah penyusutan aktiva tetap
terutang yang harus dibayarkan oleh berpengaruh terhadap laba & dapat
perusahaan. memberikan penghematan pajak
Mengingat peran penting aktiva tetap penghasilan terutang pada PT. Kukar
bagi perusahaan, maka sudah semestinya Mandiri Shipyard tahun 2012 ?”
perlakuan akuntansi atas penyusutan aktiva
tetap harus disesuaikan dengan Standar LANDASAN TEORI
yang telah ditetapkan oleh pihak Menurut SAT ETAP (2009:68) Aset
berwenang, antara lain : Ikatan Akuntan tetap adalah aset berwujud yang: (a)
Indonesia (IAI) melalui Standar Akuntansi dimiliki untuk digunakan dalam produksi
Keuangan , Pemerintah melalui Undang- atau penyediaan barang atau jasa, untuk
Undang, dan lain-lain. disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan
Menurut Pernyataan Standar administratif; dan (b) diharapkan akan
Akuntansi Keuangan ETAP bab 15 tentang digunakan lebih dari satu periode.
aset tetap, dinyatakan bahwa berbagai Berdasarkan SAK ETAP (2009 : 177)
metode penyusutan dapat digunakan untuk “Penyusutan adalah alokasi sistematis dari
mengalokasikan jumlah yang disusutkan jumlah yang dapat disusutkan dari suatu
secara sistematis dari suatu aset selama aset selama umur manfaatnya.”
umur manfaatnya. Metode tersebut antara Penyusutan berdasarkan Standar
lain metode garis lurus (straight line Akuntansi Keuangan bagi perusahaan yang
method), metode saldo menurun tidak memiliki akuntabilitas publik secara
(diminishing balance method), dan metode signifikan diatur dalam Standar Akuntansi
jumlah unit (sum of the unit method). Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Publik (SAK ETAP) bab 15 tentang Aset
No 36 Pasal 11 tahun 2008 tentang Pajak Tetap.
Penghasilan, metode penyusutan yang Menurut SAK ETAP (2009 : 73) suatu
diperbolehkan dalam ketentuan lingkup entitas harus memilih metode penyusutan
fiskal adalah metode garis lurus & metode yang mencerminkan ekspektasi dalam pola
saldo menurun. penggunaan manfaat ekonomi masa depan
Pemilihan metode penyusutan ini aset. Beberapa metode penyusutan yang
tentunya berpengaruh terhadap satu dan lain mungkin dipilih, antara lain metode garis
hal, karena biaya penyusutan merupakan lurus (straight line method), metode saldo
salah satu komponen pengurang pendapatan menurun (diminishing balance method), dan
dan penghasilan kena pajak, sehingga metode jumlah unit produksi (sum of the
jumlah biaya penyusutan yang dihasilkan unit of production method).
tiap tahunnya sangat berpengaruh terhadap Penyusutan menurut undang-undang
laba serta pajak penghasilan terutang perpajakan diatur dalam Undang-Undang
PT.KMS. No.36 Pasal 11 Tahun 2008 tentang
Di satu sisi PT.KMS perlu perubahan keempat atas undang-undang
menampilkan laba yang maksimal sebagai No.7 Tahun 1983 tentang Pajak
perusahaan yang berorientasi terhadap laba, Penghasilan. bagi harta tersebut.
namun disisi lain besarnya nilai laba ini Metode penyusutan yang dibolehkan
tentunya akan juga semakin memperbesar berdasarkan ketentuan ini dilakukan dalam:
nilai pajak penghasilan terutang PT.KMS a. bagian-bagian yang sama besar selama
yang tentunya tidak sesuai dengan masa manfaat yang ditetapkan bagi
kebutuhan perusahaan dalam penghematan harta tersebut (metode garis lurus atau
pajak. straight-line method);

