You are on page 1of 11

PERAN LATIHAN TANGAN DALAM PENCEGAHAN CARPAL TUNNEL

SYNDROME PADA PEREMPUAN PEKERJA GARMEN

The Role of Hand Exercise in Preventing the Carpal Tunnel Syndrome among Female
Garment Workers

Lusianawaty Tana, Delima l

Abstract. Carpal tunnel syndrome (CTS) is one of the commonest cumulative traumatic disorder caused
by medianus nerve entrapment in carpal tunnel at the wrist. Carpal tunnel syndrome is related to repetitive
biomechanical movement in hand at work. To prevent CTS, workers can do the job conditioning, perform
stretching exercises, and take frequent rest breaks. Objectives: to evaluate the role of hand exercise to the
symptom of CTS among female garment workers. Methods: A quasi-experimental study was conducted at
3 garment factories in Jakarta 2004, in 10 months period. Respondents were female workers aged 17 to 40,
divided into intervention group and control group. The intervention group was trained to do hand exercise,
4 times in 4 months. After training, the respondent should practice it regularly, twice a day, and 3 times a
week in the workplace. The hand exercise practice was evaluated by questionnaire and self control card.
The symptoms of CTS were assessed using The NIOSH (The National Institute for Occupational Safety
and Health) criteria for CTS. Results: Amount of subject 201 workers were in the intervention group and
126 workers were in the control group. After the intervention, the symptom of CTS such as paresthesia and
weakness significantly decreased in the intervention group (p=0,0001 and p=0,01), but the symptom of
CTS such as numbness and pain did not significantly decrease (p>0,05). After the intervention, all of the
CTS symptom did not decrease in control group (p>0,05) .Conclusions: Doing the hand exercise regularly
can prevent the symptoms of CTS. The employer should support their workers to do the hand exercise in
the workplace.

Keywords: hand exercise, carpal tunnel syndrome, female garment worker.

Abstrak. Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah salah satu kelainan akibat trauma berulang yang paling
sering terjadi disebabkan terjebaknya saraf medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan
tangan. Carpal tunnel syndrome berhubungan dengan gerakan biomekanik berulang pada tangan saat
bekerja. Untuk mencegah CTS, pekerja perlu melakukan penyesuaian tugas, latihan peregangan, dan
beristirahat pada jam istirahat.Tujuan penelitian adalah menilai peranan latihan tangan terhadap gejala CTS
pada pekerja garmen perempuan. Metoda penelitian adalah quasi ekperimen yang dilaksanakan pada 3
perusahaan garmen di Jakarta, selama 10 bulan. Ada 2 kelompok penelitian yaitu kelompok intervensi dan
kelompok kontrol, yang tidak sedang menderita CTS berdasarkan kriteria NIOSH (The National Institute
for Occupational Safety and Health). Pada kelompok intervensi diberikan pelatihan tentang latihan tangan
sebanyak 4 kali dalam 4 bulan. Setelah pelatihan, responden diminta melakukan praktek latihan tangan di
tempat kerja secara teratur 2 kali sehari, 3 kali seminggu. Praktek latihan tangan dievaluasi menggunakan
kuesioner dan kartu kontrol diri. Hasil: Responden berjumlah 327 orang (kelompok intervensi 201 orang
dan kelompok kontrol 126 orang). Dibandingkan sebelum intervensi, gejala CTS seperti kesemutan dan
kelemahan pada saat setelah intervensi menurun secara bermakna pada kelompok intervensi (p=0,0001 dan
p=0,01), namum gejala baal dan nyeri didapatkan tidak berbeda (p>0,05). Pada kelompok kontrol tidak
ada penurunan dari semua gejala CTS (p>0,0Kesimpulan: Latihan tangan secara teratur dapat mencegah
terjadinya gejala CTS. Saran: Pimpinan perusahaan sebaiknya mendukung pekerjanya untuk melakukan
latihan tangan di tempat kerja.

Kata Kunci: latihan tangan, carpal tunnel syndrome, perempuan pekerja garmen.

PENDAHULUAN Perkiraan risiko mendapatkan penyakit ini


adalah 10% untuk orang dewasa. Walaupun
Carpal tunnel syndrome (CTS)
jumlah kasus gangguan trauma berulang
merupakan suatu kelainan akibat saraf
(termasuk di dalamnya CTS) tidak dapat
terjebak yang paling sering terjadi dan telah
diperkirakan secara tepat, namun penelitian
dikenal secara luas. (National Institutes of
terhadap pekerja yang melakukan pekerjaan
Neurological Disorders and Stroke, 2002).

I
Penehti Dada Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik
167
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 167 — 177

