You are on page 1of 17

Permana Vol. X No.

I Agustus 2018

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK DAN INSENTIF NON


PAJAK TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2013-2017
Mohamad Sutrisno, Inayah Adi Sari, dan Yanti Puji Astuti
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasakti

ABSTRACT
The Effect of Tax Planning and Non-Tax Incentives toward Earnings Management at
Manufacturing Companies listed on Indonesia Stock Exchange 2013-2017. Thesis,
Tegal: Faculty of Economics, Pancasakti University Tegal. 2018. The purpose of this
study is to examine the effect of tax planning and non-tax incentives simultaneously and
partially toward earnings management at manufacturing companies listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2013-2017. This research is descriptive research with
quantitative approach. The sample used is automotive sub-sector manufacturing
companies and components listed in Indonesia Stock Exchange period 2013-2017. The
number of companies sampled this research there are 45 companies by using purposive
sampling method. While the data analysis method used is descriptive statistical test,
classical assumption test, multiple linear regression analysis, simultaneous significance
test (F test), test of individual parameter significance (T test) and coefficient of
determination. Based on the results of research indicate that tax planning and non-tax
incentive simultaneously have a significant effect toward earnings management with
significance value 0,000. While partially tax planning, earnings pressure and firm size
have significant effect to earnings management with value of significance respectively
0,037,0,000 and 0,049. As well as leverage and earnings bath partially no effect toward
earnings management with a significance value of 0.436 and 0.146 respectively.
Keywords : Tax planning, earnings pressure, leverage, earnings bath, company size,
earnings management

A. PENDAHULUAN pembebanan pajak penghasilan atas laba


yang diperoleh (Hamijaya, 2015:2).
Laporan keuangan merupakan salah
satu alat penting sebagai bahan Salah satu dari tujuan yang ingin
pertimbangan untuk pengambilan dicapai manajemen adalah mendapatkan
keputusan dalam ekonomi perusahaan. laba yang tinggi, hal ini berkaitan juga
Laporan keuangan memuat informasi- dengan bonus yang akan diperoleh oleh
informasi penting yang dibutuhhkan oleh manajemen, karena semakin tinggi laba
para penggunanya., seperti stakeholder yang diperoleh maka akan semakin
dan manajer perusahaan itu sendiri. tinggi pula bonus yang akan diberikan
Dalam pengelolaanya, perusahaan oleh perusahaan kepada manajemen
memperhatikan setiap poin yang yang merupakan pihak pengelola secara
dianggap penting karena mempengaruhi langsung. Di lain pihak, informasi laba
kinerja manajemen. Salah satunya adalah dapat membantu pemilik (stakeholder)
dan investor dalam mengestimasi

132
Mohamad Sutrisno, Inayah Adi sari, & Yanti Puji Astuti: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Insentif Non Pajak ....

kekuatan laba (earnings power) untuk Upaya ini untuk meningkatkan nilai
memprakirakan resiko dalam investasi perusahaan tidak lagi mencerminkan
dan kredit. Pentingnya informasi laba kinerja yang sesungguhnya, namun telah
tersebut merupakan tanggungjawab dari direkayasa sedemikian rupa sehingga
pihak manajemen yang diukur menjadi lebih baik sesuai dengan
kinerjanya dari pencapaian laba yang keinginan. Akan tetapi stakeholder
diperoleh. Situasi ini memungkinkan mempunyai hak untuk memperoleh
manajer untuk melakukan perilaku semua informasi secara akurat dan tepat
menyimpang dalam menyajikan dan waktu. Dalam artian semua pemegang
membuat laporan informasi laba tersebut saham tanpa terkecuali mempunyai hak
yang dikenal dengan praktik manajemen yang sama untuk memperoleh informasi
laba (earnings management) (Astutik yang sama (transparancy) (Sulistyanto,
dan Mildawati, 2016:1). 2014:132-134)
Sulistyanto (2014:51) menyatakan Praktik manajemen semacam ini
manajemen laba (earnings management) banyak sekali dilakukan dalam
merupakan aktivitas manajerial untuk perusahaan besar, dengan tujuan menarik
‘mempengaruhi’ dan ‘mengintervensi’ para pelaku pasar untuk berinvestasi
laporan keuangan, dengan melakukan dalam perusahaan. Tentu praktik
upaya merekayasa angka-angka dalam manajemen seperti ini akan
laporan keuangan dengan mempengaruhi eksistensi perusahaan
mempermainkan metode dan prosedur karena laporan yang disajikan hanya
akuntansi yang digunakan perusahaan. bersifat semu serta akan merugikan
Sedangkan menurut Harnanto pihak perusahaan dan emiten. Hal yang
(2013:115) upaya untuk merekayasa lebih baik apabila yang dipublikasikan
informasi melalui manajemen laba telah oleh perusahaan sesuai apa yang terjadi
menjadi faktor utama yang atau minimal mendekati kondisi
menyebabkan laporan keuangan tidak sesungguhnya perusahaan tersebut, baik
lagi mencerminkan nilai fundamental untuk laporan pajak ataupun laporan
suatu perusahaan. Oleh karena itu, isu ini kepada investor (Astutik dan Mildawati,
bisa saja merugikan pihak-pihak yang 2016:2).
berkepentingan dalam hal ini pihak yang Dalam pembangunan suatu negara
memakai informasi laporan keuangan, Infrastruktur merupakan kebutuhan dasar
karena tidak menggambarkan bagaimana fisik yang diperlukan untuk jaminan
kondisi perusahaan yang sebenarnya. ekonomi sektor publik dan sektor privat
Kondisi ini disebut sebagai asimetri sebagai layanan dan fasilitas
informasi (information asymetric), yaitu perekonomian. Kebijakan Pemerintahan
kondisi dimana ada ketidakselarasan saat ini menjadikan pembangunan
perolehan informasi antara pihak infrastruktur sebagai prioritas utama
manajemen sebagai penyedia informasi program pembangunan nasional. Seperti,
dengan pemegang saham dan pembangunan jalan tol serta jalan antar
stakeholder.
kota dan antar provinsi. Pembangunan
Manajemen mempunyai wewenang infrastruktur yang dilakukan pemerintah
dan keleluasaan dalam memaksimalkan akan berdampak pada meningkatnya
laba perusahaan. Hal ini mengarah pada perekonomian. Hal ini akan
proses memaksimalkan kepentingan dimanfaatkan perusahaan otomotif untuk
pribadi dengan biaya yang harus terus meningkatkan produksi. Karena
ditanggung oleh pemilik perusahaan. akan mempermudah pendistribusian

