You are on page 1of 10

Jurnal Magister Akuntansi ISSN 2302-0164

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 79- 88

PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH,


LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH, DAN DANA
ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL
(Studi pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh)
1)
Ramlan, 2) Dr. Darwanis, M. Si, Ak, 3) Dr. Syukriy Abdullah, SE, M.Si, Ak
1)
Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Staff Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Abstract: This research aims to; (1). Examine the influence of Local Taxes, Local Retribution,
Other Valid Income and Special Allocation Fund jointly against Capital Expenditure on
district/city governments in Aceh Province. (2). Testing the Local Tax effect individually for
Capital Expenditure on district/city governments in Aceh Province. (3). Examine the effect of
Local Retribution individually towards capital expenditure on district/city governments in
Aceh Province. (4). Examine the effect of Other Valid Income individually towards capital
expenditure on district/city governments in Aceh Province. (5). Examine the effect of Special
Allocation Fund individually towards capital expenditure on district/city governments in Aceh
Province. The object of this study is the Budget Realization Report-Budget Regency/City (LRA-
APBK) in the province of Aceh. Source of data used are secondary data obtained from the
Department of Revenue and Wealth Aceh (DPKA) Aceh province in the form of pure budget
data and budget data changes in 23 districts/cities in Aceh 2010-2014. While research data
collection techniques done with documentation techniques. The analytical method used is
Multiple Linear Regression Analysis. The results showed that; (1). Local Taxes, Local
Retribution, Other Valid Income and Special Allocation Fund influential jointly against
Capital Expenditure on district/city governments in Aceh Province. (2). Local Taxes, Local
Retribution, Other Valid Income and Special Allocation Fund influential separately for
Capital Expenditure on district/city governments in Aceh Province.

Keyword: Local Taxes, Local Retribution, Other Valid Income, Special Allocation Fund,
Capital Expenditure.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk; (1). Menguji pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Lain-
Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, dan Dana Alokasi Khusus secara bersama-sama terhadap
Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (2). Menguji pengaruh Pajak
Daerah secara sendiri-sendiri terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi
Aceh. (3). Menguji pengaruh Retribusi Daerah secara sendiri-sendiri terhadap Belanja Modal pada
Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (4). Menguji pengaruh Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah secara sendiri-sendiri terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di
Provinsi Aceh. (5). Menguji pengaruh Dana Alokasi Khusus secara sendiri-sendiri terhadap Belanja
Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Objek penelitian ini adalah Laporan
Realisasi Anggaran-Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten/Kota (LRA-APBK) di Provinsi
Aceh. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pendapatan dan
Kekayaan Aceh (DPKA) Provinsi Aceh berupa data anggaran murni dan data anggaran perubahan 23
kabupaten/kota di Aceh periode 2010-2014. Sedangkan teknik pengumpulan data penelitian dilakukan
dengan teknik dokumentasi. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Regresi Linear Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1). Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah, dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh secara bersama-sama terhadap Belanja
Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (2). Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Lain-
Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh secara terpisah
terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh.

Kata kunci: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah,
Dana Alokasi Khusus, Belanja Modal.