yang berisiko tinggi pada tangan menimbulkan atropi dan kontraktur otot
memperlihatkan terjadinya peningkatan CTS. tangan. Kepustakaan melaporkan prognosis
(Canadian Centre for Occupational Health CTS akan lebih baik jika diketahui sejak dini,
and safety, 2008). Prevalensi CTS pada sehingga dapat dilakukan tindakan
pekerjaan dengan risiko tinggi pada tangan pencegahan. (National Institutes of
sebesar 5,6%-14,8%. (Fuller DA, 2008; Neurological Disorders and Stroke, 2002;
Harsono WR, 1995). Hasil penelitian Harsono WR, 1995; NIOSH, 2008).
pendahuluan CTS, dari 814 orang yang
Ada banyak cara untuk melakukan
diperiksa, terdeteksi dengan gejala CT5,
pencegahan terjadinya CTS di tempat kerja,
sebesar 20,3% (Tana L dkk, 2005).
salah satunya adalah latihan peregangan
Faktor yang berperan pada CTS tangan dan lebih sering mengistirahatkan
adalah predisposisi kongenital yaitu memiliki tangan saat bekerja.
ukuran terowongan karpal lebih kecil
(NIOSH, 2008; Yanri Z, 2001). Para
dibandingkan orang lain, pernah mengalami
peneliti melaporkan risiko berkembangnya
trauma pada pergelangan tangan yang
CTS dapat dikurangi dengan melakukan
menimbulkan pembengkakan (sprain atau
perubahan tugas dan latihan tangan atau
fraktur), aktivitas berlebihan dari kelenjar
peregangan tangan. Latihan tangan meliputi
pituitari, hipothyroidism, rheumatoid
gerakan-gerakan peregangan pada tangan
arthritis, diabetes mellitus, kelainan
dan pergelangan tangan, yang dilakukan
metabolik lain, masalah mekanik pada sendi
secara teratur. Latihan peregangan tangan
pergelangan tangan, stres kerja, penggunaan
dilakukan dengan cara yang dianjurkan dapat
peralatan tangan yang bergetar, retensi cairan
mencegah terjadinya CTS dalam tahap dini.
pada kehamilan, menopause atau
(Mayo Clinic Embody Health Guide to Self-
berkembangnya kista atau tumor di dalam
Care, 2009; American Society for Surgery of
terowongan, dan jenis kelamin perempuan
the Hand Assh.Org; 1996). Latihan tangan
(Harsono WR, 1995; Tana L dkk, 2005;
tersebut memiliki beberapa keuntungan,
Mayo Clinic Embody Health Guide to Self-
seperti tidak membutuhkan biaya mahal dan
Care, 2009; NIOSH, 2008).
hanya memerlukan waktu 5 menit setiap kali
Berdasarkan data epidemiologi yang latihan, dan mudah diterapkan di tempat
tersedia, terdapat hubungan positif antara kerja.
CTS dan gerak berulang yang tinggi saat
Dengan pertimbangan hal-hal
bekerja atau dalam kombinasi dengan faktor
tersebut di atas, maka penelitian ini
lain. Contohnya kecepatan gerakan tangan,
dilakukan dengan tujuan menilai hubungan
gerakan menggenggam, menjepit, posisi
antara latihan tangan terhadap gejala CTS
tangan yang ekstrim, penekanan langsung
pada perempuan pekerja perusahaan garmen
pada pergelangan tangan secara berulang
di Jakarta.
dalam waktu lama, dan pemakaian alat kerja
yang bergetar. Selain itu cara kerja,
peralatan, prosedur kerja dan lingkungan
BAHAN DAN CARA
kerja juga berkaitan dengan CTS (Mayo
Clinic Embody Health Guide to Self-Care, Penelitian ini merupakan bagian dari
2009; NIOSH, 2008). penelitian penyusunan model penyuluhan
dalam rangka pencegahan CTS pada pekerja
Pekerjaan yang sering berkaitan
beberapa perusahaan garmen di Jakarta.
dengan CTS antara lain adalah pekerjaan
(Tana L, 2004)
perakitan, penjahitan, pengepakan daging,
pengolahan makanan ternak /ikan. (National Rancangan penelitian merupakan
Institutes of Neurological Disorders and suatu quasi eksperimen, pre dan post
Stroke, 2002; Tana L dkk, 2005; NIOSH, intervensi. Perusahaan garmen yang
2008). menjadi lokasi penelitian adalah perusahaan
yang menghasilkan produk pakaian dan
Dampak yang terjadi akibat CTS
berlokasi di Jakarta. Sasaran adalah
adalah gangguan fungsi tangan, dan
perempuan, pekerja yang melakukan gerakan
tergantung dari beratnya kelainan dapat
biomekanik berulang (bagian penjahitan).

168
Peranan latihan tangan dalam...(Lusianawaty & Delima)

Kerangka konsep

Latihan
Umur, pekerjaan, Tangan
Lama kerja, jenis kelamin

Pekerja Keluhan 01 Keluhan


garmen tangan tangan

Pekerja garmen melakukan pekerjaan usia 17-40 tahun, lama kerja 1-6 tahun,
setiap hari, memerlukan gerakan berulang pekerjaan menjahit pakaian, dan bersedia
yaitu gerakan fleksi dan ekstensi pada berpartisipasi pada penelitian sampai selesai
pergelangan tangan, yang dapat dengan menandatangani informed consent.
menyebabkan tertekannya saraf medianus Kriteria eksklusi adalah riwayat trauma pada
pada terowongan karpal di pergelangan pergelangan tangan dan atau tangan, riwayat
tangan, yang menimbulkan keluhan nyeri, penyakit sendi atau penyakit bawaan pada
kesemutan, baal, dan kelemahan otot tangan. pergelangan tangan dan atau tangan, riwayat
Dalam jangka waktu tertentu, latihan tangan penyakit endokrin, hobby yang berhubungan
yang teratur setiap hari sebelum bekerja dengan tekanan biomekanik berulang,
diharapkan dapat mengurangi keluhan pada menderita CTS pada pemeriksaan awal,
tangan. pindah ke bagian bukan penjahitan, dan
hamil. Selain itu, khusus untuk kelompok
intervensi ditambahkan kriteria eksklusi
Sampel penelitian adalah yang tidak melakukan latihan tangan
secara teratur. Penentuan kelompok
Sampel berdasarkan daftar nama
intervensi dan kelompok kontrol dilakukan
pekerja (perempuan, berusia 17-40 tahun,
secara random, dengan mengundi 3
dan bekerja sebagai penjahit) pada 3
perusahaan yang berbeda, dan akan
perusahaan berbeda. Pertimbangan
didapatkan 2 kelompok dari 2 perusahaan
dilakukan penelitian pada perempuan adalah
berbeda sebagai kelompok intervensi dan 1
karena lebih dari 90 % pekerja di bagian
kelompok dari perusahaan lainnya sebagai
penjahitan adalah perempuan. Sampel
kontrol. Variabel terikat adalah keluhan
ditentukan secara random. Randomisasi
tangan dan variabel bebas adalah latihan
dilakukan berdasarkan simple random
tangan.
sampling. Kriteria inklusi adalah perempuan,
Besar sampel ditetapkan dengan rumus:

n= { Z 1 _,„p 4Po (1-Po) + (1-Pa)}2


(Pa-Po)`
Keterangan :
n = Besar sample
Po = Proporsi praktek yang baik terhadap gerak biomekanik berulang sebelum intervensi
= 22 %. (Tana L, 2004).
Pa = Proporsi praktek yang baik terhadap gerak biomekanik berulang setelah intervensi =
22 % ± 12 %
Pa - Po = 12 % adalah perbedaan peningkatan yang ditentukan oleh peneliti.
a = 5 % Kekuatard3 = 80 % drop out = 10 % loss to follow up = 10 %
n = 123 orang/ kelompok.

169
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 167 —177

Kelompok intervensi dilakukan Evaluasi dilakukan dengan menilai


intervensi berupa latihan tangan, sedangkan kartu kontrol diri dan gerakan latihan tangan.
pada kelompok kontrol tidak dilakukan
Kartu kontrol diisi oleh setiap
intervensi.
responden pada setiap minggu ke 4 setiap
Data dikumpulkan dengan bulan selama 4 bulan, berisi pertanyaan
wawancara dan pemeriksaan tangan. apakah dalam 7 hari yang lalu responden
Wawancara dilakukan oleh 4 orang peneliti melakukan latihan tangan secara teratur 3
dengan menggunakan kuesioner, sedangkan kali seminggu. Evaluasi gerakan latihan
pemeriksaan tangan dilakukan oleh 2 orang tangan dinilai dengan meminta setiap
dokter umum yang telah dilakukan responden memperagakan gerakan latihan
persamaan persepsi mengenai CTS. CTS tangan.
ditentukan berdasarkan kriteria National Data dianalisis dengan menggunakan
Institute of Safety and Health (NIOSH) yaitu program Epi Info 6. Analisis dilakukan
pada anamnesis didapatkan keluhan rasa secara deskriptif, tabulasi silang. Uji statistik
sakit, baal atau kesemutan pada daerah ibu
yang digunakan adalah Chi square test dan
jari, telunjuk, jari tengah dan sebagian jari
Fisher's exact test. Untuk pre dan post
manis yang digambarkan pada diagram
dianalisis dengan uji nonparametric two
tangan. Pada pemeriksaan fisik diperoleh
related sampel, Mc Nemar test. Batas
hasil Tinel's test positif atau Phalen's test
kemaknaan ditentukan p<0,05.
positif.
Persetujuan etik penelitian diperoleh
Keluhan kesemutan, rasa sakit, baal,
dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan
kelemahan, dan lainnya pada tangan dicatat
Badan Litbang Kemenkes RI. Pada akhir
pada awal dan akhir penelitian.
penelitian, kepada responden yang berasal
Intervensi yang diberikan adalah dari kelompok kontrol diberikan buku
latihan tangan yang didahului oleh tentang latihan tangan.
penyuluhan mengenai CTS dan gerakan
biomekanik berulang serta pencegahannya
melalui latihan tangan. Latihan tangan yang HASIL
dilatih merupakan gerakan peregangan Penelitian dilaksanakan sesuai
tangan dan pergelangan tangan, sesuai dengan rencana penelitian, yaitu responden
dengan urutan-urutan gerakan yang benar. terpilih secara simple random sampling dari
Latihan tangan yang baik adalah pada pagi daftar nama pekerja garmen perempuan yang
hari saat akan bekerja dan pada saat setelah dari
memenuhi kriteria penelitian
istirahat, dilakukan secara teratur 3 kali perusahaan garmen yang berbeda. Penentuan
seminggu. (American Society for Surgery of kelompok sebagai kelompok intervensi dan
the Hand Assh.Org, 1996). kontrol dilakukan dengan mengundi
Pada saat latihan tangan dipandu perusahaan.
oleh seorang pelatih, dan diiringi lagu. Jumlah responden yang memenuhi
Pelatihan mengenai latihan tangan dilakukan
kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian
sebanyak 4 kali dengan jarak waktu 1 bulan. sebanyak 327 orang. Kelompok intervensi
Lama latihan selama 5 menit. Agar tidak sebanyak 201 orang dan kelompok kontrol
mengganggu jalannya produksi perusahaan,
sebanyak 126 orang.
maka latihan tangan dilakukan pada
kelompok kecil antara 20-25 orang
responden, dan dipandu oleh peneliti. Setiap 1. Kesetaraan kedua kelompok penelitian
kelompok kecil responden (20-25) orang
datang secara bergiliran ke ruang pelatihan. Kesetaraan kedua kelompok
penelitian disajikan dalam kesetaraan
Selanjutnya responden diminta berdasarkan karakteristik individu dan
melakukan praktek latihan tangan minimal 3 pekerjaan dan kesetaraan jenis keluhan pada
kali seminggu, 2 kali sehari yaitu pada pagi tangan.
hari sebelum bekerja dan pada saat setelah
istirahat siang.