133
Permana Vol. X No. I Agustus 2018

produk ke berbagai pelosok negeri. Astutik dan Mildawati (2016:2)


Manajemen akan menyadari, hal ini juga menyatakan laba perusahaan yang tinggi
akan membuat konsumen merasa lebih akan menyebabkan beban pajak
nyaman sehingga dapat meningkatkan perusahaan tinggi pula. Oleh sebab itu,
penjualan produk dan berpotensi manajemen melakukan perencanaan
meningkatkan laba perusahaan. pajak yang agresif melalui pelaporan
laba perusahaan. Dengan tujuan
Selain fenomena tersebut,
mencapai target laba perusahaan,
perusahaan otomotif juga akan
manajemen akan melakukan berbagai
melakukan hal lain yang berpeluang
tindakan untuk merekayasa angka laba
meningkatkan laba atau
dalam laporan keuangan. Berbagai
mempertahankan laba perusahaan. Scott
tindakan yang dilakukan manajemen
(2003) dalam Astutik dan Mildawati
perusahaan menunjukan bahwa
(2016) mengemukakan bahwa salah satu
perencanaan pajak dilakukan untuk
jenis manajemen laba adalah dengan
memanipulasi aktivitas perusahaan untuk
melakukan income smoothing, yaitu
menggelapkan pajak (real earnings
manajemen dapat menaikan atau
management).
menurunkan laba untuk mengurangi
fluktuasi laba sehingga perusahaan Perencanaan pajak (tax planning)
terlihat stabil dan tidak beresiko tinggi. merupakan salah satu fungsi dari
Berdasarkan laporan keuangan yang manajemen pajak yang digunakan untuk
diterbitkan Astra International (ASII) mengestimasi jumlah pajak yang akan
tahun 2015 memperoleh laba Rp dibayar dan hal-hal yang dilakukan
untuk menhindari pajak. Dalam
15.613.000.000.000, tahun 2016 Rp
penelitian ini salah satu isu yang
18.302.000.000, dan 2017 Rp
digunakan adalah motif penghindaran
23.165.000.000.000. Hal ini
pajak yang tidak sesuai dengan peraturan
mengindikasikan bahwa Astra
perpajakan. Dengan didasari
International (ASII) melakukan
terungkapnya kasus penggelapan pajak
manajemen laba dengan cara income
yang dilakukan beberapa perusahaan di
smoothing.
Indonesia dengan cara melakukan
Pajak merupakan kewajiban yang pembiayaan fiktif, ekspor fiktif dan
pengenaan atau pemungutannya transfer pricing untuk merekayasa hasil
didasarkan pada peraturan perundang- penjualan (Astutik dan Mildawati,
undangan dan bukan iuran/pungutan 2016:2). Selain perencanaan pajak yang
bersifat suka rela, jadi pajak tidak perlu terindikasi mempengaruhi manajemen
dibayar lebih dari jumlah yang laba, insentif non pajak juga dapat
seharusnya dibayar. Secara sengaja tidak mempengaruhi manajemen laba. Hal ini
melaporkan adanya suatu penghasilan, sesuai dengan penelitian yang dilakukan
aktivitas, transaksi atau perbuatan- Hamijaya (2015:5) yang menyatakan
perbuatan yang berakibat timbulnya Insentif non pajak merupakan insentif
kewajiban pajak, dengan maksud yang diberikan oleh perusahaan dengan
mengurangi jumlah pajak yang terutang tujuan untuk memaksimalkan dan
atau penggelapan pajak merupakan mempertahanka produktifitas karyawan
tindakan ilegal (tax evasion) sehingga yang memiliki prestasi agar terus bekerja
berpotensi akan mempunyai konsekuensi diperusahaan tersebut.
sanksi administrasi berupa denda, bunga
Berdasarkan latar belakang yang
bahkan pidana (Harnanto, 2013:3).
sudah diuraikan diatas, maka rumusan

134
Mohamad Sutrisno, Inayah Adi sari, & Yanti Puji Astuti: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Insentif Non Pajak ....

masalah dalam penelitian ini adalah : 1) 2.1. Pengaruh Perencanaan Pajak dan
Apakah perencanaan pajak dan insentif Insentif Non Pajak Terhadap
non pajak berpengaruh terhadap Manajemen Laba
manajemen laba pada perusahaan Perencanaan pajak (tax planning)
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek merupakan salah satu fungsi dari
Indonesia tahun 2013-2017? 2) Apakah manajemen pajak yang digunakan untuk
perencanaan pajak berpengaruh terhadap mengestimasi jumlah pajak yang akan
manajemen laba pada perusahaan dibayar dan hal-hal yang dilakukan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek untuk menhindari pajak. Dalam
Indonesia tahun 2013-2017? 3) Apakah penelitian ini salah satu isu yang
insentif non pajak berpengaruh terhadap digunakan adalah motif penghindaran
manajemen laba pada perusahaan pajak yang tidak sesuai dengan peraturan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek perpajakan. Dengan didasari
Indonesia tahun 2013-2017?
terungkapnya kasus penggelapan pajak
Tujuan penelitian ini adalah : 1) yang dilakukan beberapa perusahaan di
Untuk mengetahui pengaruh Indonesia dengan cara melakukan
perencanaan pajak dan insentif non pajak pembiayaan fiktif, ekspor fiktif dan
terhadap manajemen laba pada transfer pricing untuk merekayasa hasil
perusahaan manufaktur yang bergerak penjualan (Astutik dan Mildawati,
dibidang otomotif dan komponen yang 2016:2). Selain perencanaan pajak yang
terdaftar di BEI tahun 2013-2017; 2) terindikasi mempengaruhi manajemen
Untuk mengetahui pengaruh laba, insentif non pajak juga dapat
perencanaan pajak terhadap manajemen mempengaruhi manajemen laba. Hal ini
laba pada perusahaan manufaktur yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan
bergerak dibidang otomotif dan Hamijaya (2015:5) yang menyatakan
komponen yang terdaftar di BEI tahun Insentif non pajak merupakan insentif
2013-2017; 3) Untuk mengetahui yang diberikan oleh perusahaan dengan
pengaruh insentif non pajak terhadap tujuan untuk memaksimalkan dan
manajemen laba pada perusahaan mempertahanka produktifitas karyawan
manufaktur yang bergerak dibidang yang memiliki prestasi agar terus bekerja
otomotif dan komponen yang terdaftar di diperusahaan tersebut. Dengan demikian,
BEI tahun 2013-2017. terdapat hubungan yang positif antara
perencanaan pajak dan insentif non pajak
dengan manajemen laba.
B. KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS H1. Perencanaan pajak dan insentif non
pajak berpengaruh terhadap manajemen
Kerangka pemikiran adalah pondasi
laba
dimana seluruh proyek penelitian
didasarkan, kerangka pemikiran yaitu 2.2. Pengaruh Perencanaan Pajak
jaringan asosiasi yang disusun, Terhadap Manajemen Laba
dijelaskan, dan dielaborasi secara logis
Perencanaan pajak (tax planning)
antarvariabel yang dianggap relevan merupakan salah satu fungsi dari
pada situasi masalah dan diidentifikasi manajemen pajak yang digunakan untuk
melalui proses seperti pengamatan, mengestimasi jumlah pajak yang akan
survey, literatur, dan wawancara dibayar dan hal-hal yang dapat dilakukan
(Sekaran, 2006:127). untuk menghindari pajak. Perencanaan
pajak terkait dengan pelaporan laba