79 - Volume 5, No. 2, Mei 2016


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

PENDAHULUAN tersebut mengakibatkan pembangunan di daerah


belum terlihat berdampak signifikan pada
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan masih
memberikan penegasan bahwa daerah memiliki
minimnya kualitas pelayanan publik (Musliadi,
kewenangan untuk menentukan alokasi sumber
2013).
daya ke dalam belanja dengan menganut asas
Penelitian ini bertujuan untuk; (1). Menguji
kepatutan, kebutuhan dan kemampuan daerah
pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Lain-
(Darwanto dan Yustikasari, 2007).
Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, dan Dana
Untuk itu, Pemerintah Daerah bersama-sama
Alokasi Khusus secara bersama-sama terhadap
dengan Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lembaga
Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di
legislatif terlebih dahulu menentukan Kebijakan
Provinsi Aceh. (2). Menguji pengaruh Pajak Daerah
Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
secara sendiri-sendiri terhadap Belanja Modal pada
(KUA) dan Prioritas & Plafon Anggaran Sementara
Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (3).
(PPAS) sebagai pedoman dalam pengalokasian
Menguji pengaruh Retribusi Daerah secara sendiri-
sumber daya dalam Anggaran Pendapatan dan
sendiri terhadap Belanja Modal pada Pemerintah
Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD.
Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (4). Menguji
Darwanto dan Yustikasari (2007) menyatakan
pengaruh Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang
bahwa pemanfaatan anggaran belanja seharusnya
Sah secara sendiri-sendiri terhadap Belanja Modal
dialokasikan untuk hal-hal produktif, misalnya
pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh.
untuk pembangunan. Oleh karena itu, penerimaan
(5). Menguji pengaruh Dana Alokasi Khusus secara
pemerintah daerah seharusnya dialokasikan untuk
sendiri-sendiri terhadap Belanja Modal pada
program-program layanan publik. Pemerintah
Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh.
daerah mengalokasikan dana dalam bentuk
anggaran belanja modal dalam APBD untuk
KAJIAN KEPUSTAKAAN
menambah aset tetap. Alokasi belanja modal ini
Belanja Modal
didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan
Halim (2004:73) mendefinisikan belanja
prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas
modal sebagai belanja yang manfaatnya melebihi
pemerintahan maupun untuk fasilitas publik.
satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau
Permasalahan belanja modal sampai saat ini
kekayaan daerah serta akan menimbulkan
belum mendapat perhatian yang serius dari
konsekuensi menambah belanja yang bersifat rutin
pemerintah Aceh, baik di pusat maupun di daerah.
seperti biaya pemeliharaan.
Sehingga ke depan hendaknya lebih intensif
Selanjutnya Abdullah (2013) menyatakan
diperhatikan dan diprioritaskan, karena pada
bahwa belanja modal adalah komponen belanja
kenyataannya selama ini anggaran pemerintah baik
langsung dalam anggaran pemerintah yang
APBN maupun APBD lebih besar porsinya untuk
menghasilkan output berupa aset tetap. Menurut
belanja pegawai daripada belanja modal. Hal

Volume 5, No. 2, Mei 2016 - 80


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Erlina dan Rasdianto (2013) belanja modal adalah berdasarkan peraturan pajak yang ditetapkan oleh
pengeluaran anggaran untuk aset tetap berwujud daerah untuk kepentingan pembiayaan rumah
yang memberi manfaat lebih dari satu periode tangga daerah tersebut”.
akuntansi. Dalam keuangan pemerintah, pendapatan
Pada prinsipnya alokasi belanja modal dibuat yang bersumber dari penerimaan perpajakan akan
untuk menghasilkan aset tetap milik pemerintah digunakan untuk mendanai belanja pemerintah
daerah yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah termasuk didalamnya belanja modal. Sesuai dengan
daerah dan atau masyarakat di daerah bersangkutan. karakternya, belanja modal dalam keuangan
Alokasi belanja modal ini didasarkan pada pemerintah diterjemahkan sebagai belanja yang
kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik dilakukan dalam rangka pemupukan modal dalam
untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan aset fisik, seperti tanah, peralatan dan mesin,
maupun untuk fasilitas publik. gedung dan bangunan, jaringan, serta dalam bentuk
Biasanya setiap tahun diadakan pengadaan fisik lainnya (Direktorat Jenderal Anggaran,
aset tetap oleh pemerintahan daerah, sesuai dengan Kementerian Keuangan RI, 2015).
prioritas anggaran dan pelayanan publik yang
memberikan dampak jangka panjang secara Retribusi Daerah
finansial (Abdullah dan Halim, 2008). Menurut Koswara (2001:91) retribusi daerah
adalah “imbalan atau manfaat yang diperoleh secara
Pajak Daerah langsung seseorang atau badan atau jasa layanan,
Menurut Soemitro (2007) pajak adalah pekerjaan, pemakaian barang, atau izin yang
peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas diberikan oleh pemerintah daerah”.
negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan Sulistyowati (2011) menyatakan bahwa
surplusnya digunakan untuk public saving yang kemandirian daerah dapat diwujudkan dengan salah
merupakan sumber utama untuk membiayai public satu cara yaitu dengan meningkatkan PAD dari
investment”. sektor retribusi daerah. Jika retribusi daerah
Definsi pajak juga dikemukakan oleh meningkat, maka PAD juga akan meningkat
Judisseno (1997:5) sebagai suatu kewajiban sehingga dapat meningkatkan pengalokasian
kenegaraan dan pengabdiaan peran aktif warga belanja modal untuk meningkatkan pelayanan
negara dan anggota masyarakat lainnya untuk kepada masyarakat.
membiayai berbagai keperluan negara berupa Semakin besar penerimaan retribusi dalam
pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur PAD maka semakin besar pula kembali dana yang
dalam Undang-Undang dan peraturan-peraturan dialokasikan untuk membiayai kegiatan yang
untuk tujuan kesejahteraan dan negara. berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana
Mardiasmo (2000:51) mendefinisikan pajak publik yang kembali berdampak terhadap
daerah sebagai “pajak yang dipungut daerah kesejahteraan masyarakat dan seterusnya hingga