-2-
b. dalam bagian-bagian yang menurun dan ayat (2a) Undang-undang No.36 tahun
dengan cara menerapkan tarif 2008 tentang pajak penghasilan.
penyusutan atas nilai sisa buku (metode Perbedaan yang disebabkan oleh
saldo menurun atau declining balance metode penyusutan yang digunakan dalam
method). laporan komersial dan fiskal, termasuk
Selain itu penyusutan untuk aktiva tetap dalam kelompok beda waktu/sementara.
bangunan hanya dapat dilakukan dengan Artinya secara keseluruhan beban
metode garis lurus, sedangkan bagi aktiva penyusutan yang terjadi sama, hanya saja
tetap non bangunan dapat memilih antara berbeda alokasi setiap tahunnya.
kedua metode yang diizinkan. Untuk lebih Koreksi fiskal karena penyusutan
memudahkan wajib pajak dan memberikan dibagi menjadi dua :
keseragaman dalam pengelompokkan harta a. Koreksi Positif karena penyusutan
tetap berwujud, maka keluarlah Peraturan komersial lebih besar dari penyusutan
Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 fiskal;
Tanggal 15 Mei 2009 yang mengatur b. Koreksi negatif karena penyusutan
tentang jenis-jenis harta yang termasuk komersial lebih kecil daripada
dalam kelompok harta berwujud bukan penyusutan fiskal.
bangunan untuk keperluan penyusutan. Barr NA (1997:128) mendefinisikan
Menurut SAK ETAP (2009:174) “laba “Tax saving atau penghematan pajak adalah
adalah jumlah residual yang tersisa setelah manipulasi penghasilan secara legal yang
beban dikurangkan dari penghasilan. masih sesuai dengan ketentuan perundang-
Berdasarkan pasal 1 undang-undang undangan perpajakan untuk memperkecil
nomor 7 tahun 1983 tentang pajak jumlah pajak terutang”.
penghasilan jo UU nomor 7/1991 jo UU Tax saving merupakan upaya untuk
No.17/2000 jo UU No.36/2008, “pengertian menghemat pengeluaran pajak melalui
pajak penghasilan adalah pajak yang pengaturan suatu peristiwa untuk
dikenakan terhadap subjek pajak atas meminimumkan pajak sesuai dengan
penghasil yang diterima atau diperolehnya ketentuan perpajakan
dalam tahun pajak”. Tahun pajak yang
dimaksud adalah tahun takwim, atau tahun
PEMBAHASAN
tutup buku yang digunakan dapat tidak
sama dengan tahun takwin sepanjang tahun Tabel 1 PERBANDINGAN BEBAN
buku tersebut, meliputi jangka waktu 12 PENYUSUTAN SAK ETAP DAN
bulan. LABA
Tarif pajak yang diterapkan atas Beban
No. Metode Laba / Rugi
penghasilan kena pajak bagi wajib pajak Penyusutan
Penyusutan
(Rp)
badan adalah tarif tunggal sebesar 28% pada (Rp)
tahun 2009 dan sebesar 25% untuk tahun Garis
1
2010 serta tahun-tahun berikutnya sebesar Lurus 4.470.051.651 4.243.411.206
25%. 2
Saldo
Wajib pajak dalam negri dengan Menurun 9.561.938.387 (848.475.540)
peredaran bruto sampai dengan Rp Garis
50.000.000.000,- mendapatkan fasilitas Lurus &
3
berupa pengurangan tarif sebesar 50% yang Saldo 6.111.501.583 2.601.961.264
Menurun
dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari Sumber : Data Diolah 2014
bagian peredaran bruto sampai dengan Rp
4.800.000.000,-. Hal ini sebagaimana
tercantum dalam pasal 17 ayat(1) huruf b

-3-
Tabel 2 PERBANDINGAN BEBAN pemberian masa manfaat aktiva tetap yang
PENYUSUTAN MENURUT tidak sesuai dengan PMK No
PERPAJAKAN DAN PPh 096/PMK.03/2009. Perbedaan penetapan
TERUTANG masa manfaat ini tentunya nanti akan
berpengaruh terhadap besar beban
Metode
Beban
PPh Terutang
penyusutan sebagai biaya mendapatkan,
No. Penyusutan menagih dan memelihara pendapatan atau
Penyusutan (Rp)
(Rp)
sebagai biaya pengurang dari penghasilan
1 Garis Lurus 907.414.306 bruto untuk memperhitungkan penghasilan
5.041.828.170
kena pajak, yang tentunya akan
Garis Lurus mempengaruhi perhitungan PPh Terutang
2 & Saldo 6.571.944.649 524.885.184
Menurun PT.KMS. Oleh karena itu PT.KMS
seharusnya melakukan koreksi fiskal atas
Selisih 1.530.116.479 382.529.122 beban penyusutan ini.
Sumber : Data Diolah 2014 Perhitungan penyusutan menurut SAK
ETAP dengan metode penyusutan garis
Tabel 3PERBANDINGAN METODE lurus menghasilkan beban penyusutan tahun
GARIS LURUS UNTUK AKTIVA 2012 sebesar Rp 4.470.051.651,- dengan
BANGUNAN & nominal laba operasional sebesar
SALDO MENURUN UNTUK Rp 4.243.411.206,-. Sedangkan Beban
AKTIVA NON
penyusutan tahun 2012 jika dihitung dengan
BANGUNAN
Beban PPh metode saldo menurun adalah Rp
N Menurut 9.5561.938.387,- sehingga menyebabkan
Penyusutan Terutang
o. Perhitungan
(Rp) (Rp) rugi operasional pada PT.Kukar Mandiri
1 Perusahaan 6.111.501.583 639. 995.750 Rp 848.475.540,-. Serta laba atas penerapan
metode penyusutan garis lurus untuk aktiva
2 Penelitian 6.571.944.649 524.885.184 tetap bangunan dan saldo menurun untuk
aktiva tetap non bangunan yang dilakukan
Selisih 460.443.066 115.110.566
oleh PT.KMS adalah sebesar Rp
Sumber : Data Diolah 2014 2.601.961.264,-. Penerapan metode ini
menghasilkan laba operasional PT.KMS
Metode penyusutan yang digunakan
tahun 2012 yang lebih kecil jika
oleh PT.KMS adalah metode garis lurus
dibandingkan dengan beban penyusutan
untuk bangunan serta metode saldo
dengan metode garis lurus.
menurun untuk aktiva tetap non bangunan.
Perhitungan penyusutan menurut
Hal ini telah sesuai dengan SAK Etap yang
Perpajakan dengan metode garis lurus dan
mengijinkan perusahaan memilih antara
metode garis lurus (bangunan) serta saldo
metode penyusutan garis lurus, pembebanan
menurun (non bangunan) diperoleh beban
menurun, serta unit produksi. Juga telah
penyusutan sebesar Rp
sesuai dengan UU No.36 pasal 11 tahun
5.041.828.170 dan Rp
2008 yang mengijinkan perusahaan untuk
6.571.944.649,-, sehingga menghasilkan
melakukan penyusutan bangunan dengan
PPh Terutang pada tahun 2012 untuk
metode garis lurus, serta aktiva non
masing-masing metode Rp
bangunan dengan metode garis lurus atau
907.414.306,- dan Rp 524.885.184,-.
saldo menurun.
Terdapat perbedaan hasil sebesar Rp
Kebijakan perusahaan dalam hal
382.529.122,- antara perhitungan kedua PPh
penentuan masa manfaat aktiva tetap,
Terutang, hal ini menggambarkan jika
dilaksanakan masih mengikuti kebijakan
PT.KMS menerapkan metode garis lurus
yang ditetapkan oleh manajemen
maka PPh Terutang yang dibayarkan akan
perusahaan, sehingga masih terdapat