135
Permana Vol. X No. I Agustus 2018

perusahaan. Laba yang tinggi akan menghadapi earning pressure. Subagyo


menyebabkan beban pajak perusahaan (2010:7) menyatakan insentif pajak
juga tinggi. Perencanaan pajak dan mengimplikasikan bahwa perusahaan
manajemen laba terkait satu sama lain, akan memilih untuk menurunkan laba
karena sama-sama bertujuan untuk sebagai respon atas penurunan laba.
mencapai target laba dengan merekayasa Untuk perusahaan yang labanya tidak
angka laba dalam laporan keuangan mencapai target, penurunan laba yang
(Astutik, 2015, 2016:2). dilakukan untuk tujuan pajak dapat
dikurangi oleh earnings pressure guna
Perencanaan pajak terkait dengan
meningkatkan laba akuntansi. Hal ini
pelaporan laba perusahaan. Laba yang
dilakukan untuk menaikan laba
tinggi akan menyebabkan beban pajak
akuntansi guna meningkatkan nilai
perusahaan juga tinggi. Oleh karena itu,
perusahaan.
manajemen perusahaan akan
menggunakan berbagai teknik H3a. Earnings pressure berpengaruh
manajemen laba untuk mencapai target. terhadap manajemen laba
Perencanaan pajak dan manajemen laba 2.3b. Pengaruh Tingkat Hutang
terkait satu sama lain, karena sama-sama Terhadap Manajemen Laba
bertujuan untuk mencapai target laba
dengan merekayasa angka laba dalam Leverage menggambarkan
laporan keuangan. Berbagai tindakan hubungan antara hutang perusahaan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk terhadap modal dan asset perusahaan.
menggelapkan pajak menunjukkan Tingkat leverage yang tinggi
bahwa perencanaan pajak dilakukan menggambarkan semakin tingginya
dengan memanipulasi aktivitas operasi risiko perusahaan tidak dapat melunasi
perusahaan (real earnings management). hutangnya. Sebaliknya, tingkat leverage
yang rendah menunjukan bahwa
H2. Perencanaan Pajak berpengaruh perusahaan lebih banyak membiayai
terhadap manajemen laba
asetnya dengan modal sendiri (Yenisa,
2.3. Pengaruh Insentif Non Pajak 2017).
Tehadap Manajemen Laba Sulistyanto (2014:45-46)
Insentif non pajak merupakan menyatakan Debt (Equity) Hypothesis
insentif yang diberikan oleh perusahaan menyatakan dalam konteks perjanjian
dengan tujuan untuk memaksimalkan hutang manajer akan mengelola dan
dan mempertahanka produktifitas mengatur labanya agar kewajiban
karyawan yang memiliki prestasi agar hutangnya yang seharusnya diselesaikan
terus bekerja diperusahaan tersebut. Hal pada tahun tertentu dapat ditunda untuk
ini menjadi salah satu pengaruh tahun berikutnya. Hipotesis ini berkaitan
perusahaan untuk melakukan manajemen dengan syarat-syarat yang harus
laba. Berdasarkan penelitian Yin dan dipenuhi perusahaan didalam perjanjian
Cheng (2004) dalam Hamijaya (2015:5), utang (debt convenant). Sebagian
insentif non pajak yang dapat digunakan perjanjian utang mempunyai syarat-
adalah sebagai berikut : syarat yang harus dipenuhi peminjam
selama masa perjanjian. Jika perusahaan
2.3a. Pengaruh Earnings Pressure
mulai mendekati suatu pelanggaran
Terhadap Manajemen Laba
terhadap perjanjian utang, maka
Penurunan laba yang dilakukan oleh perusahaan tersebut akan menghindari
manajer karena laba perusahaan telah terjadinya utang dengan cara memilih
mencapai terget merupakan upaya dalam

136
Mohamad Sutrisno, Inayah Adi sari, & Yanti Puji Astuti: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Insentif Non Pajak ....