81 - Volume 5, No. 2,Mei 2016


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

dapat meningkatan PAD kembali. dana yang bersumber dari pendapatan APBN
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang dialokasikan kepada daerah tertentu
Sesuai pasal 26 ayat (4) Peraturan Menteri dengan tujuan untuk membantu mendanai
Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 Tentang kegiatan khusus yang merupakan urusan
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah daerah dan sesuai dengan prioritas nasional”.
disediakan untuk menganggarkan penerimaan Darise (2008:137) DAK dimaksudkan
daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak untuk membantu membiayai kegiatan-
daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kegiatan khusus di daerah tertentu yang
kekayaan daerah yang dipisahkan. Pendapatan ini merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
merupakan penerimaan daerah yang berasal dari prioritas nasional, khususnya untuk
lain-lain milik Pemda. Rekening ini disediakan membiayai kebutuhan sarana dan prasarana
untuk mengakuntansikan penerimaan daerah selain pelayanan dasar masyarakat yang belum
yang disebut di atas. mencapai standar tertentu atau untuk
Menurut Devas et al. (1989) penerimaan lain- mendorong percepatan pembangunan daerah.
lain PAD yang sah merupakan kelompok Yani (2008:172) menyatakan bahwa
penerimaan lain-lain dalam pendapatan daerah yang DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk
mencakup penerimaan kecil-kecil seperti hasil mendanai kegiatan khusus yang merupakan
penjualan alat berat dan bahan jasa, penerimaan dari bagian dari program yang menjadi prioritas
sewa, bunga simpanan giro dan bank serta daerah. DAK dialokasikan untuk membantu
penerimaan dari denda kontraktor. daerah mendanai kebutuhan fisik sarana dan
Walaupun demikian sumber penerimaan prasarana yang merupakan prioritas nasional
daerah sangat tergantung pada potensi daerah itu dibidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur
sendiri. Artinya semakin besar potensi sumber lain- (jalan, irigasi, dan air bersih), kelautan dan
lain PAD yang sah, maka semakin besar pula perikanan, pertanian, prasarana pemerintahan
penerimaan daerah. Peningkatan PAD yang berasal daerah, serta lingkungan hidup.
dari lain-lain PAD yang sah diharapkan dapat
meningkatkan investasi belanja modal pemerintah METODE PENELITIAN
daerah sehingga kualitas pelayanan publik semakin Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan tujuan
baik (Sulistyowati, 2011). untuk menguji variabel independen terhadap
variabel dependen. Penelitian ini dilakukan pada
Dana Alokasi Khusus LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah) 23
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun kabupaten/kota di Provinsi Aceh. Sedangkan unit
2005 Tentang Dana Perimbangan pada Pasal 1 analisis penelitian adalah Laporan Realisasi
angka 24 menyebutkan bahwa “Dana Alokasi Anggaran-Anggaran Pendapatan dan Belanja
Khusus selanjutnya disingkat DAK adalah Kabupaten/Kota (LRA-APBK) di Provinsi Aceh.