170
Peranan latihan tangan dalam...(Lusianawaty & Delima)

a. Karakteristik responden dan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 1.


sebelum intervensi pada kelompok penelitian

Tabel 1. Kesetaraan Kedua Kelompok Penelitian Berdasarkan Karakteristik Individu dan


Pekerjaan
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah
Karakteristik
Orang(%) Orang(%) p
Umur (tahun)
17-29 137 (68,2) 83(65,9) 220 0,67
30-40 64(31,8) 43(34,1) 107
Pendidikan (tahun)
<9 65 (32,3) 53 (42,1) 118 0,07
>9 136(67,7) 73(57,9) 209
Masa kerja(tahun)
1-2 31(15,4) 107(84,9) 138 0,0001
>2 170(84,6) 19(15,1) 189
Lembur(x/minggu)
>3 73(36,3) 32(25,4) 105 0,04
<3 128(63,7) 94(74,6) 222
Total 201 (100) 126(100) 327
Uji statistik: Chi square test

Responden pada kedua kelompok Sebagian besar responden pada


penelitian tidak ada perbedaan berdasarkan kelompok intervensi dengan masa kerja lebih
umur dan pendidikan. Sebagian responden dari 2 tahun sedangkan pada kelompok
pada kedua kelompok penelitian berumur kontrol sebagian besar dengan masa kerja 1-2
kurang dari 30 tahun, sebagian besar tahun. Kelompok intervensi lebih banyak
berpendidikan lebih dan 9 tahun, dan yang bekerja lembur lebih 3 kali seminggu
sebagian besar dengan waktu lembur 3 kali dibandingkan dengan kelompok kontrol.
seminggu atau kurang dan 3 kali/minggu.
Responden pada kedua kelompok b. Kesetaraan jenis keluhan pada kedua
penelitian berbeda dalam hal masa kerja dan kelompok penelitian sebelum intervensi
waktu lembur. dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jenis Keluhan Tangan Sebelum Intervensi


Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah
Keluhan orang(%) p
orang(%)
Kesemutan
Ya 43(21,4) 15(11,9) 58 0.03
Tidak 158(78,6) 111(88,1) 269
Nyeri
Ya 15(7,5) 0 (0) 15 0,001 -
Tidak 186(92,5) 126 (100) 312
Baal
Ya 9(4,5) 2(1,6) 11 0.21*
Tidak 192(95,5) 124(98,4) 316
Lemah
Ya 13(6,5) 1(0,8) 14 0.01"
Tidak 188(93,5) 125(99,2) 313
Lainnya
Ya 6(3,0) 5(4,0) 11 0.76
Tidak 195(97,0) 121(96,0) 316

171
Jumal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 167 - 177

Lanjutan Tabel 2. Jenis Keluhan Tangan Sebelum Intervensi


Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah
Keluhan n p
orang(%) orang(%)
Keluhan tangan**
Ya 61(30,3) 21(16,7) 82 0,005
Tidak 140(69,7) 105(83,3) 245
Total 201(100) 126(100) 327
Uji statistik: Chi square test dan *Fisher's exact test
** Keluhan tangan=kesemutan/nyeri/baal/lemah/lainnya.

Sebelum intervensi, responden pada berdasarkan jenis keluhan baal dan keluhan
kedua kelompok penelitian berbeda lainnya pada tangan.
berdasarkan jenis keluhan kesemutan, nyeri,
rasa lemah pada tangan, dan keluhan pada
tangan (kesemutan/nyeri/baal/lemah/ 2. Hubungan antara jenis keluhan tangan
lainnya). Keluhan kesemutan, nyeri, rasa sebelum dan setelah intervensi
lemah, dan keluhan tangan lebih banyak pada a. Hubungan antara jenis keluhan tangan
kelompok intervensi dibandingkan sebelum dan sesudah intervensi pada
kelompok kontrol. kelompok intervensi disajikan pada Tabel 3.
Sebelum intervensi, responden pada
kedua kelompok penelitian tidak berbeda

Tabel 3. Hubungan antara Keluhan Tangan Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Kelompok
Intervensi (n=201)
Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
Keluhan orang(%) orang (%)
Kesemutan
Ya 43(21,4) 14(7,0) 0,0001
Tidak 158(78,6) 187(93,0)
Nyeri
Ya 15(7,5) 7(3,5) 0,12
Tidak 186(92,5) 194(96,5)
Baal
Ya 9(4,5) 6(3,0) 0,58
Tidak 192(95,5) 195(97,0)
Lemah
Ya 13(6,5) 3(1,5) 0,01
Tidak 188(93,5) 198(98,5)
Lainnya
Ya 6(3,0) 1(0,5) 0,13
Tidak 195(97,0) 200(99,5)
Keluhan tangan*
Ya 61(30,3) 19(9,5) 0,0001
Tidak 140(69,7) 182(90,5)
Uji statistik: Mc Nemar Test
* Keluhan tangan=kesemutan/nyeri/baal/lemah/lainnya.