metode akuntansi yang meningkatkan perusahaan. Semakin besar aset maka


laba. Pelanggaran terhadap perjanjian semakin besar pula modal yang ditanam,
utang dapat menimbulkan suatu biaya sementara semakin banyak penjualan
serta dapat menghambat kinerja maka semakin banyak juga perputaran
manajemen. Sehingga dengan uang dalam perusahaan (Hery, 2017:11-
meningkatkan laba perusahaan berusaha 12).
untuk mencegah atau setidaknya H3d. Ukuran perusahaan berpengaruh
menunda hal tersebut. terhadap manajemen laba
H3b. Tingkat hutang berpengaruh
terhadap manajemen laba
C. METODE PENELITIAN
2.3c. Pengaruh Earnings Bath Terhadap
Populasi dan Sampel
Manajemen Laba
Populasi dalam penelitian ini adalah
Earning bath dilakukan dengan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
dengan menggeser laba periode yang Indonesia. Pengambilan sampel dalam
memiliki laba tinggi ke periode yang penelitian ini meliputi perusahaan-
labanya lebih rendah guna meningkatkan perusahaan manufaktur di sub sektor
laba. Apabila pada periode berjalan otomotif dan komponen yang terdaftar di
memiliki laba yang rendah maka Bursa Efek Indonesia (go public) tahun
perusahaan cenderung menggeser laba 2013-2017. Pengambilan sampel ini
periode mendatang ke periode berjalan dilakukan dengan pertimbangan jumlah
untuk meningkatkan laba periode perusahaan manufaktur yang banyak.
berjalan yang rendah dan sebaliknya Sedangkan teknik yang digunakan dalam
apabila laba periode berjalan tinggi penelitian ini menggunakan cara
perusahaan cenderung menggeser laba purposive sampling dimana sampel yang
periode berjalan ke periode mendatang dipilih berdasarkan pertimbangan atau
untuk menjaga agar laba tahun kriteria-kriteria tertentu penelitian yang
mendatang dapat mencapai target yang dilaksanakan.
diharapkan.
Variabel dan Definisi Operasional
H3c. Earnings bath berpengaruh
Variabel
terhadap manajemen laba
Variabel
2.3d. Pengaruh Ukuran Perusahaan
Terhadap Manajemen Laba Variabel yang terdapat pada
penelitian ini adalah variabel terikat
Secara umum, ukuran dapat (dependent variable) dan variabel bebas
diartikan sebagai suatu perbandingan (independent variable). Variabel terikat
besar atau kecilnya objek. Jika adalah variabel yang menjadi perhatian
pengertian ini dihubungkan dengan utama peneliti dengan tujuan untuk
perusahaan atau organisasi, maka ukuran mengetahui variabel-variabel bebas yang
perusahaan dapat diartikan sebagai suatu mempengaruhinya dan menemukan
perbandingan besar atau kecilnya usaha
jawaban atau solusi atas suatu masalah.
dari suatu perusahaan. Ukuran Variabel bebas adalah variabel yang
perusahaan juga dapat menggambarkan mempengaruhi variabel terikat, baik
besar kecilnya suatu perusahaan yang secara positif ataupun negatif (Sekaran,
dapat dinyatakan dengan total aset 2011:116-118). Variabel yang digunakan
ataupun total penjualan bersih. Semakin dalam penelitian ini terdiri atas enam
besar total aset maupun penjualan maka variabel yaitu variabel terikat
semakin besar pula ukuran suatu

137
Permana Vol. X No. I Agustus 2018

manajemen laba serta variabel bebas Dalam penelitian ini, peneliti


perencanaan pajak, earnings pressure, menggunakan tingkat
tingkat hutang, earnings bath dan ukuran kapalitasasi sebagai proksi
perusahaan. Market Value of Equility .
Nilai kapitalisasi tersebut
Definisi Operasional Variabel dan
diukur dengan mengalikan
Pengukuran
jumlah saham beredar
3.1. Manajemen Laba perusahaan i pada akhir
Rosensweig dan Fischer (1994) tahun t-1 dengan harga
dalam Sulistiyanto (2014:49) perusahaan i pada akhir
menyatakan, manajemen laba adalah tahun t-1
tindakan manajer untuk menaikan atau 3.2. Perencanaan Pajak
menurunkan laba berjalan dari sebuah
Perencanaan pajak (tax planning)
perusahaan yang dikelolanya tanpa
merupakan salah satu fungsi dari
menyebabkan kenaikan (penurunan)
manajemen pajak yang digunakan untuk
keuntungan ekonomi perusahaan jangka
mengestimasi jumlah pajak yang akan
panjang. Manajemen laba dalam
dibayar dan hal-hal yang dapat dilakukan
penelitian ini menggunakan pendekatan
untuk menghindari pajak. Perencanaan
distribusi laba (earnings thresholds).
pajak terkait dengan pelaporan laba
Sesuai dengan penelitian Philips et al
perusahaan. Laba yang tinggi akan
(2003) dalam Astutik dan Mildawati
menyebabkan beban pajak perusahaan
(2016) apabila nilai distribusi laba nol
juga tinggi. Perencanaan pajak dan
atau positif, maka perusahaan
manajemen laba terkait satu sama lain,
menghindari penurunan laba. Dan bila
karena sama-sama bertujuan untuk
nilai distribusi laba negatif, maka
mencapai target laba dengan merekayasa
perusahaan menghindari pelaporan
angka laba dalam laporan keuangan
keuangan. Philips et al (2003) mengukur
(Astutik dan Mildawati :2016).
manajemen laba dengan rumus:
Perencanaan pajak dalam penelitian ini
Eit  Eit 1 diukur dengan menggunakan Tax
E 
MVEit 1 Retention Rate (TRR), rumus yang
digunakan (Wild et al :2004) :
Keterangan:
Net Income
E = Distribusi laba, dimana bila TRRit 
Pretax Income (EBITit )
E adalah nol atau positif,
maka perusahaan Keterangan:
menghindari penurunan
TRRit + Tax retention Rate perusahaan i
menghindari laba. Bila nilai
E adalah negatif, maka pada tahun t
perusahaan menghindari Net Income = Laba bersih perusahaan i
laporan kerugian pada tahun t
Eit = Laba perusahaan i pada EBITit = Laba sebelum pajak perusahaan
tahun t i pada tahun t
Eit 1 = Laba perusahaan i pada 3.3. Earnings Pressure
tahun t-1 Hamijaya (2015) menyatakan
MVEit 1 = Market Value of Equility earnings pressure merupakan upaya
perusahaan i pada tahun t-1. yang dilakukan perusahaan untuk

138
Mohamad Sutrisno, Inayah Adi sari, & Yanti Puji Astuti: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Insentif Non Pajak ....

