Professional Documents
Culture Documents
27
Jurnal Skala Husada Volume 12 Nomor 1 April 2015 : 27 - 31
28
Dewi Kusumayanti, GA, NK Wiardani, AA Nanak Antarini (Pola Konsumsi Purin...)
Dari tabel 2 nampak bahwa pada kelompok Dari tabel 4 nampak bahwa separuh kasus
kasus yang memiliki pola konsumsi purin (50.8%) mengkonsumsi bahan makanan
tinggi(e”150 mg/hari) mendekati separuhnya tinggi purin dengan frekuensi sering,
(43.1%), sementara pada kelompok kontrol sementara pada kelompok kontrol, hanya
hanya kurang dari sepertiganya (26.2%). sekitar sepertiganya saja (32.3%). Hal ini
Hal ini berarti bahwa tingkat konsumsi purin berarti bahwa mereka yang mengkonsumsi
yang tinggilebih banyak dijumpai pada bahan makanan tinggi purin dengan frekuensi
mereka yang menderita hiperurisemia sering lebih banyak dijumpai pada mereka
dibanding normal. yang menderita hiperurisemia dibanding
Banyaknya jenis bahan tinggi purin yang dengan yang normal.
dikonsumsi pada kelompok kasus dan Berdasarkan karakteristik sampel, diketahui
kontrol disajikan pada tabel 3. bahwa perempuan ternyata lebih banyak
menderita hiperurisemia. Padahal secara
teoritis, hiperurisemia lebih banyak terjadi
pada laki-laki, karena laki-laki tidak
memiliki hormon estrogen, dan diketahui
estrogen berperan pada sekressi asam urat
melalui urine. Namun penelitian terakhir
menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin
bukanlah t ermasuk faktor risiko
hiperurisemia. Berdasarkan studi cross sec-
tional di Ubud, Hensen dan Raka Putra
2007, mendapat perbedaan risiko
hiperurisemia tidak bermakna berdasarkan
Dari tabel 3 nampak bahwa lebih dari
jenis kelamin (OR=1,63 dengan 95%
separuh kasus (55.4%), ternyata
rentang kepercayaan 0,79 – 3,35)3.
mengkonsumsi banyak jenis bahan makanan
Dilihat dari segi umur diketahui sebagian
tinggi purin, sementara pada kelompok
besar penderitamemiliki kisaran umur 41 –
kontrol, hanya sekitar sepertiganya saja
50 tahun. Berdasarkan hasil penelitiannya,
(36.6%). Hal ini berarti bahwa mereka yang
Talarima, dan kawan-kawan menemukan
mengkonsumsi banyak bahan makanan
prosentase penderita gout tertinggi terjadi
tinggi purin lebih banyak dijumpai pada
pada usia 50 – 59 tahun4. Ini memperkuat
mereka yang menderita hiperurisemia.
bukti bahwa kejadian hiperurisemia mulai
Hasil komparasi frekuensi konsumsi bahan
meningkat di usia pertengahan, karena pada
makanan tinggi purin pselengkapnya
masaini mulai bermunculan berbagai
disajikan pada tabel 4.
gangguan metabolisme yang berkaitan
dengan faktor usia. Faktor ini pula yang
menjelaskan mengapa ketika memasuki usia
pertengahan, wanita memiliki risiko
hiperurisemia sama dengan pria. Karena
pada masa ini wanita mulai memasuki
periode menopause sehingga kadar
estrogen dalam tubuhnyapun juga sudah
menurun.
Pada banyak penelitian, kegemukan selalu
dikaitkan sebagai faktor risiko hiperurisemia
yang signifikan.