Volume 5, No. 2, Mei 2016 - 82


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Sumber data yang digunakan adalah data APBK. Skala yang digunakan adalah nominal.
sekunder yang diperoleh dari Dinas Pendapatan dan
Kekayaan Aceh (DPKA) Provinsi Aceh berupa data Lain-lain PAD yang Sah (X3)
anggaran murni dan data anggaran perubahan 23 Menurut Devas et al. (1989) lain-lain PAD
kabupaten/kota di Aceh periode 2010-2014. yang sah merupakan kelompok penerimaan lain-
Sedangkan teknik pengumpulan data lain dalam pendapatan daerah yang mencakup
penelitian dilakukan dengan teknik dokumentasi. penerimaan kecil-kecil, seperti hasil penjualan alat
Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis berat dan bahan jasa, penerimaan dari sewa, bunga
Regresi Linear Berganda. simpanan giro dan bank serta penerimaan dari
denda kontraktor. Pengukuran (proxy) yang
Operasionalisasi Variabel digunakan adalah data lain-lain PAD yang sah yang
Pajak Daerah (X1) ada pada LRA APBK. Skala yang digunakan adalah
UU No. 28/2009 Tentang Pajak Daerah dan nominal.
Retribusi Daerah menjelaskan bahwa pajak daerah
yang selanjutnya disebut pajak adalah “kontribusi Dana Alokasi Khusus (X4)
wajib kepada daerah yang terutang oleh orang PP Nomor 55/2005 Tentang Dana
pribadi atau badan yang bersifat memaksa Perimbangan pada Pasal 1 angka 24 menyebutkan
berdasarkan undang-undang, dengan tidak bahwa DAK adalah “dana yang bersumber dari
mendapatkan imbalan secara langsung dan pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar- daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
besarnya kemakmuran rakyat”. Pengukuran (proxy) mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan
yang digunakan adalah data realisasi pajak daerah daerah dan sesuai dengan prioritas nasional”.
yang ada pada LRA APBK. Skala yang digunakan Pengukuran (proxy) yang digunakan adalah data
adalah nominal. DAK yang ada pada LRA APBK. Skala yang
digunakan adalah nominal.
Retribusi Daerah (X2)
Berdasarkan UU No. 28/2009 Tentang Pajak Belanja Modal (Y)
Daerah dan Retribusi Daerah menjelaskan bahwa Berdasarkan Peraturan Mentri Keuangan
retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun
adalah “pungutan daerah sebagai pembayaran atas standar, belanja modal adalah pengeluaran anggaran
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus yang digunakan dalam rangka memperoleh atau
disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah menambah aset lainnya yang memberi manfaat
daerah untuk kepentingan orang pribadi atau lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi
badan”. Pengukuran (proxy) yang digunakan adalah batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset
data realisasi retribusi daerah yang ada pada LRA lainnya yang ditetapkan pemerintah. Pengukuran

83 - Volume 5, No. 2,Mei 2016


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

(proxy) yang digunakan adalah data Belanja Modal Data yang digunakan adalah data realisasi
yang ada pada LRA APBK. Skala yang digunakan pajak daerah, data realisasi retribusi daerah,
adalah nominal. data realisasi lain-lain Pendapatan Asli Daerah
Metode Analisis (PAD) yang sah, data realisasi Dana Alokasi
Data penelitian dianalisis dengan Khusus, dan data realisasi belanja modal.
menggunakan model analisis regresi linear Hasil Pengujian Hipotesis
berganda yaitu menggunakan pooled data mulai Hasil pengujian hipotesis dengan
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Data menggunakan regresi linear berganda dari
diolah dengan menggunakan program bantuan pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, lain-
SPSS (Statistical Package for Social Sciences). lain PAD yang sah, dan dana alokasi khusus
Teknik analisis data pada pengujian hipotesis terhadap belanja modal dapat dilihat pada tabel
menggunakan pengujian analisis regresi linier berikut.
berganda. Pengujian hipotesis digunakan untuk
Unstandardized
menguji pengaruh variabel independen terhadap Variabel Independen
Coefficients (B)
variabel dependen, baik secara parsial maupun (Constant) 1,840
Pajak Daerah -0,249
simultan. Retribusi Daerah 1,997
Lain-Lain PAD yang 0,757
Model persamaan regresi linear berganda
Sah
untuk pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, lain- Dana Alokasi Khusus 1,732
Persamaan Regresi
lain PAD yang sah dan Dana Alokasi Khusus Y1it = αit + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + Ɛit
Y = 1,840 - 0,249PD + 1,997RD + 0,757LLPADYS +
terhadap belanja modal pada kabupaten/kota di 1,732 DAK
R = 0,710
Provinsi Aceh adalah sebagai berikut:
R² = 0,504
Yit = αit + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it +εit
Melalui hasil program SPSS maka
diperoleh persamaan regresi linier berganda
HASIL PENELITIAN
sebagai berikut:
Gambaran Umum Observasi Penelitian
Y1it = 1,840 - 0,249 X1it + 1,997 X2it + 0,757
Observasi penelitian dilakukan pada 23
X3it + 1,732 X4it + Ɛit
kabupaten/kota di Provinsi Aceh periode 2010-
2014. Sedangkan yang menajdi unit analisis Hasil Pengujian Hipotesis untuk Pengaruh
pada penelitian ini adalah data LRA-APBK Pajak Daerah, Retribusi Daerah, lain-Lain
Pendapatan Asli Yang Sah, dan Dana Alokasi
(Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota) Khusus Secara Bersama-sama terhadap
di Provinsi Aceh. Belanja Modal