menurunkan laba, sehingga pajak yang manajer akan memperkecil total akrual
akan dibayar menjadi lebih kecil. agar dapat memperoleh kompensasi di
Subagyo (2010), Ristyanti dan masa mendatang. Earning Bath diukur
Syarifudin (2012), Slamet dan awijayanti dengan menggunakan rumus (Subagyo,
(2012), Widyawanti (2014) dan 2010; Ristyanti dan Syarifudin, 2012;
Hamijaya (2015) mengukur earnings Slamet dan awijayanti, 2012;
pressure dengan laba tahun berjalan Widyawanti, 2014 serta Hamijaya, 2015)
dikurangi laba tahun sebelum kemudian :
dibagi total aset awal tahun. Rumus :

Keterangan :
Keterangan : ROE = Return On Equity
Epressit = Earnings pressure Laba bersih = Laba bersih tahun
Nit = Laba tahun berjalan berjalan
Nit-1 = Laba tahun lalu Ekuitas = Total ekuitas
TA0 = Total aset awal tahun
3.6. Ukuran Perusahaan
3.4. Tingkat Hutang
Ukuran perusahaan adalah suatu
Leverage rasio dapat dikatakan nilai yang mencerminkan besar atau
sebagai cerminan dari struktur modal kecilnya ukuran perusahaan (Hamijaya
perusahaan (Sulistyo, 2010). Leverage :2015). Subagyo (2010), Ristyanti dan
rasio ini digunakan untuk mengukur Syarifudin (2012), Slamet dan Wijayanti
tingkat aktivitas perusahaan yang (2012), Widyawanti (2014) serta
dibiayai oleh hutang. Hamijaya (2015) Hamijaya (2015) mengukur perusahaan
menyatakan tingkat hutang merupakan dalam penelitian ini menggunakan logn
rasio yang digunakan untuk mengukur (logaritma natural) dikalikan nilai total
leverage perusahaan. Suzuki dan Okabe aset serta rumus yang digunakan :
(1999) dalam Hamijaya (2015)
mengukur tingkat hutang pada penelitian
ini diukur dengan membagi hutang
dengan ekuitas. Keterangan :
Size = Ukuran perusahaan
Rumus :
Logn = Logaritma natural
Keterangan :
Teknik Analisis Data
LEV = Leverage
Uji Asumsi Klasik
Debt = Total hutang
Untuk menguji hipotesis penelitian
Equity = Total ekuitas ini dengan menggunakan regresi linier
3.5. Earnings Bath berganda. Sebagai prasyarat regresi
linier berganda dilakukan uji asumsi
Widyawanti (2014) menyatakan klasik untuk memastikan bahwa data
earnings bath merupakan peristiwa yang penelitian valid, tidak bias, konsisten,
ditandai dengan menurunnya laba dan penaksiran koefisien regresinya
perusahaan. Earnings bath dalam bersifat efisien. Pengujian asumsi klasik
pemelitian ini diproksikan dengan meliputi uji normalitas, uji
peringkat ROE perusahaan, sehingga

139
Permana Vol. X No. I Agustus 2018

multikolinearitas, uji autokorelasi, dan Α = Konstanta


uji heteroskedastisitas. β1-5 = Koefisien regresi
Metode Penelitian ε = Tingkat kesalahan (error)
Model yang digunakan adalah
Analisis regresi linier berganda, untuk D. HASIL PENELITIAN
menguji pengaruh antara variabel bebas
4.1. Statistik Deskriptif
dengan variabel terikat.
Statistik deskriptif memberikan
Lebih lanjut dengan model persamaan deskripsi (gambaran) suatu data yang
sebagai berikut: dilihat dari nilai minimum, maksimum,
Y = α + β1X1 + β2aX2a + β2bX2b + rata-rata (mean), dan standar deviasi
β2cX2c + β2dX2d + ε yang dihasilkan dari variabel penelitian.
(Ghozali, 2016:19). Sebelum melakukan
Keterangan :
analisis data, maka terlebih dahulu
Y = Manajemen Laba ditinjau mengenai desktiptif variabel
X1 = Perencanaan pajak penelitian dengan statistik deskriptif.
X2 = Insentif non pajak Statistik deskriptif memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang
X2a = Earning Pressure
dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean),
X2b = Leverage standar deviasi, maksimum, dan
X2c = Earning Bath minimum. Hasil uji statistik deskriptif
X2d = Ukuran Perusahaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat b. Variabel Perencanaan Pajak (X1)


diketahui bahwa data obesrvasi memiliki nilai rata-rata sebesar
penelitiian ini sebanyak 45 perusahaan. 2,199274, nilai maksimum
Berikut ini keterangan dari data analisis sebesar 32,0413, niliai minimum
statistik deskriptif yang telah diolah sebesar -1,3226, dan standar
adalah sebagai berikut : deviasi 5,4021968.
a. Variabel Manajemen Laba (Y) c. Variabel Earnings Pressure
memiliki nilai rata-rata sebesar (X2a) memiliki nilai rata-rata
0,036076, nilai maksimum sebesar 0,015166, nilai
sebesar 2,2323, nilai minimum maksimum sebesar 0,9554, niliai
sebesar -0,5966, dan standar minimum sebesar 0,1290, dan
deviasi sebesar 0,3930082. standar deviasi 0,1502086.