-4-
jauh lebih besar. Dengan kata lain bila Saran yang dapat diberikan kepada
metode garis lurus (bangunan) serta saldo PT.KMS berdasarkan penelitian yang telah
menurun (non bangunan) diterapkan oleh dilakukan adalah dengan pertimbangan
PT.KMS, maka PT.KMS dapat memperoleh perhitungan Pajak Penghasilan Terutang,
penghematan atas pembayaran PPh sebesar diharapkan pihak manajemen tidak hanya
Rp 382.529.122,- sehingga dapat dialihkan mematuhi SAK maupun Peraturan
untuk digunakan dalam kegiatan Perpajakan, tapi juga perlu memperhatikan
operasional. Peraturan yang berkaitan dengan
PPh Terutang tahun 2012 menurut penyusutan aktiva tetap seperti Peraturan
perhitungan penelitian dan menurut Menteri Keuangan yang mengatur tentang
perhitungan perusahaan menggunakan masa manfaat aktiva tetap. sehingga
metode penyusutan yang sama yaitu garis perhitungan atas PPh Terutang dapat
lurus (bangunan) dan saldo menurun (non dilakukan dengan tepat.
bangunan) menghasilkan nominal yang
berbeda, yakni sebesar Rp DAFTAR PUSTAKA
524.885.184,- dan Rp 639.
Anonim. 2008. Undang-Undang Republik
995.750,-. Perbedaan ini terjadi karena
Indonesia Nomor 36 Tahun 2008
perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal
Tentang Pajak Penghasilan. Biro
atas beban penyusutan sebelum perhitungan
Perekonomian dan perundang-
PPh Terutang, yang disebabkan oleh
undangan bidang perekonomian dan
perbedaan penerapan masa manfaat
industri, Jakarta.
perusahaan dengan menurut PMK Nomor
96/PMK.03/2009 yang berakibat pada _______. 2009. Standar Akuntansi
kelebihan perhitungan PPh Terutang Keuangan Entitas Tanpa
sebesar Rp 115.110.566,-. Akuntabilitas Publik. Ikatan Akuntan
Indonesia, Jakarta.
PENUTUPAN
Berdasarkan hasil analisis dan N.A, Barr,dkk. 1977. Self-Assesment for
pembahasan yang telah dikemukakan, maka Income Tax, Heinemann Educational
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Book, London.
1. Penerapan penyusutan aktiva tetap
dengan masing-masing metode
memberikan hasil berbeda atas
perhitungan laba PT.KMS tahun 2012,
dimana metode garis lurus memberikan
laba paling besar dan saldo menurun
menyebabkan rugi operasi.
2. Penggunaan metode garis lurus
(bangunan) serta saldo menurun (non
bangunan) dapat memberikan
penghematan atas PPh Terutang sebesar
Rp 382.529.122,-
3. Penyusutan aktiva tetap berpengaruh
terhadap laba serta dapat memberikan
penghematan pajak penghasilan terutang
PT.KMS tahun 2012, maka hipotesis
dapat diterima.

-5-

You might also like