Berdasarkan pengamatan yang telah Hasil pengujian secara bersama-sama


dilakukan, maka diperoleh 115 pengamatan (23 dilihat dari nilai koefisien regresi terhadap
kabupaten/kota x 5 tahun periode penelitian). masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen. Hasil pengujian secara

Volume 5, No. 2, Mei 2016 - 84


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

bersama-sama dari regresi linear berganda Daerah yang sah, dan Dana Alokasi Khusus
menunjukkan nilai koefisien regresi (β) masing- berpengaruh secara terpisah terhadap belanja
masing variabel adalah -0,249 untuk variabel modal pada Pemerintah kabupaten/kota di
pajak daerah (β1), 1,997 untuk variabel retribusi Provinsi Aceh.
daerah (β2), 0,757 untuk variabel lain-lain PAD
yang sah (β3), dan 1,732 untuk variabel Dana PEMBAHASAN
Alokasi Khusus (β4). Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja
terdapat pengaruh pajak daerah, retribusi Modal
daerah, lain-lain PAD yang sah, dan Dana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajak
Alokasi Khusus secara bersama-sama terhadap
daerah, retribusi daerah, lain-lain Pendapatan
belanja modal dengan nilai Koefisien
Asli Daerah yang sah, dan Dana Alokasi
Determinasi (R2) sebesar 0,504.
Khusus berpengaruh terhadap belanja modal.
Artinya bahwa variabel pajak daerah,
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
retribusi daerah, lain-lain PAD yang sah, dan
Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Dana Alokasi Khusus mampu menjelaskan
Keuangan Daerah yang menyatakan bahwa
variasi dari variabel belanja modal sebanyak
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja
50,4%. Sisanya sebesar 49,6% dijelaskan oleh
Daerah) disusun sesuai dengan kebutuhan
variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan
penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan
dalam variabel penelitian ini.
daerah dalam menghasilkan pendapatan. Setiap
penyusunan APBD, alokasi belanja modal
Hasil Pengujian Hipotesis untuk Pengaruh
harus disesuaikan dengan kebutuhan daerah
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, lain-Lain
Pendapatan Asli Yang Sah, dan Dana Alokasi dengan mempertimbangkan pendapatan yang
Khusus Secara Terpisah terhadap Belanja
diterima.
Modal
Sehingga apabila Pemda ingin
Hasil pengujian secara terpisah dalam
meningkatkan belanja modal untuk pelayanan
penelitian ini ditentukan dengan melihat nilai
publik dan kesejahteraan masyarakat, maka
koefisien regresi (β) masing-masing variabel
Pemda harus menggali penerimaan daerah yang
independen terhadap variabel dependennya.
sebesar-besarnya. Penerimaan daerah tersebut
Hasil pengujian regresi linear berganda
dapat berupa pajak daerah, retribusi daerah,
menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi β1 =
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, dan
-0,249, β2 = 1,997, β3 = 0,757, dan β4 = 1,732.
dana alokasi khusus.
Hasil tersebut mendukung hipotesis kedua
yang telah dirumuskan yaitu pajak daerah, Pengaruh Pajak Daerah terhadap Belanja
Modal
retribusi daerah, lain-lain Pendapatan Asli