140
Mohamad Sutrisno, Inayah Adi sari, & Yanti Puji Astuti: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Insentif Non Pajak ....

d. Variabel Leverage (X2b) memiliki smirnov (K-S) adalah 0,108 dan nilai
nilai rata-rata sebesar 1,261514, Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200
nilai maksimum sebesar 8,2613, lebih besar dari 0,05. Hal ini
niliai minimum sebesar 0,1351, menunjukan data residual sudah
dan standar deviasi 1,3316187. terdistribusi secara normal dan model
e. Variabel Earnings Bath (X2c) regresi layak dipakai untuk
memiliki nilai rata-rata sebesar penelitian.
0,106030, nilai maksimum 2) Uji Multikolonieritas
sebesar 0,8263, niliai minimum
sebesar -1,2578, dan standar Uji multikolonieritas bertujuan
deviasi 0,2761585. untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya kolerasi
f. Variabel Ukuran Perusahaan antara variabel bebas (independent).
(X2d) memiliki nilai rata-rata Metode yang digunakan untuk
sebesar 29,362308, nilai maksi- mendeteksi adanya multikolonieritas
mum sebesar 33,3202, niliai adalah dengan menggunakan nilai
minimum sebesar 25,9468, dan Tolerance dan Variance Inflation
standar deviasi 1,9647572. Factor (VIF) (Ghozali, 2016:103).
4.2. Uji Asumsi Klasik Dengan menggunakan nilai
1) Uji Normalitas tolerance, nilai yang terbentuk harus
diatas 10%, sedangkan dengan meng-
Uji normalitas bertujuan untuk gunakan VIF nilai yang terbentuk
menguji apakah model regresi, kurang dari 10, bila tidak maka akan
variabel dependen dan variabel terjadi multikolinearitas dan model
independen, keduanya mempuyai regresi tidak dapat digunakan.
distribusi normal atau tidak. Uji
normalitas menggunakan Berdasarkan hasil perhitungan
Kolmogorov-Smirnov. Model regresi data SPSS didapat hasil sebagai
yang baik adalah yang memiliki berikut:
distribusi data normal atau mendekati Tabel 4.3
normal (Ghozali, 2016:154). Hasil
dan Uji Normalitas adalah : Uji Multikolonieritas

Tabel 4.2
Hasil Uji Kolmogorof-Smirnov

Melihat keterangan diatas, dapat


disimpulkan bahwa tidak ada varia-
bel independen yang mempunyai
nilai tolerance kurang dari 10% dan
Berdasarkan pada tabel 4.5 juga menunjukkan hal yang sama
besarnya nilai uji Kolmogorov- dimana tidak ada satupun variabel

141
Permana Vol. X No. I Agustus 2018

independen memiliki nilai VIF lebih Test). Uji autokorelasi dalam


dari 10, hal ini menunjukkan tidak penelitian ini dideteksi dengan
adanya korelasi antar variabel melihat nilai Durbin Watson dalam
independen dan dapat digunakan Autokortealbaesli pengambilan
model regresi dalam penelitian. keputusan (Ghozali, 2016:107). Hasil
uji autokorelasi dalam penelitian ini
3) Uji Autokorelasi
dapat dilihat pada tabel berikut :
Pengujian autokolerasi dilakukan
dengan metode Durbin Watson (DW-
Tabel 4.4.
Hasil Uji Autokorelasi

Berdasarkan tabel 4.4, hasil b. Jika ada pola yang tidak teratur
pengujian setelah dilakukan seperti titik - titik yang menyebar
transformasi diperoleh nilai Durbin- diatas dan dibawah angka nol
Watson sebesar 2,056. Nilai tersebut, pada sumbu Y, maka dapat
kemudian dilakukan pengambilan diindikasikan tidak terjadi
keputusan dengan ketentuan du < d < heteroskedastisitas.
4-du (1,7762 < 2,056 < 2,2238). Hal
ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi autokorelasi antara variabel
independen dan penelitian dapat
dilanjutkan dengan menggunakan
model regresi.
4) Uji Heterokedastisitas
Model regresi yang baik adalah
model regresi yang memenuhi syarat
heteroskedastisitas dan dalam
penelitian metode yang digunakan
untuk menguji menggunakan grafik
scatterplot dan analisisnya adalah Sumber: Output SPSS, data yang diolah
sebagai berikut : (2018) Gambar 4.1. Hasil Uji
a. Jika ada pola tertentu seperti titik Heterokedastisitas
- titik yang membentuk pola Dari hasil grafik scatterplot
tertentu yang teratur (bergelom- terlihat bahwa adanya titik-titik
bang, melebar atau penyempit) menyebar membentuk pola yang
maka dapat diindikasikan telah tidak jelas atau titik-titik tidak
terjadi heteroskedastisitas. membentuk pola tertentu serta
penyebaran titik- titik tersebut

142
Mohamad Sutrisno, Inayah Adi sari, & Yanti Puji Astuti: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Insentif Non Pajak ....

berada diatas dan dibawah angka 2. Uji Hipotesis


0 dan sumbu Y. Dengan demikian a. Analisis Regresi Linier Berganda
dapat disimpulkan bahwa model
persamaan regresi tidak terjadi Analisis regresi linier berganda
gejala heteroskedastisitas. digunakan untuk menguji secara
Sehingga model regresi layak simultan pengaruh variabel
dipakai untuk memprediksi independen (X) terhadap variabel
perencanaan pajak dan insesntif dependen (Y). (Sugiyono, 2014:277).
non pajak (earnings pressure, Hasil dari analisis regresi linier
earnings bath, leverage dan berganda ini dapat dilihat pada tabel
ukuran perusahaan) sebagai berikut ini :
variabel independennya.
Tabel 4.5
Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil analisis perusahaan (X2d), maka


regresi berganda diperoleh manajemen laba (Y) nilainya
persamaan sebagai berikut : Y = - negatif yaitu -0,2555.
2,555 + 0,055X1 + 2,815X2a - 2) Koefisien regresi variabel
0,084X2b - 0,326X2c + 0,437X2d + perencanaan pajak (X1) sebesar
ε 0,055 dengan arah koefisien
Tabel 4.5 menunjukkan prediksi positif. Artinya jika variabel
masing-masing variabel. Dari perencanaan pajak ditingkatkan
persamaan regresi berganda diatas sedangkan variabel lain tetap,
dapat diambil kesimpulan sebagai maka akan meningkatan
berikut : manajemen laba sebesar 0,055
1) Konstanta sebesar -0,2555 satuan.
menyatakan jika tidak ada 3) Koefisien regresi variabel
perencanaan pajak (X1), earnings earnings pressure (X2a) sebesar
pressure (X2a), leveraga (X2b), 2,815 dengan arah koefisien
earnings bath (X2c) dan ukuran positif. Artinya jika variabel