Pada Tabel 3 disajikan hasil bahwa pada tangan setelah intervensi lebih sedikit
responden pada kelompok intervensi dengan dibandingkan sebelum intervensi.
keluhan kesemutan, kelemahan, dan keluhan Responden dengan keluhan nyeri,
pada tangan berbeda bermakna setelah baal, lainnya tidak berbeda bermakna setelah
intervensi dibandingkan sebelum intervensi. intervensi dibandingkan sebelum intervensi.
Keluhan kesemutan, kelemahan, dan keluhan
172
Peranan latihan tangan dalam...(Lusianawaty & Delima)

b. Hubungan jenis keluhan tangan pada kelompok kontrol


pemeriksaan awal dan akhir penelitian pada

Tabel 4. Hubungan Jenis Keluhan Tangan pada Pemeriksaan Awal dan Akhir pada Kelompok
Kontrol (n=126)
Keluhan Awal Akhir
orang(%) orang(%) p
Kesemutan
Ya 15(11,9) 22(17,5) 0,23
Tidak 111(88,1) 104(82,5)
Nyeri
Ya 0 (0) 3(2,4) 0,25
Tidak 126 (100) 123(97,6)
Baal
Ya 2(1,6) 2(1,6) 1
Tidak 124(98,4) 124(98,4)
Lemah
Ya 1(0,8) 1(0,8) 1
Tidak 125(99,2) 125(99,2)
Lainnya
Ya 5(4,0) 7(5,6) 0,77
Tidak 121(96,0) 119(94,4)
*Keluhan tangan
Ya 21(16,7) 27(21,4) 0,38
Tidak 105(83,3) 99(78,6)
Uji statistik: Mc Nemar Test
* Keluhan tangan=kesemutan/nyeri/baalilemah/lainnya.

Pada Tabel 4 disajikan hasil, Sebelum intervensi, kedua kelompok


responden pada kelompok kontrol dengan penelitian tidak berbeda dalam hal umur,
semua keluhan baik kesemutan, nyeri, baal, pendidikan, dan jenis kelamin, namun
kelemahan, lainnya, dan keluhan tangan berbeda dalam hal masa kerja dan lembur.
secara keseluruhan tidak berbeda pada awal
dan akhir penelitian. Responden pada penelitian ini
berusia antara 17-40 tahun, dengan usia yang
relatif muda diharapkan responden
PEMBAHASAN mempunyai kemampuan yang hampir sama
dalam menerima informasi baru. Selain itu
Kesetaraan kedua kelompok dengan jenjang pendidikan yang tidak
penelitian diperlukan agar hasil yang berbeda, diharapkan responden memiliki
diperoleh setelah intervensi tidak kemampuan dasar membaca dan menulis,
dikarenakan adanya perbedaan karakteristik sehingga dapat mengerti dan memahami
individu dan pekerjaan sejak awal. Untuk pesan terkait dengan carpal tunnel syndrome
menghindari terpaparnya kelompok kontrol yang disampaikan baik secara lisan maupun
dengan kelompok intervensi maka kedua tulisan baik dari media maupun dari sumber
kelompok berasal dari perusahaan yang lainnya. Hal tersebut didukung oleh
berbeda. kepustakaan, yang mengemukakan bahwa
Kesetaraan antara kelompok telah kesadaran terhadap kemungkinan mudah
dipertimbangkan sejak awal penelitian, yaitu terserang suatu penyakit/kelainan
dengan jalan menetapkan kriteria inklusi dipengaruhi oleh faktor pengubah (umur,
yang terdiri dari faktor yang mempunyai jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi dan
berdampak pada CTS (umur, lama kerja, dan pengetahuan). Selain itu kepustakaan
jenis kelamin). menyatakan bahwa pendidikan merupakan