29
Jurnal Skala Husada Volume 12 Nomor 1 April 2015 : 27 - 31
Seperti pada hasil penelitian Hensen dan dari protein yang menyusun tubuh makhluk
Raka Putra3; Talarima dan kawan-kawan4; hidup, bahkan sistem metabolisme tubuh kita
Ching Liu dan kawan-kawan5; serta hasil sendiri juga memproduksi purin. Ini
penelitian Manampiring6. Pada penelitian ini mengandung arti semua bahan makanan
juga diperoleh hasil yang bermakna (dengan mengandung purin, sehingga purin tidak
OR=2.32; 95% CI= 1.13 – 4.75). Menurut pernah dapat disingkirkan sama sekali dari
WHO 2002, o besitas memang diet sehari-hari. Hanya saja setiap makanan
meningkatkan risiko hiperurisemia hingga 2 mengandung purin dengan kadar yang
– 3 kali lipat. Kondisi obese ditandai dengan berbeda-beda sehingga pengaruh yang
meningkatnya coenzim A untuk memecah ditimbulkannya pun berbeda-beda juga.
penumpukan asam lemak rantai panjang. Ada klasifikasi makanan berdasarkan tinggi
Peningkatan kinerja coenzimA akan memicu rendahnya kandungan purin. Pengetahuan
aktifitas adenine nucleotid translocator mengenai kandungan purin pada makanan
(ANT) untuk memproduksi adenin ekstra menjadi sangat penting bagi yang akan
sel. Peningkatan kadar adenin ekstra sel menjalani diet rendah purin9.
inilah yang diduga memicu pembentukan Kejadian hiperurisemia tergantung pada
asam urat sebagai hasil akhir metabolisme metabolisme tubuh. Selama metabolisme
asam nukleotida7. tubuh normal, tubuh akan mencari titik
Dalam pembahasan hiperurisemia, diet tinggi keseimbangan antara purin endogen yang
purin sering didakwa sebagai penyebab diproduksi tubuh dan purin eksogen dari
utamanya 8. Hasil penelitian ini juga makanan. Dalam mencari keseimbangan
menampakkan kecenderungan yang sama, tersebut, tubuh akan mengatur ekskresi asam
dimana masing-masing subvariabel yang urat untuk menghindari hiperurisemia10.
diamati baik tingkat konsumsi purin (dengan Asupan tinggi purin belum tentu
OR=2.14; 95% CI= 1.02 – 4.48); Jenis menyebabkan hiperurisemia jika tubuh
bahan makanan tinggi purin yang dikonsumsi mampu memelihara keseimbangan asam
(dengan OR=2.12; 95% CI= 1.05 – 4.28); urat. Namun, jika tidak mampu mengatur
maupun frekuensi konsumsi bahan makanan keseimbangan, maka hiperurisemia dapat
tinggi purin (dengan OR=2.16; 95% CI= terjadi walaupun tidak mengkonsumsi
1.05 – 4.28) memiliki kontribusi signifikan makanan tinggi purin.Itulah sebabnya purin
sebagai pemicu hiperurisemia. Dalam eksogen dari makanan sering disimpulkan
“Physiology and Biochemistry of Uric sebagai faktor mino r penyebab
Acid” yang dipaparkan di wikipedia oleh hiperurisemia. Namun demikian, meski
Hedger MA, dinyatakan bahwa kenaikan perannya tidak dominan, konsumsi purin
asam urat disebabkan tubuh kekurangan tetap perlu mendapat perhatian khususnya
enzim urikinase untuk mengubah asam urat bagi yang peka terhadap purin. Faktanya,
sebagai produk akhir katabolisme banyak penderita hiperurisemia yang
purinmenjadi alatonin yang larut air, sehingga mengalami kenaikan asam urat dan
semua literatur menyatakan adanya kekambuhan setelah mengkonsumsi
hubungan yang erat antara konsumsi purin makanan tinggi purin.Bahkan bagi sebagian
dan hiperurisemia. Namun agar tidak orang yang peka terhadap purin, konsumsi
menimbulkan mispersepsi tentang diet makanan rendah purin pun bisa
rendah purin sebagai upaya pencegahan menyebabkan kekambuhan atau serangan
gout arthritis, perlu ditegaskan disini bahwa, gout. Sejumlah studi telah menemukan kaitan
semua bahan makanan yang kita konsumsi antara kekambuhan gout dan kebiasaan
baik nabati maupun hewani mengandung mengkonsumsi bahan makanan tinggi purin
purin. Purin adalah senyawa amina bagian yang dilakukan penderita hiperurisemia11.
30
Dewi Kusumayanti, GA, NK Wiardani, AA Nanak Antarini (Pola Konsumsi Purin...)
31