143
Permana Vol. X No. I Agustus 2018

earnings pressure ditingkatkan rendah bukan berarti model regresi


sedangkan variabel lain tetap, jelek (Ghozali, 2016:95). Hasil
maka akan meningkatan koefisien determinasi dapat dilihat di
manajemen laba sebesar 2,815 tabel berikut :
satuan. Tabel 4.6
4) Koefisien regresi variabel Uji Koefisien Determinasi (R2)
leverage (X2b) sebesar -0,084
R R Adjusted Std. Error Durbin-
dengan arah koefisien negatif. Square R Square of the Watson
Artinya jika variabel leverage Estimate
terjadi penurunan sedangkan 1 ,612a ,375 ,151 2,04399 2,056
variabel lain tetap, maka akan Model
menurunkan manajemen laba a. Predictors: (Constant), LAGX2D, LAGX2B,
sebesar -0,084 satuan. LAGX1, LAGX2A, LAGX2C
b. Dependent Variable: LNY
5) Koefisien regresi variabel Sumber: Output SPSS, data yang diolah
earnings bath (X2c) sebesar - (2018)
0,326 dengan arah koefisien
Berdasarkan hasil pada tabel
negatif. Artinya jika variabel
diatas dapat dilihat nilai R Square
earnings bath terjadi penurunan
sebesar 0,151 yang berarti variasi
sedangkan variabel lain tetap,
variabel dependen (manajemen laba)
maka akan menurunkan
yang dapat dijelaskan oleh variabel
manajemen laba sebesar -0,326
independen (perencanaan pajak,
satuan.
earnings pressure, leverage, earnings
6) Koefisien regresi variabel ukuran bath, dan ukuran perusahaan).
perusahaan (X2d) sebesar 0,437 sedangkan sisanya 84,9% dijelaskan
dengan arah koefisien positif. oleh variabel lain diluar model
Artinya jika variabel ukuran penelitian ini.
perusahaan ditingkatkan c. Uji Signifikansi Simultan (Uji
sedangkan variabel lain tetap, Statistik F)
maka akan menyebabkan
peningkatan manajemen laba Uji F pada dasarnya menun-
sebesar 0,437 satuan. jukkan apakah semua variabel
independen atau bebas dalam model
b. Koefisien Determinas ( Adjusted
terdapat pengaruh terhadap variabel
R2 )
dependen atau terikat secara
Koefisien determinasi pada bersama-sama. Untuk dapat menge-
hakekatnya mengukur seberapa besar tahui apakah variabel independen
kemampuan persamaan model dalam mempengaruhi secara bersama-sama
menerangkan variasi yang terdapat variabel dependen maka digunakan
pada variabel dependen. Nilai R² tingkat signifikan sebesar 0,05
terletak antara 0 sampai 1 (0 ≤ R² ≤ (Ghozali, 2016:96). Adapun kriteria
1). Koefisien determinasi dapat diterima atau ditolaknya hipotesis
dihitung untuk mengetahui pengaruh adalah sebagai berikut :
variabel independen terhadap Hasil Uji F, dapat dilihat dalam
variabel dependen. Jika proses tabel berikut :
mendapatkan nilai R² yang tinggi
adalah baik, tetapi jika nilai R²
Tabel 4.11

144
Mohamad Sutrisno, Inayah Adi sari, & Yanti Puji Astuti: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Insentif Non Pajak ....

Uji Signifikansi Simultan (F-Test)

Berdasarkan hasil uji simultan Menurut Ghozali (2016:97) uji


(F-test) diatas dapat disimpulkan statistik t pada dasarnya menun-
bahwa nilai signifikansi 0,000 lebih jukkan seberapa jauh pengaruh satu
kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini variabel independen secara indivi-
menunjukkan bahwa variabel dual dalam menerangkan variasi
perencanaan pajak, earnings variabel dependen. Pada penelitian
pressure, leverage, earnings bath dan ini pengujian dengan menggunakan
ukuran perusahaan secara bersama- signifikan level 0,05 (α = 5%).
sama (simultan) berpengaruh Adapun kriteria diterima atau
signifikan terhadap manajemen laba, ditolaknya hipotesis adalah sebagai
maka hipotesis diterima. berikut:
d. Uji Signifikan Parameter ( Uji Hasil uji t dapat dilihat dalam tabel
Statistik t) sebagai berikut :
Tabel 4.12
Uji Signifikan Parameter (T-test)
Unstandardized
Coefficients
B Std. Error
1 -2,555 1,110 -2,302 ,037
Model (Constan T Sig.
,055 ,024 2,306 ,037
t) 2,815 ,200 14,076 ,000
LAGX1
-,084 ,105 -,801 ,436
LAGX -,326 ,212 -1,538 ,146
2a ,437 ,203 2,151 ,049
Sumber LAGX
: Output SPSS, data yang diolah (2018)
2b diatas, menerangkan
Dari tabel besar 0,037 terhadap manajemen
bahwa hasilLAGX
uji T sebagai berikut : laba pada perusahaan manufaktur
2c
1) Perencanaan Pajak (X1) sub sektor otomotif dan
LAGX komponen yang terdaftar di
Dari perhitungan uji t meng-
2d Bursa Efek Indonesia.
gunakan SPSS Versi 23, nilai
koefisien regresi sebesar 0,055 2) Earnings Pressure (X2a)
dengan tingkat signifikansi 0,037 Dari hasil perhitungan uji t
< 0,05, maka hipotesis diterima. menggunakan SPSS Versi 23,
Sehingga dapat disimpulkan nilai koefisien regresi sebesar
bahwa perencanaan pajak secara 2,815 dengan tingkat signifikansi
parsial berpengaruh positif se- 0,000 < 0,05, maka hipotesis di-
besar 0,055 dan signifikan se- terima. Sehingga dapat disimpul-
kan bahwa earnings pressure