173
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012 : 167 — 177

suatu proses yang mempengaruhi perilaku. didapatkan perbedaan pada masa kerja di
(Kerozy RE, cited 2009). antara responden, namun semua responden
mempunyai masa kerja 6 tahun ke. bawah.
Apabila ditinjau kaitan umur dan
carpal tunnel syndrome, mais pada Sebelum intervensi didapatkan
penelitian ini dipilih responden dengan umur keluhan kesemutan, nyeri, baal, kelemahan,
40 tahun ke bawah dengan tujuan untuk dan keluhan lain pada tangan pada kedua
menghindari kelainan degeneratif yang kelompok penelitian. Responden mempunyai
kemungkinan lebih banyak terjadi pada usia keluhan tersebut tetap masuk sebagai sampel
tua. penelitian sepanjang tidak positif hasil
pemeriksaan Tinnel test atau dan Phalen test
Responden pada kedua kelompok
untuk CTS. Pada responden kelompok
penelitian berbeda dalam hal lamanya masa
intervensi berbeda berdasarkan keluhan pada
kerja. Walaupun pada awal penelitian telah
tangan dibandingkan dengan kelompok
ditetapkan kriteria inklusi mengenai masa
kontrol. Keluhan kesemutan, nyeri,
kerja antara 1-6 tahun, namun apabila masa
kelemahan, dan keluhan tangan secara
kerja dikelompokkan menjadi 2 kelompok
keseluruhan lebih tinggi dibandingkan
yaitu 1-2 tahun dan lebih dari 2 tahun, maka
dengan kelompok kontrol. Hal ini dapat
setelah dilakukan uji statistik didapatkan ada
diterangkan pada kelompok intervensi
perbedaan masa kerja. Responden pada
memang masa kerja lebih lama dibandingkan
kelompok intervensi lebih banyak dengan
dengan kelompok kontrol.
masa kerja lebih dari 2 tahun dibandingkan
dengan responden kelompok kontrol. Setelah intervensi pada kelompok
Perbedaan tersebut tidak dapat dihindarkan, intervensi 201 orang melakukan latihan
karena setiap kelompok berasal dari tangan. Kepustakaan mengemukakan bahwa
perusahaan yang berbeda, dengan kesadaran seseorang akan kemungkinan
managemen berbeda dalam menentukan mudah terserang suatu penyakit, dipengaruhi
kebijakan perusahaan dan pekerjanya. oleh berbagai faktor pengubah antara lain
Perbedaan kebijakan dalam hal lembur yang umur, kepribadian, keadaan sosial ekonomi
disesuaikan dengan target produksi masing- dan pengetahuan. Pengaruh faktor pengubah
masing perusahaan. Masa kerja dan menimbulkan kesadaran ancaman suatu
banyaknya lembur yang berbeda merupakan penyakit, juga dipengaruhi oleh adanya
suatu hal yang tidak dapat dihindari pada petunjuk dan penyuluhan, gejala dan
saat awal, karena pada kelompok intervensi informasi dari media, yang kemungkinan
berasal dari perusahaan yang relatif lebih akan merubah perilaku. (Glanz K, Rimer BK,
lama beroperasi dibandingkan perusahaan Lewis FM, 2002).
kelompok kontrol.
Notoatmodjo (1997) mengemukakan
Dalam hubungannya masa kerja bahwa para ahli mengacu pada Bloom, dalam
dengan kelainan pada tangan seperti CTS, penelitiannya menyimpulkan bahwa untuk
menurut kepustakaan dengan masa kerja mencapai keadaan sehat (tidak menderita
yang lebih lama, maka kemungkinan kelainan termasuk carpal tunnel syndrome)
terjadinya CTS lebih tinggi. dipengaruhi beberapa hal di antaranya adalah
lingkungan, perilaku, dan pelayanan
(Tana L, 2004). Namun hal tersebut
telah diantisipasi pada penelitian ini yaitu kesehatan. Green L in Muhammad Ali (2003)
mengemukakan bahwa perilaku dipengaruhi
sejak awal responden telah dipilih
berdasarkan kriteria inklusi yaitu tidak oleh faktor predisposisi, faktor yang
mendukung dan faktor yang memperkuat,
menderita CTS berdasarkan kriteria NIOSH.
sehingga upaya intervensi perilaku untuk
Kepustakaan melaporkan bahwa pendidikan kesehatan harus diarahkan kepada
kesadaran/pendapat seseorang tentang faktor tersebut.
kemungkinan mudah terserang suatu
kelainan/penyakit, dipengaruhi oleh faktor Glanz K, Rimer BK, Lewis FM
(2002), mengemukakan dalam konsep Health
pengubah, yang di antaranya adalah status
Belief Model bahwa konsep kesadaran yaitu
ekonomi. (Glanz K, Rimer BK, Lewis FM,
kesadaran terhadap kemungkinan terkena
2002). Pada penelitian ini, walaupun
suatu kelainan, kesadaran akan parahnya