85 - Volume 5, No. 2,Mei 2016


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajak kegiatan yang meningkatkan kreatifitas dan
daerah berpengaruh negatif terhadap belanja menarik minat masyarakat untuk turut serta
modal pada kabupaten/kota di Aceh. dalam penyelenggaraan Pemerintah.
Hasil penelitian yang berpengaruh negatif Sehingga diharapkan dengan adanya
tersebut dikaitkan dengan kebijakan kegiatan-kegiatan tersebut ditambah lagi
pembangunan wilayah di Provinsi Aceh selama dengan tersedianya fasilitas publik yang baru,
sepuluh tahun terakhir maka dapat dikatakan dan terbukanya lapangan pekerjaan bagi
bahwa sejak bergulirnya era otonomi daerah, masyarakat, akan tercipta pembangunan
Pemerintah Daerah yaitu kabupaten/kota di infrastruktur daerah yang lebih baik pada
Aceh belum mampu menjadikan pajak daerah kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
sebagai bagian yang terpenting dari PAD dalam
Pengaruh Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
rangka membiayai pembangunan daerah,
Yang Sah terhadap Belanja Modal
sehingga kontribusi dan pengaruh pajak daerah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lain-
terhadap pembiayaan pembangunan daerah
lain PAD yang sah berpengaruh positif terhadap
masih sangat minim.
belanja modal pada kabupaten/kota di Provinsi
Dengan demikian, pengaruh negatif yang
Aceh.
dihasilkan penelitian ini membuktikan fakta
Penelitian sebelumnya yang menggunakan
yang sesungguhnya terjadi dalam pengelolaan
variabel lain-lain PAD yang sah sebagai
keuangan daerah di kabupaten/kota Provinsi
variabel independen belum ditemukan olah
Aceh. Fakta tersebut bahwa Pemerintah Daerah
peneliti. Namun peneliti menganggap lain-lain
belum mampu menjadikan pajak daerah sebagai
PAD yang sah merupakan bagian dari
sumber pembiayaan pembangunan yang
penerimaan daerah yaitu PAD. Sehingga
penting.
pembahasan mengenai lain-lain PAD yang sah
Pengaruh Retribusi Daerah terhadap Belanja akan dihubungkan dengan pendapatan daerah.
Modal
Pendapatan ini juga merupakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain
retribusi daerah berpengaruh positif terhadap
milik pemerintah daerah seperti hasil penjualan
belanja modal pada kabupaten/kota di Provinsi
kekayaan daerah yang tidak dipisahkan secara
Aceh.
tunai atau angsuran/cicilan, jasa giro,
Kenaikan penerimaan retribusi daerah juga
pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan
diharapkan mampu memberikan kontribusi
ganti kerugian daerah, penerimaan komisi,
yang positif terhadap pembangunan
potongan ataupun bentuk lain sebagaimana
infrastruktur daerah. Selain penyediaan fasilitas
akibat dari penjualan atau pengadaan barang
fisik, hasil dari retribusi daerah dapat juga
dan jasa oleh daerah, penerimaan keuntungan
digunakan untuk melaksanakan kegiatan-