145
Permana Vol. X No. I Agustus 2018

secara parsial berpengaruh positif E. KESIMPULAN DAN SARAN


sebesar 2,815 dan signifikan 5.1. Kesimpulan
sebesar 0,000 terhadap manajemen
laba pada perusahaan manufaktur Berdasarkan analisis dan
sub sektor otomotif dan komponen pembahasan yang telah dilakukan dalam
yang terdaftar di Bursa Efek penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
Indonesia.
1. Perencanaan pajak dan insentif non
3) Leverage (X2b) pajak secara simultan berpengaruh
Dari hasil perhitungan uji t signifikan terhadap manajemen laba.
menggunakan SPSS Versi 23,
2. Perencanaan pajak secara parsial
nilai koefisien regresi sebesar -
berpengaruh signifikan terhadap
0,084 dengan tingkat signifikansi
manajemen laba.
0,436 > 0,05, maka hipotesis
ditolak. Sehingga dapat disim- 3. Earnings pressure secara parsial
pulkan bahwa leverage secara berpengaruh signifikan terhadap
parsial berpengaruh negatif manajemen laba.
sebesar -0,084 dan tidak 4. Leverage secara parsial tidak
signifikan sebesar 0,436 terhadap berpengaruh terhadap manajemen
manajemen laba pada perusahaan laba.
manufaktur sub sektor otomotif 5. Earnings bath secara parsial tidak
dan komponen yang terdaftar di berpengaruh terhadap manajemen.
Bursa Efek Indonesia. 6. Ukuran perusahaan secara parsial
4) Earnings Bath (X2c) berpengaruh signifikan terhadap
,326 dengan tingkat signifikansi manajemen laba.
0,146 > 0,05, maka hipotesis
5.2. Saran
ditolak. Sehingga dapat disimpul-
kan bahwa earnings bath secara Penelitian lanjutan menjadi suatu
parsial berpengaruh negatif hal penting dalam rangka mendukung
sebesar -0,326 dan tidak perkembangan manajemen laba
signifikan sebesar 0,146 terhadap perusahaan di Indonesia. Berdasarkan
manajemen laba pada perusahaan hasil penelitian yang telah dilakukan ada
manufaktur sub sektor otomotif beberapa saran yang dapat diajukan.
dan komponen yang terdaftar di Saran – saran yang dapat disampaikan
Bursa Efek Indonesia. adalah sebagai berikut :
5) Ukuran Perusahaan (X2d) 1. Bagi perusahaan yang ingin me-
Dari hasil perhitungan uji t lakukan investasi sebaiknya mem-
menggunakan SPSS Versi 23, perhatikan pemenuhan kewajiban
nilai koefisien regresi sebesar jangka panjangnya dengan mening-
0,437 dengan tingkat signifikansi katkan aktiva perusahaan, perusa-
0,049 < 0,05, maka hipotesis haan dalam pertumbuhan penjualan
diterima. Sehingga dapat disim- hendaknya melihat faktor apa saja
pulkan bahwa ukuran perusahaan yang digunakan.
secara parsial berpengaruh positif 2. Bagi peneliti selanjutnya, periode
signifikan terhadap manajemen tahun pengamatan sebaiknya
laba pada perusahaan manufaktur diperpanjang dengan periode atau
sub sektor otomotif dan rentang waktu yang berbeda, serta
komponen yang terdaftar di memilih sampel perusahaan yang
Bursa Efek Indonesia.

146
Mohamad Sutrisno, Inayah Adi sari, & Yanti Puji Astuti: Pengaruh Perencanaan Pajak dan Insentif Non Pajak ....

berbeda untuk mendapatkan hasil meningkatkan akurasi hasil


penelitian yang lebih baik. penelitian yang diperoleh.
3. Menambahkan variabel – variabel 4. Untuk penelitian mengenai
lain seperti beban beban pajak profitabilitas bisa memasukan
tangguhan, penerapapan good variabel manajemen laba, karena
corporate governance dan lain-lain berdasarkan hasil penelitian ini
sehingga dapat meningkatkan manajemen laba menjadi salah satu
kemampuan menjelaskan variabel faktor yang mempengaruhi tingkat
dependen (manajemen laba) dan ekuitas perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, F. d. (2014). Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba Pada


Perusahaan Nonmanufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. MODUS,
Vol. 26, No.1.
Astutik, R. E. (2016). Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Beban Pajak Tangguhan
Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Ilmu dan Riset Ekonomi Vol. 5, No. 3.
Budiman, S. R. (2013). Pengaruh Insentif Pajak dan Insentif Non PajakTerhadap
Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEI Indonesia Tahun 2009-2013). Jurnal Akuntansi.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamijaya, M. (2015). Pengaruh Insentif Pajak dan Insentif Non Pajak Terhadap
Manajemen Laba Saat Terjadi Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Badan Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol.
14, No. 27.
Harnanto. (2013). Perencanaan Pajak. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Mardiasmo.
(2016). Perpajakan . Yogyakarta: Andi.
Munawir. 2016. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta. Liberty
Oktavia, dan Subagyo (2010). Manajemen Laba Atas Respon Perubahan Tarif Pajak
Penghasilan Badan di
Indonesia. SNA 13, Purwokerto 2010.
Philips, John, Morton Pincus dan Sonja Olhoft Rego. Earnings Management : New
Evidence Based on Deferred Tax Expense. The Accounting Review, Vol. 27.
Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sekaran, U. (2011). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
Slamet, A. d. (2012). Respon Perubahan Tarif Pajak Penghasilan, Insentif Pajak dan
Non Insentif Pajak Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Auntansi, Bisnis dan
Manajemen, Vol.1, No.1 . Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV Alfabeta.

147
Permana Vol. X No. I Agustus 2018

Sulistyanto, S. (2014). Manajemen Laba Teori dan Model Empiris. Jakarta: PT


Grasindo.
Sulistyo, Wahyu Adhy Noor. 2010. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
ketepatan penyampaian laporan keuangan pada perusahaan yang listing di BEI
periode 2006-2008. Skripsi. Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Semarang
Tunggal, A. W. (2010). Ikhtisar Teori dan Tanya-Jawab Audit Internal. Jakarta:
Harvarindo.
Widyawanti. (2014). Analisis Pengaruh Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Sesuai UU
No.36 Tahun 2008 Terhadap Praktik Earnings Management Sebagai Motivasi
Penghematan PPh Badan. Skripsi, Unsoed.
Wild, John J., K.R. Subramanyam and Robert F. Hasley. (2004). Financial Statements
Analysis, 8th ed. Boston: Mc. Graw-Hill.
Yenisa, Dewi Utami. 2017. Faktor-Faktor mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan pada perusahaan sub sector bank di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi Dewantara. Vol.1: No.1
www.idx.co.id www.sahamok.co.id

148

You might also like