174
Peranan latihan tangan dalam...(Lusianawaty & Delima)

kelainan, kesadaran keuntungan dalam biomekanik berulang pada tangan. CTS


melakukan tindakan pencegahan, kesadaran terjadi setelah bekerja secara terus menerus
hambatan melakukan tindakan pencegahan, dengan gerakan biomekanik berulang dalam
petunjuk untuk melakukan pencegahan, dan jangka waktu lama. Tanda-tanda CTS berupa
keefektifan suatu tindakan. adanya keluhan pada tangan dan pergelangan
tangan, berupa kesemutan, nyeri, baal, dan
Kepustakaan melaporkan bahwa
kelemahan. (National Institutes of
peningkatan perilaku melalui penyuluhan,
Neurological Disorders and Stroke, 2002).
tidak secara langsung dapat dilihat, karena
untuk merubah perilaku dibutuhkan beberapa Kepustakaan melaporkan bahwa
tahap yaitu tahap mengetahui, tahap latihan tangan yang dilakukan berdasarkan
berminat, tahap penilaian, tahap mencoba, gerakan-gerakan yang ditentukan, dilakukan
dan tahap integrasi. Berbagai faktor juga secara teratur, pada pagi hari sebelum bekerja
kemungkinan berpengaruh yaitu faktor dan pada saat setelah istirahat siang, minimal
penyuluh, materi yang diberikan, media 3 kali seminggu, dapat mencegah terjadinya
penyuluhan serta sasaran yang disuluh. CTS tahap dini. (American Society for
(Notoatmodjo S, 1997; Green L cited in Surgery of the Hand Assh.Org, 1996).
Muhammad Ali, 2003). Hasil penelitian ini memperlihatkan
Pada penelitian ini walaupun telah bahwa latihan tangan dapat menurunkan
dilakukan intervensi berupa latihan pada keluhan pada tangan, seperti keluhan
kelompok intervensi sesuai dengan dosis kesemutan, rasa lemah dan keluhan tangan
yang direncanakan, responden kelompok secara keseluruhan, sedangkan keluhan nyeri,
intervensi diminta untuk melaksanakan baal, dan lainnya tidak menurun. Adanya
latihan setiap hari. Namun pada penelitian ini beberapa keluhan yang tidak menurun setelah
hanya 81% dan kelompok intervensi intervensi, hal ini dapat diterangkan sebagai
melakukan latihan tangan setiap hari. Walau berikut yaitu latihan sebaiknya dilakukan
telah diusahakan melakukan latihan tangan secara teratur dan berkesinambungan. Waktu
yang didahului dengan penyuluhan mengenai intervensi selama 4 bulan kemungkinan
CTS dan pencegahannya, namun tidak belum maksimal dapat mencegah keluhan-
semua responden melakukan latihan tangan keluhan pada tangan. Hal ini menjadi
sesuai dengan yang dianjurkan. Adanya keterbatasan penelitian ini yang hanya dapat
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dilakukan dalam waktu terbatas.
perubahan praktek seseorang seperti yang Namun sesuai dengan kepustakaan
dikemukakan oleh para ahli tersebut di atas, menyatakan bahwa untuk merubah perilaku
kemungkinan mempengaruhi hasil latihan agar menetap memerlukan waktu yang lama,
tangan dan merupakan keterbatasan pada maka agar praktek latihan tangan dapat
penelitian ini. menetap, maka diperlukan penyuluhan dan
Pada penelitian ini pada kelompok latihan berulang kali. Pada penelitian ini
intervensi, keluhan kesemutan, kelemahan diusahakan pelatihan latihan tangan
tangan dan keluhan pada tangan secara sebanyak 4 kali dalam jarak waktu 1 bulan,
keseluruhan sesudah intervensi berbeda pada waktu 1 bulan di antara pelatihan,
dibandingkan dengan keluhan yang sama responden diminta untuk mempraktekannya
sebelum intervensi. Sedangkan pada pada waktu bekerja 3 kali seminggu. Latihan
kelompok kontrol tidak didapatkan tangan dua kali sehari pada pagi hari sebelum
perbedaan pada semua keluhan yang ada bekerja dan pada siang hari setelah jam
pada awal dan akhir penelitian. istirahat. Cara latihan tersebut sesuai dengan
kepustakaan yang melaporkan bahwa latihan
Hal ini dapat diterangkan sebagai
tangan lebih banyak berhasil pada pasien
berikut; para peneliti melaporkan, terjadinya dengan gejala CTS yang ringan dan untuk
CTS adalah akibat terjebaknya saraf
pencegahan terjadinya CTS. (American
medianus di dalam terowongan carpal. Society for Surgery of the Hand Assh.Org,
Kelainan ini merupakan kelainan yang sering 1996).
terjadi di antara kelainan musculoskeletal
lainnya. CTS terjadi akibat rangsangan kronis Pada penelitian ini tidak melibatkan
yang berlangsung lama antara lain gerakan responden dengan gejala CTS, karena latihan

175
Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11 No 2, Juni 2012: 167 — 177

tangan yang diberikan tidak kelemahan pada tangan berkurang secara


direkornendasikan pada pasien dengan gejala bermakna dibandingkan dengan sebelum
CTS yang berat. Latihan tangan dilakukan intervensi. Setelah intervensi, keluhan tangan
pada saat sebelum bekerja sebagai secara keseluruhan berkurang secara
pemanasan agar tidak cedera, dan sebaiknya bermakna dibandingkan sebelum intervensi.
dilakukan secara teratur agar memberikan
Pada kelompok kontrol tanpa
manfaat. (American Society for Surgery of
intervensi, pada akhir penelitian didapatkan
the Hand Assh.Org, 1996)
keluhan tangan (kesemutan, baal, nyeri,
Pada penelitian ini, salah satu kelemahan, dan keluhan lainnya) pada tangan
penilaian praktek latihan tangan adalah tidak berbeda dibandingkan awal penelitian.
keteraturan melakukan latihan tangan.
Latihan tangan yang teratur
Namun dalam hal melakukan praktek
berhubungan dengan menurunnya
latihan tangan, tidak terlepas dari beberapa
gejala/keluhan dini CTS pada pekerja
faktor lain. Faktor tersebut adalah faktor
garmen. Latihan tangan yang teratur dapat
komitmen dari pihak perusahaan, yang
menurunkan keluhan kesemutan, kelemahan,
memberikan izin bagi para responden untuk
dan keluhan pada tangan secara keseluruhan
melakukan latihan tangan selama 5 menit
pada perempuan pekerja garmen secara
sebelum bekerja dan setelah istirahat siang.
bermakna.
Faktor keterlibatan dan keaktifan pihak
perusahaan pada saat penelitian juga
mempunyai dampak terlaksananya latihan
Saran
tangan. Adanya keterlibatan pihak
perusahaan dapat mengakibatkan responden Latihan tangan pada pekerja garmen
merasa diawasi dan ada rasa takut kalau tidak dapat digunakan untuk mengurangi keluhan
melakukan hal yang dianjurkan. dini pada tangan terkait dengan Carpal tunnel
syndrome.
Hal tersebut di atas sesuai dengan
kepustakaan yang menjelaskan bahwa Pekerja garmen yang bekerja di
perilaku itu dilatar belakangi atau bagian penjahitan diharapkan tetap
dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yakni: melanjutkan latihan tangan secara teratur,
faktor-faktor predisposisi (predisposing pada pagi sebelum bekerja dan setelah
factors), faktor—faktor yang mendukung istirahat siang, dalam upaya untuk mencegah
(enabling factors) dan faktor-faktor yang terjadinya dampak gerakan berulang pada
memperkuat atau mendorong (reinforcing tangan dan pergelangan tangan. Pihak
factors). Perilaku seseorang berhubungan perusahaan diharapkan bersedia memberi
dengan beberapa hal, yang salah satunya kesempatan dan memfasilitasi latihan tangan
adalah adanya orang penting sebagai di tempat kerja.
referensi yang akan mempengaruhi (guru,
kepala desa) dan waktu. (Green L cited in
Muhammad Ali, 2003). UCAPAN TERIMA KASIH
Hal tersebut merupakan keterbatasan Atas bantuan berbagai pihak selama
dalam penelitian ini, karena tidak semua penelitian, kami mengucapkan terima kasih
responden yang dilatih mau melakukan khususnya kepada Joedo Prihartono dr,
latihan tangan dengan berbagai alasan. Selain MPH dan Dr. Angela Tulaar dr, SpRM
itu praktek latihan tangan memerlukan masing-masing sebagai konsultan pada
jangka waktu yang lebih panjang untuk penelitian ini, serta kepada ketiga pimpinan
memberikan hasil suatu pencegahan. perusahaan garmen atas kerjasamanya
sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

KESIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan
American Society for Surgery of the Hand Assh.Org.
Pada kelompok intervensi, setelah 1996. Carpal Tunnel Syndrome Exercises,
intervensi didapatkan keluhan kesemutan dan viewed 12 February 2004,
<Http://www.orthohelp.corn/exercts.htm>

176
Peranan latihan tangan dalam...(Lusianawaty & Delima)

Canadian Centre for Occupational Health and safety. Mayo Clinic Embody Health Guide to Self-Care. Carpal
Carpal Tunnel Syndrome, viewed 10 tunnel syndrome, viewed 10 December 2008.
December 2008, <http://www.mayoclinic.com/health/carpal-
httn://www.ccohs.ca/oshanswers/diseases/car tunnel-syndrome/DS00326.>
pal.html> National Institute of Occupational Safety and Health
Fuller DA. 2008. Carpal Tunnel Syndrome. University (NIOSH). Hand/Wrist Musculoskeletal
of Medicine and Dentistry of New Jersey, Disorders (Carpal Tunnel Syndrome,
Cooper University Hospital, viewed 10 Hand/Wrist Tendinitis, and Hand-Arm
December 2008. Vibration Syndrome): Evidence for Work-
<http://emedicine.medscape.com/article/1243 Relatedness. Musculoskeletal Disorders and
192-overview> Workplace Factors. NIOSH Publication No.
Glanz K, Rimer BK, Lewis FM. 2002. Health Behavior 97-141, viewed 10 December 2008. <
and Health Education. Theory, Research and http://www.cdc.gov/niosh/docs/97-
Practice. San Fransisco: Wiley & Sons, 141/default.html.>
viewed 10 December 2008. National Institutes of Neurological Disorders and
<http://www.tcw.utwente.nl/theorieenoverzic Stroke. 2002. National Institute of Health.
ht/Theory%20clusters/Health%20Communic Carpal Tunnel Syndrome Fact Sheet, viewed
ation/Health_Belief Model.doc> 10 December 2008.
Green L. In Muhammad Ali. 2003. Pengetahuan, <http://www.ninds.nih.zov/disorders/carpal t
Sikap, dan Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak unnel/detail carpal tunnel.htm>
bekerja tentang imunisasi. [thesis]. Fakultas Notoatmodjo S. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat:
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Prinsip-Prinsip Dasar. PT Rineka Cipta.
USU Digital library. Medan, viewed 10 Jakarta. h.95-133.
December 2008. Tana L, Halim S, Delima, Riyadina W. 2004. Carpal
Harsono WR. 1995. Carpal Tunnel Syndrome at Tunnel Syndrome pada Pekerja Garmen di
Workers Who Were Exposed by Repeated Jakarta. Buletin Penelitian Kesehatan.
Biowechanical Pressures at Hand and Wrist Jakarta. vol 32 (2).73-82.
in Tire Industry RSIN Company. [Thesis]. Tana L. 2004. Penyusunan Model Penyuluhan dalam
Jakarta: Universitas Indonesia. Upaya Pencegahan Terjadinya Carpal
Kerozy RE. Community health promotion:Assessment Tunnel Syndrome pada Tenaga Kerja
and intervention, viewed 10 December 2008. Beberapa Perusahaan garmen di Jakarta
<http://books.goozle.co.id/books?id=OPtuN1 (Tahap II). [Laporan penelitian]. Jakarta:
rK85cC&nz=PA3O&Ipg=PA30&dq=health+ Badan Penelitian dan Pengembangan
belief+model&source=bl&ots=qLvvkUZpSc Kesehatan Depkes RI.
&sig=GDqy9Pw5dEYV413Z3Duunj hAZY Yanri Z. 2001. Evaluasi Pelaksanaan Pemeriksaan
&h1=id&sa=X&oi=book result&resnum=6& Kesehatan Tenaga Kerja di Indonesia.
ct=result#PPA133, M 1.> Seminar Nasional Surveilans Kesehatan
Pekerja. Jakarta.

177

You might also like