Volume 5, No. 2, Mei 2016 - 86


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata Belanja Modal pada Pemerintah
uang asing (UU 33/2004). Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. (2). Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Lain-Lain
Pengaruh Dana Alokasi Khusus terhadap
Pendapatan Asli Daerah yang Sah, dan Dana
Belanja Modal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Alokasi Khusus berpengaruh secara terpisah
Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif terhadap Belanja Modal pada Pemerintah
terhadap belanja modal pada kabupaten/kota di Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh.
Provinsi Aceh. Saran yang dapat diberikan dari penelitian
Diserahkannya beberapa kewenangan ini adalah, (1). Bagi peneliti selanjutnya,
kepada Pemerintah Daerah diharapkan agar disarankan untuk menambah variabel lainnya
pelayanan masyarakat semakin efisien dan pada yang diperkirakan dapat mempengaruhi belanja
gilirannya akan mendorong pertumbuhan modal, variabel lain seperti jenis-jenis
ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat penerimaan daerah lainnya maupun variabel
lokal. Pengeluaran untuk infrastruktur non-keuangan seperti pertumbuhan ekonomi,
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah, luas wilayah, maupun tingkat pengangguran.
karena daerah mengetahui karekteristik (2). Saran selanjutnya yaitu, menggunakan
daerahnya masing-masing. model analisis penelitian yang berbeda dengan
Pandangan ini menandakan bahwa bila penelitian ini seperti analisis jalur (path
Pemerintah Daerah memahami benar analysis). Karena model tersebut dapat
karakteristik daerahnya maka alokasi anggaran menganalisis hubungan antar variabel untuk
pembangunan lebih terarah, artinya dalam mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
pengalokasian anggaran publik pemerintah langsung dari variabel independen terhadap
daerah harus menangkap apa yang menjadi variabel dependen.
ekspektasi publik. Bila hal ini tidak dipahami
dengan baik maka alokasi anggaran publik
DAFTAR KEPUSTAKAAN
dalam bentuk belanja publik tidak akan
Abdullah, Syukriy. 2013. Belanja Modal dan
mendorong pertumbuhan ekonomi lokal
Perubahan APBD. Artikel online
(Tuasikal, 2008). melalui
http://syukriy.wordpress.com/2013/01/0
1. Diakses 25/04/2015.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil dalam -------, dan Abdul Halim. 2008. Studi atas
Belanja Modal pada Anggaran
penelitian ini adalah; (1). Pajak Daerah,
Pemerintah Daerah dalam
Retribusi Daerah, Lain-Lain Pendapatan Asli Hubungannya dengan Belanja
Pemeliharaan dan Sumber Pedapatan.
Daerah yang Sah, dan Dana Alokasi Khusus
Artikel online melalui
berpengaruh secara bersama-sama terhadap http://syukriy.wordpress.com. Diakses
pada 25/04/2015.

87 - Volume 5, No. 2,Mei 2016


Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Universitas Gadjah Mada.


Darise, Nurlan. 2008. Pengelolaan Keuangan
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri. 2006. Nomor
(SKPD). Jakarta: Mancanan Jaya 13 Tentang Pedoman Pengelolaan
Cemerlang Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri
Darwanto dan Yulia Yustikasari. 2007. Jurnal Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
Ilmiah “Pengaruh Pertumbuhan tentang perubahan kedua atas
Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri
(PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
dan terhadap Pengalokasian Anggaran Pengelolaan Keuangan Daerah.
Belanja Modal”, Makassar: Simposium
Nasional Akuntansi X: 26–28. Soemitro, Rochmat. 2007. Dasar-dasar
Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan.
Jakarta.
Devas, Nick, Brian Binder, Anne Booth,
Kenneth Davey, dan Roy Kelly. 1989. Sulistyowati, Diah. 2011. Pengaruh Pajak
Keuangan Pemerintah Daerah di Daerah, Retribusi Daerah, Dana
Indonesia. Penerjemah Masri Maris. Alokasi Umum, dan Dana Alokasi
Jakarta: UI Press. Khusus terhadap Alokasi Belanja
Modal. Artikel online melalui
Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian ejournal.unp.ac.id. Diakses pada
Keuangan Republik Indonesia. 2015. 03/04/15.
Belanja Modal dan Pengeluaran
Investasi Pemerintah. Artikel online Tuasikal, Askam. 2008. Pengaruh DAU, DAK,
melalui PAD, dan PDRB Terhadap Belanja
http://www.anggaran.depkeu.go.id. Modal Pemerintah Daerah
Diakses pada 22/04/2015. Kabupaten/Kota di Indonesia. Jurnal
Telaah Riset & Akuntansi Vol.1, No. 2
Erlina dan Rasdianto. 2013. Akuntansi (Juli):142-155.
Keuangan Daerah Berbasis Akrual.
Medan: Brama Ardian. Yani, Ahmad. 2008. Hubungan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di
Halim, Abdul. 2004. Manajemen Keuangan Indonesia. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Daerah. Yogyakarta: Salemba Empat.

Judisseno, Remsky K. 1997. Pajak dan Strategi


Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Koswara, E. 2001. Otonomi Daerah untuk


Demokrasi dan Kemandirian Rakyat.
Jakarta: Yayasan Pariba.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen


Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi.

Musliadi. 2013. Analisis Pengaruh Dana


Otonomi Khusus, Pendapatan Asli
Daerah, dan Belanja Modal terhadap
Kemiskinan pada Kabupaten/Kota di
Provinsi Aceh Tahun 2008-2012. Tesis.

Volume 5, No. 2, Mei 2016 - 88

You might also like